Tugas Individu
PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEJIK DAN IMPLEMENTASINYA
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata mata kuliah “
Pengambil Pengambil an Keputu Keputu san Str Str atej atej i k
”
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H . Fakhri Kahar Kahar , M.Si. M.Si.
NASRIAH 13B02064
PENDIDIKAN ADMINISTRASI UMUM PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2014
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk yang kompleks, memiliki banyak kebutuhan dalam kelangsungan hidupnya. Mulai dari kebutuhan biologis sampai kebutuhan psikologis. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia membentuk sebuah organisasi sebagai wadah atau tempat berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Sondang P Siagian dalam Pangewa (2008:7) mengemukakan bahwa “keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya” disebut dengan istilah administrasi. The Liang Gie dalam Pangewa (2008:43) mengemukakan bahwa “salah satu unsur administrasi adalah manajemen”. Manajemen merupakan proses yang menggerakkan kegiatan dalam organisasi sehingga tujuan yang telah ditentukan tercapai. Kepemimpinan adalah Inti dari manajemen, yaitu motor penggerak segala unsur di dalam organisasi. Pemimpin akan menentukan arah dan bagaimana tujuan organisasi dapat tercapai sehingga keberhasilan maupun kegagalan sebuah organisasi tergantung pada bagaimana pemimpin melaksanakan kepemimpinannya. Pemimpin suatu organisasi memiliki tanggung jawab yang sangat besar yakni mendayagunakan segala unsur yang ada dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Untuk mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin dihadapkan pada berbagai persoalan yang sangat beragam dan kompleks. Dalam menyelesaikan berbagai persoalan seorang pemimpin dihadapkan pada beberapa pilihan alternatif yang kemudian disebut dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan inti dari kepemimpinan. Oleh karena itu, pemimpin suatu organisasi tidak akan pernah bisa terlepas dari proses pengambilan keputusan. Baik itu organisasi profit maupun non profit, besar maupun kecil tidak dapat terhindar dari pengambilan keputusan. Keputusan yang 2
telah ditetapkan seorang pemimpin dalam keterbatasannya sebagai manusia dengan mempertimbangkan semua faktor alternatif solusi sebaik mungkin dengan menggunakan alat pertimbangan yang tepat. Pendekatan terhadap penyelesaian masalah yang benar akan membantu seorang pemimpin dalam meraih keputusan yang memiliki konsekuensi yang berhasil menyelesaikan masalah.
B. Fokus Pembahasan
Fokus pembahasan dalam makalah ini yaitu: 1. Konsep keputusan Stratejik 2. Implementasi keputusan stratejik
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Pengambilan Keputusan 1. Pengertian Pengambilan Keputusan Stratejik Keputusan adalah
suatu
reaksi
terhadap
beberapa
solusi
alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan
-
kemungkinan
dari
alternatif
tersebut
bersama
konsekuensinya.Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mahtika (2007:53)
“Keputusan
adalah
suatu
penyelesaian
masalah yang dihadapinya dengan tegas”. Hal itu berkaitan dengan jawaban
atas
pertanyaan- pertanyaan
mengenai
„apa
yang
harus
dilakukan‟ dan seterusnya mengenai unsur -unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan
pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada
beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, diantaranya: Pengambilan keputusan menurut Siagian (2004) dalam Pasolong (2008:155) adalah Suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Pendekatan sistematis itu menyangkut pengetahuan tentang hakikat alternatif yang dihadapi, pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan masalah yang dihadapi, analisis masalah dengan mempergunakan fakta dan data, mencari alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional, dan penilaian dari hasil yang dicapai sebagai akibat dari keputusan yang diambil.
4
Menurut Salusu (1996:47), “ pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi”. Dari kedua pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada. Jadi, pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan alternatif dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia secara sistematis untuk mendapatkan aternatif terbaik. Kita telah mengetahui apa itu pengambilan keputusan, selanjutn ya kita kan membahas tentang keputusan stratejik. Baker (1980) dalam Salusu (1996:111) “keputusan stratejik biasanya mencakup persoalan persoalan
yang
bersangkut
paut
dengan
usaha
menciptakan,
menghasilkan, dan mengalokasikan sumber daya”. Menurut pemahaman penulis, pengertian ini lebih mengarah pada persoalan internal suatu organisasi yakni mencakup masalah-masalah sumber daya (modal dan manusia) dan kekuatan organisasi. Fakhri Kahar (2010:13) “Keputusan stratejik berarti pilihan stratejik, pilihan ini berupa ketetapan mengenai aspirasi-aspirasi
stratejik
yang
realistik,
masuk
akal
dan
dapat
direalisasikan”. Pengertian ini menjelaskan bahwa pilihan stratejik adalah pilihan dari beberapa alternatif pilihan stratejik, dimana pilihan itu masuk akal dan sesuai dengan keadaan untuk diimplementasikan dalam organisasi. 2. Tujuan Keputusan Stratejik Kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
dalam
organisasi
itu
dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancar dan tujuan dapat
5
dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatanhambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang harus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut. Salusu (1996:136) mengemukakan bahwa tujuan stratejik adalah kunci dari arah perubahan masa depan. Ia mengarahkan apa yang hendak dikejar di waktu yang akan datang, yaitu dalam jangka waktu sekitar 3 sampai 5 tahun. 3. Karakteristik keputusan stratejik Berdasarkan pendapat Schwenk (1988), Hickson et a l, (1986) dan Steiss (1985) dalam Salusu (1996:114), karateristik utama dari keputusan stratejik ada 7 point yaitu:
Tidak terstruktur dan non rutin . Keputusan stratejik tidak dibuat dengan
cara-cara
pengambilan
keputusan
dengan
aturan
pengambilan keputusan biasa, bahkan dengan menggunakan fomula, seperti model matematis,
Keputusan stratejik memegang peranan sentral bagi organisasi karena
mengandung
komitmen
yang
sangat
luas
tentang
sumberdaya, dan kemungkinan resiko yang besar,
Keputusan stratejik pada umumnya sangat kompleks, sehingga tidak menarik untuk dipelajari,
Memiliki kelainan sendiri karena keputusan stratejik sangat jarang dilakukan,
Selain melibatkan sumber daya yang besar juga sangat kompleks, salah satu kekompleskannya dengan keterlibatan sejumlah orang dalam proses pengambilan keputusan. Semakin banyak orang yang terlibat semakin kompleks permasalahannya yang dihadapi oleh setiap orang yang berperan serta,
Memiliki konsekuensi yang besar, menyangkut kehidupan organisasi secara keseluruhan,
6
Selalu mendahului, karena mendahului keputusan berikutnya lebih mudah dibuat karena telah ada payungnya.
Ciri-ciri keputusan stratejik menurut Nisjar, Karhi dan Winardi (1997) dalam Helmi (2009) sebagai berikut: a. Keputusan-keputusan strategik pada umumnya berkaitan dengan skope dari aktifitas sesuatu organisasi. b. Timbullah pertanyaan di sini: “Apakah kirannya organisasi yang bersangkutan memusatkan perhatiannya pada satu bidang aktifitas saja, ataukah perlu ia memiliki aneka macam bidang aktifitas?” Strategi berkaitan dengan upaya menyesuaikan (MATCHING) aktifitas-aktifitas
organisasi
dengan
lingkungan
di
mana
ia
beroperasi. Misalnya persaingan luar negeri merupakan salah satu perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi sesuatu organisasi. c. Strategi juga berhubungan dengan tindakan dan upaya menyesuaikan aktifitas-aktifitas organisasi yang bersangkutan dengan kemampuan sumberdayanya. Strategi bukan hanya sekedar menghadapi ancaman lingkungan dan memanfaatkan peluang karena lingkungan, tetapi juga berkaitan dengan upaya menyesuaikan sumber-sumber daya keorganisasian dengan ancaman dan peluang tersebut. d. Keputusan-keputusan strategik sering kali menimbulkan implikasiimplikasi
serius
terhadap
sumber
daya
sesuatu
organisasi.
Misalnya perusahaan-perusahaan mobil sudah banyak menggunakan tenaga robot agar mereka tetap dapat bertahan dalam persaingan mobil. e. Keputusan-keputusan strategik besar kemungkinan mempengaruhi keputusan-keputusan operasional. f. Strategi suatu organisasi bukan saja akan dipengaruhi oleh kekuatankekuatan lingkungan, dan ketersediaan sumber-sumber daya, tetapi
7
akan dipengaruhi oleh nilai-nilai dan harapan-harapan pihak yang memiliki kekuasaan dalam organisasi yang bersangkutan. g. Keputusan-keputusan strategik kirannya akan mempengaruhi arah jangka panjang suatu organisasi. h. Keputusan-keputusan strategik sering kali bersifat kompleks. Kompleksitas itu terjadi karena adanya :
Keputusan-keputusan
strategik
biasanya
mencakup
ketidakpastian tingkat tinggi. Mungkin di dalamnya termasuk keputusan tentang landasan pandangan-pandangan sehubungan dengan masa yang akan datang yang tak mungkin diketahui secara pasti oleh manajer.
Keputusan-keputusan strategik, kirannya menuntut adanya suatu pendekatan yang terintegrasi guna memanajemen organisasi yang bersangkutan.
Keputusan-keputusan
strategik,
biasanya
menyebabkan
timbulnya dampak berupa perubahan besar pada organisasiorganisasi.
B. Impementasi Keputusan Stratejik 1. Pengertian implementasi keputusan stratejik
Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya
dilakukan
Dwidjowijoto
setelah
(2006)
perencanaaan
dalam
Kahar
sudah
(2010:13)
dianggap
fix.
mengartikan
“implementasi sebagai upaya melaksanakan keputusan kebijakan”. Oleh karena
itu,
menurut
Anderson
(1978:
92)
untuk
mengimplementasikan suatu keputusan ada empat aspek yang harus diperhatikan, yaitu: 1) siapa yang dilibatkan dalam implementasi, 2) hakikat proses administrasi, 3) kepatuhan atas suatu kebijakan, dan 4) efek atau dampak dari implementasi. Untuk itu, ada tiga kegiatan utama
8
dalam implementasi keputusan, yaitu: 1) penafsiran, 2) organisasi, 3) penerapan (Tangkilisan, 2003: 18). Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dipahami bahwa implementasi keputusan stratejik adalah pelaksanaan atau penerapan rencana/kegiatan yang telah ditetapkan dalam pada pengambilan keputusan stratejik untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
2. Program maju bersama mencerdaskan Indonesia sebagai keputusan stratejik dalam dunia pendidikan Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (1) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi dengan Kewenangan Tambahan (PPGT), (2) Program Sarjana Mendidik di Daerah 3T (SM-3T), (3) Program Kuliah Kerja Nyata di Daerah 3T dan PPGT (KKN-3T PPGT), (4) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaboratif (PPGT Kolaboaratif), (5) Program S-1 Kependidikan Dengan Kewenangan Tambahan (S-1 KKT). Program-program tersebut merupakan jawaban untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah 3T. Keputusan stratejik yang akan dibahas dalam makalah ini adalah kebijakan
pemerintah
dalam
melakukan
pemerataan
pendidikan
khususnya di daerah terluar terdepan dan tertinggal dengan salah satu Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia yaitu SM3T. Program SM-3T sebagai salah satu Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia ditujukan kepada para Sarjana Pendidik yang belum bertugas sebagai guru, untuk ditugaskan selama satu tahun pada daerah 3T. Program SM-3T dimaksudkan untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa, agar dapat maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanahkan oleh para pendiri bangsa Indonesia.
9
Adapun tujuan dari program ini adalah a.
Membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik.
b. Memberikan
pengalam
pengabdian
kepada
sarjana
pendidik
sehingga terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan tanggung jawab terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahan malangan dalam mengembangkan pendidikan pada daerahdaerah tergolong 3T. c.
Menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk mengabdikan dirinya sebagi pendidik profesional pada daerah 3T.
d. Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
3. Implementasi Program SM3T Program SM3T merupakan program Pendidikan Profesi Guru bagi sarjana pendidikan dan non Kependidikan. Dengan kata lain esensi program ini adalah merupakan sertifikasi guru prajabatan bagi sarjana calon guru. Sertifikasi guru prajabatan ini mengambil analogi model sertifikasi pada profesi dokter, psikolog dan advokat.dimana dibutuhkan suatu pemantafan khusus bagi calo yang ingin memasuki sebuah profesi setelah menyelesaikan program kualifikasi akademik. Program
SM3T adalah salah satu bagian dari pendidikan khusus
profesi guru yang menyiapkan para sarjana calon guru untuk memperoleh sertifikat profesional yang didahului dengan pengabdian selama satu tahun penuh di daerah kateri 3T (terdepan, terluar dan tertinggal). Setelah mengabdi selama satu tahun di daerah 3T mereka akan kembali mengikuti PPG di perguruan tinggi asal yang mengirim mereka. Analogi sederhana dari program SM3T ini adalah seperti dokter PTT yang mengabdi di daerah-daerah terpencil.
