ILMU KITA BLOGBAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Inflamasi merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusa kerusakan kan jaringa jaringan, n, yang yang berfun berfungsi gsi mengha menghancu ncurka rkan n , mengur mengurang angii baik baik agen agen penced pencedera era maupun jaringan yang cedera itu. (Dorland, 2002). Apabila jaringan yang cidera misalnya karena karena terbak terbakar, ar, teriris teriris atau karena karena infeks infeksii kuman kuman maka maka pada pada jaringa jaringan n ini akan akan terjadi terjadi rangkaian reaksi yang memusnahkan agen yang membahayakan jaringan atau yang mencegah agen menyebar lebih luas. eaksi!reaksi ini kemudian juga menyababkan jaringan yang cidera diperbaiki atau diganti dengan jaringan!jaringan baru. angkaian reaksi ini disebut inflamasi. (ukmono, "#$%). &ejala inflamasi dapat berupa edema (pembengkakan), eritema (kemerahan), panas, nyeri, dan hilangnya fungsi jaringan. 'enyakit ini sampai sekarang mekanisme inflamasi tingkat bioselular masih belum dapat dijelaskan secara rinci, alaupun demikian banyak hal yang yang tela telah h dike diketa tahu huii dan dan dise disepa paka kati ti.. eno enome mena na infl inflam amas asii ini ini meli melipu puti ti keru kerusa saka kan n mikro*askul mikro*askuler, er, meningkatnya meningkatnya permeabilitas permeabilitas kapiler kapiler dan migrasi leukosit kejaringan kejaringan radang. radang. (+ilmana, "##) Dalam Dalam pengob pengobatan atan infama infamasi, si, kelomp kelompok ok obat obat yang yang banya banyak k diberik diberikan an adalah adalah obat obat antiinflamasi non steroid (AI-). /bat ini merupakan obat sintetik dengan struktur kimia heterogen. Prototype heterogen. Prototype obat golongan ini adalah aspirin, karena itu sering disebut juga obat mirip aspirin ( +ilmana dan &an, 200$ ). fek terapi AI- berhubungan dengan mekanisme kerja penghambatan penghambatan pada en1im siklooksigen siklooksigenase!" ase!" (/3!") yang dapat menyebabkan menyebabkan efek samping pada saluran cerna dan penghambatan pada en1im siklooksigenase!2 (/3!2) yang dapat dapat menyeb menyebabk abkan an efek sampin samping g pada pada system system kardio kardio*ask *askula ular. r. 4edua 4edua en1im en1im tersebu tersebutt dibutuhkan dalam biosintesis prostalglandin (5elodan 6idayat, 2007). 8anaman kencur khususnya bagian rimpang dapat digunakan sebagai antiinflamasi. impang kencur mengandung fla*onoid, saponin dan minyak atsiri yang dapat berfungsi sebagai antiinflamasi. Antiinflamasi pada kencur merupakan yipe anti inflamasi non steroi. la*onoid dapat menghambat jalur metabolism asam arakidonat, pembentukan prostalglandin dan pelepasan histamine pada radang.(5ogio dkk, "#9:). aponin bersifat seperti detergen didu diduga ga mamp mampu u beri berint ntera eraks ksii deng dengan an bany banyak ak memb membra rane ne lipi lipid d sepert sepertii fosfo fosfoli lipi pid d yang yang merupakan perkusor prostalglandin mediator!mediator inflamasi lainnya.(ri asta*a, "##%). ;inyak atsiri dapat menghambat agregasi platelet dengan cara menghambat pembentukan tromboksan sehingga juga berperan dalam efek antiinflamasi.(ri asta*a, "##%)
Di Indonesia sendiri rimpang kencur mudah ditemui dan sering digunakan sebagai jamu dalam sehari!hari. 'enelitian ini bertujuan untuk mengembangkan potensi tanaman kencur sebagai obat antiinflamasi dengan melakukan uji antiinflamasi dan formulasi sediaan suspensi rimpang kencur. 1.2
Rumusan Masalah
'ada penelitian ini terdapat beberapa rumusan masalah yaitu < a.
=agaimanakah pembuatan simplisia rimpang kencur dan cara ekstraksinya>
b. =agaimanakah cara melakukan ekstraksi maserasi rimpang kencur > c.
=agaimana cara melakukan uji antiinflamasi ekstrak rimpang kencur pada mencit >
d. =agaimana cara membuat formulasi sediaan suspense ekstrak rimpang kecur > e. 1.3
=agaimana uji e*aluasi sediaan suspense ekstrak rimpang kencur > Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah < a.
;ahasis ;ahasisa a dapat dapat menget mengetahu ahuii bagaim bagaimana ana cara melaku melakukan kan uji efekti*i efekti*itas tas anti anti inflam inflamasi asi rimpang kencur.
b. ;ahasisa dapat mengetahui bagaimana cara membuat formulasi sediaan suspense dari ekstrak rimpang kencur. c. 1.
;ahasisa dapat melakukan e*aluasi sediaan suspensi dari ekstrak rimpang kencur. Man!aat
;anfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan akan kegunaan rimpang kencur kencur sebaga sebagaii anti anti inflama inflamasi si serta serta cara pengol pengolaha ahan n sediaan sediaan suspen suspensi. si. elain elain itu dapat dapat memb memberi erika kan n info inform rmasi asi akan akan peny penyak akit it infl inflam amasi asi serta serta meka mekani nism smee peny penyem embu buha han n obat obat antiinflamasi.
BAB II TIN"UAN PU#TA$A 2.1
T%njauan Tanaman Tanaman $en&ur
4encur ( Kaemferia galangal 5) merupakan salah satu dari lima jenis tumbuhan yang dikembangkan sebagai tanaman obat asli Indonesia. 4encur merupakan tanaman obat yang bernilai ekonomis cukup tinggi sehingga banyak dibudidayakan. =agian rimpangnya digunakan digunakan sebagai bahan baku industry industry obat tradisional, tradisional, bumbu dapur, bahan makanan, makanan, maupun maupun minuma minuman n penyega penyegarr lainny lainnyaa (ostia (ostiana na dkk., dkk., 200%). 200%). Adapu Adapun n klasifi klasifikas kasii tanama tanaman n kencur sebagai berikut < -ama daerah <
4encur (jaa).
4ingdom
'lantae.
<
Di*isi
<
permatophyta.
ubdi*isi
<
Angiospermae.
4elas
<
5iliopsida.
/rdo
<
?ingiberales.
amily
<
?ingiberaceae.
pecies
<
2.1.2
Kaemferia galangal 5.
'%r% m(r!(l(g% tanaman
6abitat 6abitat semak semak semusim semusim tinggi tinggi %0!$0 %0!$0 cm, akar akar berger bergeromb ombol, ol, bercab bercabang ang!cab !cabang ang,, serabut serabut putih, putih, coklat coklat gelap gelap berkes berkesan an mengki mengkilap lap.. =atang =atang lunak lunak berpel berpelepah epah memben membentuk tuk rimpan rimpang, g, hitam hitam keabu! keabu!abu abuan. an. Daging Daging buah buah mempun mempunyai yai daging daging buah buah paling paling lunak, lunak, tidak tidak berserat, berarna putih, kulit luar berarna coklat. 2.1.3
$an)ungan k%m%a
aponin, fla*onoid, minyak atsiri, kandungan utama kencur antara lain etil sinamat, p! metoksitilen, 4aren, borneol dan paraffin (Afriastini, "##0). 4andungan minyak atsiri dari rimpa rimpang ng kenc kencur ur dian dianta taran ranya ya terd terdiri iri atas atas miscellaneo miscellaneous us compounds compounds (mis (misal alny nyaa etil etil p! metoksinamat 9,7$@, isobutyl !2!furilakrilat %0,#0@ dan heksil format 7,$9@) deri*ate mono monoter terpe pen n terok teroksi sige gena nasi si (misa (misaln lnya ya born borneo eoll 0,0% 0,0%@ @ dan dan kamf kamfer er hidr hidrat at 0,9% 0,9%@) @),, serta serta monoterpen hidrokarbon (misalnya kamfer 0,07@ dan terpinolen 0,02@) (ukari dkk., 2009). 2.1.
<
Mekan%sme ant%%n!lamas% r%m*ang ken&ur
penghambata penghambatan n pada jalur metabolism metabolism asam arakidonat arakidonat pembentuka pembentukan n prostalgland prostalglandin, in,
pelepasan histamine pada radang (5ogia dkk., "#9:). "#9:). <
bersifat bersifat seperti detergen, detergen, diduga diduga mampu berinteraksi berinteraksi dengan dengan banyak banyak membrane membrane lipid
seperti fosfolipid fosfolipid yang merupakan merupakan perkusor perkusor prostalglan prostalglandin din mediator!m mediator!mediator ediator inflamasi inflamasi lainnya. siri
<
dapat menghambat agregasi platelet dengan cara menghambat pembentukan tromboksan
sehingga juga berperan dalam efek antiinflamasi (rirasta*a, "##%). 2.2.1
In!lamas%
Inflamasi merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cidera atau kerusakan jaringan yang berfungsi menghancurkan, mengurangi baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu (Dorland, 2002). Apabila jaringan yang cidera misalnya karena terbakar atau karena infeksi kuman, maka pada jaringan ini akan terjadi rangkaian reaksi yang memusnahkan agen yang membahayakan jaringan atau yang mencegah agen menyebar lebih luas. eaksi!reaksi ini kemudian juga menyebabkan jaringan yang cidera diperbaiki atau diganti dengan jaringan!jaringan baru. agkaian reaksi ini disebut inflamasi (ukmono, "#$%). 2.2.2
Taha*an Taha*an In!lamas%
a. Inflamasi akut adalah inflamasi yang terjadi segera setelah adanya rangsang iritan. 'ada tahapan ini terjadi pelepasan plasma dan komponen seluler darah kedalam ruang!ruang jaringan ekstra seluler. 8ermasuk 8ermasuk didalamnya granulosit neutrofil yang melakukan pelahapan
(fagositosis) untuk membersihkan debris jaringan dan mikroba (oesatyo, 2002). Inflamasi akut dapat terjadi cepat (menit!hari) dengan cirri khas utama eksudasi cairan, akumulasi neutro neutrofil fil memilik memilikii tanda!t tanda!tand andaa umum umum berupa berupa rubor rubor (kemer (kemeraha ahan), n), color color (panas (panas), ), tumor tumor (pembengkakan), dolor (sakit), function laesa (kegagalan fungsi). b. Inflamasi kronis adalah inflamasi yang berdurasi panjang (berminggi!minggu atau bertahun!tahun) dan terjadi proses secara simultan dari inflamasi aktif, cedera jaringan dan penyembuhan. 'erbedaan dari radang akut ditandai dengan adanya perubahan *askuler, edema dan infiltrasi sel mononuklir (seperti makrofag, limfosit dan sel plasma) dekstruksi jaringan dan perbaikan (meliputi poliferasi pembuluh darah baru) angiogenesis dan fibriosis (;itchell B oltran, 200%). 2.2.3
+ejala In!lamas%
ritema (kemerahan) terjadi pada tahap pertama inflamasi. Darah berkumpul pada daerah cidera jaringan akibat pelepasan mediator kimia tubuh (4inin, prostalglandin dan histamine). dema ('embengka ('embengkakan) kan) merupakan merupakan tahap kedua kedua dari inflamasi, inflamasi, plasma menembus menembus kedalam jaringan intestinal pada tempat cidera. 4inin mendilatasi asteriol, meningkatkan permeabilitas kapiler. 4olor 4olor ('anas) ('anas) dapat dapat diseba disebabka bkan n oleh oleh bertam bertambah bahnya nya pengum pengumpul pulan an darah, darah, atau mungkin disebabkan pathogenCpirogen yaitu substansi yang menyebabkan panas atau demam yang mengganggu pusat pengatur panas pada hipotalamus. Dolor (-yeri) disebabkan oleh penumpukan cairan pada tempat cidera jaringan dank arena rasa nyeri. 4eduanya mengurangi mobilitas pada daerah yang terkena (4ee dan 6ayes, "##:). unctio unctio 5aesa (hilangny (hilangnyaa ungsi) ungsi) disebabkan disebabkan oleh penumpuka penumpukan n cairan pada tempat cedera jaringan dank arena rasa nyeri. 4eduanya mengurangi mobilitas pada daerah yang terkena (4ee dan 6ayes, "##:) 2.2.
