LAPORAN PENDAHULUAN ATRESIA ANI
A.
PENGERTIAN
Atre Atresi siaa ani ani atau atau anus anus imper imperfo fora rata ta adala adalah h tidak tidak terj terjad adiny inyaa perfo perfora rasi si memb membra ran n yang yang memisahkan memisahkan bagian endoterm endoterm mengakibatka mengakibatkan n pembentukan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. sempurna. Anus Anus tampak tampak rata rata atau atau sediki sedikitt cekung cekung ke dalam dalam atau atau kadang kadang berben berbentuk tuk anus namun namun tidak tidak berhubungan langsung dengan rektum (Purwanto, 2010. Atresia ini atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata rata atau atau sediki sedikitt cekung cekung ke dalam dalam atau atau kadang kadang berben berbentuk tuk anus namun tidak tidak berhubu berhubunga ngan n langsung dengan rectum. ( agung hidayat, 200! Atre Atresi siaa ani ani adal adalah ah tida tidak k leng lengkap kapny nyaa perkem perkemba bang ngan an embr embrio ioni nik k pada pada dist distal al anus anus atau atau tertutupnya anus secara abnormal ("uriadi # $uliani, $uliani, %, 2010. B. ANATOMI FISIOLOGI
Pencernaan adalah proses pemecahan molekul&molekul 'at makanan dari yang lebih besar menjadi molekul&molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh dinding usus halus. Proses pencernaan makanan dibantu oleh )l, garam empedu dan berbagai en'im pencernaan yang yang disekr disekresi esikan kan oleh oleh kelenj kelenjar ar pencern pencernaan. aan. "elain "elain kelenj kelenjar ar pencer pencernaa naan, n, proses proses ini juga juga memerlukan alat&alat pencernaan.
1
*erikut dijelaskan proses pencernaan makanan secara berurutan dari mulut hingga usus besar+ a.
ulut -i dalam rongga mulut, makanan dicerna secara mekanik dan kimiawi. Pencernaan
mekanik dibantu beberapa organ yaitu gigi dan lidah. igi berfungsi untuk memotong dan penghalus makanan. /idah digunakan untuk mengatur letak makanan dalam mulut, sebagai indra perasa dan mendorong makan masuk ke kerongkongan. Adanya kelenjar ludah di sekitar mulut dapat membantu pencernaan secara kimiawi. elenjar tersebut menghasilkan en'im ptialin yang berfungsi memecah amilum menjadi disakarida. b.
erongkongan (esophagus rgan ini berfungsi menghubungkan mulut dengan lambung (panjang+ sekitar 20 cm.
"elama di kerongkongan makanan tidak mengalami proses pencernaan, karena di kerongkongan hanya terjadi gerak peristable. c.
/ambung (aster /ambung berbentuk seperti kantung yang terdiri dari fundus, kardiak dan pilorus. -i
organ ini makanan dicerna secara kimiawi dengan bantuan getah lambung. "ekresi getah lambung dipacu oleh hormon astrin. d.
sus alus (3ntestin "aluran usus halus merupakan saluran terpanjang yang terdiri dari duodenum (usus dua
belas jari, jejunum (usus kosong dan ileum (usus penyerapan. -alam usus duodenum bermuara dua saluran dari pankreas dan hepar. epar akan mengirimkan getah empedu ke duodenum untuk mengemulsikan lemak. sus halus juga bisa mensekresi en'im antara lain erepsinogen dan enterokinase. 4nterokinase adalah en'im pengaktif, yang dapat mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin dan erepsinogen menjadi erepsin. asil pencernaan di usus halus akan diserap oleh jonjot usus (5illi yang ada di illeum dan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. "ebelum beredar, sari makanan dialirkan dulu ke hepar melalui 5ena porta hepatica. husus untuk lemak dan 5itamin yang larut dalam lemak tidak diangkut melalui darah tapi melalui pembuluh getah bening. e.
sus *esar ()olon -i dalam colon tidak ada lagi proses pencernaan. -engan adanya 4scherichia coli, sisa
pencernaan akan dibusukkan dan diperoleh 5itamin dari proses tersebut. 6ungsi utama colon adalah mengatur keadaan air sisa makanan. f.