10
Pelaksanaan program SM3T dilakukan mulai tahun 2011 dengan jumlah
peserta
2.479
bersama.dikti.co.id.
berdasarkan
Peserta
SM3T
data
pada
berasal
laman
dari
maju
mahasiswa
kependidikan dari 17 pergururan tinggi dari berbagai daerah. Proses seleksi peserta SM3T ini dilakukan secara online yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan tes. Mahasiswa yang lulus dalam seleksi ini akan ditugaskan mengajar di berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Papua, hingga Papua Barat. Pelaksanaan SM3T ini membawah dampak positif bagi daerah sasaran terutama dalam mengatasi kekurangan guru. Seperti yang dikemukakan oleh Bupati Ende dalam laman uny.ac.id bahwa dengan adanya SM3T telah banyak perubahan yang dilakukan guna memperbaiki pengelolaan pendidikan di Kabupaten Ende. Begitupun halnya dengan provinsi papua, program ini sangat membantu mengatasi persoalan pendidikan yang ada di papua. Selain dukungan, program ini juga mendapat penolakan dari beberapa kalangan. Sebut saja mahasiswa NTT yang melakukan demonstrasi untuk menolak program ini karena menurut mereka tidak tidak mengakomodir putra daerah. Hal ini tercantum dalam laman http://m.iyaa.com/berita/regional/sulawesi_indonesia_timur/1268347_ 3119.html, bahwa program SM3T dari pemerintah pusat bukan sebuah langkah solusi malah justru tidak tepat sasaran dan tidak menjawab sunstansi
pokok
permasalahan
pendidikan
di
NTT,
bahkan
menimbulkan permasalahan baru.Forum beranggapan, kekurangan guru dengan status PNS seharusnya dijawab dengan mengangkat tamatan-tamatan FKIP/STKIP yang masih menganggur. Koordinator forum, Sandi Neolaka kepada koran ini mengatakan, fakta di lapangan menunjukan hanya sepuluh dari 21 kabupaten/kota di NTT yang menerima tenaga SM3T dengan alasan kekurangan guru. "Artinya sepuluh kabupaten dan satu kota lainnya justru kelebihan guru,"
11
BAB III KESIMPULAN
Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan alternatif dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia secara sistematis untuk mendapatkan aternatif terbaik.
Implementasi keputusan stratejik adalah pelaksanaan atau penerapan rencana/kegiatan yang telah ditetapkan dalam pada pengambilan keputusan stratejik untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Implementasi kebijakan pemerintah yakni program SM3T menuai pro dan kontra, akan tetapi lebih banyak yang beranggapan bahwa program ini memberi dampak positif dibanding dari sisi negatifnya. Salah satu dampak program ini adalah dapat mengatasi kekurangan guru di daerah 3 T (terluar, terdepan dan tertinggal)
12
DAFTAR PUSTAKA
Helmi. 2009. Pengambilan Keputusan, (Online). (http://www.agamkab.go.id /?agam=kreatifitas&se=detil&id=364, Diakses 20 Maret 2014). Kahar, Fakhri. 2010. Implementasi Keputusan Stratejik (Suatu Studi di Universitas Negeri Makassar). Jurnal Administrasi Publik, (Online), Vol. 1, No. 1. (https://www.ojs.unm.ac.id/ index.php/iap/article/ download/125/18, Diakses 18 Maret 2014). Mahtika, Hanafie. 2007. Pengambilan Keputusan Stratejik . Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit . Jakarta: Grasindo Pangewa, Maharuddin. 2008. Mengenal Subtansi Ilmu Administrasi. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta. http://www.uny.ac.id/berita/penerimaan-sm3t-di-kabupaten-ende.html
13