Pendahuluan
Dewasa ini perubahan teknologi dan sistem informasi berjalan sangat cepat. Segala sesuatu bergerak dalam hitungan hitungan detik dan tantangan tantangan yang ada pun semakin kompleks. kompleks. Hal ini disebabkan disebabkan segala aspek perekonomian didasarkan pada revolusi digital serta manajamen teknologi dan informasi. Salah satu perusahaan teknologi teknologi berskala berskala global yang muncul muncul saat ini yaitu Tesla Tesla Motors (perusahaan (perusahaan yang berfokus berfokus pada produk mobil berbahan berbahan bakar bakar listrik) yang yang dipimpin dipimpin oleh Elon Elon Musk. Tesla merupakan sebuah perusahaan otomotif yang khusus mengembangkan mobil sport elektrik (mobil sport dengan tenaga baterai) yang berkecepatan dan bertorsi tinggi. Perusahaan ini didirikan oleh dua orang insinyur-otomotif pada bulan Juli 2003, yaitu Martin Eberhard dan Marc Tarpenning di San Carlos, California, Amerika Serikat. Perusahaan ini dinamakan “Tesla Motors” sebagai penghargaan kepada Nikola Tesla, seorang insinyur dan fisikawan, yang menemukan konsep motor induksi medan magnetik. Hal ini dibuktikan pada mesin utama Tesla Roadster yang menggunakan motor induksi-AC 3 fase, buatan Tesla sendiri. Awal berdiri perusahaan perusahaan ini dimodali oleh pendiri PayPal sekaligus sekaligus pendiri pendiri Tesla Tesla Motors, Motors, Elon Musk. Musk. Pada Pada tahun tahun 2008, Sang Direktur utama, Elon Musk, menggantikan Ze’ev Drori seb agai CEO. Drori kemudian menjadi wakil direktur utama dan masuk ke jajaran direksi Elon Musk sendiri lahir pada tanggal 28 Juni 1971 di Kota Pretoria, Afrika Selatan. Ia adalah seorang insinyur yang memiliki darah keturunan campuran campuran Canada dan Afrika Selatan. Ia tidak hanya seorang insinyur namun juga seorang pengusaha terkenal sekaligus pendiri PayPal, SpaceX dan Tesla Motors. Musk dikenal karena menciptakan mobil listrik pertama yaitu Tesla Roadster dan menciptakan pembayaran pembayaran Paypal yang sudah sudah digunakan digunakan oleh semua semua negara. Elon Musk sendiri dapat disejajarkan dengan tokoh-tokoh technopreneur dunia seperti Bill Gates (pendiri Microsoft), Steve Jobs (pendiri Apple), Sergey Brin (Google), Mark Zuckerberg (Facebook), ataupun Jack Ma (Alibaba). Seperti para Chief Executive Officer (CEO) perusahaan teknologi teknologi pada umumnya, terdapat beberapa sifat-sifat Elon Musk yang bisa kita contoh, yaitu : 1. Selalu belajar 2. Gila kerja 3. Berfokus pada hal-hal besar 4. Pengorbanan yang tiada batas 5. Introspeksi diri dengan cara meminta feedback meminta feedback dari dari si pengritik 6. Bekerja tim dengan pikiran jernih dan positif 7. Berambisi
Namun demikian, Elon Musk sendiri memiliki kemampuan berkomunikasi secara lisan yang tidak sebaik yang dimiliki oleh para CEO dunia seperti di atas. Gaya bicara yang terbata-bata dan cenderung kurang melakukan persiapan dalam melakukan presentasi di depan publik menjadi faktor kelemahan Elon Musk. Banyak yang berpendapat bahwa kecepatan otaknya lebih cepat dari kecepatan berbicaranya. Sehingga saat Musk berbicara atau menyampaikan pidatonya, ia seperti gugup dan terbata-bata. Dari beberapa fakta di atas, paper ini bermaksud untuk menganalisis lebih dalam keterkaitan kemampuan komunikasi secara lisan serta cara untuk memberdayakan karyawan oleh seorang CEO di era perusahaan teknologi.
Pembahasan
Sebagai seorang pemimpin perusahaan teknologi berskala global, seorang CEO dituntut untuk sering berbicara di depan audience guna mempresentasikan produk-produk baru yang akan diperkenalkan ke publik. Bila kita melihat tokoh-tokoh seperti Steve Jobs, Tim Cook, Mark Zuckerberg ataupun Bill Gates ketika menyampaikan presentasi di depan publik kita bisa menyimpulkan bahwa pesan dan citra produk yang akan dipasarkan benar-benar tersampaikan ( delivery) dengan lugas dan jelas. Agak berbeda halnya dengan Elon Musk yang dalam beberapa kesempatan cenderung kurang siap secara mendetail dalam menyampaikan presentasi. Namun demikian sebenarnya gaya berbicara Elon Musk menunjukkan assertive style dimana ia sangat ekspresif tanpa mengganggu orang lain. Jika dilihat dari komunikasi non-verbalnya, Musk melakukan kontak mata dengan pendengarnya meskipun jarak dari panggung cukup jauh. Ia menempatkan dirinya baik berdiri maupun bergerak senyaman mungkin. Terkadang ia menyilangkan tangannya di depan dada, menggerakkan tangannya saat menjelaskan materi, juga menggunakan suara yang keras dan tegas. Pun demikian saat Musk berbicara, ekspresi wajahnya juga menampakkan kebanggaan terhadap produk yang sedang dikembangkan yaitu roket untuk ke Mars. Ketika ia sedang menggunakan waktunya untuk berpikir, gerakan tangannya memegang dagu. Hal itu sangat menunjukkan ekspresinya. Pada waktu ia berpikir ingin berbicara tentang apa, ia beri jeda waktu sejenak memikirkan apa yang akan dikatakannya supaya orang tidak salah tangkap akan informasi di dalamnya. Bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi tentang roket tersebut, jelas dan tidak ambigu. Meskipun ada beberapa kekurangan dari Musk dalam menyampaikan pidatonya, namun ia merupakan sosok pemimpin yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam hal tulisan ( written communication). Hal ini ditunjukkan Musk ketika menunjukkan kepeduliannya akan faktor keselamatan para karyawannya yang disampaikan dalam sebuah email yang ditujukan kepada semua karyawan Tesla. Berikut isi emailnya : ”No words can express how much I care about your safety and wellbeing. It breaks my heart when someone is injured building cars and trying their best to make Tesla successful. Going forward, I’ve asked that every injury be reported directly to me, without exception. I’m meeting with the safety team every week and would like to meet every injured person as soon as they are well, so that I can understand from them exactly what we need to do to make it better. I will then go down to the production line and perform the same task that they perform.
This is what all managers at Tesla should do as a matter of course. At Tesla, we lead from the front line, not from some safe and comfortable ivory tower. Managers must always put their team’s safety above their own.” Dari email diatas, kita mampu untuk mengerti apa yang dikatakan oleh Musk. Ia merupakan sosok pemimpin yang memperdulikan karyawannya mulai dari garis depan, tidak hanya menjadi pemimpin yang berada dibalik meja. Seperti para Chief Executive Officer (CEO) perusahaan teknologi pada umumnya, sebagai seorang pemimpin perusahaan Elon Musk menerapkan kekuasaan berdasarkan keahlian (expert power ) dalam interaksi dan relasi dengan karyawannya. Dalam hal ini, expert power merujuk pada suatu keyakinan bahwa individu yang mempunyai kekuasaan hampir dapat dipastikan memiliki pengetahuan, keahlian, informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan. Seorang pimpinan akan dianggap memiliki expert power terhadap pemecahan suatu persoalan tertentu bilamana bawahan menerima jalan pemecahan (solusi) yang diberikan oleh pimpinan. Namun demikian terdapat sisi negatif dalam bilamana suatu organisasi yang menerapkan kepemimpinan expert power ini. Acapkali tipe pemimpin seperti ini cenderung perfeksionis, dan acapkali mengontrol karyawannya secara ketat setiap saat. Dan inilah yang membuat Elon Musk pernah dipecat selama 2 kali dari posisi CEO di 2 (dua) perusahaan start up-nya yaitu Zip2 dan X.com (versi awal dari PayPal), karena dianggap kurang mampu memimpin perusahaan. Belajar dari kesalahannya terdahulu, saat ini Elon Musk bertransformasi menjadi pemimpin yang dicintai oleh karyawannya, baik di perusahaan Tesla maupun SpaceX. Walaupun Elon Musk tetap memberikan target yang sangat tinggi, ia tetap memperlakukan anak buahnya dengan baik. Begitu pula dalam memberdayakan para karyawannya, Elon Musk manganut manajemen partisipatif. Menurut Kreitner dan Kinicki (2007) manajemen partisipasi didefinisikan sebagai sebuah proses dimana karyawan memainkan peranan langsung dalam; (1) penetapan tujuan, (2) membuat keputusan, (3) memecahkan masalah, (4) membuat perubahan dalam organisasi. Sebagai informasi, pada awalnya dalam mengelola organisasi yang dipimpinnya Elon Musk menerapkan sistem komando. Akan tetapi hal ini seiring berjalannya waktu, Elon Musk menyadari bahwa tujuan perusahaan akan lebih efektif manakala seorang pimpinan perusahaan mendengarkan ide, gagasan inovasi dari karyawan. Untuk mendukung hal tersebut, Elon Musk tak segan untuk turun langsung dalam perekrutan karyawan. Ia akan melakukan semua hal untuk mendapatkan karyawan terbaik sesuai kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Setali tiga uang dengan apa yang dilakukan Steve Jobs, Elon Musk menerapkan standar yang tinggi dalam perekrutan karyawannya. Selain harus memiliki kemampuan yang tinggi, calon karyawan juga harus memiliki kepribadian yang baik. Dalam kaitan dengan kepemimpinan partisipasi, Elon Musk juga haus akan kritik dan selalu berambisi untuk memperbaiki diri ( continuous
improvement ). Ia meyakini bahwa kritik merupakan hal yang sangat penting dalam rangka mengembangkan sebuah produk.
Penutup
Sebagai seorang pimpinan atau CEO perusahaan, tantangan yang paling besar yaitu mengelola sumber daya yang jumlahnya setidaknya puluhan ribu karyawan. Tantangan berikutnya yaitu bagaimana cara Anda untuk berkomunikasi baik dengan pihak internal maupun eksternal perusahaan. Terdapat banyak contoh tentang keberhasilan seorang tokoh yang berhasil mengkombinsikan kedua hal tersebut menjadi sebuah kekuatan suatu perusahaan. Di dalam negeri kita bisa mengambil contoh Chairul Tanjung ataupun Rahmat Gobel, sedangkan di luar negeri kita bisa melihat Mark Zuckerberg dan Steve Jobs ataupun Bill Gates yang bisa melakukan komunikasi dengan lugas baik dengan kalangan internal maupun eksternal. Dalam kasus Elon Musk, kita bisa melihat bahwa walaupun CEO Tesla Motor tersebut kurang memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi secara lisan, namun kekurangan tersebut mampu ditutupi dengan aspek lain yaitu komunikasi secara tertulis. Tidak hanya sampai disitu saja, Elon Musk sejatinya mampu menggerakkan dan mempengaruhi pandangan orang dengan segala inovasi dan karyakaryanya sebut saja mobil listrik, dan PayPal. PayPal sendiri merupakan salah satu cikal bakal instrumen pembayaran elektronik yang mulai menjamur sekarang ini yaitu Fintech ( Financial Technology). Sehingga dapat dikatakan bahwa menurut Robert B Cialdini, praktek yang dilakukan Musk menganut prinsip authority. Dimana hal tersebut merupakan cara mempengaruhi orang dengan keahliannya yang sangat kredibel. Sebagai seorang pemimpin suatu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, bagi beberapa kalangan menyebut bahwa Elon Musk merupakan sosok pribadi yang perfeksionis dan cenderung tidak mau mendengarkan masukan dari bawahannya. Namun seiring berjalannya waktu, Musk menyadari bahwa setiap pimpinan bukanlah sosok yang paling mengerti tentang produk yang akan dihasilkan melainkan para karyawan. Sehingga sebagai pimpinan yang menganut tipe partisipasi, maka saran, ide, gagasan dari karyawan menjadi kunci kemajuan sebuah perusahaan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Musk berusaha untuk menghilangkan sekat-sekat jabatan baik antara bawahan maupun pimpinan. Karyawan bebas menyampaikan ide nya melalui email atau sarana lain. Dengan demikian, menurut hemat kami bagi seorang CEO maka aspek komunikasi baik lisan maupun tulisan sangatlah penting. Hal ini mengingat apa yang disampaikan oleh CEO merefleksikan citra dari produk yang dihasilkan. Namun, bilamana seseorang kurang begitu baik dalam kemampuan komunikasi lisan, ia harus memiliki aspek lain yang dapat menutupi kekurangannya dalam berkomunikasi secara oral tersebut. Misalnya ia harus memiliki keahlian yang lebih dalam bidang tertentu sehingga publik menjadi terpengaruh terhadap apa yang dia ingin lakukan. Dan disini seorang Elon Musk melakukan hal itu.