Tugas III : Makalah Dosen : Prof. DR. Otto R. Payangan, S.E., M.Si
PERANAN STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENJUALAN PRODUK JASA ASURANSI PADA PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA
OLEH: Didit Fachri Rifai
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ .............................................................................................................1 DAFTAR ISI .......................................................................................... ............................................................................................................2 BAB 1.1.
I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah ............................................................ 3
BAB
II 2.1
TINJAUAN PUSTAKA .Pengertian Pasar ………………………………………...….. 5 2.2.Manajemen Pemasaran………..…………….…………...… 5 2.3 .Pengertian Strategi Pemasaran ..……………………...… 8
2.1 BAB
Pengertian Asuransi ………………………………………… 12
III ANALISIS Analisis …………………….……………………...………..... 18
BAB
IV KESIMPULAN Kesimpulan …………….…….…………………………........ 21
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa asuransi kini makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar seperti resiko kematian, atau dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai resiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya. Dengan mulai membaiknya iklim dan minat masyarakat dalam bidang asuransi mengakibatkan tingkat persaingan di dunia asuransi menjadi semakin ketat. Strategi pemasaran merupakan salah satu senjata bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan pasar. Pada dasarnya strategi pemasaran
adalah
mencari
kecocokan
antara
kemampuan
internal
perusahaan dengan peluang eksternal yang ada di pasar. Mencari kecocokan ini merupakan tanggung jawab dari bagian pemasaran untuk menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan produk yang dihasilkan dan sesuai dengan dengan segmen pasar yang ingin dituju oleh produk yang diluncurkan. Mengenali
karakteristik
pasar
dan
struktur
pasar
sangatlah
menguntungkan bagi perusahaan untuk dapat tetap bersaing dan survive 3
(kelangsungan hidup perusahaan). Kelemahan dan keunggulan perusahaan hendaknya dianalisis sehingga menjadi sebuah titik tolak yang kuat buat perusahaan dalam mengambil keputusan yang efektif dan efisien serta untuk memperkuat posisinya dari para pesaing yang ada. Tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah pencapaian profit (laba) dan hal ini dapat juga sebagai tolak ukur dalam sukses atau tidaknya sebuah perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Selain itu efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan operasional perusahaan juga memegang peranan penting. Efesiensi yang dimaksud adalah strategi pemasaran yang dilakukan dengan perhitungan dan pertimbangan yang tepat sehingga tidak ada pemborosan biaya baik itu dalam operaional maupun dalam biaya promosi maupun iklan dan efektifitas yang dimaksud ialah pemilihan stategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan pasar yang dilayani oleh perusahaan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat tercapai. PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa bagi masyarakat juga harus menghadapi persaingan yang cukup ketat dengan perusahaan asuransi lainnya. Agar PT. SLFI dapat bertahan dan berkembang dengan baik maka PT.SLFI harus dapat menciptakan kemampuan bersaing baik dalam hal jenis produk, harga maupun segmen yang dituju sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing dan memenangkan persaingan. Dari uraian di atas, Semoga makalah ini dapat menjadi pertimbangan berbagai pihak dalam mengimplementasikan stategi pemasaran tersebut.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pasar Konsep pertukaran dan relasional menghasilkan konsep pasar. Semula istilah pasar berarti berarti tempat pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang mereka. Para pakar ekonomi menggunakan istilah pasar untuk merujuk pada kumpulan pembeli dan penjual yang mentransaksikan kelas produk tertentu, seperti pasar perumahan atau pasar bahan makanan. Defenisi pasar menurut Kottler (2001,13) : “Pasar adalah kumpulan pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk” Para pembeli tersebut mempunyai kebutuhan atau keinginan yang sama yang dapat dipuaskan lewat pertukaran. Jadi ukuran pasar tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan, mempunyai sumber daya untuk melakukan pertukaran, dan bersedia menawarkan sumber daya dalam pertukaran itu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
2.2
MANAJEMEN PEMASARAN Pemasaran, lebih berurusan dengan pelanggan daripada fungsi
bisnis lainnya. Memahami, menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai dan kepuasan pada konsumen adalah inti dari
5
pemikiran dan praktek dari pemasaran modern. Dua sasaran utama pemasaran adalah menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan. Ada beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli. Masing-masing mengemukakan definisi yang berbeda sesuai dengan sudut pandangnya. Hal ini yang menyebabkan definisi pemasaran selalu mengalami perubahan dari
waktu ke waktu sesuai dengan perkembangannya. Definisi Pemasaran
menurut
Philip Kotler ( 2004, 7 ) "Pemasaran adalah suatu proses sosial
dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.” Berdasarkan defenisi tersebut bertumpu pada konsep pokok sebagai berikut : Kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk; nilai (value) dan kepuasan; pertukaran atau transaksi; pasar serta pemasaran dan pemasar. Pemasaran merupakan suatu proses, karena ini dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran merupakan manajemen dari proses pemasaran, oleh karena itu fungsi-fungsi manajemen dapat diterapkan pada manajemen pernasaran tersebut. Manajemen kurangnya
satu
pemasaran pihak
berlangsung
mempertimbangkan
bila
sekurang-
sasaran
untuk
memperoleh tanggapan yang diharapkan dari pihak lain pada pertukaran yang potensial.