Pat(!%s%(l(g% In!lamas%
8erjadiny erjadinyaa inflamasi inflamasi adalah reaksi setempat setempat dari jaringan jaringan atau sel terhadap terhadap suatu rangsa rangsanga ngan n untuk untuk dilepa dilepaskan skanny nyaa 1at kimia kimia tertent tertentu u yang yang akan akan menstim menstimula ulasi si terjadi terjadiny nyaa perubahan jaringan pada reaksi radang tersebut, diantaranya histamine, serotonin, breadikinin, leukotrin dan prostalglandin. 6istamine bertanggungjaab pada perubahan yang paling aal yaitu menyebabkan *asodilatasi pada arteriol yang didahului dengan *asodilatasi aal dan peningkatan permeabilitas kapiler. 6al ini menyebabkan perbedaan distribusi sel darah darah merah merah dank dank arena arena aliran aliran darah darah yang yang lambat lambat sel darah darah merah merah akan akan menggu menggumpa mpal, l, akibatnya sel darah putih terdobak kepinggir. ;akin lambar aliran darah maka sel darah putih akan akan menemp menempel el pada pada dindin dinding g pembul pembuluh uh darah, darah, makin makin lama lama akan akan mening meningkat kat.. 'eruba 'erubahan han permeabilitas ini menyebabkan cairan keluar dari pembuluh darah dan berkumpul di jaringan. =radikuinon bereaksi local menimbulkan rasa sakit. asodilatasi meningkatkan permeabilitas kapiler , sebagai penyebab radang , prostalglandin berpotensi kuat setelah bergabung dengan mediator lainnya (5umbonjara,5.=,. 200#). 2.3
Ant% In!lamas%
Antiinflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi). &ejala inflamasi dapat disertai dengan gejala panas, kemerahan, pembengkakan, rasa nyeri dan gangguan fungsi. /bat!obat yang digunakan sebagai antiinflamasi adalah golongan obat yang memiliki aktifitas menekan atau mengurangi peradangna. /bat ini terbagi atas dua golongan, yaitu golongan antiinflamasi steroid dan anti inflamasi non steroid (AI-). 4edua golongan obat ini selain berguna untuk mengobati juga memiliki efek samping yang dapat menimbulkan reaksi toksisitas kronis bagi tubuh (4at1ung, "##2).
2.3.1
Ant%%n!lamas% N(n #ter(%) ,AIN#-
/bat antiinflamasi non steroid merupakan kelompok obat yang paling banyak dikonsumsi diseluruh dunia untuk mendapatkan efek analgetik, antipiretik dan antiinflamasi. /AI- merupakan pengobatan dasar untuk mengobati atau mengatasi peradangan di dalam dan seluler sendi, seperti lumbang astralgia, osteoartitis, artitis rematoid dan gout artitis. Disamping itu /AI- juga banyak penyakit!penyakit non rematik seperti saluran kemih, infark miokardium dan dismenorhoea. /AI- merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, obat!obat mempunyai banyak persamaan dalam efek terapi dan efek samping. -AID dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu <
". &olongan salisilat
Aspirin, asam asetilsalisilat, metal salisilat, ;g
salisilat, alisil alisilat dan salisilamid. 2. &olongan asam aril alkanoat
Diklofenac, endometasin, proglumetasin dan
oksametasin.
%. &olongan profen
ibuprofen, alminoprofen, indoprofen, naprofen dan
ketorolac. 7. &olongan Asam fenamat
. &olongan turunan pira1olidin :. &olongan oEicam
$. &olongan penghambat oE!2
asam mefenamat, asam flufenam dan asam tolfenamat. fenilbutason, ampiron, metami1ol dan fena1on. proEicam dan meloksicam. celeoEib dan luminacoEib.
9. &olongan sulfonalimida
nimesulide.
#. &olongan lain
5icofelone dan asam lemak omega %.
2.3.2
Ant%%n!lamas% #ter(%)
/bat ini merupakan antiinflamasi yang sangat kuat karena obat!obat ini menghambat en1yme phospolipase A2. ehingga tidak terbentuk asam arakidonat. Asam arakidonat tidak terbentuk berarti prostalglandin juga tidak akan terbentuk. enyaa steroid adalah senyaa golongan lipid yang memiliki struktur kimia tertentu yang memiliki susunan sikloheksana dan satu asam siklopentana. uatu molekul steroid yang dihasilkan secara alami oleh korteks adrenal dengan nama senyaa kortikosteroid. ontoh obat antara lain deksametason, prednisone, metal prednisolon, triamsinolon dan betametason (Ikaati.,200:). 2.
#us*ens%
uspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang terdispersi dalam fase cair (I edisi I, "##). uspense oral sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembaa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral. 4euntungan sediaan suspensi baik digunakan untuk pasien sukar menelan tablet C kapsul terutama anak!anak dan lansia. 6omogenitas tinggi, lebih mudah diabsorbsi dari pada tabletCkapsul, mengurangi penguraian 1at aktif yang tidak stabil dalam air dan dapat menutupi rasa tidak enak pada obat. 4erugian kestabilan rendah, jika membentuk cracking sulit terdispersi kembali, aliran menyebabkan sukar dituang, ketepatan dosis menurun dari pada sediaan larutan dan pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi system disperse. 2..2
Ealuas% #e)%aan #us*ens%
Fji e*aluasi perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas sediaan, uji tersebut meliputi < ". Fji /rganoleptis
<
a. =au.
b. +arna c.
asa
2. Fji ;asa Genis a.
'iknometer kosong yang bersih dan kering ditimbang.
b. ;asukkan aHuadest ad tanda batas lalu ditimbang. c.
'iknometer dibersihkan dan dikeringkan.
d. ediaan suspensi dimasukkan kedalam piknometer dan ditimbang. e.
;assa jenis suspensi ditentukan dengan rumus .
%. Fji iskositas ;enggunakan *iscometer stomer, stampel dimasukkan kedalam adah. ampel dinaikkan sampat tanda batas pada dayung terendam tepat letaknya ditengah sampel. em dilepaskan sampai pemberat dibaah. 7. olume edimentasi uspense dimasukkan kedalam gelas ukur "0 m5 dan disimpan ( 0) pada suhu kamar serta terlindung dari cahaya secara langsung perubahan *olume diukur dan dicatat. umus < uCo . 'engukuran p6 ediaan dituang kedalam adah khusus secukupnya, dimasukkan p6 meter kedalam sediaan dan tunggu hingga nilai pada p6 meter konstan.
BAB III MET/D/L/+I 3.1
Ran&angan 0(rmulas%
Dosis sediaan <
7 mgC4g== (8ikus).
4on*ersi 8ikus ;encit ".2:mgC20 gram. 4on*ersi ;encit ;anusia 799.$7 mgC$04g== ormulasi ediaan uspensi kstrak impang 4encur < C
kst. impang 4encur
799.$7mg
; -a
0.@
-a =en1oat
0.02@
yr impleE
2@
AHuadest
ad
:0m5.
% dd ". 'enimbangan =ahan < a.
kstrak impang 4encur
b. ; -a c.
yr impleE
799.$7 mg. 0,% gram. "m5
d. -a =en1oat
e.
AHuadest
:0m5! (0,%J0,0"2J"J:) %9,:9 m5.
f.
Air untuk ; -a
20 E 0,% gram : m5.
3.2
0,0"2 gram.
Pemuatan #%m*l%s%a A. Pengum*ulan Bahan
impang kencur didapat dari pasar =andar 4ediri Gaa timur sebanyak 2 kg, rimpang kencur yang dibeli dipilah rimpang yang masih bagus. B. Peng(lahan Bahan
impang kencur dibersihkan dari residu dari luar dengan air keran, kemudian dirajang sampai tipis kurang lebih 0, cm. 6asil rajangan diangin!anginkan selama % hari, bahan kering dihaluskan dengan blender sehingga didapat serbuk halus rimpang kencur. 6asil akhir serbuk diayak dengan menggunakan pengayak no mesh 70 sela ma % 3 pengayakan. 3.3
Pemuatan Ekstrak R%m*ang $en&ur
kstrak impang kencur dibuat dengan menggunakan metode maserasi. implisia ditimbang :7,79 gram, serbuk tadi dimasukkan kedalam botol 00 ml. erbuk rimpang kencur dilarutkan dengan etanol #:@ sebanyak $3 bobot serbuk rimpang kencur yaitu 7",%: m5. 5arutan dikocok selama %0 menit sebanyak %3 dalam sehari. 'engocokan dilakukan selama 2 hari.
3.
Pemuatan #us*ens% Ekstrak R%m*ang $en&ur
iapkan Alat dan =ahan ; -a 0,: gram dimasukkan kedalam mortir Ditambahkan AHua panas : m5 Dan digerus sampai mucilago Dimasukkan ekstrak rimpang kencur dan -a =en1oat kedalam ; -a gerus ad homogen Dimasukkan yrup impleE kedalam mortir gerus ad homogen Dimasukkan aHuadest ad :0 m5 Dimasukkan botol dan dikemas
BAB I HA#IL DAN PEMBAHA#AN .1
Has%l Fji =erat Genis =erat piknometer kosong (+K) =erat piknometer J sol*en (+KL) =obot sol*en (+KL!+₁+₂) kstrak J sol*en (+₄) +₃ 2,7# gCcc Fji p6 Fji iskositas Fji *ektifitas Antiinflamasi impang 4encur
2$,2$ g $:,$9 g 7#," g $$,0# g ", g : 29 mpAs
Diameter kaki mencit (m) 6ean oba
ebelum %0menit etelah 'emberian kstrak impang 4encur diinduksi putih setelah :0 menit #0 menit telur diinduksi putih %0 menit telur
;encit A
","
",$
",:
",
",%
;encit =
","
",$
!
!
!
;encit
0,#
",7
",%
"
0,#2
Fji /rganoleptis +arna =au asa .1
'utih 4ekuningan 4has 4encur ;anis
Pemahasan =ahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang kencur yang diolah menjadi sediaan suspense sebagai antiinflamasi. impang kencur diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol #:@. ebanyak :7,79 gram serbuk rimpang kencur dilarutkan dengan etanol #:@ sebanyak 7",%: m5.
Dalam pengujian rimpang kencur sebagai antiinflamasi dilakukan uji e*ektifitas rimpang kencur sebagai antiinflamasi dengan menggunakan hean coba mencit dan sebagai inflamatornya adalah putih telur. 'ada uji ini digunakan % ekor mencit, ke % mencit diukur diameter kakinya sebelum diinduksi dengan putih telur dari pengukuran diperoleh diameter ;encit A "," cm, ;encit = "," cm dan ;encit 0,# cm. 4emudian diinsuksi dengan putih telur dan ditunggu selama %0 menit, diameter kaki mencit mengalami tumor (pembengkakan) dengan perubahan diameter kaki ;encit A ",$ cm , ;encit = ",$ cm dan ;encit ",7 cm. etelah diinduksi dengan putih telur diinduksi dengan ekstrak rimpang kencur tiap %0 menit sebanyak % kali replikasi. Diameter kaki mencit A dan saja yang mengalami pengecilan ukuran pembengkakan, sedangkan mencit = tidak mengalami perubahan. 6al ini disebabkan oleh pemberian ekstrak kencur pada mencit = yang tidak sepenuhnya masuk kedalam tubuh sehingga kadar ekstrak tidak sesuai dosis yang diinginkan. Akan tetapi dengan adanya 2 mencit yang mengalami pengecilan pembengkakan maka dapat dinyatakan baha ekstrak kencur dapat digunakan sebagai obat antiinflamasi. ormulasi pada penelitian ini digunakan sediaan suspensi, digunakannya suspensi dalam sediaan kami karena sediaan ditujukan untuk penggunaan oral yang mudah dikonsumsi oleh anak!anak dan lansia yang sulit menelan pil atau tablet serta dengan sediaan suspensi dikatakan lebih cocok dengan kandungan yang ditujukan sebagai antiinflamasi. ancangan dari sediaan ini tidak menghilangkan cirri khas dari sediaan kencur yaitu aroma yang khas dari kencur serta arna dari kencur sendiri yaitu putih kekuningan. asa dari sediaan yang diinginkan adalah manis. Dari hasil pembuatan formulasi sediaan kami memenuhi rancangan spesifikasi yang diinginkan. 6anya saja rasa dari kencur terlalu manis disebabkan syrup simpleE yang sedikit berlebih. 6asil uji e*aluasi sediaan suspense memenuhi standart yang telah ditetapkan yaitu untuk uji p6 : sedangkan syarat yang ditetapkan adalah 7!:. Fji *iskositas didapat 29 mpAs. 'ada uji e*aluasi ini seharusnya dilakukan uji *olume sedimentasi untuk mengetahui kecepatan partikel mengendap, hal ini sangat penting karena kelemahan dari sediaan suspense adalah cracking yaitu membentuk endapan yang sukar terdispersi kembali. 8etapi bila dilakukan uji sedimentasi hal itu bisa dikurangi dengan cara membandingkan suspending agent yang baik untuk formulasi kami.
BAB PENUTUP .1
$es%m*ulan Dari hasil praktikum ini ekstrak rimpang kencur dapat digunakan sebagai antiinflamasi terbukti kemampuannya mengecilkan pembengkakan pada kaki mencit yang diinduksi dengan putih telur. ediaan suspensi merupakan sediaan yang berupa larutan dari 1at yang tidak larut dalam air yang terdispersi kedalam larutan. .2
#aran Dalam melakukan penyondean C induksi mencit dibutuhkan ketelitian agar sediaan yang diinduksikan masuk semua sesuai dosis yang diharapkan(tidak tumpah). erta pada uji e*aluasi sediaan suspensi harus dilakukan uji sedimentasi agar dapat mengetahui suspending agent yang cocok yang tidak mudah cracking.
DA0TAR PU#TA$A
Afriastini, G.G., 2002. =ertanam 4encur. disi e*isi. 'enerbit 'enebar adaya. hal. "!%%. ostiana, /., osita ;D, +. 6aryudin, upriadi dan . Aisyah, 200%. tatus pemuliaan tanaman kencur. tatus 'enelitian 8anaman empah dan /bat. 'erkembangan 8eknologi 8anaman empah dan /bat. ol 3. -o 2. hal. 2!%$. =uku 'anduan 'rogram ;agister 6erbal Indonesia. Gakarta< Fni*ersitas IndonesiaM 20"0. Depkes I. armakope Indonesia disi III. Depkes I. armakope I. Anonim "#9#, ;ateria ;edika Indonesia, Gilid , Departemen 4esehatan epublik Indonesia, Gakarta Dalimartha, ., 200%, Atlas 8umbuhan /bat Gilid %, 8rubus Agriidya, Gakarta
•
PHARMACY CARE Education isn't a line I'm spinnin! It"s a li#eline t$at"s sa%in! &a%in #utues! HOME BU&I(E&& ) I(*O ) PHARMACY I&LAM HEALTH) ABOUT ME
• • • • • • •
&uspensi Oal T$usda+, Octo-e .., /0./
1.
1 comments
Pengertian Suspensi Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase yaitu
fase luar dan kontinue umumnya merupakan cairan atau semi padat dan fase terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel – partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut tapi terdispersi seluruhnya pada fase kontinue (Patel dkk 1!!"#. Suspensi secara umum dapat dide$nisikan sebagai sediaan yang mengandung obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut terdispersi dalam cairan pemba%a. &at yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap dan bila dikocok perlahan – lahan endapan harus segera terdispersi kembali ('nief ))*#. Suspensi dalam farmasi digunakan dalam berbagai cara yaitu+ a.
,ntramuskular in-ect
b. etes mata c.
Peroral
d.
/ektal
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pemba%a cairdengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditu-ukan untuk penggunaan oral (0epkes /, 1!!#. 'da beberapa alasan pembuatan sedian supensi oral salah satunya adalah karena obat – obat tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tapi stabil bila disuspensi. Selain itu untuk banyak pasien bentuk cairan lebih banyak disukai daripada bentuk padat (tablet dan kapsul#. 2arena mudahnya menelan cairan dan kelu%esan dalam pemberian dosis aman dan mudah diberikan untuk anak–anak ('nsel 1!3!#. 'dapun sifat–sifat spesi$k yang untuk suspensi farmasi ('nsel 1!3!#+ a.
Suatu suspensi farmasi yang dibuat dengan tepat dan mengendap secara lambat dan harus rata lagi bila dikocok
b.
2arakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel suspensi tetap agak konstan untuk %aktu lama pada penyimpanan
c.
Supensi harus bisa dituang dari %adah dengan cepat dan homogen
.
4ormula Suspensi 5ral 4ormulasi sedian suspensi terdiri dari+ /6 &at aktif Pensuspensi &at tambahan &at penga%et Pendapar Pembasah &at penambah rasa &at penambah %arna &at penambah bau &at pemba%a
abel 1. 7ontoh 4ormula Suspensi
a.
8o
4ormula
2onsentrasi
1
Parasetamol
gr
'sam sitrat
)9
:
8atrium sitrat
)9
"
2ollidon 7;<=
9
0e>trosa
:)9
?
@ssence orange
)19
'Auadest
'd 1))ml
&at aktif Baitu Cat yang berkhasiat dalam suspensi
b.
Pensuspensi (Suspending agent # =erupakan bahn yang dapat meningkatkan Diskositas dari suspensi sehingga pengendapan dapat diperlambat. =enurut 'ulton (1!3!# bahan pensuspensi dapat dikelompokkan men-adi+
1#
Polisakarida Bang termasuk golongan polisakarida yaitu+
a#
'cacia6 Eom =erupakan bahan alam yang berasal dalam getah eksudat dari tanaman acasia serbuk ber%arna putih. =udah terkontaminasi oleh sebab itu perlu disterilisasi terlebih dahulu sebelumnya ('ulton 1!3!#. Fiasanya digunakan dalam bentuk mucilagodengan :9 terdispersi dalam air (2ing 1!3"#
b#
ragacant
=erupakn ekstrak kering dari tanaman semak 'stragalus umumnya tidak larut dalam air dan baik untuk membuat kekentalan yang sedang. Secara umum penggunaannya lebih sulit dari pada acacia. Fiasanya digunakn dalam bentuk mucilago ?9 (2ing 1!3"#. c#
8a 'lginat Ferasal dari rumput laut mengandung bagian asan dan bagian garam. Fagian asam dan garam kalsiumnya tidak larut dalam air sebaliknya garam natrium garam
kalium dan
garam
ammonium alginat
larut
dalam
air.
Penggunaan :9 akan membentuk gel seperti salep (Goight 1!!#. d#
Starch 0igunakan
dalam
bentuk
kombinasi
bersama
7abo>ymethilcellulose
sebanyak 9 dalam air akan menghasilkan produk kental ('ulton 1!3!#
e#
Hanthan Eum =erupakan polisakarida semisintesis mengandung garam natrium kalsium dan kalium dengan berat molekul tinggi. ;arut dalam air panas dan dingin digunakan dengan kadar )9 ('ulton 1!3!#.
f#
PoDidon ;arut dalam air dan etanol. =emilki pI :<* digunakan dalam sediaan suspensi sebagaisuspending agent dengan kadar J9 (Kade 1!!"#. # a#
7ellulose larut dalam air =ethylsellulose ;arut dalam air dingin tetapi tidak larut dalam air panas (2ing 1!3"#
konsentrasi methylsellulose J19 memberi larutan air yang -ernih sedangkan pada konsentrasi <1)9 mengarah pada pembentukan gel yang bersifat plastis yang digunakan untuk terapi kutan (Goight 1!!#. b#
Iidroksietilcellulose
;arut dalam air dingin dan panas memiliki aktiDitas permukaan yang rendah bereaksi netral dan menun-ukkan koagualsi bolak
8atriumcarboksimethylsellulose ;arut dalam air dingin dan panas menghasilkan larutan -ernih. ;ebih sensitf
terhadap pI dibandingkan dengan metilselulosa. Stabil pada pI <1). 0igunakan pada
konsentrasi
antara
)<19
('ulton
1!3!#.
=enghasilkan
empat
kekentalan yang rendah sedang tinggi dan ekstra tinggi (Lenkins dkk 1!!#. Pembuatan mucilago dengan menaburkan 8a 7=7 diatas air panas sebanyak ) kalinya. Fiarkan sampai mengembang kemudian gerus sampai homogen. :#
anah ;iat (7lay# =enurut Lankins (1!!# ada -enis tanah liat yang digunakan sebagai pensuspensi yaitu+
a#
Fentonit Suatu clay yang tidak dapat larut dalam air tetapi dapat menyerap air dalam membetuk suatu suspensi yang kental.
b#
Geegum =erupakan
gabungan
dari
magnesium
dan
aluminium
silikat
yang
digunakan sebagai pengental dengan kadar )<9. c.
Zat Tambahan, terdiri dari:
1#
Penga%et =enurut Foylan (1!!"# ada tiga kriteria penga%et yang ideal yaiu+
a#
Penga%et harus efektif terhadap mikroorganisme spektrum luas.
b#
Penga%et harus stabil $sika kimian dan mikribiologisselama masa berlaku produk tersebut.
c#
Penga%et harus tidak toksis mensesitasi larut dengan memadai dapat bercampur dengm komponen
'dapun
penga%et
yaitu+ asam benCoat
yang
)19
umum
8atrium
digunakan benCoat
dalam
)19
sediaan
farmasi
atau kombinasi dari
metilparaben ())9# dan propilparaben ()):# (Lenkins dkk 1!!#. #
;arutan dapar (FuMer# =enurut Foylan (1!!"# untuk dapat men-aga kelarutan obat maka suatu
sistem harus didapar secara memadai. Pemilihan suatu dapar harus konsisten dengan kriteria sebagai berikut+ a#
0apar harus mempunyai kappasitas memadai dalam kisaran pI yang diinginkan.
b#
0apar harus aman secara biologis untuk penggunaan yang dimaksud.
c#
0apar hanya mempunyai sedikit atau tidak mempinyai efek merusak terhadap stabilitas produk akhir.
d#
0apar harus memberikan rasa dan %arna yang dapat diterima produk.
:#
&at Pembasah (%etting agent# 0alam pembuatan suspensi penggunaan Cat basah sangat berguna dalam
penurunan tegangan antar muka partikel padat dan cairan pemba%a ('nief 1!!"#. &at pembasah yang sering digunakan dalam pembuatan suspensi adalah air alkohol gliserin ('nsel 1!3!#. &at
"#
&at Penambah /asa 'da empat rasa sensasi dasar yaitu+ asin pahit manis dan asam. Suatu kombinasi Cat pemberi rasa biasanya diperlukan untuk menutupi sensasi rasa ini secara efektif. =enthol kloroform dan berbagai garam sering kali digunakan sebagai Cat pembantu pemberi rasa (Patel dkk 1!!"#.
=enurut 'ulton (1!3!# ada tiga tipe penambahan rasa yaitu+ a#
&at pemanis contohnya+ sorbitol saccharin dan inDert syrup.
b#
Syrup Ferasa contohnya+ blackcurant rasoberry dan chererry.
c#
=inyak Feraroma 6 'romatic 5ils contohnya+ anisi cinnamon lemon dan pepermint.
d#
Penambahan /asa Sintetik contohnya+ kloroform Danillin benCaldehid dan berbagai senya%a organik lain (alkohol aldehid ester dan keton#.
#
&at Penambah Karna 'da beberapa alasan mengapa farmasi perlu ditambahkan Cat pe%arna yaitu menutupi penampilan yang tiadak enak dan untuk menambah daya tarik pasien. &at pe%arna harus aman tidak berbahaya dan tidak memilikiefek farmakologi. Selain itu tidak bereaksi dengan Cat aktif dan dapat larut baik dalam sediaan ('nsel 1!3!#. Pemilihan %arna biasanya dibuat konsisten dengan rasa misalnya merah untuk stra%bery dan %arna kuning untuk rasa -eruk ('nsel 1!3!#. Feberapa contoh yang bisa digunakan yaitu artaCin (kuning# amaranth (merah# dan patent blue G (biru#. 7loro$l (hi-au# ('ulton 1!3!#.
?#
&at Penambah Fau u-uan penambahan bau adalah untuk dapat menutupi bau yang tidak enak yang ditimbulkan oleh Cat aktif atau obat. Fau sangat mempengauhi rasa dari suatu preparat pada bahan makan ('nsel 1!3!#. 0apat digunakan penambah bau berupa essense dari buah
*#
&at Pemba%a &at pemba%a yang bisa digunakan dalam pembuatan suspensi oral adalah air murni ('nsel 1!3!#.
1.
Stabilitas Suspensi
Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah
cara
untuk
memperlambat
penimbunan
partikel
serta
men-aga
homogenitas dari partikel ini merupakan salah satu cara untuk men-aga stabilitas suspensi. 4aktor
2ekentalan (Diskositas# 2ekentalan suatu cairan mempengaruhi pola kecepatan aliran dari suatu cairan tersebut. =akin kental kecepatan alirannya makin turun kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat didalamnya dengan menambah Diskositas cairan. Eerakan turun dari partikel
yang
dikandungnya
akan
diperlambat
('nsel
1!3!#.
Giskositas
suspensi menurut S8, adalah :*cp<:!?cp Ial ini dibuktikan dengan rumus+ 0imana+ + kekentalan cairan + kekentalan air pada suhu penetapan tc
+ %aktu cair aliran (dtk# dc ta da
+ kerapatan cairan (g6ml# + %aktu alir air (dtk# + kerapatan air (gr6ml#
,stilah rheologi digunakan untuk menggambarkan aliran cairan dan ,saac ne%ton yang menyatakan bah%a tahanan terhadap aliran adalah sebanding dengan kecepatan geser. ,stilah ne%ton tentang tahanan terhadap aliran sekarang dikenal dengan kekentalan atau Diskositas yang dide$nisikan sebagai tetapan perbandingan antara tekanan geser (Shering stress# dengan kecepatan geser (Rate of share#. ekanan geser adalah gaya per luas area yang digeser (dyne6cm#. 2ecepatan geser adalah kecepatan dibagi ketebalan $lm (detik<1#. GiskositasN (dyne6cm# 6 (16detik#N poise (P#N 1))centipoise (cps# /heologi dari suatu Cat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien stabilitas $sik obat bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh
(bioaDailability#. Sehingga Diskositas telah terbukti dapat mempengaruhi la-u absorpsi obat dalam tubuh. b.
Okuran Partikel pengecilan ukuran partikel berguna untuk kestabian supensi karena la-u endap dari partikel padat berkurang kalu ukuran partike dikurangi. Pengurangan kuran partikel menghasilkan la-u pengendapan yang lambat dan lebih beragam.
c.
Golume Sedimentasi @ndapan yang terbentuk harus dengan mudah didispersikan kembali dengan pengocokan sedangkan agar menghasilkan suatu sistem homogen maka penguurn Dolume endapan dan mudah mendispersi membentuk dua prosedur eDaluasi dasar yang paling umum (Patel dkk 1!!"# Golume sedimentasi yaitu mempertimbangkan rasio tinggi akhir endapan (Iu# terhadap tinggi a%al (Io# pada %aktu suspensi mengendap dalam suatu kondisi standar. 4 N Iu6Io =akin besar fraksi ini makin baik kemampuan suspensinya (;achman 1!!"#
d.
pI pI merupakan suatu penentu utama adalam kestabilan suatu obat yang cenderung penguraian hidrolitik. Ontuk kembanyakan obat pI kestabilan optimum adalah pada situasi asam antara pI . 5leh karena itu melalui penggunakan Cat pendapar yang tepat kestabilan senya%a yang tidak stabil dapat ditinggikan ('nsel 1!3!#. pI standar suspensi menurut 2ulshreshta Singh dan Kall ())!# antara <*.
e.
/edispersibilitas 0aya kocok sedimen dapat dilakukan dengan gerak membalik susupensi yang mengandung sedimen sebasar !) ) kemudian dapat diukur %aktunya atau -umlah gerak membalik yang dibutuhkan untuk mendispersikan kembali seluruh partikel (Goight 1!!#. 2emampuan suspensi untuk men-aga agar dosis obat terdispersi secara merata diukur berdasarkan kemampuannya untuk mendispersikan kembali suatu
suspensi yang mengendap. @ndapan yang terbentuk selama penyimpanan harus mudah didispersikan kembali bila %adahnya dikocok membentuk suspensi yang homogen. 5leh karena itu pemeriksaan kemampuan redispersi sangat penting dalam eDaluasi stabilitas $sik suspensi. Penentuan
redispersi
dapat
ditentukan
dengan
cara mengkocok
sediaannya dalam %adahnya secara konstan dengan menggunakan pengocok mekanik. 2emempuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dengan tangan maksimum 1 kali pengocokan. ".
Pembuatan Suspensi =enurut Patel dkk (1!!"# ada beberapa metode dalam pembuatan suspensi yaitu+
a.
=etode pengendapan
1#
Pengendapan 0engan Pelarut 5rganik 5bat–obatan
yang tidak larut dalam air dapat diendapkan dengan
melarutkannya dalam pelarut organik yang bercmpur dengan air dan kemudian menambah fase organik ke air murni diba%ah kondisi standar. #
Pengendapan yang dipengaruhi oleh perubahan pI dan medium =etode ini dapat lebih membantu dan tidak menimbulkan yang serupa dengan endapan organik. etapi teknik ini hanya dapat diterapkan keobat – obat yang seharusnya tergantung pada pI.
:#
Penguraian rangkap =etode ini meliputi kimia sederhana meskipun beberapa faktor $sis -uga ikut berperan =enurut 'nief ())*# dalam pembuatan suspensi stabil secara $sis yang biasa dipakai sebagai pegangan pedekatan adalah+
a#
Penggunaan pemba%a tersusun untuk partikel deokulasi dalam suspensi. Pemba%a tersusun pseudoplastis dan plastis. Pemba%a tersusun beker-a dengan cara
pen-eratan
(calmpiping#
partikel–partikel
(umumnya
deokulasi#
sedemikian hingga secara deal tidak ter-adi pengendapan. b#
Penggunaan prinsip – prinsip untuk membentuk ok mskipun ter-adi cepat mengenap tetapi dengan pengocokkan dengan mudah tersuspensi kembali.
Stabilitas $sis yang optimum dan bentuk rupanya yang baik akan ter-adi bila suspensi diformulasikan dengan patikl–partikel okulasi dengan pemba%a tersusun dari tipe koloid hidro$l (okulasi terkontrol#. =enurut Iinds untuk membentuk okulasi dalam suspensi digunakan elektrolit surfaktan dan polimer. Pembuatan suspensi sistem okulasi dapat dilakukan seperti berikut+ a#
Partikel diberi pembasah dan dispersi medium
b#
;alu ditambah Cat pemokulasi dan diperolah suspensi okulasi
c#
'pabila dikehendaki agar ok yang ter-adi tidak cepat mengenap maka ditambah pemba%a tersusun.
b.
=etode 0ispersing Fahan tersebut dilarutkan dahulu dengan air sebelum dicampur dengan dengan bahan –bahan yang akan disuspensikan. Surfaktan dapat digunakan untuk men-amin pembasahan Cat padat pada hidrofobik engan seragam. Penggunaan Cat pensuspensi bisa iusulkan tergantung pada penggunaan spesi$k. =etode sebenernya dari pendispersi Cat padat merupakan salah satu pertimbangan yang ebih pentin karena pengurangan ukuran prtikel mungkin dihasilkan atau mungkin tidak dihasilkan dari proses dispersi.
.
Sistem 4lokulasi dan 0eokulasi 0alam sistem okulasi partikel terokulasi adalah terikat lemah cepat mengenap dan mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake. Sedangkan pada sisitem deokulasi partikel terdeokulasi mengenap perlahan – lahan dan akhirnya membentuk sedimen dan ter-adi agregrasi dan selan-utnya cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali. Pada sistem okulasi biasanya mencegah pemisahan yang sungguh– sungguh tergantung pada kadar partikel padat dan dera-at okulasinya pada suatu %aktu sisitem okulasi klihatan kasar akibat ter-adinya okul. 0alam sistem deokulasi partikel terdispersi baik dn mengenap senderian tapi lebih lamat dari pada sistem okulasi tapi partikel delokulasi berkehendak membentuk sedimen atau cake yang sukar terdispersi kembali.
abel .
Sifat–sifat dari partikel okulasi dan deokulasi dalam susupensi menurut 'nief ())*#
?.
8o
0eokulasi
4lokulasi
1
Partikel tersuspensi dalam keadaan terpisah satu dengan lainnya
Partikel merupakan agregat yang bebas
Sedimentasi lambatmasing – Sedimentasi cepat partikel masing partikel mengenap terpish mengenap sebagai ok yaitu dan ukuranya minimal kumpulan partikel
:
Sedimentasi ter-adi lambat
"
'khirnya sedimentasi akan Sedimentasi terbungkus bebas membentuk cake (agregat# yang membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi kembali padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula
Ku-ud suspensi menyenangkan karena Cat tetap tersuspensi dalam %aktu relatiDe lama meskipun ada endapan cairan atau tetap berkabut
Sedimentasi ter-adi cepat
Ku-ud susupensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi ter-adi cepat dan diatasnya ter-adi daerah cairan yang -ernih
Pengemasan dan Penyimpanan Semua
suspensi
harus dikemas dalam
%adah
mulut
lebar yang
mempunyai ruang udara yang menandai di atas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang. 2ebanyakan suspensi harus disimpan dalam %adah yang tertutup rapat dan terlindung dari pembekuan panas berlebihan dan cahaya. Suspensi perlu dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk men-amin distribusi Cat yang merata dalam pemba%a sehingga dosis yang diberikan setiap kali tepat dan seragam ('nsel 1!3!#.
Tantri Sugianto (Tantri) Bismillah.. semoga bisa bermanfaat bagi yang membacanya :)
Minggu, 15 Juli 212
sus!ensiii BAB I PENDAHULUAN
". #"T"$ B%#"&"' Bebera!a bentu se*iaan obat yang umumnya *i!aai *alam !embuatan obat, setia! bentu se*iaaan memilii fungsi *an egunaannya masing+masing sesuai *engan ebutuhan *an untu a!a obat tersebut *i!aai. Salah satu bentu se*iaan *ari obat yang sering *ium!ai *an sering *igunaan a*alah sus!ensi. sus!ensi meru!aan se*iaan cair yang mengan*ung !artiel !a*at yang ti*a larut teta!i ter*is!ersi *alam fase cair. -artiel yang ti*a larut tersebut *imasu*an secara fisiologi *a!at *iabsor!si yang *igunaan sebagai obat *alam atau untu !emaaian luar *enagn tuuan !enyalutan. Se*iaan *alam bentu sus!ensi uga *ituuan untu !emaaian oral *engan ata lain !emberian yang *ilauan melalui mulut. Se*iaan *alam bentu sus!ensi *iterima bai oleh !ara onsumen *iarenaan !enam!ilan bai itu *ari segi arna atu!un bentu a*ahnya. -a*a !rinsi!nya /at yang ter*is!ersi !a*a sus!ensi
haruslah halus, ti*a boleh ce!at mengen*a!, *an bila *igoog !erlahan+lahan, en*a!an harus segera ter*is!ersi embali. Selain larutan, sus!ensi uga mengan*ung /at tambahan (bila !erlu) yang *igunaan untu menamin stabilitas sus!ensi teta!i eentalan sus!ensi harus menamin se*iaan mu*ah *igoog *an *ituang. Sus!ensi *a!at *i*efinisian sebagai !re!arat yang mengan*ung !artiel obat yang terbagi secara halus (*ienal sebagai sus!ensoi*) *isebaran secara merata *alam !embaa *imana obat menunuan elarutan yang sangat minimum. Bebera!a
sus!ensi
*i!er*agangan
terse*ia
*alam
bentu
sia!
!aai,
telah
*isebaran *alam cairan !embaa *engan atau tan!a !enstabil *an bahan tambahan farmaseti lainnya. Selain itu !embuatan sus!ensi ini *i*asaran !a*a !asien yang suar menerima tablet atau a!sul, terutama bagi ana+ana *an lansia, *a!at menutu!i rasa obat yang ti*a ena atau !ahit yang sering ita um!ai !a*a bentu se*iaan tablet, *an obat *alam bentu se*iaan sus!ensi lebih mu*ah *iabsor!si *ari!a*a tablet0a!sul *iarenaan luas !ermuaan onta antara /at atif *an saluran cerna meningat. leh arena itu *ibuatlah se*iaan sus!ensi. -embuatan sus!ensi ini !ula *i*asaran !a*a !engembangan se*iaaan cair yang lebih banya *iminati oleh masyaraat luas. Teta!i *alam !embuatan sus!ensi uga memerluan etelitian *alam !roses !embuatan sehingga estabilannya *a!at teraga. Salah satu masalah yang *iha*a!i *alam !roses !embuatan sus!ensi a*alah cara mem!erlambat !enimbunan !artiel serta menaga homogenitas *ari !artiel. ara tersebut meru!aan salah satu tin*aan untu menaga stabilitas sus!ensi. -enggunaan *alam bentu sus!ensi bila *iban*ingan *engan larutan sangatlah efisien sebab sus!ensi *a!at mengurangi !enguraian /at atif yang ti*a stabil *alam air. &eurangan sus!ensi sebagai bentu se*iaan a*alah !a*a saat !enyim!anan, memunginan tera*inya !erubahan sistem *is!ersi (cacing, floulasi, *efloulasi) terutama ia tera*i flutuasi atau !erubahan tem!eratur. Sasaran utama *i*alam merancang se*iaan berbentu sus!ensi a*alah untu mem!erlambat ece!atan se*imentasi *an mengu!ayaan agar !artiel yang telah terse*imentasi *a!at *isus!ensi *engan bai. Ja*i, alasan !embuatan sus!ensi yaitu untu membuat se*iaan obat *alam bentu cair *engan menggunaan /at atif yang ti*a *a!at larut *alam air teta!i hanya ter*is!ersi
secara merata. 3engan ata lain, bahan+bahan obat yang ti*a *a!at larut *a!at *ibuat *alam bentu sus!ensi. 3engan *emiian sangatlah !enting bagi ita sebagai tenaga farmasis untu mengetahui *an mem!elaari !embuatan se*iaan *alam bentu sus!ensi yang sesuai *engan !ersyaratan sus!ensi yang i*eal atau!un stabil agar selanutnya *a!at *itera!aan !a*a !elayanan efarmasian *alam ehi*u!an masyaraat.
B. -%$M"S"#"4"' 3"' -%'%#%S"6"' -%$M"S"#"4"' 1. Suspensi Chloramphenicol palmitat a.
-ermasalahan
+
Sus!ensi *engan cara !engen*a!an embali
b. -enyelesaian !ermasalahan +
Mem!erecil *iameter !artiel bahan atif *alam sus!ensi
+
Bahan atif *i!erecil agar /at atif lebih mu*ah ter*is!ersi secara homogen.
2. Suspensi Bismuth Sub nitrat a.
-ermasalahn
+
Membuat sus!ensi terfloulasi
b. -enyelesaian !ermasalahan +
3engan menggunaan *is!ersi *imana !ertama ali ita membuat mucilago emu*ian serbu bahan obat *icam!ur e *alam mucillago yang telah terbentu emu*ian *ienceran, floulasi encer *an *itambahan langsung !a*a bahan yang *ifloulasi.
BAB II LANDASAN E!"I
Sus!ensi a*alah se*iaaan yang mengan*ung bahan obat !a*at *alam bentu halus *an ti*a larut, ter*is!ersi *alam cairan !embaa. 7at yang ter*is!ersi harus halus, ti*a boleh ce!at mengen*a!, *an bila *ioco !erlahan en*a!an harus segera ter*is!ersi embali. 3a!at *itambahan /at tambahan untu menamin stabilitas teta!i eentalan sus!ensi harus menamin se*iaan mu*ah *ioco *an *ituang. Menurut 86 %*isi 666, sus!ensi meru!aan se*iaan yang mengan*ung bahan obat !a*at *alam bentu halus *an ti*a larut , ter*is!ersi *alam cairan !embaa. Menurut 86 %*isi 69, sus!ensi a*alah se*iaan cair yang mengan*ung !artiel !a*at ti*a larut yang ter*is!ersi *alam fase cair. Menurut 8ormularium nasional %*isi 66, sus!ensi a*alah se*iaan cair yang mengan*ung obat !a*at, ti*a melarut *an ter*is!ersian sem!urna *alam cairan !embaa atau se*iaan !a*at ter*iri *ari obat *alam bentu serbu halus, *engan atau tan!a /at tambahan yang aan ter*is!ersian sem!urna *alam cairan !embaa yang *iteta!an. 8ator+fator yang mem!engaruhi stabilitas sus!ensi a*alah : 1. uran !artiel. 2. Se*iit banyanya bergera !artiel (;isositas) <. ola menola antar !artiel arena a*anya muatan listri =. &a*ar !artiel ter*is!ersi iri+ciri se*iaan sus!ensi a*alah :
+ Terbentu *ua fase yang heterogen + Berarna eruh + Mem!unyai *iameter !artiel > 1 nm + 3a!at *isaring *engan ertas saring biasa + "an memisah ia *i*iaman Macam+macam sus!ensi
Sus!ensi ber*asaran egunaanya 1. Sus!ensi oral Sus!ensi oral a*alah se*iaan cair yang mengan*ung !artiel !a*at yang ter*is!ersi *alam cairan !embaa *engan bahan !engaroma yang sesuai *an *itunuan untu !enggunaan oral. 2. Sus!ensi to!ical Sus!ensi to!ical a*alah se*iaan cair yang mengan*ung !artiael+!artiel !a*at yang ter*is!ersi *alam cairan !embaa yang *ituuan untu !enggunaan !a*a ulit. <. Sus!ensi tetes telinga aitu se*iaan cair yang mengan*ung !artiel+!artiel halus yang *ituuan untu *itetesan !a*a bagian telinga luar. =. Sus!ensi o!talmi aitu se*iaan cair yang steril yang mengan*ung !artiel+!artiel yang ter*is!ersi *alam cairan !embaa untu !emaaian !a*a mata.
•
Sus!ensi ber*asaran istilah 1. Susu aitu sus!ensi untu !embaa yang mengan*ung air yang *ituuan untu !enggunaan oral. ontohnya : susu magnesia
2. Magma aitu sus!ensi /at !a*at anorgani *alam air se!erti lum!ur, ia /at !a*atnya mem!unyai ecen*erungan terhi*rasi *an teragre*asi uat yang menghasilan onsistansi se!erti ell *an sifat relogi tisotro!i
<. #otio ntu golongan sus!ensi tro!ical *an emulsi untu !emaaian !a*a ulit. Sus!ensi ber*asaran sifatnya
•
1. a.
Sus!ensi *efloulasi
6atan antar !artiel ter*is!ersi uat
b. -artiel *is!ersi mu*ah mengen*a! c.
-artiel *is!ersi mu*ah ter*is!ersi embali
*. -artiel *is!ersi ti*a membentu cacing yang eras 2. Sus!ensi floulasi a.
6atan antar !artiel ter*is!ersi lemah
b. -artiel *is!ersi mengen*a! secara !erlahan c.
-artiel *is!ersi susah ter*is!ersi embali
*. -artiel *is!ersi membentu cacing yang eras
Syarat+syarat sus!ensi a*alah sebagai beriut : Menurut 86 e*isi 666 a*alah : 7at ter*is!ersi harus halus *an ti*a boleh mengen*a! Jia *ioco harus segera ter*is!ersi embali 3a!at mengan*ung /at *an bahan menamin stabilitas sus!ensi &eentalan sus!ensi ti*a bolah terlalu tinggi agar mu*ah *ioco atau se*ia *ituang &arateristi sus!ensi harus se*emiian ru!a sehingga uuran !artiel *ari sus!ensi teta!
aga onstan untu anga !enyim!anan yang lama Menurut 86 e*isi 69 a*alah : Sus!ensi ti*a boleh *i inesian secara intra;ena *an intrateal Sus!ense yang *inyataan untu *igunaan untu cara tertentu harus mengan*ung anti
miroba Sus!ense harus *ioco sebalum *igunaan.
ara !embuatan sus!ensi Sus!ensi *a!at *ibuat *engan cara : Meto*e *i!ersi
Serbu yang terbagi halus *i*is!ersian e*alam cairan !embaa. mumnya sebagai cairan !embaa a*alah air. 3alam formulasi sus!ensi yang !enting a*alah !ertiel+!ertiel harus ter*is!ersi betul *alam fase cair. Men*is!ersian serbu yang ti*a larut *alam air a*ang+a*ang suar, hal ini *isebaban arena a*anya u*ara, lema yang terontaminasi !a*a !ermuaan serbu. Serbu *engan su*ut onta ? *isebut hi*rofob. ontohnya sulfur, magnesium stearat, *an magnesium arbonat. ntu menurunan tegangan antar mua, antara !artiel !a*at *an cairan !embaa *igunaan /at !embasah *engan nilai 4B (hi*rofil li!ofil balance) atau eseimbangan hi*rofil li!ofil. 'ilai 4#B @+? *an su*ut onta a*i ecil. *ara yang *i!in*ahan *an !artiel aan terbasahi *a!at !ula menggunaan gliserin, larutan om, !ro!ilengliol untu men*is!ersi !ariel !a*at. Biasa uga *igunaan om (!engental).
Meto*e !resi!itasi
Meto*e ini terbagi atas < yaitu : Meto*e !resi!itasi *engan bahan organic
3ilauan *engan cara /at yang ta larut *engan air, *ilarutan *ulu *engan !elarut organic yang *a!at *icam!ur air. -elarut organic yang *igunaan a*alah etanol, methanol, !ro!ilengliol, *an gliserin. ang !erlu *i!erhatian *ari meto*e ini a*alah control uuran !artiel yang tera*i bentu !olimorfi atau hi*rat *ari &ristal. Meto*e !resi!itasi *engan !erubahan -4 *ari me*ia
3i!aai untu obat yang elarutannya tergantung !a*a -4. Meto*e !resi!itasi *engan *eom!osisi ranga!0!enguraian
3imana stabilitas fisi yang o!timal *an bentu ru!anya yang bai bila sus!ensi *iformulasian *engan !artiel floulasi *alam !embaa berstrutur atau !ensus!ensi ti!e oloi* hi*rofi. Bila serbu telah *ibasahi *an *i*is!ersian *iusahaan untu membentu floulasi terontrol agar ti*a tera*i se*iaan yang om!a yang sulit *i*is!ersi embali. ntu membentu floulasi *igunaan eletrolit, surfatan, *an !olimer.
Bentu sus!ensi yang *iinginan 1) -artiel+!artiel harus mengen*a! secara !erlahan 2) -artiel+!artiel yang mengen*a! harus mu*ah *i*is!ersian embali <) Suatu sus!ensi yang terfloulasi lebih *iinginan *ari!a*a sus!ensi yang ter*efloulasi.
=) Suatu sus!ensi ti*a boleh terlalu ental untu mengurangi ece!atan se*imentasi.
4al+hal yang harus *i!erhatian *alam sus!ensi a*alah : 1. &ece!atan se*imentasi (houm stoes) ntu se*iaan farmasi, ti*a mutla *i!aai untu se*iaan farmasi biasanya *imana bentu sus!ensori ti*a teratur, teta!i *a!at *i!aai sebagai !egangan su!aya sus!ensi stabil sehingga ti*a ce!at mengen*a!. Masu*nya aan terbentu cacing *an homogenitas urang. 2. -embahasan serbu -embasahan a*alah fenomena tera*inya onta antara me*ium !en*is!ersi *an me*ium ter*is!ersi *imana !ermuaan !a*at u*ara *igantian oleh !a*at cair. ntu menurunan tegangan !ermuaan *igunaan etting agent atau surfatan (/at yang *a!at menurunan tegangan !ermuaan) misalnya s!an *an teen.
<. 8loatasi 8loatasi atau trafung *isebaban oleh : + -erbe*aan *ensitas + -artiel !a*at hanya terbasahi *an teta! !a*a !ermuaan + "*anya absorbsi gas !a*a !ermuaan /at !a*at. 4al ini *a!at *iatasi *engan !enambahan humetan (/at yang *igunaan untu membasahi /at !a*at). =. -ertumbuhan &ristal #arutan air suatu sus!ensi sebenarnya meru!aan larutan enuh, bila tera*i !erubahan suhu aan tera*i !ertumbuhan ristal ini *a!at *icegah *an !enambahan surfatan. 5.
-engaruh gula
+
-enambahan larutan gula *alam sus!ensi aan mengaibatan fisositas sus!ensi nai.
+
&onsentrasi gula yang besar aan menyebaban aan terbentunya ristalisasi *engan ce!at ula cair 25A mu*ah *itumbuhi bateri hingga *i!erluan !engaet
+
4ati+hati ia a*a alohol *alam sus!ensi
. -emilihan meto*e *is!ersi, *e!oulasi, *an !roulasi &om!onen se*iaan sus!ensi :
&om!osisi se*iaan sus!ensi yaitu : 1. 7at atif 2. Bahan tambahan : +
Bahan !ensus!ensi 0 sus!en*ing agent, fungsinya a*alah untu mem!erlambat !engen*a!an, mencegah !enurunan !artiel, *an mencegah !enggum!alan resin, *an bahan berlema. ontoh untu golongan !olisaari*a yaitu se!erti gom aasia, tragaan, alginat starc. Se*angan !a*a golongan selulosa larut air yaitu se!erti metil selulosa, hi*rosi etilselulosa, a;icel, *an na+cmc.untu golongan tanah liat misalnya se!erti bentonit, aluminium magnesium siliat, hectocrite, ;eegum. Sementara itu untu golongan sinteti se!erti carbomer, carboCy!olymethylene, colloi*al silicon *ioCi*e.
+
Bahan !embasah (etting agent) 0 humetan, fungsinya a*alah untu menurunan tegangan !ermuaan bahan *engan air (su*ut onta) *an meningatan *is!ersi bahan yang ti*a larut. Misalnya gliserin, !ro!ilengliol, !olietilengliol, *an lain+lain.
+
-emanis, fungsinya untu mem!erbaii rasa *ari se*iaan. Misalnya sorbitol *an surosa.
+
-earna *an !eangi, *imana /at tambahan ini harus serasi. Misalnya ;anili, buah+ buahan berry, citrus, alnut, *an lain+lain.
+
-engaet, sangat *ianuran ia *i*alam se*iaan tersebut mengan*ung bahan alam, atau bila mengan*ung larutan gula encer (arena meru!aan tem!at tumbuh miroba). Selain itu, !engaet *i!erluan uga bila se*iaan *i!ergunaan untu !emaaian berulang. -engaet yang sering *igunaan a*alah metil atau !ro!il !araben, asam ben/oat, chlorbutanol, *an senyaa ammonium.
+
"ntiosi*an, arang *igunaan !a*a se*iaan sus!ensi ecualiuntu /at atif yang mu*ah terurai arena terosi*asi.misalnyahi*rouinon, asam galat, asein, sisteina hi*rolori*a, *an ugatimol.
+
-en*a!ar,
fungsinya
untu
mengatur
!4,
mem!erbesar
!otensial
!engaet,
meningatan elarutan. Misalnya *a!ar sitrat, *a!ar fosfat, *a!ar asetat, *an uga *a!ar arbonat.
+
"ci*ifier,
fungsinya
untu
mengatur
!4,
meningatan
estabilan
sus!ensi,
mem!erbesar !otensial !engaet, *an meningatan elarutan. Misalnya asam sitrat. +
8locculating agent, meru!aan bahan yang *a!at menyebaban suatu !artiel berhubungan secara bersama membentu suatu agregat atau floc. Misalnya !olisorbat D (untu surfatan), tragaan (!olimer hi*rofili), bentonit (untu clay), *an uga 'al (untu eletrolit). &riteria sus!ensi yang i*eal :
-artiel yang ter*is!ersi harus memilii uuran yang sama *an ti*a mengen*a! ce!at *alam
a*ah. %n*a!an yang terbentu ti*a boleh eras (om!a) *an harus ter*is!ersi *engan ce!at
*engan se*iit !engocoan. 4arus mu*ah *ituang, memilii rasa ena *an tahan terha*a! serangan miroba ntu obat luar, harus mu*ah *isebar *i!ermuaan ulit *an ti*a ce!at hilang etia
*igunaan serta ce!at ering.
&euntungan *an erugian se*iaan sus!ensi + &euntungan : 1.
Bai *igunaan untu !asian yang suar menerima tablet0 a!sul, terutama ana+ana.
2.
4omogenitas tinggi
<.
#ebih mu*ah *iabsor!si *ari!a*a tablet0a!sul arena luas !ermuaan
=.
onta antara /at atif *an saluran cerna meningat
5.
3a!at menutu!i rasa ti*a ena0!ahit obat (*ari larut0ti*anya)
.
Mengurangi !enguraian /at atif yang ti*a stabil *alam air + &erugian :
1.
&estabilan ren*ah (!ertumbuhan &ristal (ia enuh), *an *egra*asi)
2.
Jia membentu EcacingF aan sulit ter*is!ersi embali sehingga homogenitasnya turun
<.
"lirannya menyebaban suar *ituang
=.
&eteta!an *osis lebih ren*ah *ari!a*a bentu se*iaan larutan
5.
-a*a saat !enyim!anan, emunginan tera*i !erubahan system*is!ersi terutama ia tera*i !erubahan tem!eratur
.
Se*iaan sus!ensi harus *ioco terlebih *ahulu untu mem!eroleh *osis yang *iinginan. BAB III #E!DE P"A$I$U#
". $%S%- SS-%'S6 4#$"M-%'6# -"#M6T"T
Dr. Alphian .I' 9#79CI'C200" Gln. ;ekar "9 4endari C hloramphenicol palmitat 2,9$ ; -a 0, 'olysorbat 90 0,2 'ropilenglikol 0 ir. impleE " AHua ad 'ro < 'utri
"
0
B. &%#%'&"-"' $%S%-
&eterangan : •
$0
: $eci!e
: "mbillah
•
m.f.*.s
: misce fac *a signa
•
< **
: ter *e *ie
: < C sehari
•
c
: cochlear
: sen*o maan
•
!ro
: !ro!ere
: untu
: cam!ur buat *an tan*ai
. $"6"' B"4"'
1. 4#$"M-4%'6# -"#M6T"T (86 %*isi 666 4al. 1=5) resmi
: 4#$"M-4%'6#6 -"#M6T"S
sinonim
: loramfeniol !almitat
s moleul
: 2@4=2l2'2
moleul
: 51,5
ian
: serbu hablur halus, licin, !utih, bau lemah,rasataar
tan
: !ratis ti*a larut *alam air, larut *alam =5 bagian etanol (?5A)!, *alam bagian loroform !, *an *alam 1= bagian eter !
!anan at
: *alam a*ah tertutu! bai, terlin*ung *ari cahaya : antibiotium (obat yang *igunaan untumenghambat !ertumbuhan miroorganismeatau membunuh miroorganisme)
2. M 'a (86 %*isi 666 4al. =1) resmi
: '"T$66 "$BGM%T4#%###SM
sinonim
: natrium arbosimetil selulosa
ian
: serbu atau butiran, !utih atau !utih uning ga*ing ti*a berbau atau ham!ir ti*a berbau, higroso!i
tan
: mu*ah men*is!ersi *alam air,membentu sus!ensi oloi*al, ti*a larut *alam etanol (?5A)!, *alam eter ! *an *alam !elarut organic lain
!anan at
: *alam a*ah tertutu! ra!at : /at tambahan
<. -#S$B"T D (86 %*isi 666 4al. 5?) resmi
: -#S$B"TM D
sinonim
: !olisorbat D
ian
: cairan ental se!erti minya, ernih, uning, bauasam lema, has
tan
: mu*ah larut *alam air, *alam etanol (?5A)!,*alam etil asetat ! *an *alam etanol !, suar larut *alam !arafin cair, *an *alam minya bii a!as !
!anan at
: *alam a*ah tertutu! ra!at : /at tambahan
=. -$-6#%'#6&# (86. %*isi 666 4al. 5<=) resmi
: -$-#%'##M
sinonim
: -ro!ilengliol
s moleul
: <4D2
moleul
: @,1
ian
: airan ental, ernih, ti*a berarna, ti*aberbau, rasa aga manis, higroso!i
tan
: 3a!at cam!ur *engan air, *engan etanol (?5A)!,*an *engan loroform !, larut *alam bagian eter !, ti*a *a!at cam!ur *engan eter minya tanah !, *an *engan minya lema
!anan at
: 3alam a*ah tertutu! bai : 7at tambahan, !elarut
5. S6$- S6M-#%G (86. %*isi 666 4al. 5@) resmi
: S6$-S S6M-#%G
sinonim
: Siro! gula
uatan
: #arutan 5 bagian saarosa *alam larutan metal!araben ,25A b0; secuu!nya hingga *i!eroleh
ian
1 bagian siro!
: airan ernih, ti*a berarna
!anan
: 3alam a*ah tertutu! ra!at, *i tem!at seu
. "H"3%ST ( 86.%*isi 666 4al.? ) resmi
: "H" 3%ST6##"T"
sinonim
: "ir suling, "ir murni
s moleul
: 42
moleul
: 1D,2
ian
: airan ernihI ti*a berarnaI ti*a berbauI ti*amem!unyai rasa
!anan
: 3alam a*ah tertutu! bai 3. -%$46T'"' B"4"' 1. hloram!henicol !almitat 2. M 'a •
"ir !anas
2,D@5 gram ,5 gram
2 bagian C ,5 (bb M 'a)
1 gram K 1 m# •
"ir *ingin
1 bagian C ,5 (bb M 'a)
5 gram K 5 m# <. -olysorbat D
,25 gram
=. -ro!ilengliol
1 gram
5. Sir. Sim!leC
15 gram
. "Lua a*
5 (2,D@5N,5N,25N1N15N1N5)
5 =<,25 ,<@5 gram K ,<@5 m# %. "#"T 3"' B"4"' "#"T 1. Botol 5 g 2. aan rus <. elas uur =. 4ot !late 5. &ertas !eramen . #a! asar @. #a! halus D. #um!ang *an alu ?. -i!et tetes 1. Sen*o tan*u 11. Su*i! 12. Timbangan asar B"4"' 1. "Lua*est 2. holaram!heniol !almitat <. M 'a =. -olisorbat D 5. -ro!ilengliol . Siru! sim!leC
8. "$" &%$J" 1. Sia!an alat *an bahan yang *igunaan 2. Tara botol 5 gram <. Buat mucilago 'a.M •
Timbang 'a.M ,5 gram, uur aLua !anas 1 m# emu*ian masuan *alam mortir
•
Taburan 'a.M e*alam mortir yang telah berisi aLua !anas
•
3iaman 15 hingga 2 menit a* mengembang
•
ur aLua *ingin 5 m# tambahan lalu oco
=. Timbang !ro!ilengliol 1 gram, !a*a caan yang telah *itara 5. Timbang !olisorbat+D ,25 gram !a*a caan yang telah *itara . Timbang loramfeniol 2,D@5 gram @. am!ur !ro!ilengliol *an !olisorbat, !anasan *iatas hot!late, a*u lalu masuan loramfeniol sambil *ia*u D. Semua cam!uran *ituangan !a*a 'a.M sambil *igerus ?. Timbang sir. Sim!leC 15 gram *alam caan emu*ian cam!ur !a*a cam!uran ta*i 1. Masuan *alam botol, tambahan sisa aLua a* 5 gram 11. Beri etiet !utih *an tulisan Eoco *ahulu E
. O"3"4 +
Botol 5 g
4. %T6&%T -T64
Apotek =ina 6usada 4endari Gln. Asrama 6aji no."$ 8elp. 070" %"#0#% Apoteker < 8antri I4 -o
< ."".""% < 0$
8gl < 20!7!
"2 -ama
< 'utri
Aturan 'akai < % E sehari " 8ablet 4apsul endok makan ebelum C sesudah makan
". $%S%- '. SS-%'S6 B6SMT4 SB '6T$"T
Dr. yelomitha I' 9#79CIDIC200% Gln. ;ekar "9 4endari C =ismuth subnitrat 8ragacanth Alkohol od. itrat AHua ad m. f. d. s. tdd.c" 'ro < Anna
B. &%#%'&"-"' $%S%-
2 0,: 7 0,0" :0
&eterangan : •
$0
: $eci!e
•
m.f.*.s
: misce fac *a signa
•
< **
: ter *e *ie
•
c1
: cochlear unum
: "mbillah : cam!ur buat *an tan*ai : < C sehari : 1 sen*o
. $"6"' B"4"' 1. B6SMT4 SB'6T$"T (86 %*isi 666 4al.11D) resmi
: B6SMT46 SB'6T$"S
sinonim
: bismuth subnitrat
ian
: serbu hablur reni, !utih, ti*a berbau, ti*aberasa , berat
tan
: !ratis ti*a larut *alam air *an *alam !elarutorgani, larut sem!urna *alam asam lori*a ! *an *alam asam nitrat !
!anan at
: *alam a*ah tertutu! ra!at, terlin*ung *ari cahaya : a*strigen saluran !encernaan (obat yang *igunaan untu menciutan sela!ut len*ir *alam saluran !encernaan)
2. T$"""'T4 (86 %*isi 666 4al. 1) resmi
: T$"""'T4"
sinonim
: tragaan
ian
: ti*a berbau, ham!ir ti*a berasa
tan
: *alam air aga suar larut *alam air, teta!imengembang mena*i massa homogen, lenget *an se!erti gelatin
!anan at
: *alam a*ah tertutu! bai : /at tambahan
<. "%T4"'#M (86.%*isi 666 4al.) resmi
: "%T4"'#M
sinonim
: %tanol, "lohol
ian
: airan ti*a berarna, ernih, mu*ah mengua!*an mu*ah bergera, bau has, rasa !anas. Mu*ah terbaar *engan memberian nyala biru yang ti*a berasa!
tan !anan at
: Sangat mu*ah larut *alam air, *alam loroform !,*an *alam eter ! : 3alam a*ah tertutu! ra!at, terlin*ung *aricahaya, *item!at seu, auh *ari nyala a!i. : 7at tambahan
=. S3. 6T$"T (86 %*isi 666 4al. =) resmi
: '"T$66 6T$"S
sinonim
: natrium sitrat
s moleul
: 45'a<@.242
moleul
: 2?=, 1
ian
: hablur ti*a berarna atau serbu halus !utih
tan
: mu*ah larut *alam air, sangat mu*ah larut *alam air men*i*ih, !ratis ti*a larut *alam etanol (?5A)!
!anan at
: *alam a*ah tertutu! ra!at : antioagulan (obat yang berfungsi mencegahtera*inya !embeuan *arah)
5. "H"3%ST (86.%*isi 666 4al.?) resmi
: "H" 3%ST6##"T"
sinonim
: "ir suling, "ir murni
s moleul
: 42
moleul
: 1D,2
ian
: airan ernihI ti*a berarnaI ti*a berbauI ti*amem!unyai rasa
!anan
: 3alam a*ah tertutu! bai
3. -%$46T'"' B"4"' 1. Bismuth subnitrat
2 gram
"Lua untu membasahi, yang aan *i!i!et C 2 gram ,5 m#
2. Tragaan
,5 gram
Mucilago tragaan
2 bagian aLua C berat tragaan
2 C ,5 1< m# Ja*i, air untu tragaan 1< m# <. "lcohol
=. So*. itrat
=,? m#
,1 gram 1 mg
-engenceran 'a. sitrat : C 2 m# = m#
5. "Lua
(2N,5N,5N1
%. "#"T 3"' B"4"' "#"T 1. Batang !enga*u 2. Botol m# <. elas uur =. &ertas !eramen 5. -i!et tetes . #a! halus @. #a! asar D. #um!ang *an alu ?. Sen*o tan*u 1. Su*i! 11. Timbangan asar
12. Tisu B"4"' 1. "Lua*est 2. "lohol <. Bismuth sub nitrat =. 'atrium sitrat 5. Tragaan
8. "$" &%$J" 1. Sia!an alat *an bahan 2. Tara botol gram <. Buat mucilago tragaan *engan cara timbang ,5 gram tragaan, basahi *engan aLua 1< m#, tambahan alcohol =,? m# lalu *iaman hingga membentu mucilago =. erus bismuth subnitrat 2 gram, basahi *engan aLua ,5 m# 5. "mbil = m# so*.sitrat, masuan ecam!uran sebelumnya . Buat !engenceran natrium Sitrat *an ambil = m# , emu*ian masuan *alam cam!uran 'o.5 @. Masuan 'o. 5 e 'o. =, gerus, emu*ian masuan *alam botol D. 3itambahan aLua a* g ?. Beri etiet !utih yang berlabel E oco *ahulu E
. O"3"4 +
Botol m#
4. %T6&%T -T64
A'/84 =I-A 6FADA Gln. Asrama haji -o. "$ 8elp. %"#"%0 Apoteker < 8antri I4 < ."".""% -o < 09 8gl < 20!07!20"2 -ama pasien < Anna Aturan pakai < % E sehari " sendok makan 4ocok dahulu ebelumCsesudah makan
BAB I% PE#BAHASAN
Sus!ensi meru!aan se*iaan cair yang mengan*ung !artiel !a*at ti*a larut yang ter*is!ersi *alam fase cair. 3alam !embuatan sus!ensi, ita selau !ratian menghara!an hasil *ari sus!ensi yang ita buat itu a*alah meru!aan sus!ensi yang masu *alam ategori sus!ensi i*eal atau stabil seti*anya.Sus!ensi yang i*eal meru!aan sus!ensi yang memilii riteria yani, !artiel yang ter*is!ersi harus mem!unyai uuran yang sama *an ti*a mengen*a! ce!at *alam a*ah, en*a!an yang terbentu ti*a boleh eras, *an harus ter*is!ersi *engan ce!at *engan se*iit !engocoan, harus mu*ah *ituang, memilii rasa ena *an tahan terha*a! serangan miroba, untu obat luar harus mu*ah *isebar *i!ermuaan ulit *an ti*a ce!at hilang etia *igunaan serta ce!at mengering.
'amun *alam !ratium, ti*a semua sus!ensi yang *ihasilan itu meru!aan sus!ensi yang i*eal atau!un stabil. 4al ini bisa saa *isebaban arena urangnya etelitian ita selau !ratian !a*a saat *ilauannya !embuatan sus!ensi sehingga menyebaban se*iaan sus!ensi ti*a masimal hasilnya. Sus!ensi yang ti*a sem!urna !a*a biasanya *isebaban oleh mucillagonya
yang a*ang+a*ang
ti*a
mengembang sehingga
menyebaban sus!ensi ti*a masimal. -a*a !embuatan mucilago, sering *ialami egagalan sebab !a*a saat !enuangan air !anas misalnya, bahan yang a*a *i *alam mortir ti*a *engan ce!at *ia*u !a*a saat *ituangan air !anasnya sehingga menyebaban mucilago ti*a mengembang. -a*a !eracian $0@, se*iaan sus!ensi yang mengan*ung chloram!enicol !almitat, *ibuat *engan cara !engen*a!an embali *imana untu membuat sus!ensi ini maa !ara !ratian haruslah mem!erecil *iameter !artiel *ari bahan atifnya. -a*a !embuatan sus!ensi ini chloram!henicol !almitat *an bahan natrium M+nya terlebih *ahulu *ilarutan *alam air !anas sebab ita etahui sen*iri baha elarutan *ari natrium M a*alah *ia aan mu*ah men*is!ersi *alam air, emu*ian setelah itu barulah *ilauan !enambahan aLua *ingin. Bahan !ro!ilengliol *icam!ur terlebih *ahulu *engan !olisorbat emu*ian *i!anasan setelah itu chloram!eniolnya *itambahan terahir. 4al ini *imasu*an agar !a*a saat menuangan cam!uran tersebut e *alam mucillago natrium M, aan membentu mucilago yang sem!urna. 3engan begitu hasil *ari !embuatan sus!ensi yang ita *a!atan bisa *iategorian e *alam sus!ensi yang i*eal atau!un stabil. -a*a !embuatan sus!ensi bismuth subnitrat, menggunaan sistem !embuatan sus!ensi terfloulasi. Sus!ensi ini *ibuat *engan cara floulasi agent *ilarutan *alam larutan encer secara langsung !a*a bahan yang aan *i floulasi. -a*a !embuatan sus!ensi $0D bismuth subnitrat ini, esalahan sering tera*i !a*a saat *ilauannya !embuatan mucillago tragaan. &esalahan ini biasanya *isebaban arena !a*a saat *ilauannya !embasahan !a*a tragaan oleh aLua serta !enambahan !a*a aloholnya. 4al se!erti ini biasanya menyebaban en*a!an yang tera*i ti*alah sem!urna atau masimal sehingga memerluan !engocoan yang masimal !ula agar *a!at ter*is!ersi embali. &esalahan yang sering tera*i !a*a saat !embuatan sus!ensi harulslah mena*i acuan untu ita sebagai !ratian agar !a*a !embuatan sus!ensi selanutnya *a!at *!eroleh
hasil yang masimal. &arena *engan belaar *ari esalahan se!erti inilah ita *a!at menci!taan atau!un menghasilan se*iaan sus!ensi yang i*eal *an stabil.
BAB % PENUUP
". &%S6M-#"' 1. Sus!ensi a*alah se*iaan cair yang mengan*ung !artiel !a*at ti*a larut yang ter*is!ersi *alam fase cair. 2. Salah satu euntungan sus!ensi a*alah tertutu!nya rasa ti*a ena atau rasa !ahit obat yang ebanyaan urang *isuai oleh ana+ana sehingga memunginan untu *iberian !a*a ana+ana.se*angan erugiannya a*alah !a*a saat !enyim!anan emunginan tera*i !erubahan sistem *is!ersi. <. Sus!ensi yang i*eal seti*anya haruslah *ibuat *engan te!at, mengen*a! secara lambat *an harus rata lagi bila *ioco.