PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG BIDANG PENGAIRAN Jalan Banteng No. 01 Ende – Flores Flores - NTT (0381) 21040
SYARAT-SYARAT TEKNIS Program
: 1. Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya 2. Pengendalian Banjir
Kegiatan
: 1. Peningkatan Jaringan Irigasi 2. Rehabilitasi/Pemeliharaan Bantaran dan Tanggul Sungai
Pekerjaan
: 1. Rehab Bendung 2. Bendung 3. Saluran Pasangan dan Bangunan Pelengkap Lainnya. 4. Normalisasi dan Bronjongnisasi
Dana
: 1. DAK_Penugasan 2. DAU
Lokasi
:
1. D.I Ranga
Kec. Detusoko
: DAK_Penugasan
2. D.I Wolomage
Kec. Detusoko
: DAK_Penugasan
3. D.I Lokalande
Kec. Kotabaru
: DAK_Penugasan
4. D.I Ratebobi
Kec. Kotabaru
: DAK_Penugasan
5. D.I Marambemba I & II
Kec. Nangapanda
: DAK_Penugasan
6. D.I Aeraa
Kec. Wolojita
: DAK_Penugasan
7. D.I Watumere
Kec. Ndona
: DAK_Penugasan
8. D.I Lowombangga
Kec. Wewaria
: DAK_Penugasan
9. D.I Sokonggonde
Kec. Maurole
: DAK_Penugasan
10. D.I Lowoone/Kanganara
Kec. Detukeli
: DAK_Penugasan
11. Lowometi_Desa Loboniki
Kec. Kotabaru
: DAU
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT TEKNIS
PASAL 1 PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Kantor Lapangan (Direksi Keet) :
Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor diwajibkan menyediakan bangunan sementara untuk Kantor Lapangan (Direksi Keet), di dalam halaman lokasi kegiatan. Bangunan tersebut terdiri dari 2 (dua) buah ruangan masing - masing untuk : -
Direksi Lapangan, Chif inspektor ataupun Site Enginner, Inspector dan Pengawas lapangan serta pelaksanan dari kontraktor tersebut.
-
Gudang penyimpanan bahan dan alat - alat. Selain itu Kontraktor diwajibkan untuk membuat WC darurat yang cukup memenuhi syarat kesehatan, dilengkapi dengan fasilitas air bersih untuk bilas guna kebutuhan personalia yang bekerja di lokasi kegiatan tersebut.
Jika Kantor Lapangan tidak ada, minimal basecamp ataupun sewa rumah.
1.2 Pengukuran dan Pematokan
Ukuran-ukuran patok dan ukuran tinggi telah di tetapkan dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail. Ukuran-ukuran dalam gambar tersebut adalah ukuran setelah pekerjaan selesai dikerjakan.
Peil ketinggian lantai ( 0,00) diambil sesuai dengan ketetapan dalam gambar rencana. Penentuan peil ini akan dilakukan oleh Pemilik Pekerjaan, Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis Pekerjaan bersama-sama dengan kontraktor.
Penentuan titik-titik ketinggian dilakukan dengan selang air ukuran 1/4" atau dengan alat ukur Theodolit, sedangkan untuk sudut siku-siku dilakukan dengan benang secara azas segitiga Pythagoras dan atas arahan pihak Direksi Pekerjaan
Kontraktor harus menyiapkan personil tenaga ahlinya sesuai SKT yang telah ditentukan dalam Dokumen Penawarannya guna memperlancar pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Perbedaan antara gambar kerja yang ada didalam dokumen dengan keadaan dilapangan harus dilaporkan kepada konsultan pengawas dan direksi pekerjaan sehingga bisa dikonsultasikan dengan perencana dan dimuatkan dalam dokumen Addendum.
Tidak dibenarkan kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan konsultan pengawas dan direksi pekerjaan.
1.3 ➢
Pemasangan Bouwplank
Lingkup pekerjaan, meliputi seluruh pekerjaan saluran atau bangunan penyadap yang dikerjakan.
➢
Persyaratan Bahan dari kayu kelas II, untuk patok 5/7 cm dan untuk papan 2.5/18 cm.
➢
Pedoman pelaksanaan - Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya - Harus benar-benar waterpass (timbang air) dan sudut-sudutnya harus siku. - Bouwplank harus terpasang kuat.
1.4
Dokumentasi dan Pelaporan :
Pelaporan dibuat dalam bentuk 7 Rangkap dimana dalam 1 Rangkap memuat : ▪
Shop Drawing
▪
As-build Drawing
▪
Backup Data
▪
Laporan Harian
▪
Laporan Mingguan
▪
Laporan Bulanan
▪
Dokumentasi 0%, 50% dan 100%
Dalam Bentuk Hard Copy maupun Soft Copy, wajib dilampirkan setiap saat mau pengajuan terminj.
