DAFTAR ISI
ARTHRITIS ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... 1
BAB I .................................................................................................................................. ................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .................................................................. .............................................................................................................. ............................................ 1 A.
LATAR BELAKANG ........................................................... ............................................................................................ ................................. 1
B.
RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ ........................................................................................ 2
C.
TUJUAN ................................................................................................................. ................................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................. ................................................................................................................................ 3 PEMBAHASAN ...................................................................................................... ................................................................................................................. ........... 3 A.
PENGERTIAN ARTHRITIS .................................................................................. ................................................................................. 3
B.
PENYEBAB ARTHRITIS ...................................................................................... ..................................................................................... 4
C.
PENGGOLONGAN ARTHRITIS .......................................................................... ......................................................................... 6
D.
MENGENALI GEJALA ARTHRITIS ................................................................... 9
E.
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN ARTHRITIS ........................................ 10
BAB III ............................................................ ............................................................................................................................. ................................................................. 13 PENUTUP ................................................................... ........................................................................................................................ ..................................................... 13 A.
.................................................................................................... 13 KESIMPULAN .....................................................................................................
B.
................................................................................................................. ......... 14 SARAN ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15
0
ARTHRITIS BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan penyakit reumatik atau arthritis. Arthritis atau yang biasa kita kenal dengan reumatik,
dapat
mengakibatkan perubahan otot hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita rematik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Arthritis atau reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan
suatu
sindrom.
Golongan
penyakit
yang
menampilkan
perwujudan sindrom arthritis cukup banyak, namun semua menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli dibidang rematologi, arthritis dapat terungkap sebagai keluhan atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri,
1
kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot dan gangguan gerak. B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makah ini antara lain sebagai berikut : 1.
Apa yang dimaksud dengan arthritis?
2.
Apa saja yang menyebabkan arthritis?
3.
Apa saja penggolongan arthritis?
4.
Bagaimana gejala-gejala arthritis?
5.
Bagaimana cara mencegah arthritis?
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini antara lain sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui definisi atau pengertian arthritis.
2.
Untuk mengetahui penyebab arthritis.
3.
Untuk mengetahui macam-macam arthritis.
4.
Untuk mengetahui gejala arthritis.
5.
Untuk mengetahui cara mencegah dan mengobati arthritis.
2
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN ARTHRITIS
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi. Arthritis adalah peradangan pada satu atau lebih dari sendi-sendi tubuh. Biasanya diikuti dengan nyeri dan kaku terutama pada pagi hari atau setelah berolah raga. Selain nyeri dan kaku, gejalanya juga bisa bengkak, pembentukan tulang yang berubah dan/atau berkurangnya lingkup gerak/keterbatasan gerak, sehingga anggota tubuh tertentu tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Sendi yang radang juga menimbulkan suara pada waktu digerakkan. Istilah arthritis secara literal berarti “Peradangan pada sendi”. Pada kondisi tertentu arthritis dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya seperti otot, tulang dan organ di dalam tubuh lainnya, dan dapat mengakibatkan menurunnya fungsi tubuh dan kadang-kadang apabila terjadi komplikasi dapat mengancam jiwa. Jika tidak ditangani, arthritis dapat mengakibatkan , baik ringan seperti kerusakan sendi maupun berat seperti kelumpuhan. Di kehidupan sehari-hari, sering terjadi adalah kurangnya kualitas hidup seseorang yang berakibat terbatasnya aktifitas, depresi sampai berim bas pada status sosial ekonomi seseorang atau sebuah keluarga. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah penyakit art ini tidak berhubungan dengan stroke tetapi
3
berhubungan dengan gaya hidup, pekerjaan, imunitas dan beberapa penyakit berhubungan dengan genetika..
B. PENYEBAB ARTHRITIS
Adapun penyebab dari arthritis itu sendiri antara lain sebagai berikut : 1. Kondisi pH darah yang terlalu asam. penelitian, radang sendi diakibatkan oleh pola makan yang salah, yaitu banyak konsumsi makanan yang bersifat asam (bukan rasanya asam, tetapi pHnya asam setelah dicerna oleh tubuh) sehingga tingkat pH darah menjadi asam dan mengakibatkan kerusakan dari kartilage dan tulang. Karena darah yang terlalu asam, kartilage pada sendi bisa larut. Sehingga sendi kehilangan permukaannya yang halus untuk pergerakan, meradang dan akhirnya tulang saling bergesek sehingga menimbulkan nyeri. Keadaan yang demikian harus dilawan dengan makanan yang bersifat alkaline. Penelitian terbaru menunjukkan hubungan antara penyakit radang sendi dengan DIET makanan. Diet makanan penderita radang sendi biasanya kekurangan elemen nutrisi vital untuk jangka waktu yang cukup lama. Contohnya makanan yang terlalu dimasak, kalengan, makanan yang sudah kekurangan nutrisi dan yang terlalu diproses/refined. Pada penderita arithritis ada kekurangan vitamin dan mineral pada diet, dengan makanan yang berjumlah besar tepung-tepungan, gula, lemak dan kekurangan vitamin B.
4
2. Toksisitas pada darah. Dari sudut pandang keadaan dalam tubuh, dokter biologi percaya bahwa arthritis disebabkan oleh toksisitas pada darah dan pembuangan sampah yang salah dari sistim tubuh. Secara umum penderita arthritis mempunyai tingkat asam folat, protein dan zinc yang lebih rendah. Peneliti-peneliti
juga
menyimpulkan
bahwa
obat-obatan
dapat
menyebabkan banyak perubahan biokimia di tubuh dan menciptakan kebutuhan dari nutrisi-nutrisi seperti vitamin C, yang dinetralisir oleh obat-obatan. 3. Obesitas. Obesitas menjadi penyebab yang paling sering terjadi. Obesitas merupakan keadaan dimana terjadinya kelebihan lemak pada tubuh. Lemak tubuh dapat merubah zat kimia purin menjadi asam urat, sehingga semakin banyak lemak tubuh maka laju aktivitas lemak untuk mengubah zat kimia tersebut akan semakin meningkat pula. Makanan yang kaya akan zat purin antara lain pada kerang-kerangan. 4. Faktor keturunan. Faktor keluarga menjadi faktor resiko terjadinya rematik seperti pada reumatoid artritis, lupus eritematosus sistemik dan gout. Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit dari salah satu golongan tersebut, maka anda kemungkinan besar akan t erkena juga. 5. Perubahan hormonal.
5
Salah satu golongan arthritis yang sangat dipengaruhi oleh hormonal adalah reumatoid arthritis. Kecenderungan wanita untuk menderita reumatoid arthritis dan sering dijumpainya remisi pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini. 6. Kekurangan zat gizi tertentu. Kurangnya asupan Omega 3 pada tubuh. Didalam omega 3 t erdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara persendian agar tetap lentur. Makanan yang mengandung Omega 3, salah satunya terdapat pada ikan laut. Dapat pula mengkonsumsi suplemen yang mengandung Omega 3. C. PENGGOLONGAN ARTHRITIS 1. Osteoarthritis
Osteoarthritis disebut juga sebagai penyakit sendi degeneratif yang disebabkan oleh proses penuaan. Arthritis jenis ini biasanya menyerang berbagai sendi seperti pada lutut, pinggul, tulang belakang, kaki, dan pangkal ibu jari. Diyakini faktor mekanik dan genetik cukup berperan dalam munculnya osteoarthritis. Beberapa faktor risiko lain diantaranya meliputi obesitas, trauma pada sendi, dan pengguanaan berulang dari sendi tertentu. 2. Rheumatoid arthritis
Pada rheumatoid arthritis, sistem kekebalan tubuh malah menyerang membran sinovial yang mengakibatkan nyeri, pembengkakan, serta kekakuan pada sendi. Oleh karena itu, rheumatoid arthritis dikenal sebagai
6
penyakit autoimun. Diagnosa dini seringkali sulit dilakukan karena gejala awal yang samar dan memburuk secara bertahap. 3. Psoriatic Arthritis
Psoriatic arthritis memiliki banyak kesamaan dengan rheumatoid arthritis, terutama karena keduanya merupakan penyakit autoimun. Kondisi ini sering terjadi pada orang-orang yang menderita psoriasis. Penyakit ini ditandai
dengan
peradangan
pada
sendi
yang
disertai
dengan
pembengkakan dan nyeri. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan sendi menjadi lumpuh. 4. Gout
Gout disebabkan karena gangguan metabolisme asam urat dalam tubuh sehingga menghasilkan kristal asam urat yang disimpan pada sendi, terutama pada jempol kaki. Akibatnya sendi menjadi bengkak, kemerahan, dan nyeri. 5. Juvenile arthritis
Semua jenis arthritis yang terjadi pada anak-anak termasuk dalam kategori juvenile arthritis. Kondisi yang paling sering muncul adalah juvenile rheumatoid arthritis yang terdiri dari tiga jenis yakni pauciarticular, polyarticular, dan sistemik. Juvenile arthritis didiagnosis ketika gejala muncul setidaknya setelah 6 minggu terakhir. 6. Infectious Arthritis
Infectious arthritis disebabkan karena infeksi oleh jamur, virus, atau bakteri. Arthritis septik terjadi karena infeksi oleh bakteri. Sebagai contoh,
7
tuberculous arthritis terjadi karena penderita terkena penyakit TBC. Gonokokus arthritis bisa muncul pada mereka yang terinfeksi oleh gonorrhea. 7. Ankylosing Spondylitis
Ankylosing Spondylitis merupakan penyakit kronis dan mengakibatkan inflamasi yang cukup parah, terutama terjadi pada tulang belakang. Kondisi ini dapat menyebabkan kekakuan pada tulang belakang. Nyeri punggung bawah yang disertai dengan kekakuan yang terus menerus selama beberapa bulan merupakan gejala yang paling sering muncul. 8. Polymyalgia Rheumatica
Kondisi ini sering menyerang penderita yang berusia di atas lima puluh tahun. Polymyalgia rheumatica menyebabkan sakit parah dan kekakuan pada bahu, pinggul, dan leher. Karena gejala yang muncul mirip dengan kondisi lain, membuat polymyalgia rheumatica sering kali sulit didiagnosa secara akurat. Namun, jika didiagnosis cukup dini, biasanya responsnya akan baik terhadap pengobatan yang dilakukan. 9. Systemic Lupus Erythematosus
Systemic
lupus
erythematosus
adalah
penyakit
autoimun
yang
mempengaruhi seluruh sistem tubuh bersamaan dengan beberapa organ dalam. Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita ketika pada masa-masa pengasuhan anak. Systemic lupus erythematosus bisa mengancam jiwa, sehingga penting untuk diagnosa dini dan segera dilakukan pengobatan. 10. Fibromyalgia
8
Jenis arthritis ini mempengaruhi jaringan lunak tubuh dan disebabkan karena kerusakan fungsi neurotransmitter di otak yang ditandai dengan kekakuan, pegal, dan nyeri otot. D. MENGENALI GEJALA ARTHRITIS
Gejala-gejala dari arthritis termasuk nyeri dan fungsi yang terbatas dari sendi-sendi. Peradangan dari sendi-sendi dari arthritis dikarakteristikan oleh kekakuan, pembengkakan, kemerahan, dan kehangatan sendi. Kepekaan dari sendi yang meradang dapat hadir. Arthritis umumnya ditandai dengan adanya beberapa gejala yang berlangsung selama minimal 6 minggu, antara lain sebagai berikut : -
Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari.
-
Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan.
-
Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan.
-
Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi pergelangan tangan. Pada tahap yang lebih lanjut, yaitu pada Rheumatoid arthritis dapat
dikarakterisasi juga dengan adanya nodul-nodul rheumatoid , konsentrasi rheumatoid factor (RF) yang abnormal dan perubahan radiografi yang meliputi erosi tulang.
9
E. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN ARTHRITIS
Tujuan dari pengobatan adalah mengurangi peradangan sendi untuk mengurangi nyeri dan mencegah atau memperlambat kerusakan sendi. Secara umum pengobatan yang dapat dilakukan adalah pemberian obat-obatan dan operasi. Dibawah ini adalah obat yang dapat diberikan, antara lain sebagai berikut : -
NSAIDs.
Obat anti-infalamasi nonsteroid (NSAID) dapat mengurangi gejala nyeri dan mengurangi proses peradangan. Yang termasuk dalam golongan ini adalah ibuprofen dan natrium naproxen. Golongan ini mempunyai risiko efek samping yang tinggi bila di konsumsi dalam jangka waktu yang lama. -
Kortikosteroid.
Golongan kortikosteroid seperti prednison dan metilprednisolon dapat mengurangi peradangan, nyeri dan memperlambat kerusakan sendi. Dalam jangka pendek kortikosteroid memberikan hasil yang sangat baik, namun bila di konsumsi dalam jangka panjang efektifitasnya berkurang dan memberikan efek samping yang serius, seperti iritasi lambung, moon face,
menekan
imunitas,
dan
terjadinya
pengkroposan
tulang
(osteoporosis). -
Obat remitif (DMARD).
Obat ini diberikan untuk pengobatan jangka panjang. Oleh karena itu diberikan pada stadium awal untuk memperlambat perjalanan penyakit
10
dan melindungi sendi dan jaringan lunak disekitarnya dari kerusakan. Yang termasuk dalam golongan ini adalah klorokuin, metotreksat salazopirin, dan garam emas. Selain pengobatan secara medis, terapi fisik, perubahan gaya hidup (mencakup latihan fisik dan mengontrol berat badan), diet juga memainkan peranan penting dalam pengobatan arthritis dan sakit sendi. Suplemen merupakan salah satu terapi yang sangat membantu. Usaha pencegahan dapat dilakukan sendiri terutama dengan gaya hidup sehat dan memperhatikan beberapa hal seperti berikut: -
Olahraga. Olah raga dapat meningkatkan kecepatan metabolisme untuk memproduksi cairan synovial, yang dapat mengambil radikal bebas. Dengan berolah raga, tubuh juga menghasilkan cortisone yang dapat menetralisir deposit kalsium.
-
Kompres untuk mengurangi rasa nyeri/sakit, dapat juga dikompres dengan es dan air hangat bergantian. Untuk menghilangkan kekakuan pada pagi hari, mandilah air hangat di pagi hari.
-
Detox. Dengan detox dapat sangat mengurangi rasa sakit, terlebih detox juga bisa menurunkan berat badan bagi yang kegemukan/obesitas. Dengan berpuasa sampai 5 hari atau lebih mempunyai efek mengurangi radang.
-
Hindari daging merah, jeroan, lemak jenuh, susu & produk susu, kafein, garam, gula putih, tepung putih (segala makanan yang dibuat darinya), semua junk food dan rokok.
11
-
Hindari tomat, kentang, terong & lada yang mengandung solanin karena akan memicu reaksi arthritis bagi sebagian orang.
-
Mengkonsumsi makanan yang bersifat alkalin. Sayur-sayuran 50-60% mentah, buah-buahan (vegetarian diet).
-
Konsumsilah lebih banyak makanan yang mengandung sulfur seperti asparagus, bawang putih dan bawang bombay. Karena sulfur diperlukan untuk memperbaiki dan membangun kembali tulang, kartilage dan jaringannya. Sulfur juga membantu penyerapan kalsium.
- Nenas, sering-seringlah makan nenas. Karena b romelain yaitu enzim pada nenas sangat baik untuk mengurangi peradangan. Agar efektif, nenas harus segar bukan yang sudah dibekukan atau dikaleng. -
Konsumsi beras pecah kulit dan makanan yang mengandung serat.
-
Hindari konsumsi suplemen zat besi karena zat besi diperkirakan dapat memperparah nyeri, bengkak dan kerusakan. Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil serta
terdapat alasan yang cukup kuat, dapat dilakukan pengobatan pembedahan. Pembedahan menjadi pilihan apabila pemberian obat-obatan tidak berhasil mencegah
dan
memperlambat
kerusakan
sendi.
Pembedahan
dapat
mengembalikan fungsi dari sendi yang telah rusak. Prosedur yang dapat dilakukan adalah artroplasti, perbaikan tendon, sinovektomi.
12
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah antara lain sebagai berikut : 1. Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Jadi arthritis adalah peradangan pada satu atau lebih dari sendi-sendi tubuh. 2. Arthritis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti obesitas, toksisitas pada darah, faktor keturunan, perubahan hormonal, dan kondisi pH darah yang terlalu asam. 3. Arthritis dapat dibedakan antara lain seperti osteoarthritis, rheumatoid arthritis, psoriatic arthritis, gout, juvenile arthritis, infectious arthritis, ankylosing spondylitis, polymmyalgia, systemic lupus er ythematosus, dan fibromyalgia. 4. Gejala
seseorang
terserang
arthritis
yaitu
terjadi
kekakuan
dan
pembengkakan pada sendi. Selain itu terjadi pula kemeran pada daerah sendi, dimana semua gejala-gejala tersebut berlangsung selama 6 minggu. Pada gejala arthritis yang lebih parah, akan terbentuk nodul dan terjadinya erosi tulang. 5. Pencegahan terjadinya arthritis dapat dilakukan dengan selalu menjaga pola hidup yang sehat dan rajin berolahraga. Akan tetapi, pengobatan juga
13
dapat dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi obat-obat dari golongan NSADs, kortikosteroid, dan remitif (DMARD). B. SARAN
Saran yang dapat diberikan oleh penyusun makalah ini adalah, agar kita selalu menjaga pola hidup yang sehat serta rajin berolahraga untuk mencegah datangnya penyakit yang dapat mengganggu aktivitas kita seharihari, tidak hanya arthritis tetapi juga penyakit-penyakit lainnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kalim, Handono, 1996, Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Marilynn, Dongoes E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit EGC, Jakarta Priyanto dan L. Batubara, 2010, Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan, Penerbit Leskonfi, Jakarta. Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Penerbit EGC, Jakarta.
15