PRESENTASI KASUS LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CONGESTIF HEART FAILURE (CHF) DI RUANG MAWAR RSUD MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
Di Susun oleh : 1. Kustam Nurohman 2. Evi Indriyani 3. Agung Widodo 4. Nova Ida N. 5. Avif Faizal T. 6. Ani cahyani 7. Dwi Nugroho 8. Suci Arumsari
STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP DIPLOMA 3 KEPERAWATAN TAHUN 2012
LAPORAN PENDAHULUAN CONGESTIF HEART FAILURE (CHF)
A. Pengertian
Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.
B. Penyebab
1. Penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut:
Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
Beban tekanan berlebihan - pembebanan sistolik (systolic sistolik (systolic overload)
Beban volume berlebihan - pembebanan diastolic (diastolic overload)
Peningkatan kebutuhan metabolik - peningkatan kebutuhan yang berlebihanan (demand overload)
2. Gangguan pengisian (hambatan input)
C. Pencetus
Hipertensi, infark, emboli paru, infeksi, aritmia, anemia, febris, stress emosional, kehamilan/persalinan, pemberian infus/tranfusi.
D. Patofisiologi
Setiap hambatan pada arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan menimbulkan bendungan pada arah berlawanan dengan aliran (backward congestion). Hambatan pengaliran (forward failure) akan menimbulkan adanya gejala backward failure dalam sistim sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi jantung pada kegagalan jantung adalah upaya tubuh tubuh untuk untuk mempertahankan peredaran darah dalam memenuhi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.
LAPORAN PENDAHULUAN CONGESTIF HEART FAILURE (CHF)
A. Pengertian
Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.
B. Penyebab
1. Penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut:
Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
Beban tekanan berlebihan - pembebanan sistolik (systolic sistolik (systolic overload)
Beban volume berlebihan - pembebanan diastolic (diastolic overload)
Peningkatan kebutuhan metabolik - peningkatan kebutuhan yang berlebihanan (demand overload)
2. Gangguan pengisian (hambatan input)
C. Pencetus
Hipertensi, infark, emboli paru, infeksi, aritmia, anemia, febris, stress emosional, kehamilan/persalinan, pemberian infus/tranfusi.
D. Patofisiologi
Setiap hambatan pada arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan menimbulkan bendungan pada arah berlawanan dengan aliran (backward congestion). Hambatan pengaliran (forward failure) akan menimbulkan adanya gejala backward failure dalam sistim sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi jantung pada kegagalan jantung adalah upaya tubuh tubuh untuk untuk mempertahankan peredaran darah dalam memenuhi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.
Mekanisme kompensasi yang terjadi pada gagal jantung ialah : dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang simpatis berupa takikardi dan vasikonstriksi perifer, peninggian kadar katekolamin plasma, retensi garam dan cairan badan dan peningkatan eksttraksi oksigen oleh jaringan. Bila jantung bagian kanan dan bagian kiri bersama-ama dalam keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan ini disebut Gagal Jantung Kongestif (CHF). Skema
berikut
menjelaskan
terjadinya
gagal
jantung,
sehingga
menimbulkan manifestasi klinik : (Lucman J. Sorensen 1989).
E. Manifestasi Klinis
1. Gejala gagal jantung kiri : Keluhan berupa perasaan badan lemah, cepat lelah, berdebar-debar, sesak napas, batuk, anoreksia, dan keringat dingin, batuk dan atau batuk berdarah, fungsi ginjal menurun. 2. Gejala gagal jantung kanan: Edema, anoreksia, mual, asites, sakit daerah perut
Disfungsi miocardium
Beban tekanan berlebihan
Kontraktilitas berkurang
Beban sistole berlebihan
Beban sistole meningkat
Preload meningkat
Beban volume berlebihan
Gagal jantung kanan
Hambatan pengosongan ventrikel
Beban jantung meningkat
Gagal jantung kiri
Gagal jantung kongestif
Gagal pompa ventrikel kiri
Forward failure
Nutrisi
LVED naik
Renal flow turun Suplai O2 otak menurun Metabolisme an aerob
Metabolisme Timbunan asam sel laktat meningkat Lemah
Cemas
Backward failure
COP
Suplai darah jaringan turun
Kurang pengetahuan
GFR
Retensi Na + H2O
Kelebihan volume cairan
Fatique
Tekanan kapiler paru naik
Oedema paru
Cairan masuk dalam alveoli
Gangguan pertukaran gas
Intoleransi aktivitas Gangguan perfusi jaringan
Tekanan vena pulmo naik
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium a. SGOT b. SGPT c. CKMB 2. Radiologi
Bayangan hili paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin ke pinggir berkurang
Lapangan paru bercak-bercak karena edema paru
Distensi vena paru
Hidrothorak
Pembesaran jantung, Cardio-thoragic ratio meningkat
3. EKG Dapat ditemukan kelainan primer jantung (iskemik, hipertropi ventrikel, gangguan
irama) dan tanda-tanda faktor pencetus akut (infark
miokard, emboli paru) 4. Ekokardiografi Untuk deteksi gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi penyebab gagal jantung 5. Kateterisasi Jantung Pada gagal jantung kiri didapatkan (VEDP
) 10 mmHg atau Pulmonary
arterial wedge Pressure > 12 mmHg dalam keadaan istirahat. Curah jantung lebih rendah dari 2,7 lt/mnt/m2 luas permukaan tubuh. G. Penatalaksanaan
1. Terapi Non Farmakologis a. Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung b. Oksigenasi c. Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau menghilangkan oedema.