1.5
Papan nama kegiatan/Papan Proyek
Sebelum pematokan dan serah terima lapangan dilaksanakan Kontraktor diwajibkan untuk melapor kepada Direksi lapangan/Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas tentang rencana jadwal pematokan dan memasang papan nama kegiatan atau mengikuti jadwal yang ditentukan Direksi Pekerjaan, adapun ukuran dan spesifikasi dari papan nama kegiatan/Papan Proyek yaitu berukuran 90 x 120 m. Papan Nama proyek dibuat baliho dan saat pemasangannya harus beralaskan tripleks 4 mm rangka dari kayu kls II, serta dipasang ditempat yang mudah dilihat oleh semua orang.
CONTOH PAPAN NAMA
1.6
Mobilisasi dan Demobilisasi
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi disini adalah saat menggunakan alat berat seperti excavator
1.7
Dewatering/Kistdam/Pengeringan (Pompa Air)
Berbagai jenis pekerjaan yang dikelompokkan dalam pekerjaan Dewatering Meliputi pembuatan dan pemasangan kistdam dan/atau perkuatan dinding serta Pemompaan air pada daerah kerja. Pengeringan ini dilakukan pada pekerjaan awal sebelum pekerjaan bendung, maupun Rehab Bedung. Pengeringan ini menggunakan Pompa Air berkapasitas minimal 6,5 PK. Untuk pekerjaan yang aliran Air sulit dihentikan ataupun dialihkan menjadi Wajib dan disyarakan untuk pekerjaan Dewatering/Kistdam/Pengeringan ini Adapun lokasi yang dimaksud seperti : ▪
D.I Wolomage Kecamatan Detusoko
▪
D.I Lowombangga Kecamatan Wewaria
▪
D.I Sokonggonde Kecamatan Maurole
▪
D.I Ratebobi Kecamatan Kotabaru
▪
D.I Ranga Kecamatan Detusoko
PASAL 2 PEKERJAAN GALIAN
Pekerjaan galian terbagi dalam beberapa klasifikasi diantaranya :
2.1
➢
Galian Tanah Biasa
➢
Galian Tanah Berbatu
➢
Galian Batu
➢
Galian Tanah Cadas/Tanah Keras
➢
Galian Lumpur
➢
Galian Pasir
Yang dimaksud dalam RKS ini adalah pekerjaan galian tanah biasa untuk : -
Galian tanah biasa saluran, pondasi Bendung, saluran, bangunan sadap yang tercantum pada rencana anggaran biaya, gambar rencana dengan ukuran sesuaikan dengan gambar rencana
2.2
Urugan tanah adalah urugan kembali bekas galian dengan hasil galian.
Alat yang digunakan untuk pekerjaan galian/pemotongan tanah, menggunakan alat pacul, skop, maupun linggis. Jika terdapat pekerjaan Galian yang menggunakan alat (mekanik) penyedia wajib menggunakan alat berat (Excavator). Alat ini harus selalu berada di lokasi.
2.3
Tanah yang digunakan sebagai tanah urugan adalah tanah dari galian tanah saluran.
2.4
Galian baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui, Konsultan Pengawas, dan Pemilik Pekerjaan bersama Kontraktor. Apabila di tempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
atau
lainnya
yang
masih
berfungsi,
maka
Kontraktor
secepatnya
memberitahukan kepada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
PASAL 3 PEKERJAAN PASANGAN
3.1
Lingkup Pekerjaan Meliputi seluruh pengerjaan pasangan batu (Kali/Gunung/Belah) untuk Saluran Pasangan seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
3.2
Persyaratan Bahan a.
Batu (Kali/Gunung/Belah) yang dipergunakan berpenampang 15-20 cm, dengan tiga muka pecahan.
b.
Batu (Kali/Gunung/Belah) yang dipergunakan sebagai pondasi, harus dipilih batu yang keras dan tidak keropos dan dikerjakan sesuai bentuk dan ukuran yang tertera dalam gambar dan mendapat persetujuan Direksi.
3.3.
Pedoman Pelaksanaan a.
Sebelum dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran agar sesuai dengan gambar konstruksi dan
dimintakan persetujuan Konsultan pengawas
tentang kesempurnaan galian. Setelah selesai galian itu. b.
Pondasi dibuat dari pasangan batu (kali/gunung/belah) dengan adukan 1 PC : 4 PS, dan plesteran 1 Pc : 2 Ps .
c.
Dinding dan lantai saluran dibuat dari pasangan batu (kali/gunung/belah) dengan adukan 1 PC : 4 PS, kemudian dengan PC
plesteran dengan camp.1 Pc : 2 Ps., lalu diaci
PASAL 4 PEKERJAAN PLESTERAN
4.1
Lingkup Pekerjaan Meliputi seluruh pekerjaan Plesteran pada Pasangan batu (Kali/Gunung/Belah) yang telah terpasang untuk Saluran Pasangan maupun pada pekerjaan lainnya sesuai seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
4.2
Persyaratan Bahan Pasir, Semen dan Air mengikuti persyaratan yang telah ditentukan
4.3.
Pedoman Pelaksanaan a) Sebelum plesteran dilakukan maka semua obyek yang mau diplester harus dibersihkan dari semua kotoran dan di basahi dengan air. b) Ketebalan plesteran harus sama dan seragam, jangan sampai ada yang terlalu tebal dan ada yang terlalu tipis. c) Bila terdapat bidang plesteran yang bergelombang dan tidak rata harap segera diperbaiki. d) Semua bidang plester harap dijaga kelembabannya. e) Campuran plester adalah 1Pc : 2Psr.
PASAL 5 PEKERJAAN SIAR
5.1
Lingkup Pekerjaan Pada prinsipnya pekerjaan siar hampir sama dengan pekerjaan pletseran, yang membedakannya tidak semua bidang di Siar. untuk Saluran Pasangan maupun pada pekerjaan lainnya sesuai seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
5.2
Persyaratan Bahan Pasir, Semen dan Air mengikuti persyaratan yang telah ditentukan
5.3.
Pedoman Pelaksanaan a) Sebelum siar dilakukan maka semua obyek yang mau disiar harus dibersihkan dari semua kotoran dan di basahi dengan air. b) Ketebalan siar harus sama dan seragam, jangan sampai ada yang terlalu tebal dan ada yang terlalu tipis.
c) Harus Rapid dan Bukan asal siar d) Semua bidang Siar harap dijaga kelembabannya. e) Campuran Siar adalah 1Pc : 2Psr.
PASAL 6 PEKERJAAN ACIAN
Untuk pekerjaan Acian Semen, campurannya harus berbentuk Pasta, tidak terlalu cair dan tidak terlalu
kental. Tidak diperkenankan Acian yang menggunakan Kuas kasar dan seperti
Pelaburan/Pengecatan. Acian harus benar-benar rapi.
PASAL 7 PEKERJAAN BETON
7.1
Lingkup Pekerjaan Meliputi seluruh pengerjaan beton untuk bendung, talang, siphon dan gorong-gorong pembawa seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
7.2
Persyaratan Bahan o
Semen Semen Pc @40 Kg :
ada beberapa jenis/ tipe Semen, satu diantaranya adalah tipe Semen PortLand type II. Dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa yang memerlukan ketahanan sulfat ( Pada lokasi tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0, 10 – 0, 20 % ) dan panas hidrasi sedang, misalnya bangunan dipinggir laut, bangunan dibekas tanah rawa, saluran irigasi, beton massa untuk dam-dam dan landasan jembatan. o
Pasir :
Pasir yang yang digunakan sesuai yang disyaratkan dan sesuai dengan quarry yang sudah ditentukan. o
Batu pecah
Batu pecah yang digunakan adalah batu pecah 2-3 cm hasil pemecahan alat dan/atau pecah manual. o
Air
Air untuk pelaksanaan pekerjaan (Pengadukan dan perawatan Beton) tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organic, dan bahan-bahan lain yang dapat merusak beton. Dalam hal ini air bersih yang dapat dikonsumsi.
7.3
Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi atau tipe mutu beton disesuaikan dengan spesifikasi teknis kebutuhan mutu konstuksinya. Pembuatan campuran beton yang digunakan disini adalah campuran 1Pc:2Pp:3Krkl atau setara dengan beton Mutu K- 100. Beton fc’ – 7,4 MPa. Berdasarkan SNI 2834 setiap pelaksanaan pengecoran beton untuk volume >10M³ Harus dan wajib melakukan Job mixed beton dan harus mengambil sampel dan pengujian sampel untuk setiap 10M³ beton.
PASAL 8 PEKERJAAN PEMBESIAN
8.1
Lingkup Pekerjaan Meliputi seluruh pengerjaan Pembesian beton untuk bendung, talang, siphon dan gorong-gorng pembawa seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
8.2
Persyaratan Bahan Pembesian besi polos sesuai dengan diameter yang disyaratkan dalam gambar Rencana, dan besi yang digunakan bukan besi lama dan yang sudah korosi yang melebihi > 20%. Melainkan besi yang digunakan adalah benar-benar besi baru.
PASAL 9 PEKERJAAN BEGESTING
Begesting yang diperhitungkan disni adalah begesting yang penggunaan nya satu kali Pakai, dan/atau dua kali pakai sampai tiga kali pakai. Dan dihitung tanpa menggunakan perancah. Begesting harus dipasang dengan bentuk dan ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar. Begesting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran. Begesting harus rapat dan tidak bocor permukaannya bebas dari kotoran, agar mudah pada saat dibongkar tanpa merusak permukaan beton. Pembukaan begesting dapat dilaksanakan jika umur beton telah memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan dalam aturan yang berlaku. Pemakaian begesting dilakukan sesuai situasional dimana penggunaannya 1 kali pakai, 2 kali pakai, 3 kali pakai dan seterusnya. Sesuai yang disyaratkan.
PASAL 10 PERANCAH
Dalam analisa tinggi acuan perancah yang digunakan adalah 4 meter dengan jarak antar tiang<80 cm, jika tinggi <4m Maka akan dihitung secara proposional terhadap ketinggian 4 meter.
PASAL 11 PEMBONGKARAN BEGESTING & PERANCAH
Jika telah selesai dan telah terlaksannya umur beton sesuai yang disyaratkan Kontraktor Wajib untuk membongkar kembali begesting dan Perancahnya. Material hasil bongkaran pun tidak diperkenankan untuk dibuang disemabarang tempat.
PASAL 12 PEKERJAAN NORMALISASI ALUR SUNGAI
Pekerjaan ini sepenuhnya menggunakan Alat berat dalam hal ini Excavator, penggalian dilakukan sesuai arahan teknis dalam gambar desain. Hasil dari galian tersebut diletakkan dipinggir sungai dan dibuatkan tanggul. Penggalian Alur sungainya pun harus Rapi
PASAL 13 PEKERJAAN BRONJONGNISASI
Bahan/Material yang digunakan: ➢
Bronjong Galvanis (Pabrikasi) : Bronjong Kawat Pabrikasi/Anyaman Mesin (Mekanis) yang telah lulus uji mutu dari Departemen Perindustrian Perdagangan sesuai standar SNI No. 03-0090-1999. Spesifikasi : 8. Diameter Kawat : •
Kawat ikat diameter 2,0 mm dengan toleransi ± 4%
•
Kawat Anyaman diameter 2,7 mm dengan toleransi ± 4%
•
Kawat sisi diameter 3,4 mm dengan toleransi ± 4%
9. Kuat Tarik : Minimum 41,0 kgf/mm2
10. Jumlah Putiran
:
•
Kawat diameter 2,7 mm minimum 26 kali
•
Kawat diameter 3,4 mm minimum 21 kali
11. Lapisan Seng : •
Kawat diameter 2,0 mm minimum 240 gram/m2
•
Kawat diameter 2,7 mm minimum 260 gram/m2
•
Kawat diameter 3,4 mm minimum 275 gram/m2
12. Ukuran anyaman : 80 x 100 mm dengan lilitan ganda 13. Ukuran bronjong kawat dan kemasan •
2 x 1 x 0,5 m dalam 20 unit/bendel
14. Diafragma/sekat : setiap 1 (satu) meter panjang.
➢
Bronjong yang digunakan adalah bronjong Pabrikan bukan Bronjong Anyaman Tangan.
➢
Batu Kali/Gunung/belah Batu yang digunakan sesuai yang disyaratkan. Dan tidak diperkenankan untuk menggunakan batu-batu kecil yang diameternya lebih kecil dari 8-10 cm, dengan katalain batu pengunci atau apapun istilahnya tidak diperbolehkan. Penggunaan haruslah batu yang berdiameter 15-20cm,
➢
Setelah penggalian Dasar Pondasi Bronjong telah disetujui baru diperbolehkan untuk memasang bronjong galvanis (Pabrikasi)
➢
Saat Pengisian Batu maupun menganyaman/pengitan
bronjong harus
bener-benar Rapi dan tidak asal-asalan/asal jadi.
PASAL 14 PENUTUP
14.1 Sebelum Kontraktor mengadakan penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya (PHO),kontraktor harus membersihkan tempat pekerjaan dari kotoran atau sisa – sisa bahan bangunan. 14.2 Pada masa Pemeliharaan, semua pekerjaan harus disempurnakan sesuai Berita Acara Serah Terima Pertama.
14.3
Spesifikasi Teknis Pelaksanaan Pekerjaan, Gambar – gambar Rencana dan Rencana Anggaran Biaya (RAB), merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mengikat.
14.4
Kontraktor Wajib Menjaga Keselamatan Kerja di Lapangan
14.5
Hal – hal yang belum tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini sebaiknya terlebih dahulu berkonsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan dan sebagai pedoman dalam peleksanaan pekerjaan.
Ende, 18 April 2017
Pejabat Pembuat Komitmen Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
TTD