1
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pulau Sumatera terletak di bagian paling barat Kepulauan Indonesia. Posisi geografis membujur dari arah barat laut ke arah tenggara. Panjang dari ujung yang paling utara hingga ujung paling selatan lebih kurang 1.750 km dan lebar antara dua titik paling barat hingga titik paling timur sekitar 400 km. Luas keseluruhan pulau ini adalah sekitar 473.606 km2. Pulau Sumatera dikelilingi oleh beberapa teluk, selat dan laut. Di sebelah utara terdapat Teluk Benggala yang memisahkannya dengan Anak Benua India. Di sebelah timur terdapat Selat Malaka dan Selat Bangka yang memisahkannya dengan Semenanjung Malaysia dan Pulau Bangka, di sebelah selatan terdapat Selat Sunda yang memisahkannya dengan Pulau Jawa dan di sebelah barat terhampar Samudera Hindia. Perairan Barat Sumatera merupakan kawasan perairan yang topografinya ditandai oleh banyaknya tanjung tanjung dan teluk. Keadaan alam pada perairan Barat Barat Sumatera cukup penting untuk dijelaskan, karena keadaan geografis tersebut merupakan suatu tanda khas daerah pantai dan dalam banyak situasi memberikan atau menambah arti daerah pantai, seperti dua buah tanjung yang letaknya berdekatan biasanya membentuk sebuah teluk, dan teluk ini biasanya cocok dijadikan pelabuhan laut, sedangkan beberapa tanjung turut serta melindungi pantai dari terjangan ombak yang ganas (Gusti, 2007).
2
Kemajuan teknologi yang ada saat ini dapat memberi kemudahan dalam mengukur suhu perairan pada suatu daerah tanpa harus turun ke lapangan secara langsung yaitu dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Penginderaan jauh yaitu sebagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektronik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi (Sutanto, 1979). “Robotic/Autonomous Profilling Floats” Floats ” atau lebih dikenal dengan nama ARGO Float yang telah tersebar di wilayah perairan Samudera Hindia. ARGO Float ialah instrumen yang bergerak mengikuti arus bawah laut untuk memperoleh data temperatur dan salinitas hingga kedalaman 2000 m dibanyak lokasi sesuai dengan pergerakan arus bawah laut. Dengan demikian, monitoring temperatur, salinitas dan kecepatan di lautan akan berlangsung secara kontiniyu dan semua data dapat di-relay di-relay dan dan dipublikasikan dalam beberapa jam setelah pengumpulan data awal (http://www.argo.ucsd.edu ). ).
1.2.
Pendekatan Pendekatan dan Perumusan Masalah
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System merupakan suatu sistem berbasis komputer yang khusus digunakan untuk memproses data spasial (bereferensi ruang) yang disimpan dalam suatu basis data yang berhubungan dengan dengan keadaan dunia nyata. Manfaat SIG secara sec ara umum adalah memberikan gambaran, prediksi dan perencanaan strategis tanpa harus turun ke lapangan secara langsung.
3
Suhu merupakan parameter laut yang sangat penting, oleh karena itu pada setiap penelitian oseanografi, pengukuran suhu air laut selalu dilakukan. Pentingnya mengetahui suhu suatu perairan adalah untuk mempelajari proses proses kimia, fisika, maupun biologi laut, serta juga mengetahui berapa besar pengaruh suhu terhadap fenomena upwelling . Kegiatan Penulisan Karya Ilmiah ini diharapkan dapat mengetahui sistem kerja dari Argo Float dalam hal distribusi suhu perairan Samudera Hindia bagian Barat Sumatera baik secara vertikal maupun horizontal. Software yang digunakan untuk memproses data citra yaitu ER Mapper 7.0, ODV 4.0 ( Ocean Data View), View ), Microsoft Excel 2007 dan Microsoft Word 2007.
1.3.