2. Terapi Farmakologis : a. Glikosida jantung Digitalis,
meningkatkan
kekuatan
kontraksi
otot
jantung
dan
memperlambat frekuensi jantung. Efek yang dihasillkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diurisi dan mengurangi oedema. b. Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia. c. Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan. H. Pengkajian
1.
Pengkajian Primer a. Airway : batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen, dll b. Breathing : Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal c. Circulation : Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang,
perubahan dalam denyutan nadi juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema 2.
Pengkajian Sekunder a. Aktifitas/istirahat Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas. b. Integritas ego : Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung c. Eliminasi Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari, diare / konstipasi d. Makanana/cairan Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan. Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan diuretic distensi abdomen, oedema umum, dll e.
Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
f.
Neurosensori Kelemahan,
pusing,
lethargi,
perubahan
perilaku
dan
mudah
tersinggung. g. Nyeri/kenyamanan Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah h.
Interaksi social : penurunan aktifitas yang biasa dilakukan
I. Diagnosa Keperawatan
No. 1
Diagnosa Keperawatan Nyeri (akut) b.d agen injuri biologi
Rencana Keperawatan NOC Pain Control - pasien mengetahui penyebab nyeri - Mengetahui perjalanan penyakit - Melaporkan gejala yang dirasakan kepada tenaga kesehatan Pain level: - Frekwensi nyeri berkurang - Kualitas nyeri berkurang - Pasien nyaman
NIC Anjurkan pada pasien memberitahukan kepada perawat ketika terjadi chest pain Kaji dan catat respon pasien/ efek dari pengobatan Identifikasi kejadian yang menyebabkan, jika ada frekwensi, durasinya, intensitas dan lokasi dari nyeri Observasi untuk beberapa gejala, yaitu : dispneu, mual/muntah, pusing, palpitasi, keinginan untuk BAK Evaluasi adanya nyeri pad rahang, leher, bahu, lengan atau tangan Tempatkan pasien pada keadaan istirahat total/ sempurna selama episode angina Tinggikan bagian kepala / atas dari tempat tidur jika pasien bernapas pendek Monitor heart rate / iramanya Monitor tanda vital setiap lima menit selama serangan angina. Tetaplah bersama pasien yang mengalami nyeri atau mengalami kecemasan. Pertahankan ketenangan, lingkungan yang nyaman, batasi pengunjung. Berikan makanan yang mudah dicerna. Istirahatkan pasien selama satu jam setelah makan. Kolaborasi Berikan O2 tambahan sesuai yang diindikasikan Catat pemberian obat-obat
anti angina seperti yang diindikasikan : Nitrogliserin : sublingual ( nitrostatik) bukal atau tablet , sublingual spray Teruskan pemberian tablet, kaplet, zalp (long acting) yaitu Nitro-Dur, Transderm-Nitro, Isosorbide(isordil, sorbitrate) Betabloker seperti atenol(tenormin), nadolol(corgard), metroprolol(lopressor), propanolol(inderal). Analgesik, acetaminophen (tylenol) Morphine sulfat Monitor perubahan ECG Catat O2 tambahan yang dibutuhkan Evaluasi status mental, catat perkembangan kekacauan, disorientasi Catat warna kulit, adanya/ kuwalitas pulse Auskultasi suara pernapasan dan suara jantung. Dengarkan adanya murmur. Pertahankan bedrest dalam posisi yang nyaman selam periode akut. Berikan waktu istirahat yang cukup/adekuat. Kaji dengan / bentuk aktifitas perawatan diri, jika diindikasikan. Anjurkan secara cepat melaporkan bila terjadi nyeri untuk pemberian obat sesuai yang diindikasikan Kaji tanda dan gejala CHF Kolaboratif Monitor tanda-tanda vital, yaitu : heart rate, tekanan darah Berikan obat yang sesuai
2
Penurunan Cardiac Output b.d. perubahan isi sekuncup
3
