1.) skenario KEKURANGAN CAIRAN Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan saat mengikuti orientasi pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik: tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke RS, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS penderita segera diberikan infus cairan elektrolit. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan : kadar natrium : 130mEq/L (Normal=135-147), kalium :2,5mEq/L (normal= 3.5-5.5) dan klorida : 95mEq/L (normal= 100-106). Setlah kondisi membaik, pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika islam. 2.) Kata sulit 1. Larutan: Campuran dua atau lebih zat homogen yang bersifat solute dan solvent. 2. Infus: Pemasukkan obat dsb (cairan) tanpa tekanan istimewa melalui pembuluh darah atau rongga badan. 3. Pingsan: Kehilangan kesadaran yang terjadi secara mendadak. 4. Elektrolit: Substansi yang mengalami disosiasi (ionisasi) di air dan menyebabkan larutan tersebut memiliki konduktivitas terhadap listrik. 5. Kalium: Kation utama dalam cairan intraselular. 6. Natrium: Kation utama dalam cairan ekstraselular. 7. Klorida: Anion utama dalam cairan ekstrasel. 8. Cairan tubuh: Larutan yang terdiri dari solute dan solvent. 3.) Pertanyaan sementara 1. Apakah perbedaan antara cairan dan larutan? 2. Mengapa pada orang yang mengalami dehidrasi diberikan infus cairan elektrolit? 3. Apa saja jenis-jenis dehidrasi? 4. Larutan apa saja yang bisa digunakan sebagai pengganti cairan tubuh? 5. Apa saja penyebab dehidrasi? 6. Apa kegunaan natrium bagi tubuh? 7. Berapa kapasitas minimal cairan yang harus dikonsumsi dalam per hari? 8. Bagaimana etika minum yang baik dan benar sesuai ajaran Islam? 9. Bagaimana mekanisme tubuh saat terjadi dehidrasi? 10. Bagaimana pertolongan pertama dalam menangani dehidrasi? 11. Apakah pemberian infus lebih efektif dibandingkan dengan konsumsi minuman pengganti cairan tubuh? 12. Apa saja komplikasi dehidrasi? 13. Mengapa dehidrasi dapat menyebabkan lemas, bibir pecah-pecah, dan lidah kering? 4.) Jawaban sementara 1. Cairan: Terdiri dari solute dan solvent. 2. Larutan: Terdiri dari dua zat yang membentuk fasa homogen. 3. Karena di dalam cairan elektrolit pada infus, terdapat kalium, natrium, dan klorida yang dapat menyeimbangkan CES dan CIS. 4. Dehidrasi ringan: Kekurangan cairan 5% dari volume total cairan tubuh Dehidrasi sedang: Kekurangan cairan > 5 – 10% dari volume total cairan tubuh 1
Dehidrasi berat: Kekurangan cairan > 10% dari volume total cairan tubuh Cairan elektrolit berupa oralit yaitu larutan garam dan gula, dan air kelapa. 5. Kurang minum (intake
6.) Sasaran belajar 2
L.I.1 memahami dan menjelaskan Larutan dan Cairan L.O.1.1 Definisi Larutan dan Cairan L.O.1.2 Jenis Larutan dan Cairan L.O.1.3 Sifat-sifat larutan dan cairan L.O.1.4 Perbedaan larutan dan cairan L.O.1.5 Faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat dalam sel L.I.2 memahami dan menjelaskan Elektrolit L.O.2.1 Definisi L.O.2.2 Jenis L.O.2.3 Fungsi L.O.2.4 Defisiensi L.O.2.5 Mekanisme Cairan dan Elektrolit pada Manusia L.I.3 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi (Gangguan Keseimbangan Cairan danElektrolit pada Manusia) L.O.3.1 Definisi Dehidrasi L.O.3.2 Jenis-Jenis Dehidrasi L.O.3.3 Gejala Dehidrasi L.O.3.4 Mekanisme Dehidrasi L.O.3.5 Penanganan Dehidrasi L.O.3.6 Pencegahan Dehidrasi L.I.4 Etika Minum sesuai ajaran Islam L.O.4.1 Al-Qur’an L.O.4.2 Hadist
L.I.1 memahami dan menjelaskan Larutan dan Cairan 3
