BAB 1
PENDAHULUAN
1. Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti
alat. Berikut adalah pengertian organisasi menurut para ahli.
a. Oliver Sheldon ( 1923 )
Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu
atau kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang
diperlukan untuk melakukan tugas-tugas sedemikian rupa, memberikan
saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif,
dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia.
b. Dexter Kimball & Dexter Kimball ( 1947)
Organisasi merupakan bantuan bagi manajemen. Ini mencakup kewajiban-
kewajiban merancang satuan-satuan organisasi dan pejabat yang harus
melakukan pekerjaan, menentukan fungsi-fungsi mereka dan merinci
hubungan-hubungan yang harus ada diantara satuan-satuan dan orang-
orang. Organisasi sebagai suatu aktivitas, sesungguhnya adalah cara
kerja manajemen.
c. J.William Schulze (1949)
Organisasi adalah penggabungan dari orang-orang, benda-benda, alat-
alat perlengkapan, ruang kerja dan segala sesuatu yang bertalian
dengannya , yang dihimpun dalam hubungan yang teratur dan efektif
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d. James D. Money
Organisasi adalah sebagai bentuk setiap perserikatan orang-orang
untuk mencapai suatu tujuan bersama, dan menurut Hebert A. Simon
organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-
hubungan lain di dalam suatu kelompok orang-orang.
Dari definisi beberapa tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi
adalah suatu sistem yang saling pengaruh antar anggota dalam kelompok
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dan dari beberapa
definisi tersebut secara umum dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur dasar
daripada organisasi adalah:
1. Adanya dua orang atau lebih.
2. Adanya maksud untuk kerja sama.
3. Adanya pengaturan hubungan.
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai.
1.2 Karateristik Organisasi
Menurut The Fullairton Slaine Nevereverend (2001) terdapat lima
karakteristik organisasi yang dibahas sebagai berikut berdasarkan skala
prioritas. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ukuran (size)
Ukuran seberapa besar organisasi tersebut, dalam hal karyawan,
kantor, jumlah lokasi fisik, dan sejenisnya. Ukuran dalam organisasi
mempunyai tingkatan, organisasi terkecil misalnya dimiliki oleh sepasang
suami istri yang tinggal di suatu rumah. Tingkatan tinggi misalnya
didapatkan pada perusahaan yang mempekerjakan banyak orang di beberapa
kantor cabang yang tersebar di seluruh negeri .
2. Sumber ( resources )
Sumber dapat diukur dari modal fisik dan barang-barang materi yang
diakses oleh sebuah organisasi. A high resources would indicate that a
company may have several dozen corporate jets, surgical hospitals at
their major facilities, and the capacity to buy pretty much what or
whomever they wants to. Sebuah sumber yang tinggi akan menunjukkan bahwa
perusahaan mungkin memiliki beberapa lusin jet perusahaan, rumah sakit
bedah di fasilitas utama mereka, dan kapasitas untuk membeli cukup
banyak apa atau siapa saja yang mereka inginkan. A company with a
resource score of 1 might find some difficulty in fitting a new stapler
into the budget. Sebuah perusahaan dengan skor sumber daya dengan nilai
1 mungkin menemukan beberapa kesulitan dalam fitting sebuah stapler baru
ke dalam anggaran.
3. Pengaruh ( influence )
Pengaruh mengandung arti tentang bagaimana organisasi ini
berpengaruh di dunia pada umumnya. Can this organization exert enough
clout politically or socially to get what it wants without resorting to
direct measures? Dapatkah organisasi ini cukup mengerahkan kekuatan
politik atau sosial untuk mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa
menggunakan tindakan langsung? A good example of high influence
organizations would be any of the companies in the American Tobacco
industry during the bulk of the 20 th Century. Sebuah contoh organisasi
yang berpengaruh tinggi adalah salah satu perusahaan industri tembakau
Amerika selama abad ke-20A company with a high enough influence can do
anything from making people "disappear", to having charges dropped
against an employee, to controlling the decisions of court cases, or even
governing legislation.. Sebuah perusahaan dengan pengaruh yang cukup
tinggi dapat berbuat apa saja diantaranya, membuat orang "menghilang",
menjatuhkan dakwaan terhadap seorang karyawan, mengendalikan kasus
keputusan pengadilan, bahkan mengatur undang- undang. People tend to go
out of their way not to piss off High Influence organizations.
4. Keamanan ( security )
Hal ini menyangkut seberapa baik suatu organisasi menjaga rahasia
mereka, dan seberapa baik mereka melindungi kepentingan fisik mereka. In
a Cyberpunk and dark-scifi setting, this also gauges how large a
military/security force an organization has. Dalam Cyberpunk dan
pengaturan gelap-scifi, ini juga menilai seberapa besar militer / aparat
keamanan mempertahankan organisasi mereka. A low security company tends
to lock their doors... Sebuah perusahaan dengan keamanan rendah
cenderung untuk mengunci pintu mereka. sometimes. Sebuah perusahaan
keamanan tinggi mengenkripsi semua file dan memo, posting penjaga
bersenjata di setiap fasilitas, memiliki bentuk verifikasi identitas
setiap 100 kaki, dan mungkin punya tentara berdiri sendiri.
5. Ketahanan ( tenacity )
Hal ini meyangkut bagaimana mendorong sebuah organisasi dalam
mencapai tujuannya. A high Tenacity score depicts a driven, perhaps
ruthless (depending on the nature of the organization itself)
organization that works along its set agendas with single minded fervor
and efficiency. Ketahanan yang tinggi menggambarkan sebuah organisasi
yang bekerja sepanjang menetapkan agenda dengan semangat yang berpikiran
tunggal dan efisiensi. A low Tenacity score shows an organization that is
less driven towards its goals, and could perhaps indicate some
unwillingness to use certain means to attain its desired ends.
Jadi pada intinya, karakteristik organisasi :
1. Lembaga social yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai
pola interaksi yang ditetapkan.
2. Dikembangkan untuk mencapai tujuan
3. Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
4. Instrumen social yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat
diidentifikasi.
BAB 2
PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI
Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana struktur, fungsi,
kinerja dan perilaku individu atau kelompok dalam suatu organisasi.
Perkembangan teori organisasi didunia ada 6, yaitu Teori organisasi klasik,
neo klasik, perilaku, terbuka, tertutup dan moderen.
1. Teori Klasik
Teori Organisasi Klasik dikembangkan sekitar tahun 1900-1950. Pelopor
teori ini kebanyakan dari sebuah negara berbentuk kerajaan Mesir, Cina,
dan Romawi. Teori ini biasa disebut dengan "teori tradisional" atau
disebut juga "teori mesin". Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah
lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta
memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku, tidak mengandung
kreatifitas. Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggap
manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan
diganti sesuai kehendak pemimpin.
Menurut teori ini organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan,
tujuan, peranan, kegiatan, komunikasi dan faktor lain apabila orang
bekerja sama. Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi
organisasi formal. Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi
formal, adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi, kelompok orang,
kerjasama, serta kekuasaan dan kepemimpinan.
Menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat
kondisi pokok yaitu, kekuasaan, saling melayani, doktrin dan disiplin.
Hal yang paling mendasar dalam organisasi formal, adalah pembagian kerja
(untuk koordinasi), proses skalar dan fungsional (proses pertumbuhan
vertical dan horizontal), struktur (hubungan antar kegiatan), serta
rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran, yaitu Birokrasi, Manajemen
Administrasi, dan Manajemen Ilmiah.
A. Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam buku The Protestant
Ethic and Spirit of Capitalism dan The Theory of Social and
Economic Organization.
Istilah Birokrasi berasal dari kata Legal Rasional, "Legal"
disebakan adanya wewenang dari seperangkat aturan prosedur dan
peranan yang dirumuskan secara jelas. Sedangkan "Rasional"
karena adanya penetapan tujuan yang ingin dicapai.
Max Weber berpendapat mengenai 6 karekteristik birokrasi,
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pembagian kerja
Semua tugas yang perlu untuk mencapai tujuan dibagi dalam
pekerjaan yang sangat khusus. Strategi ini terkenal dengan
prinsip pembagian kerja (division-of-labor principle), dan
weber menyatakan dengan tegas pentingnya prinsip tersebut
dengan cara yang biasa, yakni, bahwa para pemegang pekerjaan
dapat menjadi ahli dalam pekerjaan mereka dan dapat diminta
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan yang efektif dari
tugas mereka.
2) Hirarki wewenang
Tiap-tiap anggota atau kantor organisasi bertanggung jawab
kepada seorang atasan. Wewenang yang dipegang oleh atasan
didasarkan pada pengetahuan ahli dan wewenang itu disahkan
oleh kenyataan bahwa wewenang tersebut dilimpahkan dari
puncak hirarki. Dengan demikian terciptalah rantai komando.
3) Program rasional
Organisasi membutuhkan beberapa program kerja yang rasional
yang dapat dikerjakan dengan baik sesuai bidang oleh setiap
karyawan di organisasi tersebut.
4) Sistem Prosedur
Setiap tugas dilaksanakan sesuai dengan "sistem yang tetap
yang terdiri dari peraturan-peraturan yang abstrak" untuk
menjamin uniformitas dan koordinasi dari tugas yang berbeda-
beda. Alasan bagi praktik ini adalah bahwa manajer dapat
menyingkirkan ketidakpastian dalam pelaksanaan yang
disebabkan oleh perbedaan individual.
5) Sistem Aturan hak kewajiban
Jabatan dalam organisasi birokratis didasarkan pada
persyaratan teknis dan dilindungi terhadap pemecatan yang
sewenang-wenang. Begitu pula, promosi didasarkan pada masa
kerja dan prestasi. Jabatan dalam organisasi dipandang
sebagai karier yang sepanjang umur, dan timbulah loyalitas
atau kesetiaan yang tinggi.
6) Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal
Tiap-Tiap karyawan dalam organisasi menjalankan bisnis
dengan cara formalistis yang impersonal dengan agak menjauhi
bawahan dan pelanggan. Maksud dari praktik ini adalah untuk
menjamin bahwa kepribadian tidak mencampuri pencapaian
sasaran kantor, maka tidak akan ada favoritisme atau pilih
kasih yang timbul di dalam organisasi tersebut.
B. Administrasi
Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari
Eropa dan James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika. Henry Fayol
(1841-1925), seorang industrialis asal Perancis tahun 1916 menulis
sebuah buku Admistration industrtrielle et Generale diterjemahkan
dalam bahasa inggris 1926 dan baru dipublikasikan di amerika 1940.
Adapun menurut Fayol terdapat 14 prinsip manjemen yang menjadi
dasar teori administrasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Pembagian Kerja ( Division of Work )
Setiap pekerjaan sebaiknya dibagi dan dibagi lagi kedalam
elemen paling kecil untuk memperoleh keunggulan dari
spesialisasi.
2) Keseimbangan Wewenang dan Tanggung Jawab (Authortty and
Responsibihty )
Setiap pegawai tetap ( reguler employee ) sebaiknya diberi
delegasi wewenang yang cukup untuk melaksanakan berbagai
tanggung jawab penugasan pekerjaan.
3) Disiplin Karyawan (Discipline)
Seharusnya mematuhi apapun perjanjian yang ada, yang dinyatakan
secara jelas diantara mereka dan organisasi, manajer sebaiknya
memberi sanksi yang adil atas seluruh kejadian pelanggaran
disiplin.
4) Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Karyawan sebaiknya menerima perintah dari dan bertanggung jawab
hanya kepada satu atasan.
5) Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Aktivitas-aktivitas yang memiliki tujuan sama sebaiknya
dikelompokkan bersama dan beroperasi dibawah rencana yang sama.
6) Mengebawahkan Kepentingan Individu Terhadap Kepentingan
umum.
Kepentingan organisasi lebih diutamakrn di atas kepentingan
individu (Subordination Of Individual Interest To The Common
Goal ).
7) Pembayaran Gaji ( Remuneretion )
Pembayaran gaji yang adil, pembayaran seharusnya didasarkan
pada pencapaian sasaran penugasan pekerjaan.
8) Sentralisasi ( Centralization )
Wewenang seharusnya didelegasikan seimbang dengan tanggung
jawab.
9) Rantai Skalar ( The Hierarchy )
Sebuah rantai perintah yang tidak terputus - putus seharusnya
ada melalui semua pengarahan dan aliran komrmilasi.
10) Perintah ( Order )
Setiap pekerjaan seharusnya didefinisikan dengan jelas sehingga
pegawai tetap ( reguler employee ) memahami perintah
tersebut dan hubungannya dengan pekerjaan lain.
11) Kesamaan Perlakuan ( Equity )
Peraturam dan perjanjian yang dibuat harus diselenggarakan
secara terbuka.
12) Stabilitas Personalia ( Stability of Staff )
Tingkat perputaran tenaga kerja (labor turnover) tidak
menguntungkan organisasi, dan mereka seharusnya mempunyai
komitmen yang lama.
13) Inisiatif ( Initiative )
Karyawan sebaiknya didorong untuk berani membuat keputusan
didalam batas – batas wewenang yang dideligasikan kepadanya,
walaupun beberapa esalahan mungkin akan terjadi.
14) Semangat Korp ( Esprit de corps )
Karyawan sebaiknya didorong untuk mendefinisikan kepentingannya
dengan kepentingan organisasi dan dengan demikian mencapai
kesatuan kekuatan yang tercermin dari "persatuan adalah kekuatan
organisasi".
Fayol juga membagi kegiatan industri menjadi 6 kelompok:
1) Kegiatan Teknikal (Produksi, Manufaktur, Adaptasi)
2) Kegiatan Komersil (Pembelian, Penjualan, Pertukaran)
3) Kegiatan Financial (penggunaan optimum modal)
4) Kegiatan Keamanan
5) Kegiatan Akuntansi
6) Kegiatan Manajerial atau Fayol's Functionalism yaitu:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pemberian perintah
d. Pengkoordinasian
e. Pengawasan
C. Manajemen Ilmiah
Dikembangkan tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. Definisi
Manajemen Ilmiah adalah Penerapan metode ilmiah pada studi,
analisa dan pemecahan masalah organisasi" atau "Seperangkat
mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja. F.W. Taylor
menuangkan ide dalam tiga makalah: Shop Management, The Principle
Of Scientific Management dan Testimony before the Special House
Comitte. Dari tiga makalah tersebut lahir sebuah buku "Scientific
Management".
Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih
dipergunakan pada praktek manajemen modern maka F.W. Taylor
dijuluki sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah".
Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W. Taylor:
1) Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas
dasar ilmu pengetahuan.
2) Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan
3) Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan
pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan.
4) Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk
mencapai manfaat manajemen ilmiah.
2. Teori Neoklasik
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga
dengan "Teori Hubungan Manusiawi". Teori ini muncul akibat ketidakpuasan
dengan teori klasik dan merupakan teori penyempurnaan dari teori klasik.
Teori ini menekankan pada pentingnya aspek psikologis dan sosial
karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja.
Salah tokoh pencetus teori neo klasik adalah Hugo Munsterberg dia
dijuluki juga sebagai bapak "Psikologi Industri". Hugo menulis sebuah
buku Psychology and Industrial Effeciency tahun 1913. Buku tersebut
merupakan jembatan antara manajemen ilmiah dan neoklasik. Inti dari
pandangan Hugo adalah menekankan adanya perbedaan karekteristik individu
dalam organisasi dan mengingatkan adannya pengaruh factor social dan
budaya terhadap organisasi.
Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang
dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western
Elektric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika.
Percobaan yang dilakukan Elton Mayo seorang riset dari Western Electric
menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan Kondisi
kerja karyawan dipandang sebagai faktor penting peningkatan
produktifitas.
Tokoh lain teori neoklasik adalah Abraham Maslow dan Douglas McGregor.
Maslow menyatakan bahwa orang dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan termasuk
uang dan penerimaan di lingkungan sosial. McGregor, teori X dan Y
menunjukkan dua asumsi yang berlawanan tentang pekerja.
Teori X merefleksikan pesimistis dan pandangan yang negativ tentang
pekerja. Teori X berasumsi bahwa pekerja itu cenderung malas, menunggu
diperintah untuk bekerja. Teori Y memandang dari segi positif tentang
pekerja. Teori Y berasumsi bahwa manusia itu pada hekekatnya suka
bekerja, ingin maju, motivasi imbalan sebagai kepuasann kerja atau
pengakuan terhadap hasil karya.
Jadi, dalam pembagian kerja Neoklasik memandang perlunya adanya
partisipasi dan perluasan kerja.
2.3 Teori Perilaku
Teori perilaku merupakan seperangkat teori yang menggunakan
pengembangan psikologi, psikiatri dan psikologi sosial. Ahli psikologi
pertama yang menggunakan ide dalam mempelajari perilaku organisasi adalah
Hugo Munsterberg. Munsterberg menyatakan adanya perbedaan perilaku dan
sifat pada manusia tetapi yang penting adalah bagaimana dapat
memanfaatkan tenaga manusia dalam organisasi.
Penelitian Hawthorne mendemonstrasikan pentingnya segi psikologi dan
fenomena psikologi sosial untuk memahami perilaku dalam organisasi. Ada
dua penelitian penting dalam eksperimen Hawthorne. Pertama, penelitian
dengan memanipulasi penerangan dalam tempat kerja dan membandingkan
dengan kinerja pada tempat kerja yang penerangan tidak diubah. Hasilnya
adalah jika penerangan ditingkatkan, maka kinerja karyawan juga
meningkat. Jika penerangan diturunkan maka kinerja karyawan tersebut
tetap meningkat. Kedua, penelitian menggunakan system upah yang diberikan
sesuai dengan yang dikerjakan.
Penelitian Hawthorne menyimpulkan faktor sosial dan perilaku yang
belum diketahui sebelumnya akan mempengaruhi hasil. Penelitian Hawthorne
meningkatkan cara berpikir baru tentang pekerja, yang focus pada individu
di tempat kerja. Usaha untuk memahami perilaku dalam organisasi gagal
untuk mengenali peran dari individu, tetapi teori perilaku berhasil
memahami bahwa orang mempunyai kebutuhan yang berbeda dan motivasi ada
dalam diri mereka sendiri.
2.4 Teori tertutup (Closed Theory)
Teori tertutup merupakan suatu sistem di mana tidak ada pertukaran
materi antara sistem dan lingkungan (Cengel dan Boles, 2002). Kramer dan
De Smith (1977) mendefinisikan sistem tertutup sebagai sistem yang tidak
memiliki interaksi sama sekali dengan lingkungan. Sistem tertutup mengacu
pada sistem yang memiliki relatif sedikit interaksi dengan sistem lain
atau lingkungan luar.
Dalam teori tertutup, orang yang bekerja sama dalam organisasi
lebih berminat untuk berinteraksi sendiri dan mempertahankan organisasi
serta mengurus kepentingan dalam organisasi itu sendiri. Dalam organisasi
tertutup hampir tidak ada pengaruh dari luar atau lingkungan, sehingga
dinamika dalam organisasi tersebut lamban dalam mengikuti perkembangan
dari luar.
Dalam teori masa lalu beberapa organisasi telah mengasumsikan
pandangan teori tertutup, teori yang paling dominan, yang didasarkan pada
system tertutup, manajemen ilmiah Taylor, teori birokrasi Weber, dan
teori administrasi Fayol. Ide manajemen ilmiah dan birokrasi berakar pada
desain yang tepat dan tanpa mengacu pada faktor eksternal, sebuah sistem
yang bertujuan akan melakukan produktivitas dengan cara yang efisien dan
efektif.
2.5 Teori Terbuka (Open Theory)
Dua pionir awal dalam upaya ini, Daniel Katz dan Robert Kahn,
mulai melihat organisasi sebagai sistem sosial yang terbuka dengan
subsistem khusus dan saling tergantung dan proses komunikasi, umpan
balik, dan manajemen menghubungkan subsistem. Katz dan Kahn berpendapat
bahwa pendekatan system tertutup gagal untuk memperhitungkan bagaimana
organisasi tergantung pada hubungan timbal balik lingkungan eksternal.
Istilah "sistem terbuka" mencerminkan keyakinan baru ditemukan
bahwa semua organisasi unik, karena lingkungan yang unik di mana mereka
beroperasi dan mereka harus terstruktur untuk mengakomodasi masalah-
masalah unik dan peluang. Batas-batas sistem terbuka, karena mereka
berinteraksi dengan sistem lain atau lingkungan, lebih fleksibel daripada
sistem tertutup, yang kaku dan sebagian besar tak tertembus. Lingkungan
umum meliputi empat pengaruh yang berasal dari wilayah geografis di mana
organisasi beroperasi. Ini adalah nilai budaya, yang membentuk pandangan
tentang etika dan menentukan kepentingan relative dari berbagai isu.
Kondisi ekonomi, dan banyak faktor regional lain yang
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan sejahtera. Pengaruh
ekonomi mungkin juga sebagian menentukan peran organisasi dalam
perekonomian.
Hukum/ lingkungan politik, yang secara efektif membantu untuk
mengalokasikan kekuasaan di dalam masyarakat dan untuk menegakkan hukum.
Sistem hukum dan politik di mana sistem terbuka beroperasi dapat
memainkan peran kunci dalam menentukan stabilitas jangka panjang dan
keamanan masa depan organisasi. Sistem ini bertanggung jawab untuk
menciptakan suatu lingkungan yang subur untuk komunitas bisnis, tetapi
mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan-melalui peraturan yang
berkaitan dengan operasi dan pajak-bahwa kebutuhan masyarakat yang lebih
luas dibahas.
Kualitas pendidikan merupakan faktor penting dalam teknologi dan
industri lain sehingga membutuhkan tenaga kerja terdidik. Bisnis akan
lebih mampu mengisi posisi tersebut jika mereka beroperasi di wilayah
geografis yang menampilkan system pendidikan yang kuat.
6. Teori Moderen
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan
teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut
dengan teori "Analiasa Sistem" atau "Teori Terbuka" yang memadukan antara
teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua
unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak
bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang berkaitan dengan
lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka
yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat
bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan. Teori
Modern menekankan pada perpaduan & perancangan sehingga terlihat lebih
menyeluruh dan juga teori ini lebih dinamis, sangat komplek, multilevel,
multidimensi dan banyak variable yang dipertimbangkan.
2.7 Kesimpulan
Perkembangan teori organisasi di awali oleh teori klasik yang
terdapat 3 aliran, yaitu birokrasi, manajemen administrasi dan manajemen
ilmiah. Teori Neo Klasik muncul akibat ketidakpuasan dari teori Klasik.
Teori Perilaku muncul hampir bersamaan dengan teori Neo Klasik. Teori
Terbuka dan Tertutup didasarkan pada lingkungan disekitar organisasi. Teori
moderen berkembang sebagai perpaduan antara teori klasik dan neo klasik.
BAB 3
STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI
1. Struktur Organisasi
A. Pengertian Struktur Organisasi
Menurut Stephen P. Robbins struktur organisasi merupukan suatu
gambaran yang menjelaskan tentang pembagian, pengelompokkan, dan
pengkoordinasian tugas secara formal. Para manajer perlu menangani
enam unsur utama ketika merancang struktur organisasi mereka. Enam
unsur tersebut adalah :
1) Spesialisai kerja
Istilah spesialisasi kerja digunakan untuk menjelaskan sampai
tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah menjadi pekerjaan yang
terpisah. Hakikat spesialisasi kerja adalah daripada dilakukan oleh
satu individu, lebih baik jika seluruh pekerjaan itu dipecah
menjadi sebuah langkah dan tiap langkah diselesaikan oleh seorang
individu yang berlainan. Pada hakikatnya individu berspesialisasi
dalam mengerjakan bagian dari suatu kegiatan, bukan mengerjakan
seluruh pekerjaan.
Spesialisasi kerja ini dapat digunakan sebagai suatu cara
untuk memanfaatkan keterampilan karyawannya dengan sangat efisien.
Dalam kebanyakan organisasi, beberapa tugas menuntut keterampilan
yang sangat tinggi dan yang lain dapat dikerjakan oleh mereka yang
kurang terlatih. Jika semua buruh dituntut untuk melakukan tiap
langkah misalnya dari proses manufaktur dari suatu organisasi.
Diharapkan semua buruh tersebut harus memiliki keterampilan yang
diperlukan untuk melakukan baik pekerjaan yang paling menuntut
maupun yang paling tidak menuntut keterampilan.
Karyawan yang mengerjakan tugas yang paling canggih atau
paling terampil maka karyawan yang memiliki keterampilan yang
tinggi tersebut akan bekerja dibawah keterampilannya tersebut.
Buruh yang terampil dibayar lebih daripada buruh yang tidak
terampil dan upah mereka cenderung mencerminkan tingkat tertinggi
keterampilan. Membayar pekerja yang sangat terampil untuk
mengerjakan tugas yang mudah merupakan suatu penggunaan sumber daya
organisasi secara tidak efisien.
Manajer juga mencari efisiensi lain yang dapat dicapai lewat
spesialisasi kerja. Keterampilan karyawan untuk menjalankan tugas
dengan sukses akan meningkat lewat pengulangan. Diperlukan sedikit
waktu dalam menukar tugas, menyingkirkan peralatan dari suatu
proses kerja langkah sebelumnya, dan mempersiapkan diri untuk suatu
langkah selanjutnya.
Hal penting selanjutnya adalah dari prespektif organisasi
pelatihan untuk spesialisasi memang lebih efisien. Lebih mudah dan
lebih murah untuk menemukan dan melatih karyawan untuk melakukan
beberapa tugas yang khusus dan berulang. Hal ini merupakan hal yang
sangat istimewa bagi organisasi yang memiliki sistem operasi yang
sangat rumit dan canggih.
2) Departemetalisasi
Departementalisasi merupakan upaya untuk mengelompokkan
sejumlah pekerjaan yang sama atau mirip sehingga dapat
dikoordinasikan. Departementalisasi memiliki berbagai ragam jenis,
hal ini dikarenakan cara pengelompokannya yang berbeda.
Departementalisasi dapat disusun berdasarkan fungsi yang
dijalankan, tipe produk yang dihasilkan organisasi , dan
berdasarkan geografi atau teritori.
3) Rantai komando
Rantai komando merupakan garis tidak putus dari wewenang yang
menjulur dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas
siapa melapor pada siapa. Ada dua asas yang harus dipahami dalam
membahas rantai komando, yaitu wewenang dan kesatuan komando.
Wewenang (otoritas) merupakan hak – hak yang inheren dalam suatu
posisi manajerial untuk memberikan perintah dan mengharapkan
dipatuhinya perintah itu.
Asas kesatuan komado menyatakan bahwa seorang bawahan hanya
mempunyai satu atasan dan hanya kepada atasan tersebut ia
bertanggung jawab. Konsep rantai komando, wewenang dan kesatuan
komando dewasa ini jauh dari relevan. Hal ini dikarenakan kemajuan
teknologi komputer dan kecenderungan pada pemberian kuasa kepada
para karyawan.
4) Rentang kendali
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan
secara efisien dan efektif oleh seorang manajer. Rentang kendali
ini penting karena sangat menetukan banyaknya tingkat dan manajer
yang harus dimiliki oleh suatu organisasi. Semakin luas atau besar
rentang kendali semakin efisien organisasi itu, tetapi rentang
kendali yang lebih lebar akan mengurangi keefektifan. Hal ini
berarti bila rentang itu menjadi terlalu besar, kinerja karyawan
dirugikan karena para penyelia tidak lagi mempunyai cukup waktu
untuk memberikan kepemimpinan dan dukungan yang diberikan.
Rentang kendali yang kecil juga memiliki keuntungan yaitu
dapat mempertahankan komunikasi antara atasan dan bawahan menjadi
akrab. Rentang kendali yang kecil memiliki tiga cacat utama, yaitu
pertama, rentang ini mahal karena menambahkan tingkat manajemen.
Kedua, rentang ini membuat komunikasi vertikal dalam organisasi
menjadi rumit karena tingkat hirarki tambahan memperlambat
pengambilan keputusan dan cenderung kurang memperhatikan manajemen
atas. Ketiga, rentang kendali yang kecil mendorong penyeliaan ketat
yang berlebihan dan tidak mendorong otonomi karyawan.
5) Sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana pengambilan
keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi.
Konsep tersebut hanya mencakup wewenang formal, yaitu hak – hak
yang inheren dalam posisi seseorang. Sedangkan pada desentralisasi
keleluasaan dalam mengambil keputusan dialihkan ke bawah ke
karyawan tingkat yang lebih rendah. Dalam sebuah organisasi
disentralisasi, tindakan dapat diambil lebih cepat untuk memecahkan
masalah karena semakin banyak orang yang memberikan masukan dan
makin kecil karyawan merasa diasingkan.
6) Formalisasi
Formalisasi mengacu pada sampai tingkat mana pekerjaan di
dalam organisasi itu dibakukan. Jika suatu pekerjaan sangat di
formalkan maka pelaksanaan pekerjaan itu mempunyai kuantitas
keluasaan yang minimum mengenai hal yang harus dikerjakan serta
cara dan waktu pelaksanaannya. Suatu organisasi yang memiliki
formalisasi yang tinggi terdapat job descriptions yang eksplisit,
banyak aturan organisasi, dan prosedur yang terdefinisi dengan
jelas yang meliputi proses kerja dalam organisasi. Organisasi yang
memiliki formalisasi yang rendah perilaku kerja relatif tidak
terprogram dan para karyawan mempunyai banyak kebebasan untuk
menjalankan keleluasaan dalam kerja.
Setelah menetapkan struktur organisasi, hal selanjutnya yang
ditentukan adalah job description (uraian jabatan). Job description
merupakan suatu pernyataan tertulis mengenai sesuatu (tugas) yang
dilakukan oleh pelaksana pekerjaan, cara untuk melaksanakan sesuatu
(tugas) tersebut dan alasan melakukan itu. Uraian pekerjaan
hendaknya dengan tepat menggambarkan isi pekerjaan, lingkungan, dan
kondisi atau syarat pekerjaan.
Job description juga merupakan pernyataan tertulis yang
menguraikan tanggung jawab kunci dari pekerjaan berserta
dengan kegiatan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan secara
efektif. Uraian jabatan menjelaskan secara rinci mengenai wewenang
dan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan pemegang jabatan. Job
description dan struktur organisasi merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan, karena struktur organisasi merupakn sumber bagi pembagian
tugas, wewenang dan tanggung jawab serta kontrol terhadap rentang
kendali .Struktur organisasi yang effektif menggambarkan pembagian
kerja yang seimbang antara management skill dan technical skill.
Hal selanjutnya setelah menentukan job description adalah
menentukan job spesification (spesifikasi pekerjaan). Spesifikasi
pekerjaan menyatakan kualifikasi minimum yang dapat diterima dan yang
harus dimiliki oleh seorang karyawan untuk melakukan tugas tertentu
dengan berhasil. Spesifikasi ini mengidentifikasi pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
itu secara efektif. Jadi job description mengidentifikasi
karakteristik dari pekerjaan itu dan job specification
mengidentifikasi karakteristik dari pelaksana pekerjaan yang sukses.
B. Tipe Struktur Organisasi
Ada dua tipe struktur organisasi, yaitu:
1) Struktur Organisasi Vertikal
Struktur organisasi vertikal biasanya ditemukan pada
organisasi terpusat, keahlian dibagikan diseluruh perusahaan,
mempunyai jalur karir dan program latihan yang jelas, dukungan ada
karena kelebihan keterampilan, manajer tidak asing
dengan pekerjaan atau tugas dapat melakukan evaluasi kinerja staf,
dan dapat lebih mudah menetapkan standar di seluruh perusahaan.
2) Struktur Organisasi Horizontal
Struktur organisasi horozontal biasanya ditemukan pada
organisasi terdesentralisasi, unit diciptakan untuk berfokus pada
area bisnis tertentu, prioritas berdasarkan kebutuhan produk dan
proses, komunikasi diantara fungsi meningkat, dan staf mengetahui
berbagai macam aspek dari produk dan proses.
2. Desain Organisasi
A. Pengertian Desain Organisasi
Desain organisasi adalah proses memilih struktur organisasi yang
sesuai dengan strategi dan lingkungan organisasi. Hal ini dapat
menjadi sangat penting bagi kelangsungan hidup organisasi. Desain
organisasi merupakan determinan struktur organisasi yang paling tepat
untuk strategi, orang, teknologi, dan tugas organisasi (stoner,1992).
Studi tentang evolusi pemikiran desain organisasi penting untuk
menyadari dua hal. Pertama, karena keduanya baik strategi atau
lingkungan berubah dari waktu ke waktu, sehingga desain organisasi
merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan struktur
biasanya melibatkan percobaan dan kesalahan, berbagai kecelakaan, dan
akomodasi untuk realita politik yang lebih disukai daripada
pendekatan rasional secara murni (Stoner,1992).
B. Macam Desain Organisasi
Desain organisasi memiliki beberapa desain antara lain :
1) Desain Organisasi Umum
a. Struktur Sederhana
Desain organisasi ini ditandai dengan departementalisasi
yang sederhanan, rentang kendali yang luas, otoritas terpusat di
satu orang, dan formalisasi kecil dan biasanya digunakan dalam
usaha kecil. Struktur sederhana merupakan organisasi yang datar,
biasanya hanya mempunyai dua atau tiga tingkat vertikal, ikatan
kelompok buruh yang longgar, dan satu individu yang memiliki
wewenag mengambil keputusan yang terpusat. Struktur sederhana
paling banyak dipraktekkan dalam bisnis kecil yang biasanya
pemilik dan manajer adalah satu orang yang sama.
Kelebihan dari struktur sederhana bersifat cepat,
fleksibel, murah pemeliharaannya, dan akuntabilitasnya
jelas. Kelemahan dari struktur sederhana adalah keadaannya makin
tidak memadai saat organisasi bertumbuh. Formalisasinya yang
rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptkan
beban informasi yang berlebihan dan akhirnya dapat tersendat
karena eksekutif tunggalnya mencoba terus mengambil semua
keputusan. Struktur sederhana sebenarnya tidak terbatas pada
organisasi kecil, hanya saja lebih sulit untuk membuatnya
berhasil secara efektif dalam perusahaan yang lebih besar.
b. Birokrasi
Birokrasi dicirikan oleh tugas operasi karakteristik yang
sangat rutin yang dicapai lewat spesialisasi, aturan dan
pengaturan yang sangat formal, tugas yang dikelompokkan ke
departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang
sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
Kekuatan utama dari birokrasi adalah kemampuannya untuk
melakukan kegiatan standar dalam cara yang sangat
efisien. Terlepas dari kekuatan, tujuan unit fungsional dapat
mengesampingkan tujuan keseluruhan dari organisasi dan keputusan
yang diprogram mungkin akhirnya menjadi tidak efektif.
Kekurangan dari birokrasi adalah memiliki subunit yang
bertentangan dengan tujuan organisasi, perhatian organisasi
lebih tertuju pada aturan dan peraturan, dan karyawan kurang
bijaksana dalam menyelesaikan suatu masalah. Birokrasi efisien
hanya sejauh karyawannya menghadapi masalah yang pernah dijumpai
sebelumnya, yang untuk itu aturan keputusan yang terprogram
telah diterapkan.
c. Struktur Matriks
Struktur matriks digunakan dalam biro iklan, perusahaan
pesawat, universitas, dan laboratorium. Pada hakikatnya matriks
menggabungkan dua bentuk departementalisasi, yaitu fungsional
dan produk. Kekuatan departementalisasi fungsional terletak
dalam mengumpulkan spesialis yang sama, yang meminimalkan jumlah
yang diperlukan, sementara memungkinkan pengumpulan dan
menggunakan bersama sumber daya khusus untuk semua produk,
kelemahan utamanya adalah kesulitan mengkoordinasi tugas dari
spesialis fungsional yang beragam agar aktivitas mereka
diselesaikan pada waktunya sesuia anggaran. Departementalisasi
prosuk memilki manfaat yang cacat yang berlawanan dengan
departementalisasi funsional. Departementalisasi produk
memudahkan koordinasi diantara spesialitas untuk mencapai
penyelesaian yang tepat waktu dan memenuhi target anggaran.
Lebih lanjut, departementalisasi itu memberikan tanggung jawab
yang jelas untuk semua aktivitas yang dikaitkan dengan suatu
produk, tetapi dengan duplikasi aktivitas dan budaya. Matriks
berupaya untuk memperoleh kekuatan dari departementalisasi
fungsi dan produk sambil menghindari kelemahan keduanya.
Karakteristik struktural yang paling jelas dari matriks
adalah bahwa matriks memecah konsep kesatuan komando. Karyawan
dalam matriks mempunyai dua atasan, yaitu manajer departemen
fungsionalnya dan manajer produknya. Oleh karena itu, matriks
memiliki rantai rangkap dua.
Kekuatan matriks terletak dalam kemampuannya untuk
mempermudah koordinasi bila organisasi itu mempunyai suatu
keseragaman dari aktifitas yang rumit dan saling tergantung.
Kontak yang langsung dan sering antara beberapa spesialitas yang
berbeda dalam matriks dapat menghasilkan komunikasi yang lebih
baik dan luwes. Keuntungan lain dari matriks adalah matriks
mempermudah alokasi yang efisien dari para spesialis. Bila
individu dengan keterampian yang istimewa ditumpuk dalam satu
departemen fungsional atau kelompok produk, bakat mereka
dimonopoli dan kurang dimanfaatkan. Matriks mencapai keuntungan
ekonomi skala dengan memberikan kepada organisasi baik sumber
daya yang terbaik maupun cara yang efektif untuk memastikan
penyebaran mereka secara efisien.
Kerugian utama dari matriks terletak dalam kebingungan yang
diciptakan, kecenderungan untuk memupuk pergulatan kekuasaan,
dan stres yang dikenakan pada para individu.
2) Desain Organisasi Baru
Sejak awal 1980-an manajer senior dalam sejumlah organisasi
telah bekerja untuk mengembangkan pilihan struktural baru yang
dapat membantu dengan lebih baik perusahaan untuk bersaing secara
efektif.
a. Struktur Tim
Struktur tim menggunakan tim sebagai piranti pusat untuk
mengkoordinasi kegiatan kerja. Karakteristik primer dari
struktur tim adalah bahwa struktur itu memecah penghalang
departemental dan mendesaintralisasi pengambilan keputusan
sampai tingkat tim. Struktur tim juga menuntut para karyawan
untuk manjadi generalis maupun spesialis. pada perusahaan lebih
kecil, struktur tim dapat didefenisikan sebagai seluruh
organisasi. Pada organisasi besar struktur tim saling melengkapi
dan lazimnya dikenal sebagai birokrasi. Ini memungkinkan
organisasi itu untuk mencapai efisien yang ada pada pembakuan
birokrasi sementara memperoleh keluwesan yang ada pada tim.
b. Organisasi Virtual
Organisasi virtual merupakan organisasi inti kecil yang
menggunakan sumber luar bagi fungsi bisnis yang utama.
Organisasi struktural sangat tersentral, dengan sedikit atau
tanpa departementalisasi. Organisasi virtual ini telah
menciptakan jaringan hubungan yang memungkinkan mereka untuk
mengontak produksi, distribusi, pemasaran, atau setiap fungsi
bisnis lain di mana manajemen merasa orang lain dapat melakukan
lebih baik atau lebih murah. Organisasi virtual sangat kontras
dengan birokrasi yang khas mempunyai banyak tingkat vertikal
manajemen dan kendali diusahakan lewat kepemilikan. Para manajer
dalam struktur organisasi virtual mnghabiskan sebgian besar
waktunya untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan hubungan
luar, biasanya dengan tautan jaringan komputer. Keuntungan utama
dari organisasi virtual adalah fleksibilatasnya dan kelemahan
dari organisasi ini adalah kurangnya kontrol manajemen atas
bagian utama dari bisnisnya.
c. Organisasi Tanpa Tapal Batas
Organisasi tanpa tapal batas merupakan suatu organisasi
yang mengusahakan penghapusan rantai komando, mempunyai rentang
kendali yang tidak terbatas, dan menggantikan departemen dengan
tim yang diberi kuasa. Pada organisasi tanpa tapal batas dengan
menyingkirkan tapal batas vertikal, manajemen meratakan hirarki,
selanjutnya status dan peringkat diminimalkan. Departemen
fungsional menciptakan tapal batas horozontal. Cara untuk
mengurangi penghalang ini adalah menggantikan departemen
fungsional dengan tim silang fungsional dan mengorganisasikan
kegiatan disekitar proses. Suatu cara lain manajemen dapat
melintasi penghalang horizontal adalah dengan menggunakan
transfer lateral dan merotasi orang keluar masuk area
fungsioanal yang berbeda. Hal ini dapat mengubah spesialis
menjadi generalis.
Organisasi tanpa tapal batas yang sepenuhnya operasional
dapat merobohkan penghalang kekonstituensi dan penghalang
eksternal yang diciptakan oleh geografis. Globalisasi, aliansi
strategis, tautan pelanggan organisasi, dan telekomunikasi
merupakan contoh praktek yang mengurangi tapal batas eksternal.
Salah satu kemajuan teknologi yang memungkinkan organisasi tanpa
tapal batas adalah jaringan komputer. Komputer ini memungkinkan
orang untuk berorganisasi melintasi tapal batas intarorganisasi
dan interorganisasi.
d. Organisasi Feminim
Organisasi feminim merupakan suatu organisasi yang
dicirikan oleh perlakuan humanistic terhadap individu, non
oportunisme, karir yang didefinisikan lewat pelayanan kepada
orang lain, komitmen pada perkembangan karyawan, penciptaan
suatu komunitas yang peduli, dan berbagi kekuasaan. Model femini
dapat dibuat lebih efektif dan menjadi model pilihan dalam
organisasi yang secara hakiki dikelola oleh dan untuk wanita.
3. Kesimpulan
Struktur orgsnisasi adalah bagaimana tugas pekerjaan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal. Seorang manajer dalam
menyususn struktur juga harus memperhatikan enam aspek penting. Aspek
tersebut adalah spesialisasi kerja, departementalisasi, rantai komando,
rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi, serta formalisasi.
Setelah menetukan struktur organisasi, organisasi dapat menentukan job
description dan job specialization.
Desain organisasi adalah proses dalam meilih struktur organisasi yang tepat
sesuai dengan strategi dan lingkungannya. Desain organisasi dapat menjadi
sangat penting bagi kelangsungan hidup organisasi. Desain organisasi
merupakan determinan struktur organisasi yang paling tepat untuk strategi,
orang, teknologi, dan tugas organisasi. Desain organisasi dibagi dalam
desain organisasi umum dan desain organisasi baru. Studi tentang organisasi
umum dibagi dalam struktur sederhana, birokrasi, dan struktur matriks.
Studi tentang desain organisasi baru dibagi dalam struktur tim, organisasi
virtual, organisasi tanpa tapal batas, dan organisasi feminin.
BAB 4
PENGELOLAAN ORGANISASI
Untuk mengelola suatu organisasi secara efektif dan efisien sangat
berkaitan erat dengan usaha pengkoordinasian berbagai kegiatan yang
kemudian diarahkan kepada fokus tujuan yang telah disepakati. Terdapat dua
hal yang.harus diperhatikan agar pengelolaan organisasi dapat berhasil.
Kedua hal ini merupakan hal yang prinsip dalam mengelola organisasi;
Pertama, prinsip pengelolaan (prinsip manajemen) yaitu bagaimana memimpin
orang-orang, serta Kedua, prinsip mengorganisasi kegiatan yang menyangkut
orang-orang yang dipimpin tersebut (prinsip organisasi). Kedua prinsip
tersebut saling memperkuat dan manpunyai dasar yang sama dalam pengelolaan
kerja kelorpok individu yurg terlibat dalam suatu organisasi.
Dalam pembahasan kini, pengelolaan organisasi didasarkan oleh beberapa
teori. Teori-teori tersebut antara lain:
a. Teori Klasik
b. Teori Neo-klasik
c. Teori Moderen
d. Teori Rimba Manajemen
e. Teori Labyrinth dan Tall Ariadne
1. Teori Klasik
Menurut teori klasik, organisasi itu dikelolah dengan
mempertimbangkan atau memperhatikan segi produktivitas dan efisiensinya.
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dalam membawa organisasi
mencapai tujuan diperlukan prinsip - prinsip kepemimpinan. Banyak para
ahli terdahulu yang mencoba untuk memformulasikan bagaimana prinsip -
prinsip dasar yang harus dilakukan agar suatu organisasi dapat berjalan
sesuai dengan keinginan. Diantara prinsip-prinsip tersebut yang
merupakan sumbangan abadi hingga saat ini adalah yang diungkapkan oleh
seorang Prancis bernama Hendry Fayol. Hendry Fayol yang berangkat dari
praktisi sebagai manajer sebuah perusahaan batu bara besar.
Menurut Fayol tidak diperlukan aturan yang kaku dalam kegiatan
kerja, karena kelayakan dalam suatu prinsip pada situasi tertentu
merupakan seni (art) dari manajemen. Prinsip - prinsip yang dikemukakan
Fayol adalah hasil dari penglamannya selama bekerja. Pada tahun 1929,
Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen yang diangkat dari pengalamannya
sendiri dimana akan menuntun para manajer dalam mengelola organisasi
(seperti yang dijelaskan pada bab teori organisasi klasik).
Ahli lain, F.W. Taylor (1856-1915), berpendapat bahwa dalam
pengelolaan organisasi dibutuhkan upaya menaikan efisiensi. Upaya
menaikan efisiensi kerja dalam pengelolaan suatu organisasi ialah
sebagai berikut:
A. Mengadakan sleksi terhadap karyawan, sehingga setiap pekerja
dapat diberi tanggung jawab atas pekerjaan yang dianggap paling
cocok dengan cara one best way method.
B. Perlu adanya pendidikan dan pelatihan bagi pekerja untuk
mengurangi kesalahan dan pemborosan, agar target dapat dilampaui
dengan memberikan bonus.
C. Metode yang lama diganti dengan metode lyang baru secara ilmiah,
disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kebutuhan masyarakat, upah dibayarkan berdasarkan potongan kerja
seseorang dengan cara piece rate system
D. Perlunya kerja sama diantara atasan dengan bawahan
E. Menyeragamkan cara kerja karyawan, berdasarkan time and motion
study
Cara kerja manajemen ilmiah banyak menggunakan konsep-konsep
sebagai suatu ilmu yang dilaksanakan berdasarkan:
A. Perumusan-perumusan terhadap masalah yang dihadapi oleh suatu
organisasi, baik yang menyangkut produktifitas, tenaga kerja
manajemen pemasaran.
B. Mengadakan percobaan-percobaan atau penelitian agar tercapai
hasil yang maksimal
C. Mengukur dan mengevaluasi hasil percobaan yang menyangkut
efisiensi dan efektifitas organisasi
Menganalisis hasil pengukuran kerja apakah sudah sesuai dengan
hasil yang diharapkan termasuk kendala-kendala yang ada dan cara
memuncakkan masalah sebagai dasar informasi dalam pengambilan keputusan.
2. Teori Neo-klasik
Lain halnya dengan teori klasik, teori neo klasik lebih lebih
menekankan pada seni dalam hubungan kerja sama manusia dalam pengelolaan
suatu organisasi. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai naluri, ingin
menyampaikan apa yang dirasakan kepada orang lain baik yang berupa
keluhan, pujian, manusia bukanlah murni dan pandangan yang dianut oleh
teori neo klasik disebut juga human relations movement.
Dalam teori neo klasik pengelolaan organisasi dapat ditinjau dari
3 pendekatan yaitu:
A. Pendekatan Hubungan Antar Manusia (Human Relations Movement)
Dalam pendekatan ini para ahli mencoba mengadakan penelitian
terhadap organisasi formal dan hubungan antar manusia dalam
organisasi, baik secara teoritis maupun empiris. Tokoh-tokoh
dari pendekatan ini adalah ; Hugo Munstenberg, Chester I.
Barnard, Argyris Dan Elton Mayo
B. Pendekatan Teoritis
Hugo Munstenberg dalam bukunya Psychology and Industrial
Eficiency menyatakan adanya perbedaan perilaku dan sikap pada
manusia tetapi yang penting adalah bagaimana dapat
memanfaatkan tenaga manusia dalam organisasi. Pendapat Hugo
Munstenberg merupakan jembatan antara teori klasik dan neo
klasik, karena disatu pihak masih menekankan pada efisiensi
agar organisasi mendapat keuntungan dan dilain pihak
menekankan pentingnya unsur manusia sebagai tenaga kerja.
C. Pendekatan Empiris
Pendekatan ini dilaksanakan berdasarkan penelitian oleh Elton
Mayo sejak tahun 1927 sampai 1932 pada perusahan listrik
"Western" dan lebih dikenal "Penelitian Hawthorne" yang lebih
menekankan pada hubungan kelompok kecil antar manusia, gaji
yang layak dan pengawasan secara manusiawi. Teori organisasi
neo klasik lebih menekankan pada human relations, yaiyu suatu
komunikasi persuasif dan suatu action oriented. Human
relations dapat dikatakan sebagai seni dan ilmu pengetahuan
terapan pengintegrasian orang-orang oleh seorang manajer
dalam organisasi agar bersedia bekerja dengan giat dan adanya
kepuasan kerja, baik kepuasan ekonomis, psikologis maupun
kepuasan sosial.
3. Teori Moderen
Dalam teori ini pengelolaan organisasi lebih ditekankan pada
pentingnya suatu sintesis antara teori klasik dan neo klasik sebagai
gambaran modern secara menyeluruh dimana aspek-aspek struktural dan
perilaku serta motivasi diperhatikan dalam organisasi agar dapat sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungan yang saling mempengaruhi. Teori
klasik yang menekankan pada efisiensi dalam proses perkembangannya,
bertemu dengan konsep-konsep hubungan antara manusia lyang dikatagorikan
sebagai teori neo klasik. Dengan demikian majunya ilmu pengetahuan dan
teknologi serta tatanan masyarakat, kedua teori tersebut dianggap kurang
memadai. Oleh karena pada masa kemajuan iptek ada pengaruh lingkungan
maka munculah teori modern. Untuk lebih memperjelas tentang teori ini
lihatlah bagan dibawah ini:
4. Teori Rimba Manajemen
Manajemen sebagai ilmu yang diperkenalkan oleh F.W. Taylor,
menganggap manusia sebagai mesin dengan memusatkan pada efisiensi,
sehingga oleh Elton Mayo unsur manusia mulai ditonjolkan dengan melihat
dari perilaku manusia. Oleh karenanya perlu diperhatikan segi 'seni'nya
untuk mengatur perilaku manusia yang berbeda agar bersedia bekerja sama
untuk mencpai tujuan organisasi. Seni mengtur dan menggerakkan manusia
memrlukan penanganan yang serius dari manajer yang secara profesional
dapat menanganinya.
Koontz menyatakan bahwa di dalam mengelola organisasi terdapat
pemikiran rimba manajemen, yang terdiri atas pemikiran, teori-teori dan
nasehat yang membingungkan para manajer di dalam melaksanakan praktek
kegiatan organisasi. Sumber-sumber utama yang dapat menyebabkan manajer
terlilit dalam rimba tersebut adalah :
A. Adanya banyak pengertian tentang organisasi
B. Perbedaan dalam menetapkan manajemen sebagai badan pengetahuan
C. Penolakan dari para manajer terhadap penemuan manajer yang
terdahulu, padahal ini penting sebagai dasar pengalaman kerja
dan juga sebagai pembanding dengan perkembanagn organisasi pada
masa sekarang.
D. Adanya kesalapahaman mengenai sifat dan peran dari prinsip-
prinsip teori
E. Keterbatasan dalam latihan oleh beberapa ahli dalam bidang yang
bersekutu dengan manajemen, misalnya ahli teknik, ekonomi,
pendidikan, administrasi publik dan bisnis dalam latihan
manajerial.
Karena itu Koontz menyatakan bahwa dengan adanya penulisan-
penulisan tentang manajemn baik dari para praktisi dan akademi di bidang
manajemen, pada saat sekarang ini ada 11 pendektan yang diterapkan pada
ilmu dan teori manajemen, yaitu :
A. Pendekatan empiris atau kasus
B. Pendektan tingkah laku antar perseorangan
C. Pendekatan tingkah laku kelompok
D. Pendekatan sistem-sistem sosial yang kooperatif
E. Pendekatan sistem-sistem sosioteknis
F. Pendekatan teori keputusan
G. Pendekatan sistem-sistem
H. Pendekatan matematis atau ilmu manajemen
I. Pendekatan kemungkinan atau situasional
J. Pendekatan peran manajerial
K. Pendekatan teori operasional.
5. Teori Labyrinth dan Tali Ariadne
Teori rimba manajemen yang dikemukakan oleh Koontz, juga ada
kaitannya dengan labirinth dan tali ariadne, baik mengenai definisi
manajemen yang beraneka ragam juga dengan fungsi-fungsi manajemen. Ada
bebrapa perbedaan dalam merumuskan fungsi manajemn antara kaum praktisi
dan teoritisi dengan apa yang dimaksud dengan fungsi manajemen.
Panglaykim berpendapat sebaiknya dalam mempelajari manajemen
berpedoman pada tali ariadne agar dapat keluar dari labyrinth atau
sarang laba-laba tentang puluhan pedapat mengenai fingsi manajemn.
Menurut George Terry terdpat 4 fungsi manajemen yaitu : Palnning,
organizing, actuating dan controlling, atau yang biasa disingkat POAC,
tetapi dalam penafsiran ada yang menyatakan istilah controlling diganti
dengan commanding atau memberi perintah yang dikemukakan oleh Henry
Fayol. Demikian juga actuating ada yang digantikan dengan istilah
influncing maupun dengan motivating dan directing. Controlling diganti
dengan reporting oleh Lutre Gulick.
Robert Tannenbaum dalam karangannya yang berjudul The Manajer
Concept; A Rational Synihesis, yang dikutip oleh Koontz menyebutkan
adanya 8 sebab yang mengakibatkan adanya beberapa perbedaan dalam
penafsiran fingsi manajemen. Ke-8 hal tersebut disebabkan :
A. Kompleksnya dalam pengambangan perusahaan di Amerika Serikat
baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat.
B. Tidak adanya persamaan istilah diantara para pengarang dan ahli
manajemen dalam menguraikan konsep yang sama.
C. Pemakaian kata-kata tanpa perkalian yang cukup akan arti dan
nilainya.
D. Setiap pengarah masih kurang jelas dalam menguraikan fungsi-
fungsi manajer.
E. Kurang disisipkan teknik kemahiran, metode diantara fingsi
manajer.
F. Mencampuradukkan antara pebgertian proses dan fingsi manajemen.
G. Deskripsi dari fingsi-fungsi dalam istilah yang sangat
subyektif.
H. Mencampuradukkan antara pengertian fungsi dengan kegiatan
pekerjaan.
Peter F. Drucker dalam The Practise of Management menyatakan bahwa
tugas utama top management tidaklah mudah, karena manajer harus dapat
memimpin (manage) :
A. A business, yakni organisasi perusahaan secara keseluruhan
B. The managers, yakni para supervisor atau penyelia
C. The workers and work, yakni para buruh dan pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
Seorang manajer dalam mengelola organisasi sebaiknya memperhatikan
unsur-unsur manajemen atau sering dinamakan The Tools of Management yang
terdiri dari 6M 2T 1I yaitu:
A. Men (manusia), yang dapat diartikan sebagai sumber daya manusia
dan harus diperhatikan sebagai unsur yang terpenting baik
mengenai perilakunya, kehlianya, kecakapan, tanggung jawab serta
sikap siap dilatih agar dapat mengikuti perkembangan organisasi
sesuai dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, teknologi dan
kebutuhan pelayanan manusia yang semakin kompleks
B. Money (uang) sebagai modal dan merupakan salah satu faktor
produksi, baik yang berupa modal tetap, piutang, hutang dan
cadangan.
C. Method (prosedur) sebagai tata cara kerja yang terankcam agar
jangan terjadi pemborosan waktu, tenaga, uang dan ketepatan
kerja.
D. Material (bahan) yang habis digunakan sebagai usaha dalam
menghasilkan barang termasuk equipment yaitu alat perlengkapan
yang harus dipelihara dengan baik.
E. Machine (mesin) yang digunakan untuk menggerakkan roda produksi
untuk menghasilkan barang-barang.
F. Market (pasar), yaitu sebagai usaha untuk dapat enemukan tempat
bertemunya produser dan konsumen yang akan membeli barang-barang
dari produsen.
G. Technology (teknologi) dapat didefinisikan sebagai kemampuan
untuk mengenali masalah-masalah teknis, konsep, dan hal-hal lain
yang sifatnya tangible yang dikembangkan untuk mengatasi masalah
teknis dan kemampuan untuk mengeksploitasi konsep dalam cara
yang efektif .
H. Time (waktu) sebagai manajemen waktu yang merupakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas
waktu. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang
berarti rasio output dengan input. Merencanakan terlebih dahulu
penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan melainkan memberikan
pedoman dan arah bahkan pengawasan terhadap waktu.
I. Information (informasi) dapat didefinisikan sebagai suatu
kesimpulan yang didapatkan dari analisis suatu data yang
behubungan dalam mengoperasikan atau menjalankan suatu
organisasi.
Selain itu, seorang manajer dapat dikatakan berhasil dalam
mengelolah suatu organisasi, menurut George Terry, apabila ia dapat
memecahkan beberapa masalah perusahaan atau organisasi yang ia kelolah.
Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut:
A. Masalah financing
Masalah ini dapat berupa pembiayaan dan pembelanjaan, apakah
diperlukan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang dan
bagaimana memperbesar modal kerja (working capital)
B. Masalah cost
Masalah ini menyangkut bagaimana cara menekan keluarnya biaya,
misalnya untuk iklan di televisi, surat kabar, upah buruh,
transportasi, dan biaya tak terduga lainya.
C. Masalah personnel management, yang menyangkut tentang training
(pelatihan karyawan).
D. Masalah eficiency
Masalah ini menyangkut moril karyawan untuk menumbuhkan rasa
sense of belonging.
E. Masalah production
Masalah ini menyangkut quality control agar dapat menghasilkan
barang yang bermutu baik, sebagai salah satu syarat misalnya
untuk barang ekspor.
F. Masalah marketing management
Yakni jenis barang apa yang diminta pasar dan bagaimana
mengadakan perluasan pasar.
G. Masalah sales management, yakni bagaimana memperbesar penjualan.
H. Masalah pricing
Masalah ini menyangkut bagaimana menetapkan harga jual barang
yang tepat dan bagaimana dengan tingkat kemampuan konsumen.
I. Exception problem
Exception problem merupakan masalah khusus yang biasanya menjadi
tanggung jawab top management mengenai penetapan kebijakan gaji,
upah, tunjangan khusus untuk staf, intensif untuk manajer.
6. Kesimpulan
Pengelolaan organisasi merupakan suatu cara yang dilakukan seorang
pengelolah organisasi (manajer) untuk upaya koordinasi berbagai kegiatan
agar tercipta organisasi yang efektif dan efisien. Terdapat dua hal yang
mendasari dalam pengelolaan organisasi yaitu prinsip pengelolaan dan
prinsip pengorganisasian. Banyak tipe pengelolaan organisasi sesuai
perkembangan zaman, diantaranya berdasarkan teori klasik, neo klasik,
moderen, rimba manajemen, dan Labyrinth dan Tali Ariadne. Menurut teori
modern dalam mengelolah organisasi harus memperhatikan efisiensi dan
produktifitas suatu organisasi. Namun hal itu dibantah oleh teori neo
klasik, yang mengutarakan bahwa dalam mengelolah organisasi tidak cukup
hanya memperhatikan efisiensi dan produktivitasnya saja tetapi hubungan
antar manusia. Dalam perkembangan zaman muncul teori moderen yang
menggabungkan teori klasik dan neo klasik bahwa dalam mengelolah
organisasi dibutuhkan keseimbangan antara efisiensi, produktivitas, dan
hubungan antar manusia serta lingkungan.
Dalam mengelolah suatu organisasi seorang manajer tidak boleh
lepas dari the tools of management yaitu 6M 2T 1I agar organisasi
berjalan dengan baik. Selain itu mendiagnostik berbagai masalah yang ada
di suatu organisasi sangat penting dilakukan seorang pengelolah
organisasi. Berbagai masalah tersebut, misalnya masalah
finansial/keuangan, biaya, personnel management, marketing management
dan masalah lainnya.
BAB 5
CONCLUSION
The organization is a system of mutual influence between members of
groups that work together to achieve certain goals. Characteristic of an
organization is the presence of two or more persons, the existence of
intent for cooperation, for regulating the relationship, the objectives to
be achieved.
Organization theory is a study of organization structure, function,
performance and behavior of group or individual in an organization. There
are six organization theory : Classical Theory (bureaucracy,
administration, and scientific management) , Neo Classical Theory, Behavior
Science Theory, Open Theory, Close Theory, And Modern Theory.
Organizational structure consist of activities such as task
allocation, coordination, and supervision which are directed toward the
achievment of organizational aims. The elements of organizational structure
are work specialization, departmentalization, chain of command, span of
control, centralization and decentralization, and formalization, after
organizational structure was deteremined the importance things to do is
determining job description and job specification. Two model of
organizational stucture are vertical and horizontal models. Organizational
design is the determination of the organizational structure that is most
appropriate for the strategy, people, technology, and task of organization.
The kinds of organizational design are common organizational design and new
design option. Common design involved by simple structure, the bureaucracy,
and matrix structure. New design option involved by virtual organization
and boundaryless organization.
The managerial organization is a way that made an effort manajer for
coordination of activities in order to create an effective and efficient .
There are two things that underlie the management of the management
principles and organizing principles. Many types of management in
accordance development period, which is based on the Theory of Classical,
Neo Classical, Modern, Rimba Manajemen and Labyrinth and Tali Ariadne. In
the management, a menajer must be attention to the tools of management that
is 6M 2T 1I and also some of the problems facing the organization in order
to create a productive , effective, and efficient.
DAFTAR PUSTAKA
Bennett, Prentice 1997, Framework Organizational Behaviour, Prentice hall,
England.
Dessler & Garry 1982, Management Fundamentals Modern Principles and
Practices, Reston Publishing Company, Virginia, USA.
Donelly, HJ 1998, Fundamentals of Management, Mc grow hill, USA.
Dubrin & Irland 1993, Management and Organization, South-Western
Publishing, Ohio.
Fullerton 2001. "Karakteristik Organisasi". http://eros.tanatos.tripod.com
Gibson, JL 1984, Organization and Management: Behavior, Structure, and
Process, Business Publicatios, USA.
Griffin, RW 1992, The Management of Organization, Houghton Mifflin
Company, USA.
Griffin, Ricky W 1998, Management, Houghton Mifflin Company, USA.
Koontz, Harold 1990, Essentials of Management, Mc grow hill, Singapore.
Luftman, JN 2004, Managing the Information Technology Resource, Poentice
Hall, USA.
Robbins, SP 1989, Organizational Behavior, Prentince-Hall. USA.
Stephen 1996, Organizational Behavior (Concept, Controversies,
Applications, Prentice Hall International, USA.
Stoner, James A.F 1992. Management, Prentice hall, USA.
-----------------------
Neo Klasik
Hubungan Antar manusia
Klasik
Efisiensi
Modern
Efisiensi, Struktur, Perilaku, Motivasi dan Lingkungan