LAPORAN KASUS
SISTEM PERNAPASAN (Tuberculosis Paru)
Seorang ibu umur 52 tahun ruang rawat dari IGD dengan diagnosa medis TB Paru dada pneumothorax partial di kedua lapang paru. Pada saat pengkajian pasien mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak . pengkajian fisik didapatkan suara bunyi ronkhi di ½lapang paru bawah. Frekuensi nafas 26 kali/menit. Klien tampak susah untuk mengeluarkan dahak saat batuk. Klien mengatakan bahwa dirinya tinggal dengan orang yang mengkonsumsi rokok 2 pak/hari selama 25 tahun. Klien juga mengatakan tidak nafsu makan, mual, muntah. Klien kehilangan tonus otot, BB turun 11 kg, konjungtiva anemis. P 30 x/menit, TD 90/60 mmHg, N 120 x/menit, S 37°C.
Data Laboratorium:
LED : 60 mm Kalium : 3,41 mEq/L (3,5-5,1 mEq/L)
HB : 10 gr/dl (co: 14-16, ce: 12-14) Klorida : 94,1 mEq/L (98-109 mEq/L)
Eritrosit : 4,08 gr/dl (ce: 4-5) Ureum : 78 mg/dl (10-50 mg/dL)
Leukosit : 11.000 /ul (10.000/ul) Kreatinin: 1,2 mg/dl (0,5-1,5 mg/dL)
Trombosit : 301.000 /ul (150rb-400rb) pH : 7,4 mmHg (7,35-7,45 mmHg)
Protein : 8,8 gr/dl (7,2-8 g/dl) pCO² : 28,6 mmHg (35-45)
Globulin : 5,9 gr/dl (2,3-3,2 gr/dl) pO² : 76,6 mmol/L (80-100)
Natrium : 129 mEq/L (135-145 mEq/L) Sat O² : 95,5 % (100%)
Rotgen
Hasil rotgent paru member kesan gambaran TB paru
Kultur BTA (+)
Order Dokter
Rifampicin (R) 1 x 350 mg
Isoniazid (H) 1 x 300 mg
Etambutol (E) 1 x 500 mg
Pirazinamid (Z) 1 x 500 mg
Vit B6 3 x 1 tablet
Domperidon 3 x 10 mg
OMG 1 x 40 mg
Inhalasi vent : Nacl 1 : 1
Pengkajian Kasus
A. Identitas Klien
Nama : Ny.E
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Garegeh
Pekerjaan : IRT
B. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama
Pada saat pengkajian pasien mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak. Pengkajian fisik didapatkan suara bunyi ronkhi di ½ lapang paru bawah. Frekueansi nafas 26 kali/menit. Klien tampak susah untuk mengeluarkan dahak saat batuk. Klien juga mengatakan tidak nafsu makan, mual, muntah. Klien kehilangan tonus otot, BB turun 11 kg, konjungtiva anemis. P 30 x/menit, TD 90/60 mmHg, N 120 x/menit, S 37°C.