L.O.1.1 Definisi Larutan dan Cairan Larutan merupakan campuran zat dengan sifat homogen yang terdiri dari solute dan solvent. Solute dan solvent dapat berupa zat padat, zat cair, dan zat gas. Cairan merupakan cairan yang terdiri dari solute atau airdan solvent atau zat terlarut yang sangat diperlukan bagi tubuh. Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat/gas. (Sukmariah, M., &Kamianti, A. 1990. Kimia kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara) Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Cairan sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Cairan di dalam tubuh sebanyak 60% dari berat tubuh atau 2/3 dari berat tubuh. (Mima & Swearingen,1995) Larutan adalah Campuran homogen yang terdiri atas dua komponen (zat) atau lebih. Komponen yang jumlahnya sedikit disebut solut (zat terlarut) komponen yang jumlahnya lebih banyak disebut solvent (pelarut). Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom maupun ion dari dua zat atau lebih. Larutan adalah suatu homogen satu zat atau lebih yang tersebar secara molekular dalam jumlah medium pelarut secukupnya. (Kamus Kedokteran Dorland edisi 29). L.O.1.2 Jenis Larutan dan Cairan Larutan dapat diklasifikan berdasarkan: A. berdasarkan fasanya Solvent (pelarut) contoh
Solute (terlarut)
Contoh
Zat cair Zat cair Zat cair Gas Gas Gas Zat padat Zat padat Zat padat
Zat cair Gas Zat padat Zat cair Gas Zat padat Zat cair Gas Zat padat
Alkohol Asetilen Garam Minyak wangi He Naftalen Hg H2 Ag
Air Aseton Air Udara O2 O2 Cd Pd Au
Contoh campuran Spiritus Zat untuk las Larutan garam Spray Gas utk las Kamfer Amalgam gigi Gas oven
B. berdasarkan kejenuhannya
larutan tak jenuh, yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh atau dengan kata lain partikelpartikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Qc < Ksp
Larutan jenuh, yaitu larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat lagi melarutkan solute. Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute yang larut dan yang tidak terlarut. Qc = Ksp
4
Larutan sangat jenuh (lewat jenuh), yaitu larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat pelarut dengan kata lain zat pelarut tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga membentuk endapan. Qc > Ksp
C. daya hantar listrik larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Kekuatannya tergantung pada nilai koefisien ionisasinya (α). Nilai α berkisar dari : 0 – 1. Elektrolit kuat memiliki α=1, sedangkan elektrolit lemah memiliki koefisien ionisasi pada kisaran 0<α<1. Larutan non elektrolit, yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini memiliki nilai koefisien ionisasi α=0.
Jenis cairan Ada dua kompartemen cairan dalam tubuh manusia, kompartemen ekstraseluler yang terdiri dari plasma dan interstisial. Ada juga kompartemen interseluler. 1) Kompartemen Cairan Intrasel (CIS) Cairan intrasel dipisahkan dari cairan ekstrasel oleh membrane sel yang sangat permeable terhadap air, tetapi tidak permeable terhadap sebagian besar elektrolit dalam tubuh. Komposisi dari cairan intrasel terdiri dari kation kalium dan anion phosphate dalam jumlah yang sangat besar. Ditambah ion magnesium dan sulfat dalam jumlah sedang. Dalam intrasel juga mengandung sejumlah besar protein,hampir empat kali jumlah protein plasma 2) Kompartemen Cairan Ekstrasel (CES) Dalam CES, dibagi menjadi 3 yaitu cairan interstitial, intravascular, dan transeluler. Cairan interstitial adalah cairan antar sel, yang berada diantara sel-sel. Cairan intravaskuler adalah cairan yang berada dalam pembuluh darah. Cairan transeluler adalah cairan yang terkandung dalam rongga-rongga khusus interstisial dan plasma. Keduanya dibatasi oleh membrane kapiler yang sangat permeable kecuali oleh protein plasma sehingga protein di plasma lebih banyak terdapat daripada di interstisial. Karena protein plasma mempunya muatan akhir negative, jadi pada plasma lebih banyak terdapat kation (natrium) sedangkan pada interstisial lebih banyak terdapatanion (klorida). Komposisi cairan ekstrasel diatur oleh ginjal sehingga akan menjaga konsentrasi elektrolit tubuh.
5
L.O.1.3 Sifat-sifat larutan dan cairan 1. Diameter partikel< 1 nm 2. Terdiri dari 1 fase saja 3. Jernih 4. Tidak dapat disaring 5. Sifatnya homogen 6. Cepat berdifusi 7. Gerak brown tidak terlihat 8. Stabil L.O.1.4 Perbedaan larutan dan cairan 1. Larutan Campuran homgen antara dua zat atau lebih dikenal sebagai larutan. Suatu campuran dikatakan homogen karena susunannya seragam sehingga tidak teramati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optik. Larutan terdiri atas zat pelarut (solven) dan satu atau lebih zat terlarut (solut). Komponen yang jumlahnya sedikit disebut solut (zat terlarut). Komponen yang jumlahnya lebih banyak disebut solven (zat pelarut). Baik solute maupun solvent dapat berwujud padat, cair, atau gas. 2. Cairan Cairan juga terdiri atas zat pelarut (solven) dan zat terlarut (solut) sama seperti larutan, tapi yang membedakannya dengan larutan yaitu, secara umum solven cairan hanya dapat berwujud cair, tidak dapat berwujud padat atau gas. Karena solven merupakan komponen yang jumlahnya banyak, maka hal itu yang membuat cairan secara umum berwujud cair.
L.O.1.5 Faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat dalam sel Suhu, pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut dengan suhu lebih rendah. Sifat solute dan solventnya (like dissolve like), solute akan mudah larut pada solvent yang memiliki sifat yang sama dengan solutenya. Solute polar akan mudah larut pada solvent polar, sedangkan solute nonpolar akan mudah larut pada solvent non polar. Tekanan, sangat berpengaruh pada gas, diatur oleh hukum henry C=Kp, contohnya pada minuman soda. Untuk fase padat cair, tekanan tidak berubah. Pengaruh ion sejenis, Adanya ion sejenis dalam larutan akan mengurangi kelarutan. Pengadukan, menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin seringbertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan menjadi semakin cepat. Ukuran zat terlarut, zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah larut dibandingkan dengan zat terlarut yang berukuran besar.
6
L.I.2 memahami dan menjelaskan Elektrolit L.O.2.1 Definisi Elektrolit adalah zat yang dalam bentuk cair atau larutannya dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk cair atau larutannya zat elektrolit terurai menjadi ion. Pada larutan elektrolit kuat terdapat komponen zat-zat terlarut dalam kandungan ion-ion hasil proses ionisasi. Jika dua macam larutan elektrolit direaksikan maka terjadi reaksi antara ionion yang terdapat di dalamnya sehingga disebut reaksi ion. L.O.2.2 Jenis Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini dibedakan atas: 1. ELEKTROLIT KUAT Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah: a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain. c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain 2. ELEKTROLIT LEMAH Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1. Yang tergolong elektrolit lemah: a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
7
Ada dua tipe elektrolit yang ada dalam tubuh, yaitu kation (elektrolit yang bermuatan positif) dan anion (elektrolit yang bermuatan negatif). Masing-masing tipe elektrolit ini saling bekerja sama mengantarkan impuls sesuai dengan yang diinginkan atau dibutuhkan tubuh. Beberapa contoh kation dalam tubuh adalah Natrium (Na+), Kaalium (K+), Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+).
Natrium - Kation utama CES - Normal range is 135-145 mEq/L - Kontributor terbesar dalam osmolaritas plasma - Fungsi - Berperan dalam pompa Na-K - Membantu memelihara volume darah - Membantu dalam taransmisi saraf dan kontraksi otot - Aldosteroneà meningkatkan retensi natrium - ANFà meningkatkan ekskresi natrium - Membantu absorpsi asam amino di usus dan ginjal Kalium - Kation terbanyak di CES - Normal range is 3.5-5.0 mEq/L - Elektrolit utama pemelihara keseimbangan CIVs - FUNGSI - Memelihara osmolaritas CIS - pengaliran saraf dan kontraksi otot - Memetabolisme karbohidrat, lemak dan protein - Aldosterone promotes renal excretion of K+ - Acidosis promotes exchange of K+ for H+ in the cell 8
-
Kalsium - kation utama pembentuk tulang dan gigi Normal serum range 8.5-10 mg/dL fungsi Penyusun dan mineral dalam tulang dan gigi kontraksi dan relaksasi muscular fungsi kardio pembekuan darah aktivasi enzim. Ex : G6PDehidrogenase untuk metabolisme bilirubin. merubah protombin menjadi trombin Magnesium Kation kedua setelah kalium dalam CIS Normal range is 1.3-2.1 mEq/L Fungsi Produksi intracellular dan penggunaan ATP Sintesis DNA dan protein neuromuscular irritability kontak hormon dan reseptor kofaktor enzim (G6PD,laktonase,transketolase) transpor fosfat (reaksi kinase)
Sedangkan anion adalah Klorida (Cl-), HCO3-, HPO4-, SO4-. -
Klorida Anion utama di CES Normal range is 95-108 mEq/L Fungsi Komponen utama di cairan lambung selain H+ Bersama dengan Na+, menjaga osmolaritas plasma Bertindak sebagai buffer kimia Fosfat Anion utama dalam CIS Normal range is 2.5-4.5 mg/L Fungsi Komponen tulang Dibutuhkan untuk pembentukan ATP Komponen DNA dan RNA PTHà decreases PO4 in blood by renal excretion Calcitoninà increases renal excretion of PO4 Bikarbonat Ada didalam CIS & CES Normal range- 22-26 mEq/L Fungsi Meregulasi keseimbangan asam - basa Komponen dalam sam bicarbonate-carbonic Sistem buffer
Dalam keadaan normal, kadar kation dan anion ini sama besar sehingga potensial listrik cairan tubuh bersifat netral. Pada cairan ektrasel (cairan diluar sel), kation utama adalah Na+ 9
sedangkan anion utamanya adalah Cl-.. Sedangkan di intrasel (di dalam sel) kation utamanya adalah kalium (K+). Disamping sebagai pengantar aliran listrik, elektrolit juga mempunyai banyak manfaat, tergantung dari jenisnya. L.O.2.3 Fungsi Secara kimiawi, elektrolit adalah zat yang menjadi ion dalam larutan dan mendapatkan kapasitas untuk menghantarkan listrik.Elektrolit yang hadir dalam tubuh manusia, dan keseimbangan elektrolit dalam tubuh kita sangat penting untuk fungsi normal sel dan organ tubuh kita.Elektrolit umum yang diukur oleh dokter dengan tes darah meliputi natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat.
L.O.2.4 Defisiensi Hiponatermia Hiponatermia (kadar natrium darah yang rendah) adalah konsentrasi natrium yang lebih kecil dari 136 mEq/L darah. Berdasarkan waktu terjadinya, dibagi menjadi: Hiponatremia kronik. Disebut kronik bila kejadian hipontaremia berlangsung lambat yaitu >48 jam. Pada keadaan ini tidak terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang. Gejala yang terjadi hanya ringan seperti lemas dan mengantuk. Kelompok ini disebut juga sebagai hiponatremia asimptomatik. Hiponatremia akut. Disebut akut bila kejadian hiponatremia berlangsung cepat yaitu < 48 jam. Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang erat seperti penurunan kesadaran atau kejang. Hal ini terjadi akibat adanya edema sel otak karena air dari ekstrasel masuk ke intrasel yang osmolalitasnya leih tinggi. Kelompok ini disebut juga sebagai hiponatremi simptomatik atau hiponatremia berat. penyebab asupan makanan o anoreksia nervosa o pemberian infus dekstrosa 5% yang berkepanjangan keluarnya natrium dari saluran pencernaan o muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna o operasi saluran cerna o bulimia o kehilangan potasium keluarnya natrium dari ginjal o gangguan tubulus ginjal o diuretik pengaruh hormon o penurunan hormon adreno-kortikal : penyakit kelenjar adrenal (addison) hipokalemia hipokalemia(kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3,4 mEq 10
penyebab asupan makanan o malnutrisi, kelaparan, diet yang tidak seimbang o anoreksia nervosa o alkoholisme keluarnya kalium dari saluran pencernaan o muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna o operasi saluran cerna, fistula saluran cerna o bulimia keluarnya kalium dari ginjal o fase diuresis (poliuria) gagal ginjal akut o diuretik, terutama diuretik yang tidak hemat kalium o hemodialisis, peritonela dialisis pengaruh hormon o penggunaan steroid, terutama kortison dan aldosteron dapat meningkatkan ekskresi kalium dan retensi natrium o sterss, menyebabkan peningkatan produksi steroid dalam tubuh o penggunaan licorice,(mengandung asam gliserat) memiliki efek seperti aldosteron gangguan fungsi selular o trauma, kerusakan jaringan, luka bakar, operasi o menyebabkan banyak kalium yang dilepaskan kedalam cairan intravaskular redistribusi kalium o alkalosis metabolik, menarik kalium masuk kedalam sel o insulin, menarik glukosa dan kalium ke dalam sel. Hipokloremia Hipokloremik (kadar klorida yang rendah dalam tubuh) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi klorida dalam darah kurang dari 96-106 mEq/L darah Ekskresi tergantung oleh natrium, jika tubuh kehilangan banyak natrium, tubuh pun akan kehilangan klorida. Tetapi, klorida juga dapat lebih banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi pilorus atau duodenum.
11
L.O.2.5 Mekanisme Cairan dan Elektrolit pada Manusia Kestabilan cairan tubuh terjadi karena adanya pertukaran cairan dan zat terlarut yang terusmenerus dengan lingkungan eksternal, dan dalam berbagai kompartemen tubuh lainnya. Asupancairan yang sangat bervariasi harus disesuaikan dengan pengeluaran yang sebanding dari tubuh untuk mencegah penurunan atau peningkatan volume cairan tubuh. Sumber utama pemasukan cairan tubuh ada 2, pertama berasal dari air atau cairan dalammakanan, yang normalnya akan menambah cairan tubuh sekitar 2100 ml/hari dan kedua berasal dari sintesis di tubuh sebagai hasil oksidasi karbohidrat yang menambah sekitar 200 ml/hari. Pengeluaran cairan tubuh dapat terjadi dari kehilangan air insensible melalui kulit dan paru- paru, kehilangan air lewat keringat, feses, dan ginjal. Volume keringat yang normal kira-kira 100 ml/hari namun ketika cuaca yang sangat panas atau selama aktivitas berat, kehilangan cairanmelalui keringat bisa mencapai 1-2 liter per hari. Jika tidak diimbangi dengan asupan untuk ditingkatkan dengan mengaktifkan mekanisme haus maka akan terjadi penurunan volume cairan tubuh dan berakibat gangguan keseimbangan cairan tubuh Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu a. Fase I Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal. 12
b. Fase II Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel c. Fase III Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :difusi, filtrasi, osmosis, transport aktif
1.
2.
3.
4.
1.
Regulasi cairan dan elektrolit tubuh Cairan tubuh tidak statis. Cairan dan elektrolit berpindah dari satu kompartemen ke kompartemen lain untuk memfasilitasi proses - proses yang terjadi dalam tubuh, seperti oksigenasi jaringan, respon terhadap penyakit, dan respon terhadap terapi obat. Cairan tubuh dan elektrolit berpindah melalui difusi, osmosis, transport aktif, atau filtrasi. Perpindahan tersebut bergantung pada permeabilitas membran sel atau kemampuan membran untuk ditembus cairan dan elektrolit. Proses pergerakan cairan tubuh antar kompertemen dapat berlangsung secara: Difusi Adalah proses ketika materi padat, partikel, seperti gula di dalam cairan, berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah,sehingga distribusi partikel dalam cairan menjadi merata. Osmosis Adalah perpindahan pelarut murni seperti air melalui membran semipermiabel yang berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi solute rendah ke tinggi. Kecepatan osmosis bergantung pada konsentrasi solute di dalam larutan, suhu larutan, muatan listrik solute. Dan perbedaan antara tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan. Tekanan osmotik larutan disebut osmolalitas, suatu larutan yang osmolitasnya sama dengan plasma darah disebut isotonik Filtrasi Adalah suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan. Proses ini bersifat aktif di dalam bantalan kapiler, tempat pembedahan hidrostatik tau gradient yang menentukan perpindahan air, elektrolit, dan substansi pelarut lain yang berada diantara cairan kapiler dan cairan intertisial. Transpor aktif Transpor aktif memerlukan aktifitas metabolik dan pengeluaran energy untuk menggerakkan materi guna menembus membran sel. Hal ini memungkinkan sel menerima molekul yang lebih besar dari sel tersebut , selain itu sel dapat menerima atau memindahkan molekul dari daerah berkonsentrasi rendah ke tinggi. Proses regulasi cairan dan elektrolit dipengaruhi oleh beberapa faktor : Tekanan Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotic juga menggunakan tekanan osmotic, yang merupakan kemampuan partikel pelarut untuk mebarik larutan melalui membrane. Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung maka larutan tersebut disebut koloid. Sedangkan, larutan yang mempunyai kepekatan yang sama dan dapat bergabung disebut sebagai kristaloid. Sebagai contoh, larutan kristaloid adalah larutan garam, tetapi dapat menjadi koloid apabila protein bercampur dengan plasma. Secara normal, perpindahan cairan menembus membrane sel permeable tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotic ini sangant 13
penting dalam proses pemberian cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan dalam pemberian infuse intravena bersifat isotonic karena mempunyai konsentrasi yang sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. Larutan intravena bersifat hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang pekat disbanding konsentrasi plasma darah. Tekanan osmotic plasma akan lebih besar dibandingkan tekanan osmotik cairan interstisial karena konsentrasi protein dalam plasma dan molekul protein lebih besar disbanding cairan interstisial, sehingga membentuk larutan koloid dan sulit menembus membrane semipermiabel. Tekanan hidrostatik adalah kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup. Hal ini penting guna mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel. 2. Membran Membrane semipermiabel merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak bergabung. Membrane semipermiabel terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan. L.I.3 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi (Gangguan Keseimbangan Cairan danElektrolit pada Manusia) L.O.3.1 Definisi Dehidrasi Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebihbanyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air (dehidrasi hipotonik).(IPD JILID 1 edisi IV hal 155) Dehidrasi adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit(Na+) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya Na+ dicairan elektrolit. Akibatnyaterjadi peningkatan Na+ di ekstrasel, sehingga cairan intra sel akan masuk kecairan ekstrasel(volume intra sel berkurang). 40% hilang dari ekstra sel dan 60% hilang di intrasel. L.O.3.2 Jenis-Jenis Dehidrasi Derajat dehidrasi seseorang berdasarkan defisit berat badan, dapat digolongkan sbb: dehidrasi ringan (<5% BB),keadaan umum sadar baik, rasa haus(+), sirkulasi darah nadi normal, pernapasan biasa, mata agak cekung, turgor/tonus biasa, kencing biasa. dehidrasi sedang (5-10% BB),keadaan umum gelisah , rasa haus(++), sirkulasi darah/nadi cepat (120-140), pernapasan agak cepat, mata cekung, turgor/tonus agak berkurang, kencing sedikit. dehidrasi berat (>10% BB), keadaan umum apatis/koma, rasa haus(+), sirkulasi darah/nadi cepat sekali (lebih dari 140), pernapasan Kussmaul (cepat dan dalam), mata cekung sekali, turgor/tonus kurang sekali, kencing tidak ada.
14
L.O.3.3 Gejala Dehidrasi
L.O.3.4 Mekanisme Dehidrasi Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280mOsm) akan merangsang osmoreseptor di hypothalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypothalamus yang menyintesis vasopresin. Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior kedalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. Ikatan vasopressin dengan reseptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin,yaitu kanal air di membran bagian apeks duktus koligen. Pembentukan aquaporin ini memicu terjadinya reabsorpsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan urin yang terbentuk di duktus koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam tubuh tetap dapat dipertahankan. Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypothalamus akibat peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypothalamus sehingga terbentuk perilaku untuk mengatasi haus dan cairan dalam tubuh kembali normal. Pada Mulut Dehidrasi sering menyebabkan mulut kering dan bibir pecah-pecah.Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, dehidrasi yang akan menurunkan jumlah air liur yang secara alami diproduksi di dalam mulut. Hal ini, pada gilirannya, akan menyebabkan interior mulut menjadi kering sampai cairan diganti. Demikian juga, cairan di bibir dapat dikurangi, yang akan menyebabkan jaringan di bibir menjadi kering dan rapuh Dalam Darah Sebagian besar darah terdiri dari air.Ketika air berkurang, darah menjadi lebih tebal dan lebih lambat beredar.Akibatnya, jantung harus memompa lebih keras untuk mendorong darah melalui pembuluh tebal.Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan kerusakan jantung. Jika dehidrasi berkepanjangan, maka kesehatan jantung dan pembuluh darah akan terpengaruh, dan ini dapat menyebabkan kematian.
15
L.O.3.5 Penanganan Dehidrasi
Oralit Oralit digunakan untuk mengatasi dehidrasi. Ketika Anda mengalami dehidrasi, tubuh Anda akan kehilangan gula, garam, dan cairan. Meminum oralit bisa mengembalikan keseimbangan kadar gula, garam, dan cairan di dalam tubuh. Ada banyak produk rehidrasi yang bisa dibeli secara bebas.Konsultasikan kepada dokter atau apoteker untuk mengetahui lebih lanjut tentang oralit. Mengobati dehidrasi pada anak-anak Untuk penanganan dehidrasi pada anak-anak, pemberian air berlebihan justru bisa membuat kadar mineral dalam tubuh lebih menurun dan akibatnya memperburuk kondisi tubuhnya. Maka sebaiknya mereka diberi larutan oralit. Anda bisa gunakan sendok untuk menyuapi cairan kepada anak-anak yang sering mengalami muntah-muntah dan mengalami diare. Mengobati dehidrasi pada atlet Untuk dehidrasi yang terjadi akibat olahraga, minuman berenergi yang mengandung elektrolit dan karbohidrat atau gula adalah pilihan terbaik.Hindari segala jenis minuman bersoda. Mengobati dehidrasi berat 16
Anak-anak dan orang dewasa yang mengalami dehidrasi berat harus segera ditangani oleh petugas medis di rumah sakit dan kemungkinan akan diperlukan rawat inap. Pasien bisa menerima gula, garam, dan cairan melalui infus. Infus merupakan cara yang cepat dan efektif dalam mengembalikan kadar cairan dan mineral tubuh ke tingkat yang normal L.O.3.6 Pencegahan Dehidrasi Untuk mencegah dehidrasi, minumlah banyak cairan dan makan makanan yang tinggi kadar airnya seperti buah-buahan dan sayuran. Cairan bisa didapatkan tidak hanya dari air, melainkan juga bisa dari makanan, susu rendah lemak, serta jus buah-buahan. Jika Anda berolahraga, jangan menunggu sampai merasa haus untuk minum. Dengan minum secara teratur, kadar normal cairan dan mineral tubuh bisa dipertahankan. Jika Anda aktif berolahraga, Anda harus minum air melebihi dari kadar normal. Jika ada anak atau orang terdekat Anda sedang sakit, terutama mengalami demam, diare, atau muntah-muntah, kemungkinan besar dia akan terkena dehidrasi. Sangat penting untuk mengganti cairan secepatnya. Minumlah air sebelum memulai olahraga berat. Setidaknya Anda disarankan untuk minum 300-700 ml air. Menghasilkan urin yang jernih adalah pertanda yang bagus bahwa Anda telah cukup minum air. Jika Anda tinggal di daerah panas dan lembap, minumlah banyak air untuk menurunkan panas tubuh. L.I.4 Etika Minum sesuai ajaran Islam L.O.4.1 Al-Qur’an 1. Al – isra 26-27
artinya : “dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu ingkar kepada Tuhannya.
17
L.O.4.2 Hadist Memulai minum dengan membaca basmallah Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca „bismillah‟ sebelum makan. Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim. Dalilnya : Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu‟jam Kabir)
Minum dengan tangan kanan Dalilnya: Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minumdengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim).
Tidak bernafas dan meniup air minum Dalilnya: Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no.263)
Bernafas tiga kali ketika minu Dalilnya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu „anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullahshallallahu „alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda, “Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”
Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret Dalilnya: Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Rasulullah melarang minum langsung dari mulut qirbah (wadah air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum yang lainnya.” (HR Bukhari no. 5627)
Minum dengan posisi duduk Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,“Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135) 18
Hubungan Antara Adab Minum dengan Kesehatan Adapun penjelasan dari hadist HR. Turmudzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728. Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebutmengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu darimulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu. Minum dengan posisi duduk juga akan membuat air yang kita minum mengalami penyaringan oleh sfinger sehingga dapat menghindari terjadinya pengendapan limbah-limbah disaluran ureter. Sfinger adalah suatu struktur muskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.Ia berfungsi untuk membantu kerja ginjal. Tanpa adanya penyaringan oleh sfinger ini maka dapat menyebabkan munculnya penyakit kristal ginjal. Fungsisfinger sebagai penyaring air minum ini hanya dapat bekerja ketika kita minum dengan duduk dan sfinger tidak akan berfungsi jika kita minum dengan berdiri.
19
Daftar Pustaka FKUI. 2008. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa edisi ke-2. FKUI. 2013. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa edisi ke-3. Guyton AC, Hall JE. (2008). Fisiologi Kedokteran 11th Ed,ab. Setiawan dkk, Jakarta: Kee JL, Paulanka BJ. (2000). Handbook of Fluid, Electrolyte, and Acid Base Imbalances.Canada: Delmar, Thomson Learning Mahmud, M H. (2007) Terapi Air. Jakarta: QultumMedia Muscari, Mary E. (2005). Keperawatan Pediatric edisi ke-3 Sherwood L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta: EGC J.R.Short dkk, (2002). Sinopsis Pediatri Sudoyo Aru W,dkk. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi keempat. (2007). halaman 134-139 Siregar, P. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi kelima. (2009). halaman 175-189 http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI._K EPERAWATAN/197011022000121HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/CAIRAN_TUBUH.pdf
20