UJI STABILITAS Sarmoko, 2009 Uji stabilitas dimaksudkan untuk menjamin kualitas produk yang telah diluluskan dan beredar di pasaran. Dengan uji stabilitas dapat diketahui pengaruh faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban terhadap parameter –parameter stabilitas produk seperti kadar zat aktif, pH, berat jenis dan net volume sehingga dapat ditetapkan tanggal kedaluwarsa yang sebenarnya. Berdasarkan durasinya, uji stabilitas dibagi menjadi dua, yakni: Uji stabilitas jangka pendek (dipercepat) Uji stabilitas jangka pendek dilakukan selama 6 bulan dengan kondisi ekstrim (suhu 40±20C dan Rh 75% ± 5%). Interval pengujian dilakukan pada bulan ke – 3 dan ke-6. Uji stabilitas jangka panjang (real time study) Uji stabilitas jangka panjang dilakukan sampai dengan waktu kedaluwarsa produk seperti yang tertera pada kemasan. Pengujiannya dilakukan setiap 3 bulan sekali pada tahun pertama dan setiap 6 bulan sekali pada tahun kedua. Pada tahun ketiga dan seterusnya, pengujian dilakukan setahun sekali. Misalkan untuk produk yang memiliki ED hingga 3 tahun pengujian dialkukan pada bulan ke-3, 6, 9, 12, 18, 24 dan 36. Sedangkan produk yang memiliki ED selama 20 bulan akan diuji pada bualn ke-3, 6, 9, 12, 18 dan 20. Untuk uji stabilitas jangka panjang, sampel sampel disimpan pada kondisi: dengan suhu 30+-20C dan Rh 75+-5% untuk menyimpan Ruangan produkprodukdengan klaim penyimpanan pada suhu kamar. dengan suhu 25+-20C dan Rh 75+-5% untuk menyimpan Ruangan produkprodukdengan klaim penyimpanan pada suhu sejuk. Ruangan untuk uji stabilitas dibagi menjadi empat bagian, yaitu: a) Ruangan dengan suhu 40±20C dan Rh 75% ±5% b) Ruangan dengan suhu 30±20C dan Rh 75 %±5% c) Ruangan dengan suhu 25±20C dan Rh 40% ±5 % d) Ruangan dengan suhu 40±20C dan Rh ≤ 35% Climatic chamber
Climatic chamber, suhu dan kelembaban yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Climatic chamber ini biasa di-setting pada suhu 25±20C dan Rh 75±5%. Uji stabilitas dilakukan terhadap produk baru atau setiap kali terjadi perubahan proses produksi (alat baru atau metode pengolahan), perubahan formula, perubahan bahan awal dan bahan pengemas. Sedangkan pada produk yang sudah tervalidasi namun tidak mengalami perubahan selama proses produksi maka dilakukan post marketing stability test. Post marketing stability test dilakukan dengan mengambil sampel dari salah satu batchpertahun dari suatu produk, kemudian dilakukan pengujian tiap 12 bulan sekali hingga masa kedaluwarsanya. Pemantauan terhadap finished goods retained sample juga dilakukan. Untukretained sample dengan klaim penyimpanan pada suhu kamar, disimpan pada ruangan bersuhu 300C dengan kelembapan yang tidak ditentukan. Retained sample diambil untuk setiap batch dengan diambil secukupnya untuk dapat dilakukan dua kali analisis. Retained sample yang diambil meliputi produk jadi, raw material dan bahan kemas. Retained
sample produk jadi dengan klaim penyimpanan pada kondisi sejuk, disimpan di ruangan ber AC. Finished goods retained sample disimpan sampai satu tahun setelah kedaluwarsanya. Oleh: Sarmoko Apt
uji stabilitas produk biologi & bioteknologi yang termasuk produk biologi merupakan protein atau polipeptida serta turunan dari keduanya, atau produk medik yang terdiri dari komponen protein maupun polipeptida serta turunan keduanya. Biasanya didapat dari hasil isolasi jaringan, cairan tubuh, kultur sel, atau diproduksi dari teknologi rDNA. Contoh nyata dari produk biologi adalah, vaksin, insulin, eritropoietin, aktivator, faktor plasma darah, growth hormone, antibodi monoklonal, sitokin, dll. sebagai suatu produk biomedik yang nantinya akan disimpan dalam waktu tertentu dan akan mengalami suatu degradasi konsentrasi karena tidak stabilnya komponen yang terkandung di dalamnya, maka diperlukan adanya uji stabilisasi terhadap produk biomeik ini, dengan harapan akan didapat waktu atau batas maksimum penyimpanan, dan kondisi penyimpanan yang maksimum yang akan memberikan waktu penyimpanan yan g maksimum yang masih memberikan efek terapeutik. maka dari itu, perlunya adanya uji stabilitas terhadap produk biomedik, atau biologi atau bioteknologi. namun, produk biomedik ini tidak seperti produk biasa yang lainnya terdiri dari komponen bahan sintesis, sebab produk biomedik ini terdiri komponen protein sel suatu mikroorganisme atau organisme yang pastinya memiliki karakter dan kepekaan yang khas terhadapa faktor lingkungan seperti (temperatur, oksidasi, cahaya, muatan ion, dan pergeseran). oleh karenanya dalam uji stabilitas ini diperlukan suatu analisis terlebih dahulu mengenai komponen produknya meliputi analisis molekul yang meliputi fisikokimia, imunokimia, dan biokimia. serta analisis kuantitatif yang dapat mengetahui jumlah produk yang terurai. sedangkan untuk uji waktu penyimpanan didasarkan pada kondisi dipercepat, real time & real condition. untuk pengujian stabilitas zat aktif diperlukan paling sedikit 3 batch dari keseluruhan, dengan waktu pengujian minimal 6 bulan, namun jika kurang dari waktu tersebut maka boleh dilaporkan apabnila terjadi kasus-kasus tertentu. kulaitas dari zat aktif harus sesuai dengan data yang representatif seperti uji praklinik, klinik dan manufaktur. selanjutnya, wadah yang digunakan pada saat pengujian adalah wadah dengan bahan dan jenis yang sama ketika proses manufacture. selama proses pembuatan, adanya produk intermediate perlu diperhatikan dengan menentukan kualitas dan kuantitasnya serta tidak lupa pengendaliaannya pada produk akhir, dan batasan yang diperbolehkan untuk tetap menjaga kestabilan dari zat aktif yang berada dalam produk. untuk stabilisasi produk akhir, memiliki perlakuan yang sama dengan uji stabilisasi bulk pada zat aktif, yang memerlukan paling sedikitnya 3 batch dari keseluruhan produk akhir yang mampu menggambarkan kondisi keseluruhan batch produk akhir, dan dilakukan minimal 6 bulan, namun apabila uji stabilitas dilakukan kurang dari 6 bulan maka diwajibkan melaporkan pada waktu-waktu tertentu terjadinya suatu kasus yang penting, sehingga nantinya didapat waktu kadaluarsa yang benar2 relevan. untuk pemilihan 3 batch tersebut didasari dengan konsentrasi yang sama tiap produk yang dihsilkan. namun, apabila tiap
batch memilki satuan unit konsentrsi yang berbeda maka pengujian dilakuakn dengan cara sistem matriks atau bracketing. sebenarnya, untuk penentuan kondisi mutlak dari suatu produk biologi tidak ada parameter tunggal mengenai karakteristik/stabilitasnya, hal ini harus disesuaikan dengan pofil dari komponen biologinya sendiri yang masih memberikan jaminan kemurnian, komposisi, dan potensi yang bisa dideteksi dari produk tersebut. namun, secara garis besar untuk mendalami karakteristik an stabilitas ari produk biomedik diperlukan adanya protokol, potensi, kemurnian, dan karakter lain yang mendukung. Protokol sendiri berupa seluruh informasi mengenai karkateristik dan profil kemurnian suatu komponen biologi yang menunjukkan kestabilannya sepanjang waktu penyimpanan yang diusulkan. hal ini dapat diperoleh dengan metode statistika\. sedangkan potensi merupakan kemampuan khusus atau kapasitas dari suatu komponen biomedik yang akan memberikan efek sesuai yang diharapkan, dengan cara metode kuantitatif. adanya proses deamidasi, glikolisasi dan proses heterogenasi lainnya maka uji kemurnian dari zat aktif ini sulit ditentukan. pada akhirnya ada berbagai metode yang bisa digunakan namun yang menjadi fokus utama adalah yang benar2 pada proses tersebut memberikan efek degradasi dari zat aktif sehingga akan terlihat jelas perbedaan antara zat aktif yang memang masih murni dengan yang tidak. namun, pada biasanya digunakan analisis dengan metode imunokimia, biokimia dan fisiko kimia, yang menitikbertakan apda karakteristik zat aktif seperti ukuran, hidorfobisitas, dan mutannya. karakteristik lain juga bisa dijadikan sebagai parameter dari kestabilitasannya, seprti penampakan visual, pH, kelembaban serbuk, partikulat yang nampak, sterilitsa, eksipien yang ikut terlibat dalam pembuatan produk yang asetidaknya akan merubah kestabilan dari zat aktif dan produk, seta jenis wadah yang digunakan selama penyimpanan. kondisi penyimpanan inilah yang sangat rentan akan kestabilan suatu produk sebab, pada tahap penyimpanan ini akan memakan waktu yang cukup lama menunggu sampai produk tersebut digunakan oleh orang yang membutuhkan, dan karena waktunya yang cukup lama ini maka nilai kestabilan dari produk sangat diperhaitikan. faktror-faktor yang mempengaruhi kondisi penyimpanan diantaranya: 1. temperatur, disesuaikan dengan data profil komponen biologi yang diajukan di awal pengujian 2. kelembaban, disesuaikan dengan data profil komponen biologi yang diajukan di awal pengujian 3. cahaya, disesuaikan dengan data profil komponen biologi yang diajukan di awal pengujian 4. kondisi tekanan dan waktu yang dipercepat, dari pemilihan kondisi ini diharapkan akan di dapat data berupa waktu kadaluarsa, metode validasi analisis, informasi stabilitas produk yang lebih baik untuk pengembangan lebih lanjut, profil yang lebih lengkap mengenai degradasi zat aktif akibat faktor lingkungan 5. wadah & penutup, jenis dan dari bahan2 yang berbeda diharapkan memberikan data yang lengkap mengenai interaksi antara zat aktif yang terkandung dlaam produk dengan bahan penyusun wadah & penutupnya, namun dipilih yang memberikan paling sedikit interaksi dan masih tetap menjamin mengenai potensi, kulaitas, dan kemurniannya. 6. pemulihan produk setelah proses freeze and dry, hasil akhir disesuaikan dengan negara tujuan produk didistribusikan
untuk lamanya uji stabilitas berlangsung sekitar 0,5-5 tahun, dengan lamanya frekuensi pengujian sebagai berikut: Lamanya Waktu Uji
Bulan Pengujian
0,5 tahun
0, 3, 6
1 tahun
0, 3, 6, 9, 12
2 tahun
0, 3, 6, 9, 12, 18, 24
3 tahun
0, 3, 6, 9, 12, 18, 24, 36
4 tahun
0, 3, 6, 9, 12, 18, 24, 48
5 tahun
0, 3, 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, 60