Riwayat Kesehatan Masalalu
Klien mengatakan bahwa dirinya tinggal dengan orang yang mengkonsumsi rokok 2 pak/hari selama 25 tahun.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ditemukan riwayat kesehatan keluarga
C. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
Kepala : Bentuk kepala oval, kulit kepala tampak kering, rambut kasar
dengan distribusi tebal, tidak ada kelainan dibagian kepala
Mata : Bola mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva terlihat anemis
Mulut : Mukosa mulut kering, terlihat bernapas dari mulut, tampak
susah mengeluarkan dahak saat batuk
Thoraks
I : pergerakan dinding dada terlihat cepat pada saat bernapas, tidak
ada lesi dan memar
P : tidak ada pembengkakan di dada, fremitus tidak normal
P : bunyi paru pekak
A : bunyi paru ronkhi di ½ lapang paru bawah, kasar dan nyeri
Abdomen :
Hepar :
I : bentuk simetris, tidak adanya benjolan, tidak adanya jaringan
parut
P : tidak adanya nyeri tekan, tidak adanya pembengkakan, hepar
tidak teraba
P : bunyi hepar pekak/redap, dilakukan perkusi untuk mengetahui
batas dan batas bawah dari hepar
Limpa :
I : bentuk simetris, tidak adanya benjolan di daerah limpa
P : tidak ada nyeri tekan, tidak adanya pembengkakan, dan tidak
adanya penumpukan cairan
P : bunyi perkusi normal
Ginjal :
I : bentuk tidak simetris, tidak adanya benjolan, tidak adanya
Penumpukan cairan dibagian abdomen, tidak terdapat jaringan
parut dibagian abdomen
P : tidak terdapat nyeri tekan dibagian ginjal klien
P : bunyi perkusi pekak
Ekstremitas : kehilangan tonus oto, tidak ada kelainan bentuk di bagian
ekstremitas, kulit terlihat pucat dan kering
Secara keseluruhan klien terlihat kurus dan terjadi penurunan BB drastis
D. Pemeriksaan Penunjang
LED : 60 mm (lk:0-88mm, pr:0-15mm) Kalium : 3,41 mEq/L (3,5-5,1 mEq/L)
HB : 10 gr/dl (lk: 14-16, pr: 12-14) Klorida : 94,1 mEq/L (98-109 mEq/L)
Eritrosit : 4,08 gr/dl (ce: 4-5) Ureum : 78 mg/dl (10-50 mg/dL)
Leukosit : 11.000 /ul (10.000/ul) Kreatinin: 1,2 mg/dl (0,5-1,5 mg/dL)
Trombosit : 301.000 /ul (150rb-400rb) pH : 7,4 mmHg (7,35-7,45 mmHg)
Protein : 8,8 gr/dl (7,2-8 g/dl) pCO² : 28,6 mmHg (35-45)
Globulin : 5,9 gr/dl (2,3-3,2 gr/dl) pO² : 76,6 mmol/L (80-100)
Natrium : 129 mEq/L (135-145 mEq/L) Sat O² : 95,5 % (100%)
Rotgen
Hasil rotgent paru member kesan gambaran TB paru
Kultur BTA (+)
Order Dokter
Rifampicin (R) 1 x 350 mg
Isoniazid (H) 1 x 300 mg
Etambutol (E) 1 x 500 mg
Pirazinamid (Z) 1 x 500 mg
Vit B6 3 x 1 tablet
Domperidon 3 x 10 mg
OMG 1 x 40 mg
Inhalasi vent : Nacl 1 : 1
E. Analisa Data
Data Fokus:
Klien tampak susah untuk mengeluarkan dahak saat batuk
Bunyi ronkhi di ½ lapang paru bawah
Klien kehilangan tonus otot
BB menurun 11 kg
Konjungtiva terlihat anemis
P 30 x/menit, TD 90/60 mmHg, N 120 x/menit, S 37°C
Klien mengatakan sesak napas
Klien mengatakan batuk berdahak
Klien mengatakan tinggal dengan orang yang mengkonsumsi rokok 2 pak/hari selama 25 tahun
Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah
Asidosis respiratori terkompensasi penuh
Analisa Data
No
Data
Masalah Keperawatan
1
Data Subjektif
Klien mengatakan sesak napas dan batuk berdahak
Klien mengatakan saat bernapas agak dalam
Data Ojektif
Klien tampak susah mengeluarkan dahak saat batuk
Bunyi ronkhi di ½ lapang paru bawah
Data Tambahan
Hasil rotgent paru member kesan gambaran TB paru
Kultur BTA (+)
P 30 x/menit, TD 90/60 mmHg, N 120 x/menit, S 37°C
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2
Data Subjektif
Klien mengatakan tidak nafsu makan
Klien mengatakan mual dan muntah
Data Objektif
BB 11 kg
Konjungtiva klien terlihat anemis
Klien kehilangan tonus otot
Data Tambahan
