WATERPROOFING
Diajukan untuk: Memenuhi tugas mata kuliah Struktur Kontruksi dan Bahan II
OLEH: DELFI ASTARI (1404104010029)
DOSEN PEMBIMBING: RIZA PRIANDI, ST, MT NIP: 19700610 199802 1 002
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Laporan yang berjudul ”Waterproofing ”, dan dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas final mata kuliah Struktur Konstruksi dan Bahan II. Dalam menyelesaikan makalah ini,penyusun telah dibantu, dibimbing dan di dukung oleh orang-orang yang berada di sekitar penulis, maka dari itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1.
Orangtua penulis yang telah member dukungan selama ini.
2.
Dosen Jurusan Arsitektur Universitas Syiah Kuala, khususnya Bapak Riza Priandi, ST, MT. selaku dosen mata kuliah Struktur Konstruksi dan Bahan II.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih harus di sempurnakan,tetapi penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Banda Aceh, 28 November 2016 Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................. ..................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ................................................... ............................................................1 1.1 Latar Belakang ................................................... ........................................................................ 1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................................................. BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................................... 2.1 Pengertian dan Fungsi Waterproofing .................................................................................... 4.2 Penerapan Waterproofing ......................................................................................................... 4.2.1 Jenis-jenis Waterproofing ...................................................................................................... BAB III KESIMPULAN .................................................................................................................. 5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ............................................... ........................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beton merupakan salah satu elemen penting dalam bangunan, peruntukannya untuk menopang kokohnya suatu bangunan. Terkadang pada bagian bangunan tertentu beton diharuskan ditempatkan pada lokasi yang bersentuhan dengan tekanan air. Untuk itu pada lokasi-lokasi tertentu yang mengharuskan beton kontak dengan air / tekanan air, seperti: basement, kolam renang, tanki air, dak beton, dll, harus menggunakan waterproofing untuk menghindari permasalahan seperti perembesan air yang membuat beton menjadi keropos.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut; a. Memenuhi tugas mata kuliah Struktut kontruksi dan bahan II. b. Memahami pengertian dan kegunaan dari waterproofing. c. Mengetahui jenis-jenis dari waterproofing. d. Mengerti cara pemasangan serta kriteria penggunaan waterproofing pada bangunan.
4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian dan Fungsi Waterproofing
Waterproofing adalah sebuah prosedur yang dilakukan untuk membuat sebuah objek menjadi tahan atau kedap terhadap air. Sebuah konstruksi bangunan biasanya menggunakan lapisan waterproof untuk melindungi dan menjaga ketahanan struktur bangunan tersebut. Ruangan yang umumnya diberi lapisan waterproof adalah ruangan basement , atap dan area basah lainnya. Air dapat masuk ke ruangan bawah tanah ataubasement melalui engsel, dinding atau lantai. Jika tidak dilindungi dengan sempurna, bangunan Anda akan mengalami kerusakan karena air. Beton sejatinya tersusun dari material yang tidak kedap air. Beton biasa yang telah keras menyerupai spons yang padat (berpori) sehingga bersifat absorbtif (mudah menyerap cairan). 6 – 12 % dari volume beton adalah kapiler dan rongga. Kapiler kapiler secara aktif “menghisap” kelembaban, atau cairan yang dapat masuk tanpa perlu adanya tekanan. Asam yang terikut dalam resapan cairan dapat mengakibatkan korosi pada tulangan beton (kegagalan struktur), serta dapat menyebabkan beton selalu lembab, sehingga jika terjadi retak, kebocoran tidak dapat dihindarkan.
5
2.2 Penempatan Penggunaan Waterproofing
Waterproofing atau Water-resistant menggambarkan objek yang tidak terpengaruh oleh air atau tahan terhadap peresapan / masuknya air, atau bisa juga objek yang terlindungi oleh material yang tahan atau menghalangi masuknya air. Material tersebut biasanya digunakan di lingkungan basah atau berada dibawah tekanan air.Dibidang kontruksi, Waterproofing digunakan di bangunan seperti di basement, dak beton, gutter , tempat-tempat lembab, toilet, dll. Sebuah gedung atau struktur bangunan membutuhkan waterproofing karena beton tidak bisa tahan air atau berfungsi waterproof dengan sendirinya. 2.3 Jenis-Jenis Waterproofing
Ada beberapa jenis waterproofing yang beredar di pasaran, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, diantaranya: a) Waterproofing Membran
Gambar 2.3.1 pemasangan waterproof membran Sumber: google.com Merupakan perlindungan dengan meggunakan membran atau lembaran yang terbuat dari karet terhadap permukaan struktur . Biasanya dipergunakan untuk struktur dak atau atap beton. Lembaran membran di susun sesuai dengan keperluan seluruh permukaan struktur yang dilindungi. Waterproofing dengan jenis membran terbuat dari bahan monomer kimia, etilena, propilena yang dicampur dengan bahan karet. Sehingga campuran ini akan membentuk senyawa yang kuat dan padan dimana akan tahan terhadap perubahan cuaca dari panas matahari dan hujan. Dengan pemasangan yang sempurna maka permukaan akan tahan terhadap rembesan air dan juga tahan untuk menahan genangan air
6
Cara pemasangan waterproof membran:
Pembersihan lokasi, pasang camper/pinggulan tiap-tiap pertemuan lantai & dinding. Primer dengan alat kuas/rol cat. Aplikasikan waterproofing membrance yang dipasang dengan alat torching dan elpiji, tekan hingga rata. Pasang screen proteksi . Usahakan waterproofing tidak terkena benda tajam seperti paku dsb.
Keterangan mengenai produk Membran :
Membran membutuhkan perawatan yang lebih rumit karena rentan terhadap kerusakan sewaktu aplikasi atau pun sesudah terpasang Aplikasi / pemasangan membran membutuhkan waktu, sehingga mempengaruhi waktu selesainya proyek serta biaya operasional yang dikeluarkan. Umur membran hanya bertahan sekitar 10 sampai 15 tahun, setelah itu perlu penggantian secara berkala. Jika Membran diaplikasi di atap, podium atau watertank mungkin masih bisa diganti setiap 10 atau 15 tahun, tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan jika membran digunakan di basement. Jika ada retak pada beton dan ada sedikit lubang atau kerusakan pada membran, perbaikan akan sangat sulit dilakukan. Jika membran di atap atau Watertank permukaan screed dapat dibongkar untuk melakukan repair, tetapi jika di basement hal ini tidak dapat dilkukan karena berada di bawah slab beton dan sumber bocor akan sangat sulit ditemukan, sehingga tidak dapat menyumbat langsung di sumber kebocoran.
b) Waterproofing Coating
Gambar 2.3.2 pemasangan waterproofing coating Sumber: google.com
7
Waterproofing coating merupakan perlindungan rembesan dengan menggunakan bahan polimer berbentuk bahan cat untuk menutup permukaan struktur yang dilindungi. Umumnya digunakan untuk perlindungan dinding, bak, tanki dan juga dapat dipergunakan untuk perlindungan terhadap permukaan kayu. Untuk permukaan luas dan perlindungan yang lebih kuat dapat menggabungkan dengan bahan polyester pada permukaan yang dilindungi. c) Waterproofing Flashband Self Addhisive
Gambar 2.3.3 F lashband self addhesive Sumber: google.com Flashband Self Adhesive adalah perlindungan rembesan dengan menggunakan lembaran flashbandyang berbentuk lembaran direkatkan pada bagian permukaan struktur yang akan dilindungi. Lembaran ini terdiri dari beberapa lapisan yang terdiri dari lapisan lembaran karet, membran polyester, aluminium foil dan lapisan cat penutup. Biasanya digunakan untuk pelindung permukaan atap, beton, lantai, dan sebagainya. d) Waterproofing Integral
Gambar 2.3.4 Waterproofi ng i ntegr al Sumber: google.com Integral Waterproofing merupakan modifikasi dalam bidang waterproofer. Aplikasinya yang langsung ditambahkan kedalam beton dapat mempermudah dan mempersingkat waktu pelaksanaan proyek.
8
e) Cementitious Waterproofing
Gambar 2.3.5 Penggunaan waterproofing camentitious Sumber: google.com Cembrasproof adalah bahan yang telah diformulasikan secara baku yang terdiri dari campuran "special cementation chemical" dan larutan "waterproofing agent". Cembrasproof mampu melindungi dari rembesan, uap air dan tekanan air yang terjadi. Cembrasproof juga mampu memperbaiki dinding dari rembesan air. f) Waterproofing Pasta Logam .
Gambar 2.3.6 waterproofing pasta logam Sumber: google.com Perlindungan rembesan dilakukan dengan menggunakan bahan logam yang dibuat dalam bentuk pasta , dimana pasta ini di oleskan terhadap permukaan yang akan dilindungi . Bahan dibuat dari biji baja galvanis sehingga pasta tidak mudah berkarat . Biasanya digunakan pada permukaan yang ditujukan untuk menutupi celah permukaan.
9
g) Waterstop, Pencegah bocor di sambungan beton. Pada beton waterproof yang telah dipadatkan dengan benar, tidak akan ditemui air. Oleh karena itu, hanya sambungan beton atau lubang yang menembus beton waterproof yang harus ditutup rapat.
Gambar 2.3.7 Waterproofing watersop Sumber: google.com Direkomendasikan penggunaan Waterstop pada sambungan beton. Waterstop yang digunakan merupakan jenis waterstop yang fleksibel yang terbuat dari bahan Butyl Rubber yang mengembang ± 10 hari setelah terekspos air. Penggunaannya dikombinasikan dengan lem yang dapat merekat kuat sekalipun diaplikasikan pada kondisi beton lembab atau basah.
Gambar 2.3.8 Pemasangan waterproofing waterstop pada lubang sambungan beton Sumber: goole.com
10
h) Waterproofing injeksi beton
Gambar 2.3 9 Waterproofing I njeksi Sumber: Google.com Injeksi beton adalah salah satu metode perbaikan untuk menangani terjadinya penetrasi air yang menembus tebalnya beton, baik itu akibat dari beton yang keropos ataupun beton yang mengalami retak atau pecah. Metode perbaikan bocor ini terdapat tiga metode, diantaranya:
High Pressure Injection dengan menggunakan material Polyurethane atau sering di singkat dan disebut PU Injeksi dengan menggunakan Semen dan tambahan bahan admixture perbaikan dengan maenggunakan cement based waterplug
Gambar 2.3.10 high pressure injection Sumber: google.com Dari ketiga metoda tersebut pengerjaan yang paling baik adalah menggunakan metode haigh presure injection (material polyruthena), metode ini mengisi seluruh rongga dengan maksimal yang terdapat pada beton dalam kondisi celah kecil maupun celah besar. Polyurethena akan mengembang dan membentuk busa padat sehingga resiko perpindahan air pada beton dapat diminimalisir. Area yang pada umumnya rentan terhadap kebocoran:
11
basement
groung water tank
roof deck
construction joint
kolam renang
tunnel atau terowongan
dan struktur bawah tanah lainnya
12
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan
Pada dasarnya waterproofing memiliki fungsi yang sama yakni menjadikan bagian tertentu pada bangunan menjadi kedap air sehingga tidak keropos dan kekuatan pada struktur bangunan tetap terjaga. Ada beberapa jenis dari waterproofing, pembagian ini sesuai dengan kriteria penggunaannya terhadap bangunnan sesuai dengan penempatan dan masalah pada bangunan. Pemilihan jenis waterproofing terhadap penempatannya di dalam bangunan sangat penting karena akan menentukan kuat\kokohnya bangunan tersebut terhadap rembesan air sehingga usia pemakaian bangunan dapat lebih lama.
13
DAFTAR PUSTAKA
14