Terarium adalah cara menanam tanaman di dalam wadah tembus pandang atau kaca. Seperti halnya akuarium yang berfungsi memamerkan keindahan beragam ikan, terarium juga memajang satu atau lebih tanaman cantik yang disusun indah di dalamnya.Terarium atau vivarium adalah media atau wadah yang terbuat dari kaca atau plastik transparan berisi tanaman, yang diperuntukkan bagi beragam kebutuhan, seperti untuk penelitian, metode bercocok tanam maupun dekorasi. Dapat dikatakan bahwa terarium merupakan biosfer buatan yang paling alami karena fungsi biologis yang terjadi dalam terarium pun mirip dengan yang terjadi di alam. Sehingga terarium dapat juga dijadikan laboratorium biologi mini. Sebenarnya, terarium sudah lama dikenal. “Tapi belakangan ini bangkit kembali karena global warming sehingga banyak orang terpicu untuk melakukan penghijauan di mana-mana,” Cara Membuat Terarium: A. Alat dan Bahan: 1. Kayu untuk mengorek tanah 2. Sumpit untuk menjepit tanaman 3. Tisu yang sudah dililit pada sebatang kayu kecil, dan diberi alkohol 70% 4. Sedotan untuk meniup kotoran di dinding wadah 5. Corong untuk memasukkan media tanam 6. Sendok plastik untuk meratakan media tanam 7. Kuas untuk membersihkan tanaman yang terkena media tanam 8. Sekop kecil untuk menuang media tanam dan batu hias 9. Gunting 10. Semprotan air berujung lancip (jangan pilih yang spray, karena akan merusak tanaman) 11. Media tanam: arang (potong kecil-kecil), moss (disemprot air dulu), kompos (yang sudah steril), zeolit 12. Batu hias warna warni
B. Proses Pembuatan 1. Siapkan wadah kaca, bersihkan dengan alkohol 2. Masukkan arang ke bagian dasar wadah, lalu moss, kemudian kompos
3. Masukkan tanaman yang diinginkan satu persatu. Jika akarnya panjang, potong sedikit, lalu cuci bersih.
4. Jika ada kotoran yang melekat di pinggir kaca, bersihkan dengan kuas
5. Masukkan zeolit untuk menutupi media tanam, dengan menggunakan corong. Fungsi zeloit ini agar terarium terlihat lebih artistik.
6. Tambahkan batu hias beragam warna dan bentuk., atau klo agan suka bisa memberi lumut di permukaan atasnya
7. Jika ada kotoran menempel pada tanaman, tiup dengan sedotan atau bersihkan dengan kuas.
8. Semprot kaca dengan air hingga zeolit basah dan berubah warna. Cara ini sekaligus untuk menyiram tanaman.
9. Terarium siap diletakkan di tempat yang diinginkan.
ribet juga perosesnya.. Contoh Hasil:
Perawatan: 1. Pengairan Terarium tertutup biasanya tidak akan membutuhkan air selama 4 sampai 6 bulan atau ketika tanaman layu. Perlu sesekali menyiram, tetapi tidak sesering houseplants lainnya, kecuali jenis gurun, perlu sering disiram. 2. Cahaya terarium terbuka atau tertutup, seharusnya tidak menerima sinar matahari langsung.Namun, Jika jenis tanaman membutuhkan cahaya terang, dapat ditempatkan di bawah sinar matahari langsung. Jika ada gunakan cahaya rendah atau cahaya buatan lampu 100 watt yang ditempatkan dekat dengan terarium atau tabung neon ditempatkan di atas terarium sampai dengan 16 atau 18 jam setiap hari. Tanaman menerima cahaya dari jendela secara bertahap akan menyebabkan arah tumbuh tanaman menuju datangnya cahaya itu.. Untuk menjaga agar terarium menarik dari tampilan yang diinginkan, sesekali putar untuk menjaga agar tanaman tumbuh normal. 3. Pemangkasan Banyak tanaman terarium secara bertahap akan menjadi lebih besar. pangkas tanaman agar tidak terlalu tinggi.. pemangkasan menggunakan gunting kecil yang tajam yg bergagang panjang jika leher botol sempit. jika tumbuh gulma dari media tumbuh sebaiknya dibuang untuk mengurangi persaingan dengan tumbuhan terarium. 4. Pemupukan
Karena tanaman di terrariums tidak boleh berkembang pesat, terrariums jarang membutuhkan pupuk. Jika setelah tahun pertama tanaman kekuningan dan tampaknya kurang semangat, ganti tanah lapisan atasnya. 3. Pemangkasan Banyak tanaman terarium secara bertahap akan menjadi lebih besar. pangkas tanaman agar tidak terlalu tinggi.. pemangkasan
Tak terlalu banyak yang mengetahui ihwal terarium. Justru inilah peluang untuk menggarapnya menjadi sebuah bisnis dengan profit 300 persen. Wiyono Banyak hal dilakukan guna membuat sebuah ruangan tampil cantik, seperti pemilihan desain dan penataan interior, dekorasi, termasuk tanaman hias, lazim pula ikut dijadikan tambahan. Dan booming tanaman hias pada akhir-akhir ini telah memikat banyak orang mencicipi bisnis satu ini. Coba saja, para ibu rumah tangga, khususnya di perumahan-perumahan, getol tiap diajak berbincang soal jenis-jenis tanaman hias yang harganya tengah melangit. Bahkan mereka pun fasih menyebutkan nama-nama latin semacam anthurium, aglonema, adenium, dan sebangsanya? Di antara ibu-ibu itu juga kerap saling bertukar pengalaman dan sekaligus barter tanaman bunga milik masing-masing. Walau begitu, setiap nursery di sepanjang jalanan juga tetap ramai diserbu pembeli. Kesimpulannya, hingga bertahun-tahun ke depan sepertinya bisnis tanaman hias bakal tetap mekar. Berbicara soal kembang atau tanaman hias, kebanyakan pemahaman kita adalah wujud tumbuhan yang ditanam dalam media pot, entah itu untuk ditaruh di tengah landscape sebuah taman, diletakkan di lantai ruangan atau digantung agar bisa menikmati keindahan bunga, daun, atau batangnya yang indah. Namun, di tengah masyarakat kita ternyata belum banyak tahu adanya metode tanam tumbuhan hias di dalam wadah kaca, atau kerap disebut terarium, sehingga alih-alih menjadikannya sebagai lahan bisnis. Dari sepuluh tempat berjualan kembang belum tentu dijumpai satu penjual yang menyediakan terarium. Padahal di luar negeri, khususnya kalangan pecinta tanaman hias, terarium sangatlah populer dan malahan merupakan salah satu hobi yang digemari. Lebih dari itu, harga jualnya pun lumayan tinggi. Tidak dipungkiri, menurut Eneng Susilawati, penyedia jasa pelatihan pembuatan terarium di daerah Bogor, penyebabnya barangkali karena aslinya seni tanaman hias tersebut berasal dari benua Eropa yang mengalami empat kali perubahan musim. “Agar tetap dapat menikmati hijaunya tanaman hias sepanjang tahun, maka berkembanglah seni miniatur taman memakai wadah semacam botol, gelas, akuarium, toples atau bahan yang terbuat dari kaca transparan,” jelasnya. “Dengan demikian, terrarium dapat disebut taman mini dalam kaca,” lanjut mahasiswi tingkat akhir IPB di Departemen Agronomi dan Hortikultura itu. Sebenarnya miniatur taman ini sudah ada sejak 500 tahun sebelum masehi. Namun secara ilmiah, terarium dalam bentuk modern pertama kali baru diperkenalkan pada tahun 1827 oleh Nathaniel Ward, doktor ilmu fisika asal Inggris. “Di Indonesia dibawa oleh orang-orang Belanda,” imbuhnya. Dikatakan, meskipun terbatas, di Indonesia hobi terarium mulai berkembang pada tahun 90-an. Awal ketertarikan Eneng juga bermula dari salah satu mata kuliah yang pernah diikuti, yakni satu bab yang membahas holticultura landscape. Seterusnya ia masuk ke dalam himpunan profesi agronomi di bidang kewirausahaan, salah satu kegiatannya menjadi panitia pelatihan di beberapa sekolahan, di antaranya pembuatan terarium. Respon positif ternyata bukan hanya datang dari para murid sekolah, wali murid, khususnya para ibu, banyak yang tertarik mendapatkan pelatihan privat. Akhirnya, bersama beberapa rekan kuliahnya, Eneng membuka jasa pelatihan sekaligus melayani pesanan pembuatan terarium. Membuat terarium sejatinya tidak terlalu sulit, baik itu sekadar untuk hobi atau bila hendak dijadikan bisnis. Dikarenakan bentuknya mini, dalam jumlah banyak sekalipun, kita tidak perlu ribet menyediakan lahan secara khusus. Keuntungannya kita cukup hanya memanfaatkan ruangan yang telah ada di rumah kita. Tanaman yang bisa digunakan juga gampang diperoleh dan beragam, tinggal disesuaikan menurut tema dan keinginan masing-masing. Misalnya, terdapat jenis terarium dengan botol/ wadah tertutup atau terbuka. Jenis tertutup biasanya dipilihkan tumbuhan yang tahan kelembaban. Selain itu, pada
prinsipnya semua jenis tumbuhan bisa dipakai, tetapi biasanya sengaja dipilih jenis tanaman yang bandel, mudah tumbuh dan mampu bertahan hidup, dan paling penting dipilih tanaman yang masih kecil. Maklum, sebab media tumbuhnya memang sengaja dibuat miskin. Pemupukan sedapat mungkin juga dihindari untuk mencegah tanaman tersebut menjadi cepat tumbuh besar. Secara singkat, seperti penjelasan Eneng, sebelum mempersiapkan peralatan, wadah, dan tanaman, tahap pertama hendaknya menentukan tema terarium tema terlebih dahulu. “Jenis tanamannya beragam, crypthantus (sejenis nanas-nanasan), aloyvera, kaktus, jenis bromeliad, lidah mertua (sancievera), paku lumut (lichens), fittonia, sirih gading (epriperum), begonia, dracaena, chamaedorea (palem kecil), dan sebagainya,” sebut Eneng. Sementara itu media tanamnya juga beragam, dipilih yang bersifat porous dan cukup subur. Beberapa media yang digunakan antara lain arang sekam, sphagnum moss, kompos dan zeolit. Tidak ada satu aturan baku di dalam menyusun media tanaman, namun berdasarkan fungsi masing-masing dapat diperoleh susunan dari bawah ke atas sebagai berikut, zeolit kasar, sphagnum moss, arang sekam, kompos, dan zeolit halus. Pertama, zeolit kasar dimasukkan ke dalam wadah dengan ketebalan sekitar 1 cm. Setelah itu sphagnum moos ditaruh tepat diatas zeolit kasar, dan di atasnya diberi arang serta kompos masing setebal 1 cm dan 2 cm. Sesudahnya tanaman yang telah disiapkan baru dimasukkan, dan kembali tutupi dengan kompos kurang-lebih setebal 3-4 cm atau sampai menutupi seluruh akar. Lapisan paling atas ditutup dengan zeolit halus secukupnya. Sebagai pemanis dapat pula ditambahkan pasir atau kerikil berwarna, serta aksesoris