LED: 60 mm (lk:0-88mm, pr:0-15mm)
HB : 10 gr/dl (lk: 14-16, pr: 12-14)
Natrium : 129 mEq/L (135-145 mEq/L)
Protein : 8,8 gr/dl (7,2-8 g/dl)
Globulin : 5,9 gr/dl (2,3-3,2 gr/dl)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
3
Data Subjektif
Klien mengatakan lemas
Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah
Data Objektif
Konjungtiva klien terlihat anemis
Klien kehilangan tonus otot
Data Tambahan
HB : 10 gr/dl (lk: 14-16, pr: 12-14)
pCO² : 28,6 mmHg (35-45)
Sat O² : 95,5 % (100%)
pO² : 76,6 mmol/L (80-100)
Ketidakefektifian perfusi jaringan (perifer)
4
Data Subjektif
Klien mengatakan masih sering batuk-batuk dan susah mengeluarkan sputum
Klien mengatakan tinggal dengan orang yang mengkonsumsi rokok 2 pak/hari selama 25 tahun
Data Objektif
Klien terlihat sering batuk-batuk
Data Tambahan
Hasil rotgent paru member kesan gambaran TB paru
Kultur BTA (+)
Resiko penyebaran infeksi
F. Diagnose Keperawatan
Ketdakefektifan bersihan jalan napas b.d pus yang berlebihan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah dan batuk produktif
Ketidakefektifan perfusi jaringan (perifer) b.d penurunan konsentrasi Hb dalam darah
Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan jaringan atau terjadinya infeksi lanjutan
(penkes agar tidak tjd penularan infeksi)
G. Daftar Tindakan Keperawatan Yang akan dilakukan
1. Tindakan pertama yang akan dilakukan adalah pemeriksaan fisik lengkap
2. Pemasangan suction
3. Berikan Oksigen bila pernapasan kurang cukup
4. Pantau intake dan output
5. Jaga privasi klien, agar bakteri tidak menular
6. Kolaborasi dengan dokter tuberkulostatik, untuk kemajuan pengobatan secara
bakteriologis, radiologic, dan klinis
7. Berikan
Rencana Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Tuberkulosis Paru-Paru
No
Diagnosa Keperawatan
(Tujuan/Kriteria Evaluasi)
Hasil NOC
Intervensi NIC
Aktivitas Keperawatan
1.
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d pus yang berlebihan
Data Subjektif
Klien mengatakan sesak napas dan batuk berdahak
Klien mengatakan saat bernapas sangat dalam
Data Ojektif
Klien tampak susah mengeluarkan dahak saat batuk
Bunyi ronkhi di ½ lapang paru bawah
Data Tambahan
Hasil rotgent paru member kesan gambaran TB paru
Kultur BTA (+)
P 30 x/menit, TD 90/60 mmHg, N 120 x/menit, S 37°C
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, klien akan:
Menunjukkan Status Pernapasan: Kepatenan Jalan Napas, dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan)
Kriteria Hasil:
Kemudahan bernapas
Pergerakan sputum keluar dari jalan napas
Pergerakan sumbatan keluar dari jalan napas
Batuk efektif
Mengeluarkan secret secara secara efektif
Mempunyai jalan napas yang paten
Menunjukkan Status Pernapasan: Ventilasi, dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan)
Kriteria Hasil:
Pergerakan udara masuk dan keluar paru lancar
Pada pemeriksaan auskultasi, memiliki suara napas yang jernih
Mempunyai irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang normal
Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
Manajemen Jalan napas : memfasilitasi kepatenan jalan napas
Pengisapan jalan napas : mengeluarkan sekret dari jalan napas dengan memasukkan sebuah katetetr pengisap kedalam jalan napas oral dan/atau trakea
Pengaturan posisi : mengubah posisi pasien atau bagian tubuh pasien secara sengaja untuk memfasilitasi kesejahteraan fisiologi dan psikologi
Pemantauan pernapasan : mengumpulkan dan mengananlisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat
Bantuan ventilasi : meningkatkan pola napas spontan yang optimal, yang memaksimalkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru.
