LAPORAN PRAKTIKUM MINGGU KE 5 ASPEK GIZI PENGOLAHAN PANGAN UJI PENGARUH PEMANASAN DAN pH TERHADAP STABILITAS KANDUNGAN IODIUM GARAM
Oleh : KELOMPOK 5 1.
Naufal Irfan Fadhil
(16733044)
2.
Meisuri rahmawati
(16733039)
3.
Resta Marantika
(16733051)
4.
Resta Nanda Isnaini
(16733053)
5.
Risky Puji Rahayu
(16733056)
6.
Wahyu Cahya Ningsih (16733067)
7.
Yudha Pratama
(16733070)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2018
BAB I PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1.1 Bahan dan Alat Bahan
Alat
Garam meja
Bulp dan Pipet volume
Garam Dapur
Erlenmeyer
KOI3 standar
Buret
KI 20%
Hot plate
HCL 0,1 N
Beaker glass
Na2S2O3 0,1N dan 0,01N Indikator amilum
1.2 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, 2. Menyiapkan larutan thio Na2S2O3 0,001N 3. Menyiapkan larutan KIO3 50 ppm 4. Menyiapkan sampel garam sesuai perlakuan yang telah ditentukan (tanpa perlakuan, perlakuan panas, perlakuan pH) 5. Memipet 5ml KIO3 50 ppm kedalam erlenmeyer yang berisi sampel, 6. Menambahkan 2ml larutan KI15%, 7. Menambahkan 5ml HCL 0,01N, 8. Menambahkan amilum 1% sebanyak 2-3 tetes, 9. Menitrasi dengan larutan thio Na2S2O3 0,001N sampai tidak berwarna,kemudian hitung dengan rumus yang telah ditentukan;
KIO3 sampel garam (ppm)= x kons KIO3 standar (ppm)
1.3 Diagram Alir
Siapkan alat dan bahan
Siapkan larutan thio Na2S203 0,001N
Siapkan larutan KIO3 50ppm
Siapkan sampel garam sesuai dengan perlakuan
Pipet 5ml KIO3 50ppm kedalam erlenmeyer yang berisi sampel
Tambahkan 2ml KI 15%
Tambahkan 5ml HCL 0,01N
Tambahkan amilum 1% sebanyak 2-3 tetes
Titrasi dengan Na2S2O3 0,001N sampai tidak berwarna
1.4 Hasil Pengamatan
Kel.
1
2
3
4
5
Sampel
Garam dapur sinar indah dengan perlakuan panas dan pH Garam meja daun 5% perlakuan pH 5 Garam dapur sinar indah perlakuan panas Garam meja revina tanpa perlakuan 5% Garam dapur tanpa perlakuan 5%
ml Titrasi
ml titrasi
Hasil
standar
sampel
Perhitungan
10,35ml
0,8ml
3,38ppm
10,35ml
1,1ml
5,34ppm
10,35ml
1,4ml
6,7ppm
10,35ml
1,1ml
5,34ppm
10,35ml
0,5ml
2,43ppm
BAB II PEMBAHASAN Iodium merupakan mineral yang termasuk unsur gizi esensial walaupun jumlahnya sangat sedikit di dalam tubuh, yaitu hanya 0,00004% dari berat tubuh atau sekitar 15-23 mg. Itulah sebabnya iodium sering disebut sebagai mineral mikro atau trace element. Menurut literatur yang ada kandungan iodium pada garam dipengaruhi oleh waktu penyimpanan, kondisi penyimpanan, dan jenis garam, serta tempat dimana letak air laut sebagai bahan baku garam di ambil, sedangkan bahan pembungkus tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar iodium.Penyimpanan garam selama 9 bulan mengakibatkan penurunan kadar iodiumsebesar 21%. Sehingga perlu dicantumkan tanggal produksi pada garam beryodium untuk mencegah penyimpanan lebih lama.
Menurut hasil penelitian Hidayat, dkk(1998), menunjukan bahwa selama proses pengolahan dan penggunaannya akan terjadi penurunan kandungan iodium garam. Suasana asam dan panas, merupakan penyebab utama terurainya kalium iodat menjadi iod bebas yang bersifat mudah menguap. Pola penggunaan garam dalam bentuk garam dapur, ikut memicu kehilangan iodium dari garam. Suasana asam (bercampur dengan bumbu dan rempah-rempah) dan panas (saat pemasakan diduga telah menguraikan ikatan iodium dalam bentuk kalium iodat.
Pada
dasarnya penentuan kadar iodium pada garam dapat dilakukan dengan metode spektrofotometer, maupun dengan metode tirimeter. Karena kadar iodium pada garam yang relatif rendah (50ppm), maka penggunaan metode titrimetri harus dilakukan dengan metode mikro(mikrototrimeter). Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada garam dapur sinar indah dengan perlakuan panas dan pH dibutuhkan 0.8 ml titrasi sampel dengan hasil perhitungan 3,38ppm, pada sampel garam meja daun 5% perlakuan pH 5 dibutuhkan 1,1ml titrasi dengan hasil perhitungan 5,34ppm, lalu pada sampel garam dapur sinar indah perlakuan panas dibutuhkan sebanyak 1,4ml titrasi dengan hasil perhitungan 6,7ppm, dan pada sampel garam meja revina tanpa perlakuan 5% dibutuhkan 1,1ml tirtasi dengan hasil perhitungan 5,34ppm, kemudian pada sampel garam dapur tanpa perlakuan 5% dibutuhkan 0,5ml dengan hasil perhitungan 2,43ppm. Pada sampel garam dengan perlakuan panas dan pH sangat berpengaruh terhadap stabilitas iodium pada garam, ditujunkan pada sampel pertama yang diketahui bahwa kadar iodium paling sedikit dibandingkan dengan sampel garam dengan perlakuan panas, sampel perlakuan pH, dan sampel garam tanpa perlakuan. Sehingga dapat diketahui perlakuan panas dan pH dapat menurunkan/ mempengaruhi stabilitas kadar iodium pada garam.
BAB III KESIMPULAN 1. Iodium pada garam dipengaruhi oleh waktu penyimpanan,kondisi
penyimpanan, dan jenis garam, serta tempat dimana letak air laut sebagai bahan baku garam di ambil. 2. Suasana asam dan panas saat pemasakan dapat mengurangi/mempengaruhi
stabilitas kadar iodium pada garam. 3. Kadar iodium tertinggi terdapat pada sampel garam dapur sinar indah
dengan perlakuan panas yaitu 6,7ppm. 4. Kadar iodium terendah terdapat pada sampel garam dapur tanpa perlakuan
5%
BAB IV DAFTAR PUSTAKA Muchtadi, D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Petunjuk Laboratorium. PAUIPB. Bogor. Sinta Mukhti Permatasar,dkk. ISSN 2579-8588. Darussalam Nutrition J ournal, Mei 2017, 1(1):8-15. Uken S.S Sutrisno,dkk.Penelitian Gizi dan Makanan 1985, 8:20-28.
BAB V LAMPIRAN