%
ATRESI ATRESIA A ANI Etiologi
Kelainan bawaan anus yang disebabkan oleh gangguan pertumbuhan, fusi dan pembentukan anus dari tonjolan embriogenik. Pada kelainan bawaan anus umumnya tidak tidak ada kelain kelainan an rektum rektum,, sfingt sfingter er dan otot otot dasar dasar panggul panggul.. Namun Namun demiki demikian an pada agenesis anus, sfingter internus mungkin tidak memadai. Kelain Kelainan an bawaan bawaan rektum rektum terjadi terjadi karena karena ganggua gangguan n pemisa pemisahan han kloaka kloaka menjad menjadii rektum dan sinus urogenital sehingga biasanya disertai dengan gangguan perkembangan septum urorektal yang memisahkannya. Dalam hal ini terjadi fistula antara saluran kemih dan saluran genital.
Atresia ani (imperforate anus)
Penatalaksanaan atresia ani dilakukan sesuai dengan letak ujung atresia terhadap otot panggul. Untuk itu dibuat pembagian sebagai berikut: Atresia ani letak rendah transle!ator" #ektum menembus m. $e!ator anus sehingga jarak antara kulit dan ujung rektum paling jauh % &m. Dapat berupa stenosis anus yang hanya membutuhkan dilatasi membran atau merupakan merupakan membran anus tipis yang dapat dibuka segera setelah anak lahir. Agenesis anus yang disertai fistula perineum juga dapat ditangani segera setelah anak lahir. Atresia ani letak tinggi suprale!ator" #ektum tidak men&apai m. $e!ator anus, dengan jarak antara ujung buntu rektum sampai kulit perineum lebih dari % &m. 'iasanya disertai dengan fistula kesaluran ken&ing atau genital.
Untuk menentukan menentukan golongan golongan malformasi malformasi anorektal digunakan digunakan &ara in!ertogram in!ertogram.. (n!ertogram adalah teknik pengambilan foto untuk menilai jarak puntung distal rektum terhadap marka anus dikulit peritonium. Pada teknik bayi diletakkan terbalik kepala dibawah" atau tidur terlungkup prone", dengan sinar hori)ontal diarahkan ke trohanter mayor. Dinilai ujung udara yang ada didistal rektum ke marka anus.
Klasifikasi (Wingspread 1981)
Penggolongan anatomis malformasi anorektal:
$aki * laki +olongan (:
indakan:
%. -istel urine
Kolostomi neonatus pada usia
. Atresia rekti
/ * 0 bulan
1. Perineum datar /. anpa fistel udara2 %&m dari kulit pada in!ertogram
+olongan ((:
indakan:
%. -istel perineum
3perasi definitif neonatus tanpa
. 4embran anal
kolonostomi
1. 5tenosis ani /. 'u&ket handle 6. anpa fistel, udara 7 % &m dari kulit pada in!ertogram
Perempuan +olongan (:
indakan:
%. Kloaka
Kolostomi neonatus pada usia
. -istel !agina
/ * 0 bulan
1. -istel !estibulo ano /. Atresia rekti 6. anpa fistel udara2 %&m dari kulit pada in!ertogram
1 +olongan ((:
indakan:
%. -istel perineum
3perasi definitif neonatus tanpa
. 5tenosis ani
kolonostomi
1. anpa fistel, udara 7 % &m dari kulit pada in!ertogram
+ambaran kelainan anorektum A. 4embran anal, %. udara direktum . tulang belakang sakrum '. Atresia ani letak rendah mungkin dengan fistel keperineum anterior" 8. Atresia ani letak tinggi mungkin sekali dengan fistula ke uretra atau buli * buli" D. Atresia re&tum. %. udara direktum . tulang belakang sakrum 1. atresia re&tum /. anus
+ambar atresia ani letak tinggi A. -istula rekto!esikal, %. udara didalam rektum . tulang belakang 1. kandung kemih /. simpisis 6. uretra 0. fistula rekto!esikal '. -istula rektouretra
/ emeriksaan klinis
A. Pemeriksaan umum Pemeriksaan rutin tetap harus dilakukan untuk men&ari kelainan yang lain 69 * 09 penderita ini mempunyai kelainan kongenital ditempat lain. ;ang paling sering ditemukan:
Pada traktus genitourinarius <
Kelainan jantung =/
raktus gastrointestinal, misal atresia esofagus>, atresia duodenum =
Kelainan tulang
'. Pemeriksaan anorektal a. ?anita Umumnya <9 * >9 wanita ditemukan fistula ke!estibulum atau !agina. +olongan ( %. Kloaka Pemisahan antara traktus urinarius, traktus genitalia dan traktus digesti!us tidak terjadi. @!akuasi feses umumnya tidak sempurna sehingga perlu &epat dilakukan kolostomi. . -istel !agina 4ekonium tampak keluar dari !agina, e!akuasi feses tidak lan&ar. 5ebaiknya &epat dilakukan kolostomi. 1. -istel !estibulum 4uara fistel di!ul!a bawah !agina. Umumnya e!akuasi feses lan&ar selama penderita hanya minum susu. @!akuasi mulai terhambat saat penderita mulai makan makanan padat. Kolonostomi dapat diren&anakan bila penderita dalam keadaan optimal. /. Atresia rekti Kelainan dimana anus tampak normal, tetapi pada pemeriksaan &olok dubur jari tidak dapat masuk lebih dari % * &m, sehingga tidak ada e!akuasi feses sehingga perlu segera dilakukan kolostomi. 6. anpa fistel
6 Udara 2 % &m dari kulit pada in!ertogram. idak ada e!akuasi sehingga perlu segera dilakukan kolostomi.
+olongan (( %. -istel perineum erdapat lubang antara !ul!a dan tempat dimana lokasi anus normal. Dapat berbentuk anus anterior, tulang anus tampak normal, tetapi marka anus yang rapat ada diposteriornya. Umumnya menimbulkan obstipasi. . 5tenosis ani $ubang anus terletak dilokasi normal, tetapi sangat sempit. @!akuasi feses tidak lan&ar sebaiknya &epat dilakukan operasi definitif. 1. anpa fistel Udara 2 % &m dari kulit pada in!ertogram. idak ada e!akuasi sehingga perlu segera dilakukan kolostomi.
0
b. $aki * laki Perlu diperhatikan hal * hal sebagai berikut:
Perineum : bentuk dan adanya fistel
Urine
: di&ari ada tidaknya butir * butir mekonium diurin
+olongan ( %. -istel urine ampak mekonium keluar dari orifi&ium urethra eksternum. -istula dapat terjadi keuretra maupun !esika urinaria. 8ara praktis untuk membedakan lokasi fistel ialah dengan memasang kateter urine. 'ila kateter terpasang dan urine jernih, berarti fistel terletak diuretra yang terhalang kateter. 'ila kateter urine mengandung mekonium, berarti fistel ke!esika urinaria. @!akuasi feses tidak lan&ar dan penderita memerlukan kolostomi segara. . Atresia rekti Kelainan dimana anus tampak normal, tetapi pada pemeriksaan &olok dubur jari tidak dapat masuk lebih dari % * &m, sehingga tidak ada e!akuasi feses sehingga perlu segera dilakukan kolostomi. 1. Perineum datar 4enunjukkan bahwa otot yang berfungsi untuk kontinensi tidak terbentuk sempurna. /. anpa fistel Udara 2 % &m dari kulit pada in!ertogram. idak ada e!akuasi sehingga perlu segera dilakukan kolostomi.
+olongan (( %. -istel perineum 5ama dengan wanita . 4embran anal
= Anus tertutup selaput tipis dan sering tampak bayangan jalan mekonium dibawah kulit. @!akuasi feses tidak ada. Perlu se&epatnya dilakukan terapi definitif. 1. 5tenosis ani $ubang anus terletak dilokasi normal, tetapi sangat sempit. @!akuasi feses tidak lan&ar sebaiknya &epat dilakukan operasi definitif. /. 'u&ket handle Daerah lokasi anus normal tertutup kulit yang berbentuk gagang ember. @!akuasi feses tidak ada. Perlu se&epatnya dilakukan terapi definitif. 6. anpa fistel Udara 2 % &m dari kulit pada in!ertogram. idak ada e!akuasi sehingga perlu segera dilakukan kolostomi. Pada %9 * 9 penderita fistula harus dilakukan pemeriksaan radiologis in!ertogram.
< enatalaksanaan
Prinsip pengobatan operatif pada malformasi anorektal dengan tindakan bedah yang disebutkan diseksi postero sagital atau plastik anorektal posterosagital. Kolostomi merupakan perlindungan sementara. Ada dua tempat kolostomi yang dianjurkan dipakai pada neonatus dan bayi yaitu trans!ersokolostomi kolostomi dikolon trans!ersum" dan sigmoidostomi kolostomi disigmoid". 'entuk kolostomi yang mudah dan aman adalah stoma laras ganda Double barrel".
Teknik operatif definitif (osterior Sagital Ano!Rekto!lasti)
Prinsip operasi: %. 'ayi diletakkan tengkurap . 5ayatan dilakukan diperineum pada garis tengah, mulai dari ujung koksigeus sampai batas anterior marka anus. 1. etap bekerja digaris tengah untuk men&egah merusak saraf. /. Ahli bedah harus memperhatikan preser!asi seluruh otot dasar panggul. 6. idak menimbulkan trauma struktur lain.
rognosis
%. Dengan menggunakan kalsifikasi diatas dapat die!aluasi fungsi klinis: a. Kontrol feses dan kebiasaan buang air besar b. 5ensibilitas rektum &. Kekuatan kontraksi otot sfingter pada &olok dubur . @!aluasi psikologis -ungsi kontinensia tidak hanya tergantung pada kekuatan sfingter atau sensasi saja, tetapi tergantung juga pada bantuan orang tua dan kooperasi serta keadaan mental penderita.
>
"A#TAR $STAKA
$awren&e ? 991", Anore&tal Anomalies, 8urrent Diagnosis B reatment, edisi %%, 4&. +raw Cill Professional, United 5tates, hal %1/ * %1=.
4orit) 4. 991", 3perati!e Pediatri& 5urgery, 4&. +row Cill Professional, United 5tate.
#eksoprodjo 5, 4alformasi Anorektal, Kumpulan (lmu 'edah, -KU(, Eakarta hal %1/ * %1>.
5jamsuhidayat # 999", Anorektum, 'uku Ajar 'edah, @disi re!isi, @+8, Eakarta, hal >9% * >9<.
%9
REFERAT
ATRESIA ANI
OLEH :
M.FAIZ SATRIA W 110.2001.174
Pembimbing :
Dr. PIRMA HTAR! S".# FIn$%S
SMF ILM #EDAH RMAH SA!IT MM Dr. H. A#DL MOELOE! #ANDAR LAMPN& MARET ' 200(
%%
!ATA PEN&ANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan karunia – Nya penulis dapat menyelesaikan tugas referat ini dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa tugas referat ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna kesempurnaan yang akan datang. eferat ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kepaniteraan s!sial ilmu bedah umah Sakit "r. #i. Abdul $!el!ek %andar &ung. Penyusun berharap sekali referat yang sederhana ini dapat memberi manfaat kepada rekan – rekan yang lain. "engan segala kelemahan dan kekurangan materi referat ini, penyusun m!h!n maaf dan berharap saran dan kritik yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
%andar &ung, $aret '(() Penyusun
M. F$i) S$*ri$ W
i
%
DAFTAR ISI
*ATA P+NANTA .....................................................................................i "A-TA S .................................................................................................ii +ti!l!gi ........................................................................................................./ *lasifikasi ....................................................................................................' Pemeriksaan *linis.......................................................................................0 Penatalaksanaan ........................................................................................1 Teknik 2perasi "efinitif ...............................................................................1 Pr!gn!sis ....................................................................................................1 "A-TA P3STA*A
ii