6
Dari pengertian pemasaran inilah selanjutnya dibahas tentang
pengertian
pengertian
manajemen pemasaran. Untuk jelasnya
manajemen
pemasaran
ini,
penulis
mengutip
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut
Philip
Kotler ( 2004, 16 ) "Manajemen Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengendalian program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi." Defenisi ini
menegaskan bahwa manajemen pemasaran
tidaklah hanya menawarkan barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasarnya, tetapi lebih daripada itu tugas manajemen pemasaran adalah mengatur tingkat transaksi dan tingkat permintaan yang diharapkan dengan cara tertentu dalam mencapai pasar sasaran yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya. Maka dapat disimpulkan proses manajemen pemasaran penelitian
terdiri dan
dari
:
pemeliharaan
analisis pasar
peluang-peluang sasaran,
pasar,
pengembangan
strategi pasar, Perencanaan taktik pemasaran dan pelaksanaan serta pengendalian upaya pemasaran. Definisi
Manajemen
Pemasaran
dirumuskan
oleh
Persatuan
Pemasaran Amerika Tahun 1985 Dalam Philip Kotler ( 2001, 19 ) : “Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi, dan
7
disrtibusi
dari
menciptakan
barang-barang, pertukaran
jasa-jasa
dengan
dan
gagasan
untuk
kelompok
sasaran
yang
memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.” Definisi ini menyadari bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
juga
mencakup
berdasarkan
pertukaran
dan
barang, tujuannya
jasa
serta
adalah
gagasan
memberikan
kepuasan bagi pihak yang terlibat.
2.3
PENGERTIAN STRATEGI PEMASARAN
Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua penentuan pokok yaitu. Pertama, bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki dimasa yang akan datang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi (bauran pemasaran) untuk melayani pasar sasaran. Definisi Strategi Pemasaran Menurut
Philip Kotler
8
( 2004, 81 ) : “Strategi Pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran.” Menurut tjiptono ( 2002, 6 ) “Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran
yang
digunakan
untuk
melayani
pasar
sasaran
tersebut.” Strategi pemasaran didasarkan atas 5 (lima) konsep strategi sebagai berikut : 1. Segmentasi Pasar Tiap
pasar
mempunyai
terdiri
dari
kebutuhan
bermacam-macam dan
kebiasaan
pembeli yang
yang
berbeda.
Perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu, perusahaan harus mengelompokkan pasar yang bersifat heterogen tersebut kedalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogen. 2. Market Positioning Perusahaan tidak mungkin dapat menguasai pasar secara keseluruhan, maka prinsip strategi pemasaran yang kedua adalah memilih pola spesifik pasar perusahaan yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan
kedudukan
yang
kuat.
Dengan
kata
lain
9
perusahaan
harus
memilih
segmen
pasar
yang
akan
menghasilkan penjualan dan laba paling besar. Segmen pasar semacam ini memiliki 4 (empat) karakteristik, yaitu : a.
Berukuran cukup besar
b.
Mempunyai potensi untuk berkembang terus
c.
Tidak memiliki atau dipenuhi oleh perusahaan saingan
d.
Mempunyai kebutuhan yang belum terpenuhi, yang mana
kebutuhan tersebut dapat dipuaskan oleh perusahaan yang memilih segmen pasar tersebut. 3. Market Entry Strategy Market
entry
memasuki
Strategy
segmen
adalah
pasar
yang
strategi
perusahaan
dijadikan
pasar
untuk sasaran
penjualan. Strategi memasuki suatu segmen pasar dapat dilakukan dengan cara : a.
Membeli perusahaan lain Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan cepat, cara ini ditempuh apabila :
1)
Perusahaan pembeli tidak mengetahui tentang seluk
beluk industri dari perusahaan yang dibeli 2)
Sangat
menguntungkan
untuk
secepat
mungkin
memasuki segmen pasar yang dikuasai perusahaan yang dibeli. 3)
Perusahaan menghadapi macam-macam penghalang
untuk memasuki segmen pasar yang bersangkutan melalui internal
10
development,
misalnya
patent,
economies
of
scale,
saluran
distribusi yang sulit dimasuki, biaya iklan yang mahal atau kesulitan bahan mentah. b.
Internal Development Ada perusahaan-perusahaan yang lebih suka berkembang melalui usaha sendiri yaitu melalui research and development karena
berpendirian
bahwa
hanya
dengan
cara
inilah
kepemimpinan dalam industri dapat dicapai. c.
Kerjasama dengan perusahaan lain Keuntungan dengan cara ini ialah bahwa resiko yang dipikul bersama, dan masing-masing perusahaan saling melengkapi skill dan resources.
4. Marketing Mix Strategy Marketing Mix strategy adalah kumpulan variabel-variabel yang dapat
dipergunakan
tanggapan
perusahaan
konsumen.
untuk
Variabel-variabel
memepengaruhi yang
dapat
mempengaruhi pembeli adalah yang disebut 7P (product, Price, Place, Promotion, Participant, Prosess, dan People Physical evidence). 5. Timing Strategy Penentuan
saat
yang
tepat
dalam
memasarkan
barang
merupakan hal yang perlu diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik menetapkan objektif dan menyusun strategy pemasaran, ini tidaklah berarti perusahaan
dapat
segera
memulai
kegiatan
bahwa
pemasaran.
11
Perusahaan harus lebih dahulu melakukan persiapan-persiapan baik dibidang produksi maupun dibidang pemasaran, kemudian perusahan juga harus menentukan saat yang tepat bagi pelemparan barang dan jasa ke pasar.” ( Radiosunu, 1983, 31-34 )
Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar
tindakan yang mengarah pada kegiatan atau usaha pemasaran, dari
suatu
perusahaan,
dalam
kondisi
persaingan
dan
lingkungan yang selalu berubah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi dalam menetapkan strategi pemasaran yang akan dijalankan perusahaan haruslah terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai posisinya di pasar. Dengan mengetahui keadaan dan situasi serta posisinya di pasar dapat ditentukan kegiatan pemasaran yang harus dilaksanakan. Posisi bersaing dalam suatu industri meliputi : 3. Dominan ( Dominant) Perusahaan ini mampu menegndalikan pesaing-pesaing yang lain serta memiliki banyak pilihan dalam menentukan strategi. 2. Kuat (Strong) Perusahaa ini mampu bertindak bebas tanpa membahayakan posisi jangka panjangnya walaupun pesaing-pesaing berbuat apa saja yang mereka kehendaki. 3. Baik Perusahaan ini memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan dalam strategi-strategi tertentu serta mempunyai peluang yang lebih
12
diatas rata-rata untuk meningkatkan posisinya. 4. Sedang (Tenable) Prestasi
perusahan
cukup
memuaskan
untuk
menjamin
kelangsungan usahanya. Tetapi perusahaan ini sering kalah karena
ulah
perusahaan
yang
dominant
serta
untuk
meningkatkan posisinya ia memiliki peluang yang kurang ratarata industri. 5. Lemah (Weak) Perusahaan ini tampil dengan tidak memuaskan. Tetapi masih memiliki
peluang-peuang
perbaikan.
Perusahaan
ini
harus
mengubah diri, kalau tidak maka ia akan terpaksa keluar dari industri. 6. Tidak ada harapan (Non-Viable) Perusahaan ini berprestasi dengan sangat tidak memuaskan serta memiliki peluang-peluang untuk perbaikan.
Setiap perusahaan atau unit usaha yang dapat melihat dirinya menempati salah satu dari posisi diatas. Posisi perusahaan dalam persaingan menempati salah satu posisi di atas. Posisi perusahaan dalam persaingan sepanjang tahap daur hidup produk, akan banyak membantu proses pengambilan keputusan untuk menanm modal, bertahan, menyusut atau bahkan mundur dari kancah industri.
2.4
PENGERTIAN ASURANSI
Ada beberapa pengertian asuransi menurut Undang-Undang
13
dan para ahli antara lain: Menurut Drs. A. Hasymi Ali (1995, 170) menyatakan:
“Asuransi
adalah
suatu
alat
sosial
yang
menggabungkan resiko-resiko individu ke dalam suatu kelompok, dan menggunakan dana yang disumbangkan oleh anggota-anggota kelompok itu untuk membayar kerugian-kerugian.” Kerugian yang dapat diramalkan itu kemudian dibagi rata di antara mereka yang bergabung. Defenisi ini mengandung arti bahwa ketidakpastian dikurangi dan juga kerugian dibagi rata. Inilah intisari terpenting dari asuransi. Dari sudut pandang orang yang
ditanggung,
asuransi
adalah
alat
yang
memungkinkan
menukar (substitute) biaya kecil tertentu (premi) dengan kerugian besar yang belum tentu (sampai sejumlah asuransi) di bawah suatu perjanjian di mana mereka (yang banyak) yang beruntung lolos dari kerugian akan membantu mereka (yang sedikit) yang tidak beruntung dengan mengganti kerugian yang mereka derita itu. Menurut
Undang-Undang
no.
2
tahun
1992
tentang
usaha
perasuransian (Herman, 2000, 4) menyatakan: “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak dengan
penanggungnya menerima
mengikatkan premi
diri
asuransi
kepada
tertanggung
untuk
memberikan
pertanggungan kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita si tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti,
14
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” Yang dimaksud dengan penanggung dalam defenisi diatas adalah suatu badan usaha asuransi yang memenuhi ketentuan UU no.2/1992. Usaha asuransi ialah usaha jasa keuangan yang menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang
tidak
pasti
atau
terhadap
hidup
atau
meninggalnya
seseorang.” Menurut
Drs.
Herman
Darmawi
(2000,
4),
asuransi
mempunyai beberapa manfaat antara lain: 1. Asuransi Melindungi Resiko Investasi Kemauan
untuk
fundamental
menanggung
dalam
resiko
perekonomian
merupakan
bebas.
Bilamana
unsur suatu
perusahaan berusaha untuk memperoleh keuntungan dalam bidang usahanya, maka kehadiran resiko dan ketidakpastian tidak dapat dihindarkan. Asuransi mengambil alih resiko itu. Karena asuransi menghilangkan / mengurangi resiko, maka para usahawan
dimungkinkan
dan
didorong
untuk
mengkonsentrasikan energi dan modal dalam usaha-usaha yang kreatif. Jumlah dan jenis polis asuransi yang digunakan untuk menutup resiko usaha yang sangat banyak. Dengan demikian, perusahaanperusahaan asuransi yang tugas utamanya adalah memberikan
15
perlindungan kepada perusahaan-perusahaan lain telah menjadi suatu institusi ekonomi yang mempunyai peranan yang tidak kecil. Tanpa asuransi, kemajuan ekonomi yang ada sekarang ini mustahil tercapai. 2. Asuransi Sebagai Sumber Dana Investasi Pembangunan ekonomi memerlukan dukungan investasi dalam jumlah memadai yang pelaksanaannya harus berdasarkan pada kemampuan sendiri. Oleh karena itu, diperlukan usaha keras untuk mengerahkan dana masyarakat melalui lembaga keuangan bank dan non bank. Usaha perasuransian sebagai salah satu lembaga
keuangan
non
bank
yang
menghimpun
dana
masyarakat, semakin penting peranannya sebagai sumber modal untuk investasi di berbagai bidang. 3. Asuransi Untuk Melengkapi Persyaratan Kredit Kreditor lebih percaya pada perusahaan yang resiko kegiatan usahanya di asuransikan. Pemberi kredit tidak hanya tertarik dengan keadaan perusahaan serta kekayaannya yang ada saat ini, tetapi juga sejauh mana perusahaan tersebut melindungi diri dari kejadian-kejadian yang tidak terduga dimasa depan. Cara untuk memperoleh perlindungan itu adalah dengan memiliki polis asuransi. 4. Asuransi Dapat Mengurangi Kekhawatiran Bila seseorang telah membayar premi asuransi, mereka telah terbebas dari kekhawatiran kerugian besar dengan memikul suatu kerugian kecil (dalam hal ini berupa premi yang telah
16
dibayarkan). Kerugian kecil itu sesungguhnya merupakan bagian yang dipikulnya untuk kerugian kelompok itu. Jadi, dengan membayar premi, ia memperoleh kepastian biaya jika ada kemungkinan kerugian. Jika tidak ada asuransi, maka mereka yang menghadapi resiko tidak akan dapat meramalkan apakah mereka akan tertimpa kerugian besar, kerugian kecil atau tidak. Oleh karena itu, mereka tidak akan sanggup meramalkan biayanya. 5. Asuransi Mengurangi Biaya Modal Dalam dunia usaha yang beban resikonya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, maka pihak-pihak penanam modal yang telah bersedia menanggung resiko atas modal yang diinvestasikan tersebut akan menetapkan biaya modal yang lebih tinggi. 6. Asuransi Menjamin Kestabilan Perusahaan Perusahaan-perusahaan dewasa ini menyadari arti pentingnya asuransi sebagai salah satu factor yang menciptakan goodwill (jasa
baik)
antara
kelompok
pimpinan
dan
karyawan.
Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyediakan polis secara berkelompok
untuk
para
karyawan
tertentu
dengan
cara
perusahaan membayar keseluruhan atau sebahagian dari premi yang telah ditetapkan. Adanya usaha seperti ini dari pihak perusahaan
dapat
merupakan
stabilisator
jalannya
roda
perusahaan. 7. Asuransi Dapat Meratakan Keuntungan Dengan berusaha menentukan biaya-biaya “kebetulan” yang
17
mungkin dialami pada masa yang akan datang melalui program asuransi, pihak perusahaan akan dapat mempertimbangkan atau memperhitungkan biaya tersebut sebagai salah satu elemen dari total biaya untuk produk yang dijualnya. Dengan demikian, secara singkat dapat dikatakan bahwa asuransi dapat meratakan jumlah keuntungan yang dapat diperoleh dari tahun ke tahun. 8. Asuransi Dapat Menyediakan Layanan Profesional Dunia asuransi dewasa ini sudah semakin banyak yang bergerak di bidang usaha yang bersifat teknis, lebih-lebih dengan adanya perkembangan pesat dalam bidang teknologi. Usaha-usaha untuk memberikan bantuan teknis baik kepada individu maupun perusahaan-perusahaan sudah semakin disadari oleh perusahaan asuransi. Hal ini dilakukan agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat melakukan operasinya dengan baik dan efisien. 9. Asuransi Mendorong Usaha Pencegahan Kerugian Dewasa ini perusahaan-perusahaan asuransi banyak melakukan usaha yang sifatnya mendorong perusahaan tertanggung untuk melindungi diri dari bahaya yang dapat menimbulkan kerugian. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha menyadari
bahwa
keberhasilan
yang
ingin
dicapai
sangat
tergantung kepada kemampuan mereka untuk memberikan perlindungan dengan biaya yang cukup wajar. Oleh karena itu, mereka sendiri secara sadar dan sistematis bekerja sama untuk menghilangkan atau memperkecil kemungkinan yang dapat menimbulkan kerugian.
18
10.
Asuransi Membantu Pemeliharaan Kesehatan
Usaha lain yang sangat erat hubungannya dengan usaha-usaha yang dilakukan untuk menghindari atau memperkecil penyebab timbulnya kerugian adalah kampanye yang dilakukan oleh perusahaan
asuransi
jiwa
kepada
para
pemegang
polis
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
BAB III
19
ANALISIS Dalam bab ini penulis ingin membandingkan antara data data yang diperoleh selama penelitian dengan uraian teoritis sehingga diperoleh sebuah data yang aktual tentang teori dan kenyataan di lapangan. Penulis akan mencoba untuk menganalisis dan mengevaluasi data tersebut sebatas kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk mempermudah menganalisa dan mengevaluasi data penulis akan membaginya menjadi beberapa bagian : 1.
Perkembangan Target dan Realisasi Penjualan Berdasarkan data dari tabel Rekapitulasi produksi PT. Sun Life
Financial Indonesia cabang Medan, kita dapat melihat adanya kemajuan yang sangat bagus pada penjualan premi asuransi pada tahun 2002 sampai dengan 2003. Pada tahun 2002 untuk Cabang Medan di bebankan target penjualan sebesar Rp. 1.350.000.000,ternyata
target
tersebut
dapat
dipenuhi
sebesar
Rp.
1.800.000.000,-, peningkatan terjadi sebesar Rp. 450.000.000,-. Pada tahun 2003 cabang Medan di bebankan target lebih besar lagi dikarenakan keberhasilan pencapaian target di tahun 2002 menjadi Rp.
1.500.000.000,-
terjadi
kenaikan
target
sebesar
Rp.
150.000.000,-. Realisasi penjualan pada tahun 2003 ternyata target tersebut dapat terpenuhi sebesar Rp. 2.000.000.000,-. Meningkatnya
jumlah
pemegang
polis
berbanding
lurus
dengan meningkatnya jumlah aktivitas produksi penjualan premi di
20
PT. Sun Life Financial Indonesia cabang Medan sehingga semakin tinggi
jumlah
pemegang
polis
semakin
tinggi
pula
jumlah
penerimaan premi ke kas perusahaan. Peranan para agent cukup memegang
peranan
penting
didalam
meningkatkan
jumlah
pembelian polis, untuk itu penulis menganjurkan agar usaha-usaha pengembangan yang selama ini diterapkan dan dijalankan terhadap para agent agar terus tetap ditingkatkan dan dipertahankan. Peningkatan
ke
profesionalan
para
agent
harus
dapat
ditingkatkan lagi melalui pelatihan-pelatihan dan pembekalanpembekalan. Hal ini berguna bagi para agent sebagai ujung tombak perusahaan
untuk
ekonomi dan pola
bisa
mengikuti
perkembangan
teknologi,
tingkah laku dan tren yang beredar di
masyarakat sehingga melalui para agent perusahaan dapat lebih tanggap dalam membaca peluang pasar. Sehingga di masa yang akan datang, PT. Sun Life Financial Indonesia dapat menjadi Market Leader di pasar asuransi jiwa.
2.
Strategi Pemasaran Untuk dapat meraih peluang-peluang di pasar dengan tingkat
persaingan yang sangat ketat maka dituntut sebuah strategi yang efektif dan efisien. Strategi tersebut harus dapat meningkatkan penjualan,
menaikkan
kredibibilitas
perusahaan
dan
yang
terpenting harus sejalan dengan arah dan tujuan perusahaan. Untuk menganalisis dan mengevaluasi lebih lanjut penerapan strategi bersaing yang diterapkan oleh PT. Sun Life Financial
21
Indonesia cabang Medan, maka penulis akan mengulas terlebih dahulu hal-hal yang terkait dengan peranan strategi pemasaran melalui variabel-variabel bauran pemasaran (marketing mix) antara lain:
3.
Kebijaksanaan Produk Dalam memasarkan produk-produk asuransi jiwanya PT. Sun
Life Financial Indonesia cabang Medan berusaha meningkatkan mutu produknya dan diversifikasi Produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para nasabah dan calon nasabahnya. Menurut
hemat
penulis,
jenis
diversikasi
produk
yang
ditawarkan oleh PT. Sun Life Financial Indonesia sangat baik sekali, ini terlihat dari berbagai jenis produk yang melindungi para nasabahnya dari segala aspek umur dan pekerjaan. Seperti program untuk biaya perlindungan pendidikan anak sampai ke perguruan tinggi pada The Graduate, perlindungan untuk wanita dari ancaman berbagai macam penyakit pada Sun Lady Saver, program untuk perencanaan hari tua pada program Retiro, program untuk tabungan , proteksi dan investasi pada Brilliance dan lainlain. Mutu produk yang dihasilkan oleh PT. Sun Life Financial Indonesia juga sangat bagus. Ini terlihat dari banyaknya manfaat tambahan yang berbeda dari tiap produk serta kemampuan
22
perusahaan dalam membayarkan klaim pada klien membuktikan bahwa perusahaan memang jujur dan konsisten melaksanakan kewajibannya. Secara luas PT. Sun Life Financial juga banyak mendapat pengakuan dari dunia Internasional sebagai perusahaan yang kuat dan sehat ini terbukti dengan memperoleh berbagai predikat yang sangat baik mulai dari kekuatan finansial yang memperoleh predikat AA+, kemampuan membayar klaim dengan predikat AAA, dan kekuatan finansial dengan predikat A++ serta berada dalam kelompok rating tertinggi di Amerika Utara dan dunia.
4.
Kebijaksanaan Harga Menurut hemat penulis, penetapan harga pada PT. Sun Life
Financial Indonesia sudah cukup baik. Dengan harga yang cukup bersaing namun manfaat yang diberikan oleh produk itu sendiri sangat besar bagi nasabah. Nilai yang diberikan oleh nasabah melalui premi yang di bayarkan tidak sebanding dengan manfaat yang sangat besar yang mereka peroleh dimasa depan sehingga tak salah bila banyak pelanggan yang membeli polis asuransi dari PT. Sun Life Financial Indonesia.
BAB IV KESIMPULAN Namun menurut hemat penulis, nilai premi asuransi yang
23
diberikan oleh PT. Sun Life Financial Indonesia masih tidak terjangkau oleh masyarakat kelas bawah dan hanya dapat dibeli oleh
masyarakat
ekonomi
kelas
menengah
keatas.
Dengan
memperhatikan segmen-segmen pasar dari masyarakat umum niscaya banyak masyarakat yang sangat antusias untuk membeli polis asuransi yang ditawarkan oleh Sun Life Financial mengingat besarnya manfaat yang akan mereka terima dari produk yang mereka beli.
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Kedua, Penerbit CV. Alfabets, Bandung, 1998 Angiopora, Marius, Dasar – Dasar Pemasaran, Edisi I, Jilid I, PT. Raja GrafIndo Persada, Jakarta, 1999 Kotler Philip, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian), Terjemahan Drs. Jaka Wasana MSM, Institut dan Pembinaan Manajemen, Jilid I, Edisi Kelima, Erlangga, Cetakan Ketujuh, Jakarta, 1996 Kotler Philip, Manajemen di Indonesia (Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian), terjemahan A.B Suasnto, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 2001 Lupiyoadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa (Teori dan Praktik), Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2001 Porter, Michael. E, Strategi Bersaing (Teknik Menganalisa Industri dan
24
Pesaing), terjemahan Agus Maulana, Erlangga Jakarta, 1992 Stanton, William. J, Prinsip Pemasaran, terjemahan Y. Lamarto, Jilid I, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta, 1996. Darmawi, Herman, Manjemen Asuransi. Edisi Pertama, cetakan I, Jakarta, Bumi AKsara, 2000 Swastha, Basu, Azas-azas Marketing, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Jakarta, 1 Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, ANDI, Yogyakarta, 19
25