%ektum %ektum ini merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum
mayor dengan anus, panjangnya 12 cm, dimulai dari pertengahan sakrum sampai kanalis anus. %ektum terletak dalam rongga pel5is didepan os sarkum dan os koksigis. %ektum terdiri atas dua bagian yaitu + 1
%ektum propia + bagian yang melebar disisa sebut ampula rekti, jika terisi makanan akan timbul hasrat defekasi
2
2
%ektum analis rekti + sebelah bawah ditutupi oleh serat&serat otot polos (muskulus spingter ani internus dan muskulus sfingter ani eksternus. edua otot ini berfungsi pada waktu defekasi. 7unika mukosa rektum mengandung pembuluh darah, jaringan mukosa dan jaringan otot yang membentuk lipatan disebut kolumna rektalis. *agian bawah terdapat 5ene rektalis (hemoroidalis
superior dan inferior yang sering mengalami pelebaran atau 5arises yang disebut wasir (ambeyen. g.
Anus
Anus merupakan saluran pencernaan yag berhubungan dengan dunia luar terletak didasar pel5is, dindingnya diperkuat oleh spingter ani yang terdiri atas + 1
"pingter ani internus + terletak disebelah dalam bekerja tidak menurut kehendak
2
"pingter lefatomi + bagian tengaah bekerja tidak menurut kehendak
8
"pingter ani eksternus + sebelah luar bekerja menurut kehendak
-efekasi adalah hasil refleks. Apabila bahan feses masuk kedalam rektum, dinding rektum akan meregang menimbulkan impuls aferens disalurkan melalui pleksus mesentrikus sehingga menimbulkan gelombang peristaltik pada kolon desenden dan kolon sigmoid yang akan mendorong feses ke arah anus. Apabila gelombang peristaltiik sampai di anus, spfingter ani internus akan menghambat feses sementara dan sfingter ani eksternus melemas sehingga terjadi defekasii.
C.
ETIOLOGI
1.
"ecara pasti belum diketahui
2.
erupakan anomali gastrointestinal dan genitourynari
9amun ada sumber yang mengatakan kelainan anus bawaan disebabkan o leh+ a. arena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi, atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik. b. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang anus. c. angguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau 8 bulan. d. elainan bawaan , dimana sfingter internal mungkin tidak memadai. (*et'. 4d :. 2012
D.
PATOFISIOLOGI
7erjadinya anus imperforata karena kelainan congenital dimana saat proses perkembangan embrionik tidak lengkap pada proses perkembangan anus dan rectum. -alam perkembangan selanjutnya ujung ekor dari belakang berkembang jadi kloaka yang juga akan berkembang jadi genitor urinary dan struktur anoretal. Atresia ani ini terjadi karena tidak sempurnanya migrasi dan p erkembangan kolon antara :& 10 minggu selama perkembangan janin. egagalan tersebut terjadi karena abnormalitas pada
3
daerah uterus dan 5agina, atau juga pada proses obstruksi. Anus imperforate ini terjadi karena tidak adanya pembukaan usus besar yang keluar anus sehingga menyebabkan feses tidak dapat dikeluarkan. anifestasi klinis diakibatkan adanya obstuksi dan adanya ;fistula. bstuksi ini mengakibatkan distensi abdomen, sekuestrasi cairan, muntah dengan segala akibatnya Apabila urin mengalir melalui fistel menuju rektum, maka urin akan diabsorbsi sehingga terjadi asidosis hiperchloremia, sebaliknya feses mengalir kearah traktus urinarius menyebabkan infeksi berulang. Pada keadaan ini biasanya akan terbentuk fistula antara rectum dengan organ sekitarnya. Pada wanita !0< dengan fistula ke 5agina (rekto5agina atau perineum (rekto5estibuler. Pada laki& laki biasanya letak tinggi, umumnya fistula menuju ke 5esika urinaria atau ke prostate (rekto5esika pada letak rendah fistula menuju ke urethra (rektourethralis. (ediana,2011
4
5
E.
PATHWAY 6aktor kongenital dan faktor lain $ang tidak diketahui = 3diopatik
jung rektum buntu etidakmampuan fekal dikeluarkan
6ekal menjadi menumpuk diatas
Pre operasi urang pengetahuan ttg tindakan perasi %espon psikologis
7erputusnya kontinuitas jaringan
)olostomy -istensi abdomen endorong diafragma
erangsang peningkatan Peristaltik usus
Pasien dan keluarga )omplience paru terganggu cemas ebutuhan 2 tidak adekuat Mk : A!"e#a!
-ilakukan tindakan operasi
bstruksi
Pergerakan makanan lambat
Pernafasan tdk optimal "esak
%asa penuh diperut Peningkatan )/ (asam lambung
Mk: /e#"dake&ek#"&a Po'a Na&a!
Anoreksia, mual , muntah
Penumpukan feses Proses peradangan
Perubahan onsep diri -%
>aktu lama tidak terkontrol Pot de entri mikroorganisme emudahkan masuknya kuman kedalam tubuh
Mk : Body Image
3nfeksi
Pengeluaran inter /eukin 3
Pembuatan lubang anus
erangsang mediator kimia ( *"P ujung& ujung saraf bebas
-istensi abdomen
%adi? -orsalis
Penumpukan 6eses
3mpuls = rangsangan edulla 7halamus spinalis
Mk : Re!"ko I&ek!"
"et point 7emperature meningkat
Penutupan anus
Mk: Gagg%a E'"m"a!" A'("
orteks serebri Persepsi nyeri
6ebris
erangsang %A" 7idur terjaga
Mk: Nye$" Ak%#
untah berlebihan Mk: /e#"dak!e"m*aga %#$"!a" k%$ag da$" ke*%#%)a #%*%)
F.
Mk : De&"-"# o'%me Ca"$a
Mk: Gagg%a I!#"$a)a# T"d%$
Mk : Pe"gka#a !%)% #%*%) + H",e$#e$m"
Amin uda 9urarif # ardhi usuma , 201@
6
/LASIFI/ASI
"ecara fungsional, pasien atresia ani dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu 1.
$ang tanpa anus tetapi dengan dekompresi adeuate traktus gastrointestinalis dicapai
melalui saluran fistula eksterna.elompok ini terutma melibatkan bayi perempuan dengan fistula recto5agina atau rectofourchette yang relatif besar, dimana fistula ini sering dengan bantuan dilatasi, maka bisa didapatkan dekompresi usus yang adeuate sementara waktu. 2.
$ang tanpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak adeuate untuk jalam keluar tinja.Pada
kelompok ini tidak ada mekanisme apapun untuk menghasilkan dekompresi spontan kolon, memerlukan beberapa bentuk inter5ensi bedah segera. Pasien bisa diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 8 sub kelompok anatomi yaitu + a. Anomali rendah %ectum mempunyai jalur desenden normal melalui otot puborectalis, terdapat sfingter internal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi normal dan tidak terdapat hubungan dengan saluran genitourinarius. b. Anomali intermediet %ectum berada pada atau di bawah tingkat otot puborectalisB lesung anal dan sfingter eksternal berada pada posisi yang normal. c. Anomali tinggi jung rectum di atas otot puborectalis dan sfingter internal tidak ada. al ini biasanya berhungan
dengan
fistuls genitourinarius
C
retrouretral (pria
atau
recto5agina
(perempuan. Darak antara ujung buntu rectum sampai kulit perineum lebih dari 1 cm. ( Amin uda # hardhi usuma, 201@
G.
MANIFESTASI /LINIS
7anda dan gejala yang khas pada klien antresia ani seperti + 1.
ekonium tidak keluar dalam 2E jam pertama setelah kelahiran.
F.
/LASIFI/ASI
"ecara fungsional, pasien atresia ani dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu 1.
$ang tanpa anus tetapi dengan dekompresi adeuate traktus gastrointestinalis dicapai
melalui saluran fistula eksterna.elompok ini terutma melibatkan bayi perempuan dengan fistula recto5agina atau rectofourchette yang relatif besar, dimana fistula ini sering dengan bantuan dilatasi, maka bisa didapatkan dekompresi usus yang adeuate sementara waktu. 2.
