ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOARTHRITIS
Semester 5C Oleh : kelompok kelompok 1
1. M Khoiri Zamri 2. Reni Willi 3. Dewi Nur Aini 4. Lia Nur Sukmawati 5. Ira Iriani 6. Minna Ulya Sari 7. Agung Prasetyo 8. Nur Faridatin 9. Yanti PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI J EMBER TAHUN AKADEMIK 2015/2016 Jl. dr. Soebandi No. 99 Jember, Telp/Fax. Telp/ Fax. (0331) 483536 E_mail :
[email protected],web :
[email protected],web:http://www.stikesdrsoebandi :http://www.stikesdrsoebandi
Page | 1
Kata pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem muskuloskeletal yang berjudul ” Askep Dislokasi” tepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengrjaan makalah ini. Kami juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Page | 2
DAFTAR ISI
Kata pengantar ........................................................................................................................................ 1 DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4 1.
LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6 A.
DEFINISI DISLOKASI SENDI ................................................................................................. 6
B.
KLASIFIKASI DISLOKASI SENDI ......................................................................................... 6
C.
ETIOLOGI DISLOKASI SENDI ............................................................................................... 8
D.
MANIFESTASI KLINIS DISLOKASI SENDI ......................................................................... 9
E.
PATOFISIOLOGI DISLOKASI SENDI .................................................................................... 9
F.
PATHWAY DISLOKASI SENDI ............................................................................................ 11
G.
PEMERIKSAAN PENUNJANG DISLOKASI SENDI ........................................................... 12
H.
PENATALAKSANAAN DISLOKASI SENDI ....................................................................... 12
I.
KOMPLIKASI DISLOKASI SENDI ....................................................................................... 13
J.
PENCEGAHAN DISLOKASI SENDI ..................................................................................... 13
K.
ASKEP DISLOKASI SENDI ................................................................................................... 14 1.
PENGKAJIAN...................................................................................................................... 14
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN .......................................................................................... 15
3.
INTERVENSI KEPERAWATAN........................................................................................ 16
5.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ................................................................................. 19
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 21 A.
KESIMPULAN ......................................................................................................................... 21
B.
SARAN ..................................................................................................................................... 21
Page | 3
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungin beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh karena fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang. Bentuk kaku (rigid) dan kokoh antar rangka yang membentuk tubuh dihubungkan oleh berbagai jenis sendi. Adanya penghubung tersebut memungkinkan satu pergerakan antar tulang yang demikian fleksibel dan nyaris tanpa gesekan. Tulang dan sendi dipakai untuk melindungi berbagai organ vital di bawahnya disamping fungsi pergerakan (locomotor) / perpindahan makhluk hidup. Sendi merupakan satu organ yang kompleks dan tersusun atas berbagai komponen yang spesifik satu dengan lainnya. Pada umumnya terdiri dari air dan tersusun atas serabut kolagen, proteoglikan, glikorptein lain serta lubrikan asam hialuronat, struktur yang kompleks di atas memungkinkan suatu pergerakan sendi yang luas (fungsi locomotor), frictionless dan tidak mengakibatkan kerusakan besar dalam jangka panjang. Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi r ahangnya telah mengalami dislokasi. Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamenligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi. Dislokasi terjadi saat ligamen memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).
Page | 4
A. RUMUSAN MASALAH
1) Apa itu definisi dislokasi sendi? 2) Apa saja klasifikasi dari dislokasi sendi? 3) Apa saja etiologi dislokasi sendi? 4) Bagimana manifestasi klinis dari dislokasi sendi? 5) Bagaimana patofisiologi dislokasi sendi? 6) Bagaimana WOC dislokasi sendi? 7) Apa saja penatalaksanaan dislokasi sendi? 8) Apa saja pemeriksaan penunjang dislokasi sendi? 9) Bagaimana cara pencegahan dari dislokasi sendi? 10) Apa saja komplikasi dari dislokasi sendi? 11) Bagaimana askep dari dislokasi sendi?
B. TUJUAN PENULISAN
1) Dapat mengetahui definisi dari dislokasi sendi. 2) Dapat mengetahui apa saja klasifikasi dari dislokasi sendi. 3) Dapat mengetahui apa saja etiologi dislokasi sendi. 4) Dapat mengetahui bagimana manifestasi klinis dari dislokasi sendi. 5) Dapat mengetahui bagaimana patofisiologi dislokasi sendi. 6) Dapat mengetahui bagaimana WOC dislokasi sendi. 7) Dapat mengetahui apa saja penatalaksanaan dislokasi sendi. 8) Dapat mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang dislokasi sendi. 9) Dapat mengetahui bagaimana cara pencegahan dari dislokasi sendi 10) Dapat mengetahui apa saja komplikasi dari dislokasi sendi. 11) Dapat mengetahui bagaimana askep dari dislokasi sendi?
Page | 5
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI DISLOKASI SENDI Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang membentuk persendian terhadap tulang lain. (Sjamsuhidajat,2011. Buku Ajar lImu Bedah, edisi 3,Halaman 1046).
Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang membentuk sendi tak lagi dalam hubungan anatomis. (Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol 3,Halaman 2355).
Dislokasi sendi adalah menggambarkan individu yang mengalami atau beresiko tinggi untuk mengalami perubahan posisi tulang dari posisinya pada sendi. (Carpenito, 2000, edisi 6, Halaman 1118).
Dislokasi sendi adalah fragmen fraktur saling terpisah dan menimbulkan deformitas. (Kowalak, 2011, Buku Ajar Patofisiologi, Halaman 404).
Dislokasi adalah deviasi hubungan normal antara rawan yang satu dengan rawan yang lainnya sudah tidak menyinggung satu dengan lainnya. (Price & Wilson, 2006, edisi 6, vol 2, Halaman1368 ).
Jadi, Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Sebuah sendi yang ligamen-ligamennya pernah mengalami dislokasi, biasanya menjadi kendor. Akibatnya sendi itu akan gampang mengalami dislokasi kembali. Apabila dislokasi itu disertai pula patah tulang, pembetulannya menjadi sulit dan harus dikerjakan di rumah sakit. Semakin awal usaha pengembalian sendi itu dikerjakan, semakin baik penyembuhannya.
B. KLASIFIKASI DISLOKASI SENDI Klasifikasi dislokasi menurut penyababnya (Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol 3, Halaman 2356) adalah : Page | 6
1) Dislokasi Congenital Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan, paling sering terlihat pada pinggul. 2) Dislokasi Spontan atau Patologik Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang. 3) Dislokasi Traumatic Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.
Dislokasi sendi berdarsarkan tipe kliniknya dapat dibagi menjadi (Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol 3,Halaman 2356) :
1) Dislokasi Akut Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi. 2) Dislokasi Berulang Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
Berdasarkan tempat terjadinya : 1) Dislokasi Sendi Rahang Dislokasi sendi rahang dapat terjadi karena :
Menguap atau terlalu lebar.
Terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya penderita tidak dapat menutup mulutnya kembali.
2) Dislokasi Sendi Bahu
Page | 7
Pergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral, berada di anterior dan medial glenoid (dislokasi anterior), di posterior (dislokasi posterior), dan di bawah glenoid (dislokasi inferior). 3) Dislokasi Sendi Siku Merupakan mekanisme cederanya biasanya jatuh pada tangan yang dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan siku jelas berubah bentuk dengan kerusakan sambungan tonjolan-tonjolan tulang siku. 4) Dislokasi Sendi Jari Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami dislokasi ke arah telapak tangan atau punggung tangan. 5) Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal dan Interphalangeal Merupakan dislokasi yang disebabkan oleh hiperekstensi-ekstensi persendian. 6) Dislokasi Panggul Bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di posterior dan atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum (dislokasi anterior), dan caput femur menembus acetabulum (dislokasi sentra). 7) Dislokasi Patella
Paling sering terjadi ke arah lateral.
Reduksi dicapai dengan memberikan tekanan ke arah medial pada sisi lateral patella sambil mengekstensikan lutut perlahan-lahan.
Apabila dislokasi dilakukan berulang-ulang diperlukan stabilisasi secara bedah.
Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
C. ETIOLOGI DISLOKASI SENDI Dislokasi sendi dapat disebabkan oleh : 1) Cedera Olahraga Page | 8
Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olahraga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan keeper pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain. 2) Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi. 3) Terjatuh Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin. 4) Patologis Terjadinya ‘tear’ ligament dan kapsul articuler yang merupakan komponen vital penghubung tulang.
D. MANIFESTASI KLINIS DISLOKASI SENDI a. Nyeri akut b. Perubahan kontur sendi c. Perubahan panjang ekstremitas d. Kehilangan mobilitas normal e. Gangguan gerakan f. Kekakuan g. Pembengkakan h. Deformitas pada persendian
E. PATOFISIOLOGI DISLOKASI SENDI Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi dengan cara dibidai. Page | 9
Cedera akibat olahraga dikarenakan beberapa hal seperti tidak melakukan exercise sebelum olahraga memungkinkan terjadinya dislokasi, dimana cedera olahraga menyebabkan terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya kompresi jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal. Keadaan tersebut dikatakan sebagai dislokasi.
Begitu pula dengan trauma kecelakaan karena kurang kehati-hatian dalam melakukan suatu tindakan atau saat berkendara tidak menggunakan helm dan sabuk pengaman memungkinkan terjadi dislokasi. Trauma kecelakaan dapat kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya kompres jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal yang menyebabkan dislokasi.
