Askep dislokasi menurut nanda A. Pengertian Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang membentuk persendian terhadap tulang lain. (Sjamsuhidajat,2011. (Sjamsuhidajat,2011. Buku Ajar Ajar lmu Bedah, edisi !,"alaman 10#$% Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang membentuk sendi tak lagi dalam hubungan anatomis. (Brunner & Suddart, 2002, 'B, edisi ), *ol !,"alaman 2!++% Dislokasi sendi adalah menggambarkan indi*idu yang mengalami atau beresiko tinggi untuk mengalami perubahan posisi tulang dari posisinya pada sendi. (arpenito, 2000, edisi $, "alaman 111)% Dislokasi sendi adalah -ragmen -rakrtur saling terpisah dan menimbulkan de-ormitas. ('oalak, 2011, Buku Ajar Ajar Pato-isiologi, "alaman #0#%. Dislokasi adalah de*iasi hubungan normal antara raan yang satu dengan raan yang lainnya sudah tidak menyinggung satu dengan lainnya. (Pri/e & ilson, 200$, edisi $, *ol 2, "alaman1!$) %. 'esimpulan Dislokasi adalah tergesernya sendi dari mangkuk sendi yang kemudian dapat menimbulkan de-ormitas. B. 'lasi-ikasi 'lasi-ikasi dislokasi menurut penyababnya (Brunner & Suddart, 2002, 'B, edisi ), *ol !,"alaman 2!+$% adalah 1. Dislokasi Dislokasi /ongenital, /ongenital, terjadi terjadi sejak lahir lahir akibat akibat kesalahan kesalahan pertumbuhan pertumbuhan,, paling sering sering terlihat pada pinggul. 2. Dislokasi Dislokasi spontan spontan atau patolo patologik, gik, akibat akibat penyakit penyakit sendi sendi dan atau atau jaringan jaringan sekitar sekitar sendi. misalnya tumor, in-eksi, atau osteoporosis tulang. ni disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang !. Dislokasi Dislokasi traumati/, traumati/, kedarurata kedaruratan n ortopedi ortopedi (pasokan (pasokan darah, darah, susunan susunan sarasara- rusak rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia% akibat oedema (karena mengalami pengerasan%. erjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syara-, dan system *askular. 'ebanyakan terjadi pada orang deasa. Dislokasi berdarsarkan tipe kliniknya dapat dibagi menjadi (Brunner & Suddart, 2002, 'B, edisi ), *ol !,"alaman 2!+
%$ 1. Dislokasi Akut 3mumnya terjadi pada shoulder, elbo, dan hip. Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi 1. Dislokasi Berulang. 4ika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh -rekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. 3mumnya terjadi pada shoulder joint dan patello -emoral joint.Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang 5 -raktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan. . 6tiologi
gambar 1 1. edera olah raga 7lah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya terperosok akibat bermain ski, senam, *olley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari8jari karena se/ara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain. 2. rauma ke/elakaan Benturan keras pada sendi saat ke/elakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi D. Pato-isiologi edera akibat olahraga dikarenakan beberapa hal seperti tidak melakukan e9er/ise sebelum olahraga memungkinkan terjadinya dislokasi, dimana /edera olahraga menyebabkan terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen. 'eadaan selanjutnya terjadinya kompresi jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek kapsul5menyebabkan tepi glenoid tera*ulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal. 'eadaan tersebut dikatakan sebagai dislokasi. Begitu pula dengan trauma ke/elakaan karena kurang kehati8hatian dalam melakukan suatu tindakan atau saat berkendara tidak menggunakan helm dan sabuk pengaman memungkinkan terjadi dislokasi. rauma ke/elakaan dapat kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen. 'eadaan selanjutnya terjadinya kompres jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek kapsul5menyebabkan tepi glenoid tera*ulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal yang menyebabkan dislokasi.