Tujuan dan Manfaat
Penulisan Karya Ilmiah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam proses pengolahan dan kajian kondisi suhu perairan yang direkam oleh ARGO Float terutama di sekitar perairan Samudra Hindia bagian Barat Sumatera yang dilaksanakan di Laboratorium Marine Geomatic Center (MGC UNDIP) dengan menggunakan program-program yang mendukung yaitu ER Mapper 7.0, ODV 4.0 (Ocean ( Ocean Data View), View ), Microsoft Excel 2007 dan Microsoft Word 2007. Penulisan Karya Ilmiah ini diharapkan dapat membantu bagi beberapa kalangan seperti Mahasiswa, Pemerintah, Lembaga Instansi maupun Perguruan Tinggi dalam mengetahui sebaran suhu vertikal dan horizontal di perairan Indonesia khususnya Perairan Barat Sumatera dengan bantuan teknologi penginderaan jauh yang direkam oleh oleh ARGO Float.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Perairan Barat Sumatera
Perairan barat sumatera berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Rangkaian Pulau yang terdapat di kawasan laut pantai barat ini tidak sepenuhnya berhasil melindungi dari terjangan ombak Samudera hindia yang terkenal besar dan kuat. Para ahli mencatat bahwa setiap tahun terjadi pengikisan pantai (abrasi) oleh laut sejauh 20 cm. Rata-rata tinggi gelombang yang menghantam pantai barat adalah 220 cm. Ombak ini relative tinggi bila dibandingkan dengan tinggi gelombang rata-rata di seluruh Kepulauan Indonesia yaitu 130 cm. Penyebab besarnya ombak tersebut disamping dikarenakan oleh hamparan laut bebas juga dikarenakan oleh kuatnya hembusan angin di daerah tersebut (Marsden, 1986). Kawasan sepanjang perairan barat sumatera tidak ditemui angin musim yang berpola tetap seperti yang terjadi di kawasan Indonesia secara umum. Posisi daerah ini yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, relatif terbebas dari pengaruh tekanan udara yang diakibatkan oleh arus panas dari Benua Asia dan Australia serta dibagi dua equator merupakan penyebab utama penyimpangan pola angin musim di kawasan ini. i ni. Kawasan pantai panta i sebelah utara hingga posisi 2o LU dipengaruhi oleh angin musim barat daya dan timur laut. Angin tenggara bertiup dengan keras antara antar a bulan Mei hingga September. Bulan-bulan September hingga Desember merupakan bulan pergantian arah angin di daerah ini, dari bulan Desember hingga bulan Maret bertiup angin timur laut dan antara bulan Maret hingga Mei terjadi pergantian arah angin. Kawasan yang terdapat di selatan posisi
5
2o LU atau sekitar daerah Singkel sampai garis equator atau daerah Air Bangis merupakan daerah perbatasan musim (Gusti, 2007) Daerah yang terletak di selatan Air Bangis hingga Selat Sunda dikuasi oleh angin musim Samudera Hindia, yaitu musim barat laut dan musim tenggara, dari bulan April hingga Oktober di kawasan ini berhembus angin musim tenggara antara Oktober hingga April yang betiup kencang angin musim barat laut. Angin puyuh atau puting beliung relatif jarang terjadi di kawasan ini.
2.2. Suhu Permukaan Laut
Suhu permukaan laut merupakan salah satu parameter oseanografi yang paling penting. Suhu di lapisan permukaan perairan Indonesia berkisar antara 26oC-30oC, lapisan termoklin berkisar antara 9 oC-26oC dan lapisan dalam berkisar antara 2oC-8oC (Soegiarto, 1976). Menurut Nontji (1987), suhu permukaan laut di perairan Indonesia umumnya berkisar antara 28oC-31oC. Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari permukaan laut (intensitas cahaya matahari yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan penutupan awan (Hutabarat dan Evans, 2006). Sebaran suhu permukaan laut dapat digunakan sebagai salah satu indikator penting terjadinya upwelling . Tingginya nilai suhu permukaan laut di Indonesia disebabkan oleh posisi geografis Indonesia yang terletak di wilayah equator yang merupakan daerah penerima panas matahari terbanyak. Proses yang mempengaruhi pembentukan suhu permukaan laut karena adanya radiasi matahari yang masuk ke laut yang sebagian akan diserap dan sebagian lagi akan mengalami pembauran. Dalam proses penyerapan tersebut,
6
radiasi yang berbentuk gelombang elektromagnetik diubah menjadi energi kinetis yang lazim kita kenal sebagai panas. Panas inilah yang menjadi faktor utama pembentuk suhu pada permukaan laut, selain itu penguapan juga mempengaruhi suhu permukaan laut, tetapi bersifat negatif. Keadaan tersebut disebabkan karena semua proses penguapan akan memerlukan energi dan panas. Dua faktor tersebut radiasi matahari dan penguapan merupakan faktor yang paling berperan dan menentukan besarnya suhu permukaan laut, beberapa faktor lain seperti proses kimia, biologi, pergerakan arus dan panas yang berasal dari pusat bumi memiliki peranan yang sangat kecil terhadap suhu perairan. perairan. Pengukuran suhu permukaan laut selain dapat dilakukan secara langsung dapat juga menggunakan bantuan sensor satelit. Sensor termal dapat digunakan untuk mengukur suhu permukaan laut.
2.3. Lapisan Termoklin
Lapisan termoklin merupakan lapisan yang terletak pada kedalaman 2001000 meter ditandai dengan suhu turun secara mendadak yang membentuk sebuah kurva dengan lereng yang tajam. Pada kedalaman melebihi 1000 meter suhu air laut relatif konstan dan biasanya berkisar antara 2 - 4 oC (Hutabarat dan Evans, 2006). Lapisan termoklin adalah lapisan yang membagi 2 massa air di perairan, lapisan ini merupakan lapisan pembatas antara air yang berada di permukaan dan yang berada di bawahnya, pada umumnya lapisan ini memiliki flukstuasi suhu yang sangat tajam dibandingkan dengan lapisan air lainnya.
7
Dalam lapisan ini gradien vertikal suhu atau salinitas sangat tajam dinilai dari kolom air yang dalam dengan kolom lapisan permukaan. Sebuah gradien vertikal yang turun drastic pada suhu dalam disebut termoklin. Di laut ada termoklin utama atau permanen yang letaknya cukup dalam dan hampir tidak terpengaruh oleh siklus tahunan musim (William, 1979).
2.4. ARGO Float
ARGO merupakan singkatan dari the Array for Real-time Geostropic Oceanography dimana Oceanography dimana nama argo ini dipilih untuk memperkuat hubungan global float array dengan array dengan misi satelit altimetri Jason. ARGO bagian dari Global Climate Observing System/Global Ocean Observing System System (GCOS/GOOS) yang dikoordinai oleh Argo Steering Team Team dimana 18 negara tergabung di dalamnya (Australia, Kanada, Cina, Denmark, Perancis, Jerman, India, Irlandia, Jepang, Korea, Mauritania, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Rusia, Spanyol, Inggris, dan USA) dan Uni-Eropa terlibat di dalamnya. Beberapa Negara termasuk Afrika Selatan,
Indonesia
dan
Chili
telah
membantu
dalam
penyebarannya
(http://www.argo.ucsd.edu).. (http://www.argo.ucsd.edu) Persebaran ARGO dimulai pada tahun 2000 dan untuk pertama kalinya kondisi fisik dari lautan akan di ukur secara sistematis dan perolehan data secara near-real-time melalui GTS (Global Telecommunication System) dan dalam format quality-controlled dengan penundaan beberapa bulan. ARGO Float diperkirakan akan mencakup lautan didunia dengan 3000 instrumen ARGO pada tahun 2010 dimana cakupan global dengan target densitas 3 o X 3o. Desain jaringan ARGO
didasarkan
dari
pengalaman
system
observasi
satelit
artimetri
8
TOPEX/Poseidon dan kebutuhan untuk iklim dan permodelan samudera beresolusi tinggi. ARGO mengumpulkan datanya dari pelampung (float) bertenaga baterai bater ai yang menghabiskan kebanyakan dari waktu hidup mereka pada kadalaman tertentu (“parking (“parking depth”) (http://www.argo.ucsd.edu ). ). Komponen dari ARGO Float : •
Antena satelit
•
Sensor CTD
•
Transmiter Satelit (menggunakan satelit GTS untuk transmisi data dari float ke stasiun bumi)
•
Pompa udara
•
Pompa Hidrolik
•
Oli Hidrolik
•
Kantong Pneumatik
•
Baterai Lithium Gambar 1. Komponen dari ARGO Float
Gambar 2. Siklus dari Argo Float
9
Siklus ARGO float (Gambar 2.) berlangsung seperti yang ditunjukkan oleh gambar di atas. ARGO Float dijatuhkan dari atas kapal atau pesawat terbang kemudian secara perlahan akan turun hingga kedalaman 2000 meter (“parking depth”) dengan dengan waktu 6 jam pada kecepatan 10 cm/s. Selanjutnya, ARGO Float akan mengapung selama 9 hari mengikuti arus bawah laut. Setelah proses itu, oli dipompakan dari reservoir internal untuk memompa eksternal bladder atau kantong pneumatik, sehingga pelampung akan naik (http://www.argo.ucsd.edu ). ). Sewaktu ARGO Float naik ke permukaan, maka pada saat itu juga alat tersebut merekam profil temperatur dan salinitas sampai ke permukaan. Kemudian data profil tersebut dipancarkan ke satelit ketika ARGO Float menjangkau permukaan. Transmisi data ARGO Float memerlukan antara 6 – 12 jam di permukaan laut untuk menjamin akurasi data dan meminimalkan kemungkinan kesalahan penempatan dan penerimaan data dalam semua kondisi cuaca. Posisi akurat sampai ~ 100 m yang tergantung pada banyaknya satelit di dalam cakupan dan distribusi geometri mereka. Setelah transmisi data selesai dikirim ke stasiun bumi, oli dalam dala m chamber ARGO Float dipompakan kembali ke reservoir internal, blader kemudian kemudian mengosong dan pelampung kembali ke kepadatan aslinya untuk tenggelam dan mengapung dalam melakukan siklus yang sama s eterusnya. ARGO Float dirancang untuk melakukan sekitar 150 siklus seperti yang telah dijelaskan seperti di atas (http://www.argo.ucsd.edu ). ).
10
2.5. Penginderaan Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1970). Alat yang dimaksud di dalam batasan ini adalah alat pengindera atau sensor. Pada umumnya sensor dipasang pada wahana (platform) yang berupa pesawat terbang, satelit atau wahana lainnya. Objek yang diindera atau yang ingin diketahui berupa objek di permukaan bumi, dirgantara atau antariksa. Penginderaannya dilakukan dari jarak jauh sehingga ia disebut penginderaan jauh, karena sensor dipasang jauh dari objek yang diindera, diperlukan tenaga yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek tersebut. Antara tenaga dan objek terjadi interaksi. Tiap objek mempunyai karakteristik tersendiri di dalam interaksinya terhadap tenaga, misalnya air menyerap sinar banyak dan hanya memantulkan sedikit sinar. Hasil interaksi antara tenaga dengan objek direkam oleh sensor, perekamannya dilakukan dengan menggunakan kamera atau alat perekam lainnya. Hasil rekaman ini disebut data penginderaan jauh yang didalam batasannya disebut dengan istilah data. Data harus diterjemahkan menjadi informasi tentang objek, daerah atau gejala yang diindera itu. Proses penterjemahan data menjadi informasi disebut interpretasi atau analisis data. Sebagai contoh data dapat berupa gambaran objek pada foto yang tampak gelap, berbentuk empat persegi panjang dan tergambar dengan ukuran lebar 1 cm serta panjang 1 cm pada foto udara
11
berskala 1 : 10000. Hasil interpretasi data menunjukkan bahwa gambaran tersebut berupa kolam ikan seluas dua hektar. Penginderaan jauh merupakan ilmu, bahkan merupakan ilmu yang bersifat koordinatif karena maliputi berbagai bidang keahlian. Penginderaan jauh juga dipandang sebagai teknik bagi ilmu lain (Lillesand dan Kiefer, 1970). Batasan ilmu dari Webter’s New Collegiate Dictionary, Dictionary, yaitu: 1. Pengetahuan yang diperoleh dengan studi latihan; 2. Suatu bagian pengetahuan yang sistematik; 3. Seni atau keterampilan; 4. Cabang studi yang dilakukan dengan jalan observasi dan klasifikasi data; 5. Himpunan pengetahuan sistematik yang disusun untuk mencari kebenaran secara umum; 6. Pengetahuan tentang dunia fisik yang disebut ilmu alam.
12
III. MATERI DAN METODE
3.1.
Materi
Materi yang digunakan dalam Penulisan Karya Ilmiah ini adalah sebagai berikut: 3.1.1.
Alat
Alat yang digunakan pada Penulisan Karya Ilmiah ini adalah sebagai berikut: Tabel 1. Alat yang digunakan dalam Penulisan Karya Ilmiah No. Alat Kegunaan 1.
Perangkat keras (Laptop)
Pengolahan data keseluruhan
2.
Ocean Data View 4.0
Memformat data dalam bentuk .txt
3.
ER-Mapper 7.0
Proses gridding Proses gridding , overlay, overlay, cropping dan dan layout
4.
IZArc
Meng-ekstrak Meng-ekstrak data data bentuk rar.
4.
Notepad
Menyimpan data suhu dalam bentuk .txt
5.
Microsoft Excel 2007
Pemformatan data .txt menjadi excel
6.
Microsoft Word 2007
Penulisan laporan
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam Penulisan Karya Ilmiah adalah sebagai berikut: Data suhu permukaan laut dari ARGO Float dapat di download dari dari situs resmi ARGO Data Center (GODAE Webserver ) yaitu : http://www.usgodae.org/cgi-bin/argo_select.pl
13
3.2.
Metode
Metode yang digunakan dalam Penulisan Karya Ilmiah adalah sebagai berikut: 3.2.1. Download Data Data
Data suhu perairan laut yang direkam oleh ARGO Float dapat di download di situs resmi ARGO Data Center (GODAE Webserver ) yaitu : http://www.usgodae.org/cgi-bin/argo_select.pl Data yang di download merupakan data suhu perairan Samudra Hindia Barat Sumatera pada musim timur yang diwakilkan oleh bulan Agustus dan September tahun 2011, sedangkan untuk musim barat diwakilkan oleh bulan Januari dan Februari tahun 2012. Data suhu yang telah didapatkan selanjutnya dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk mendapatkan data sebaran suhu vertikal dan horizontal di perairan Samudra Hindia Barat Sumatera. 3.2.2. Pengolahan Data ARGO Float
Langkah – langkah langkah yang dilakukan dalam pengolahan data ARGO Float adalah sebagai berikut : 1.
Ekstrak Data Data yang telah di download dalam bentuk rar diekstrak dengan menggunakan IZArc;
2.
Menampilkan Data Suhu Perairan Data ARGO Float yang telah diekstrak kemudian dibuka dan diolah dengan menggunakan ODV (Ocean ( Ocean Data View) View) untuk mendapatkan data dalam bentuk .txt dan selanjutnya diubah formatnya dalam bentuk excel untuk
14
mendapatkan
sebaran
suhu
secara
vertikal
dan
horizontal
dengan
menggunakan Microsoft Excel. 3.
Gridding Proses gridding data ini adalah metode pengikisan atau penyortiran data secara otomatis dengan menggunakan ER-Mapper 7.0. untuk mendapatkan kisaran konsentrasi suhu perairan yang sesuai.
4.
Overlay Overlay merupakan Overlay merupakan proses yang dilakukan untuk membedakan antara daratan dengan perairan yang menjadi obyek penelitian dan mendapatkan lokasi sebaran suhu permukaan laut.
5.
Cropping Proses Cropping bertujuan untuk membuka peta pulau Sumatera yang ditutupi oleh peta sebaran suhu permukaan laut sehingga didapatkan gambar yang jelas antara daratan dan lautan
6. Layout Pembuatan layout peta hasil pengolahan data dilakukan menggunakan software software ER Mapper untuk memperjelas dan mempermudah dalam menampilkan data akhir dari dari proses proses dipahami.
pengolahan data sehingga mudah
15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Pada Penulisan Karya Ilmiah ini menggunakan data ARGO Float sebagai data utama yang akan diolah. Data yang digunakan adalah data bulanan yaitu bulan Agustus 2011 dan September 2011 yang mewakili Musim Timur dan bulan Januari 2012 dan Februari 2012 yang mewakili Musim Barat. Data tersebut tersebar di dua belas titik di perairan Barat Sumatera. Data ARGO Float yang telah diolah didapatkan dalam bentuk excel , kemudian dibuat grafik dimana suhu sebagai sumbu x dan kedalaman sebagai sumbu y. Grafik tersebut menunjukkan sebaran suhu secara vertikal dan lapisan termoklin pada perairan tersebut. Suhu ( oC) 0 0
10
20
30
40
-200
) -400 M ( n a -600 m a l a d -800 e K -1000
-1200
Gambar 3. Grafik Sebaran Suhu Vertikal Samudra Hindia Barat Sumatera Pada Musim Timur
16
Suhu ( oC)
0 0
5
10
15
20
25
30
35
-200 -400
) -600 M ( n a -800 m a l a -1000 d e K-1200 -1400 -1600
Gambar 4. Grafik Sebaran Suhu Vertikal Samudra Hindia Barat Sumatera Pada Musim Barat
Data ARGO Float selanjutnya dilakukan proses gridding data yaitu metode pengikisan atau penyortiran data secara otomatis dengan memasukkan rumus pada formula di Algorithm pada ER-Mapper 7.0. untuk mendapatkan kisaran konsentrasi suhu permukaan laut yang sesuai. Data ARGO Float yang telah diolah di ER-Mapper 7.0 akan menampilkan daerah sebaran suhu perairannya untuk kemudian dilakukan overlay overlay pada peta batimetry Pulau Sumatera. Overlay Overlay (penampalan) merupakan proses yang dilakukan untuk membedakan antara daratan dengan perai ran yang menjadi obyek penelitian dan mendapatkan lokasi sebaran suhu permukaan laut di wilayah Sumatera bagian barat secara jelas.
17
Gambar 5. Layout 5. Layout Suhu Suhu Perairan Samudera Hindia Barat Sumatera Pada Musim Timur
Gambar 6. Layout 6. Layout Suhu Suhu Perairan Samudera Hindia Barat Sumatera Pada Musim Barat
18
4.2. Pembahasan
Data ARGO Float yang di download sebanyak enam titik atau enam ARGO Float. Hal ini dilakukan karena dengan dua belas titik tersebut sudah cukup mewakili daerah bagian Barat Sumatera yang dijadikan objek pengolahan data, sehingga dari dua belas titik persebaran ARGO Float tersebut akan didapatakan nilai suhu perairan Barat Sumatera secara vertikal maupun horizontal. Berdasarkan data yang telah didapatkan maka pada Musim Timur yang diwakilkan oleh bulan Agustus dan September terdapat kisaran suhu permukaan laut yaitu 27 oC – 28 28oC, sedangkan pada Musim Barat yang diwakilkan oleh bulan Januari dan Februari didapatkan kisaran suhu antara 27 oC – 29 29oC. Perbedaan juga terdapat pada lapisan Termoklin dimana pada Musim Timur, lapisan Termoklin terdapat di kedalaman 150 m dengan penurunan suhu yang drastis pada suhu 14 oC, sedangkan pada Musim Barat, lapisan Termoklin terdapat di kedalaman 200 m dengan penurunan suhu yang drasis pada suhu 15 oC. Pada sebaran suhu permukaan laut terdapat pergerakan pola pergerakan masa air, dimana masa air bergerak dari suhu yang rendah ke suhu yang tinggi atau massa air bergerak dari tekanan tinggi menuju tekanan rendah. Pola pergerakan massa air bisa dilihat pada proses Gridding data suhu air laut. Pola pergerakan massa air didapatkan dari perekaman yang dilakukan ARGO Float, tidak semua wilayah ter-cover ter- cover oleh ARGO Float oleh karena itu daerah yang berada di luar jangkauan perekaman oleh ARGO Float tidak terlihat pola pergerakan massa airnya.
19
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil Karya Tulis Imliah ini adalah: 1.
Kisaran sebaran suhu permukaan laut di sekitar Perairan Barat Sumatera pada o
o
o
o
musim timur adalah 27 C – 28 28 C dan musim barat sekitar 27 C – 29 29 C; 2.
Lapisan Termoklin pada Musim Timur terdapat di kedalaman 150 m dan pada Musim Barat di kedalaman 200 m.
5.2.
Saran
Saran yang dapat diberikan pada Karya Tulis Imliah ini adalah: 1.
Perlunya dilakukan studi lapangan untuk mendapatkan nilai sebernarnya di lapangan supaya dapat dibandingakan dengan nilai yang didapat dari satelit sehingga didapatkan nilai yang akurat; dan
2.
Pemilihan data dilakukan lebih baik untuk mengurangi kesalahan posisi ARGO Float;
3.
Proses pengolahan data harus dilakukan dengan baik untuk menghindari kesalahan dalam hasil yang didapatkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Gusti, A. 2007 Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera. Ombak. Jogjakarta. Hutabarat dan Evans. 2006. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia, Jakarta. Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 1970. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Marsden, William. 1986. The History of Sumatera. Oxford University Press, Kuala Lumpur. Nontji, A. 1987. Laut Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta, 331 hlm. Soegiarto A, 1976. Atlas Oseanografi Perairan Indonesia dan Sekitarnya. Lembaga Oseonologi Nasional. Jakarta. Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. William. 1979. 1979. An Introduction To Physical Oceanography. Institute of Technology, United States of America. http://www.argo.ucsd.edu http://www.usgodae.org/cgi-bin/argo_select.pl
Massachusetts
21
L A M P I R A N
22
Lampiran 1. Layout Pada Kedalaman 5 Meter dan 100 Meter Peta Sebaran Suhu Perairan Samudera Hindia Barat Sumatera Pada Musim Timur (Bulan Agustus dan Bulan September) September)
23
24
Peta Sebaran Suhu Perairan Samudera Hindia Barat Sumatera Pada Musim Barat (Bulan Januari dan Bulan Februari) Februari)
25
26
Lampiran 2. Tabel Nilai Suhu di Perairan Perairan Samudera Hindia bagian Barat Sumatera
Tabel Nilai Suhu dari Data ARGO Float pada bulan Agustus 2011 O
Deep ( m )
Temperature ( C )
-5.3 -9.7 -19.4 -29.1 -39.5 -49.7 -59.5 -69.8 -79.8 -89.3 -99.7 -109.2 -119.3 -129.5 -139.4 -149.5 -159.5 -169.3 -179.5 -189.5 -199.5 -209 -219.4 -229.4 -239 -249.1 -259.1 -269 -278.8 -289.5 -299.3 -309.5 -319.5 -329.1 -339.4 -349.4 -359.5 -379.1 -399.3
29.338 29.22 29.05 28.746 28.683 28.672 28.542 25.772 23.979 20.446 19.102 17.972 16.694 16.107 15.759 14.325 14.045 13.506 13.163 12.988 12.716 12.583 12.317 12.122 12.026 11.872 11.715 11.578 11.522 11.322 11.208 11.168 10.991 10.881 10.808 10.745 10.693 10.587 10.424
27
Lanjutan Tabel Nilai Suhu dari Data ARGO Float pada bulan Agustus 2011 Deep ( Deep ( m ) Temperature ( Temperature ( OC ) -449 10.094 -499.4 9.741 -549.4 9.534 -599.4 9.244 -649.2 8.933 -699.4 8.49 -749.4 8.135 -799.4 7.503 -848.9 7.247 -899.3 7.055 -948.7 6.829 -999 6.561 -1005.2 6.523
Tabel Nilai Suhu dari Data ARGO Float pada bulan Januari 2012 Deep ( Deep ( m ) Temperature ( Temperature ( OC ) 0 28.867 -6 29.022 -16 29.29 -25 29.406 -36 29.327 -47 29.258 -56 29.322 -66 29.27 -76 29.194 -86 29.259 -96 29.245 -106 28.553 -116 27.738 -126 26.413 -136 24.849 -145 22.374 -156 20.557 -166 19.28 -176 16.794 -186 15.548 -195 14.992 -214 14.131 -239 13.552 -263 12.851
28
Lanjutan Tabel Nilai Suhu dari Data ARGO Float pada bulan Januari 2012 Deep ( Deep ( m ) Temperature ( Temperature ( OC ) -289 12.419 -314 12.087 -339 11.589 -364 11.25 -388 11.024 -415 10.774 -438 10.499 -463 10.207 -489 9.99 -514 9.58 -539 9.132 -563 8.857 -588 8.798 -613 8.671 -638 8.566 -664 8.501 -688 8.418 -713 8.396 -738 8.418 -764 8.38 -788 8.262 -814 8.221 -837 8.194 -863 8.108 -888 7.937 -914 7.756 -938 7.302 -964 6.976 -988 6.837 -1014 6.738 -1039 6.421 -1063 6.084 -1088 5.978 -1113 5.834 -1139 5.755 -1163 5.665 -1189 5.452 -1215 5.382 -1238 5.21 -1263 5.1 -1288 4.905
29
Lanjutan Tabel Nilai Suhu dari Data ARGO Float pada bulan Januari 2012 Deep ( Deep ( m ) Temperature ( Temperature ( OC ) -1313 4.725 -1338 4.675 -1364 4.623 -1389 4.548 -1413 4.445 -1438 4.366 -1464 4.35