Ketidakseimba Nutritional status: Managemen nutrisi ngan nutrisi; - Adekuatnya intake makanan - Catat intake dan output kurang dari peroral makanan kebutuhan - Kaji adanya tanda anoreksia, tubuh letargi, dan diare - Beri makanan yang dapat menunjang daya tubuh klien
4
Intoleransi Aktivitas
5
Activity tolerance Energi management - Stamina pasien terjaga - Tentukan batasan gerak klien - Pasien dapat melakukan - Kolaborasi dengan ahli gizi ADL sendiri tentang makanan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh klien - Monitor fisik serta emosi klien - Monitor pola tidur klien - Kurangi ketidaknyamanan - Anjurkan klien untuk bed rest - Monitor tanda-tanda vital klien - Monitor status energi klien - Monitor intake dan output cairan klien Kelebihan Balance cairan Managemen cairan volume cairan - Tidak terjadi edema - Minitor dan ukur berat - Berat badan stabil badan pasien - Hitung berat badan yang harus diturunkan - Mengkaji, mencatat, intake, dan output - Mengkaji perubahan pada edem : Mengukur lingkar abdomen R/ Untuk mengkaji adanya asitis Memonitor edem disekitar mata dan daerah yang udem Catat adanya pitting jika ada Catat warna dan texture dari kulit Tampung urine untuk keperluan laboratorium - Kolaborasi pemberian diuretic jika diindikasikan
-
Membatasi cairan Informasikan kepada keluarga untuk mencatat serta mengatur intake makanan dan cairan pasien
6
Defisit Self care: Self care assistance : perawatan diri; - Dapat membersihkan - Dampingi setiap aktivitas mandi/hygiene tangan klien sampai klien mampu - Membersihkan perineal - Monitor kukuatan klien - Melakukan oral hygiene - Dekatkan peralatan dekat pasien Comfort level - Bantu jika klien tidak - Pasien merasa nyaman mampu
7
Cemas
Anxiety control - Pasien mencari informasi ketika ada kecemasan - Pasien mengatakan kecemasan berkurang
8
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Pasien mengetahui perjalanan penyakit serta mengerti dan melakukan tindakan pengobatan dan pencegahan -
Menjelaskan tentang pemeriksaan dan tindakan serta rasionalisasi tindakan Menjelaskan proses prenyakit. Kolaborasi pemberian obat penenang Berikan informasi tentang penyakitnya (etiologi, prognosa, serta pencegahannya) Ajarkan tentang tanda-tanda kegawatan CHF Berikan informasi akan pentingnya kepatuhan pengobatan
Daftar Pustaka
Doengoes, Marilyn C. 1997. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3 Jakarta: EGC Hudak, Gallo. 1997. Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Edisi IV, Jakarta, EGC Price, Sylvia. 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Edisi 4, Jakarta: EGC Smeltzer, Bare. 2001. Buku Ajar keperawatan Medical Bedah, Bruner & Suddart, Edisi 8, Jakarta, EGC NANDA.
2001-2002.
classification. Philadelphia. USA
Nursing
Diagnosis
:
Definitions
and
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN CRONIC HEART FAILURE DI RUANG MAWAR RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
B. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal
: Senin / 04 April 2012
Jam
: 08.00
a. Identitas Klien
Nama
: Tn. S
Umur
: 65 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
:-
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Alamat
: Banyumas
Diagnosa Medis
: Congestif Heart Failure (CHF) derajat III
No RM
: 744866
Masuk RS
: 03 April 2012
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama Klien mengeluh sesak nafas. 2. Riwayat Penyakit Sekarang Klien datang ke RSMS pada tanggal 03 April 2012 dengan kesadaran composmentis dengan keluhan sesak nafas, batuk, mual, pusing dan kedua kakinya bengkak. Di IGD klien mendapat terapi oksigen 3 liter/menit, ranitidin 2x1 amp, digoxin 1x1 tablet, aniodipin 2x5 mg, bicnat II flach dalam D5% 100 cc, dan D5% 10 tpm. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Sebelumnya klien pernah dirawat di Rumah Sakit dengan keluhan sesak nafas, klien sering mengeluh mudah lelah ketika beraktivitas.
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit asma, DM, atau kelainan kongenital lainnya. 4. Riwayat Keluarga Dalam keluarga klien tidak ada anggota keluarga yang mempunyai sakit yang sama dengan klien. Di keluarga klien tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi, DM, genetik atau kelainan kongenital lainnya. c. Pengkajian Pola Fungsional : Menurut Gordon
1. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan Klien mengatakan kesehatan itu penting sehingga jika ada anggota keluarga yang lain sakit, akan segera memeriksakannya ke pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, dokter atau Rumah Sakit. Menurut keluarga, klien sehat berarti dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara normal tanpa bantuan. 2. Pola nutrisi Sebelum sakit klien biasa makan sehari 3 kali dengan menu nasi, sayur, lauk pauk dengan porsi sedang dan selalu menghabiskan makanannya. Klien biasa minum air putih 6-8 gelas dalam sehari. Selama dirawat di RS klien makan 3 kali sehari dengan menu yang disediakan RS namun tidak habis karena mual dan kadang muntah. Klien minum 4-6 gelas dalam sehari. 3. Pola eliminasi Sebelum sakit klien biasa BAB 1 kali sehari dengan konsistensi feses lunak, warna kuning, bau khas feses, tidak mengandung darah ataupun lendir. Klien biasa BAK 4-6 kali dalam sehari warna kuning, bau khas urin. Selama di RS BAB klien baik, klien biasa BAB 1 kali sehari dengan konsistensi feses lunak, warna kuning, bau khas feses, tidak mengandung darah ataupun lendir. Klien biasa BAK 4-6 kali dalam sehari warna kuning, bau khas urin. Klien tidak terpasang DC. 4. Aktifitas-pola latihan
Sebelum sakit kemampuan perawatan diri klien baik, dilakukan secara mandiri baik dalam makan, minum, toileting, berpakaian dan mobilitas fisik. Selama di RS kemampuan perawatan diri klien terbatas dibantu oleh keluarganya. Aktivitas
0
1
2
Makan / minum
*
Toileting
*
Berpakaian
*
Mobilitas di tempat tidur
*
Berpindah
*
Ambulasi / ROM
*
3
4
0 : mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 : tergantung total 5. Pola istirahat-tidur Sebelum sakit pola istirahat klien cukup, klien biasa tidur malam pukul 21.00 dan bangun pagi pukul 05.00. Klien kadang tidur siang sekitar 23 jam dalam sehari. Selama di RS klien mengeluh tidak bisa tidur dengan nyenyak karena nafasnya sesak. Klien tampak gelisah. 6.
Pola perseptual Penglihatan : normal, klien masih dapat melihat dengan jelas. Pendengaran : normal, klien dapat berkomunikasi dengan baik kepadaa petugas kesehatan, klien mengerti instruksi dari petugas. Pembau : normal, klien dapat mencium bau makanan. Pengecap : normal, klien dapat merasakan makanan yang diberikan rumah sakit. Peraba : klien dapat membedakan benda kasar dan halus.
7. Pola persepsi diri Klien menyadari bahwa dirinya sedang sakit. Klien percaya bahwa sakitnya dapat disembuhkan, klien menyatakan ingin cepat sembuh
karena ingin segera pulang ke rumah. Klien menganggap bahwa sakitnya adalah ujian dari tuhan dan klien bisa menerimanya. 8. Pola reproduksi dan seksual Klien sudah berkeluarga dan sudah dikaruniai anak serta cucu. 9. Pola peran dan hubungan Menurut pengakuan klien dan keluarga komunikasi antara angota keluarga baik begitu pula dengan orang lain. Komunikasi sehari-hari biasanya menggunakan bahasa jawa. 10. Pola manajemen koping-stress Apabila klien mempunyai masalah, klien biasa cerita pada keluarga, terutama dengan istrinya. Klien dan keluaga mengatakan stress terbesar yang dirasakan adalah kondisi sakitnya klien yang belum sembuh. Untuk mengatasi masalah tersebut klien dan keluarga berikhitiar dan pasrah pada tuhan. 11. Pola keyakinan dan nilai Klien beragama islam, sebelum sakit klien rajin melakukan shalat 5 waktu dan selama sakit klien jarang menjalankan shalat 5 waktu. d. Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran : compos mentis (E : 4, M : 6, V : 5) 2. Tanda vital a. Pernafasan
: 30 x/menit
c. Suhu : 36,2 0 C
b. Nadi
: 95 x/menit
d.
Tekanandarah:100/70
mmHg 3. Head to toe Kepala
:Bentuk mesocephal, ukuran normal, tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan.
Mata
:Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret.
Hidung
:Simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Mulut
:Mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis, bersih, tidak ada stomatitis.
Telinga
:Simetris, tidak ada serumen, tidak keluar darah.
Leher
:Nyeri tekan tidak ada, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada kaku kuduk.
Thorax
:Bentuk simetris, ada retraksi dinding dada, tidak ada benjolan.
Jantung
:I : tampak iktus cordis di ics 5 sinistra midklavikula. P: iktus cordis teraba. Pr : redup A : galop, S1>S2
Paru
: I : tampak pergerakan dinding dada P : vokal fremitus kanan = kiri. Pr : sonor A : vesikuler, tidah terdengar suara nafas tambahan.
Abdomen :I: tidak ada lesi atau benjolan. A : terdengar bising usus, peristaltik usus 12x/menit. P : tidak teraba massa pada perut, tidak ada nyeri perut. Pr : tympani Punggung :Tidak mengalami skoliosis, lordosis ataupun kifosis. Ektrimitas : terpasang infus RL 20 tpm di tangan kanan, oedema di kaki kanan dan kiri, akral hangat. Genital : Normal, bersih, tidak ada luka dan tidak terpasang kateter. Kulit : Warna kulit sawo matang, cafilallary refil < 2 detik
e. Pemeriksaan Penunjang 1. Hasil Laboratorium Jenis Pemeriksaan
Hasil Satuan
Nilai Normal
03 April 2012 Hemoglobin
13,9 g/dl
14-16 g/dl
Leukosit
5.760/UL
5000-10.000/UL
Hematokrit
41
37-42 %
Eritrosit
4,5UL
4,2-5,2 juta/UL
Trombosit
170.000/UL
150.000-400.000/UL
MCV
89,4
79-99
MCH
30,6
27-31
MCHC
34,2
33-37
RDW
14,0
11,5-14,5
MPV
10,3
7,2-11,1
- Basofil
0,2 %
0-1%
- Eosinofil
2,6 %
2-4 %
- Batang
0%
2-5 %
- Segmen
68,9 %
40-70 %
- Limfosit
21,5 %
25-40 %
- Monosit
6,8 %
2-8%
Ureum Darah
53,4
14,98-38,52 mg/dL
Kreatinin Darah
1,67
0,6-1,0 mg/dL
GDS
122
< = 200mg/dl
Natrium
139
136-145 mmol/L
Kalium
3,8
3,5-5,1 mmol/L
Klorida
97
98-107 mmol/L
Hitung jenis :
2. Elektro Kardio Grafi Tanggal 03 April 2012 Interpretasi : normal sinus rhythm
Tanggal 05 April 2012 Interpretasi : sinus bradycardia f.
Program Terapi
IVFD D5% 20 tpm
Rantin 2x1 amp
Digoxin 2x 1/2 tablet
Furosemid 2x1 amp
Captopril 2x12,5 gram
Diit : Rendah Garam, Rendah lemak
C. ANALISA DATA
No 1.
Data Fokus DS :
Klien mengatakan nafasnya terasa
Problem
Etiologi
Pola nafas
Dekompensasi
tidak efektif
jantung
sesak
(punurunan
DO :
kekuatan otot
-
Adanya retraksi dinding dada
jantung)
-
RR : 30x/mnt, N : 95x/mnt, TD : 100/70 mmHg
-
Terpasang selang oksigen 2 liter
-
I:E = 1:1
2. DS :
Klien mengatakan badannya terasa lemah
Klien
mengatakan
berjalan
DO : 0
1
2
Kemampuan perawatan diri Makan
/
*
minum Toileting
*
Berpakaian
*
Mobilitas di
*
tempat tidur Berpindah
ROM
Ketidakseimban
aktivitas
an antara kebutuhan dan
sebentar sudah terasa cape
Ambulasi
Intoleransi
* /
*
3
4
suplai O2
3 DS :
-
Klien
mengatakan
kakinya
Kelebihan
Penyumbatan
volume cairan
pada jantung
bengkak.
(congestif)
DO : -
Kaki oedema
-
Ureum darah 53,4 mg/dL
-
Kreatinin darah 1,63 mg/dl
-
Klien minum 4-6 gelas/hari
-
BAK 4-6 kali/hari
-
TD : 100/70 mmHg
-
N : 95x/menit
4 DS : -
Klien mengatakan makannya tidak habis karena mual
DO : -
Kebutuhan
Intake nutrisi
nutrisi kurang
tidak adekuat
dari
(mual)
kebutuhan Porsi mkan habis setengah
tubuh
porsi -
Mual
-
Mukosa bibir kering
-
Hb : 13,9 g/dL
5 DS : -
Klien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak dan sering
terbangun
karena
nafasnya sesak dan batuk. DO : -
Klien
tampak
memegangi
dada -
Klien tampak pucat, gelisah
Gangguan
Patofiologis
pola tidur
(sesak, batuk)
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS
1. Tanggal 04 April 2012 jam 09.12 Pola nafas tidak efektif b. d dekompensasi jantung. 2. Tanggal 04 April 2012 jam 09.25 Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d intake nutrisi tidak adekuat (mual). 3. Tanggal 04 April 2012 jam 08.45 Kelebihan volume cairan b. d penyumbatan pada jangtung (congestif). 4. Tanggal 04 April 2012 jam 08. 55 Intoleransi aktivitas b. d ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai O2. 5. Tanggal 04 April 2012 jam 21.50 Gangguan pola tidur b. d patofisiologis (sesak, batuk).
RENCANA KEPERAWATAN Tgl/Jam 04/04/2012
No.
NOC
Dx 1
Setelah
dilakukan
keperawatan Jam 09.20
NIC asuhan
3X24
jam
diharapkan pola nafas klien efektif dengan KH : Indikator
IR
ER
Frekuensi nafas
3
5
Kedalaman
3
5
3
5
PARAF
Airway management: - Posisikan klien semi fowler - Kaji kecepatan, kedalaman, frekuensi, irama, dan bunyi nafas, adanya sianosis. - Berikan terapi oksigen (3 L/m)
nafas Irama nafas Keterangan : 1. keluhan ekstrim 2. keluhan berat 3. keluhan sedang 4. keluhan ringan 5. tidak ada keluhan 04/04/2012
2
Setelah
dilakukan
keperawatan Jam 09.35
asuhan
Nutritional management
jam
- Observasi adanya alergi
3X24
diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan KH : Indikator
IR
ER
Intake zat gizi
3
5
Masa tubuh
3
5
Energi
3
5
Mual, muntah
3
5
Keterangan : 1. keluhan ekstrim 2. keluhan berat
makanan - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan nutrisi yang diperlukan - Berikan makanan yang terpilih - Motivasi meningkatkan makanan
untuk intake
3. keluhan sedang 4. keluhan ringan 5. tidak ada keluhan 04/04/2012
3
Jam 08.50
Setelah
dilakukan
keperawatan
Fluida balance
asuhan jam -
3X24
oedema
diharapkan kelebihan volume cairan teratasi dengan KH : Indikator
IR
ER
Oedema
3
5
Kajia lokasi dan luas
-
Monitor status cairan
-
Berikan
diuretik
sesuai instruksi
Keterangan : 1. keluhan ekstrim 2. keluhan berat 3. keluhan sedang 4. keluhan ringan 5. tidak ada keluhan 04/04l2012
4
Setelah
dilakukan
keperawatan Jam 09.05
diharapkan
asuhan
3X24 klien
jam toleran
terhadap aktivitas dengan KH:
Indikator
IR
ER
Aktivitas
3
5
Laporan ADL
3
5
TTV dalam
3
5
mandiri
Keterangan : 1. keluhan ekstrim 2. keluhan berat 3. keluhan sedang
- Pantau aktivitas klien - Monitor TTV - Monitor istirahat klien - Anjurkan
Self Care
batas normal
Toleransi aktivitas
untuk
keluarga membantu
aktivitas klien
4. keluhan ringan 5. tidak ada keluhan 04/04/2012
5
Setelah
dilakukan
keperawatan Jam 21.55
asuhan
jam - Ciptakan
2X24
diharapkan kebutuhan istirahat klien terpenuhi dengan KH : Indikator
IR
ER
Waktu tidur
3
5
Pola tidur
3
5
Kualitas tidur
3
5
saat 3
5
Terjaga tidur Keterangan :
1. keluhan ekstrim 2. keluhan berat 3. keluhan sedang 4. keluhan ringan 5. tidak ada keluhan
Sleep enhacement
yang
lingkungan tenang
dan
nyaman - Batasi pengunjung - Pantau pola tidur klien - Motivasi untuk istirahat - Anjurka tidur siang
klien
untuk
CATATAN PERKEMBANGAN Tgl / Jam
No.Dx
Implementasi
Evaluasi Formatif
04/04/2012
1
- Memposisikn klien semi fowler - Mengkaji kecepatan, kedalaman, frekuensi, irama, dan bunyi nafas, adanya sianosis.
S:-
9.30 9.40
Paraf
O: posisi klien semifowler S:klien
mengatakan
masih
sesak. O:RR: 29x/menit, tidak ada suara nafas tambahan,tidak sianosis.
9.45
- Memberikan terapi oksigen (3 L/menit)
S: klien mengatakan oksigen terasa
masuk.
O: oksigen masuk 3 L/menit.
9.35
2
- mengobservasi adanya alergi makanan
S: klien mengatakan tidak memiliki alergi makanan O: -
9.45
- mengkolaborasi dengan ahli
9.50
S: -
gizi untuk menentukan nutrisi
O: Diit rendah garam dan
yang diperlukan
rendah lemak
- Memerikan
makanan
yang
terpilih.
S: O: klien makan makanan yang di sediakan RS
9.55
- Memotivasi meningkatkan
10.11
9.00
3
-
untuk S: Klien mengatakan untuk intake
makan lebih banyak.
makanan
O:-
Mengkajia lokasi dan luas
S
oedema
kakinya bengkak
:
Klien
mengatakan
O : terlihat odema di kedua kaki
9.15
-
Memonitor status cairan
S: klien mengatakan minum 4-6 gelas/hari,BAk 3-4 x/hari O: -
9.25
- Memberikan
diuretik S: -
(furosemid) sesuai instruksi
O: memberikan terapi obat furosemid 2 x 1 amp
9.10
4
- Memantau aktivitas klien
S: O: pasien terlihat tiduran di tempat tidur
9.20
- Memonitor TTV
S: O: TD : 110/70 mmHg,RR: 29x/menit,
S:
36,2C,
N:
100x/menit 9.35
- Memonitor istirahat klien
S: Klien mengatakan susah tidur O: pasiet terlihat pucat
9.40
-
Menganjurkan
keluarga
S:
pasien
mengatakan
untuk membantu aktivitas
aktifitasnya terganggu
klien
O: pasien terlihat di bantu keluarganya
22.00
5
- Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
S: klien mengatakan merasa lebih nyaman O:
Klien
merasa
lebih
nyaman 22.10
- Membatasi pengunjung
S: O: tidak ada pengunjung datang
22.25
- Memantau pola tidur klien
S: klien mengatakan tidurnya sebentar- bentar bangun pada malam hari O: -
22.30
- Memotivasi untuk istirahat
S:Klien
mengatakan
akan
tidur O: Klien mencoba tidur - Menganjurka
klien
untuk S: -
tidur siang
O: pasien tampak tidur
Tgl / Jam
No.Dx
Implementasi
Evaluasi Formatif
05/04/2012
1
- Memposisikan klien semi fowler. - Mengkaji kecepatan, kedalaman, frekuensi, irama, dan bunyi nafas, adanya sianosis.
S:-
9.35 9.40
Paraf
O: posisi klien semifowler S:klien
mengatakan
sesak
berkurang O:RR: 26x/menit, tidak ada suara nafas tambahan,tidak sianosis.
9.50
- Memberikan terapi oksigen (3 L/menit)
S: klien meminta O2 di lepas O: oksigen di lepas.
9.40
2
- Mengobservasi adanya alergi makanan
S: klien mengatakan tidak memiliki alergi makanan O: -
9.55
10.00
- mengkolaborasi dengan ahli
S: -
gizi untuk menentukan nutrisi
O: Diit rendah garam dan
yang diperlukan
rendah lemak
- Memerikan
makanan
yang
terpilih
S: O: klien makan makanan yang di sediakan RS
10.24
- Memonitor intake makanan
S: klien mengatakan nafsu makan sedikit bertambah O: makanan habis 3/4 porsi
10.35
- Memotivasi
untuk S: Klien mengatakan untuk
meningkatkan
intake
makan lebih banyak
makanan 9.00
3
-
Mengkajia lokasi dan luas
S
:
Klien
mengatakan
oedema
kakinya bengkak O : terlihat odema di kedua kaki.
9.20
-
Memonitor status cairan
S: klien mengatakan minum 4-6 gelas/hari,BAk 3-4 x/hari O: -
9.25
- Memberikan
diuretik S: -
(furosemid) sesuai instruksi
O: memberikan terapi obat furosemid 2 x 1 amp
9.15
4
- Memantau aktivitas klien
S: O: pasien terlihat tiduran di tempat tidur
9.20
- Memonitor TTV
S: O: TD : 110/80 mmHg,RR: 26x/menit,
S:
36C,
N:
90x/menit 9.36
- Memonitor istirahat klien
S: Klien mengatakan susah tidur O: pasiet terlihat pucat
9.45
-
Menganjurkan
keluarga
S:
pasien
mengatakan
untuk membantu aktivitas
aktifitasnya terganggu
klien
O: pasien terlihat di bantu keluarganya
22.00
5
- Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
S: klien mengatakan merasa lebih nyaman O:
Klien
merasa
lebih
nyaman 22.17
- Membatasi pengunjung
S: O: tidak ada pengunjung
datang 22.30
- Memantau pola tidur klien
S: klien mengatakan tidurnya sudah
tdk
bangun
pada
mengatakan
akan
malam hari O: 22.35
- Memotivasi untuk istirahat
S:Klien tidur
O: Klien mencoba tidur - Menganjurka
klien
untuk S: -
tidur siang
O: pasien tampak tidur
Tgl / Jam
No.Dx
Implementasi
06/04/2012
1
- Memposisikan klien semi S:fowler. O: posisi klien semifowler
9.35 9.40
Evaluasi Formatif
- Mengkaji kecepatan, S:klien mengatakan sdh tdk kedalaman, frekuensi, sesak. irama, dan bunyi nafas, O:RR: 24x/menit, tidak ada adanya sianosis. suara nafas tambahan,tidak sianosis.
9.50
- Memberikan terapi oksigen (3 L/menit)
S: klien meminta oksigen di lepas O: klien tidak menggunakan oksigen lagi
- Memonitor pola pernafasan tiap 2-4 jam
10.15
S:klien tidak sesak lagi O: RR : 24x/menit
9.40
2
- Mengobservasi adanya alergi makanan
S: klien mengatakan tidak memiliki alergi makanan O: -
9.55
10.00
- mengkolaborasi dengan ahli
S: -
gizi untuk menentukan nutrisi
O: Diit rendah garam dan
yang diperlukan
rendah lemak
- Memerikan
makanan
yang
S: -
terpilih
O: klien makan makanan yang di sediakan RS
10.24
- Memonitor intake makanan
S: nafsu makan bertambah O: makanan habis1 porsi
10.35
- Memotivasi meningkatkan
untuk S: Klien mengatakan untuk intake
makan lebih banyak
makanan 9.00
3
-
Mengkajia lokasi dan luas
S
:
Klien
mengatakan
oedema
kakinya masih bengkak O : terlihat odema di kedua kaki
namun
sedikit
berkurang 9.20
-
Memonitor status cairan
S: klien mengatakan minum 4-6 gelas/hari,BAk 4-5x/hari O: -
9.25
- Memberikan
diuretik S: -
(furosemid) sesuai instruksi
O: memberikan terapi obat furosemid 2 x 1 amp
9.15
4
- Memantau aktivitas klien
S: O: pasien terlihat tiduran di tempat tidur
9.20
- Memonitor TTV
S: O: TD : 110/80 mmHg,RR: 24x/menit,
S:
36,3C,
N:
100x/menit 9.36
- Memonitor istirahat klien
S: Klien mengatakan dapat tidur O: mimik muka terlihat segar
9.45
-
Menganjurkan
keluarga
S:
pasien
mengatakan
untuk membantu aktivitas
aktifitasnya terganggu
klien
O: pasien terlihat di bantu keluarganya
22.00
5
- Memantau pola tidur klien
S: klien mengatakan tidurnya tidak sebentar-bentar bangun pd mlm hari O: -
22.17
- Memotivasi untuk istirahat
S:Klien
mengatakan
akan
tidur O: Klien mencoba tidur
Evaluasi Sumatif
Tanggal/Jam 07/04/2012
No. Dx. 1
08.00
Evaluasi Sumatif S: Klien Mengatakan sesaknya berkurang, dada tidak sakit. O : TD:110/80 mmHg, RR:25x/menit, N:86x/menit, S: 36,2 oC, tidak terpasang oksigen.
Indikator
IR
E
ER
Frekuensi nafas
3
5
5
Kedalaman
3
5
5
3
5
5
nafas Irama nafas
07/04/2012 08.20
2
A : masalah pola nafas teratasi. P : hentikan intervensi. S : klien mengatakan sudah bisa menghabiskan makanan yang diberikan rumah sakit, sudah tidak mual. O : porsi makan habis, tidak mual, mukosa bibir lembab.
Indikator
IR
E
ER
Intake zat gizi
3
5
5
Masa tubuh
3
5
5
Energi
3
5
5
Mual, muntah
3
5
5
Paraf
07/04/2012 08.30
07/04/2012
3
4
A : masalah kebutuhan nutrisi teratasi. P : hentikan intervensi S : klien mengatakan kakinya masih bengkak. O :oedema kaki berkurang.
Indikator
IR
E
ER
Oedema
3
4
5
A : masalah kelebiahan volume ciran teratasi sebagian. P : lanjutkan intervensi : - Berikan terapi diuretik. S : klien mengatakan sudah tidak lemas, tetapi masih sering merasa lelah.
08.45 O:
Kemampuan
0
1
2
3
4
perawatan diri Makan / minum
*
Toileting
*
Berpakaian
*
Mobilitas di tempat
*
tidur Berpindah
*
Ambulasi / ROM
*
Indikator
IR
E
ER
Aktivitas
3
4
5
Laporan ADL
3
4
5
TTV dalam
3
5
5
mandiri
batas normal A :masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian. P : lanjutkan intervensi: - Anjurkan keluarga untuk membantu klien.
06/04/2012 21.45
5
S: klien mengatakan sudah bisa tidur dengan nyenyak. O: mimik muka fress, sesak dan batuk tidak ada. Indikator IR E ER
Waktu tidur
3
5
5
Pola tidur
3
5
5
Kualitas tidur
3
5
5
saat 3
5
5
Terjaga tidur
A : masalah gangguan pola tidur teratasi. P : hentikan intervensi.