TAHAPAN OOGENESIS
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur pada sistem reproduksi wanita. Proses tersebut terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan, tahap pertumbuhan, dan tahap pematangan.
Bagan proses Oogensis pada Wanita 1. Tahap penggandaan terjadi dalam ovarium janin ketika masih dalam kandungan. Pada tahap penggandaan, sel primordial mengalami pembelahan p embelahan mitosis membentuk mem bentuk oogonia (tunggal = oogo-nium) yang bersifat diploid. 2. Tahap pertumbuhan terjadi pada ovarium bayi. Pada tahap pertumbuhan oogonium mengalami pembelahan mitosis membentuk oosit primer (diploid). Oosit primer berada dalam keadaan dorman (istirahat) sampai anak perempuan mengalami masa puber. 3. Tahap pematangan dimulai pada masa puber. Pada masa puber terjadi perubahan hormonal dalam tubuh anak perempuan. Perubahan tersebut mengakibatkan oosit primer membelah secara meiosis I menghasilkan oosit sekunder (berukuran besar) dan badan polar I (berukuran kecil). Oosit sekunder berhenti mengalami pembelahan saat terjadi ovulasi. Pembelahan meiosis II ini kemudian dilanjutkan setelah sel telur mengalami fertilisasi. Pada pembelahan ini, oosit sekunder menghasilkan ootid (haploid) dan badan polar II (haploid). Ootid akan mengalami diferensiasi menjadi ovum dan badan polar II mengalami degenerasi. Badan polar I juga akan mengalami pembelahan menjadi dua badan polar. Namun, kadang-kadang kadang-kadan g badan polar I mengalami degenerasi sebelum mengalami pembelahan. Oosit sekunder yang diovulasikan dari ovarium dilindungi dilindun gi oleh dua lapisan, lapisan lap isan luar disebut corona dan lapisan dalam disebut zona pelusida. Oosit sekunder menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai beberapa fungsi berikut : 1) Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat. 2) Menarik sperma secara kemotaksis positif. 3) Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.
TAHAPAN SPERMATOGENESIS Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis . Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia
(spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma. Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron. Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu: LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH (Folicle Stimulating Hormone ) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis . Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Proses Spermatogenesis :
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu : 1. Spermatocytogenesis Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer . Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder. 2. Tahapan Meiois Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga. Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap. 3. Tahapan Spermiogenesis Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Gambar 1. Spermatogenesis Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.
ANIMASI SPERMATOGENESIS SPERMATOGENESIS Struktur Sperma
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria mulai memproduksi sperma saat pubertas (kurang lebih usia 15 tahun), dan sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa sampai usia tua. Sperma diproduksi sebanyak 300 juta per hari, dan mampu bertahan hidup selama 48 jam setelah ditempatkan di dalam vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang diejakulasikan adalah 40-100 juta per ml. Spermatozoa masak terdiri dari : 1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma, mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum. 2. Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan. 3. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma. 4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas deferen dan ductus ejakulotoris.
Gambar 2. Struktur sperma
Macam Alat Reproduksi Pria dan Wanita
Pria
Alat Reproduksi Pria adalah Organ – Organ pada pria yang berperan dalam sistem reproduksi dengan tujuan berkembangbiak atau memperbanyak keturunan. Agar mampu menjalankan prosesnya dengan baik, maka keadaan fungsi dan struktur alat kelamin ini harus dalam keadaan normal. Secara Garis besar, Alat Kelamin Pria dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu: 1.
ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR Penis (zakar) adalah alat kelamin luar pada pria. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam alat kelamin wanita melalui pertemuan keduanya (Kopulasi). Penis merupakan organ yang tersusun atas otot yang dapat tegang dan dilapisi oleh lapisan kulit tipis. Proses tegangnya penis disebut Ereksi, hal ini dikarenakan adanya rangsangan yang membuat pembuluh darah pada penis terisi. Setelah di sunat (khitan) kulit tipis (preputium) yang melapisi glan penis akan dipotong. Penis Juga memiliki fungsi untuk ejakulasi, yaitu mengeluarkan sperma melalui uretra (saluran dalam penis), selama ejakulasi otot-otot pada kandung kemih akan mengkerut, untuk mencegah sperma masuk ke kandung kemih, oleh karena itu kita tidak bisa kencing sambil ejakulasi. Penis terdiri atas beberapa bagian yaitu :
Glan Penis, bagian kepala yang apabila telah dikhitan tidak dilapisi kulit
Batang (corpus) Penis
Pangkal Penis ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) PRIA DALAM
2.
SUMBER GAMBAR KLIK DISINI
a. Testis
Testis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk oval yang terletak di dalam skrotum. Testis berjumlah sepasang dan berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin
jantan (spermatozoa) dan hormon seks testosteron. Testis terletak di dalam skrotum yang merupakan organ berugae (memiliki lipatan kulit), berfungsu untuk menjaga suhu testis agar spermatogenesis dapat tetap berlangsung. Jika Suhu rendah (dingin) maka skrotum akan berkerut dan mendekat ke arah tubuh, sedangkan jika suhu tinggi, maka skrotum akan mengendur, menjauh dari tubuh. Tempat pembentukan sperma dalam testis adalah tubulus seminiferus. Kemudian terdapat pintalan-pintalan tubulus seminiferus yang terdapat di dalam ruang testis yang disebut lobulus testis, satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. b. Epididimis Epididimis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk saluran berkelok – kelok yang terletak di dalam skrotum, diluar testis. Epididimis berbentuk seperti huruf C. Epididimis berfungsi dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sperma. Sebelum memasuki epididimis, sperma tidak memiliki kemampuan untuk bergerak dan belum subur, namun setelah epididimis menjalankan fungsinya, sperma sudah subur dan mampu bergerak walaupun belum sempurna. Setelah dari epididimis sperma akan masuk ke vas (duktus) deferens, lalu disalurkan menuju vesikula seminalis. c. Vas (duktus) Deferens Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk menyalurkan sperma ke vesikula seminalis dan sebagai tempat penampungan sperma. Dalam proses pematangan dan penyimpanan sperma, duktus deferens ini mendorong sperma dengan gerak peristaltik lambat menuju vesikula seminalis. Sedangkan saat ejakulasi, gerakan yang dilakukan cepat dan kuat sehingga sperma yang keluar dapat muncrat. d. Kelenjar Kelamin Kelenjar kelamin adalah organ – organ kelamin dalam pria yang berfungsi untuk menghasilkan cairan tempat berenangnya sperma, dan cairan ini akan menjaga sperma tetap hidup dengan cara menetralisir asam, karena cairan itu bersifat basa. Dalam bahasa sehari – hari cairan ini kita kenal dengan air mani, sedangkan dalam bahasa ilmiah dikenal dengan nama semen. Dalam 1 ml air mani, terdapat sekitar 60 – 100 juta sel sperma. Normalnya semen memiliki pH 7,2 dengan volume 3-5 ml, dan berwarna putih susu sampai kekuning – kuningan serta sedikit kental. Berikut adalah organ yang termasuk ke dalam kelenjar kelamin :
Vesikula Seminalis (Kantung air mani) , yaitu organ berupa saluran berbentuk tabung berjumlah sepasang di kanan dan kiri tubuh. Vesikula Seminalis memiliki panjang sekitar 5 – 10 cm. Vesikula Seminalis berfungsi untuk mensekresikan cairan bersifat basa y (pH 7,3) mukus, vitamin, fruktosa (sebagai nutrisi bagi sperma), protein, enzim, dan prostaglandin. Cairan da ri vesikula seminalis ini merupakan 60% dari seluruh volume semen. Vesikula Seminalis akan menyatu dengan vas deferens dan kelenjar prostat untuk membentuk saluran ejakulasi. Kelenjar Prostat , yaitu organ yang berada di bawah kandung kemih yang berfungsi untuk mensekresikan cairan berwarna putih keabu-abuan yang bersifat basa. Cairan ini disekresikan ke dalam saluran ejakulasi dan menyumbangkan sekitar 30% dari seluruh volume semen. Cairan kelenjar prostat akan bersatu dengan cairan dari vesikula seminalis dan akan menjadi tempat hidup dan bergeraknya sperma. Cairan yang disekresikan organ ini terdiri atas fosfolipid, asam sitrat (untuk nutrisi) dan juga antikoagulan. Kelenjar Bulbouretra (Cowpery) , yaitu kelenjar berjumlah sepasang yang berfungsi untuk menghasilkan cairan lendir bersifat basa ke d alam saluran ejakulasi. Kelenjar ini terletak di bawah kelenjar prostat. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar Bulbouretra ini keluar sebelum ejakulasi, dan dalam agama islam disebut mazi yang merupakan najis dan cara mensucikannya sama seperti mencucui kencing.
e. Uretra (Saluran Ejakulasi) Uretra adalah saluran yang terletak di dalam penis, berfungsi untuk tempat keluarnya sperma dan juga sebagai tempat keluarnya urin.
f.
Glans Penis Glans, atau glans penis, adalah istilah teknis untuk kepala sensitif dari penis. Hal ini kadang-kadang juga disebut sebagai “helm” atau “bel akhir” dari penis karena bentuknya. Secara anatomis, ia meluas dari corpus spongiosum, yang merupakan jaringan spons dalam penis yang mengelilingi uretra. Jaringan ini ban tal spons uretra saat ereksi penis dan mencegah dari penutupan. Korpus spongiosum dikelilingi oleh korpus kavernosum penis, jaringan ereksi yang mengisi dengan darah ketika penis berereksi. Di ujung struktur ini terletak kelenjar, yang merupakan tempat pembukaan uretra. Uniknya terstruktur, kelenjar menciptakan helm atau bentuk jamur karena korona, tepi mengangkat di bagian belakang kepala penis, yang sering juga menyebabkan kepala penis menjadi lebih besar daripada lingkar batang penis.
g. Skrotum (kantung pelir) Jumlah sepasang. Merupakan kantung yang didalamnya berisi testis. Antara kantung sebelah kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang tersusun jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos menyebabkan skrotum dapat mengendur dan berkerut. h. Prepuce Kulup, juga dikenali sebagai “prepuce,” ialah dua lapisan kulit yang merangkumi kepala, atau kelenjar, zakar ketika ia lembik. Lapisan luar kulup itu adalah lanjutan dari tisu derma yang meliputi batang zakar. Lapisan dalaman, sebaliknya, merupakan sejenis membran mukus yang unik kepada zakar. Di samping itu, ridged band encircles pembukaan kulup, mengetatkan untuk melindungi kelenjar semasa tidak aktif dan menarik balik untuk membenarkan penembusan apabila zakar tegak. Sebuah band yang kecil, connective dikenali sebagai frenulum yang (sama dengan tisu di bawah lidah yang) didapati di bawah zakar. 1. Untuk melindungi zakar bayi daripada ammonia dan najis di dalam lampin; 2. Untuk melindungi kelenjar daripada geseran dan chafing; 3. Untuk melembutkan kulit kelenjar dengan emollients berlaku; 4. Untuk berkhidmat sebagai semasa melancap; 5. Untuk memudahkan penembusan semasa persetubuhan; 6. Untuk bertindak sebagai bahan perangsang seksual kerana jumlah reseptor saraf yang mendasari kulit erogenous; 7. Untuk merangsang perempuan “g-spot” semasa persetubuhan. i.
Kandung Kemih Fungsi utama kandung kemih adalah untuk melayani sebagai reservoir untuk menyimpan urin yang dihasilkan ketika produk limbah ginjal yang difilter dari darah. Menurut ” Hole’s Human Anatomy and Physiology,” kandung kemih memiliki kapasitas biasa sekitar 2 cangkir, tetapi dalam beberapa k asus mungkin meregang untuk menampung hingga 6 cangkir. Urine mengisi kandung kemih dari daerah trigonum dekat bagian bawah kandung kemih, dan kandung kemih distensi ke atas menuju umbilikus. Ruge (atau lipatan) memperlancar keluar dan peregangan otot detrusor dan menipis saat mengisi kandung kemih.
j.
Rektum Rektum adalah bagian ujung dari sistem pencernaan di mana kotoran menumpuk tepat sebelum dibuang. Rektum menyambung dengan kolon sigmoid dan memanjang 13 sampai 15 cm (5 sampai 6 inci) ke anus. Selembar otot yang disebut diafragma panggul
berjalan tegak lurus ke persimpangan rektum dan anus dan mempertahankan penyempitan antara dua segmen dari usus besar. Rongga internal rektum dibagi menjadi tiga atau empat kamar; setiap ruang sebagian tersegmentasi dari lainnya dengan lipatan melintang permanen (katup dari Houston) yang membantu untuk mendukung isi rektum. Sebuah selubung otot memanjang mengelilingi dinding luar rektum, sehingga memungkinkan bagi rektum untuk memperpendek dan memanjang k. Anus Anus adalah
pembukaan (berupa lubang) yang merupakan bagian akhir dari rektum. Fungsi dari anus ini adalah sebagai tempat keluarnya feses (kotoran) ke lingkungan luar tubuh. Pembukaan anus di atur oleh otot-ototnya, sehingga memungkinkan kita untuk menahan BAB disaat tertentu. Anus juga biasa disebut dubur, dalam membersihkan anus perlu diperhatikan bahwa cara membersihkan yang tepat itu adalah dari anus ke arah belakang, bukan dari anus ke arah kelamin, ini berguna agar mikroorganisme di anus tidak menginfeksi alat kelamin.
Wanita
Alat Reproduksi wanita adalah organ – organ yang berperan dalam serangkaian proses yang bertujuan untuk berkembangbiak atau memperbanyak keturunan. Agar manusia dapat memiliki anak, maka harus memiliki organ – organ reproduksi dengan fungsi dan dalam keadaan normal. Secara garis besar alat reproduksi wanita terbagi kedalam dua kelompok, yaitu Alat Reproduksi (Genetalia) luar dan Alat Reproduksi (Genetalia) dalam .
1. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR
SUMBER GAMBAR KLIK DISINI a. Mons Veneris Mons veneris adalah bagian yang sedikit menonjol dan bagian yang menutupi tulang kemaluan (simfisis pubis). Bagian ini disusun oleh jaringan lemak dengan sedikit jaringan ikat. Mons Veneris juga sering dikenal dengan nama gunung venus, ketika dewasa bagian mons veneris akan ditutupi oleh rambut – rambut kemaluan dan membentuk pola seperti segitiga terbalik. b. Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan) Seperti namanya, Bagian ini berbentuk seperti bibir. Labia Mayora merupakan bagian lanjutan dari mons veneris yang berbentuk lonjok, menuju ke bawah dan bersatu membentuk perineum. Bagian Luar dari Labia Mayor disusun oleh jaringan lemak, kelenjar keringat, dan saat dewasa biasanya ditutupi oleh rambut – rambut kemaluan yang merupakan rambut dari mons veneris. Sedangkan selaput lemak yang tidak berambut, namun memiliki banyak ujung – ujung saraf sehingga sensitif saat melakukan hubungan seksual. c. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan) Labia Minora merupakan organ berbentuk lipatan yang terdapat di dalam Labia Mayora. Alat ini tidak memiliki rambut, tersusun atas jaringan lemak, dan memiliki
banyak pembuluh darah sehingga dapat membesar saat gairah seks bertambah. Bibir Kecil Kemaluan ini mengelilingi Orifisium Vagina (lubang Kemaluan). Labia Minora analog dengan Kulit Skrotum pada Alat Reproduksi Pria. d. Klitoris Klitoris adalah organ bersifat erektil yang sangat sensitif terhadap rangsangan saat hubungan seksual. Klitoris memiliki banyak pembuluh darah dan terdapat banyak ujung saraf padanya, oleh karena itu Organ ini sangat sensitif dan bersifat erektil. Klitoris Analog dengan Penis pada Alat Reproduksi Pria. e. Vestibulum Vestibulum adalah rongga pada kemaluan yang dibatasi oleh labia minora pada sisi kiri dan kanan, dibatasi oleh klitoris pada bagian atas, dan dibatasi oleh pertemuan dua labia minora pada bagian belakang (bawah) nya. Vestibulum merupakan tempat bermuaranya : b. Uretra (saluran kencing) c. Muara Vagina (liang Senggama) a.
Masing – Masing Dua Lubang Saluran Kelenjar Bartholini dan Skene (Kelenjar ini mengeluarkan cairan seperti lendir saat pendahuluan hubungan untuk memudahkan masuknya penis) f. Himen (Selaput Dara) Himen merupakan selaput membran tipis yang menutupi lubang vagina. Himen ini mudah robek sehingga dapat dijadikan salah satu aspek untuk menilai keperawanan. Normalnya Himen memiliki satu lubang agak besar yang berbentuk seperti lingkaran. Himen merupakan tempat keluarnya cairan atau darah saat menstruasi. Saat Melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya himen biasanya akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan hanya akan tertinggal sisa – sisa himen yang disebut caruncula Hymenalis (caruncula mirtiformis). 2. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) DALAM
SUMBER GAMBAR KLIK DISINI a. Vagina Vagina adalah muskulo membranasea (Otot-Selaput) yang menghubungkan rahim dengan dunia luar. Vagina memiliki panjang sekitar 8 – 10 cm, terletak antara kandung kemih dan rektum, memiliki dinding yang berlipat – lipat, lapisan terluarnya merupakan selaput lendir, lapisan tengahnya tersusun atas otot-otot, dan lapisan paling dalam berupa jaringan ikat yang berserat. Vagina berfungsi sebagai jalan lahir, sebagai sarana dalam hubungan seksual dan sebagai saluran untuk mengalirkan darah dan lendir saat menstruasi. Otot pada vagina merupakan otot yang berasal dari sphingter ani dan levator ani (Otot anus/dubur), sehingga otot ini dapat dikendalikan dan dilatih. Vagina tidak mempunyai kelenjar yang dapat menghasilkan cairan, tetapi cairan yang selalu membasahinya berasal dari kelenjar yang terdapat pada rahim.
b. Uterus (Rahim) Uterus adalah organ berongga yang berbentuk seperti buah pir dengan berat sekitar 30 gram, dan tersusun atas lapisan – lapisan otot. Ruang pada rahim (Uterus) ini berbentuk segitiga dengan bagian atas yang lebih lebar. Fungsinya adalah sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Otot pada uterus bersifat elastis sehingga dapat menyesuaikan dan menjaga janin ketika proses kehamilan selama 9 bulan. Pada bagian uterus terdapat Endometrium ( dinding rahim) yang terdiri dari sel – sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium ini akan menebal pada saat ovulasi dan akan meluruh pada saat menstruasi. Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga oleh ligamentum dan jaringan ikat. Uterus memiliki beberapa bagian : Korpus Uteri , yaitu bagian yang berbentuk seperti segitiga pada bagian atas Serviks uteri , yaitu bagian yang berbentuk seperti silinder Fundus Uteri , yaitu bagian korpus yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi
Pada saat persalinan, rahim merupakan jalan lahir yang penting karena ototnya mampu mendorong janin untuk keluar, serta otot uterus dapat menutupi pembuluh darah untuk mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Setelah proses persalinan, rahim akan kembali ke bentuk semula dalam waktu sekitar 6 minggu. c. Tuba Fallopi (Oviduk) Tuba Fallopi (Oviduk) adalah organ yang menghubungkan Uterus (Rahim) dengan Indung Telur (Ovarium). Tuba Fallopi (Oviduk) juga sering disebut saluran telur karena bentuknya seperti saluran. Organ ini berjumlah dua buah dengan panjang 8 – 20 cm. Tuba Fallopi berfungsi untuk :
Sebagai saluran spermatozoa dan ovum Penangkap ovum Bisa menjadi tempat pembuahan (fertilisasi) Sebagai tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu masuk ke bagian dalam Uterus (Rahim).
Tuba Fallopi (Oviduk) terdiri atas 4 bagian : 1. Infundibulum, yaitu bagian berbentuk seperti corong yang terletak di pangkal dan memiliki Fimbriae. Fimbriae berfungsi untuk menangkap ovum 2. Pars ampularis, yaitu bagian agak lebar yang merupakan tempat bertemunya ovum dengan sperma (Pembuahan/fertilisasi) 3. Pars Ismika, yaitu bagian tengah tuba yang sempit 4. Pars Interstitialis, yaitu bagian tuba yang letaknya dekat dengan uterus.
d. Ovarium (Indung Telur) Ovarium adalah kelenjar reproduksi utama pada wanita yang berfungsi untuk menghasilkan ovum (Sel telur) dan penghasil hormon seks utama. Ovarium berbentuk oval, dengan panjang 2,5 – 4 cm. Terdapat sepasang Ovarium yang terletak di kanan dan kiri, dan dihubungkan dengan rahim oleh tuba fallopi. Umumnya setiap Ovarium pada wanita yang telah pubertas memiliki 300.000-an, dan sebagian besar sel telus ini mengalami kegagalan pematangan, rusak atau mati, sehingga benih sehat yang ada sekitar 300 - 400-an benih telur dan 1 ovum dikeluarkan setiap 28 hari oleh ovarium kiri dan kanan secara bergantian melalui proses menstruasi, sehingga saat benih telur habis, terjadilah menopause . Ovarium juga menghasilkan hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam proses Menstruasi.
e. Serviks Fungsi serviks adalah untuk memungkinkan aliran darah menstruasi dari rahim ke vagina dan untuk mengarahkan air mani ke dalam rahim, menurut Health Authority Abu Dhabi. Selama persalinan, pembukaan serviks melebar menjadi sekitar 10 cm untuk memungkinkan kelahiran bayi. Pada wanita yang tidak hamil, panjang saluran serviks atau leher rahim adalah 2 sampai 3 inci dan samar-samar bulat, yang menghubungkan rahim ke vagina. Serviks juga menghasilkan 20 sampai 60 miligram lendir serviks per hari. Selama ovulasi, ini meningkat menjadi 600 miligram, membuat metode pengukuran lendir serviks menjadi populer untuk menentuakn kesuburan, catatan Wikipedia. Ketika seorang wanita tidak berovulasi, lendir serviks menebal untuk menciptakan sebuah penghalang mencegah sperma memasuki rahim. Diafragma serviks akan mencega h kehamilan juga tersedia, yang meliputi serviks untuk menyumbat masuknya semen ke dalam rahim dan untuk mencegah fertilisasi. Serviks memainkan peran penting saat persalinan, mendukung kepala janin karena turun dalam persiapan untuk persalinan. Setelah bayi lahir, leher rahim mengental dan menutup, menurut Healthline. Dokter dan bidan menggunakan tingkat dilatasi serviks untuk memantau kemajuan saat melahirkan dan menentukan apakah intervensi diperlukan. Dokter juga dapat mengukur panjang saluran serviks; panjang serviks pendek dapat menunjukkan kelahiran prematur.
f.
Endometrium Endometrium adalah lapisan terdalam pada rahim dan tempatnya menempelnya ovum yang telah dibuahi. Di dalam lapisan Endometrium terdapat pembuluh darah yang berguna untuk menyalurkan zat makanan ke lapisan ini. pembuluh darah ini akan luruh dan menyebabkan terjadinya menstruasi pada wanita apabila tidak terjadi pembuahan ovum oleh sel sperma. Saat ovum yang telah dibuahi (yang biasa disebut fertilisasi) menempel di lapisan endometrium (implantasi), maka ovum akan terhubung dengan badan induk dengan plasenta yang berhubung dengan tali pusat pada bayi. Pada suatu fase dimana ovum tidak dibuahi oleh sperma, maka kurpus luteum akan berhenti memproduksi hormon progesteron dan berubah menjadi korpus albikan yang menghasilkan sedikit hormon diikuti meluruhnya lapisan endometrium yang telah menebal, karena hormon estrogen dan progesteron telah berhenti diproduksi. Pada fase ini, biasa disebut menstruasi atau peluruhan dinding rahim.
g. Prepuce of cklitoris. Lipatan yang yang melindungi atau menutup klitoris