$ang tanpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak adeuate untuk jalam keluar tinja.Pada
kelompok ini tidak ada mekanisme apapun untuk menghasilkan dekompresi spontan kolon, memerlukan beberapa bentuk inter5ensi bedah segera. Pasien bisa diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 8 sub kelompok anatomi yaitu + a. Anomali rendah %ectum mempunyai jalur desenden normal melalui otot puborectalis, terdapat sfingter internal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi normal dan tidak terdapat hubungan dengan saluran genitourinarius. b. Anomali intermediet %ectum berada pada atau di bawah tingkat otot puborectalisB lesung anal dan sfingter eksternal berada pada posisi yang normal. c. Anomali tinggi jung rectum di atas otot puborectalis dan sfingter internal tidak ada. al ini biasanya berhungan
dengan
fistuls genitourinarius
C
retrouretral (pria
atau
recto5agina
(perempuan. Darak antara ujung buntu rectum sampai kulit perineum lebih dari 1 cm. ( Amin uda # hardhi usuma, 201@
G.
MANIFESTASI /LINIS
7anda dan gejala yang khas pada klien antresia ani seperti +
H.
1.
ekonium tidak keluar dalam 2E jam pertama setelah kelahiran.
2.
7idak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi.
8.
ekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya
E.
-istensi bertahap dan adanya tanda&tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula.
@.
*ayi muntah&muntah pada umur 2E&EF jam.
G.
Pada pemeriksaan rectal touchH terdapat adanya membran anal.
:.
Perut kembung. ( Amin uda # hardhi usuma, 201@
PENATALA/SANAAN
Penatalaksanaan pada klien dengan atresia ani menurut A'i' Alimul idayat (2010, "uriadi dan %ita $uliani ( 2011 , 6itri Purwanto ( 200! adalah sebagai berikut + 1.
Penatalaksanaan edis a. 7herapi pembedahan pada bayi baru lahir ber5ariasi sesuai dengan keparahan defek. ntuk anomaly tinggi dilakukan colostomi beberapa hari setelah lahir, bedah definitifnya yaitu anoplasti perineal ( prosedur penarikan perineum abdominal . ntuk lesi rendah diatasi dengan menarik kantong rectal melalui sfingter sampai lubang pada 7
kulit anal, fistula bila ada harus ditutup. -efek membranosa memerlukan tindakan pembedahan yang minimal yaitu membran tersebut dilubangi dengan hemostat atau scalpel. b. Pemberian cairan parenteral seperti A49 8* c. Pemberian antibiotic seperti cefota?im dan garamicin untuk mencegah infeksi pada pasca operasi. d. Pemberian 5itamin ) untuk daya tahan tubuh.
2.
Penatalaksanaan eperawatan a. onitor status hidrasi ( keseimbangan cairan tubuh intake dan output dan ukur 77I tiap 8 jam. b. /akukan monitor status gi'i seperti timbang berat badan, turgor kulit, bising usus, jumlah asupan parental dan enteral. c. /akukan perawatan colostomy, ganti colostomybag bila ada produksi, jaga kulit tetap kering. d. Atur posisi tidur bayi kearah letak colostomy. e. *erikan penjelasan pada keluarga tentang perawatan colostomy dengan cara membersihkan dengan kapas air hangat kemudian keringkan dan daerah sekitar ostoma diberi 'ing 'alf, colostomybag diganti segera setiap ada produksi.
I.
PEMERI/SAAN PENUN0ANG
ntuk memperkuat diagnosis sering diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut + 1. Pemeriksaan radiologist -ilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi intestinal. 2. "inar J terhadap abdomen -ilakukan untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel dan untuk mengetahui jarak pemanjangan kantung rectum dari sfingternya. 8. ltrasound terhadap abdomen -igunakan untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam system pencernaan dan mencari adanya faktor re5ersible seperti obstruksi oleh karena massa tumor. E. )7 "can -igunakan untuk menentukan lesi. @. Pyelografi intra 5ena -igunakan untuk menilai pel5iokalises dan ureter. G. Pemeriksaan fisik rectum epatenan rectal dapat dilakukan colok dubur dengan menggunakan selang atau jari. :. %ontgenogram abdomen dan pel5is Duga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi adanya fistula yang berhubungan dengan traktus urinarius. (*et'. 4d :. 2012
8
0.
/OMPLI/ASI
omplikasi yang dapat terjadi pada penderita atresia ani antara lain + 1. bstruksi 2. Perforasi 8. erusakan uretra (akibat prosedur bedah. E. omplikasi jangka panjang. a.
