AMBULANCE Prosedur Tetap Pelayanan, Kriteria dan Persyaratan
Disusun oleh : Nama
: I Putu Agus Indra Saputra
Nim
: 1002055
Kelas
: IV/A S1 Keperawatan
PRODI S - 1 ILMU KEPERAWATAN STIKES STIK ES BETHESDA BETH ESDA YAKKUM AKKU M YOGYAKARTA YOGYAKARTA TA 2013/2014
AMBULANCE Prosedur Tetap Pelayanan, Kriteria dan Persyaratan
A Latar Belakang Kata “ambulan” berasal dari bahasa latin ambulare yang berarti untuk membawa atau memindahkan dimana pada zaman dahulu pasien dipindahkan dengan diangkat. Kata ambulan pada zaman dahulu diartikan sebagai rumah sakit yang berjalan yang selalu selalu mengik mengikuti uti ke mana mana suatu suatu pasuk pasukan an perang perang pergi. pergi. Kata Kata ambula ambulan n secara secara umum umum dihubungkan dengan kendaraan motor emergency dengan peralatan emergency untuk pasien dengan penyakit akut ataupun trauma, yang sekarang disebut sebagai ambulan emergency. Ambula Ambulan n adalah adalah alat transpo transporta rtasi si untuk untuk membaw membawaa orang orang yang yang sakit sakit ataupu ataupun n terluka terluka menuju menuju rumah rumah sakit. sakit. Kata Kata ambula ambulan n diguna digunakan kan untuk untuk mendisk mendiskrip ripsik sikan an alat trasnportasi yang memiliki peralatan medis untuk pasien yang ada di luar rumah sakit atau untuk membawa pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut (www.essay.se,, 2008). (www.essay.se 2008). Jadi ambula ambulan n adalah adalah alat transpo transporta rtasi si yang yang diguna digunakan kan untuk untuk memind memindahk ahkan an orang orang sakit sakit trauma trauma ataupun ataupun non trauma ke rumah rumah sakit sakit baik baik dalam dalam keadaan emergency ataupun non emergency yang di lengkapi dengan peralatan medis yang memadai. Ambula Ambulan n yang yang lain yaitu yaitu ambulan ambulan yang yang dikhus dikhususk uskan an untuk untuk hanya hanya membaw membawaa pasien ke rumah sakit. Jenis ambulan ini tidak dilengkapi dengan peralatan bantuan dasar hidup dan biasanya staf paramedic pada ambulan jenis ini mempunyai kualifikasi lebih rendah jika dibandingkan dengan staf paramedic pada ambulan emergency. Emergency Ambulance (Ambulan Gawat Darurat) adalah unit transportasi medis yang didesain khusus dan berbeda dengan model transportasi lainnya. Ambulan gawat darurat didesain agar dapat menangani pasien gawat darurat, memberikan pertolongan pertama dan melakukan perawatan intensif selama dalam perjalanan menuju rumah sakit rujukan. Untuk pembahasan selanjutnya akan di kupas tuntas di bab selanjutnya.
B Sejarah Ambulan
Kata “ambulan” berasal dari bahasa latin ambulare yang berarti untuk membawa atau memindahkan dimana pada zaman dahulu pasien dipindahkan dengan diangkat. Kata ambulan pada zaman dahulu diartikan sebagai rumah sakit yang berjalan selalu meng mengik ikut utii
ke mana manapu pun n sela selama ma
terj terjad adii pera perang ng sipi sipill di Amer Amerik ika. a. Rumah sakit sementara yang berada di medan edan pera perang ng sela selam ma terj terjad adii franco-Pruss franco-Prussian ian war
di tahun 1870
dan juga pada perang serbo-Turkish tahun sebelum pada akhirnya isti istila lah h Kereta Kuda Merupakan Model Ambulan Pertama Kali
ambu ambula lan n
kendaraan
digu diguna naka kan n
yang
pada pada
digunakan
meng mengan angk gkut ut praj prajur urit it pera perang ng yang yang terluka terluka pada pada Crimean Crimean war tahun tahun 1854. 1854. Pada Pada zaman zaman anglo-S anglo-Saxo axon n telah telah diguna digunakan kan kendaraan untuk trasportasi penderita dengan kejiwaan dan lepra. (www.wikipedia.com, 2012). Ambulan pertama kali digunakan untuk tujuan emergency dalam sejarah tercatat pada zaman ratu Isabella dari spanyo pada tahun 1487 untuk merawat prajurit dalam perang, meskipun prajurit yang terluka tidak dijemput ambulan sampai perang usai sehingga terdapat prajurit terluka yang meninggal di medan perang. Perubahan yang besar terhadap fungsi ambulan terjadi pada Dominique Jean Larrey (1766-1842). Sebagai kepala dokter bagi Napoleon Bonaparte di mana saat itu ada pada perang di Spires. Larrey memakai kereta kuda yang ditarki dua sampai empat kuda untuk menjemput prajurit yang luka di medan perang setelah sebelumnya diberikan perawatan medis di medan perang.
Keteranga Tahun
Tempat
1865
Ohio
n Cincinnati General Hospital merupakan rumah
sakit pertama yang memiliki layanan ambulan 1867
London
Di
London
terdapat
6
kereta
kuda
yang
difungsikan sebagai ambulan. Di dalam kereta kuda ini terdapat tempat tidur bagi pasien dan
1 tempat bagi keluarga yang menyertai 1869
New York York
Edward Dalton seorang ahli bedah sebuah
rumah sakit, menggabungkan fungsi ambulan sebagai
alat
transportasi
dan
perawatan
pasien dengan membawa peralatan seperti bidai, pompa perut, morphin dan dan brandy 1982
London
Ambulan
pertama
kali
digunakan
untuk
kepentingan masyarakat umum (dipakai untuk membawa penderita kolera ke rumah sakit) 1902
Jerman
Ambulan
umum
diperkenalkan
berupa
R.V.
pertama
kali
untuk menangani kecelakaan
lalu lintas, dilengkapi dengan kamar operasi, 8 stecher
dan
dokter
bedah
yang
siap
menangani kasus gawat darurat kapanpun mendapat panggilan 1905
-
Palliser merupakan ambulan pertama yang bensi menggunakan
bahan
bakar
n
diperkenalkan 1909
New York York
Produksi
masal
ambulan
oleh
automobile,
ambulan
jenis ini ini diberi nama
model 774
automobil ambulance. ambulance . Ambulan jenis ini sudah menggunakan empat silinder dan dilengkapi
dengan lampu elektrik
Peralat Peralatan an medis medis yang yang mengal mengalami ami peruba perubahan han cepat cepat sejalan sejalan dengan dengan peruba perubahan han terhada terhadap p model model ambula ambulan n itu sendir sendiri, i, bidai bidai traksi traksi diperk diperkena enalka lkan n pada pada perang perang dunia dunia pertama dan diketahui berpengaruh terhadap mortalitas dan morbiditas pasiean dengan
patah tulang kaki. Telekomunikasi radio dua arah mulai ada pada akhir perang dunia satu. Pada awal perang dunia kedua, mobil ambulan modern dengan peralatan medis yang lebih lengkap disertai dengan seorang dokter. Sering dijumpai mobil jenasah yang dimodifikasi menjadi ambulan karena mobil jenasah satu-satunya jenis mobil yang bisa membawa penderita dalam keadaan terlentang. Pada perang dunia kedua kebutuhan terhadap ambulan dan tenaga kesehatan meningkat sangat drastis. Di Inggris pada perang Britain, kebutuhan ambulan begitu besar sehingga mobil van yang ada digunakan sebagai ambulan terkadang mengangkut beberapa pasien sekaligus (www.wikipedia.com, 2012) Pada perang Korea angkatan udara Amerika Serikat menciptakan ambulan udara dengan helicopter untuk mengevakuasi korban dengan cepat. Helicopter tipe H-13 mampu mengangkut 18 korban sekaligus. Evakuasi masal ini dianggap berhasil dan kembali diterapkan pada perang Vietnam. Ambulan kemudian dirancang untuk menjadi rumah sakit berjalan daripada hanya menjadi transportasi pasien. CPR dianggap sebagai standard terhadap penanganan cardiac arrest , defibrilasi dimana berdasarkan pengetahuan ini ambulan dirancang untuk mempunyai peralatan yang lebih lengkap dan tenaga kesehatan yang memadai untuk penanganan kasus gawat darurat.