Page | 10
F. PATHWAY DISLOKASI SENDI
Page | 11
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG DISLOKASI SENDI 1) Sinar-X (Rontgen) Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk membantu menegakkan diagnosa medis. Pada pasien dislokasi sendi ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi dimana tulang dan sendi berwarna putih. 2) CT Scan CT-Scan yaitu pemeriksaan sinar-X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat gambaran secara 3 dimensi. Pada psien dislokasi ditemukan gambar 3 dimensi dimana sendi tidak berada pada tempatnya.
3) MRI MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan frekuensi radio tanpa menggunakan sinar-X atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh gambaran tubuh (terutama jaringan lunak) dengan lebih detail. Seperti halnya CT-Scan, pada pemeriksaan MRI ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi.
H. PENATALAKSANAAN DISLOKASI SENDI MEDIS
1) Farmakologi (ISO Indonesia 2011-2012) a) Pemberian obat-obatan : analgesik non narkotik
Analsik yang berfungsi untuk mengatasi nyeri otot, sendi, sakit kepala, nyeri pinggang. Efek samping dari obat ini adalah agranulositosis. Dosis: sesudah makan, dewasa: sehari 3×1 kapsul, anak: sehari 3×1/2 kapsul.
Bimastan yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau sedang, kondisi akut atau kronik termasuk nyeri persendian, nyeri otot, nyeri setelah melahirkan. Efek samping dari obat ini adalah mual, muntah, agranulositosis, aeukopenia. Dosis: dewasa; dosis awal 500mg lalu 250mg tiap 6 jam.
2) Artroplasti:
memperbaiki
masalah
sendi
dengan
artroskop(suatu
alat
yang
memungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar) atau melalui pembedahan sendi terbuka. Page | 12
NON MEDIS
1) Reposisi 2) Pembidaian dan pembalutan 3) RICE R : Rest (istirahat) I : Ice (kompres dengan es) C : Compression (kompresi / pemasangan pembalut tekan) E : Elevasi (meninggikan bagian dislokasi)
I. KOMPLIKASI DISLOKASI SENDI 1) Komplikasi Dini
Cedera Saraf : saraf aksila dapat cedera, pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut.
Cedera Pembuluh Darah : Arteri aksilla dapat rusa k.
Fraktur Dislokasi
2) Komplikasi Lanjut
Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi.
Dislokasi yang berulang: terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid
Kelemahan otot
J. PENCEGAHAN DISLOKASI SENDI a) Cedera Akibat Olahraga
Gunakan peralatan yang diperlukan seperti sepatu untuk lari
Latihan atau exercise
Conditioning
b) Trauma Kecelakaan
Kurangi kecepatan
Memakai alat pelindung diri seperti helm, sabuk pengaman
Patuhi peraturan lalu lintas
Page | 13
K. ASKEP DISLOKASI SENDI 1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan untuk mengumpulkan data pasien dengan menggunakan tehnik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tetapi pada pasien dislokasi difokuskan pada :
Keluhan Utama Keluhan utama pada pasien dislokasi adalah psien mengeluhkan adanya nyeri. Kaji
penyebab, kualitas, skala nyeri dan saat kapan nyeri meningkat dan saat kapan nyeri dirasakan menurun.
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien biasanya mengeluhkan nyeri pada bagian yang terjadi dislokasi, pergerakan
terbatas, pasien melaporkan penyebab terjadinya cedera.
Riwayat Penyakit Dahulu Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, serta penyakit yang
pernah diderita klien sebelumnya yang dapat memperparah keadaan klien dan menghambat proses penyembuhan.
Pemeriksaan Fisik -
Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami dislokasi.
-
Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami dislokasi.
-
Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi.
-
Tampak adanya lebam pada dislokasi sendi
Kaji 14 kebutuhan dasar Henderson. Untuk dislokasi dapat difokuskan kebutuhan dasar manusia yang terganggu adalah : -
Rasa nyaman (nyeri) : pasien dengan dislokasi biasanya mengeluhkan nyeri pada bagian dislokasi yang dapat mengganggu kenyamanan klien.
-
Gerak dan aktivitas: pasien dengan dislokasi dimana sendi tidak berada pada tempatnya semula harus diimobilisasi. Klien dengan dislokasi pada ekstremitas dapat mengganggu gerak dan aktivitas klien.
-
Makan minum: pasien yang mengalami dislokasi terutama pada rahang sehingga klien mengalami kesulitan mengunyah dan menelan. Efeknya bagi tubuh yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Page | 14
-
Rasa aman (ansietas) : klien dengan dislokasi tentunya mengalami gangguan rasa aman atau cemas(ansietas) dengan kondisinya.
Pemeriksaan Diagnostik -
Pemeriksaan rontgen untuk melihat lokasi dari dislokasi.
-
Pemeriksaan CT-Scan digunakan untuk melihat ukuran dan lokasi tumor dengan gambar 3 dimensi.
-
Pemeriksaan
MRI
untuk
pemeriksaan
persendian
dengan
menggunakan
gelombang magnet dan gelombang frekuensi radio sehingga didapatkan gambar yang lebih detail.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen penyebab cedera (fisik). b) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal.
.
Page | 15
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Diagnosa
NOC
NIC
1.
Nyeri Akut b.d
Tujuan: Setelah Dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 Aktivitas jam nyeri akut teratasi. Manajemen nyeri (1400) Kriteria Hasil: 1. Lakukan 1. Tingkat nyeri (2102) Kode 210201 210204 210206 210224
Keterangaan:
pengkajian
komprehensif Indikator Nyeri yang dilaporkan Panjang Episode nyeri Ekspresi wajah mengerinyit
S.T
frekuensi,
nyeri
(lokasi,
kualitas,
durasi,
intensitas
nyeri) 2. Kolaborasi pemberian analgasik bagi pasien. 3. Gali
bersama
pasien
faktor-
faktor yang dapat memperberat nyeri
1. 2. 3. 4. 5.
Berat Cukup berat Sedang Ringan Tidak ada
4. Dukung adekuat
istirahat/tidur untuk
yang
membantu
penurunan nyeri
Page | 16
2. Keparahan cedera fisik (1913) Kode 191302 191305 191316 191323
Indikator Memar Ekstremitas keseleo Gangguan imobilitas Perdarahan
5. Pembidaian dan pembalutan S.T
Keterangan: 1. Berat 2. Cukup berat 3. Sedang 4. Ringan 5. Tidak ada 2.
Hambatan Mobilitas Fisik
Tujuan: Setelah Dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 Aktivitas jam hambatan mobilitas fisik sebagian teratasi. Terapi latihan : ambulasi (0221) Kriteria Hasil: 1. Sediakan 1. Ambulasi: kursi roda (0201)
tempat
tidur
berketinggian rendah yang sesuai 2. Bantu pasien untuk duduk di
Kode
Indikator Perpindahan ke dan dari kursi roda Menjalankan
S.T
tempat tidur 3. Terapkan/ sediakan alat bantu (tongkat, walker, kursi roda) Page | 17
kursi roda dengan aman
Keterangan :
untuk ambulasi 4. Beritahu keluarga untuk selalu mengawasi
1. Sangat terganggu
dan
membantu
pasien ketika ingin bergerak.
2. Banyak terganggu 3. Cukup terganggu 4. Sedikit terganggu 5. Tidak terganggu
Page | 18
5. IMPLEMENTASI K EPERAWATAN
No
Diagnosa
Implementasi
1.
Nyeri akut
Tanggal implementasi
Evaluasi
1. Lakukan
pengkajian
komprehensif frekuensi,
(lokasi,
kualitas,
nyeri S: durasi,
intensitas O:
nyeri) A:
R: 2. Kolaborasi pemberian analgasik
P:
bagi pasien. R: 3. Gali
bersama
pasien
faktor-
faktor yang dapat memperberat nyeri R: 4. Dukung adekuat
istirahat/tidur untuk
yang
membantu
penurunan nyeri R:
Page | 19
2.
Hambatan mobilitas fisik
Tanggal implementasi
1. Sediakan
tempat
berketinggian
tidur S:
rendah
yang O:
sesuai R:
2. Bantu pasien untuk duduk di A: tempat tidur P:
R: 3. Terapkan/ sediakan alat bantu (tongkat, walker, kursi roda) untuk ambulasi R: 4. Beritahu keluarga untuk selalu mengawasi
dan
membantu
pasien ketika ingin bergerak. R:
Page | 20
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Jadi, Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Sebuah sendi yang ligamen-ligamennya pernah mengalami dislokasi, biasanya menjadi kendor. Akibatnya sendi itu akan gampang mengalami dislokasi kembali. Apabila dislokasi itu disertai pula patah tulang, pembetulannya menjadi sulit dan harus dikerjakan di rumah sakit. Semakin awal usaha pengembalian sendi itu dikerjakan, semakin baik penyembuhannya.
B. SARAN Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Dan penulis juga berharap dapat menerima saran dan kritik dari para pembaca yang dapat membangun untuk kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
Page | 21
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. Keperawatan Medikal-Bedah. 2002. Jakarta : EGC Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. 2009. Jakarta : EGC Suratun dkk . Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. 2008. Jakarta : EGC Nanda Internasional. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. 2012. Jakarta : EGC
Page | 22