Pengkajian
Kaji dan dokumentasikan hal-hal berikut ini :
Kefektifan pemberian oksigen dan terapi lain
Kefektifan obat resep
Kecendrungan pada gas darah arteri, jika tersedia
Frekuensi, kedalaman, dan upaya pernapasan
Faktor yang berhubungan seperti nyeri, batuk tidak efektif, mukus kental, dan keletihan
Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui penurunan atau ketiadaan ventilasi dan adanya suara napas tambahan
Pengisapan jalan napas (NIC) :
Tentukan kebutuhan pengisapan oral atau trakea
Pantau status oksigen (tingkat SaO² dan SvO²) dan status hematodinamik (tingkat MAP (mean anterial preasure) dan irama jantung) segera sebelum, selama dan setelah pengisapan
Catat jenis dan jumlah sekret yang dikumpulkan
2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah dan batuk produktif
Data Subjektif
Klien mengatakan tidak nafsu makan
Klien mengatakan mual dan muntah
Data Objektif
BB 11 kg
Konjungtiva klien terlihat anemis
Klien kehilangan tonus otot
Data Tambahan
LED: 60 mm (lk:0-88mm, pr:0-15mm)
HB : 10 gr/dl (lk: 14-16, pr: 12-14)
Natrium : 129 mEq/L (135-145 mEq/L)
Protein : 8,8 gr/dl (7,2-8 g/dl)
Globulin : 5,9 gr/dl (2,3-3,2 gr/dl)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, klien akan:
Menunjukkan Status gizi : asupan makan dan cairan, dibuktikan dengan indicator gangguan (tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat , sangat adekuat)
Kriteria Hasil:
Menjelaskan komponen diet bergizi adekuat
Melaporkan tigkat energi yang adekuat
Menunjukkan berat badan : massa tubuh dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan)
Kriteria Hasil:
Mempertahankan berat badan
Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal
Manajemen gangguan makan : mencegah dan menangani pembatan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau memasukkan makanan dan minuman dalam jumlah banyak kemudian berusaha mengeluarkan semuanya
Manajemen elektrolit : meningkatkan keseimbangan elektrolit dan pencegahan komplikasi akibat dari kadar elektrolit serum yang tidak normal atau diluar harapan
Pementauan elektrolit : mengumpulkan dan mengananlisis data pasien untuk mengatur keseimbangan elektrolit
Pemantauan cairan : pengumpulan dan analisis data pasien untuk mengatur keseimbangan cairan
Manajemen cairan dan elektrolit : mengatur dan mencegah komplikasi akibat perubahan kadar cairan dan elektrolit
Manajemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan dan cairan diet seimbang
Terapi nutrisi : pemberian makanan dan cairan untuk mendukung proses metabolik pasien yang malnutrisi atau beresiko tinggi terhadap malnutrisi
Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi
Bantuan perawatan – diri : makan : membantu individu untuk makan
Bantuan menaikkan berat badan : memfasilitasi pencapaian kenaikan berar badan
Pengkajian
Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin dan elektrolit
Manajemen nutrisi (NIC) :
Ketahui makanan kesukaan pasien
Tentukan kemampuan pasien untuk mengetahui kebutuhan nutrisi
Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
Timbang pasein pada interval yang tepat
3
Ketidakefektifan perfusi jaringan (perifer) b.d penurunan konsentrasi Hb dalam darah
Data Subjektif
Klien mengatakan lemas
Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah
Data Objektif
Konjungtiva klien terlihat anemis
Klien kehilangan tonus otot
Data Tambahan
HB : 10 gr/dl (lk: 14-16, pr: 12-14)
pCO² : 28,6 mmHg (35-45)
Sat O² : 95,5 % (100%)
pO² : 76,6 mmol/L (80-100)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, klien akan:
Menunjukkan integritas jaringan : kulit dan membran mukosa yang dibuktikan dengan indicator gangguan (1: gangguan eksterm, 2 ; berat, 3 : sedang, 4 : ringan, 5 : tidak ada gangguan ) :
Kriteria Hasil :
Suhu, sensasi, elastisitas, hidrasi, keutuhan dan ketebalan kulit
