STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN Modifikasi Alat Struktur Tumbuhan
Disusun Oleh: Kelompok 1 1. Novitasari
(14222121)
2. Putri Wardani Agustin
(14222131)
3. Ria Ariyani
(14222140)
4. Riskah Sari
(14222150)
5. Sekar Kinanti
(14222160)
Dosen Pembimbing:
Sasua Hustati, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk pembelajaran mengenai Modifikasi Alat Struktur Tumbuhan. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan kesempurnaan makalah ini.
Palembang, 19 April April 2017 2017 Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang bersifat autotrof. Tumbuhan berperan penting dalam rantai makanan sebagai produsen. Ilmu yang mempelajari dunia tumbuhan di sebut sebagai ilmu botani. Ilmu botani mencangkup beberapa kajian seperti bentuk tumbuhan yang tampak dari luar (morfologi), struktur penyusus tumbuhan dari dalam (anatomi), kekerabatan tumbuhan (taksonomi), fungsi organ-organ tumbuhan (fisiologia), tumbuhan dan lingkungannya (ekologi), serta beberapa kajian khusus yang lebih spesifik. Setiap kajian bersangkan satu sama lain, sehingga dalam mempelajari tumbuhan diperlukan pengetahuan yang menyeluruh. Jika kita mengamati tumbuhan, kita akan berasumsi bahwa tumbuhan hanya terdiri dari tiga bagian pokok yaitu daun, akar dan batang. Pada suatu keadaan struktur pokok tersebut dapat berubah dan berkembang menjadi struktur baru, sebagai adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan. Misalnya, pada daerah kering daun-daun akan berubah menjadi duri yang bertujuan untuk mengurangi penguapan air yang terjadi melalui daun (transpirasi) (Rosanti, 2013). Contoh lain modifikasi adalah, perubahan akar pada tumbuhan yang hidup didaerah pasang surut, di mana akar selalu terendam air dalam waktu yang lama. Agar tumbuhan tidak mati karena membusuk, akar akan berubah bentuknya menjadi beberapa tipe adaptasi. Perubahan seperti ini disebut metamorfosis tumbuhan. Karena tumbuhan merupakan individu yang tidak bergerak maka metamorfosis diganti menjadi modifikasi. Selain itu, adapula alat-alat tambahan yang merupakan modifikasi tumbuhan yang bukan berasal dari tiga struktur pokok tumbuhan tersebut. Sehingga, struktur-struktur yang terbentuk tidak dianggap sebagai modifikasi. Dalam bab ini akan di jelaskan beberapa bentuk modifikasi tumbuhan dan juga alat-alat tambahan pada tumbuhan.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu: 1. Mengetahui modifikasi alat struktur tumbuhan 2. Mengetahui perubahan modifikasi alat struktur tumbuhan 3. Untuk mengetahui alat-alat tambahan (Organa accessoria) pada tumbuhan C. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain: 1. Sebagai media pembantu pembelajaran bagi mahasiswa 2. Sebagai dasar pengetahuan bagi mahasiswa
BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk Perubahan atau Modifikasi Pada Tumbuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) metamorfosis adalah perubahan bentuk atau susunan. Struktur pokok tumbuhan hanya terdiri dari akar, daun, batang, bunga dan buah. Pada suatu keadaan struktur tersebut dapat berubah dan berkembang menjadi struktur baru, sebagai adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Misalnya, pada daerah kering, daun-daun akan berubah menjadi duri, yang bertujuan untuk mengurangi penguapan air yang terjadi melalui daun (transpirasi) (Rosanti, 2013). Dibagian permulaan telah dikatakan bahwa bagian tumbuhan yang pokok hanyalah tiga saja yaitu: akar, batang, dan daun. Sedangkan bagian-bagian yang lain hanyalah penjelmaan dari salah satu dari ketiga bagian tersebut atau mungkin suatu kombinasi bagian pokok tersebut.. Boleh jadi bagian tumbuhan yang diberi nama tersendiri sesungguhnya hanyalah calon atau bagian pokok tersebut. Atau dengan kata lain merupakan bagian tumb uahan “in statu nascendi” (Tjitrosoepomo,
2000).
Semua bagian-bagian tersebut melakukan tugas sesuai dengan fungsinya, bagian- bagian tumbuhan yang merupakan kombinasi dari bagian pokok daun sering tidak diketahui asal usulnya berupa akar ( Radix), batang (Caulis) atau daun ( Folium). Diantara bagian-bagian tersebut sering kita jumpai bagian bagian yang tidak jelas lagi (Widya,1989) : Menurut Widya (1989), diantara berbagai macam bagian tumbuhan yang sering kita jumpai yang tidak lagi jelas berupa akar, batang atau daun. 1. Kuncup (Gemma) Kuncup merupakan calon tunas, terdiri atas calon daun, calon batang ataupun calon bunga. Biasanya kuncup dilindungi oleh rambut-rambut, sisik-sisik, daun penumpu dan sebagainya, agar tidak gugur atau mati sebelum tumbuh. Jika kuncup tumbuh, biasanya pelindung kuncup akan runtuh. Perkembangan kuncup pada semua jenis tumbuhan berbeda-beda. Ada yang cepat runtuh dan ada yang tinggal agak lama (Rosanti, 2013).
Tidak semua kuncup dapat berkembang menjadi bagian tumbuhan yang baru. Diantaranya ada yang bertahun-tahun tetap berupa kuncup saja. Yang demikian dinamakan kuncup tidur atau kuncup laten (kuncup tidak mati dan juga kuncup tidak tumbuh). Kuncup-kuncup tidur dapat ditemukan pada batang pohon-pohon besar yang ditebang dalam waktu yang lama. Kuncup tidur ini dapat menjadi tunas yang baru, yang akan menjadi tunas baru ketika ditebang (Rosanti,2013).
Gambar 2.1 kuncup tidur yang tumbuh pada pohon bekas tebangan (Sumber, Rosanti, 2011) Menurut tempatnya kuncup dibedakan dalam tiga macam yaitu kuncup ujung, kuncup samping dan kuncup liar. a. Kuncup ujung (Gemma terminalis) Kuncup ujung merupakan modifikasi dari batang, daun, dan bunga. Kuncup ini terletak pada ujung-ujung batang, ujung cabang-cabang, ataupun ujung ranting. Kuncup ujung bisa berupa kuncup daun atau bunga.
Gambar 2.2 kuncup ujung pada Mangifera indica (Sumber, Nursery, 2012).
b. Kuncup ketiak (Gemma axillaris atau gemma lateralis ) Kuncup ketiak merupakan kuncup yang terletak pada ketiak daun, karena itu dinamakan kuncup aksilar. Karena daun terletak disamping batang, maka kadang-kadang kuncup ini dinamakan kuncup samping atau kuncup lateral. Kuncup samping biasanya akan menghasilkan cabang baru. Perkembangan menjadi cabang dapat terjadi setelah daun dibawahnya gugur, baru kemudian berkembang atau menjadi kuncup tidur.
Gambar 2.3 kuncup ketiak pada Hibiscus sabdariffa (Sumber, Hasihola, 2010). c. Kuncup liar (Gemma adventicus) Kuncup liar tidak tumbuh pada ujung batang atau ketiak daun, melainkan disembarang tempat pada organ tumbuhan. Kuncup liar dapar tumbuh disembarang tempat pada batang. Ada kuncup liar yang tumbuh di tepi daun. Biasanya kuncup ini dapat menghasilkan tumbuhan baru, misalnya pada jenis-jenis cocor bebek (kalanchoe pinnata Pers). Selain itu kuncup liar juga dapat tumbuh di akar dan biasanya dapat menjadi tumbuhan baru, misalnya pada sukun ( Artocarpus communis Forts.), talok ( Muntingia calabura L.).
Gambar 2.4 kuncup liar pada tepi daun Kalanchoe pinnata ( Sumber, Wikipedia, 2013).
Berdasarkan proses atau bentuk modifikasinya menjadi organ yang lain, maka kuncup dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kuncup daun, kuncup bunga dan kuncup campuran. Kuncup daun ( gemma folifera) merupakan tunas yang akan berkembang menjadi daun. Kuncup daun dapat ditemukan hampir di semua tumbuhan. Contoh kuncup daun dapat dilihat pada Gambar 2.2 diatas. Kuncup bunga ( gemma florifera atau alabastrum) merupakan kuncup yang berkembang menjadi bunga (mengalami metamorfosis). Kuncup bunga dapat ditemukan paa ujung batang maupun dalam ketiak daun.
Gambar 2.5 kuncup bunga pada Delnlix regia ( Sumber, Pixabay; 2008). Kuncup campuran ( gemma mixta),
adalah kuncup yang jika
berkembang akan menghasilkan tunas dengan daun-daun biasa dan bunga. Dengan kata lain kuncup campuran diawali dengan munculnya tunas daun pada ujung-ujung ranting, lalu diikuti munculnya kuncup bunga. Bila ditinjau ada atau tidaknya pelindung, kuncup dibedakan menjadi kuncup telanjang dan kuncup tertutup. Kuncup telanjang ( gemma nudus), yaitu kuncup yang sama sekali tidak mempunyai alat pelindung. Sedangkan kuncup tertutup ( gemma clausus), adalah kuncup yang mempunyai pelindung yang menyelubungi kuncup. 2. Rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) Ketiga macam alat tersebut di atas adalah metamorphosis (penjelmaan, perubahan bentuk) batang, akar dan daun. Alat-alat ini merupakan
badanyanng membengkak dan umumnya menjadi tempat penimbunan zatzat
makanan
cadangan,
disamping
itu
dapat
pula
dijadikan
alat
perkembangan. a. Rimpang (rhizoma). Rimpang sebenarnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat didalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuhan mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Disamping menjadi alat perkembangan, rimpang juga merupakan tempat penimbunan zat-zat makanan, terdapat pada tumbuha tasbih (Canna edulis Ker), dan kerut (Maranta arundinacea L. ) Bahwasanya alat ini adalah penjelmaan batang dan bukan akar, dapat dilihat dari tanda-tanda berikut: 1) Beruas-ruas, berbuku-buku, dan akar tidak pernah bersifat demikian 2) Berdaun, tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik 3) Mempunyai kuncup-kuncup 4) Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air, tetapi lalu ke atas, muncul di atas tanah. Fungsi rimpang antara lain adalah sebagai tempat penimbun makanan. Selain itu rimapang berfungsi sebagai alat perkembang biakan secara vegetatif. Biasanya rimpang yang ditanam akan segera tumbuh akar pada ruas – ruasnya dan tunas – tunas daun. Akar akan tumbuh sesuai dengan sifatnya yaitu menuju ke pusat bumi (geotrofi positif), dan tunas - tunas daun akan muncul ke permukaan tanah.
Gambar 2.7 Rimpang pada Sansevieria trifasciata (Sumber: Keboen, 2011).
b. Umbi (tuber). Umbi biasanya merupakan suatu badan yang membengkak, bangun bulat, seperti kerucut atau tidak beraturan, merupakan, dapat pula merupakan penjelmaan batang, dapat pula juga merupakan penjelmaan akar. Berdasarkan pernyataan di atas, umbi dibedakan dalam: 1) Umbi batang (tuber caulogenum), merupakan umbi dari penjelmaan batang 2) Umbi akar (tuber rhizogenum), merupakan umbi dari penjelmaan akar. Umbi batang umumnya tidak mempunyai sisa-sisa daun atau penjelmaannya, oleh sebab itu seringkali permukaannya tampak licin, buku-buku batang dan ruas-ruasnya tidak jelas. Karena tidak adanya sisa daun seringkali dinamakan umbi telanjang (tuber nudus), seperti terdapat pada kentang (Solanum tuberosum L ) dan ketela rambat (Ipomoea batatas Poir ).
Gambar 2.8 umbi batang pada Ipomoea batatas (Sumber: Duniaplant, 2014). Umbi batang adalah penjelmaan masih terlihat dari terdapatnya kuncup-kuncup (mata) pada umbi, yang jika waktunya telah tiba dapat bertunas dan menghasilkan tumbuhan baru. Pada beberapa jenis tumbuhan dapat kita jumpai umbi yang letaknya dibagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu pada batang yang biasanya di tempat itu terdapat bunga atau di ketiak daun. Umbi pada hakekatnya merupakan umbi batang juga, karena terdapat pula kuncupyang dapat pula tumbuh batang
menjadi tunas. Umbi yang demikian dinamakan: katak atau katibung (tuber accessorium atau tuber caulinare), terdapat antara lain pada ubi (Dioscorea alata L ), gembili (Dioscorea aculeate L ). Bila ditanam, pada umbi batang akan tumbuh tunas – tunas daun. Tumbuhan yang memiliki umbi batang antara lain kentang (Solanum tuberosum), ubi jalar (Ipomoea batatas), dan sebagainya. Umbi akar adalah umbi yang merupakan penjelmaan akar, dan karena akar tidak pernah mempunyai daun, umbi yang berasal dari akar pada dasarnya selalau akan merupakan umbi yang telanjang. Melihat akar yang mengalami metamorfosis menjadi umbi, maka umbi akar dapat merupakan penjelmaan: 1) Akar Tunggang Akar tunggang, umbi akar yang merupakan modifikasi dari akar tunggang dapat ditemukan pada wortel (Daucus carota), umbi akar pada lobak (Raphanus sativus L ), bengkuang (Pachyrhizus erosus Urb ), dan sebagainya.
Gambar 2.9 umbi akar pada lobak (Raphanus sativus L ) (Rosanti, 2011). 2) Akar serabut Umbi akar yang merupakan modifikasi dari akar serabut, struktur yang membesar adalah cabang – cabang akar. Contoh tumbuhan yang memiliki umbi akar yang merupakan modifikasi akar serabut misalnya
umbi akar pada ubi kayu (manihot utilissima phol ), dahlia (dahlia variabilis desf ), singkong (manihot utilissima).
Gambar 2.10 Umbi akar modifikasi akar serabut
Umbi akar tidak mungkin dijadikan alat perkembangbiakan seperti umbi batang. Kalau dari umbi dahlia dapat tumbuh tumbuhantumbuhan baru itu hanya mungkin jika umbi ini disertai sebagian pangkal batang, dan dari pangkal batang ini tumbuh tunas yang menjadi tumbuhan baru, dan buka dari umbinya tunas. c. Umbi lapis (bulbus) Umbi lapis jika ditinjau dari asalnya adalah penjelmaan batang beserta daunnya. Umbi ini berlapis-lapis, karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yaitu terdiri atas daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak, dan berdaging, merupakan bagian umbi yang menyimpan zat makanan cadangan, sedang batangnya sendri hanya merupakan bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis tersebut. Pada umbi lapis dapat dibedakan bagian-bagian berikut: 1) Sumbang atau cakram (discus). Bagian inilah merupakan batang yang sesungguhnya, tetapi hanya kecil dengan ruas-ruas yang amat pendek, mempunyai bentuk seperti cakram, terdapat juga kuncup-kuncup 2) Sisik-sisik (tunica atau squama), yaitu bagian yang merupakan penjelmaan daun-daunnya, yang menjadi tebal, lunak, dan berdaging, yang seperti telah disebutkan, merupakan bagian tempat untuk menyimpan zat makanan cadangan. 3) Kuncup-kuncup (gemmae bulbi), yang dapat dibedakan lagi dalam: a) Kuncup pokok (gemma bulbi), adalah kuncup ujung, trdapat pada bagian atas cakram yang tumbuh ke atas mendukung daun-daun biasa, serta bunga
b) Kuncup samping, biasanya tumbuh merupakan umbi lapis kecilkecil, berkelompok de sekitar umbi induknya. Bagian ini dinamakan suing (bulbus) atau anak umbi lapis, misalnya pada bawang merah (Allium cepa L ). Umbi lapis menurut sifat sisik-sisiknya dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:
Yang belapis (bulbus squamosus), jika metamorfosis daundaunnya tidak merupakan bagian yang lebar, dan yang lebih luar menyelubungibagian yang lebih dalam, sehingga jika umbi diiris membujur akan tampak jelas susunannya yang belapislapis, misalnya umbi lapis bawang merah (Allium cepa L. )
Gambar 2.11 Umbi lapis dengan sisik berlapis (Sumber: Fitriyah, 2014).
Yang bersisik (bulbus squamosus), jika metamorfosis daundaunnya tidak merupakan bagian yang lebar
yang dapat
merupakan selubung seluruh umbi, melainkan tersusun seperti genting, misalnya umbi lapis lilia (Lilium candidum L. ) dan bawang putih (Allium sativum).
Gambar 2.12 Umbi lapis dengan sisik bersisik pada Liliun debile (Sumber: Friedrich Heinrich von Kittlitz, 1858). Telah dikemukakan, bahwa umbi pada umumya adalah alat tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan. Oleh sebab itu jika mulai tumbuh tunas yang baru, timbunan makanan akan
berkurangdan akhirnya umbi akan berkeriput sama sekali. Keadaan demikian nyata sekali kelihatan pada ubi yang kasip pemanenan umbinya, sehingga penanam ubi (Dioscorea alata L. ). hanya menemukan umbi yang telah berkinyut tanpa isi lagi. 3. Alat Pembelit atau Sulur (Cirrhus) Alat pembelit merupakan struktur yang terbentuk akibat modifikasi dari batang, daun maupun akar. Alat pembelit biasanya berbentuk spiral, yang berfungsi untuk membelit atau melilit benda-benda yang disentuhnya. Biasanya alat pembelit berfungsi untuk tumbuhan “ berpegangan “ saat tumbuh berusaha untuk mendapatkan penunjang untuk menunjang keatas. Oleh sebab itu alat pembelit hanya ditemukan pada tumbuhan memanjat saja (Rosanti, 2013). Berdasarkan alat modifikasinya, alat-alat pembelit dapat dibedakan menjadi: a. Cabang pembelit (sulur dahan atau sulur cabang) Alat pembelit ini berasal dari cabang atau tunas daun, dimana pangkal tumbuhan cabang pembelit dapat dilihat ketiak daun atau berhadapan dengan daun, dan sering kali masih mendukung daun-daun kecil . cabang pembelit dapat ditemukan pada tumbuhan air mata pengantin ( Antigonon leptopus), markisa (Passiflora quadrangularis), anggur (Vitis vinifera L) , dan sebagainya.
Gambar 2.13 Cabang pembelit pada Vitis venifera (Sumber: Jojo, 2011)
b. Daun pembelit Daun pembelit adalah alat pembeli yang biasanyamerupqkqn modifikasi bagian daun, baik dari tangkai daun, ujung daun, ujung ibu tangkai dau n pada daun majemuk, atau bagian daun yang lain. Dengan kata lain, daun pembelit tidak berasal dari seluruh bagian daun. Daun pembelit dapat ditemukan pada kembang telang (Gloriosa superba), kapri (Pisum asiaticum), dan sebagainya.
Gambar 2.14 Cabang pembelit pada Vanilla planifolia (Sumber: Isnan, 2010). c. Akar pembelit Sesuai dengan namanya, akar pembelit adalah alat pembelit yang merupakan modifikasi akar. Akar pembelit berfungsi untuk melekatkan diri pada batang atau penunjang, saat tumbuh memanjat. Akar pembelit dapat ditemukan pada vanili (Vanili planifolia) dan sebagainya.
Gambar 2.15 akar pembelit pada Vanilla planifolia (Sumber: Omera, 1988)
4. Piala (Ascidium) dan Gelembung (Utriculus) Merupakan metamorfosa daun dan lazimnya digunakan sebagai penangkap serangga pada tumbuhan pemakan serangga ( Insectivora) (Tjiptosoepomo, 1997). Beberapa jenis tumbuhan memperlihatkan alat-alat yang bentuknya dapat menyerupai piala dan gelembung. Alat-alat tersebut biasanya merupakan metamorfosis daun atau sebagian daun dan lazimnya bagi tumbuhan yang memilikinya digunakan untuk menangkap serangga. Jadi alat terdapat pada tumbuhan (insectivora) (Tjiptosoepomo.1997). a. Piala (ascidium), biasanya merupakan ujung daun yang diubah menjadi badan menyerupai piala yang lengkap dengan tutupnya. Pada tepi piala terdapat kelenjar madu untuk menarik serangga, dan jika serangga sampai tergelincir masuk ke dalam piala, oleh zat-zat (enzima) yang dikeluarkan oleh kelenjar yang terdapat pada dinding sebelah dalam piala, akan dicernakan dan dapat diserap untuk kepentingan kehidupan tumbuhan. Piala antara lain terdapat pada dinding sebelah dalam piala, akan dicernakan dan dapat diserap untuk kepentingan kehidupan tumbuhan. Piala antara lain terdapat pada kantong semar ( Nepanthes ampullaria Jack. ).
Gambar 2.16 Piala pada daun Nepenthes ampullaria (Arief, 2011) b. Gelembung (utriculus), terdapat pada tumbuhan pemakan serangga yang hidup di air, misalnya rumput gelembung ( Ultricularia flexuosa Vahl.). Bagi tumbuhan ini gelembung itu merupakan semacam bubu untuk menangkap serangga kecil-kecil yang hidup dalam air.
Gambar 2.17 Gelembung pada akar Utricularia flexuosa (Sumber: Niar; 2013). 5. Duri (Spina) Duri adalah suatu tonjolon kecil dan runcing yang berfungsi sebagai alat pertahanan atau senjata pada suatu tumbuhan.Biasanya duri terdapat pada sisi-sisi batang ataupun daun misalnya pada batang pohon bunga mawar (Purnomo, 2005). Umumnya merupakan metamorfosa bagian pokok tumbuhan yang sering dijumpai pada berbagai jenis tumbuhan (Tjiptosoepomo.1997). Menurut asalnya duri dapat dibedakan dalam (Tjitrosoepomo, 2000) : a. Duri yang merupakan metamorfosis salah satu bagian pokok tumbuhan, oleh karena itu biasanya sukar ditanggalkan dari batang, dan jika dapat ditanggalkan akan menimbulkan bekas yang berupa luka. Duri yang demikian ini seringkali dinamakan pula duri sejati. Menurut asalnya dapat dibedakan dalam. 1) Duri dahan ( spina caulogenum), jika merupakan penjelmaan cabang atau dahan, misalnya pada bogenvil ( Bougainvillea spectabilis Willd). Bagian tengah terdiri atas kayu yang bersambungan dengan bagian kayu dalam batang.
Gambar 2.18 duri dahan pada Bougainvillea spectabilis (Sumber: Herya; 2013 ). 1) Duri daun
( spina phyllogenum), yaitu duri yang merupakan
metamorfosis daun, seperti terdapat pada kaktus (Cuctus, Opuntia,
dll). Bahwasanya duri ini berasal dari daun, dapat terlihat dari adanya kuncup atau tunas yang keluar dari ketiaknya.
Gambar 2.19 duri daun pada Opuntia sp (Sumber: Ningsvi; 2011).
2) Duri akar ( spina rhizogenum ), yaitu akar-akar yang menjadi keras dan mempunyai ujung-ujung yang tajam, seperti misalnya terdapat pada gembili ( Dioscorea aculeata L. ) dan gembolo ( Dioscorea bulbifera L).
Gambar 2.20 duri akar pada Dioscorea aculeata (Sumber: Wikipedia; 2014). 3) Duri daun penumpu (spina stipulogenum), yaitu duri yang berasal dari daun penumpu, dan oleh sebab itu seringkali terdapat dalam jumlah sepasang di kanan-kiri suatu daun atau metamorfosisnya. Terdapat misalnya pada susuru ( Euphorbia trigona Haw).
Gambar 2.21 duri penumpu pada Euphorbia trigona (Sumber: Toptropik; 2011). b. Duri yg tidak merupakan metamorfosis suatu alat, melainkan hanya merupakan semacam alat tambahan, jadi hanya menempel pada kulit. Oleh sebab itu sering dinamakan juga duri kulit atau
duri tempel (
acuales).
B. Alat – Alat Tambahan (Organa accessoria) pada Tumbuhan
Permukaan tubuh tumbuhan atau bagian - bagiannya tidak selalu kelihatan licin, tetapi permukaan dapat memperlihatkan penonjplan yang sangat beraneka bentuk dan susunannya. Alat-alat ini tidak pernah merupakan penjelmaan salah satu dari ketiga bagian pokok (batang, daun dan akar). Oleh sebab itu dinamakan alat -alat tumbuhan atau umbai - umbai (Tjitrosoepomo, 1995).
Bergantung pada susunan dalamnya. Alat - alat ini dapat dibedakan dalam tiga golongan: 1. Papila ( papillae), yaitu penjolan-penjolan pada permukaan suatu alat, yang hnaya merupakan peninggian dinding sel yang jika diraba akan terasa halus seperti beludru, biasanya terdapat pada daun mahkota bunga, misalnya pada bunga telang bulu akar sesungguhnya adalah papila, tetapi karena panjangnya menjadi seperti rambut atau bulu - bulu. 2. Rambut - rambut atau trikoma (trichoma), yaitu alat-alat tambahan yang berupa rambut - rambut atau sisik - sisik, yang pada pembentukannya hanya kulit luar tubuh tumbuhan saja yang ikut mengambil bagian, oleh sebab itu alat -alat ini biasanya sangat mudah ditanggalkan. Trikoma pada tumbuhan dapat berupa: a. Sisik bulu (ramentum), ialah bulu - bulu yang pipih yang menutupi batang atau bagian - bagian tumbuhan yang lain, terdapat misalnya pakis haji (Cyas rumphii Miq.). b. Sisik (lepis), bagian-bagian yang pipih menempel rapat pada alat-alat tumbuhan, misalnya daun atau tangkai daun, terdapat misalnya pada sisi bawah daun durian ( Durio zibethinus Murr.). c. Bulu - bulu atau rambut halus ( pilus). Bulu – bulu atau rambut ini sangat bermacam – macam bentuk dan susunannya, ada yang bercabang, ada yang seperti bintang (misalnya pada daun waru (Hibiscus tiliaceus L. )) dan bermacam – macam bentuk lainnya. d. Rambut kelenjar (pilus capitatus). Bentuknya seperti bulu – bulu umumnya, tetapi dari bagian ujungnya dapat dikeluarkan suatu zat, misalnya semacam resin, seperti terdapat pada daun tembakau (Nicotiana tabacum L.). Rasa berperekat pada daun tembakau jika diraba, disebabkan oleh semacam resin yang dikeluarkan oleh rambut rambutnya, yang di sini bekerja sebagai kelenjar . 3. Emergensia (emergentia), yaitu alat – alat tambahan yang tidak hanya tersusun atas bagian – bagian kulit luar, akan tetapi bagian yang lebih dalam daripada kulit luar ikut pula mengambil bagian – bagian dalam pembentukannya. Yang digolongkan dalam emergensia yaitu:
a. Rambut – rambut gatal atau perangsang (stimulus), yaitu rambut – rambut yang ujungnya mudah patah, dan jika sudah patah ujungnya menjadi alat semacam jarum penyuntik yang tajam, mudah menusuk kulit, dan melalui liang pada ujungnya tadi ke dalam kulit dimasukkan zat – zat yang kepada kulit memberikan rasa gatal dan panas, seperti misalnya terdapat pada daun kemaduh (Laportea stimulans Miq. ). b. Duri tempel (aculeus), duri yang mudah ditanggalkan dari alat yang mendukungnya, terdapat misalnya pada mawar (Rosa sp.), pohon randu (Ceiba pentandra Gaertn). Alat - alat tambahan bagi tumbuhan dapat mempunyai fungsi yang berbeda – beda, antara lain: 1) Sebagai pelindung terhadap gangguan binatang, yaitu berupa duri – duri, rambut – rambut gatal. 2) Sebagai pelindung terhadap kekeringan, penguapan air yang terlalu besar, misalnya rambut – rambut pada kaktus. 3) Sebagai alat untuk pemencaran (dispersal) biji, misalnya rambut – rambut pada biji kapas (Gossypium sp.). 4) Sebagai alat pernafasan, yaitu lentisel.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua bagian-bagian tersebut melakukan tugas sesuai dengan fungsinya, bagian- bagian tumbuhan yang merupakan kombinasi dari bagian pokok daun sering tidak diketahui asal usulnya berupa akar ( Radix), batang (Caulis) atau daun ( Folium). Bentuk perubahan dan modifikasi pada tumbuhan. Diantara berbagai macam bagian tumbuhan yang sering kita jumpai yang tidak lagi jelas berupa akar, batang dan daun. Bentuk modifikasi antaranya yaitu Kuncup ( Gemma), Rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus), Alat Pembelit atau Sulur (Cirrhus), Piala (Ascidium) dan Gelembung (Utriculus), Duri (Spina)
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2008. Modifikasi tumbuhan. 20/12/2008. Bangun, A, P. 2002. Bagian pokok pada tumbuhan. Jakarta: Erlangga. Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta: Trubus Agriwidya. Purnomo, Sudjino. 2005. Biologi. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka. Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Rubatzky, Vincent, dkk. Sayuran Dunia I Prinsip, Produksi dan Gizi . Bandung: ITB. Sujana. 2007. Kamus Lemgkap Biologi. Jakarta: Mega Aksara. Tjitrosoepomo, Gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Wibowo, Singgih. 2007. Budi daya Bawang Putih, Merah dan Bombai. Jakarta: Penebar Swadaya. Widya, Yasinta. 1989. Tanaman obat indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang.