JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2017
Dasar pada Struktur Organisasi A. Apa yang Dimaksud Struktur Organisasi?
Struktur organisasional ialah cara yang mana tugas pekerjaan secara formal dibagikan, dikelompokkan, dan dikoordinasikan.
Spesialisasi Kerja Suatu riset menunjukkan bahwa kerja dapat dilaksanakan dengan lebih efisiensi jika para pekerja diperbolehkan untuk spesialiasi. Spesialisasi/pembagian kerja digunakan untuk menggambarkan sampai sejauh mana aktivitas dalam organisasi dibagi kedalam pekerjaan-pekerjaan secara terpisah. Tidak semua pekerja dalam organisasi memiliki keahlian yang sama. Maka dari itu manajemen menganggap spesialisasi sebagai sarana untuk membuat pemanfaatan yang sangat efisien bagi keahlian para pekerjanya dan bahkan mamp meningkatkan keahlian mereka. Selain itu, jauh lebih mudah dan murah biayanya untuk menemukan serta melatih para pekerja untuk melakukan tugas yang spesifik. Spesialisasi keerja juga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dengan mendorong penciptaan penemuan khusus. Sebagian besar manajer saat ini mengakui ekonomisnya spesialisasi dengan memberikan pekerjaan tertentu dan permasalahan ketika pelaksanaannya terlampau jauh. Sementara spesialisasi pada masa lampau menitikberatkan pada pembagian tugas manufaktur, saat ini spesialisasi membagi tugas berdasarkan elemen spesifik oleh teknologim dengan keahlian, dan seringkali secara global. Meski begitu, pada dasarnya keduanya tetap pada prinsip yang sama.
Departementalisasi Ketika
pekerjaan
telah
dibagi
dalam
spesialisasi
pekerjaan,
maka
harus
dikelompokkan sehingga tugas umum itu dapat dikoordinasikan. Basis yang mana pekerjaan dikelompokkan disebut dengan departementalisasi. Pengelompokkan dapat dilakukan dengan basis fungsi yang dikerjakan. Departementalisasi juga dapat dilakukan berdasarkan tipe poduk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Keuntungan utama dari basis ini ialah mampu meningkatkan akuntabilitas dari kinerja karena semua aktivitas yang terkait dengan suatu produk atau jasa tertentu berada dibawah arahan dari manajer tunggal. Ketika sebuah perusahaan mendepartementalisasikan pada basis geografis, maka masing-masing wilayah akan berpengaruh pada sebuah departemen yang diorganisasi disekitar geografis. Bentuk ini berharga ketika para konsumen dari organisasi tersebar
diseluruh area geografis yang besar dan memiliki kebutuhan yang hampir sama berdasarkan pada lokasi mereka. Basis terakhir dari departementalisasi ialah menggunakan tipe konsumen tertentu yang mana organisasi berupaya untuk mencapainya. Para konsumen dalam masing-masing departemen memiliki serangkaian permasalahan yang sama dan ingin terpenuhi dengan sangat baik dengan memiliki para spesialis untuk masing-masing.
Rantai Komando Rantai komando merupakan pondasi dasar dalam desain organisasi dan memiliki manfaat yang jauh lebih sedikit pentingnya saat ini. Rantai komando ialah garis kewenangan tak terputus yang membentang dari organisasi puncak hingga terendah dan menjelaskan siapa yang memberikan laporan kepada siapa. Rantai komando berkaitan erat dengan otoritas dan kesatuan komando. Otoritas mengacu pada hak-hak inheren didalam posisi manajerial yang memberikan perintah dan mengharapkan mereka untuk dipatuhi. Kesatuan komando memiliki prinsip membantu mengamankan konsep dari garis kewenangan yang tak terputus. Jika kesatuan komando terpecah, maka seorang pekerja harus mampu mengatasi tuntutan atau prioritas yang bertentangan dari beberapa atasan.
Rentang K endali Rentang kendali dianggap penting karena sangat menentukan jumlah level dan manajer yang harus dimiliki oleh organisasi. Semuanya menjadi seimbang, semakin lebar atau besarnya rentang akan semakin efektif. Rentang yang sempit memiliki beberapa kelemahan. Yang pertama ialah mereke berbiaya mahal karena menambah jumlah level manajemen. kedua, mereka melakukan komunikasi secara vertical dalam organisasi yang lebih kompleks. Level hierarki yang ditambahkan akan memperlambat pengambilan keputusan dan cenderung mengisolasi manajemen yang lebih atas. Ketiga, rentang yang sempit akan mendorong terbukanya supervise yang ketat dan melemahkan kemandirian pekerja.
Sentralisasi dan Desentralisasi Sentralisasi mengacu kepada kondisi yang mana pengambilan keputusan dipusatkan pada satu titik tunggal dalam organisasi. Dalam organisasi yang tersentralisasi, para manajer puncak yang mengambil seluruh keputusan dan para manajer level rendah hanya melaksanakan pengarahan dari mereka. Sedangkan pada desentralisasi, pengambilan keputusan ditekankan kepada para manajer yang terdekat kepada tindakan atau bahkan kepada kelompok kerja.
Organisasi yang dicirikan sentralisasi adalah yang pada dasarnya berbeda secara structural dari desentralisasi. Organisasi yang terdesentralisasi dapat bertindak lebih cepat dalam memecahkan masalah. Organisasi yang tersentralisasi lebih baik dalam menghindari
kesalahan
komisi(pilihan
yang
buruk)
sedangkan
organisasi
yang
terdesentralisasi lebih baik dalam menghindari kesalahan akibat kelalaian. Desentralisasi diperlukan bagi perusahaan dengan lokasi diluar negri, karena pengambilan keputusan yang bersifat local diperlukan untuk memberikan tanggapan terhadap peluang tiap daerah, basis klien, dan undang-undang tertentu.
Sementara
pengawasan yang tersentralisasi diperlukan untuk mempertahankan para manajer re gional yang bertanggungjawab.
F ormalisasi Formalisasi mengacu pada keadaan yang mana pekerjaan didalam organisasi telah terstandardisasi. Adanya deskripsi pekerjaan yang eksplisit, banyaknya aturan organisasi, dan prosedur yang didefinisikan secara jelas dalam organisasi mengandung formalisasi yang tinggi. Dimana tingkat formalisasi rendah, maka perilaku pekerjaan secara relative tidak terprogram, dan para pekerja memiliki sejumlah kebebasan besar untuk menjalankan kebijakan dalam pekerjaan mereka. Formalisasi bukan hanya menghilangkan kemungkinan para pekerja untuk terlibat dalam alternative perilaku, tetapi bahkan menghapuskan kebutuhan bagi pekrja untuk mempertimbangkan alternative yang ada. Formalisasi merupakan kerugian bagi fleksibilitaas tim dalam struktur organisasi yang terdesentralisasi.