TITRASI REDOKS
Disusun oleh: KELOMPOK 2 1. 2. %.
Andanti Pratiwi Jessia !re"ita Siho#$in" M. Ridho Triadi Kelas : 1KI!
Dosen Pen"a#&u : Dr. Ir. Rusdianasari' M.Si.
J(R(SA) TEK)IK KIMIA PRODI TEK)OLO*I KIMIA I)D(STRI
POLITEK)IK )E*ERI SRI+IJA,A SRI+IJA,A 2-1
KATA KAT A PE)*A)TAR PE) *A)TAR
Assalamu’alaikum Wr Wr.Wb. .Wb. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberi kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Titrasi Redoks” yang merupakan tugas mata kuliah Kimia Analisis. akalah ini disusun agar pemba!a dapat menjadikannya sebagai re"erensi ataupun tambah tam bahan an #a# #a#asan asan men mengen genai ai reak reaksi si red redoks oks kam kamii saj sajika ikan n ber berdas dasark arkan an pen pengam gamatan atan dar darii berbagi sumber. sumber. Kami menyadari menyadari bah#a makalah ini jauh dari kesempurnaan. kesempurnaan. $leh karena itu kami senantiasa senant iasa dengan lapang dada meneri menerima ma bimbi bimbingan ngan dan arahan serta saran dan kritik yang si"atnya membangun demi perbaikan makalah berikutnya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
i
%A&TAR 'S' Kata (engantar))))))))))))))))))))))))))))i %a"tar 'si))))))))))))))))))))))))))))))ii
*A* ' (+%A-/A 0.0. 0.1.
/atar *elakang))))))))))))))))))))))))...0 Teori %asar))))))))))))))))))))))))).... 1
0.2.
Rumusan asalah))))))))))))))))))))))......2
0.3.
Tujuan))))))))))))))))))))))))))).....2
*A* '' (+*A-ASA 1.0.
%e"inisi Titrasi Redoks))))))))))))))).....))..))....3
1.1.
a!am4ma!am Titrasi Redoks))))))))))))))..)))).5
1.2
(rinsip Kerja Titrasi Redok ))...............................................)))))).03
1.3
'ndikator Redoks................................................................... ..........))))...03
1.6
Kur7a Titrasi Redoks.......................................................................................... 06
1.8
Kegunaan Titrasi Redoks............................................................................... ).06
1.5
Kelebihan Titrasi Redoks.................................................................................... 08
1.9
Kekurangan Titrasi Redoks............................................................................... ..08
1.:
;ontoh Analisis *idang &armasi yang menggunakan Titrasi Redoks)............08
*A* ''' (+RTA
*A* '= (+T( A.
Kesimpulan....)))))))))))))))))))))))))...13
*.
Saran))))))))))))))))))))))))))))).13
%A&TAR (STAKA....................................................................................................16
ii
!A! I PE)DA/(L(A) 1.1 Latar !ela0an"
Kimia Analisis merupakan salah satu !abang 'lmu Kimia yang mempelajari tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau senya#a kimia. %alam melakukan pemisahan atau pengukuran unsur atau senya#a kimia, memerlukan atau menggunakan metode analisis kimia. Se!ara umum analisis kimia dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis kimia kualitati" dan analisis kimia kuantitati". (embagian ini didasari atas tujuan dari kegiatan analisis itu sendiri. *ila kita perhatikan perbedaan dari analisis kualitati" dan kuantitati" yang paling umum adalah pada tujuan dan hasil analisa. >ika pada kualitati" diminta untuk menentukan keberadaan suatu ?at, pada kuantitati" diminta untuk menentukan jumlah suatu ?at dan dari hasil analisa, umumnya analisa kualitati" memberikan hasil berupa data se!ara objekti", sedangkan pada kuantitati" umumnya memberikan hasil berupa data matematis @numerik %alam melakukan per!obaan di laboratorium kimia, kita tidak akan terlepas dari analisis, baik itu kualitati" ataupun kuantitati". Kedua analisis ini akan selalu beriringan. Setelah kita mengidenti"ikasi suatu ?at melalui analisis kualitati", langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya jumlah ?at yang terdapat dalam sampel tersebut yang biasa kita kenal dengan analisis kuantitati". %alam analisis kuantitati", kita beberapa metode dan salah satunya yaitu metode titrimetri. etode titrimetri yang dikenal juga sebagai metode 7olumetri merupakan !ara analisis kuantitati" yang didasarkan pada prinsip stoikiometri reaksi kimia. %alam setiap metode titrimetri selalu terjadi reaksi kimia antara komponen analit dengan ?at pendeteksi yang diseut titran. 'stilah titrasi untuk penambahan titran ke dalam analit didasarkan pada proses pengukuran 7olume titran untuk men!apai titik eki7alen. 'stilah metode titrimetri lebih !o!ok diterapkan untuk analisis kuantitati" dibandingkan metode 7olumetri, sebab pengukuran 7olume tidak selalu berkaitan dengan titrasi. >enis metode titrasi didasarkan pada jenis reaksi kimia yang terlibat dalam proses titrasi. *erdasarkan jenis reaksinya, maka metode titrimetri dapat dibagi menjadi empat golongan, 1
yaituB asidi4alkalimetri, oksidimetri, kompleksometri, dan titrasi pengendapan. amun dalam makalah ini kita hanya akan membahas tentang titrasi oksidimetri @redoks se!ara khusus. 1.2 DASAR TEORI
Titrasi redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titran dan analit. Titrasi redoks banyak digunakan untuk penentuan kadar logam atau senya#a yang bersi"at sebagai oksidator maupun reduktor. Karena melibatkan reaksi redoks maka pengetahuan akan reaksi redoks memegang peranan penting, selain itu, pengetahuan mengenai sel 7olta, si"at oksidator dan reduktor juga sangat berperan penting dalam titrasi redoks. Titrasi redoks merupakan analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksi redoks. (ada titrasi redoks, sampel yang dianalisis dititrasi dengan suatu indikator yang bersi"at sebagai reduktor atau oksidator, tergantung si"at dari analit sampel dan reaksi yang diharapkan terjadi dalam analisis. (rosedur titrasi yang berdasarkan reaksi redoks dapat memerlukan suhu yang dinaikkan, penambahan katalis, atau pereaksi berlebih disusul dengan titrasi kembali. (ereaksi berlebih biasanya ditambahkan dan kita harus dapat mengambil kelebihannya dengan mudah sehingga ia tidak akan bereaksi dengan titran pada titrasi selanjutnya. Titik ekui7alen pada titrasi redoks ter!apai saat jumlah ekui7alen dari oksidator telah setara dengan jumlah ekui7alen dari reduktor.
Titrasi merupakan metode analisa kimia se!ara kuantitati" yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari suatu reaktan. Karena pengukuran 7olum memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisa 7olumetrik.
Selama bertahun4tahun istitilah analisa 7olumetrik sering digunakan daripada titrimetrik. Akan tetapi dilihat dari segi yang ketat, istilah titrimetrik lebih baik, karena pengukuran4pengukuran 7olum tidak perlu dibatasi oleh titrasi. (ada analisa tertentu misalnya, orang dapat mengukur 7olum gas.
2
Titrasi adalah pengukuran 7olume suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah tertentu dengan reaktan lainnya. Seringkali titrasi digunakan untuk mengukur 7olume larutan yang ditambahkan pada suatu larutan yang telah diketahui 7olumenya. *iasanya konsentrasi dari salah satu larutan, dikenal sebagai larutan standar, telah diketahui dengan tepat.
Reaksi redoks se!ara luas digunakan dalam analisa titrimetri baik untuk ?at anorganik maupun organik. Reaksi redoks dapat diikuti dengan perubahan potensial, sehingga reaksi redoks dapat menggunakan perubahan potensial untuk mengamati titik akhir satu titrasi. Selain itu !ara sederhana juga dapat dilakukan dengan menggunakan indikator. *erdasarkan jenis oksidator atau reduktor yang dipergunakan dalam titrasi redoks, maka dikenal beberapa jenis titrimetri redoks seperti iodometri, iodimetri dan permanganometri.
1.% Ru#usan Masalah
0.
Apa yang dimaksud dengan titrasi redoks C
1.
Sebutkan jenis4jenis titrasi redoks C
2.
Apa prinsip titrasi redoks C
3.
*agaimana penggunaan titrasi redoks C
1. Tuuan
0.
ntuk mengetahui pengertian titrasi redoks.
1.
ntuk mengetahui jenis4jenis titrasi redoks.
2.
ntuk mengetahui prinsip titrasi redoks.
3.
ntuk mengetahui penggunaan titrasi redoks.
3
!A! II PEM!A/ASA)
2.1 De3inisi Titrasi Redo0s
Reaksi4reaksi kimia yang melibatkan oksidasi reduksi dipergunakan se!ara luas oleh analisis titrimetrik. 'on4ion dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi oksidasi yang berbeda4beda, menghasilkan kemungkinan banyak reaksi redoks. *anyak dari reaksi4reaksi ini memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam analisi titrimetrik dan penerapan4 penerapannya !ukup banyak.
Reaksi oksidasi reduksi atau reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron. %alam setiap reaksi redoks, jumlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap oleh oksidator .
Titrasi redoks itu melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titrant dan analit.Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senya#a yang bersi"at sebagai oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang industri misalnya penentuan sul"ite dalam minuman anggur dengan menggunakan iodine, atau penentuan kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat.
*eberapa !ontoh yang lain adalah penentuan asam oksalat dengan menggunakan permanganate, penentuan besi@'' dengan serium@'=, dan sebagainya. Karena melibatkan reaksi redoks maka pengetahuan tentang penyetaraan reaksi redoks memegang peran penting, selain itu pengetahuan tentang perhitungan sel 7olta, si"at oksidator dan reduktor juga sangat berperan. %engan pengetahuan yang !ukup baik mengenai semua itu maka perhitungan stoikiometri titrasi redoks menjadi jauh lebih mudah.
4
Titik akhir titrasi dalam titrasi redoks dapat dilakukan dengan membuat kur7a titrasi antara potensial larutan dengan 7olume titrant, atau dapat juga menggunakan indi!ator. %engan memandang tingkat kemudahan dan e"isiensi maka titrasi redoks dengan indi!ator sering kali yang banyak dipilih. *eberapa titrasi redoks menggunakan #arna titrant sebagai indi!ator !ontohnya penentuan oksalat dengan permanganate, atau penentuan alkohol dengan kalium dikromat.
*eberapa titrasi redoks menggunakan amilum sebagai indi!ator, khususnya titrasi redoks yang melibatkan iodine. 'ndikator yang lain yang bersi"at reduktorDoksidator lemah juga sering dipakai untuk titrasi redoks jika kedua indi!ator diatas tidak dapat diaplikasikan, misalnya "erroin, metilen, blue, dan nitro"eroin. Atau ada juga yang tidak menggunakan indikator seperti permanganometri.
Semula istilah “oksidasi” diterapkan pada reaksi suatu senya#a yang bergabung dengan oksigen dan istilah “reduksi” digunakan untuk menggambarkan reaksi dimana oksigen diambil dari suatu senya#a. Suatu reaksi redoks dapat terjadi apabila suatu pengoksidasian ber!ampur dengan ?at yang dapat tereduksi. %ari per!obaan masing4masing dapat ditentukan pereaksi dan hasil reaksi serta koe"isiennya masing4masing @Syukri, 0:::. ReduksiEoksidasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu oksidator ke reduktor. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi a dalah pelepasan elektron atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi. >adi, reaksi redoks adalah reaksi penerimaan elektron dan pelepasan elektron atau reaksi penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi. Reaksi redoks se!ara umum dapat dituliskan sebagai berikut F Ared G *oks Aoks G *red
>ika suatu logam dimasukkan ke dalam larutan yang mengandung ion logam lain, ada kemungkinan terjadi reaksi redoks, misalnyaF i@s G ;u1G@l i1G G ;u@s Artinya logam i dioksidasi menjadi i 1G dan ;u1G di reduksi menjadi logam ;u
.
5
%emikian pula peristi#a redoks tersebut terjadi pada logam lain seperti besi.Sepotong besi yang tertutup lapisan air yang mengandung oksigen akan mengalami korosi @Arsyad, 1HH0. Titrasi redoks adalah metode penentuan kuantitati" yang reaksi utamanya adalah reaksi
redoks,
reaksi
ini
hanya
dapat berlangsung
kalau
terjadi
interaksi
dari
senya#aDunsureDion yang bersi"at oksidator dengan unsureDsenya#aDion bersi"at reduktor. >adi kalau larutan bakunya oksidator, maka analit harus bersi"at reduktor atau sebaliknya @-amdani, SF 1H00. Titrasi ini didasarkan pada reaksi oksidasi4reduksi antara analit dan titran. Analit yang mengandung spesi reduktor dititrasi dengan titran berupa larutan standar dari oksidator atau sebaliknya. *erbagai reaksi redoks data digunakan sebagai dasar reaksi oksidimetri, misalnya penetapan ion besi@'', &e1G dalam analit dengan menggunakan titran larutan standar !esium@'=, ;e3G yang mengikuti persamaan reaksi &e1G G ;e3G
&e2G G ;e2G
Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senya#a yang bersi"at sebagai oksidator atau reduktor. Sepertinya akan menjadi tidak mungkin bisa mengaplikasikan titrasi redoks tanpa melakukan penyetaraan reaksinya dulu. Selain itu pengetahuan tentang perhitungan sel 7olta, si"at oksidator dan reduktor juga sangat berperan. %engan pengetahuan yang !ukup baik mengenai semua itu maka perhitungan stoikiometri titrasi redoks menjadi jauh lebih mudah. (erlu diingat dari penyetaraan reaksi kita akan mendapatkan harga eIui7alen tiap senya#a untuk perhitungan
@-amdani, SF 1H00.
Titik akhir titrasi dalam titrasi redoks dapat dilakukan dengan membuat kur7a titrasi antara potensial larutan dengan 7olume titrant @potensiomteri, atau dapat juga menggunakan indi!ator. %engan memandang tingkat kemudahan dan e"isiensi maka titrasi redoks dengan indi!ator sering kali yang banyak dipilih. *eberapa titrasi redoks menggunakan #arna titrant sebagai indi!ator !ontohnya penentuan oksalat dengan permanganate, atau penentuan alkohol dengan kalium dikromat @-amdani, SF 1H00.
6
Reaksi redoks se!ara luas digunakan dalam analisa titrimetri baik untuk ?at anorganik maupun organik. Reaksi redoks dapat diikuti dengan perubahan potensial, sehingga reaksi redoks dapat menggunakan perubahan potensial untuk mengamati titik akhir satu titrasi. Selain itu !ara sederhana juga dapat dilakukan dengan menggunakan indi!ator @-amdani, SF 1H00.
2.2 Maa#4#aa# Titrasi Redo0s
%ikenal berbagai ma!am titrasi redoks yaitu permanganometri, dikromatrometri, serimetri, iodo4iodimetri dan bromatometri. (ermanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan Kn$3 @oksidator kuat sebagai titran. %alam permanganometri tidak dipeerlukan indikator , karena titran bertindak sebagai indikator @auto indikator. Kalium permanganat bukan larutan baku primer, maka larutan Kn$3 harus distandarisasi, antara lain dengan arsen@''' oksida @As1$2 dan atrium oksalat @a1;1$3. (ermanganometri dapat digunakan untuk penentuan kadar besi, kalsium dan hidrogen peroksida. (ada penentuan besi, pada bijih besi mula4mula dilarutkan dalam asam klorida, kemudian semua besi direduksi menjadi &e1G, baru dititrasi se!ara permanganometri. Sedangkan pada penetapan kalsium, mula4mula .kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat kemudian endapan dilarutkan dan oksalatnya dititrasi dengan permanganat. %ikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senya#a dikromat sebagai oksidator. Senya#a dikromat merupakan oksidator kuat, tetapi lebih lemah dari permanganat. Kalium dikromat merupakan standar primer. (enggunaan utama dikromatometri adalah untuk penentuan besi@'' dalam asam klorida. Titrasi dengan iodium ada dua ma!am yaitu iodimetri @se!ara langsung, dan iodometri @!ara tidak langsung. %alam iodimetri iodin digunakan sebagai oksidator, sedangkan dalam iodometri ion iodida digunakan sebagai reduktor. *aik dalam iodometri ataupun iodimetri penentuan titik akhir titrasi didasarkan adanya '1 yang bebas. %alam iodometri digunakan larutan tiosul"at untuk mentitrasi iodium yang dibebaskan. /arutan natrium tiosul"at merupakan standar sekunder dan dapat distandarisasi dengan kalium dikromat atau kalium iodidat. %alam suatu titrasi, bila larutan titran dibuat dari ?at yang kemurniannya tidak pasti, perlu dilakukan pembakuan. ntuk pembakuan tersebut digunakan ?at baku yang disebut larutan baku primer, yaitu larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan !ara penimbangan ?at se!ara seksama yang digunakan untuk standarisasi suatu larutan karena ?atnya relati" stabil. Selain itu, pembakuan juga bisa dilakukan dengan menggunakan larutan baku sekunder, yaitu larutan yang konsentrasinya dapat diketahui 7
dengan !ara dibakukan oleh larutan baku primer, karena si"atnya yang labil, mudah terurai, dan higroskopis @Khopkar, 0::H.
Syarat4syarat larutan baku primer yaitu F J udah diperoleh dalam bentuk murni J udah dikeringkan J Stabil J emiliki massa molar yang besar J Reaksi dengan ?at yang dibakukan harus stoikiometri sehingga di!apai dasr perhitungan @ %ay nder#ood , 1HH1 . /arutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium tiosul"at. Laram ini biasanya berbentuk sabagai pentahidrat a1S1$2.6-1$. larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan se!ara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer, larutan natrium tiosul"at tidak stabil untuk #aktu yang lama. Tembaga murni dapat digunakan sebagi standar primer untuk natrium tiosul"at @ %ay nder#ood, 1HH1 Reaksi redoks se!ara luas digunakan dalam analisa titrimetri baik untuk ?at anorganik maupun organik. Reaksi redoks dapat diikuti dengan perubahan potensial, sehingga reaksi redoks dapat menggunakan perubahan potensial untuk mengamati titik akhir satu titrasi. Selain itu !ara sederhana juga dapat dilakukan dengan menggunakan indikator. *erdasarkan jenis oksidator atau reduktor yang dipergunakan dalam titrasi redoks, maka dikenal beberapa jenis titrimetri redoks seperti iodometri, iodimetri danm permanganometri.
*erdasarkan jenis oksidator atau reduktor yang dipergunakan dalam titrasi redoks, maka
dikenal
beberapa
jenis
titrimetri
redoks
seperti
iodometri,
iodimetri
dan
permanganometri.
0.
'odimetri dan 'odometri Titrasi dengan iodium ada dua ma!am yaitu iodimetri @se!ara langsung, dan iodometri @!ara tidak langsung. %alam iodimetri iodin digunakan sebagai oksidator, sedangkan dalam iodometri ion iodida digunakan sebagai reduktor. *aik dalam iodometri ataupun iodimetri 8
penentuan titik akhir titrasi didasarkan adanya '1 yang bebas. %alam iodometri digunakan larutan tiosul"at untuk mentitrasi iodium yang dibebaskan. /arutan natrium tiosul"at merupakan standar sekunder dan dapat distandarisasi dengan kalium dikromat atau kalium iodidat. %alam suatu titrasi, bila larutan titran dibuat dari ?at yang kemurniannya tidak pasti, perlu dilakukan pembakuan. ntuk pembakuan tersebut digunakan ?at baku yang disebut larutan baku primer, yaitu larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan !ara penimbangan ?at se!ara seksama yang digunakan untuk standarisasi suatu larutan karena ?atnya relati" stabil. Selain itu, pembakuan juga bisa dilakukan dengan menggunakan larutan baku sekunder, yaitu larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan !ara dibakukan oleh larutan baku primer, karena si"atnya yang labil, mudah terurai, dan higroskopis @Khopkar, 0::H.
%ay nder#ood @1HH1 dalam Ste7en @1H01 mengatakan syarat4syarat larutan baku primer yaitu F M
udah diperoleh dalam bentuk murni
M
udah dikeringkan
M
Stabil
M
emiliki massa molar yang besar
M
Reaksi dengan ?at yang dibakukan harus stoikiometri sehingga di!apai dasar perhitungan. Teknik ini dikembangkan berdasarkan reaksi redoks dari senya#a iodine dengan natrium tiosul"at. $ksidasi dari senya#a iodine ditunjukkan oleh reaksi diba#ah ini '1 G 1 e N 1 '4 +o O G H,626 7olt
Si"at khas iodine !ukup menarik ber#arna biru didalam larutan amilosa dan ber#arna merah pada larutan amilopektin. %engan dasar reaksi diatas reaksi redoks dapat diikuti dengan menggunaka indikator amilosa atau amilopektin. Analisa dengan menggunakan iodine se!ara langsung disebut dengan titrasi iodimetri. amun titrasi juga dapat dilakukan dengan !ara menggunakan larutan iodida, dimana larutan tersebut diubah menjadi iodine, dan selanjutnya dilakukan titrasi dengan natrium tiosul"at, titrasi tidak iodine se!ara tidak langsung disebut dengan iodometri. %alam titrasi ini digunakan indikator amilosa, amilopektin, indikator !arbon tetraklorida juga digunakan yang ber#arna ungu jika mengandung iodine.
9
%ay nder#ood @1HH1 dalam Ste7en @1H01, larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium tiosul"at. Laram ini biasanya berbentuk sabagai pentahidrat a1S1$2.6-1$. /arutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan se!ara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer, larutan natrium tiosul"at tidak stabil untuk #aktu yang lama. Tembaga murni dapat digunakan sebagi standar primer untuk natrium tiosul"at.
1.
(ermanganometri (ermanganometri
merupakan
titrasi
redoks
menggunakan
larutan
standar
Kalium
permanganat. Reaksi redoks ini dapat berlangsung dalam suasana asam maupun dalam suasana basa. %alam suasana asam, kalium permanganat akan tereduksi menjadi n1G dengan persamaan reaksi F n$34 G 9 -G G 6 e N n1G G 3 -1$
*erdasarkan jumlah ellektron yang ditangkap perubahan bilangan oksidasinya, maka berat eki7alen %engan demikian berat eki7alennya seperlima dari berat molekulnya atau 20,8H8. %alam reaksi redoks ini, suasana terjadi karena penambahan asam sul"at, dan asam sul"at !ukup baik karena tidak bereaksi dengan permanganat. /arutan permanganat ber#arna ungu, jika titrasi dilakukan untuk larutan yang tidak ber#arna, indikator tidak diperlukan. amun jika larutan permangant yang kita pergunakan en!er, maka penambahanindikator dapat dilakukan. *eberapa indikator yang dapat dipergunakan seperti "eroin, asam 4"enil antranilat. Analisa dengan !ara titrasi redoks telah banyak diman"aatkan, seperti dalam analisis 7itamin ; @asam askorbat. %alam analisis ini teknik iodimetri dipergunakan. (ertama4tama, sampel ditimbang seberat 3HH mg kemudian dilarutkan kedalam air yang sudah terbebas dari gas !arbondioksida @;$1, selanjutnya larutan ini diasamkan dengan penambahan asam sul"at en!er sebanyak 0H m/. Titrasi dengan iodine, untuk mengetahui titik akhir titrasi gunakan larutan kanji atau amilosa @Ste7en, 1H01.
2.
%ikromatometri %ikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senya#a dikromat sebagai oksidator. Senya#a dikromat merupakan oksidator kuat, tetapi lebih lemah dari permanganat. 10
Kalium dikromat merupakan standar primer. (enggunaan utama dikromatometri adalah untuk penentuan besi@'' dalam asam klorida @Pul"ikar, 1H0H.
3.
Serimetri Serimetri adalah titrasi menggunakan larutan baku serium sul"at, untuk ?at uji yang bersi"at reduktor. ;ontoh F Titrasi ?at uji yang mengandung ion "erro. (rinsip F/arutan ?at uji dalam suasana asam dititrasi dengan larutan baku serium sul"at @;e@S$31. Reaksi F @untuk ?at uji yang mengandung ion "erro &e1G
N
&e2G G e
;e3G G e
N
;e2G reduksi
&e1G G ;e3G
N
&e2G G ;e2G redoks
oksidasi
Reaksi yang terjadi F (erubahan #arna indikator pada titik akhir titrasi adalah dari merah menjadi biru pu!at. Titrasi dilakukan dalam suasana asam , karena pada kebasaan yang relati" rendah mudah terjadi hidrolisis dari garam serium @'= sul"at menjadi serium hidroksida yang mengendap, oleh karena itu titrasi harus dilakukan pada media asam kuat. kebaikan serium sulfat: Sangat stabil pada penyimpanan yang lama dan tidak perlu terlindung dari !ahaya dan pada pendidihan yang terlalu lama tidak mengalami perubahan konsentrasi. Reaksi ion serium @'= dengan reduktor dalam larutan asam memberikan perubahan 7alensi yang sederhana @7alensinya satu ;e3G G e E N ;e2Gsehingga berat eki7alennya adalah sama dengan berat molekulnya. erupakan oksidator yang baik sehingga semua senya#a yang dapat ditetapkan dengan kalium permanganat dapat ditetapkan dengan serium @'= sul"at. Kurang ber#arna sehingga tidak mengkaburkan pengamatan titik akhir dengan indikator. %apat digunakan untuk menetapkan kadar larutan yang mengandung klorida dalam konsentrasi tinggi. keburukan serium sulfat: /arutan serium @'= sul"at dalam asam klorida pada suhu didih tidak stabil karena terjadi reduksi oleh asam dan terjadi pelepasan klorin
6.
@Pul"ikar, 1H0H.
itrimetri
11
etode itrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senya#a4senya#a organik, khususnya untuk persenya#aan amina primer. (enetapan kuantitas ?at didasari oleh reaksi antara "enil amina primer @aromati! dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk garam dia?onium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi dia?otasi, dengan persamaan yang berlangsung dalam dua tahap seperti diba#ah ini F a$1 G -;l N a;l G -$$ Ar4 -1 G -$$ G -;l N Ar41;l G -1$ Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam dia?onium yang terbentu mudah tergedradasi membentuk senya#a "enol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhu diba#ah 06 o;. Reaksi dia?otasi dapat diper!epat dengan panambahan garam kalium bromida. Reaksi dilakukan diba#ah 06 o;, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam dia?onium akan terurai menjadi "enol dan nitrogen. Reaksi dia?onasi dapat diper!epat dengan menambahkan kalium bromida. Titik eki7alensi atau titik akhir titrasi ditunjukan oleh perubahan #arna dari pasta kanji iodide atau kertas iodida sebagai indi!ator luar. Kelebihan asam nitrit terjadi karena senya#a "enil sudah bereaksi seluruhnya, kelebihan ini dapat berekasi dengan yodida yang ada dalam pasta kanji atas kertas, reaksi ini akan mengubah yodida menjadi iodine diikuti dengan perubahan #arna menjadi biru. Kejadian ini dapat ditunjukkan setelah larutan didiamkan selama beberapa menit. Reaksi perubahan #arna yang dijadikan in"ikator dalam titrasi ini adalah F K' G-;l N K;l G -' 1 -' G 1 -$$ N '1 G 1 $ G -1$ '1 G Kanji yod @biru (enetapan titik akhir dapat juga ditunjukkan dengan !ampuran tropiolin dan metilen blue sebagai indikator dalam larutan. Titik akhir titrasi juga dapat ditentukan dengan teknik potensiometri menggunakan platina sebagai indikator elektroda dan saturated !alomel elektroda sebagai elektroda a!uan @Pul"ikar, 1H0H.
12
8.
*romometri dan *romatometri *romometri merupakan penentuan kadar senya#a berdasarkanreaksi reduksi4oksidasi dimana proses titrasi @reaksi antara reduktor dan bromine berjalan lambat sehingga dilakukan titrasi se!ara tidak langsung dengan menambahkan bromine berlebih. Sedangkan bromatometri dilakukan dengan titrasi se!ara langsung karena proses titrasi berjalan !epat. *romatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengandasar reaksi oksidasi dari ion bromat @ *r$2 . *r$2 G 8 - G 8 e
Q4
*r G 2 -1$
%ari persamaan reaksi ini ternyata bah#a satu gram ekui7alen samasengan 0D8 gram molekul. %isini dibutuhkan lingkungan asam karenakepekatan ion -G berpengharuh terhadap perubahan ion bromat menjadi ion bromida. $ksidasi potensiometri yang relati" tinggi dari sistem menunjukkan bah#a kalium bromat adalah oksidator yang kuat. -anya saja ke!epatanreaksinya tidak !ukup tinggi. ntuk menaikkan ke!epatan ini titrasi dilakukan dalam keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat. Seperti yang terlihat dari reaksi di atas, ion bromat direduksi menjadi ion bromide selama titrasi. Adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromide bereaksi dengan ion bromat *r$2 G 8 - G 6 *r
Q4
2*r1 G 2 -
*romine yang dilepaskan akan merubah larutan menjadi #arna kuningpu!at. Warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk menetapkan titik akhir. *romine yang dilepaskan tidak stabil karena mempunyai tekanan uap yang tinggi dan mudah menguap. Karena itu penetapan harus dilakukan pada suhu serendah mungkin, serta labu yang dipakai harus ditutup. >ika reaksi antara senya#a reduktor dan bromine dalam lingkungan asam berjalam !epat, maka titrasi dapat dijalankan langsung, dimana titik akhir titrasi ditunjukkan denghan mun!ulnya #arna bromine dalam larutan.Tetapi jika reaksi antara bromine dan ?at yang akan ditetapkan berjalan lambat, maka dilakukan titrasi se!ara tidak langsung, yaitu dengan menambahkan bromine yang berlebih dan bromine yang berlebih ini ditetapkan se!ara iodometri dengan dititrasi dengan natrium tiosul"at baku.@2. %engan terbentunya brom, titik akhir titrasi dapat ditentukandengan terjadinya #arna kuning dari brom, akan tetapi supaya #arna inimenjadi jelas maka perlu ditambah indi!ator seperti jingga metal, merah"iu!hsin, dan lain4lain @Pul"ikar, 1H0H. 13
2.% Prinsi& Kera Titrasi Redo0s
Reaksi oksidasi reduksi atau reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron. %alam setiap reaksi redoks, jumlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap oleh oksidator. Ada dua !ara untuk menyetarakan persamaan reaksi redoks yaitu metode bilangan oksidasi dan metode setengah reaksi @metode ion elektron. -ubungan reaksi redoks dan perubahan energi adalah sebagai berikutF Reaksi redoks melibatkan perpindahan elektronB Arus listrik adalah perpindahan elektronB Reaksi redoks dapat menghasilkan arus listrik, !ontohF sel gal7aniB Arus listrik dapat menghasilkan reaksi redoks, !ontoh sel elektrolisis. Sel gal7ani dan sel elektrolisis adalah sel elektrokimia. (ersamaan elektrokimia yang berguna dalam perhitungan potensial sel adalah persamaan ernst. Reaksi redoks dapat digunakan dalam analisis 7olumetri bila memenuhi syarat. Titrasi redoks adalah titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu reduktor atau sebaliknya, dasarnya adalah reaksi oksidasi4reduksi antara analit dengan titran @Ste7en, 1H01.
2. Indi0ator Redo0s
'ndikator yang umumnya digunakan untuk digunakan dalam titrasi redoks adalah amilum, yang membentuk kompleks biru degan iodin. (enampakan #arna dari indi!ator ini sangat spesi"ik untuk titrasi ini. 'ndikator spesi"ik lainnya ialah indikator tiosanat yang mana digunakan pada titrasi &e@''' sebagai partisipan. Sebagi !ontoh hilangnya #arna merah dari &e@''' atau kompleks tiosanat merupakan tanda titik akhir titrasi dengan standar titanium@'''. 'ndikator redoks yang baik akan memberikan respon terhadap perubahan potensial elektroda suatu sistem. 'ndikator ini se!ara suatu subtansial lebih banyak digunakan jika dibandingkan dengan indikator yang spesi"ik. (erubahan indikator dari bentuk teroksidasi ke bentuk tereduksi tergantung dari perbandingan kosentrasi.
(erubahan #arna indikator redoks haruslah kira4kira 0HH kali perubahan pada perbandingan dari kosentrasi kedua bentuk. ntuk indikator yang menggunakan peralihan #arna, titrasi seharusnya dapat menyebabkan perubahan potensial sebesar H.009Dn dari suatu sistem.
14
S5arat Indi0ator redo0s
'ndikator harus bisa megalami reaksi reduksi atau oksidasi dengan !epat. 'ndikator harus dapat mengalami reaksi redoks re7ersibel dengan !epat sehingga bila terjadi penumpukan massa titrant atau analit maka sistem tidak akan mengalami reaksi oksidasi atau reduksi se!ara gradual. ;ontoh indikator redoks adalah "erroin Tris @0, 0H phenanthroline iron@'' Sul"ate yang dipakai untuk titrasi *esi@'' dengan ;e@'=, dimana bentuk teroksidasi "erooin ber#arna biru muda dan bentuk tereduksinya ber#arna merah darah. %engan syarat reaksi tidak melibatkan ion poliatomik seperti ;r$314dan tidak melibatkan ion hydrogen. 'ndeks 0 untuk setengah reaksi oksidasi dan 1 untuk setengah reaksi reduksi. Kur7a titrasi dibuat dengan mengeplotkan potensial larutan terhadap 7olume larutan titrant yang ditambahkan @modi"ikasi alat dapat dilihat pada gambar dimana 0 merupakan elektroda untuk mengukur potensial atau dapat berupa p- meter, dan 1 merupakan alat untuk tempat titrant. Setelah titrant ditambahkan maka larutan diaduk dengan stir magneti! agar reaksi berjalan merata dan !epat. . 2.6 Kur7a Titrasi Redo0s
Sebelum kita belajar untuk menggambar kur7a titrasi redoks maka kita harus mempelajari terlebih dahulu bagaimana men!ari konstanta kesetimbangan reaksi redoks. Konstanta tersebut dapat dipakai untuk men!ari konsentrasi spesies yang terlibat dalam reaksi redoks pada saat titik eIui7alent terjadi. (otensial sel akan benilai “nol” pada saat kesetimbangan ter!apai atau dengan kata lain penjumlahan potensial setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi akan sama dengan “nol”, dengan demikian persamaan ernst untuk keduanya dapat disamakan.
2.8 Ke"unaan Titrasi Redo0s
ntuk mengetahui kadar dari ?at4?at yang bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi. %alam bidang industri, metode ini dapat diman"aatkan dalam pengolahan air, dimana se!ara permanganometri dapat diketahui kadar suatu ?at sesuai dengan si"at oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya.
15
2. Kele$ihan Titrasi Redo0s
Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan e"ekti", karena reaksi ini tidak memerlukan indi!ator, hal ini dikarenakan larutan Kn$ 3 sudah ber"ungsi sebagai indi!ator, yaitu ion n$ 34 ber#arna ungu, setelah diredukdsi menjadi ion n4tidak ber#arna, dan disebut juga sebagai autoindikator.
2.9 Ke0uran"an Titrasi Redo0s
Sumber4sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak padaF /arutan pentiter Kn$3 pada buret Apabila per!obaan dilakukan dalam #aktu yang lama, larutan Kn$3 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi n$ 1 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat !oklat yang seharusnya adalah larutan ber#arna merah rosa. (enambahan Kn$3 yang terlalu !epat pada larutan seperti - 1;1$3 (emberian Kn$ 3 yang terlalu !epat pada larutan -1;1$3 yang telah ditambahkan -1S$3 dan telah dipanaskan !enderung menyebabkan reaksi antara n$34 dengan n1G. n$34 G 2n1G G 1-1$ 6n$1 G
3-G(enambahan
Kn$3 yang
terlalu
lambat
pada
larutan
seperti
-1;1$3 (emberian Kn$3 yang terlalu lambat pada larutan - 1;1$3 yang telah ditambahkan -1S$3 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air. -1$1
-1;1$3 G $1 -1$1 G 1;$1U
-1$ G $1U
-al ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah Kn$ 3 yang diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
2. ;ontoh Analisis !idan"
Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena berbagai ?at organik dan ?at anorganik dapat ditentukan dengan !ara ini. amun demikian agar tirasi redoks ini berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut harus dipenuhiF 0.
-arus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran elektron se!ara stokhiometri.
1.
Reaksi redoks harus berjalan !ukup !epat dan berlangsung se!ara terukur @kesempurnaan ::V.
2.
-arus tersedia !ara penentuan titik akhir yang sesuai.
16
Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah dia?otasi @nitritometri. Titrasi dia?otasi berdasarkan pada pembentukan garam dia?onium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan !ara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam
-al4hal yang perlu diperhatikan pada reaksi dia?otasi F
0.
Suhu Titrasi dia?otasi sebaiknya dilakukan pada suhu rendah, lebih ke!il dari 06; karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi natrium nitrit dengan asam tidak stabil dan mudah terurai, dan garam dia?onium yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak stabil.
1.
Ke!epatan reaksi Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi dia?otasi barjalan agak lambat, titrasi sebaiknya dilakukan se!ra perlahan4lahan, dan reaksi dia?otasi dapat dikatalisa dengan penambahan natrium dan kalium bromida sebagai katalisator. %ia?otasi adalah reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit yang berasal dari natrium nitrit dalam suasana asam untuk membentuk garam dia?onium. %ia?otasi ini telah digunakan se!ara umum untuk penetapan senya#a4senya#a dalam industri ?at #arna, senya#a "armasi dan dapat dipakai untuk penetapan semua senya#a4senya#a yang mengandung gugus amina aromatis primer.
(ada analisis kuantitati", sampel dilarutkan dalam suasana asam mineral berlebih @biasanya asam klorida dititrasi dengan larutan natrium nitrit. Titik akhir titrasi dapat ditunjukkan denganF indikator luar yang berupa pasta kanji iodidaB indikator dalam dengan menggunakan !ampuran tropeolin $$ dan metilen biruB dapat diamati se!ara potensiometri. 'odimetri merupakan titrasi berdasarkan reaksi reduksi4okidasi se!ara langsung. 'odium merupakan okdidator yang relati7 kuat dimana iodin akan direduksi menjadi iodida.
17
Titrasi4titrasi redoks berdasarkan pada perpindahan elektron antara titran dan analit. >enis titrasi ini biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir, meskipun demikian penggunaan indikator yang dapat berubah #arnanya dengan adanya kelebihan titran juga sering digunakan. Analgetik atau obat penghalang rasa sakit adalah ?at4?at yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran @berbeda dengan anestesi umum.
;O)TO/ 1
(ada per!obaan ini dilakukan analisis kuantitati" terhadap senya#a analgetik dan antipiretik yaitu methampiron menggunakan metode iodimetri @titrasi se!ara langsung dan para!etamol dengan metode dia?otasi. etode iodimetri merupakan suatu metode yang berdasarkan atas reaksi reduksi oksidasi dengan !ara titrasi langsung dimana iodium sebagai oksidator kuat akan mengoksidasi sampel yang digunakan, sedangkan metode dia?otasi merupakan suatu metode yang berdasarkan atas pembentukan garam dia?onium yang berlangsung dalam suasana asam. Sebagaimana diketahui para!etamol dan methampiron memiliki e"ek "armakologis sebagai antipiretik dan analgetik. $leh karena itu analisis ini dianggap penting. Sediaan yang dipakai dalam per!obaan ini yaitu tablet. Tablet para!etamol dan methampiron yang telah diserbukkan ditimbang masing4masing sebanyak 2H1,6 mg untuk para!etamol dan 1:3 mg untuk methampiron yang dianggap setara dengan 16H mg para!etamol dan methampiron yang dihitung dengan !ara membagi 16H mg dengan jumlah tablet dikali bobot etiket, lalu dikalikan dengan bobot keseluruhan tablet.
(enetapan kadar para!etamol menggunakan metode dia?otasi yaitu pertama4tama ditambahkan 1H ml - 1S$3 H,0 , kemudian dipanaskan selama 0H menit dan ditambahkan 0H ml aIuadest dan -;l ( sebanyak 6 ml. Selanjutnya, dihomogenkan dan didinginkan dengan es batu hingga suhu kurang atau sama dengan 06 H;. Setelah itu, ditambahkan indikator !ampuran tropeolin $$ dan metilen biru sebanyak 2 tetes, kemudian dititrasi dengan a$1 H,0 . Tujuan penambahan bahan yaitu pertama ditambahkan - 1S$3 H,0 untuk melarutkan para!etamol karena agak sukar larut dalam air, kemudian dipanaskan supaya para!etamol larut sempurna. Selanjutnya, ditambahkan aIuadest untuk mendinginkan dan supaya tidak terlalu pekat nantinya ketika ditambahkan -;l (. %itambahkan -;l ( dengan tujuan untuk 18
memberi suasana asam pada larutan, sebagaimana diketahui pembentukan garam dia?onium berlangsung dalam suasana asam dan juga diperlukan untuk mengubah a$ 1 menjadi -$1. Setelah ditambahkan -;l (, dihomogenkan dan didinginkan hingga suhu kurang dari 06H; dikarenakantitrasi tidak dapat dilakukan dalam suhu tinggi sebab -$ 1 yang terbentuk akan menguap pada suhu tinggi dan garam dia?onium yang terbentuk biasa terurai menjadi "enol. Kemudian, untuk men!apai titik akhir titrasi digunakan indikator dalam yaitu tropeolin $$ dan metilen biru dimana tropeolin $$ merupakan indikator asam4basa yang ber#arna merah dalam suasana asam dan ber#arna kuning bila dioksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras #arna sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi biru sampai hijau tergantung senya#a yang dititrasi, tetapi pada per!obaan dari biru ke hijau toska. >adi, metode dia?otasi ini dimana natrium nitrit sebagai penitrannya menghasilkan asam nitrat yang akan bereaksi dengan gugus amina aromatik primer dari methampiron yang berlangsung dalam suasana asam sehingga terbentuk garam dia?onium. =olume titrasi yang didapatkan adalah 6 ml dan setelah dihitung kadar para!etamol yang diperoleh yaitu 06,0V. >ika dibandingkan dengan literatur kadar para!etamol tidak kurang dari :6,HV dan tidak lebih dari 00H,HV. >adi, tidak sesuai dengan literatur. (enetapan kadar methampiron menggunakan metode dia?otasi yaitu pertama4tama dilarutkan dengan 16 ml aIuadest dan ditambahkan 0H ml -;l H,0 dan indikator kanji sebanyak 2 tetes, kemudian dititrasi dengan larutan iod. Tujuan penambahan bahan yaitu pertama ditambahkan aIuadest untuk melarutkan methampiron, kemudian ditambah 0H ml -;l H,0 untuk memberi suasana asam supaya iodin akan !epat direduksi menjadi iodida. Selanjutnya, titik akhir titrasi di!apai dengan penambahan indikator kanji yang akan memberikan #arna biru setelah dititrasi dengan iod. >adi, metode iodimetri ini dimana iodium akan mengoksidasi senya#a4senya#a yang mempunyai potensial reduksi yang lebih ke!il disbanding iodium seperti methampiron, sehingga bisa dititrasi langsung. =olume titrasi yang didapatkan adalah 8,56 ml dan setelah dihitung kadar methampiron yang diperoleh yaitu 35,3V. >ika dibandingkan dengan literatur kadar methampiron tidak kurang dari :6,HV dan tidak lebih dari 0H6,HV. >adi, tidak sesuai dengan literatur. Adapun dalam per!obaan ini kesalahan yang terjadi salah satunya yaitu sampel para!etamol yang digunakan merupakan tablet yang ber#arna kuning bukan putih, sehingga
19
mengganggu dalam pengamatan saat titik akhir dimana dalam per!obaan tampak hijau yang pekat dan lain sebagainya.
;O)TO/ 2
Analisa dengan !ara titrasi redoks telah banyak diman"aatkan, seperti dalam analisis 7itamin ; @asam askorbat. %alam analisis ini teknik iodimetri dipergunakan. (ertama4tama, sampel ditimbang seberat 3HH mg kemudian dilarutkan kedalam air yang sudah terbebas dari gas !arbondioksida @;$ 1, selanjutnya larutan ini diasamkan dengan penambahan asam sul"at en!er sebanyak 0H m/. Titrasi dengan iodine, untuk mengetahui titik akhir titrasi gunakan larutan kanji atau amilosa. (enetapan besi dalam biji besi, biji besi terdiri atas &e 1$2 @hematite, &e2$3 @magnetit, &eS1 @pirit, &e;$2 @siderat, &e1$2.n-1$ @limonet, dan &e 2$3.n-1$ @goethite. Reaksi yang terjadi biasa dituliskan sebagai berikutF ;l$ E G ' E G -G
;l E G '1 G -1$
;a@;l$1 G 3-;l
;a;l1 G1-1$G 1 ;l1
;l1 G 1K' '1 G 1 a1S1$2
1-;l G '1 1 a' G a3S3$8
!A! III 20
PERTA),AA)
(ertanyaan Kimia Analitik 0 tentang Titrasi Redoks F
0.>elaskan apa yang dimaksud dengan 'ndikator $ksidasi danReduksi X >a#abanF 'ndikator redoks adalah senya#a organik yang bila dioksidasi dengan ataudireduksi akan mengalami perubahan #arna. (erbedaan #arna dari bentuktereduksi dengan bentuk teroksidasi harus tajam sehingga penggunaannyadapat sesedikit mungkin untuk mengurangi kesalahan titrasi. 'ndikatorRedoks ada X >enis yaitu 'ndikator spesiYk dan indikator redoks asli.
1.Apa saja syarat yang dapat digunakan untuk analisis titrasi7olumetri pada reaksi redoks C ja#aban F
Reaksi harus !epat dan sempurna.
Titik akhir harus dapat dideteksi, misalnya dengan bantuan indikator redoks atau setara potentiometrik.
Adanya indikator yang mampu menunjukkan titik ekui7alen s toikiometri dengan akurasi yang tinggi.
2.>elaskan se!ara singkat perbedaan antara titrasi iodometri dantitrasi iodimetriC >a#aban F 'odometri adalah analisa titrimetrik yang setara tidak langsung untuk ?at yang bersi"at oksidator, dimana ?at ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. 'odin yang terbentuk akan ditentukan dengan menggunakanlarutan baku tiosul"at iodimetri adalah merupakan analisis titrimetri yang setara langsung digunakan untuk ?at reduktor atau natrium tiosul"at dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodine dititrasi kembali denganlarutan tiosul"at.
21
3.bagaimana prinsip dari titrasi redoksC >a#abanF reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron.
6.>elaskan se!ara singkat apa itu reduksimetriC >a#aban F Reduksimetri adalah titrasi redoks dimana larutan baku yang digunakanbersiat sebagai reduktor
8.%alam suasana asam besi @'' dititrasi dengan larutan kalium permanganat H,H1H8 , larutan Kn$3 yang diperlukan 3H,1H m/. -itunglah mg besi dalamlarutan tersebutC
>a#abanF
%alam suasan asamF n$34G 9-GG 6e n1G G 3-1$ Z 0 &e1G &e2GG e Z 6 n$34G 9-G G 6&e1G n1G G 3-1$ G 6&e2G (ada titik eki7alenF ol Kn$3 O .= ol Kn$3 O .= O H,H1H8 Z 3H,1 m/ O H,919 mmol 6 mol &e O 0 mol Kmn$3 mol &e yang diperlukan O 6 Z H,919 mmol O 3,03 mmol *anyaknya &e yang diperlukan adalahF O 3,03 mmol Ar.&e. O 120,9 mgram
22
5. 0H,H ml injeksi natrium tiosul"at ditambah asam !lorida en!er hingga p- lebih kurang 5, lalu dien!eran dengan air se!ukupnya hingga lebih kurang 1Hml.setelah di titrasi menggunakan indikator kanji ternyata memerlukan 3H,1Hml larutan iod H,0. berapa V bD7 kadar A1S1$2.6-1$ dalam injeksi natrium tiosul"at itu 0ml H,0 setara dengan 13,91 mg A1S1$2.6-1$.
diketahui F Qg analit O mg kesetaraan Z 7olume titran QV bDb O gD0HHg QV bD7 O gD0HHml QVkadar bDbF O @= titran Z titranDmg sampel Z 0HHV Vkadar bD7F O@= titran Z titranDml sampel Z 0HH Z *+ Z 0HHV
>a#aban F Q1a1S1$2 G '1
1a' G a1S3$8
Qg natrium tiosul"atF 3H,1H Z 13,91mgO::5,9mgOH,::59g QVkadar injeksi natrium tiosul"at O H,::59D0H,H Z 0HH O :,:59V
23
!A! I= PE)(T(P A.
Kesi#&ulan
Reaksi4reaksi kimia yang melibatkan oksidasi reduksi dipergunakan se!ara luas oleh analisis titrimetrik. Reaksi oksidasi reduksi atau reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron. Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya, diantaranya F(ermanganometri, *ikromatometri, ;erimetri 'odimetri, iodometri, iodatometri, *romometri, bromatometri, itrimetri. Titrasi redoks adalah titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu reduktor atau sebaliknya, dasarnya adalah reaksi
o0sidasi4redu0si antara analit den"an titran:
0.
>enis4jenis titrasi redoks antara lain F (ermanganometri, serimetri, iodimetri, iodometri, dikromatometri, bromometri, bromatometri, nitrimetri.
1.
'ndikator yang umumnya digunakan dalam titrasi redoks adalah amilum, indikator spesi"ik lainnya ialah indikator tiosanat yang mana digunakan pada titrasi &e@''' sebagai partisipan. Serta beberapa indikator lainnya sesuai dengan metode titrasi yang digunakan.
2.
(emahaman metode permanganometri, serimetri, iodo4iodimetri, bromato4bromometri, iodatometri, bikromatometri dan nitritometri sangat penting terutama untuk penetapan kadar maupun pembakuansuatu bahan atau menganalisis senya#a obat.
!.
Saran
Titrasi redoks yang telah disajikan dalam makalah ini, dapat dijadikan re"erensi ataupun tambahan #a#asan bagi pemba!a sehingga dapat membedakannya dan dapat menerapkanya se!ara tepat
24
DA
0.
httpsFDDe7erlasting!hemistry.#ordpress.!omD1H02D01D00Dtitrasi4redoksD
1.
httpFDDalmipharmaa!hy.blogspot.!omD
2.
httpFDD###.a!ademia.eduD95868H8DTitrasi[Reduksi[4[oksidasi
3.
httpsFDDaurora!ahya.#ordpress.!omD1H01DH8D01Dtitrasi4redoksD
25