6. ani-estasi 'linis 1. :yeri akut 2. Perubahan kontur sendi !. Perubahan panjang ekstremitas #. 'ehilangan mobilitas normal +. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi ;. 'omplikasi a. 'omplikasi dini 1. edera sara- sara- aksila dapat /edera, pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah ke/il yang mati rasa pada otot tesebut 2. edera pembuluh darah Arteri aksilla dapat rusak !. ;raktur disloksi b. 'omplikasi lanjut. 1. 'ekakuan sendi bahummobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur #0 tahun.erjadinya kehilangan rotasi lateral, yang se/ara otomatis membatasi abduksi 2. Dislokasi yang berulang terjadi kalau labrum glenoid robek atau !. 'apsul terlepas dari bagian depan leher glenoid #. 'elemahan otot <. Pemeriksaan penunjang 1. Sinar8= (>ontgen% Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik nonin*asi- untuk membantu menegakkan diagnosa medis. Pada pasien dislokasi sendi ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi dimana tulang dan sendi berarna putih. 2. s/an 8S/an yaitu pemeriksaan sinar8= yang lebih /anggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat gambaran se/ara ! dimensi. Pada psien dislokasi ditemukan gambar ! dimensi dimana sendi tidak berada pada tempatnya. !. >
> merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan -rekuensi radio tanpa menggunakan sinar8= atau bahan radio akti-, sehingga dapat diperoleh gambaran tubuh (terutama jaringan lunak% dengan lebih detail. Seperti halnya 8S/an, pada pemeriksaan > ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi. ". Penatalaksanaan 1. edis a. ;armakologi (S7 ndonesia 201182012% 1% Pemberian obat8obatan analgesik non narkotik a% Analsik yang ber-ungsi untuk mengatasi nyeri otot, sendi, sakit kepala, nyeri pinggang. 6-ek samping dari obat ini adalah agranulositosis. Dosis sesudah makan, deasa sehari !?1 kapsul, anak sehari !?152 kapsul. b% Bimastan yang ber-ungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau sedang, kondisi akut atau kronik termasuk nyeri persendian, nyeri otot, nyeri setelah melahirkan. 6-ek samping dari obat ini adalah mual, muntah, agranulositosis, aeukopenia. Dosis deasa@ dosis aal +00mg lalu 2+0mg tiap $ jam. 2. Pembedahan a. 7perasi ortopedi 7perasi ortopedi merupakan spesialisasi medis yang mengkhususkan pada pengendalian medis dan bedah para pasien yang memiliki kondisi8kondisi arthritis yang mempengaruhi persendian utama, pinggul, lutut dan bahu melalui bedah in*asi- minimal dan bedah penggantian sendi. Prosedur pembedahan yang sering dilakukan meliputi >eduksi erbuka dengan ;iksasi nterna atau disingkat 7>; (7pen >edu/tion and ;i9ation%.Berikut dibaah ini jenis8jenis pembedahan ortopedi dan indikasinya yang laim dilakukan 1% >eduksi terbuka melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang patah. 2% ;iksasi interna stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skrup, plat, paku dan pin logam. !%
Amputasi penghilangan bagian tubuh.
+% Artroplasti memperbaiki masalah sendi dengan artroskop(suatu alat yang memungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar% atau melalui pembedahan sendi terbuka.
%$enisektomi eksisi -ibrokartilago sendi yang telah rusak.
%
Penggantian sendi penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau sintetis.
)% Penggantian sendi total penggantian kedua permukaan artikuler dalam sendidengan logam atau sintetis. 2. :on medis a. Dislokasi reduksi dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat. >6 1%
>
>est (istirahat%
2%
/e (kompres dengan es%
!%
ompression (kompresi5 pemasangan pembalut tekan%
#%
6
6le*asi (meninggikan bagian dislokasi%
b. Pen/egahan 1%
edera akibat olahraga 1.
2%
rauma ke/elakaan 1. 'urangi ke/epatan 2. emakai alat pelindung diri seperti helm, sabuk pengaman !. Patuhi peraturan lalu lintas
2. Askep eoritis Dislokasi A. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap aal dari proses keperaatan untuk mengumpulkan data pasien dengan menggunakan tehnik aan/ara, obser*asi, pemeriksaan -isik dan pemeriksaan penunjang tetapi pada pasien dislokasi di-okuskan pada 1% 'eluhan 3tama
'eluhan utama pada pasien dislokasi adalah psien mengeluhkan adanya nyeri. 'aji penyebab, kualitas, skala nyeri dan saat kapan nyeri meningkat dan saat kapan nyeri dirasakan menurun. 2% >iayat Penyakit Sekarang Pasien biasanya mengeluhkan nyeri pada bagian yang terjadi dislokasi, pergerakan terbatas, pasien melaporkan penyebab terjadinya /edera. !% >iayat Penyakit Dahulu Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, se rta penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya yang dapat memperparah keadaan klien dan menghambat proses penyembuhan. #% Pemeriksaan ;isik 1. ampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami dislokasi 2. ampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami dislokasi !. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi #. ampak adanya lebam pada dislokasi sendi +% 'aji 1# kebutuhan dasar "enderson. 3ntuk dislokasi dapat di-okuskan kebutuhan dasar manusia yang terganggu adalah b% >asa nyaman (nyeri% pasien dengan dislokasi biasanya mengeluhkan nyeri pada bagian dislokasi yang dapat mengganggu kenyamanan klien. /% asa aman(ansietas% klien dengan dislokasi tentunya mengalami gangguan rasa aman atau /emas(ansietas% dengan kondisinya. $% Pemeriksaan diagnostik a%
Pemeriksaan rontgen untuk melihat lokasi dari dislokasi.
b% Pemeriksaan 8S/an digunakan untuk melihat ukuran dan lokasi tumor dengan gambar ! dimensi.
/% Pemeriksaan > untuk pemeriksaan persendian dengan menggunakan gelombang magnet dan gelombang -rekuensi radio sehingga didapatkan gambar yang lebih detail. B. Diagnosa 'eperaatan 1%
:yeri akut berhubungan dengan agen penyebab /edera (-isik%
2%
"ambatan mobilitas -isik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal
!% 'etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan mengunyah atau menelan. . nter*ensi 'eperaatan :ursing are Plan Pasien Dislokasi D9.1 :yeri Akut : Diagnosa o 'eperaatan
(:anda : :7 hal+!0% ujuan dan 'riteria "asil >en/ana indakan
1 :yeri akut Setelah diberikan asuhan berhubungan keperaatan selama dengan agen 92# jam, diharapkan penyebab dengan kriteria hasil /edera8 ;isik(trauma 1. emperlihatkan ke/elakaan dan pengendalian /edera nyeri. olahraga%8 DS klien 2. elaporkan tidak melaporkan adanya nyeri adanya nyeri.8 !. idak menunjukan D7 klien adanya nyeri tampak meningkat.(tidak berperilaku ada ekspresi nyeri distraksi pada ajah,tidak (mondar mandir, gelisah atau akti*itas ketegangan berulang, otot,tidak merintih memegang atau menangis.% daerah nyeri%, perilaku ekspresi-(gelisah , meringis, menangis, menghela napas panjang%
1. 7bser*asi keadaan umum pasien(tingkat nyeri dan E% 2. Beri posisi nyaman(semi -oler% !. Berikan kompres hangat pada lokasi dislokasi #. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi +. Beri "6 tentang penyebab nyeri, dan antisipasi ketidaknyamanan $. 'olaborasi dalam pemberian analgetik 1. engetahui keadaan umum pasien dan tingkat nyeri pasien 2. Posisi semi -oler dapat meminimalkan nyeri pada dislokasi
>asiona l
!. 'ompres hangat berperan dalam *asodilatasi pembuluh darah. #. eknik distraksi dan relaksasi ber-ungsi dalam mengalihkan -okus nyeri pasien +. Penanaman "6 pada pasien ber-ungsi untuk mengurangi ke/emasan pasien terhadap kondisinya $. Analgetik dapat mengurangi rasa nyeri pada dislokasi.
D9 2 "ambatan mobilitas -isik
(:anda : :7 hal#2%
:o
Diagnosa 'eperaatan
ujuan dan 'riteria >en/ana "asil indakan
2
"ambatan mobilitas -isik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal8 DS pasien mengeluh sulit dalam bergerak8 D7 tidak dapat melakukan akti*itas se/ara mandiri, gerakan tidak teratur atau tidak terkoordinasi
Setelah diberikan asuhan keperaatan selama 92# jam, diharapkan klien dapat melakukan mobilisasi dengan teratur dengan kriteria hasil
>asional
1% 7bser*asi 1% enunjukkan keadaan tingkat mobilisasi umum(tingkat pasien dan mobilitas dan menentukan kekuatan inter*ensi otot%2% selanjutnya2% Ajarkan empertahankan >7!% atau meningkatkan Pengaturan kekuatan dan posisi#% ketahanan otot!% Berikan bantuan eningkatkan 1. 'lien mengatakan peraatan diri kesejahteraan berpindah -isiologis dan dapat psikologis#% melakukan pergerakan +% Berikan "6 embantu indi*idu mengubah posisi dengan tentang latihan tubuhnya bebas -isik engubah 2.
dapat terapi yang tepat melakukan akti*itas se/ara mandiri
$% engembalikan posisi tubuh autonom dan *olunter selama pengobatan dan pemulihan dari posisi sakit atau /edera
D9 ! 'etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (:anda : :7 "al +0!% :o Diagnosa 'eperaatan ujuan dan 'riteria >en/ana indakan "asil !
'etidakseimbangan Setelah diberikan nutrisi kurang dari asuhan kebutuhan tubuh keperaatan berhubungan dengan selama 92# jam, kesulitan mengunyah diharapkan atau menelan.8 kebutuhan nutrisi DS pasien mengeluh klien dapat susah mengunyah, terpenuhi se/ara pasien mengatakan adekuat dengan na-su makan kriteria hasil1% menurun8 D7 Pasien tidak pasien tampak lemas, melaporkan mukosa bibir kering, kesulitan tampak kurang berminat mengunyah2% terhadap makanan :a-su makan pasien kembali baik!% 'eadaan umum pasien kembali normal
1. 'aji -aktor penyabab kesulitan mengunyah 2. Cetakkan makanan pada bagian mulut yang tidak mengalami masalah !. Atur posisi pasien(semi -oler% #. 'olaborasi dalam pemasangan alat in*asi-(:<% +. engetahui -aktor penyebab kesulitan mengunyah dan menentukan inter*ensi selanjutnya $. engurangi akti*itas pada rahang yang sakit . Posisi semi -oler dapat men/egah aspirasi ). empertahankan asupan nutrisi pasien
>asional
D. mplementasi 'eperaatan Dilaksanakan sesuai dengan inter*ensi. 6. 6*aluasi 1. :yeri dapat teratasi 2. Pasien dapat melkukan mobilitas se/ara normal !. 'ebutuhan nutrisi pasien terpenuhi se/ara adekuat