45ersi mukosa anal
b. "tenosis @. asalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training. G. 3nkontinensia (akibat stenosis awal :. Prolaps mukosa anorektal. F. 6istula kambuan (karena ketegangan diare pembedahan dan infeksi !. "epsis. (>ong, >haley.2011
9
/ONSEP ASUHAN /EPERAWATAN ATRESIA ANI
A. PENG/A0IAN
1.
*iodata klien
2.
%iwayat keperawatan
a. %iwayat keperawatan=kesehatan sekarang b. %iwayat kesehatan masa lalu 8. %iwayat tumbuh kembang a. ** lahir abnormal b. emampuan motorik halus, motorik kasar, kognitif dan tumbuh kembang pernah mengalami trauma saat sakit c. "akit kehamilan mengalami infeksi intrapartal d. "akit kehamilan tidak keluar mekonium E. Pola nutrisi C etabolik Anoreksia, penurunan ** dan malnutrisi umu terjadi pada pasien dengan atresia ani post kolostomi. einginan pasien untuk makan mungkin terganggu oleh mual dan munta dampak @.
dari anestesi. Pola 4liminasi -engan pengeluaran melalui saluran kencing, usus, kulit dan paru maka tubuh dibersihkan dari bahan C bahan yang melebihi kebutuhan dan dari produk buangan. leh karena pada atresia ani tidak terdapatnya lubang pada anus, sehingga pasien akan mengalami kesulitan
G. :.
F. !.
dalam defekasi Pola Akti5itas dan /atihan Pola latihan dan akti5itas dipertahankan untuk menhindari kelemahan otot. Pola Persepsi ognitif enjelaskan tentang fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, daya ingatan masa lalu dan ketanggapan dalam menjawab pertanyaan. Pola 7idur dan 3stirahat Pada pasien mungkin pola istirahat dan tidur terganggu karena nyeri pada luka inisisi. onsep -iri dan Persepsi -iri enjelaskan konsep diri dan persepsi diri misalnya body image, body comfort. 7erjadi
perilaku distraksi, gelisah, penolakan karena dampak luka jahitan operasi 10. Peran dan Pola ubungan *ertujuan untuk mengetahui peran dan hubungan sebelum dan sesudah sakit. Perubahan pola biasa dalam tanggungjawab atau perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran 11. Pola %eproduktif dan "e?ual Pola ini bertujuan menjelaskan fungsi sosial sebagi alat reproduksi 12. Pola Pertahanan -iri, "tress dan 7oleransi, Adanya faktor stress lama, efek hospitalisasi, masalah keuangan
18. Pola eyakinan dan 9ilai ntuk menerangkan sikap, keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya dalam keseharian. -engan ini diharapkan perawat dalam memberikan moti5asi dan pendekatan terhadap klien dalam upaya pelaksanaan ibadah. 1E. Pemeriksaan fisik asil pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien atresia ani adalah anus tampak merah, usus melebar, kadang C kadang tampak ileus obstruksi, termometer yang dimasukkan melalui anus tertahan oleh jaringan, pada auskultasi terdengan hiperperistaltik, tanpa mekonium dalam 2E jam setelah bayi lahir, tinja dalam urin dan 5agina. (ediana,2011
10
B. DIAGNOSA /EPERAWATAN
-iagnosa keperawatan yang mungkin muncul + 1.
Pre perasi a. etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah. b. -eficit 5olume cairan berhubungan dengan muntah berlebihan. c. Peningkatan suhu tubuh = ipertermi berhubungan dengan proses peradangan, pengeluaran inter /eukin 3. d. etidakefektifan Pola 9afas berhubungan dengan sesak, distensi abdomen. e. ecemasan = ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan.
2.
Post perasi a. 9yeri Akut berhubungan dengan insisi pembedahan. b. angguan eliminasi Al5i berhubungan dengan penumpukan feses. c. angguan pola tidur berhubungan dengan persepsi nyeri post pembedahan d. %esiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan. e. *ody image berhubungan dengan colostomy. ( Amin uda # hardhi usuma, 201@
C. INTERENSI /EPERAWATAN -iagnosa 3974%I49"3 eperawatan Pre perasi 1. etidakseimbangan nutrisi 1. aji pasien kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah . 7ujuan + "etelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2. 7imbang berat badan pasien 8. )atat frekuensi mual, muntah pasien E. )atat masukan nutrisi pasien @. *eri moti5asi pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi
%A"39A/
1. engetahui keadaan umum pasien 2.engantisipasi adanya malnutrisi 8. engetahui output pasien E. engetahui input pasien . @. ntuk menambah nutrisi
11
8?2E jam diharapkan pasien tidak terjadi kekurangan nutrisi.
G. olaborasi dengan ahli gi'i dalam pengaturan menu
riteria asil + 1 Pasien tidak mengalami penurunan berat badan 2 7urgor pasien baik 8 Pasien tidak mual, muntah
E 9afsu makan bertambah 2. -eficit 5olume cairan
. 1. onitor intake C output cairan 1. berhubungan dengan muntah 2. 2. onitor status hidrasi (kelembapan membran mukosa, berlebihan. 2. nadi adekuat 2. 8. /akukan pemasangan infus dan 7ujuan + "etelah dilakukan berikan cairan 3I tindakan keperawatan selama E. Pantau 77I 8?2E jam diharapkan kebutuhan @. @. -orong keluarga untuk membantu2. 5olume cairan pasien terpenuhi pasien makan.
riteria asil + 1 utput urin 1&2 ml=kg=jam, 2 )apillary refill 8&@ detik, 8 7urgor kulit baik, membrane mukosa lembab E Pengeluaran feses terkontrol 8. Peningkatan suhu tubuh = ipertermi berhubungan dengan proses peradangan, pengeluaran inter /eukin 3.
1. Pantau tanda&tanda 5ital 2. 8.
7ujuan + "etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 8 jam diharapkan suhu tubuh tidak panas lagi
E. @.
G.
terutama suhu air (1@00&2000 cc=hari*eri pasien banyak minum *eri pasien kompres air hangat atau air dingin *eri selimut pendingin Pantau suhu lingkungan olaborasi dalam pemberian obat antipiretik dan antibiotik
pasien G. engetahui diit yang dibutuhkan
1. engantisipasi adanya dehidrasi. 2.Perubahan status hidrasi, membran mukosa, turgor kulit menggambarkan berat ringannya kekurangan cairan. 8. engetahui kehilangan cairan melalui suhu tubuh yang tinggi . E. engetahui keadaan umum pasien. @. eluarga sebagai pendorong pemenuhan kebutuhan cairan klien.
1.
7anda&tanda 5ital merupakan aluan untuk mengetahui keadaan umum pasien terutama suhu tubuhnya.
2.
-engan minum banyak air diharapkan cairan yang hilang dapat diganti.
8.
-engan kompres akan terjadi perpindahan panas secara konduksi dan kompres hangat akan mendilatasi pembuluh darah.
E.
ntuk mengurangi demam umumnya lebih besar dari 8!,@&E00) dan untuk mengurangi respon hipertermi.
riteria asil +
1. "uhu tubuh dalam rentang normal (8G,@&8:,@0) 2. 9adi dan %% dalam rentang normal 8. 7idak ada perubahan warna kulit dan tidak pusing
@.
"uhu ruangan harus dirubah agar dapat membantu mempertahankan suhu pasien G. Pemberian oabt antibiotik unuk mencegah infeksi pemberian obat antipiretik untuk penurunan panas. E. etidakefektifan Pola 9afas berhubungan dengan sesak, distensi abdomen.
1 aji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. )atat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu 7ujuan + "etelah dilakukan pernafasan = pelebaran nasal. tindakan keperawatan selama 8?2E 2 Auskultasi bunyi nafas dan catat jam diharapkan pola nafas kembali adanya bunyi nafas seperti efektif. krekels, whee'ing. 8 7inggikan kepala dan bantu riteria asil + mengubah posisi. 1 Pola nafas efektif, bunyi nafas E bser5asi pola batuk dan karakter
1
ecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan ber5ariasi tergantung derajat gagal nafas. 4?pansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada. 2 ronki dan whee'ing menyertai obstruksi jalan nafas = kegagalan pernafasan.
12
normal atau bersih. 2 77I dalam batas normal 8 batuk berkurang, ekspansi paru mengembang.
sekret. @ -orong=bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.
8 duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan. E ongesti al5eolar mengakibatkan batuk sering=iritasi. @ meningkatkan=banyaknya sputum dimana gangguan 5entilasi dan ditambah ketidak nyaman upaya bernafas. E ecemasan = 1 1. Delaskan dg istilah yg dimengerti 1 1. Agar orang tua mengerti ansietasberhubungan dengan tentang anatomi dan fisiologi kondisi klien. kurang pengetahuan tentang saluran pencernaan normal. 2 2. Pengetahuan tersebut penyakit dan prosedur 2 2. unakan alat, media dan gambar. diharapkan dapat membantu perawatan. 8. *eri informasi pada orang tua menurunkan kecemasan. 8. embantu mengurangi tentang operasi kolostomi 7ujuan + "etelah dilakukan kecemasan klien tindakan keperawatan selama 1?2E jam diharapkan kecemasan orang tua dapat berkurang. riteria asil + 1 Pasien tidak lemas 2 Iital sign dalam batas normal 8 enunjukkan tehnik untuk mengontrol cemas E Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat akti5itas menunjukkan berkurang nya kecemasan
Post Operasi 1
9yeri Akut berhubungan dengan insisi pembedahan.
7ujuan + "etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1?2E jam diharapkan nyeri
1 2 8
berkurang. E riteria asil + @ 1 9yeri berkurang 2 Pasien merasa tenang 8 "tatus lingkungan yang nyaman E ampu mengontrol nyeri @ "tatus kenyamanan meningkat G 7idak ada perubahan tanda 5ital angguan eliminasi al5i berhubungan dengan penumpukan feses.
2
7ujuan + "etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1?2E jam diharapkan tidak terjadi perubahan pola eliminasi *A*.
1. aji tingkat nyeri yang dirasakan pasien. 2. *erikan penjelasan pada pasien tentang nyeri yang terjadi. 8. Ajarkan teknik relaksasi, distraksi. E. *antu melakukan latihan rentang gerak. @. olaborasi pemberian analgetik
1. aji tingkat nyeri yang dirasakan pasien. 2. Ajarkan teknik relaksasi distraksi. 8. *erikan posisi yang nyaman pada pasien. E. olaborasi pemberian obat sesuai indikasi.
1. engetahui tingkat nyeri pada pasien. 2. Pasien mampu menerima apa yang terjadi pada pasien. 8.engurangi rasa nyeri E.Agar tidak terjadi imobilitas pada pasien. @.engurangi rasa nyeri pada luka post operasi.
1.engetahui pola *A* pasien 2. engetahui input dan output cairan yang ada dalam tubuh klien 8.engetahui adanya komplikasi E.engurangi rasa sakit
riteria asil + 1
Pasien dapat *A* dengan
13
normal 2 7idak ada perubahan pada jumlah feses 8
angguan pola tidur berhubungan dengan persepsi nyeri post pembedahan
7ujuan + "etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 ? 2E jam diharapkan pasien dapat istirahat tidur malam dengan optimal. riteria asil + elaporkan istirahat tidur 1 malam yang optimal. 2 7idak menunjukan perilaku gelisah. tidak pucat dan 3 >ajah konjungti5a mata tidak anemis karena kurang tidur malam. empertahankan (atau 4 membentuk pola tidur yang memberikan energi yang cukup untuk menjalani akti5itas sehari&hari.
E
%esiko infeksi berhubungan 1. dengan prosedur pembedahan.2.
1. Pantau keadaan umum pasien dan 77I. 2. aji Pola 7idur. 8. aji fungsi pernapasan+ bunyi napas, kecepatan, irama. E. aji faktor yang menyebabkan gangguan tidur (nyeri, takut, stress, ansietas, imobilitas,gangguan eliminasi sepertisering berkemih,gangguan metabolisme, gangguan transportasi,lingkungan yang asing, temperature,akti5itas yang tidak adekuat. @. )atat tindakan kemampuan untuk mengurangikegelisahan. G. )iptakan suasananyaman, urangi atau hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan tidur. :.*atasi pengunjung selama periode istirahat yang optimal (misB setelahmakan. 1. aji pasien 2. bser5asi tanda&tanda infeksi 8. olaborasi pemberian antibiotik
7ujuan + "etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 ? 2E jam diharapkan tidak ada tanda&tanda infeksi. riteria asil + 1 Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi 2 enunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi @ *ody image berhubungan dengan colostomy. 7ujuan + "etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1?2E jam diharapkan nyeri
berkurang. riteria asil + *ody image positif 2 ampu mengidentifikasi kekuatan personal 8 empertahankan interaksi sosial.
1. engetahui kesadaran, dan
1
kondisi tubuh dalam keadaan normal atau tidak. 2. ntuk
mengetahui
kemudahan dalam tidur. 8. ntuk mengetahui tingkat kegelisahan. E. ntuk penyebab
mengidentifikasi aktual
dari
gangguan tidur. @. ntuk memantau seberapa jauh dapat bersikap tenang dan rile?. G. ntuk membantu relaksasi saat tidur. :. 7idur akan sulit dilakukan tanpa relaksasi,
1. ntuk mengetahui keadsaan umum pasien 2.engetahui adanya tanda& tanda infeksi 8. ntuk meminimalkan jumlah bakteri
aji tingkat pengetahuan pasien 1 ttg kondisi dan pengobatan. 2 -iskusi arti dari perubahan pasien. 2 8 Anjurkan orang terdekat memperlakukan pasien secara normal dan bukan sebagai orang 8 cacat
engidentifikasi luas masalah dan perlunya inter5ensi. *eberapa pasien memandang situasi sebagai tantangan. enyampaikan harapan bahwa pasien mampu untuk mengatur situasi dan membantu untuk mempertahankan perasaan harga diri dan tujuan hidup.
1. Pe'ak!aaa ke,e$a2a#a 14
7ahap pelaksanaan merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan dengan melaksanakann berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperrawatan. -alam tahap ini, perawat harus mengetahui berbagai hal di antaranya bahaya&bahaya fisik dan perlindungan pada klien, tehnik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak&hak dari pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien. -alam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dan tindakan kolaborasi (idayat, A. A'i' Alimul, 2010+ 122. 3.
E(a'%a!" ke,e$a2a#a 7ahap e5aluasi adalah perbandingan hasil&hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. emampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap ini adalah memahami respon terhadap inter5ensi keperawatan, kemampuan mengembalikan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap e5aluasi ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu+ a. 45aluasi formatif menyatakan e5aluasi yang dilakukan pada saat memberikan inter5ensi dengan respon segera. b. 45aluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil obser5asi dan analisis status klien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan. -i samping itu, e5aluasi juga sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria tertentu yang membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau tercapai sebagian. 1 7ujuan tercapai 7ujuan dikatakan tercapai bila klien telah menunjukan perubahan dan kemajuan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 2 7ujuan tercapai sebagian 7ujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai masalah atau penyebabnya, seperti klien dapat makan sendiri tetapi masih merasa mual. "etelah makan bahkan kadang&kadang muntah. 8 7ujuan tidak tercapai -ikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukan adanya perubahan kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang diharapkan.
Adapun e5aluasi akhir yang ingin dicapai dari tiap&tiap diagnosa adalah+ a. lien mampu mempertahankan pola eliminasi *A* dengan teratur. b. lien dapat mempertahankan keseimbangan cairan. c. ecemasan orang tua dapat berkurang. d. %asa nyeri teratasi= berkurang. e. 7idak ditemukan tanda&tanda kerusakan kulit lebih lanjut. f. 7idak terjadi infeksi. g. angguan pola eliminasi teratasi.
-A67A% P"7AA 15
Amin uda 9urarif # ardhi usuma. 201@. Aplikasi 9anda 93)&9). Dogjakarta + Penerbit ediaction *et', )ealy /. # /inda A. "owden. 2012. Buku Saku Keperawatan Pediatrik . 4disike&8. Dakarta + 4). idayat,Agung . 200!. http==Askep Atresia Ani Pada Anak K idayat2;s *log.com yang diakses pada tanggal 12 April 201G pada pukul
[email protected] idayat, A. A'is Alimul . (2010 . Pengantar 3lmu Anak buku 2. 4ditor -r -ripa "jabana "uriadi # %ita $uliani, 2010. Asuhan eperawatan Pada Anak edisi 2. Dakarta + Penebar swadaya. >ong, -onna /. 2011. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik . onica 4ster (Alih *ahasa. "ri urnianianingsih (ed,. edisi ke&E. Dakarta + 4).
16