Tugas Ospek UB tahun 2017 semoga membantu kawan kawan yang memerlukan
berita acaraDeskripsi lengkap
Analisa Berita Hoax
FFFFF
daahhhh
Analisis semantik
ANALISA RS. SUMBER WARAS JAKARTA 2016
Walther Kranz - Antik FelsefeFull description
tata tertib panitia ospekDeskripsi lengkap
ANTiK ANADOLU MADENCILIGI
Deskripsi lengkap
;,asc;,sa;c,s;ac
Kraepelin Practice
contoh proposalFull description
Deskripsi lengkap
Analisis Sistem InformasiFull description
Nama : Antik Permatasari
NPM : 210110130361
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Kelompok : 3
Sumber : Pikiran Rakyat
Jum'at, 23 Agustus 2013
Rekonstruksi Sisca Digelar
Analisis:
Dapat diketahui dalam berita yang di ambil dari sebuah media
cetak lokal Bandung yakni Pikiran Rakyat dengan judul "Rekonstruksi Sisca
Digelar" memiliki tema besar berupa rekonstruksi (reka adegan ulang)
pembunuhan dimana Sisca Yovie (34 th), berprofesi menjadi Kepala Cabang PT
Verena Multi Finance, sebagai korban serta menghadirkan Wawan dan Ade
sebagai tersangka sekaligus keduanya berperan untuk memperagakan adegan
demi adegan yang berjumlah 28 adegan kronologis pembunuhan yang mereka
lakukan terhadap Sisca Yovie yang digelar Kamis (22/8/2013) bertempat di
Bandung. Terdapat hal yang menarik selain menilik pembahasan tema besar
yang tertuju pada rekonstruksi pembunuhan Sisca Yovie semata. Hal yang
menarik ini yaitu tidak adanya adegan bagaimana korban terseret motor
Suzuki Satria R yang dikemudikan oleh salah satu tersangka (Ade). Sampai –
sampai terjadi banyak perdebatan dan saling silang pendapat mengenai
kejanggalan berupa, bagaimana bisa rambut korban yang panjangnya sekitar 30
cm bisa masuk ke dalam gir motor tersangka, yang kemudian terseret hingga
sekitar 500 m. Tapi bagaimanapun juga independensi yang dipunyai polisi
dalam menggelar rekonstruksi ini harus dihargai sebagaimana etika profesi
yang dimiliki pihak kepolisian. Seperti yang dijelaskan oleh Kasat Reskrim
Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko menegaskan,
rekonstruksi dilakukan bukan berdasarkan analisis, asumsi, dan juga
pendapat tapi berdasarkan alat bukti, keterangan tersangka, saksi, barang
bukti, dan juga surat- surat petunjuk lainnya. Namun tidak menutup
kemungkinan menurut Trunoyudo dalam kasus rekonstruksi yang berkaitan
dengan KUH Pidana pasal 365 ayat 4 (pencurian dengan kekerasan yang
mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain) ini jika ada masukan yang
sekiranya membantu untuk mempertegas dan memperjelas maka polisi akan
membuat berita acara tambahan tapi tidak akan ada rekonstruksi ulang.
Sementara itu masih dari lokasi rekonstruksi, pengacara Wawan dan Ade,
Dian Rahadian mengatakan apabila Wawan dan Ade tidak mempunyai niatan untuk
membunuh Sisca Yovie bahkan tidak direncanakan dan hanya ingin merampas tas
milik Sisca Yovie (korban). Karena pada hakikatnya pengacara tersangka
dengan adanya rekonstruksi ini, ingin membuktikan bahwa kliennya benar –
benar tidak mempunyai niatan untuk membunuh korban. Tapi apabila ditelisik
lebih dalam, motif pembunuhan berencana bisa saja disematkan kepada para
tersangka. Bagaimanapun juga teknologi seperti Lie Detector untuk
membuktikan pengakuan mereka secara riil dan tidak ada rekayasa, tidak bisa
dijadikan jaminan dalam hal untuk menilai ataupun mengetahui akan
keterangan tersangka apakah benar tidak mempunyai niatan membunuh.
Sedangkan para tersangka sembari mengendarai motor Suzuki Satria R telah
tersimpan rapi di dalam jaket salah satu Tersangka (Wawan) sebuah golok
yang dalam reka adegan ulang, yang mana golok tersebut digunakan untuk
membacok kepala korban yang menyebabkan korban mengalami pendarahan hebat
disekitar bagian kepala. Golok tersebut yang digunakan oleh tersangka
sekarang sebagai salah satu alat bukti paling krusial untuk menentukan
mengenai benarkah kedua tersangka benar tidak mempunyai niatan membunuh
atau sekedar ingin merampas tas korban saja.
Di luar analisis kronologis akan rekonstruksi kasus kematian Sisca
Yovie yang menimbulkan banyak teka – teki tersembunyi yang belum
terpecahkan rupanya berbanding lurus akan keingintahuan masyarakat sekitar
yang juga merasa penasaran, tampak di setiap TKP (Tempat Kejadian Perkara)
di mana rekonstruksi berlangsung, selalu dipadati warga masyarakat yang
ingin melihat lebih dekat akan adegan yang diperagakan pelaku pembunuhan
Sisca Yovie ini. Disampaikan pula oleh Kapolda Jabar Inspektur Jenderal
Suhardi Alius menyampaikan, rekonstruksi berlangsung secara transparan dan
akuntabel. "Tidak ditutup-tutupi. Silakan masyarakat dan media massa lihat
dari dekat," kata Suhardi. Ini menunjukkan bahwa pihak penyidik kepolisian
pada khususnya bersifat terbuka, karena bagaimanapun juga pihak kepolisian
membutuhkan keikutsertaan masyarakat dan media untuk menjaga kasus
pembunuhan Sisca Yovie agar tetap akuntabel dan masyarakat bisa melihat
jika polisi dalam melakukan rekonstruksi ini benar didasari dengan kejadian
fakta supaya tidak muncul isu – isu yang nantinya malah membuat kasus
tersebut seakan telah banyak direkayasa oleh instansi kepolisian maupun
tuduhan selama ini guna melindungi salah satu anggota kepolisian yang
diketahui dan sedang dikaitkan pula ke dalam kasus pembunuhan Sisca Yovie.