C
Macam-macam Tipe Fungsional Ambulan
Ambulan dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam tergantung fungsi yang dijalankan. Pada beberapa kondisi, ambulan mungkin dapat melakukan lebih dari satu fungsi (misalnya menggabungkan fungsi antara ambulan emergency dengan ambulan yang hanya membawa pasien ke rumah sakit) 1Ambulan emergency Jenis ambulan yang banyak didapat, dimana ambulan ini menyediakan peralatan medis terhadap pasien dengan penyakit akut maupun trauma. Jenis ambulan ini bisa berupa mobil, van, kapal boat, ambulan udara. 2
Ambulan transport pasien
Jenis ambulan ini mempunyai fungsi hanya membawa pasiean ke rumah sakit ataupun ke pusat-pusat pelayanan medis missal: pusat dialisis. Jenis ambulan ini bisa berupa mobil van, bis, ataupun alat transportasi lain. 3
Respon unit
Adalah alat transportasi yang bertujuan untuk bisa mencapai tempat dimana pasien
dengan penyakit akut secara cepat dan memberikan perawatan medis sementara namun kurang dilengkapi dengan fasilitas untuk transportasi pasien untuk ke rumah sakit. Pada umumnya respon unit akan disertai dengan ambulan emergency yang memiliki fasilitas untuk memindahkan pasien ke rumah sakit. Namun pada kasus yang tidak memerlukan perawatan di rumah sakit maka respon unit akan memberikan perawatan pada tempat kejadian tanpa meminta bantuan ambulan emergency untuk transportasi pasien. Jenis kendaraan yang digunakan bisa berupa mobil, van yang telah dimodifikasi, sepeda motor, sepeda ataupun kuda. First responder adalah orang awam dilatih khusus pertolongan pertama tingkat lanjut (kemampuan hampir menyamai paramedic ambulan) bisa siapa saja polisi, mahasiswa, tim SAR, relawan palang merah dan lain-lain. 4
Charity Ambulance
Tipe ambulan khusus untuk transportasi pasien dengan tujuan membawa anak kecil maupun orang dewasa yang dengan perawatan jangka panjang untuk melakukan perjalan di luar rumah sakit untuk rekreasi. Di inggris proyek ini dinamakan “Jumbulance”. Kendaraan yang digunakan adalah bus (www.wikipedia.com, 2012)
D
Macam-macam kendaraan yang di gunakan sebagai ambulan
Macam-macam kendaran yang digunakan sebagai ambulan baik dalam keadaan emergency maupun pada saat penanganan bencana : 1VAN Pada umumnya mempunyai berat antara 3,5-7,5 ton. Di amerika utara, kendaraan dengan tipe box besar disebut “mods” (modular) dan tipe van yang lebih kecil di sebut “high-top”. 2SUV Digunakan untuk respon cepat pada kondisi emergency karena jenis kendaraan ini mampu bergerak di lalu lintas yang padat jauh lebih cepat di bandingkan dangan mobil ataupun van. 3Sepeda Motor Umunya digunakan sebagai response unit atau untuk pasien yang bisa duduk. Jika dibutuhkan untuk membawa pasien dengan kondisi terlentang maka dibutuhkan untuk memindahkan kursi depan. Terkadang juga digunakan sebagai mobil jenazah dalam kondisi khusus. 4Sepeda
Digunakan pada daerah perdesaan dimana akses jalan untuk kendaraan besar sangat sulit. 5Golf Cart Untuk respon cepat dan digunakan pada suatu acara even tertentu. f Fixed-wing aircraft Untuk keadaan emergency pada area terpencil yang susah di jangkau. Staf yang ada termasuk “flying doctor”. Juga bisa digunakan untuk transportasi pasien jarak jauh. gKapal boat Digunakan pada daerah kepulauan dimana akses darat masih sulit dijangkau. hKapal laut Bisa digunakan sebagai rumah sakit diatas air pada umumnya mempunyai tujuan pelayanan medis terhadap militer, juga untuk keadaan bencana maupun perang.
E
Model dan Bentuk Ambulan
Model dan bentuk ambulan harus disesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan, kondisi jalan yang baik akan ikut berpengaruh terhadap kemampuan ambulan untuk sampai pada tempat yang dituju secepat mungkin.
1 Keamanan (safety) Ambulan sebgai alat transportasi gawat darurat mempunyai kemungkinan untuk mengalami kecelakaan lalu lintas lebih besar dibandingkan kendaraan umum. Berdasarkan penelitian, angka kejadian kecelakaan oleh mobil ambulan lebih besar dibandingkan dengan mobil pemadam kebakaran maupun mobil patroli polisi. Jika dibandingkan dengan kejadian kecelakaan oleh mobil pribadi dengan jenis mobil yang sama, kecelakaan lalu lintas oleh ambulan lebih melibatkan banyak korban yang luka trauma yang lebih parah. Dan pelatian lain menyebutkan bahwa meskipun kecelakaan lalu lintas oleh mobil ambulan terjadi dalam keadaan memenuhi panggilan gawat darurat namun sebagian besar kecelakaan tersebut terjadi pada kondisi jalan yang baik, lurus, kering, dan dalam cuaca yang cerah. Oleh karena itu peralatan keselamatan di mobil ambulan harus di utamakan. Alat keselamatan di perjalanan ini meliputi : sabuk pengaman. 2 Peralatan Meliputi : aTwo way radio
Berfungsi untuk komunikasi antara kru ambulan yang satu dengan kru ambulan yang lain maupun untuk memberikan informasi kejadian kepada rumah sakit sebelum pasien sampai kerumah sakit. b
Mobil data terminal
Beberapa ambulan dilengkapi dengan fasilitas mobile data terminal (MDT) yang terhubung ke computer sentral di pusat control. Berfungsi untuk informasi dua arah mengenai kejadian, tugas yang harus dilaksanakan, maupun merekam waktu kapanm ambulan datang dan meninggalkan lokasi kejadian. cCCTV Beberapa ambulan kini dilengkapi dengan video kamera untuk merekam aktivitas baik di dalam maupun di luar kendaraan. Juga mungkin dilengkapi dengan alat perekam suara. Berfungsi sebagai pembuktian terhadap kasus diman kru ambulanm dituduh melakukan malpraktek. d
Ramp (jalan lereng)
Berfungsi untuk mengangkut beban berat kedalam ambulan tanpa perlu mengangkat. Peralatan ini penting khususnya dalam kasus dimana pasien harus dibawa kerumah sakit mengalami obesitas. eTrauma lighting Merupakan “special lighting” dimana digunakan bila pasien mengalami fotosenssitif. Umumnya berwarna biru merah. f Air conditioning Pada ambulan AC berfungsi untuk menjaga temperature didalam mobil ambulan untuk pasien yang dirawat. Juga berfungsi untuk memfilter bakteri pathogen yang ada di udara (www.wikipedia.com, 2008)
BAB II AMBULAN GAWAT DARURAT
A
Definisi Ambulan Gawat Darurat
Ambulance adalah kendaraan yang dirancang khusus untuk mengangkut orang sakit atau terluka untuk mendapatkan fasilitas medis. KEbanyakan ambulans adalah kendaraan bermotor, meskipun helicopter, pesawat terbang, dan perahu juga digunakan. Interior ambulans memiliki ruang untuk satu atau lebih pasien ditambah beberapa personel gawat darurat medis. Hal ini juga berisi berbagai perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk member pertolongan kepada pasien saat perjalanan. Tujuan penggunaan ambulans adalah: 1. Pertolongan Penderita Gawat Darurat Pra Rumah Sakit; 2. Pengangkutan penderita dawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi kejadian ke tempat tindakan definitif atau ke Rumah Sakit; 3. Sebagai kendaraan transport rujukan. Para ambulans awal sederhana dua roda gerobak digunakan untuk membawa prajurit sakit atau terluka yang tidak mampu berjalan sendiri. Kata ambulans berasal dari ambulare kata Latin, yang berarti berjalan atau bergerak. Ambulans pertama khusus digunakan untuk mengangkut pasien ke fasilitas medis yang dikembangkan di akhir 1700an di Perancis oleh Dominique-Jean Larrey, ahli bedah-in-chief di tentara Napoleon. Larrey mencatat bahwa butuh waktu hampir satu hari penuh untuk tentara yang terluka harus dibawa ke rumah sakit lapangan, dan bahwa sebagian besar dari mereka meninggal pada saat itu "dari ingin bantuan." Untuk memberikan bantuan lebih cepat dan menyediakan transportasi cepat, dia merancang kereta yang ditarik kuda-dikelola oleh petugas medis dan asisten dengan ruang untuk beberapa pasien dengan tandu. Korp ambulans pertama militer di Amerika Serikat diselenggarakan pada tahun 1862 selama Perang Sipil sebagai bagian dari pasukan Uni. Layanan ambulans pertama sipil di Amerika Serikat diselenggarakan tiga tahun kemudian oleh Cincinnati Commercial Rumah Sakit. PAda pergantian abad ini, rumah sakit paling besar memiliki ambulans pribadi. Ambulans bermotor pertama kali pergi ke dalam operasi di Chicago pada tahun 1899. Kebanyakan ambulans awal yang hanya ditujukan untuk transportasi pasien. Setelah tim dokter atau kebakaran departemen penyelamatan diterapkan pertolongan pertama, pasien dimasukkan ke bagian belakang ambulans untuk naik cepat ke rumah sakit. Di Amerika Serikat mengalami perubahan dramatis ketika pemerintahan federal melewati Jalan Keselamatan Act pada tahun 1966. Diantaranya banyaknya standar,
tindakan baru menetapkan persyaratan untuk desain ambulans dan perawatan gawat darurat. Hingga saat ini, ambulans mengalami perkembangan yang pesat. Dari yang sederhana, BLS, sampai ALS. Ambulans dapat dioperasikan oleh perusahaan swasta, rumah sakit, pemadam kebakaran, polisi, atau lembaga lain. Emergency medical service (ambulan gawat darurat Amerika Serikat) yang diikuti oleh beberapa negara mempunyai lambang Star of Life. The Star of Life didesian oleh Leo R. Schwartz kepala bagian EMS pada National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) saat itu. The Star of Life dirancang karena ada keberatan dari American Red Cross (Palang Merah Amerika) tentang penggunaan Palang Kuning Omaha yang menurut mereka merupakan peniruan dari lambang palang merah internasional yang juga menyalahi konvensi Geneva.
Penggunaan lambang palang merah/bulan sabit merah pada rekan/teman yang anggota PMI (KSR, PMR dll) Diadopsi dari lambang American Medical Association (AMA), lambang ini menggunakan palang enam yang kemudian dipatenkan sebagai lambang EMS pada 1 Februari 1977. 6 palang biru mengambarkan 6 point fungsi dari emergency medical services atau EMS yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Detection 2 Reporting 3 Response 4 On Scene Care 5 Care in Transit 6 Transfer to Definitive Care
Ular dan tongkat pada lambang ini mengambarkan tongkat dewa Asculapius, yang menurut mitologi Yunani ia merupakan dewa penyembuh dan putra Apollo. NHTSA sampai saat ini selalu memonitor penggunaan lambang ini di Amerika Serikat. Izin penggunaan lambang ini diberikan pada: 1 Pengidentifikasian pada peralatan medis, perlengkapan penunjang dan kendaran (ambulan/non - ambulan) 2 Menunjukkan lokasi untuk pusat pelayanan kegawatdaruratan 3 Digunakan sebagai tanda yang dipakai seseorang yang sudah mengikuti pelatihan dari EMS. 4 Digunakan pada peralatan EMS seperti badges, plakat, buklet dst. 5 Digunakan pada buku, manual, laporan atau materi cetak lain yang berhubungan dengan EMS. 6 Simbol Star of Life dimugkinkan dipakai oleh tenaga adminitrasi, pengawas, penasehat atau staf yang lain pada suatu organisasi EMS. Jika dipakai sebagai badge di bahu maka lambang Star of Life berwarna biru dan berlatar belakang putih Lambang Star of Life dilindungi oleh Commissioner of Patents and Trademarks atas nama National Highway Safety Administration yang akan berlaku selama 20 tahun (sampai tahun 1997). Artinya sekarang lambang Star of Life menjadi lambang publik maka sering kita lihat di seluruh dunia (termasuk Indonesia). Namun penggunaan lambang ini walaupun tidak terstandar kadang salah kaprah dipakai oleh organisasi yang mempunyai visi dan misi (Detection, Reporting, Response, On Scene Care, Care in Transit,Transfer to Definitive Care) sebagai relawan / teknisi / paramedis ambulan gawat darurat yang terlepas dari profesi dokter dan perawat. Di Indonesia sendiri lambang ini mulai populer setelah Indonesia menggunakan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) yang sedikit mengadopsi dari EMS, sekarang sudah lazim kita lihat di ambulan di jalan-jalan. EMS selain dikenal dokter, perawat darurat, paramedis ambulan (EMT) dikenal juga first responder. First Responder adalah orang awam dilatih khsusu pertolongan pertama tingakat lanjut (kemampuan hampir menyamai paramedis ambulan) bisa siapa saja polisi, mahasiswa, tim sar, relawan palang merah dll. Nah anda yang bukan tenaga medis bisa mengambil posisi di sini, asalkan mempunyai kemampuan 6 point fungsi EMS anda "bisa" memakai lambang ini. Di Indonesia First Responder sudah masuk dibawa oleh Basarnas, AGD 118 dan PMI dengan nama Medical First Responder.
B
Type/Jenis Ambulans
Tipe Ambulans berdasarkan desainya: 1 Tipe ambulan I memiliki tubuh, modular atau dilepas dibangun di atas chassis truk. Kabin truk terhubung ke tubuh ambulan melalui jendela kecil, tapi penghuni truk harus pergi keluar kendaraan untuk memasuki tubuh ambulan.
2 Tipe ambulan II menggunakan van ambulan dengan atap terangkay. Karena konstruksi van, para penumpang dapat dengan mudah memasuki tubuh ambulan dari dalam, walaupun ruang interior terbatas.
3 Tipe ambulan III memiliki tubuh modular dibangun diatas chassis van cut. Desain ini menggabungkan kemampuan tubuh lebih besar modular dengan berjalan melalui aksesibilitas sebiah van.
Tipe ambulans berdasarkan basic dan advance
a Ambulan BLS
Tingkat layanan ambulans BLS ini dirancang untuk pasien rawat jalan non-terikat, tandu yang tidak memerlukan terapi medis yang canggih saat dalam perjalanan. BLS armada ambulans yang kami dikelola 24 jam per hari. a
Peralatan ventilasi dan jalan napas
1 Peralatan portable suction dan fixed suction dengan regulator 2 Peralatan portable oksigen dengan tabung yang adekuat 3 Peralatan suplai portable oksigen dan suplai fixed oksigen 4 Peralatan untuk pemberian oksigen 5 Manual resusitator (Rebreathing Masker) 6 Peralatan untul jalan napas (nasofaringeal dan orofaringeal) 7 Pulse oksimetri 8 Saline tetes dan bola hisap untuk bayi 9 Alat monitor dan defibrillator 10 b
AED (otomatis defibrillator eksternal)
Perangkat imobilisasi
1 Collar servik 2 Pengimobilisasi kepala 3 Perangkat traksi ekstremitas bawah 4 Perangkat imobilisasi ekstremitas atas dan bawah : kardus, logam, kayu, plastic,dll 5 Penahan backboard 6 Perban : mitela, alat untuk dressing, kasa gulungan, cairan untuk dressing (steril), plester, torniket arteri c
Alat komunikasi
d
Perangkat komunikasi dua arah
e
Obstetrik kit
Macam-macam 1 Sphgnomanometer 2 Stetoskop 3 Pengukur berat dan panjang badan 4 Thermometer 5 Perban berat atau gunting paramedic 6 Cool pack 7 Cairan saline steril untuk irigasi
8 Senter 9 selimut 10
linen
11
handuk
12
tag trise
13
kantong emesis
14
pispot (BAB dan BAK)
15
tandu
16
tandu kursi
17
grafik perawatan pasien
18
jeli untuk lubrikasi
f Pengendali infeksi 1 pelindung mata (kacamata) 2 pelindung wajah (masker bedah) 3 sarung tangan nonsteril 4 baju 5 penutup sepatu 6 air pembersih tangan dengan antimikrobakteri 7 cairan desinfektan 8 bengkok 9 tempat sampah 10 g
pelindung pernapasan
Peralatan pencegah cidera
1 Semua orang di ambulan perlu di restrain 2 Helm pelindung 3 Pemadam api 4 Panduan materi berbahaya 5 Perangkat sinyal lalu lintas 6 Reflektif keselamatan untuk setiap awak
b
Ambulan ALS
ALS ambulans membawa peralatan dan perlengkapan yang mirip dengan yang ditemukan dalam sebuah departemen darurat rumah sakit atau unit perawat kritis.
ALS ambulans membawa peralatan perawatan kritis termasuk monitor EKG dan defibrillator, alat pacu jantung eksternal, intravena dan alat mengambil darah, obat pra-rumah sakit, perlatan jalan nafas canggih dengan peralatan pemantauan khusus dan banyak lagi. ALS ambulan memberikan perawatan mendukung kehidupan canggih untuk pasien yang sakit atau terluka yang membutuhkan bantuan medis. PAramedis merespon semua jenis panggilan dari orang yang memiliki kesulitan bernafas dan korban kecelakaan di ALS paramedic melakukan keterampilan secara signifikan lebih canggih seperti mendalam penilaian pasien, pemantauan, dan evaluasi jantung, kardioversi defribrilasi, dan maju jalan nafas pemeliharaan seperti administrasi intubasi, obat, dll.
a
Peralatan airway dan ventilasi 1 Laringoskop 2 Pisau laringoskop 3 Tabung endotrakeal 4 Aspirator mekonium 5 Jarum suntik 6 Pemotong tabung endotrakeal 7 Magill forsep 8 Jeli pelicin 9 Pendeteksi kapasitas tidal CO2 (colorimetri)
b
Akses vaskuler 1 Larutan kristaloid 2 Antiseptic 3 Tiang IV 4 Kateter intravena 5 Jarum intraoseus 6 Torniket vena 7 Jarum suntik berbagai ukuran 8 Jarum berbagai ukuran 9 Intravena 10
c
Papan inravena lengan
Cardiac/jantung
1 Defibrillator 2 Transkutaneous jantung/alat pacu jantung d
Alat tambahan yang lain 1 nebulizer 2 Glukometer atau alat pengukur gula darah 3 jarum besar
e
Obat
Obat-obatan untuk masalah kardiovaskuler, kardiopulmonary, larutan dektrosa, analgesic, antiepilepsi, sadium bikarbonat, sodium klorin untuk injeksi dan obatobatan per oral.
C
Prosedur Tetap Ambulans
1
Prosedur tetap operasional Ambulans
Sebuah ambulans modern yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan canggih sekalipun tidak akan bernilai apa-apa kecuali jika selalu dalam keadaan siap untuk memberikan pelayanan kapanpun dan di manapun terjadi kasus emergensi. Suatu program preventif yang terencana pasti mencakup perbaikan ambulans secara periodik.
2
Pemeriksaan Ambulans (mesin mati)
Berikut ini adalah langkah-langkah pemeriksaan yang dapat dilakukan ketika ambulans berada di pangkalan: a Periksa seluruh badan ambulans. Cari kerusakan yang dapat mempengaruhi jalannya pengoperasian yang aman. b Periksa roda dan ban. Periksa adanya kerusakan atau robeknya pelek roda dan bagian luar ban. Gunakan alat pengecek/meteran tekanan untuk memastikan semua ban mengembang dengan tekanan tepat. c Periksa spion dan jendela. Cari kaca yang pecah dan longgar dan periksa apakah ada bagian yang hilang. Pastikan spion bersih dan diposisikan dengan tepat sehingga didapatkan lapang pandang maksimum. d Periksa fungsi setiap pintu dan kunci. e Periksa
bagian-bagian sistem
pendingin.
Periksa
jumlah freon/bahan
pendingin. Periksa selang pipa sistem pendingin dari kebocoran atau keretakan.
f Periksa jumlah cairan kendaraan, termasuk minyak mesin dan pelumas rem, air aki, dan pelumas setir. g Periksa aki. Jika jenisnya aki basah yang bisa diisi ulang, periksa jumlah cairannya. Jika aki tipenya aki kering, nilai keadaannya dengan memeriksa portal indikator. Periksa kekencangan hubungan antar kabel dan tanda-tanda korosi. h Periksa kebersihan permukaan bagian dalam ambulans termasuk dashboard dan periksa adanya kerusakan. i Periksa fungsi jendela. Pastikan bahwa permukaan dalam setiap jendela bersih. j Tes fungsi klakson k Tes fungsi sirine untuk jarak dengar maksimum l Periksa sabuk pengman. Pastikan setiap sabuk tidak rusak. Tarik setiap sabuk dari gulungannya untuk memastikan bahwa mekanisme retraktor bekerja dengan baik. m Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin sehingga bisa mengendalikan setir dan pedal dengan optimal. n Periksa jumlah bahan bakar. Isi bahan bakar setelah setiap kali panggilan dimanapun kejadiannya.
3
Pemeriksaan Ambulans (mesin menyala)
Nyalakan
mesin terlebih
dahulu untuk memulai pemeriksaan
selanjutnya.
Keluarkan ambulans dari ruangan penyimpanan jika mesin mengeluarkan asap yang mungkin bisa menjadi masalah. Set rem parkir, pindahkan perseneling ke posisi parkir dan minta rekan. Anda mengganjal roda sebelum melakukan tahapan berikut : a Tes fungsi indikator yang terletak di dashboard untuk melihat apakah lampu indikator dapat menyala dengan baik untuk menunjukkan adanya kemungkinan masalah yang terjadi pada tekanan oli, suhu mesin, atau sistem elektrik ambulan lainnya. b Periksa meteran yang terletak di dashboard untuk pengoperasian ambulans yang optimal.
c Tes fungsi rem, injak rem kaki, catat apakah fungsi pedal rem sudah tepat atau berlebihan. Periksa tekanan udara rem kaki jika dibutuhkan. d Tes fungsi rem parkir (rem tangan). Pindahkan perseneling ke posisi mengemudi. Pindahkan kembali perseneling ke posisi parkir segera setelah Anda memastikan bahwa rem parkir berfungsi dengan baik. e Tes fungsi setir. Putar setir ke berbagai arah. f Periksa fungsi alat penyapu kaca (wiper) depan dan alat pencucinya (washer). Kaca harus bisa disapu bersih setiap kali alat penyapu digerakkan. g Tes fungsi lampu peringatan (warning lights) ambulans. Minta rekan Anda berjalan mengitari ambulans dan memeriksa fungsi setiap lampu kilat (flashing light) dan lampu putar (revolving light). h Tes fungsi lampu ambulans lainnya. Minta rekan Anda berjalan lagi mengitari dan memeriksa ambulans. Pada kesempatan ini periksa lampu depan (sinar jauh dan dekat), nyalakan lampu sinyal/weser (signal light), lampu kilat perempatan (four way flasher), lampu rem (brake light), lampu samping (side light) dan lampu belakang (rear light) untuk penerangan tempat kejadian. i Periksa
fungsi
perlengkapan
kompartemen pengemudi
maupun
pemanas
dan
kompateman
pendingin pasien.
baik
Lakukan
di juga
pemeriksaan alat isap (suction) on-board pada kesempatan ini jika mesin sedang menyala. j Periksa cairan perseneling. k Operasikan perlengkapan komunikasi. Lakukan uji radio portabel dan demikian pula dengan radio terfikrsir serta alat komunikasi radio telepon lain.
4
Pemeriksaan Persediaan dan Perlengkapan Kompartemen Pasien
Periksa
persediaan
dan
perlengkapan
perawatan
serta
perlengkapan
”life
support”. Pastikan bahwa telah dilakukan pemeriksaan atas setiap peralatan yang harus dibawa dalam ambulans, dengan mencatat setiap temuan pada laporan pemeriksaan. Peralatan tersebut tidak sekedar diidentifikasi, namun harus diperiksa pula kelengkapan, keadaan, dan fungsinya.
Beberapa hal yang perlu dilakukan pemeriksaan meliputi: a Periksa tekanan tabung oksigen. b Pompa bidai udara dan periksa apakah ada kebocoran.
c Pastikan semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi dengan baik. d Periksa juga apakah peralatan penyelamatan berdebu dan berkarat. e Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk memastikan bahwa setrum aki berfungsi dengan baik. f Untuk perlengkapan khusus, seperti defibrilator eksterna otomatis (AED) membutuhkan pemeriksaan tambahan. g lengkapilah laporan pemeriksaan Anda. Perbaiki segala kekurangan. Ganti barang- barang yang hilang. Pastikan pengawas Anda mengetahui adanya kekurangan yang tidak bisa Anda perbaiki langsung. h Di akhir pemeriksaan, bersihkan unit ambulans untuk mengendalikan kemungkinan adanya infeksi dan untuk memperbaiki tampilan.
Menjaga penampilan ambulans juga akan menambah kesan positif Ambulans Anda di mata masyarakat. Mereka yang bangga pada pekerjaan ini, akan menunjukkan rasa bangganya dengan menjaga penampilan ambulansnya
D
Persyaratan Ambulan Gawat Darurat
Syarat ambulan gawat darurat antara lain : 1 Idealnya sampai di tempat pasien dalam waktu 6-8 menit agar dapat mencegah kematian karena sumbatan jalan nafas, henti nafas, henti jantung atau perdarahan masif (“to save life and limb”) 2 Berkomunikasi dengan pusat komunikasi, rumah sakit dan ambulan lainnya 3 Melakukan pertolongan pada persalinan 4 Melakukan transportasi pasien dari tempat kejadian ke RS atau dari RS ke RS 5 Menjadi rumah sakit lapangan dalam penanggulangan bencana. 6 Mampu menanggulangi gangguan A (airway), B (breathing), C (circulation) dalam batas-batas Bantuan Hidup Dasar. 7 Juga dilengkapi dengan alat-alat ekstrikasi, fiksasi, stabilisasi dan transportasi 8 Dilengkapi dengan semua alat/obat untuk semua jenis kegawat-daruratan medic
E
Teknis Kendaraan
1 Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak 2 Warna kendaraan : kuning muda 3 Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan
dan kiri tertulis : Ambulan dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat. 4 Menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang pengemudi. 5 Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas. 6 Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi 7 Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat 8 Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien 9 Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandu dapat dilipat. 10
Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk
melakukan tindakan 11
Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat penderita
12
Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
13
Lampu ruangan secukupnya/ bukan neon dan lampu sorot yang dapat
digerakan
F
14
Meja yang dapat dilipat
15
Lemari obat dan peralatan
16
Tersedia peta wilayah dan detailnya
17
Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
18
Sirine dua nada
19
Lampu rotator warna merah dan biru
20
Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
21
Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia
Tata Tertib Kendaraan
1 Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator. Selama mengangkut penderita hanya lampu rotator yang dihidupkan 2
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
3
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas
hambatan. 4
Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan
lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit. 5
Petugas memakai seragam ambulan dengan identitas yang jelas.
G
Standart Peralatan Gawat Darurat Ambulan
1
Airway Equipmen
a Laringoscope b Oropharyngeal Airway c Nasopharyngeal Airway d Endotracheal Tube e Mouth Gage f Magil Forcep g Tounge Spatel h Suction Manual i Suction Electric j Suction Canule k Xylochatain Jelly
2
Breathing equipment
a Bag Valve Mask b Nasal Canule c Simple Mask d Rebreathing Mask e Non Rebreathing Mask f Pocket Mask g Oxygen Tube h Portable Oxygen Tube
3
Circulation equipment
a Veno Catheter / IV Catheter b Infuse Set c Infusion Fluid d Spuit e Tensimeter f Stetoscope g Foley Catheter
h Urine Bag i Steril Gauge j Roll Bandage k Trauma Bandage l Triangular Bandage m Elastic Bandage
4
Extraction & stabilization equipment
aRigid Splint b
Scoope Strecher
clong Spine Board d
Safety Belt
eHead Immobilizer f Neck Collar g
5
Extrication Device
Advance equipment
aVentilator b
Pulse Oxymeter
cDefibrilator d
Patient Monitor
eECG Monitor (3 Lead)
6
Emergency Drugs
aAdrenalin / Ephyneprin b
Sulfas Atrophyn
cKalmethason d
Buscopan
eDextrose 40 % f Lasix g
Aminophylin
h
Cylocard 100 mg
i Neurobion 5000 j Lidocain 2 %
k
Diazepam
l valium 10 mg m
Nitrogliserin SL
7
Other equipment
aBandage Scissor b
Anatomy Pincet
cCirurgy Pincet d
Artery Clamp
ePlester f Pen light g ECG Electrode h Thermometre i Gastrictube j Neirbeken k Urinal / Pispot l handscoon m
Masker
n ETC
H
Persyaratan Petugas Ambulan
aPetugas Secara umum Petugas ambulans dapat berasal dari beberapa profesi, antara lain: 1
First Responder
Seseorang yang datang pertama kali di lokasi kejadian,tugas utamanya yaitu memberikan tindakan penyelamatan nyawa seperti CPR (Cardio-Pulmonary Resuscitation) dan AED ( Automated External Defibrillator ). Mereka bisa diberangkatkan oeh pelayanan ambulans, atau kepolisian dan dinas pemadam kebakaran. 2 Ambulance Driver Beberapa
pusat
layanan
ambulans
mempekerjakanpetugas
yang
tidak
mempunyai kualifikasi medis sama sekali. (atauhanya sertifikat pertolongan pertama) yang tentu saja hanya mempunyai job mengemudi secara sederhana
untuk mengantar pasien. 3.
Ambulance Care Assistant Mempunyai tingkat pelatihan yang bervariasi, tetapi petugas ini khusus untuk transport pasien yangmenggunakan kursi roda maupun stretcher ambulans, namun bukan untuk transport pasien kritis. Tergantung pada penyedia layanan, mereka juga dilatih first aid dan penggunaan AED, terapi oksigen, atau teknik paliatif. Mereka bisa memberikan tindakan jika unit lain belum datang, atau jika ada pendampingan dari teknisi yang berkualifikasi atau seorangparamedik.
4 Emergency Medical Technician Dikenal juga sebagai Teknisi ambulans.Mereka mampu memberikan layanan gawat adrurat yang lebih luasseperti defibrilasi, penanganan trauma spinal, dan terapi oksigen.Beberapa Negara memilahnya kedalam beberapa tingkat (Amerikamenganut EMT-Basic dan EMT-Intermediate) 5 Paramedik Ini merupakan level atas dari pelatihan medis dan biasanya mencakup ketrampilan utama yang tidak diperuntukkan bagi teknisi seperti pemasangan infuse (dengan kemampuan untuk memberikan obatseperti morfin), intubasi, dan skill lain seperti krikotirotomi. Tergantungpada hokum yang ada, paramedik merupakan jabatan yang dilindungi,penyalahgunaan profesi paramedik dapat diancam hukuman. 6 Emergency Care Practitioner Jabatan ini terkadang disebut SuperParamedik, didesain utnuk menjembatani antara pelayanan ambulans danpelayanan dokter praktek umum. ECPsudah berkualifikasi sama denganparamedik yang sudah menjalani pelatihan lanjut. Ia juga meresepkanobat-obat yang sudah ditentukan. 7 Registered Nurse (RN) Para perawat bisa dilibatkan dalam pelayananambulans, dengan seorang dokter, biasanya mereka ditugaskan padaambulans udara dan transport pasien kritis. Sering bekerja juga dengan EMT dan paramedik. 8 Dokter Para dokter juga ikut dalam pelayanan ambulans, biasanya ambulans udara. Mereka mempunyai skill yang lebih dan tentu saja bias menuliskan resep.Kita harus mengingat bahwa semua kasus yang diderita pasien akan potensial menimbulkan kegawatdaruratan, pasien bayi baru lahir, anak, dewasa, dan
orangtua, semuanya jika mengalami kegawatdaruratan pasti akan mengerucut pada masalah kegawatdaruratan Airway, Breathing, Circulation, Disability, dan Exposure.
b
Petugas secara khusus (Gawat Darurat)
Menurut
Kemenkes
No.
0152/YanMed/RSKS/1987,
tentang
Standarisasi
Kendaraan Pelayanan Medik serta Kemenkes No 143/Menkeskesos/SK/II/2001 tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik. Dikatakan bahwa petugas di ambulan gawat darurat terdiri dari: 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi 2 (satu) perawat berkemampuan PPGD 3 1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS
I Persyaratan Pengemudi Ambulan Untuk menjadi seorang pengemudi ambulan yang aman: 1
Sehat secara fisik. Pengemudi tidak boleh memiliki kelainan yang dapat
menghambat dalam mengoperasikan ambulan, tidak juga kondisi medis yang mengganggu saat mengemudi. 2
Sehat secara mental, emosi terkontrol. Mengemudikan ambulan bukanlah
perkerjaan bagi seseorang yang gemar memainkan lampu dan sirine. 3
Bisa mengemudi di bawah tekanan
4
Memiliki
keyakinan
positif
atas
kemampuan
diri
sebagai
seorang
pengemudi tapi jangan terlalu percaya diri dengan menantang resiko. 5
Bersikap toleran dengan pengemudi lain. Selalu ingat bahwa orang akan
bereaksi berbeda ketika melihat kendaraan emergensi. Terima dan toleransi kebiasaan buruk pengemudi lain tanpa harus marah. 6
Tidak dalam pengaruh obat-obat yang berbahaya. Alkohol, obat-obatan
terlarang seperti marijuana dan kokain, obat-obatan seperti antihistamin dan obat penenang lainnya. 7
Mempunyai Surat Izin Mengemudi yang masih berlaku.
8
Pakai selalu kaca mata atau lensa kontak jika dibutuhkan saat menyetir.
9
Evaluasi kemampuan diri dalam menyetir berdasarkan respon diri Anda
terhadap tekanan perorangan, penyakit, kelelaha n, dan mengantuk.
J Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pengemudi ambulan 1
Jangan mengemudi tanpa kacamata korektif jika memiliki pengliihatan yang
kurang sempurna 2
Jangan mengemudi ketika minum obat yang menyebabkan kantuk
3
Jangan mengemudi jika sedang minum obat penenang
4
Jangan mengemudi jika sedang minum obat keras
5
Semakin cepat mengendarai, semakin besar kemungkinan terjadi
kecelakaan 6
Pada kecepatan tinggi akan sulit menghentikan kendaraan mendadak bila
ada situasi yang berbahaya.
K
Gambar - Gambar
a
Contoh ambulans
b
Gambar dalam ambulans
c
Gambar dalam ambulans
d
Medical Kits :
e
INTUBASI Kits :
BAB III
TATALAKSANA AMBULAN
A
Aturan Ambulan Gawat Darurat Di Jalan Raya
Berikut adalah beberapa hal yang mencakup peraturan pengoperasian ambulan: 1
Pengemudi ambulan harus memiliki lisensi mengemudi yang sah dan harus
menyelesaikan program pelatihannya. 2
Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulan untuk tidak
mematuhi peraturan ketika ambulan digunakan untuk respon emergency atau untuk transportasi pasien darurat. Ketika ambulan tidak dalam respon emergency, maka peraturan yang berlaku bagi setiap pengemudi kendaraan non-darurat, juga berlaku untuk ambulan. 3
Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat, hal tersebut tidak
menjadikan
pengemudi
ambulan
kebal
terhadap
peraturan
terutama
jika
mengemudikan ambulan dengan ceroboh atau tidak memperdulikan keselamatan orang lain. 4
Hak istimewa selama situasi darurat hanya berlaku jika pengemudi
menggunakan alat- alat peringatan (warning devices) dengan tata cara yang diatur oleh peraturan. 5
Sebagian besar undang-undang memperbolehkan pengemudi kendaraan
emergensi untuk: a Memarkir kendaraannya di manapun, selama tidak merusak hak milik atau membahayakan nyawa orang lain. b Melewati lampu merah dan tanda berhenti. Beberapa negara mengharuskan pengemudi ambulan untuk berhenti terlebih dahulu saat lampu merah, lalu melintas dengan hati-hati. Negara lain hanya menginstruksikan pengemudi untuk memperlambat laju kendaraan dan melintas dengan hati-hati. c Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkkan selama tidak
membahayakan nyawa dan hak milik orang lain d Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului setelah memberi sinyal yang tepat, memastikan jalurnya aman, dan menghindari hal-hal yang membahayakan nyawa dan harta benda. e Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan berbelok ke arah tertentu, setelah memberi sinyal dan peringatan yang tepat. B
Tugas seorang EMD (Emergency Medical Dispathcer/Pengirim Pesan Medis
Emergensi) :
1
Menanyakan informasi secara lengkap dari penelepon dan menilai tingkat
prioritas panggilan emergensi tersebut. 2
Memberikan instruksi medis kepada penelepon sebelum ambulan datang dan
menyampaikan informasi adanya panggilan emergensi kepada kru ambulan. 3
Mengirimkan kabar dan melakukan koordinasi petugas pelayanan kesehatan
(termasuk ambulan gawat darurat) 4
Berkoordinasi dengan agen keselamatan masyarakat lainnya.
Saat menerima panggilan emergensi, seorang EMD harus mampu memperoleh informasi sebanyak mungkin mengenai situasi dan kondisi kejadian untuk membantu menentukan tingkat prioritas panggilan.
Pertanyaan yang harus diajukan oleh EMD adalah : a Di mana lokasi tepat pasien? Seorang EMD harus menanyakan nomor rumah atau bangunan. Sangat penting untuk menanyakan nama jalan dengan penunjuk arah mata angin yang jelas (misalnya utara, selatan), persimpangan jalan terdekat, dan lokasi tepat kejadian. Apabila terjadi kecelakaan lalu lintas perlu ditanyakan mengenai arus lalu lintas, dan jalur yang dapat dilewati , kemacetan dll. Jika EMD menemukan bahwa semua jalur menuju lokasi tabrakan terhambat, maka EMD akan memberitahu pengemudi ambulan untuk memilih jalur alternatif. EMD akan berkoordinasi dengan unit ambulan service dan akan menghubungi ambulan yang terdekat dengan lokasi pasien, sehingga ambulan akan cepat sampai lokasi kejadian. b Nomor telepon yang dapat dihubungi untuk melakukan panggilan balik? Minta penelepon untuk tetap menjaga sambungan telepon. Jangan ditutup kecuali atas pemberitahuan EMD. Untuk situasi/kasus yang mengancam jiwa, EMD akan memberikan instruksi medis kepada penelepon sesaat setelah
ambulan dikirim. Penelepon atau orang lain yang ada di lokasi kejadian harus mengikuti instruksi ini hingga ambulan datang. Hal penting lain yang perlu diperhatikan oleh penelepon adalah agar tetap terhubung dengan EMD untuk menjelaskan lokasi tepat kejadian seandainya ambulan yang telah dikirim tidak menemukan lokasi yang diinformasikan sebelumnya.
c Apa masalahnya? Tanyakan keluhan utama yang dihadapi pasien. Ini akan membantu EMD untuk memutuskan panggilan emergensi mana yang akan ditanggapi (jika panggilan lebih dari satu) dan membantu menentukan tingkat prioritas pasien dalam pengiriman ambulan. d Berapa usia pasien? Ada beberapa jenis ambulan yang dirancang khusus untuk penanganan kasus emergensi anak-anak daripada dewasa, sehingga akan lebih dipilih untuk dikirim. Selain itu, usia juga sangat penting untuk membedakan antara bayi, anak-anak, dan dewasa terutama jika EMD memberikan instruksi kepada penelepon untuk melakukan RJP sebelum ambulan datang. e Apakah
pasien
sadar?
Pasien
yang
tidak
sadar
memiliki
tingkat
kegawatan/prioritas yang lebih tinggi untuk dilakukan pertolongan. f Apakah pasien bisa bernafas? Jika pasien sadar dan bisa bernafas, EMD akan mengajukan pertanyaan tambahan mengenai keluhan utama untuk menentukan tingkat tanggap darurat yang tepat, hal ini menentukan apakah jenis panggilan termasuk dalam kategori emergency atau non emergency sehingga menentukan apakah akan dikirim ambulan respon non emergency dengan kecepatan kendaraan normal atau ambulan respon emergency (keadaan darurat, lampu dan sirine dinyalakan). Jika pasien tidak bernafas atau penelepon tidak yakin, EMD akan mengirimkan ambulan tanggap darurat maksimum dan akan memberikan instruksi medis sebelum ambulan datang termasuk instruksi RJP via telepon jika didapatkan denyut nadi pasien tidak teraba. Jika panggilan darurat adalah untuk kecelakaan lalu lintas, serangkaian pertanyaan kunci harus diajukan untuk membantu menentukan prioritas dan besarnya tanggapan. Melalui interogasi yang baik dengan penelepon, EMD bisa saja mengirimkan sekaligus satu atau lebih unit ambulan respon emergency dan beberapa unit ambulan pembantu respon untuk penanganan korban.
g Berapa banyak dan apa sajakah jenis kendaraan yang terlibat? EMD harus mampu menetukan, berapa banyak kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dan apakah kecelakaan melibatkan mobil, truk, atau bis. Cedera apapun yang diakibatkan dari tabrakan yang melibatkan sepeda, motor, atau pejalan kaki dengan mobil harus memperoleh prioritas tanggap darurat yang lebih tinggi. Jika EMD menemukan bahwa kecelakaan tersebut melibatkan truk, EMD harus mencoba menentukan kemungkinan apakah kendaraan tersebut membawa bahan muatan yang berbahaya. h Berapa banyak kemungkinan korban cedera? Ketika EMD memperoleh informasi dari penelepon bahwa ada lima orang yang cedera, maka EMD akan mengirimkan dua atau tiga ambulan dalam saat yang bersamaan. Waktu dan mungkin nyawa, dapat diselamatkan dengan mengetahui jumlah korban cedera pada kecelakaan/tabrakan. i Apakah korban terjebak? Jika korban terjebak, maka dibutuhkan pula pengiriman unit penyelamat.
C
Pelaksanaan Operasional Ambulan
Ketenagaan pada ambulan sebaiknya sudah terlatih ambulan crew. Pada dasarnya tugas di ambulan adalah lingkaran tugas yang terdiri atas persiapan – respons - kontrol TKP - akses - penilaian awal keadaan penderita dan resusitasi – ekstrikasi - evakuasi - transportasi ke rumah sakit yang sesuai, lalu kembali ke persiapan.
Hal-hal tersebut yaitu: 1
Persiapan
Fase persiapan dimulai saat mulai bertugas atau kembali ke markas setelah menolong penderita. Pemeliharaan ambulan merupakan salah satu komponen penting dalam menjaga kualitas pelayanan armada ambulan. Ambulan merupakan kendaraan yang harus siap pakai sewaktu-waktu saat dibutuhkan sehingga waktu pelayanan dapat dipersingkat terutama untuk jenis ambulan emergensi yang kecepatan dan ketepatan merupakan prioritas pelayanan. Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan ambulan : aCek kilometer awal sebelum kendaraan ambulan dipakai b
Pada awal shift, cek bahan bakar (bensin/solar), oli, air accu, air
radiator, air wiper, lampu mobil, sirene, pengeras suara, tekanan udara pada ban, AC, klakson, rem cJumlah oksigen yang tersisa dalam tabung d
Peralatan perawatan pasien
eTandu dan semua peralatan berada pada tempatnya. Lakukan sapuan dengan menggunakan kain basah dan detergen secara menyeluruh di seluruh permukaan tandu f Periksa sambungan radio komunikasi untuk mempermudah alur komunikasi g
Cek secara berkala oli, filter, ban accu dan busi
h
Pada awal dan akhir shift bagian luar ambulan harus dibersihkan, hal
ini untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada body mobil sehingga tidak mengganggu tanda-tanda pasif ambulan (lambang, tulisan, gambar dll) yang terpampang pada badan ambulan. i Untuk kontrol infeksi, bagian dalam ambulan harus dijaga kebersihannya j Semua permukaan harus dipersihkan secara menyeluruh seminggu sekali termasuk dalam lemari k
Bagian dalam dibersihkan sesuai yang diperlukan di antara masa
pengangkutan pasien l Ganti sarung bantal setiap pengangkutan
2
Respons
Pengemudi harus dapat mengemudi dalam berbagai cuaca. Cara mengemudi harus dengan cara defensif (defensive driving). Rotator selalu dinyalakan, sirene hanya dalam keadaan terpaksa. Mengemudi tanpa mengikuti protokol, akan mengakibatkan cedera lebih lanjut, baik pada diri sendiri, lingkungan maupun penderita. a Peraturan lalu lintas HARUS dipatuhi. b Keselamatan diri sendiri dan orang lain mutlak menjadi pertimbangan menuju lokasi kejadian. c Kecepatan ambulan 40-80 km/jam. d Jika panggilan bukan panggilan gawat darurat mencancam jiwa maka hanya lampu rotator yang dinyalakan. e Jika panggilan merupakan panggilan gawat darurat mengancam jiwa maka dibolehkan menyembunyikan sirine pada saat-saat tertentu untuk memperoleh kesempatan mendahului kendaraan didepannya.
3
Kontrol TKP
Diperlukan pengetahuan mengenai daerah bahaya, harus diketahui cara parkir, serta kontrol lingkungan. Parkir kendaraan pada tempat yang aman dan tidak mengganggu kendaraan lain. Mintalah seseorang berada di belakang ambulans untuk bertindak sebagai pemandu bila polisi belum tiba. 4
Akses ke penderita
Masuk ke dalam rumah atau ke dalam mobil yang hancur, tetap harus memakai prosedur yang baku.
5
Penilaian keadaan penderita dan pertolongan darurat
a Pasien dirumah 1
Analisa keadaan pendarita secara tepat (respon, pernapasan, jantung
dan sirkulasi). 2
Lakukan penanganan penderita sesuai dengan kasus.
3
Informasi kepada fasilitas kesehatan terdekat dengan lokasi kejadian,
bahwa tim ambulan akan merujuk penderita ketempat tersebut (kasus yang terjadi, keadaan korban, jumlah penderita, penanganan yang telah diberikan)
b Penyalamatan dilokasi kecelakaan lalu-lintas 1
Penilaian lokasi
a
Pantau setiap informasi terbaru
b
Perhatikan arus lalu lintas, mungkin perlu menutup jalur.
c
Perhatikan asap disekitar lokasi kejadian dan catat warna asap
yang terlihat, bila mencurigakan hentikan gerak ambulan. d
Perhatikan bau yang ada disekitar penderita, bila ada yang
berbau tidak wajar segera waspadai bahan beracun. e
Perhatikan tiang listrik atau telepon yang patah atau kabel yang
terjurai terputus. f
Perhatikan penderita dijalan dan sekitarnya.
g
Waspadalah
terhdap
orang
disekitar tmepat kecelakaan,
terutama malam hari. h
Perhatikanlah tanda-tanda dari polisi atau personil pelayanan
darurat yang lain, mungkin ada informasi mengenai bahaya atau penderita. i Jika melihat kendaraan yang terbakar atau dicurigai bahan bahaya tumpah, perhatikan arah atau gerak angin dengan melihat asap atau bendera. j Perhatiakan daerah lapangan untuk evakuasi darurat jika ada kemungkinan terjadi ledakan. k
Jika ada bahan atau cairan bahaya tumpah dari tangki yang
bocor, anda perlu parker agak jauh dan membelakangi arah angin.
2
Pertolongan penderita
a
Bila penderita lebih dari satu, lakukan triage.
b
Lakukan penilaian cepat (respon, pernapasan, jantung dan
sirkulasi) c
Lepaskan
segala
benda
yang
menghambat
pemberian
pertolongan pertama. d
Berhatilah-hatilah bila terpaksa mengangkat penderita
e
Bila penderita terjepit, jangan sekali-kali menarik badan
anggota badannya tanpa lebih dahulu melepaskan jepitannya. f
Angkatlah korban dalam keadaan terbaring.
g
Korban dibaringkan di tempat yang teduh dan bila perlu
disemlimuti. Penyelimutan penderita mambantu menjaga suhu tubuh, mencegah paparan cahaya dan menjaga privasi. h
6
Lakukan penanganan penderita sesuai kasus
Ekstrikasi
Pada keadaan lokasi yang berbahaya atau penderita yang memerlukan prioritas tinggi maka pemindahan penderita harus didahulukan dansecepatnya dilakukan pemeriksaan penanganan gawat darurat. Pemindahan penderita ke ambulans dilakukan dalam 4 tahap yaitu : a Pemilihan alat yang digunakan untuk mengusung pasien b Stabilisasi pasien untuk dipindahkan c Memindahkan pasien keambulan d Memasukkan pasien kedalam ambulans
Pada prinsipnya dalam kondisi apapun seseorang penderita dikategorikan dalam perioritas tinggi maka harus segera dirujuk kerumah sakit. Alat angkut penderita harus memiliki tiga tali pengikat untuk menjaga posisi penderita tetap aman. Yang pertama diletakkan setinggi dada, yang kedua setinggi pinggang atau panggul dan yang ketiga setinggi tungkai.
7
Evakuasi dan transportasi penderita
Transportasi bukanlah sekedar mengantar pasien kerumah sakit. Serangkain tugas harus dilakukan sejak penderta dimasukkan kedalam ambulans hingga diambil alih oleh pihak RS. Tindakan-tindakan yang harus di perhatikan dalam mempersiapkan penderita yang akan diangkut : a Lakukan pemeriksaan menyeluruh b Amankan posisi tandu didalam ambulan c Posisikan dan amankan penderita d Pastikan penderita terikat dengan baik dengan tandu e Persiapkan jika timbul komplikasi pernapasan dan jantung f Longgarkan pakaian yang ketat g Periksa perbannya h Periksa bidainya i Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani penderita j Tenangkan penderita k Naikkan barang-barang pribadi penderita l Ucapkan beberapa patah kata dan tenangkan penderita dengan cara yang simpatik m Ketika anda merasa bahwa penderita dan ambulan siap diberangkatkan, beri tanda kepada pengemudi untuk memulai perjalanan kerumah sakit.
D
SOP pelayanan medis / paramedis di ambulan
1 Persiapan Pelayanan aMemastikan tempat tersedia dengan menghubungi di rumah sakit yang dituju dengan cara menelpon. b
Memastikan kondisi ambulan telah siap untuk pelayanan. ( lihat SOP
Ambulan dan sopir ). cMemastikan alat-alat medis dan non medis di ambulan dalam keadaan rapi dan siap pakai. ( Lihat SOP Sterilisasi Alkes ) dan melaksanakan checklist daftar peralatan medis dan non medis di ambulan. d
Mencatat nama petugas yang berangkat (pada daftar petugas) pada
buku register rujukan. ePetugas mencuci tangan ( lihat SOP Mencuci Tangan ). f Petugas memakai alat pelindung diri (lihat SOP Alat Pelindung Diri / APD). 2 Melakukan serah terima pasien dengan petugas di tempat pelayanan / lokasi awal
aPetugas mendatangi lokasi, menemui petugas di lokasi pelayanan awal. b
Memberi salam, menyapa dan memperkenalkan diri sebagai petugas
ambulan. cMenanyakan/konfirmasi identitas pasien yang akan diangkut dengan ambulan, meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, diagnosis sementara. d
Mencatat instruksi dokter tentang hal-hal yang harus diperhatikan/
diberikan kepada pasien selama perjalanan. eMencatat jenis dan dosis obat serta alat yang diperlukan pasien selama perjalanan, antara lain : f Mencatat keadaan pasien sebelum berangkat, meliputi diagnosis, tanda vital ( kesadaran, tensi, nadi, suhu, kecepatan respirasi ) dan problem yang sedang dihadapi ( mencakup problem airway, breathing, circulation ). g
Meminta surat rujukan ( bila ada ).
h
Menanyakan kondisi umum pasien apakah pasien telah siap
dipindahkan ke ambulan, antara lain : ”Apakah pasien sudah bisa dipindahkan ke ambulan?”.
3 Memidahkan pasien ke ambulan aMemastikan kondisi pasien dalam keadaan siap untuk dipindahkan ke ambulan dengan cara melakukan pemeriksaan A B C ( Lihat SOP Pemeriksaan ABC ). b
Mengambil brancart dari ambulan dan dibawa ke lokasi pasien berada.
cMemindahkan pasien ke brancart (lihat SOP Memindahkan Pasien).
d
Memasukkan brancart berisi pasien ke dalam ambulan.
eMengatur posisi pasien senyaman mungkin di dalam ambulan. f Petugas mengambil posisi sesuai dengan tugasnya. g
Sopir duduk di kursi pengemudi ( lihat SOP Sopir Ambulan).
h
Memposisikan pasien senyaman mungkin sesuai dengan kondisinya.
i 1 orang paramedis operator alat medis di sebelah kiri pasien ( menyesuaikan kondisi pasien ). j Petugas memberi komando kepada sopir agar ambulan segera berjalan, lampu rotator dinyalakan, sirene dibunyikan menyesuaikan kondisi jalan. k
Mempertahankan keadaan ABC pasien agar tetap stabil selama
perjalanan dan melakukan tindakan jika terjadi kegawatdaruratan (lihat SOP Mempertahankan Kondisi ABC). l Mencatat semua perubahan yang meliputi kesadaran , vital sign ( nadi, pernafasan, tekanan darah ) pasien / obat
4 Serah terima penderita dirumah sakit aDampingi staf IGD bila dibutuhkan dan berikan laporan lisan atas kondisi penderita. b
Setalah tidak lagi menangani penderita siapkan laporan perawatan pra
rumah sakit cSerahkan barang-barang pribadi penderita ke pihak rumah sakit. sangat disarankan untuk meminta tanda terima tertulis dari pihak IGD sebagai perlindungan barang penderita dari pencurian. d
Minta diri untuk meninggalkan RS
ePencatatan dan Pelaporan 1 Mencatat nama petugas yang berangkat. 2 Mencatat identitas pasien dan informasi dasar ( diagnosis 3 sementara, tanda vital, problem pasien ) berdasarkan informasi dari lokasi awal. 4 Mencatat perkembangan kondisi pasien selama perjalanan. 5 Mencatat tindakan yang dilakukan dan obat yang diberikan kepada pasien selama perjalanan. 6 Menyerahkan catatan rekam medis kepada petugas IRD.
f Kegiatan Pasca Pelayanan 1 Kembali ke posko ambulan Aktivitas-aktivitas berikut yang harus dilkukan saat kembali ke posko ambulan : a
Kabarkan lewat radio bahwa ambulan dalam perjalanan kembali ke
posko b
Pehatikan indicator bahan bakar dan isi ulang bahan bakar jika
indicator menunjukkan batas tertentu.
2 Setelah tiba di posko ambulan Aktivitas-aktivitas berikut yang harus dilakukan oleh kru ambulan setelah menunjukkan batas tertentu : a
Pisahkan alat-alat yang terkontaminasi dengan alat-alat yang tidak
terkontaminasi b
Bersihkan segala perlengkapan yang disentuh penderita
c
Bersihkan dan desinfeksi perlengkapan bantuan pernapasan yang tidak
sekali pakai namun sudah terpakai d
Bersihkan ruang penderita
e
Ganti perlengkapan dalam ambulan yang telah digunakan dengan
barang-barang serupa yang di ambil dari ruang logistic di posko ambulan f
Ganti atau isi ulang tabung oksigen
g
Ganti perlengkapan perawatan penderita
h
Lakukan prosedur pemeliharaan kendaraan pasca pemakaian apabila
diperkukan i
Bersihkan kendaraan
j
Lengkapi formulir laporan yang belum selesai sesegera mungkin
k
Laporkan kesiapan unit ambulan untuk memberikan pelayanan
berikutnya.