untuk ditempatkan diatas media sebagai pelengkap atau hiasan. Lebih lanjut, sama halnya dengan tanaman hias, terrarium membutuhkan perawatan berkala agar tetap menarik, meliputi penyiraman, pemenuhan kebutuhan cahaya dan suhu, pemupukan, pemangkasan, pembersihan serta pemberantasan hama dan penyakit. Meskipun relatif tidak mudah terserang hama dan penyakit dibandingkan dengan tanaman di ruang terbuka, musuh yang harus diperhatikan yaitu semut, kutu, dan kepik penghisap cairan tanaman. Pemberantasan hama cukup secara manual. Dari segi bisnis, Eneng mengatakan, terarium mempunyai prospek sangat bagus karena belum banyak yang menekuni usaha ini sebagaimana budidaya tanaman hias dalam pot. Kalau kita cukup kreatif kita bisa membuat terarium dalam satu wadah terarium terdiri bermacam-macam jenis tanaman, hasilnya pasti sangat menarik. Sedangkan jenis tumbuhannya cukup mudah diperoleh di nursery. “Rencananya saya akan mengadakan rental terarium dan refill. Banyak terarium lama yang mati, atau barangkali pemiliknya sudah bosan. Jadi istilahnya kita menerima isi ulang,” ujarnya. Sayang sampai saat ini yang dilakukan baru sebatas melayani pesanan, terutama karena faktor modal dan kesempatan. Maklum sementara waktu ia masih berkonsentrasi pada studi. Modal investasi yang diperlukan sebenarnya tidak terlalu besar sebab tidak memakan lahan terlalu luas. Tergantung dari bahan-bahan, jenis wadah kaca maupunpun jenis tanaman yang disediakan, kapital awal sekitar Rp 1 juta hingga Rp 10 juta sudah bisa jalan. Berdasarkan pengalaman Eneng saat melayani pesanan, ia menjual produk berkisar Rp 100 ribu-Rp 250 ribu. Tetapi harga tersebut bisa lebih murah, atau bahkan lebih mahal hingga jutaan rupiah. Maka keuntungannya pun relatif, profit margin bisa berkisar 10% sampai lebih dari 110%. “Harga disesuaikan dengan pesanan, baik tempat kaca yang dikehendaki dan jenis tanamannya apa,” ungkapnya. Analisa Bisnis: Analisa usaha terarium secara sederhana sebagai berikut: I. Investasi Awal:
- Pembelian bibit tanaman Rp. 200.000,00 - Pengadaan wadah kaca dan peralatannya Rp. 600.000,00 - Pengadaan bahan-bahan media tanam Rp. 200.000,00 Jumlah investasi awal Rp 1.000.000,00 II. Pendapatan Usaha: Penjualan sekitar 20 buah terrarium @ 150.000,00 = Rp 3.000.000,00 III. Keuntungan Usaha: Rp 3000.000,00-1000.000,00 = Rp 2.000.000,00 IV. Kesimpulan: Profit margin mencapai 300%. Apabila dalam sebulan memiliki omset penjualan hingga 100 buah atau total penjualan Rp 15.000.000,00, maka keuntungan yang diperoleh bisa mencapai Rp 10.000.000,00.
Terarium dapat diletakkan dalam ruangan dalam jangka waktu lama tanpa harus terkena sinar matahari, dengan mengganti cahaya matahari dengan lampu khusus. Anda dapat meletakkan terarium di dalam rumah, dalam rak pajangan Anda, di kantor maupun galeri. Ini akan menambah keunikan dekorasi ruangan dan juga menambah koleksi tanaman indoor dalam ruangan Anda. Meskipun mudah, tanpa teknik dan media yang seksama, terarium tidak dapat bertahan lama. Tanpa teknik perawatan terarium yang tepat, tanaman akan merana karena rusaknya siklus air. Siramlah tanaman atau media tanah dengan air ketika mulai terlihat kering. Secara rutin lakukan penyiraman setiap seminggu sekali atau kurang jika diperlukan. Potong daun yang mulai rusak agar tanaman dalam terarium tetap indah. Lokasi tanaman juga patut diperhatikan. Jangan letakkan di daerah yang terkena sinar matahari secara langsung karena dapat membuat kondisi tanah cepat kering. Jika Anda juga meletakkan binatang kecil di dalam terarium, bersihkan bagian dalam terarium dari kotoran hewan dan sisa makanan. Dengan demikian terarium Anda akan tetap terlihat menarik. Sungguh unik! Miniatur hutan hujan tropis, ekosistem gurun, kebun sayur dan lain sebagainya hanya dimungkinkan dengan terarium.
Cara Membuat Terarium Sebagai langkah awal, Anda dapat mempersiapkan beberapa media tanam maupun material untuk dekorasi. Beberapa media yang diperlukan antara lain (dari urutan teratas): Pasir zeolit
Tanah humus
Spagnum moss Arang
Bebatuan dan pasir
Kemudian siapkan peralatan yang akan digunakan untuk membuat taman miniatur dalam terarium. Peralatan yang digunakan relatif mudah didapat dan murah, antara lain: Untuk terarium, Anda dapat menggunakan akuarium ikan yang kecil, mangkuk kaca besar, kotak kaca, botol kaca atau toples
Skop mini untuk bercocok tanam atau sendok
Penjepit (pin Set) atau sumpit Gunting
Corong plastik atau corong kertas buatan
Penyemprot tanaman (sprayer)
Ceret penyiraman
Kain kasa
Kuas
Setelah semua persiapan selesai, tiba saatnya membuat terarium. Cara membuat terarium adalah sebagai berikut: Cuci media kaca dengan air panas dan bersabun. Bilas media kaca lalu keringkan.
Buat lapisan batu atau pasir atau media lainnya di bagian bawah dengan tebal kira-kira 2-3 cm.
Tambahkan arang dengan ketebalan 1-2 cm.
Dengan sendok ataupun skop mini, tambahkan lapisan media seperti tanah humus setebal 5-8 cm. Buat sedikit gundukan untuk memperindah. Jika Anda menggunakan akurium, Anda dapat meninggikan gundukan di salah satu sisi sebagai latar belakang.
Gali lubang kecil pada lapisan tanah tersebut untuk akar tanaman
Ambil tanaman yang cocok, lalu bersihkan bagian akarnya dari sisa-sisa tanah. Potong daun yang rusak. Letakkan tanaman pada lubang kecil yang telah digali dan tutupi akarnya dengan tanah.
Jika Anda menggunakan akuarium atau kotak kaca yang lebih besar, Anda dapat meletakkan beberapa tanaman dalam satu terarium tersebut. Letakkan tanaman yang lebih besar di bagian belakang.
Basahi tanah, namun jangan menyiram secara berlebihan. Cukup basahi hingga tanah menjadi lembab.
Anda dapat mempercantik terarium tersebut dengan menambahkan batu, miniatur taman, bahkan binatang kecil.
Letakkan terarium Anda pada lokasi yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Basahi tanah jika sudah mulai terlihat kering. Misalnya untuk tanaman sukulen, Anda dapat menyiram setiap 5 hari sekali. Untuk tanaman jenis lainnya yang tidak membutuhkan banyak air, Anda dapat menyiramnya seminggu sekali.
Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di
Facebook,
Instagram, dan
Telegram
Terarium Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Terarium
Terarium atau Virarium adalah media atau wadah yang terbuat dari kaca atau plastik transparan berisi tanaman, yang diperuntukkan bagi beragam kebutuhan, seperti untuk penelitian, metode bercocok tanam maupun dekorasi. Dapat dikatakan bahwa terarium merupakan biosfer buatan yang paling alami karena fungsi biologis yang terjadi dalam terarium pun mirip dengan yang terjadi di alam. Sehingga terarium dapat juga dijadikan laboratorium biologi mini. Terarium menampilkan taman miniatur dalam media kaca. Terarium dapat mensimulasikan kondisi di alam yang sebenarnya dalam media kaca tersebut. Misalnya terarium dapat mensimulasikan ekosistem gurun, ekosistem padang pasir, ekosistem hutan hujan tropis dan bermacam-macam ekosistem lainnya. Terarium Pertama kali diperkenalkan di Inggris. Diawali dengan rumah kaca mini di Kerajaan Inggris dan kaum bangsawan kemudian terarium menjadi terkenal di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Alat ini terdiri dari sebuah kotak yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi kurang lebih 40 cm x 30 cm x 25 cm. Dinding belakangnya terbuat dari seng yang berlubang-lubang. Alas dan tutupnya terbuat dari plastik tembus pandang. Pada alasnya terdapat sebuah baki plastik. Ada juga model yang tutupnya miring terbuat dari kaca dan dapat dibongkar pasang.
Apa itu Terarium(terrarium) Terarium atau vivarium adalah media atau wadah yang terbuat dari kaca atau plastik transparan berisi tanaman, yang diperuntukkan bagi beragam kebutuhan, seperti untuk penelitian, metode bercocok tanam maupun dekorasi. Dapat dikatakan bahwa terarium merupakan biosfer buatan yang paling alami karena fungsi biologis yang terjadi dalam terarium pun mirip dengan yang terjadi di alam. Sehingga terarium dapat juga dijadikan laboratorium biologi mini. Terarium akan menampilkan taman miniatur dalam media kaca. Terarium dapat mensimulasikan kondisi di alam yang sebenarnya dalam media kaca tersebut. Misalnya terarim dapat mensimulasikan ekosistem gurun, ekosistem padang pasir, ekosistem hutan hujan tropis maupun lainnya. Pertama kali terarium diperkenalkan di Inggris. Diawali dengan rumah kaca mini di Kerajaan Inggris dan kaum bangsawan kemudian terarium menjadi terkenal di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Terarium yang saat ini tersedia, dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu: Terarium Udara Terbuka, yaitu terarium dengan bagian atas terbuka atau tidak tertutup. Untuk membuat miniatur tanaman, media seperti ini yang paling mudah digunakan dan dirawat.
Anda bahkan dapat membuat dekorasi tanaman dalam terarium jenis ini dalam waktu yang sangat singkat. Terarium Tertutup, yaitu terarium dengan kondisi tertutup rapat di semua bagian. Tujuannya untuk membuat biosfer yang unik di dalam terarium tersebut. Terarium ini yang paling sulit untuk dibuat dan dirawat. Lebih banyak tantangan dalam membuat terarium jenis ini. Beberapa faktor yang harus menjadi perhatian khusus untuk terarium tertutup adalah masalah jumlah air dan pencahayaan yang tepat. Terarium jenis ini biasanya memiliki bagian atas yang kecil untuk meletakkan tanaman dan material lainnya di dalam terarium. Tentu ini
bisa menjadi tantangan tersendiri. Terarium Binatang, seperti namanya, terarium jenis ini digunakan untuk meletakkan binatang kecil untuk dipajang. Misalnya kadal, iguana, katak, kura-kura kecil atau ular. Tujuannya untuk menampilkan tiruan dari dunia fauna yang sebenarnya di alam bebas dengan memindahkannya ke media kaca yang menarik.
DIY: How to Make Your Own Green Terrarium DESIGN
05/27/2014
under carousel showcase, Design, DIY, Features, Gardening and Plants 5 Comments
by Bridgette Meinhold
VIEW SLIDESHOW
Summer is starting to unfold beautifully, but apartment dwellers might feel left out from all thegardening that's happening around them. If you have a green thumb but minimal garden space, why not create your own mini-world full of lush and beautiful plants by making your own terrarium? If you're in the southern hemisphere instead, remember that having green plants around is a surefire way to keep away the winter blues, plus plants are certain to help improve your indoor air quality. Terrariumsare easy-to-make, low-maintenance gardens, and can last almost indefinitely with minimal water. Don't believe us? We assembled seven terrariums of various shapes and sizes in a single weekend, and they're all adorable. Read on for our easy terrarium DIY to learn how to make your own!
MATERIALS:
A clear glass jar, vase, bowl, glass, or whatever interesting glass container you have on hand Rocks, pebbles or recycled glass chunks Activated charcoal (sometimes called activated carbon) Potting soil appropriate for your plants Moss (optional) Figurines, sticks or decorative items (optional) Various small plants A scoop, spoon or shovel Scissors Gloves
Source your containers from a thrift store or an antique store, or just scrounge around your house for an old jar. Even simple jelly jars or canning jars can make beautiful terrariums. They can be left open or closed—it’s totally up to you. All other supplies can be bought at your local gardening center.
As for the plants, the sky is the limit, but generally speaking look for small plants that you can fit inside your jar and won’t grow too tall. Some plants will have multiple stems so you can break them up even further. To ensure that your terrarium will be successful, keep succulents and cacti together, and keep fern and tropical plants together, because they require different amounts of water and soil. You’ll want cactus soil for the succulents and regular old potting soil for everything else. The rocks are used as a false drainage layer while the activated charcoal helps keep the terrarium healthy, and the moss can be used for decoration and to help soak up and retain water.
STEP 1: Prepare the Container Remove any price tags or stickers from your vessel and wash both the interior and exterior thoroughly to ensure that there are no unwanted residues that could affect the health of your plants. Envision how you want to arrange your plants inside the jar.
STEP 2: Add Your Drainage Layers Once the container is ready, fill the bottom with rocks or pebbles. This is to create a false drainage layer so water can settle and not flood the plant. The depth of the rocks totally depends on the size of your container, but aim for 1/2″ to 2″.
STEP 3: Add the Activated Charcoal The charcoal looks exactly like what you would expect it to and it’s messy. Sometimes it comes as small granules and other times it comes as shards—either works. You don’t need much, just enough to cover the rocks. The charcoal will improve the quality of your little world including reducing bacteria, fungi and odors. Related: How to Make a Recycled Glass Terrarium
STEP 4: Add Soil Again, cactus and succulents need a special soil compared to most other plants, so be sure to get the appropriate bag depending on which plants you’re using. Add enough soil so the plant roots will have plenty of room to fit and then grow. Aim for a depth slightly greater than the height of the plant’s pot.
STEP 5: Plant Take your plant out of the pot and break up the hard soil ball until you get down to the roots. If you’re breaking the plant into multiple parts, be gentle. You may also want to trim the roots if they are especially long; don’t worry, they’ll grow back. Using a spoon, your fingers, the end of a brush, or even a pencil, dig a well to place your plants roots in. Add more soil around the top and compact the soil down around the base of the plant. Continue placing your little plants in the container and try to keep them away from the edges. The leaves are likely to touch the sides but aim to keep them away as much as possible.
STEP 6: Add Accessories After you’re done planting you can add little accessories like a blanket of moss (dried or living), little figurines, old toys, glass beads, shiny metal object, sticks, stones, or even a layer or rocks. This is your little world and you can put whatever you’d like in there. Related: 7 Eco-Friendly Summer Crafts for Creative Adults (and Kids!)
STEP 7: Clean and Water You’ll likely have dirt all over the sides of the container, so wipe them down so you can enjoy the beautiful living world inside. Give the terrarium a little bit of water. Unlike most of your house plants, a terrarium doesn’t need to soaked: just a couple of shots of water should get it started.
Tips & Tricks – Over time, monitor your terrarium’s water needs based on how dry the soil is. For terrariums with closed lids, if water is dripping down from the top, open the lid to let some evaporate. Likewise, you may need to add more if it looks parched. You shouldn’t need to water them very often. – If leaves die or wilt, remove them from the terrarium immediately to maintain the health of the little eco system. If an entire plant dies, take it out. – Don’t place in direct sunlight. Remember that these are essentially little greenhouses and direct sunlight through the glass will trap heat and scorch the plants. Place in indirect light for best results. – Afterwards, enjoy your little world or give it away and make another!