Menunjukkan keseimbangan cairan yang dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan)
Kriteria Hasil:
Tekanan darah
Nadi perifer
Turgor kulit
Perawatan sirkulasi : insufisiensi arteri : meningkatkan sirkulasi arteri
Perawatan sirkulasi : insufisiensi vena : meningkatkan sirkulasi vena
Manajemen cairan/elektrolit : mengatur dan mencegah komplikasi akibat perubahan kadar cairan atau elektrolit
Manajemen cairan : meningkatkan keseimbangan cairan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar cairan abnormal atau tidak diinginkan
Manajemen sensasi perifer : mencegah atau meminimalkan cidera atau ketidaknyamanan pada pasien yang mengalami per bahan sensasi
Surveilans kulit : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa
Pengkajian
Kaji ulkus statis dan gejala selulitis (yaitu, nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada ektermitas)
Perawatan sirkulasi (insufisiensi arteri dan vena) (NIC) :
Lakukan pengkajian komprehensif terhadap sirkulasi perifer (misalnya, kaji nadi perifer, edema, pengisian ulang kapiler, warna dan suhu [ekstermitas])
Pantau tingkat ketidaknyamanan atau nyeri saat melakukan latihan fisik, pada malam hari, atau saat instirahat [arterial]
Pantau status cairan, termasuk asupan dan haluaran
Manajemen sesasi perifer (NIC) :
Pantau pembedahan ketajaman atau ketumpulan atau panas atau atau dingin (pada perifer)
4
Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan jaringan atau terjadinya infeksi lanjutan
Data Subjektif
Klien mengatakan masih sering batuk-batuk dan susah mengeluarkan sputum
Klien mengatakan tinggal dengan orang yang mengkonsumsi rokok 2 pak/hari selama 25 tahun
Data Objektif
Klien terlihat sering batuk-batuk
Data Tambahan
Hasil rotgent paru member kesan gambaran TB paru
Kultur BTA (+)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, klien akan:
Menunjukkan pengendalian resiko komunitas : penyakit menular yang, dibuktikan dengan indicator gangguan (1: tidak pernah, 2 : jarang, 3: kadang – kadang, 4 : sering, 5 : selalu)
Kriteria Hasil:
Memantau perilaku seksual terhadap resiko pajananan PMS
Mengikuti strategi pengendalian pemajanan
Menggunakan pengendalian penularan PMS
Menunjukkan keparahan infeksi yang dibuktikan oleh pengendalian risiko komunitas ; penyakit menular, status imun, keparahan infeksi : bayi baru lahir, pengendalian resiko : penyakit menular seksual dan penyembuhan luka : primer dan sekunder.
Kriteria Hasil :
Terbebas dari tanda dan gejala infeksi
Menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi
Melaporkan tanda dan gejala serta mengukuti prosedur skrining dan pemantauan
Perawatan sirkulasi : insufisiensi arteri : meningkatkan sirkulasi arteri
Manajemen penyakit menular : bekerja bersama komunitas untuk menurunkan dan mengelolah insiden dan prevalesni penyalit menular pada populasi khusus.
Skrining kesehatan : mendeteksi resiko atau masalah kesehatan dengan memanfaatkan riwayat kesehatan, pemeriksaan kesehatan, dan prosedur lainnya.
Perlindungan infeksi : mencegahan dan mendeteksi dini infeksi pada pasien yang beresiko.
Surveilans : komunitas : mengumpulkan, menginterpretasikan dan menyintensis data secara teraarah dan kontinu untuk mengambil keputusan di komunitas.
Pantau tanda dan gejala infeksi (misalnya, suhu tubuh, denyut jantung, drainase, penampilan luka, sekresi, penampilan urine, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise.
Kaji faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi (misalnya : usia lanjut, usia kurang dari 1 tahun, luluh imun, dan malnutrisi)
Pantau hasil laboratorium (hitunglah darah lengkap, hitung granulosit, absolut, hitung jenis, protein serum, dan albumin
Amati penampilan praktik higiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi.