BAB I
IDENTIFIKASI DAN PEMILIHAN ALAT-ALAT/MESIN PERTANIAN
A. Tujuan
1. Mengetahui spesifikasi suatu alat/mesin dalam kaitannya untuk usaha
pemeliharaan (maintenance) dan perbaikan (repair).
2. Memilih alat/mesin yang sesuai dengan kebutuhan.
B. Alat dan Mesin
1. Traktor mini roda empat (wheel tractor).
2. Traktor roda dua (hand tractor).
3. Bajak singkal (rotary plow/rotary tiller).
4. Leveler (perata).
5. Ridger (penggulut).
C. Landasan Teori
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari
setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi
pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis
alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor
bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum
mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik
untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam
produksi pertanian (Putra, 2013). Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi
pertanian. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi,
pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
Penggunaan alat mekanisasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan
daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap
tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin
pertanian (Sukirno, 1999). Alat dan mesin (alsin) pertanian dikelompokkan
menjadi 2, yaitu alsin budidaya tanaman dan alsin pengolahan hasil
pertanian. Alsin budidaya pertanian adalah alsin yang digunakan untuk
produksi tanaman dan ternak. Sedangkan alsin pengolahan hasil pertanian
adalah alsin yang digunakan untuk menangani atau mengolah hasil tanaman
atau hasil ternak.
Pada alsin budidaya tanaman terdapat kelompok alsin pengolahan tanah,
antara lain :
a. Traktor
Traktor dapat dibedakan menjadi :
1. Traktor Roda 4
Traktor roda empat adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa
motor diesel beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar
yang terbuat dari baja) mempunyai tiga titik gandeng yang
berfungsi untuk menarik, menggerakan mengangkat, mendorong alat
dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya gerak. Traktor
roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat
duduk sambil mengemudikannya.
2. Traktor Roda 2 (Traktor Tangan)
Traktor roda 2 merupakan alat pengolah tanah utama saat ini.
Traktor roda 2 ini digunakan untuk mengolah tanah pada tahap
pertama sehingga siap untuk ditanami. Traktor roda dua dilihat
dari penghubungan dengan perlengkapannya terdiri dari dua tipe,
yaitu tipe hitch dan tipe rotary. Pada tipe rotary apabila unit
rotarynya dilepas maka dapat dipasangi hitch untuk menarik
peralatan. Peralatan yang dapat dipasang pada hitch adalah bajak
singkal, bajak parabola, garu, gelebek, dan ridger (Sukirno,
1999).
b. Bajak
Bajak adalah alat yang digunakan dalam pertanian awal untuk budidaya
di tanah untuk persiapan penanaman bibit atau tanaman. Bajak yang
paling sering digunakan di Indonesia adalah bajak singkal (Molboard
Plow). Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak
singkal satu arah (one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah
(two-way moldboard plow). Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak
singkal dimana pada waktu pengolahan tanah akan melempar dan membalik
tanah hanya pada satu arah saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah pada
waktu mengolah tanah arah pelemparan atau pembalikan tanah dapat
diatur 2 arah, yaitu ke kanan dan ke kiri (Winarno, 1994).
c. Perata (Leveler)
Perata atau leveler merupakan alat pertanian yang mempunyai gigi yang
bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan
pada rangka. Perata umumnya digunakan untuk menghaluskan dan meratakan
tanah setelah pembajakan. Selain itu juga dapat digunakan untuk
penyiangan pada tanaman yang baru tumbuh. Cara penggunaannya dengan
trailing (Arisandi, 2013).
d. Penggulut (Ridger)
Penggulud atau ridger merupakan alat pertanian berfungsi dalam
pembuatan irigasi bagi tanaman dimana terdapat bagian-bagian, antara
lain titik pengandeng untuk penghubung traktor, pengatur lebar gulud,
mengatur lebar kerja, sayap untuk mengembalikan tanah, mata bajak
untuk memotong tanah, pisau untuk pemecah tanah (Arisandi, 2013).
D. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1. Spesifikasi Teknis Traktor
"Jenis Traktor "Traktor Roda 4 "Traktor Roda 2 "
"Merek/Simbol Dagang" " "
"Nama Dagang/Model "Quick/B6100 "Quick/G3000 Zeva "
"Negara Pembuat "Jepang "Indonesia "
"Dimensi total tanpa" "
"implemen " "
"Panjang "2 meter "2,7 meter "
"Lebar "1,2 meter "1,2 meter "
"Tinggi "1,4 meter "1,45 meter "
"Berat tanpa "480 kg "222 kg "
"implemen " " "
"Jumlah kecepatan "6 "2 "
"maju " " "
"Jumlah kecepatan ke"2 "- "
"belakang " " "
"Kecepatan cakar "0 "0 "
"Ukuran ban depan "5-12 "80 cm "
"Ukuran ban belakang"7-14 "- "
"Jarak antara roda "70 cm "60 cm "
"depan " " "
"Jarak antara roda "80 cm "- "
"belakang " " "
"Jumlah PTO "2 "- "
"Letak PTO "Di antara sumber "- "
" "tenaga dan implemen" "
"Tingkat Putaran "- "- "
"Diagram Versneling "R2 6 "1 "
" " " "
" "R1 " "
" "3 "1/2 "
" "N " "
" "4 " "
" "5 "Netral "
" " " "
" "1 2 " "
" Spesifikasi "Mesin/Motor Penggerak "
" "Traktor Roda 4 "Traktor Roda 2 "
"Nama dagang/Model "Kubota/D650 "Kubota/RD 85DI-25 "
"Jenis/Tipe Motor "Diesel "Diesel "
"Jumlah/Volume "3/675 cc "510 cc "
"Silinder " " "
"Daya kontinyu/RPM "14 HP/2800 RPM "7,5 HP / 2200 RPM "
"Daya maksimum/RPM "14 HP/3000 RPM "7,5 HP / 2200 RPM "
"Volume Oli " "
"Mesin/SAE "3,9 L "5,5 L "
"Versneling/SAE "11,5 L "11,5 L "
"Gardan/SAE "0,5 L "5,5 L / 90-140 "
Tabel 1.2. Spesifikasi Teknis Bajak Singkal (Moldboard Plow)
"Tipe "Pembalik tanah "
"Lebar Pemotongan "6,5 cm "
"Kedalaman Kerja "15 cm "
"Berat "20 kg "
"Cara Penggandengan "Mounted "
"Negara Pembuat "Indonesia "
"Gambar bajak singkal "Bagian-bagian : "
" "Tangkal jointer, untuk "
" "membersihkan tanah yang "
" "menempel pada kolter "
" "Jointer, untuk memotong ke "
" "arah horizontal "
" "Kolter, untuk memotong seresah"
" "dan memotong tanah ke arah "
" "vertikal "
" "Gandar, untuk menstabilkan "
" "bajak agar bergerak lurus "
" "Tangkal kolter, untuk memotong"
" "ke arah vertikal "
Tabel 1.3. Spesifikasi Teknis Bajak Putar (Rotary Plow)
"Tipe "R1000 "
"Lebar Kerja "105 cm "
"Kedalaman Kerja "20 cm "
"Berat "115 kg "
"Jumlah Pisau "26 "
"Cara Penggandengan "Mounted "
"Negara Pembuat "Indonesia "
"Gambar bajak singkal "Bagian-bagian : "
" "Mata pisau, untuk memotong "
" "tanah "
" "Penutup pisau, untuk "
" "melindungi supaya tanah tidak "
" "terlempar ke atas "
" "Roda penyeimbang, untuk "
" "penyeimbang "
" "Pengukur kedalaman "
Tabel 1.4. Spesifikasi Teknis Ridger/Penggulud
"Model/Tipe "Penggulud "
"Cara Pemasangan "Trailing "
"Bagian-bagiannya " "
" " "
" "Mata bajak, untuk memotong "
" "tanah "
" "Badan/sayap,untuk membalikkan "
" "tanah "
" "Titik penggandeng, untuk "
" "penghubung traktor "
Tabel 1.5. Spesifikasi Teknis Leveler/Perata
"Model/Tipe "Perata "
"Cara Pemasangan "Trailing "
"Bagian-bagiannya " "
" "Penggandeng, untuk penghubung "
" "traktor "
" "Mata pisau, untuk meratakan "
" "tanah "
E. Pembahasan
Traktor mini roda 4 adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa motor
diesel beroda empat. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang
duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Traktor tersebut
memiliki panjang 2 meter, lebar 1,2 meter dan tinggi 1,4 meter. Memiliki
power take off berjumlah 2, yang terletak di antara sumber tenaga dan
implemen. Serta versneling berbentuk seperti huruf I dengan 6 versneling.
Mesin penggeraknya berupa diesel.
Traktor roda 2 digunakan untuk mengolah tanah pada tahap pertama
sehingga siap untuk ditanami. Traktor tersebut memiliki panjang 2,7
meter, lebar 1,2 meter dan tinggi 1,45 meter. Tidak memiliki power take
off. Serta versneling berbentuk seperti huruf F dengan 2 versneling.
Mesin penggeraknya berupa diesel.
Lalu, bajak yang paling sering digunakan di Indonesia adalah bajak
singkal (Molboard Plow). Bagian-bagian bajak singkal terdiri atas,
tangkal jointer, tangkal kolter, gandar, jointer dan kolter. Cara
penggandengannya adalah mounted (memiliki lebih dari 1 titik
penggandengan). Untuk bajak putar, bagian-bagiannya terdiri dari mata
pisau, penutup pisau, roda penyeimbang dan pengukur kedalaman. Cara
penggandengannya adalah mounted.
Kemudian, untuk penggulud atau ridger, bagian-bagiannya terdiri dari
mata bajak, badan/sayap dan titik penggandeng. Cara penggandengannya
adalah trailing (hanya memiliki 1 titik penggandengan). Lalu, untuk
perata atau leveler, bagian-bagiannya terdiri dari penggandeng dan mata
pisau. Cara penggandengannya juga trailing.
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan dapat diketahui spesifikasi alat
dan mesin pertanian. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan melihat
bentuk fisik alat atau mesin. Traktor mini roda 4 memiliki dimensi total
tanpa implemen sebesar 3,36 m3, jumlah versneling 6 dengan bentuk huruf
I, jumlah power take off 2, terletak di antara sumber tenaga dan
implemen. Traktor roda 2 memiliki dimensi total tanpa implemen sebesar
4,698 m3, jumlah versneling 2 dengan bentuk huruf F dan tidak mempunyai
power take off. Jenis mesin penggerak traktor roda mini roda 4 dan
traktor roda 2 adalah diesel.
Dapat diketahui juga bagian-bagian pada bajak singkal, bajak putar,
ridger dan leveler. Untuk cara penggandengan implemen pada bajak singkal
dan bajak putar adalah tipe mounted, sedangkan pada ridger dan leveler
tipe cara penggandengan adalah trailing. Agar dapat diketahui bagaimana
memelihara dan memperbaiki alat dan mesin tersebut. Serta dapat memilih
alat dan mesin yang tepat sesuai dengan kebutuhan dalam pengolahan tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, Y. 2013. Identifikasi dan Pemeliharaan Tentang Mesin dan
Peralatan Usaha Tani. http://polusisasi.blogspot.co.id. Diakses pada
21 Mei 2016 pukul 13.19 WIB.
Putra, A. M. 2013. Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian.
http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei 2016 pukul 11.53 WIB.
Sukirno. 1999. Hand Tractor. http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei
2016 pukul 11.53 WIB.
Winarno. 1994. Alat dan Mesin Pertanian. http://slideshare.net. Diunduh
pada 7 Mei 2016 pukul 11.53 WIB.
BAB II dan III
PENGENALAN TRAKTOR SEBAGAI SUMBER TENAGA, CARA MENGOPERASIKAN DAN CARA
PENYADAPAN DAYANYA
A. Tujuan
1. Mengetahui komponen, cara kerja dan kegunaan dari traktor.
2. Mengetahui cara menyiapkan traktor untuk bekerja.
3. Mengetahui dasar-dasar melayani/menguasai traktor.
4. Belajar mengemudikan traktor dan cara menggandengkan traktor dengan
alat/mesin pertanian
B. Alat dan Mesin
1. Traktor mini roda empat.
2. Traktor roda dua.
3. Patok besi.
4. Roll meter.
C. Landasan Teori
Traktor roda empat adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa motor
diesel beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar yang terbuat
dari baja) mempunyai tiga titik gandeng yang berfungsi untuk menarik,
menggerakan mengangkat, mendorong alat dan mesin pertanian dan juga
sebagai sumber daya gerak. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator
yang duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Peralatan
pengolah tanah dipasangkan atau disambungkan dengan traktor melalui
perangkat yang disebut three hitch point atau penyambungan titik tiga,
yang terdiri sepasang garpu kiri dan kanan, sedangkan satu tuas lainnya
berada di bagian atas sistem penyambungan titik tiga, disebut top link
(tuas penyambung bagian atas) (Putra, 2013).
Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerek dari
implement pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah
tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba
guna, karena dapat digunakan untuk tenaga penggerek implement yang lain,
seperti pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain–lain (Anonim, 2011).
Selain kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudi
terletak di bawah gigi persneling, di pangkal poros kedua roda. Kopling
kemudian dioperasikan melalui tunas kemudi kiri dan kanan. Apabila
kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneling tidak
tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti,
dan traktor tangan dapat bergerak maju mundur dengan kecepatan tertentu
karena putaran poros motor penggerek disalurkan di samping roda. Ada tiga
jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu roda ban, roda besi,
roda apung (roda sangkar/cage whell).
Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering.
Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda
ban dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan–jalan. Roda besi
digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan
menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat
menarik bebab berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah
basah. Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya
roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor. Poros roda traktor
biasanya cukup panjang dan dilengkapi dengan beberapa lubang. Poros yang
panjang ini dimaksudkan untuk menyesuaikan lebar oleh implement.
Pemanasan roda yang cukup lebar juga menjaga keseimbangan traktor
(Jatmiko, 2012).
D. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1. Spesifikasi dan Komponen Papan Instrumen Traktor Mini Roda 4
"Nama Dagang "Kubota B6100 "
"Model Traktor "Mini Roda 4 "
"Jenis/Tipe Mesin "Diesel "
"Bagian-bagian Papan Instrumen " "
" "Decamp knob "
" "Front lamp switch "
" "Hour meter "
" "Glow lamp "
" "Horn button "
" "Key switch "
" "Engine oil pilot lamp "
Tabel 2.2. Bagian-Bagian/Komponen Traktor Mini Roda 4
" " "
"Tuas hidrolik "i. Stir "
"Penutup ban "j. Tangki bahan bakar "
"Tuas 2 WD/4WD "k. Knalpot "
"Gas "l. Kopling "
"Rem "m. Tuas "
"Power Take Off (PTO) "n. Tempat duduk/seat "
"Lampu "o. Pengatur kedalaman "
"Roda depan "p. Roda pemotong tanah "
" "q. Roda belakang "
" "r. As roda/propeler "
Tabel 2.3. Komponen/Bagian-bagian Traktor Tangan
"Nama Dagang "Kubota K120 "
"Model Traktor "Traktor Tangan "
"Jenis/Tipe Mesin "Diesel "
"Bagian-bagian Traktor "
" " "
"Tuas akselerasi "Fabel "
"Handel utama "Pelindung fabel "
"Tuas belok kanan "Power Take Off "
"Handel pengikat roda "Hand break "
"Pengikat batang ridger "Tuas belok kanan "
"Penahan lampu "Tuas belok kiri "
"Pelindung samping "Pengatur roda "
"Roda "Pelindung dari tanah "
"Penyangga "Roda gigi "
"Kotak rantai pembantu "Draw bear "
"Gantungan cakar "Ban "
"Tuas penyangga depan "Penyangga mesin "
"Tongkat pemindah kecepatan "Penyangga mesin depan "
"Tuas kopling utama "Pelindung depan "
"Tongkat pemindah kecepatan "Pole mesin "
"cakar " "
"Handel pembantu " "
Tabel 2.4. Cara Penyadapan atau Pengambilan Daya Pada Traktor
"Cara Penyadapan Daya Oleh Traktor Mini Roda Empat "
" "
"Cara Penyadapan Daya Oleh Traktor Tangan "
" "
E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan diketahui traktor mini roda 4
yang digunakan bernama dagang Kubota B6100, dengan jenis mesin diesel.
Untuk bagian-bagian papan instrumen antara lain, decamp knob, front lamp
switch, hour meter, glow lamp, horn button, key switch dan engine oil
pilot lamp. Lalu, untuk bagian-bagian traktor mini roda 4 secara
keseluruhan, yaitu tuas hidrolik, penutup ban, tuas 2 WD/4WD, gas, rem,
Power Take Off (PTO), lampu, roda depan, stir, tangki bahan bakar,
knalpot, kopling, tuas, tempat duduk/seat, pengatur kedalaman, roda
pemotong tanah, roda belakang dan As roda/propeler. Traktor roda empat
dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat duduk sambil
mengemudikannya.
Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerek dari
implement pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah
tanah. Untuk bagian-bagian pada traktor tangan, antara lain tuas
akselerasi, handel utama, tuas belok kanan, handel pengikat roda,
pengikat batang ridger, penahan lampu, pelindung samping, roda penyangga,
kotak rantai pembantu, gantungan cakar, tuas penyangga depan, tongkat
pemindah kecepatan, tuas kopling utama, tongkat pemindah kecepatan cakar,
handel pembantu, fabel, pelindung fabel, Power Take Off, hand break, tuas
belok kanan, tuas belok kiri, pengatur roda, pelindung dari tanah, roda
gigi, draw bear, ban, penyangga mesin, penyangga mesin depan, pelindung
depan dan pole mesin.
Cara pengambilan daya pada traktor pada roda 4 menggunakan versneling
memindahkan tenaga dari mesin sesuai kebutuhan, hidrolik berfungsi
menaikkan dan menurunkan bajak rotary, dan PTO berfungsi untuk
memindahkan tenaga dari mesin ke bajak rotary. Pada traktor roda 2
menggunakan pulley untuk menarik atau memutar mesin-mesin lain, PTO untuk
menggerakkan alat-alat pertanian dan penggandeng untuk menggandeng alat-
alat pertanian.
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan hasil pengamatan dapat diketahui komponen,
cara kerja, dan kegunaan dari traktor. Kemudian dapat diketahui juga cara
menyiapkan masing-masing jenis traktor saat akan digunakan untuk bekerja.
Kemudian, dengan mengetahui beberapa hal diatas dapat dipelajari dasar-
dasar menguasai traktor, cara mengemudikan traktor. Traktor roda empat
dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat duduk sambil
mengemudikannya.
Dan cara menggandengkan traktor dengan alat/mesin pertanian. Sebelum
dioperasikan perlu dilakukan pemeriksaan bahan bakar, minyak pelumas,
sistem pendinginan, battery, tekanan angin ban, rem traktor dan bagian
lain pada traktor seperti mur/baut.
DAFTAR PUSTAKA
Jatmiko, F. P. 2012. Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian.
http://febrydalamblogindonesia.blogspot.co.id. Diunduh pada 25 April
2016 pukul 19.04 WIB.
Putra, A. M. 2013. Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian.
http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei 2016 pukul 11.53 WIB.
BAB IV
PENGENALAN ALAT PENGOLAH TANAH DAN PENILAIAN UNJUK KERJA LAPANGAN
A. Tujuan
1. Mengetahui macam dan jenis alat pengolah tanah.
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat pengolah tanah dan kegunaannya.
3. Mengetahui kemampuan kerja dari suatu alat/mesin pertanian.
B. Alat dan Mesin
1. Traktor.
2. Bajak.
3. Roll meter.
4. Stop watch.
5. Patok besi.
6. Hand counter.
7. Gelas ukur.
C. Landasan Teori
Pengolahan lahan adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi
pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap
tanam. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara tradisional maupun modern.
Pengolahan secara tradisional meliputi pengolahan dengan menggunakan
tenaga manusia dengan memakai cangkul dan pengolahan dengan tenaga hewan
berupa bajak tradisional. Sedangkan pengolahan secara modern dapat
dilakukan dengan menggunakan traktor roda dua ataupun roda empat.
Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik
agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan
terbenam. Kedalaman pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15-20
cm. Pengolahan tanah kedua bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil
pengolahan tanah pertama yang besar menjadi lebih kecil dan sisa tanaman
dan gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan
mempercepat proses pembusukan. Salah satu keuntungan dari pengolahan
dengan menggunakan traktor adalah dapat memperpendek waktu yang
diperlukan dalam mengolah tanah secara keseluruhan (Shafwandi, 2010).
Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan
lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya
memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu
memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya. Waktu per hektar teoritis ialah
waktu yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teoritis tersebut. Waktu
kerja efektif ialah waktu sepanjang mana mesin secara aktual melakukan
fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar
dibanding waktu kerja teoritik per hektar jika lebar kerja terpakai lebih
kecil dari lebar kerja teoritisnya (Waris, 2013).
Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang
aktual menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total
sebagaimana didefinisikan pada Bagian 2. Kapasitas lapang efektif
biasanya dinyatakan dalam hektar per jam. Efisiensi lapang ialah
perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang
teoritis, dinyatakan dalam persen. Efisiensi lapang melibatkan pengaruh
waktu hilang di lapang dan ketakmampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis
mesin. Efisiensi kinerja ialah suatu ukuran efektifitas fungsional suatu
mesin, misalnya presentase perolehan produk bermanfaat dari penggunaan
sebuah mesin pemanen (Waris, 2013).
Kapasitas lapang efektifs suatu alat merupakan fungsi dari lebar
kerja teoritis mesin, prosentase lebar teoritis yang secara aktual
terpakai, kecepatan jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama
pengerjaan. Dengan alat-alat semacam garu, penyiang lapang, pemotong
rumput dan pemanen padu, secara praktis tidak mungkin untuk memanfaatkan
lebar teoritisnya tanpa adanya tumpang tindih. Besarnya tumpang tindih
yang diperlukan terutama merupakan fungsi dari kecepatan, kondisi tanah
dan ketrampilan operator. Pada beberapa keadaan, hasil suatu tanaman bisa
jadi terlalu banyak sehingga pemanen tidak dapat digunakan memanen
selebar lebar kerjanya, bahkan pada kecepatan maju minimum yang masih
mungkin (Waris, 2013).
Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam
hubungannya dengan kapasitas lapang. Waktu lapang bisa hilang akibat
penyetelan/pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan dan
belok di ujung. Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan
efisiensi lapang, waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau
perawatan harian alat, ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat.
Waktu hilang hanya mencakup waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan
waktu untuk pelumasan yang dibutuhkan di luar perawatan harian, di
samping hal-hal lain seperti diuraikan di depan (Waris, 2013).
Waktu lapang total dianggap sama dengan jumlah waktu kerja efektif
ditambah waktu hilang. Waktu yang dipakai untuk perjalanan dari dan ke
lapang biasanya tercakup dalam menggambarkan biaya overall dari suatu
pengerjaan, namun tak diperhitungkan ketika menentukan kapasitas lapang
efektif atau efisiensi lapang.
D. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Spesifikasi Alsin dan Kondisi Daerah Penelitian
"A "Spesifikasi alsin "
" " "Traktor "Implemen "
" "Jenis "Mini roda " Roda 2 "Bajak "
" " "empat " "singkal "
" "Nama "Kubota "Kubota "Quick "
" "dagang/model " " " "
" "Tipe "Diesel "Diesel "Pembalik "
" " " " "tanah "
" "Negara pembuat "Jepang "Jepang "Indonesia "
" "Lebar kerja "- "- "- "
" "teoritis " " " "
"B "Kondisi daerah penelitian " "
" "Lokasi "Kebun percobaan wedomartani" "
" "Topografi "Datar " "
" "Jenis tanah "Regosol " "
" "Kondisi tanah "Kering " "
" "Vegetasi yang "Rumput " "
" "ada " " "
" "Ukuran petak " " "
" "Panjang "10 m " "
" "Lebar "5 m " "
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran/Perhitungan Kerja Pembajakan
"No "Keterangan " "
" " "TTS "TTR "TMR4 "
"1 "Luas lahan (ha) "0,005 "0,005 "0,005 "
"2 "Diameter roda " 0,8 "0,59 "0,69 "
" "rata-rata(m) " " " "
"3 "Total waktu "0,087 "0,083 "0,215 "
" "operasi (jam) " " " "
"4 "Lebar kerja "45 "70 "105 "
" "teoritis (cm) " " " "
"5 "Lebar kerja "40 "50,8 "101,5 "
" "aktual (cm) " " " "
"6 "Kedalaman kerja "16 "36 "2,25 "
" "aktual rata-rata" " " "
" "(cm) " " " "
"7 "Waktu tempuh " 195 "36 "385 "
" "sepnjang A-B " " " "
" "(detik) " " " "
"8 "Jumlah putaran "10 "42 "13 "
" "roda rata-rata " " " "
"9 "Waktu hilang " " " "
" "(detik) : " " " "
" "- Belok "8,75 "13,5 "390 "
" "- Macet "- " " "
" "- Sampel " " " "
"10 "Kecepatan kerja " " " "
" "(m/dt) : " " " "
" "- Teoritis "0,23 " "0,218 "
" "- Aktual " "0,17 " "
"11 "Persentase waktu" " " "
" "hilang (%) : " " " "
" "- Lebar kerja "11,11 "11 "0,034 "
" "- Slip "- "0,87 "0,53 "
" "- Belok "2,7 "4,5 "0,503 "
" "- Macet/rusak "- " " "
"12 "Efesiensi kerja "86,33 "11,04 "22 "
" "pembajakan (%) " " " "
"13 "Kapasitas kerja "0,057 "0,00602 "0,04 "
" "efektif (ha/jam)" " " "
"14 "Daya untuk "9,81 "36,81 "8,095 "
" "pembajakan (HP) " " " "
"15 "Kebutuhan bahan " 0,12 "0,04 "0,25 "
" "bakar lt/ha " " " "
"16 "Penilaian hasil " " " "
" "pembajakan : " " " "
" "- Pembalikan "baik " " "
" "tanah "baik " " "
" "- Kehancuran " " " "
" "tanah " " " "
" "- Kemeratan "baik " " "
" "hasil pembajakan" " " "
" "- Keseragaman " " " "
" "hasil pembjakan " " " "
" "- Luas tanah " " " "
" "terbajak (ha) " " " "
"17 "Pola pembajakan "Tepi "Tepi "Tepi "
1. Hasil perhitungan hand tractor dengan bajak singkal
a. Kecepatan Kerja (m/detik)
b. Presentase waktu hilang
c. Efisiensi kerja pembajakan (%)
= (1 – L1) x (1 – L2) x (1 – L3 – L4) x 100%
= (1 – 011) x (1 – 0) x (1 – 0,027 – 0) x 100%
= 0,89 x 1 x 0,97 x 100%
= 86,33%
d. Kapasitas Kerja Efektif (Ha/jam) =
=
= 0,057 ha/jam
e. Daya pembajakan
E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, digunakan 3 alsin yaitu
traktor mini roda 4, bajak singkal dan bajak rotary. Kondisi di daerah
penelitian berlokasi di kebun percobaan wedomartani dengan topografi
datar yang mempunyai jenis tanah regosol dengan kondisi tanah kering,
vegetasi yang ada adalah rumput. Pengolahan tanah dilakukan pada lahan
dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 5 m. Pembajakan dilakukan
menggunakan hand tractor merk Quick G-3000 dengan bahan bakar menggunakan
solar dengan pola pembajakan menggunakan pola tepi.
Diameter roda rata-rata 0,8 m, total waktu operasi 0,087 jam dengan
jumlah putaran roda sebanyak 10 putaran. Lebar kerja teoritis 45 cm,
lebar kerja aktual rata-rata 40 cm dan kedalaman kerja aktual rata-rata
16 cm. Penggunaan Hand Tractor ini memperoleh waktu hilang karena belok
sebanyak 2,7 % dan waktu hilang lebar kerja sebanyak 11,11%. Kecepatan
kerja teoritis 0,23, kapasitas kerja efektif didapatkan 0,057 ha/jam,
daya untuk pembajakan 9,81 Hp dan kebutuhan bahan bakar 0,12 liter/ha.
Jadi efisiensi kerja di dapatkan 86,33 %. Penilaian hasil pembajakan
mulai dari pembalikan tanah, kehancuran tanah dan keseragaman hasil
pembajakan semuanya baik.
Pada bajak rotary total waktu operasi 0,083 jam, lebar kerja teoritis
70 cm, lebar kerja aktual rata-rata 50,8 cm, kedalaman kerja aktual rata-
rata 36 cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 11 %, waktu hilang karena slip
0,87 dan untuk berbelok 4,5. Efisiensi kerja pembajakan 11,04 %,
kapasitas kerja efektif 0,00602 ha/jam, daya untuk pembajakan 36,81 Hp
dan kebutuhan bahan bakar 0,04 liter/ha. Pembajakan menggunakan bajak
rotary pola pembajakanya adalah pola tepi.
Pada pembajakan menggunakan traktor mini roda 4 pola pembajakannya
menggunakan pola tepi. Total waktu operasi 0,215 jam, lebar kerja
teoritis 105 cm, lebar kerja aktual rata-rata 101,5 cm dan kedalaman
kerja aktual rata-rata 2,25 cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 0,034 %,
waktu hilang karena slip 0,53 % dan untuk belok 0,503 %. Efisiensi kerja
pembajakan 22 %, kapasitas kerja efektif 0,04 ha/jam, daya untuk
pembajakan 8,095 dan kebutuhan bahan bakar 0,25 liter/ha.
F. Kesimpulan
Alat dan mesin yang digunakan untuk pengolahan tanah ada traktor mini
roda 4, bajak singkal dan bajak rotary. Pengolahan tanah dilakukan pada
lahan dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 5 m. Pembajakan dilakukan
menggunakan hand tractor merk Quick G-3000. Diameter roda rata-rata 0,8
m, total waktu operasi 0,087 jam dengan jumlah putaran roda sebanyak 10
putaran. Lebar kerja teoritis 45 cm, lebar kerja aktual rata-rata 40 cm
dan kedalaman kerja aktual rata-rata 16 cm. Penggunaan Hand Tractor ini
memperoleh waktu hilang karena belok sebanyak 2,7 % dan waktu hilang
lebar kerja sebanyak 11,11%. Kecepatan kerja teoritis 0,23, kapasitas
kerja efektif didapatkan 0,057 ha/jam, daya untuk pembajakan 9,81 Hp dan
kebutuhan bahan bakar 0,12 liter/ha. Jadi efisiensi kerja di dapatkan
86,33 %. Penilaian hasil pembajakan mulai dari pembalikan tanah,
kehancuran tanah dan keseragaman hasil pembajakan semuanya baik.
Pada bajak rotary total waktu operasi 0,083 jam, lebar kerja teoritis
70 cm, lebar kerja aktual rata-rata 50,8 cm, kedalaman kerja aktual rata-
rata 36 cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 11 %, waktu hilang karena slip
0,87 dan untuk berbelok 4,5. Efisiensi kerja pembajakan 11,04 %,
kapasitas kerja efektif 0,00602 ha/jam, daya untuk pembajakan 36,81 Hp
dan kebutuhan bahan bakar 0,04 liter/ha. Pembajakan menggunakan bajak
rotary pola pembajakanya adalah pola tepi.
Pada pembajakan menggunakan traktor mini roda 4 pola pembajakannya
menggunakan pola tepi. Total waktu operasi 0,215 jam, lebar kerja
teoritis 105 cm, lebar kerja aktual rata-rata 101,5 cm dan kedalaman
kerja aktual rata-rata 2,25 cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 0,034 %,
waktu hilang karena slip 0,53 % dan untuk belok 0,503 %. Efisiensi kerja
pembajakan 22 %, kapasitas kerja efektif 0,04 ha/jam, daya untuk
pembajakan 8,095 dan kebutuhan bahan bakar 0,25 liter/ha.
Daftar Pustaka
Shafwandi, 2010. Teknik Pertanian. http://shafwandi.Wordpress.com/teknik-
pertanian.html (Diunduh pada tanggal 30 Mei 2016 pukul 18.13 WIB)
Waris, 2013. Laporan Mekanisasi Pertanian.
http://siraw.blogspot.co.id/3013/06/laporan-mekanisasi-
pertanian.html (Diunduh pada tanggal 26 april 2016 pukul 05.50 WIB)
BAB V
PENENTUAN UNJUK KERJA PERALATAN PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT
A. Tujuan
Menentukan spesifikasi kerja dari sprayer yang meliputi :
1. Lebar kerja efektif.
2. Besarnya debit.
B. Alat dan Mesin
1. Sprayer.
2. Papan penampung beralur.
3. Stop watch.
4. Gelas ukur.
5. Patok besi.
6. Hand counter.
7. Gelas ukur.
C. Landasan Teori
Setelah penanaman, tanaman membutuhkan pemeliharaan. Salah satu
bentuk pemeliharaan adalah mengendalikan hama dan penyakit. Alat yang
digunakan adalah penyemprot (sprayer). Sprayer adalah alat/mesin yang
berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi
butiran cairan (droplets) atau spray. Kinerja sprayer sangat ditentukan
kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan
waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis
pestisida yang akan disemprotkan (Tarmana, 1976).
Sprayer memiliki banyak jenis, jika kita lihat dari sumber tenaganya
maka dapat dibedakan menjadi (Putra, 2013) :
1. Alat penyemprot tenaga tangan
a. Atomizer (Hand Sprayer)
b. Alat penyemprot jenis udara bertekanan (Compressed Air Sprayer)
c. Alat penyemprot jenis gendong (Knapsack Sprayer)
2. Alat penyemprot bertenaga motor (Power Sprayer)
a. Alat penyemprot hidrolik (Hidrolic Sprayer)
b. Alat penyemprot blower (Blower Sprayer), biasanya digunakan pada
areal perkebunan yang luas, dengan mesin ini hembusan udara
bertekanan tinggi menyemprotkan bahan kimia dari mesin ke pohon,
dimana cairan kimia dirubah menjadi partikel halus oleh aliran
udara yang kuat.
Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang
disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara
merata pada objek yang dilindungi. Kegunaan khusus sprayer sebagai
berikut :
a. Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama.
b. Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit.
c. Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma.
d. Menyemprotkan pupuk cairan.
e. Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.
D. Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Spesifikasi alat/mesin
"Identifikasi "Keterangan "
"Spesifikasialatmesin " "
"Merek "Swan "
"Model "GA14 "
"Tipe "Semi automatic "
"No. Seri "- "
"Negara pembuat "Indonesia "
"Kapasitas tangki " "
"Tipe nozzle "Bulat tunggal "
"Variasi kerja manometer "- "
"Harga skala "- "
"Kondisi test " "
"Tinggi nozzel "30 cm "
"Temperatur udara " "
"WB "- 0C "
"DB "- 0C "
"RH "- 0C "
"Jarak alur "cm "
"Panjang "94,5 cm "
Tabel 5.2 Hasil Pengamatan dan Perhitungan
" "Volume cairan yang tertampung pada tekanan "
"No. " "
" "Ulangan I "Ulangan II "Ulangan "Rata-rata"
" "(t=02,17 m)"(t=05,14 m) "III " "
" " " "(t=1,36 m)" "
"1 "0 "0 "0 "0 "
"2 "0 "0 "0 "0 "
"3 "0 "0 "0 "0 "
"4 "0 "0 "0 "0 "
"5 "0 "0 "0 "0 "
"6 "0 "0 "0 "0 "
"7 "0 "0 "0 "0 "
"8 "0 "0 "0 "0 "
"9 "0 "0 "0 "0 "
"10 "0 "0 "1 "0,33 "
"11 "0 "0 "6,4 "2,13 "
"12 "3 "0 "0 "1 "
"13 "0 "0 "20 "6,67 "
"14 "10 "4,6 "2 "5,53 "
"15 "0 "0 "70 "23,33 "
"16 "8 "29 "4 "13,67 "
"17 "2,2 "0 "142 "48,07 "
"18 "63 "60 "165 "96 "
"19 "90 "39 "149 "92,67 "
"20 "168 "143 "40 "117 "
"21 "152 "172 "3,4 "109,13 "
"22 "140 "160 "2,3 "100,77 "
"23 "7 "29 "32 "22,67 "
"24 "67 "65 "8,6 "46,87 "
"25 "18 "21 "9,6 "16,2 "
"26 "18 "30 "2 "16,67 "
"27 "4 "12,8 "1,6 "6,13 "
"28 "25 "6,8 "0 "10,6 "
"29 "3 "0 "0 "1 "
"30 "1,4 "0 "0 "0,47 "
"31 "4,2 "0 "0 "1,4 "
"32 "4 "0 "0 "1,33 "
"33 "1 "0 "0 "0,33 "
"34 "0 "0 "0 "0 "
"35 "0 "0 "0 "0 "
"36 "0 "0 "0 "0 "
"37 "0 "0 "0 "0 "
"38 "0 "0 "0 "0 "
"39 "0 "0 "0 "0 "
"40 "0 "0 "0 "0 "
"Jumlah "788,8 "772,2 "658.9 " "
Grafik 1. Rata – rata Hasil Pengamatan Sprayer
Grafik 2.Perbandingan Ulangan Hasil Pengamatan Sprayer
Perhitungan
= 27 – 23 x 3,5
= 14
V
= 29 – 19 x 3,5
= 35
=
= 2,5
CV =
=
= 13,79
E. Pembahasan
Pada acara penentuan unjuk kerja peralatan pengendalian hama dan
penyakit menggunakan sprayer Grand Star dengan model STB-9 yang memiliki
tipe semi automotic hand sprayer. Dengan kapasitas tampung air 14 liter
dan tipe nozzle adalah bulat tunggal. Pada praktikum kali ini dilakukan
tiga kali ulangan.Dari hasil ketiga ulangan tersebut didapatkan rata–rata
sebesar 120. Dari hasil perhitungan di dapatakan lebar kerja efektif
sebesar 13,79 sedangkan data dari kelompok lain didapatkan lebar kerja
efektif sebesar 15,09 hal ini diduga pada saat pelaksaanaan praktikum
terdapat faktor yang menyebabkan lebar kerja efektif lebih rendah yaitu
disebabkan oleh keadaan angin yang tinggi yang menyebabkan air tidak
jatuh pada papan alir.
Untuk penggunaan pestisida yang berlebihan akan menyebabkan
resistensi terhadap hama atau penyakit yang menyerang dan jika secara
terus menerus akan menyebabkan peledakan hama disamping itu juga akan
berbahaya karena zat aktif pada pestisida akan menempel pada tanaman yang
diberikan tersebut.
F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa lebar
kerja efektif dipengaruhi oleh jenis nozzle yang digunakan, debit air
yang keluar dapat diatur dengan doplet pada nozzle. Dari hasil pengamatan
didapatkan hasil lebar kerja efektif sebesar 13,79.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, A. M. 2013. Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian.
http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei 2016 pukul 11.53 WIB.
Tarmana, D. 1976. Alat dan Mesin Pertanian Untuk Proteksi Tanaman Pangan.
http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei 2016 pukul 11.53 WIB.
BAB VI
PENILAIAN UNJUK KERJA PERONTOK PADI (THRESER)
A. Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi dan spesifikasi teknis threser.
2. Mengetahui komponen, cara kerja dan cara mengoperasikan alat perontok
padi (threser).
3. Mengetahui kemampuan kerja dari perontok padi.
B. Alat dan Mesin
1. Perontok padi (threser).
2. Padi.
3. Roll meter.
4. Stop watch.
5. Timbangan.
6. Karung.
7. Tachometer.
8. Moisture tester.
9. Gelas ukur.
C. Landasan Teori
Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen
menggunakan sabit atau alat mesin panen (reaper). Kegiatan perontokan ini
dapat dilakukan secara tradisional (manual) atau menggunakan mesin
perontok. Prinsip kerja threser adalah dengan memukul bagian tangkai padi
(jerami) sehingga bulir-bulir terlepas. Adapun besarnya daya threser yang
dibutuhkan dalam perontokan padi di pengaruhi oleh ukuran. Variabel-
variabel lain yang mempengaruhi seperti berat gabah, tingkat kemasakan,
kadar air dan varietas padi. Besarnya daya threser yang diperlukan dalam
proses perontokan padi dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan stuktur
jaringan pada bulir-bulir yang akan dirontokkan (Wahyudi, 2012).
Untuk mesin perontok, berdasarkan alat penggeraknya dapat dibedakan
menjadi :
1) Manual dengan pedal (pedal threser)
Thresher jenis pedal mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat
sendiri oleh petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta
mudah dijinjing ketengah lapangan/ sawah. Pada umumnya hanya
dipakai untuk merontok padi. Pedal thresher merupakan alat perontok
padi dengan konstruksi sederhana dan digerakkan menggunakan tenaga
manusia.
2) Penggerak mesin (power threser)
Merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga penggerak
mesin. Kelebihan mesin perontok ini dibandingkan dengan alat
perontok lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi
kerja lebih tinggi, mobilitas tinggi (menggunakan roda
transportasi), pengumpanan (input) jerami fleksibel dengan menutup
dan membuka pintu input. Selain itu dapat digunakan 2 metode
memasukkan tanaman padi, yaitu :
a. Metode potong pendek (Throw In), pengumpanan langsung ke
mesin perontok.
b. Metode potong panjang (Hold On), pengumpanan dipegang
dengan tangan (Purba, 2012).
Power thresher ini dapat dipakai untuk merontok biji-bijian (padi,
jagung dan kedelai) dan dilengkapi dengan pengayak sehingga biji–bijian
yang dihasilkan relatif bersih (Anonim, 2011).
D. Hasil Pengamatan
Tabel 6.1. Spesifikasi dan Bagian-bagian Thresher
"Jenis "Power Thresher "
"Merk dagang "Quick "
"Model/tipe "ER-50B "
"Negara pembuat "Indonesia "
"Mesin/motor penggerak " "
"Merk/model "Honda 5.0 "
"Tipe/nomor seri "G200 "
"Jumlah silinder "1 "
"Volume silinder "197 cc "
"HP/RPM "3/500 "
"Bahan bakar "Bensin "
"Kapasitas tangki BBM "4 liter "
"Dimensi Thresher " "
"Panjang "120 cm "
"Lebar "110 cm "
"Tinggi "135 cm "
"Berat tanpa mesin "- "
"Kapasitas teoritis "- "
"Sistem pemasukan bahan "Throw in "
"Bagian-bagian Thresher " "
" "Hopper "
" "Motor mesin "
" "Blower "
" "Outlet utama "
" "Outlet sekunder "
" "Outlet tersier "
" "Gigi perontok "
" "Drum "
" "Filter "
Tabel 6.2. Keadaan Bahan
"Jenis tanaman "Padi "
"Varietas "IR64 "
"Kadar air " "
"Gabah "23% "
"Jerami "23% "
Perhitungan
Kapasitas perontokan (Kp) =
=
= 210,98 kg/jam
Efisiensi perontokan (Ep) =
= (1 - ) x 100%
= (
=
= 98,48%
Rendemen (Tr) =
=
= 55,76%
Presentase kehilangan hasil =
=
= 2,64%
Presentase gabah rusak =
=
= 2,38%
Kemurniaan gabah =
=
= 85,71%
Presentase gabah tidak terontok =
=
= 1,51%
E. Pembahasan
Power thresher adalah mesin perontok padi dengan sumber tenaga
mesin. Padi yang dirontokkan adalah varietas IR64. Sistem pemasukan bahan
yang digunakan adalah throw in, yaitu semua bagian bahan dimasukkan ke
dalam mesin. Bagian-bagian threser, yaitu hopper, motor mesin, blower,
outlet utama (tempat keluar gabah utuh), outlet sekunder (tempat keluar
gabah hampa), outlet tersier (tempat keluar jerami), gigi perontok, drum
dan filter.
Untiuk mengoperasikan power thresher yaitu dengan menyiapkannya
terlebih dahulu bahan bakar pada tangki, dan menempatkan tempat penampung
di masing-masing tempat jatuhnya bahan dari masing-masing output. Setelah
itu, mesin dihidupkan dengan cara memutar tuas ke mode on. kemudian
sambil menyiapkan padi yang akan dirontokkan pada tempat input padi atau
tempat lubang penggilingan padi. Selanjutnya tarikan gas ditambah sesuai
dengan kecepatan perontokan yang diinginkan. Setelah padi masuk dan
rontok akibat putaran gigi paku, maka masing-masing bahan akan keluar
menurut outputnya, yaitu gabah utuh, gabah hampa, dan jerami. Dan apabila
mesin akan dimatikan, tarikan gas dikurangi terlebih dahulu. Selanjutnya
mesin dapat dimatikan dengan memutar tuas on ke arah off.
Bahan yang keluar dari masing-masing outlet kemudian diambil sampel.
Lalu, dari sampel tersebut dibagi lagi menjadi gabah utuh, gabah hampa,
gabah tidak terontok dan kotoran/sampah. Dari data tersebut didapatkan
hasil perhitungan kapasitas perontokan adalah 210,98 kg/jam, efisiensi
perontokan adalah 98,48%, rendemen adalah 55,76%, presentase kehilangan
hasil adalah 2,64%, presentase gabah rusak adalah 2,38%, kemurnian gabah
adalah 85,71% dan presentase gabah tidak terontok 1,51%.
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan diketahui bahwa threser yang
digunakan adalah jenis power thresher. Komponen dari power thresher,
yaitu hopper, motor mesin, blower, outlet utama (tempat keluar gabah
utuh), outlet sekunder (tempat keluar gabah hampa), outlet tersier
(tempat keluar jerami), gigi perontok, drum dan filter. Dari data dapat
diketahui juga kapasitas perontokkan threser adalah 201, 98 kg/jam.
Untiuk mengoperasikan power thresher yaitu dengan menyiapkannya
terlebih dahulu bahan bakar pada tangki, dan menempatkan tempat penampung
di masing-masing tempat jatuhnya bahan dari masing-masing output. Setelah
itu, mesin dihidupkan dengan cara memutar tuas ke mode on. kemudian
sambil menyiapkan padi yang akan dirontokkan pada tempat input padi atau
tempat lubang penggilingan padi. Selanjutnya tarikan gas ditambah sesuai
dengan kecepatan perontokan yang diinginkan. Setelah padi masuk dan
rontok akibat putaran gigi paku, maka masing-masing bahan akan keluar
menurut outputnya, yaitu gabah utuh, gabah hampa, dan jerami. Dan apabila
mesin akan dimatikan, tarikan gas dikurangi terlebih dahulu. Selanjutnya
mesin dapat dimatikan dengan memutar tuas on ke arah off.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. The Effect of Threshing Ttechnology (Threshers/DOS and slam)
in Improving The Production of Rice Crops in B Srikaton Village.
http://oase-harapan.blogspot.co.id/2011/06/effect-of-threshing-
technology.html (Diakses pada 26 Mei 2016 pukul 05.55 WIB).
Purba, D. 2012. Laporan Praktikum Mekanisasi.
http://mawanpurbasidadolog.blogspot.co.id/2012/06/laporan-praktikum-
mekanisasi.html (Diakses pada 26 Mei 2016 pukul 05.45 WIB).
Wahyudi, D. 2012. Alat Perontok Padi (Thresher).
http://putrablk.blogspot.co.id/2012/06/alat-perontok-padi-
thresher.html (Diakses pada 26 Mei 2016 pukul 05.30 WIB).
BAB VII
PENENTUAN PRESTASI KERJA POMPA AIR UNTUK PENGAIRAN
A. Tujuan
1. Mengetahui spesifikasi teknis dari pompa air.
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat dan fungsinya serta cara
pengoperasiannya.
3. Menentukan prestasi kerja pompa air.
B. Alat dan Mesin
1. Pompa air.
2. Roll meter.
3. Stop watch.
4. Tachometer.
5. Penampung air.
C. Landasan Teori
Pompa adalah suatu alat yang dapat menaikkan atau memindahkan fluida
cair dari suatu permukaan yang lebih rendah ke permukaan yang lebih
tinggi untuk suatu tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan
pompa irigasi merupakan pompa air yang digunakan untuk keperluan mengairi
suatu luasan lahan pertanian yang membutuhkan pengairan pada suatu
pertanaman (Sularso, 2004). Klasifikasi pompa secara umum dapat dibedakan
menjadi 2 bagian, yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump)
dan pompa kerja dinamis (non positive displacement pump).
1) Pompa pemindah positif (positive displacement pump)
Pompa jenis ini merupakan pompa dengan ruangan kerja yang secara
periodik berubah dari besar ke kecil atau sebaliknya, selama pompa
bekerja. Energi yang diberikan kepada cairan ialah energi
potensial, sehingga cairan berpindah volume per volume. Contoh
yang termasuk dalam kelompok pompa pemindah positif antara lain,
pompa torak, pompa plunger, pompa vane, pompa lobe, pompa screw
dan pompa roda gigi.
2) Pompa kerja dinamis (non positive displacement pump)
Pompa jenis ini adalah pompa dengan volume ruang yang tidak
berubah pada saat pompa bekerja. Energi yang diberikan pada cairan
adalah enersi kecepatan, sehingga cairan berpindah karena adanya
perubahan energi kecepatan yang kemudian dirubah menjadi energi
dinamis di dalam rumah pompa itu sendiri. Contoh yang termasuk
dalam kelompok pompa kerja dinamis antara lain, pompa jet, pompa
hydran, pompa elektromagnetik dan pompa sentrifugal (centrifugal
pumps).
Secara khusus yang dibahas adalah pompa sentrifugal. Salah satu
jenis pompa kerja dinamis adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya
mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial
melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Gaya sentrifugal yang
timbul karena adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan
lengkung (melingkar). Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis
yang paling banyak digunakan karena mempunyai bentuk yang sederhana dan
harga yang relatif murah.
Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan
positif adalah gerakan impeler yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan
tidak berpulsa, keandalan operasi tinggi disebabkan gerakan elemen yang
sederhana dan tidak adanya katup-katup, kemampuan untuk beroperasi pada
putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan motor listrik, motor bakar atau
turbin uap ukuran kecil sehingga hanya membutuhkan ruang yang kecil,
lebih ringan dan biaya instalasi ringan, harga murah dan biaya perawatan
murah.
D. Hasil Pengamatan
Tabel 7.1. Spesifikasi Teknis dan Bagian-bagian Pompa Air
"Jenis Pompa "Sentrifugal "
"Nama Dagang/Model "Koshin/BAG 0 "
"Negara Pembuat "Jepang "
"Diameter "50 mm 2 inch "
"Pipa tekan "60 mm 2 inch "
"Debit "370/60 "
"Tinggi "1,4 meter "
" Spesifikasi "Mesin/Motor Penggerak "
" "Pompa Sentrifugal "
"Jenis/Tipe Motor "Motor bensin/GX 110 "
"RPM "3,5 HP "
"Bagian-bagian pompa " "
" "Stuffing Box, untuk menerima "
" "kebocoran pada daerah dimana "
" "poros pompa menembus casing. "
" "Packing, untuk mencegah dan "
" "mengurangi bocoran cairan dari"
" "casing pompa melalui poros. "
" "Shaft (poros), untuk "
" "meneruskan momen puntir dari "
" "penggerak selama beroperasi "
" "dan tempat kedudukan impeller "
" "dan bagian–bagian berputar "
" "lainnya. "
" "Shaft sleeve, untuk melindungi"
" "poros dari erosi, korosi dan "
" "keausan pada stuffing box. "
" "Vane, sudu dari impeller "
" "sebagai tempat berlalunya "
" "cairan pada impeller. "
" "Casing, bagian paling luar "
" "dari pompa yang berfungsi "
" "sebagai pelindung elemen yang "
" "berputar, tempat kedudukan "
" "diffuser (guide vane), inlet "
" "dan outlet nozel serta tempat "
" "memberikan arah aliran dari "
" "impeller dan mengkonversikan "
" "energi kecepatan cairan "
" "menjadi energi dinamis (single"
" "stage). "
" "Eye of Impeller, bagian sisi "
" "masuk pada arah isap impeller."
" "Impeller, untuk mengubah "
" "energi mekanis dari pompa "
" "menjadi energi kecepatan pada "
" "cairan yang dipompakan secara "
" "kontinyu, sehingga cairan pada"
" "sisi isap secara terus menerus"
" "akan masuk mengisi kekosongan "
" "akibat perpindahan dari cairan"
" "yang masuk sebelumnya. "
" "Chasing Wear Ring, untuk "
" "memperkecil kebocoran cairan "
" "yang melewati bagian depan "
" "impeller maupun bagian "
" "belakang impeller, dengan cara"
" "memperkecil celah antara "
" "casing dengan impeller. "
" "Discharge Nozzle, untuk "
" "mengeluarkan cairan dari "
" "impeller. Di dalam nosel ini "
" "sebagian head kecepatan aliran"
" "diubah menjadi head tekanan. "
Tabel 7.2. Hasil Penghitungan Waktu Pemompaan Air Pada Masing-masing
Ketinggian
"Tinggi "Ulangan I "Ulangan II "Ulamgan III"Rerata "
"(m) "(detik) "(detik) "(detik) "(detik) "
"2 "44,89 "45,57 "46,57 "45,67 "
"3 "44,91 "45,85 "45,74 "45,5 "
"5 "45,04 "45,91 "44,84 "45,26 "
Tabel 7.3. Hasil Penghitungan Debit, BHP, WHP dan EP Pompa Sentrifugal
"Tinggi "Tinggi "Debit "BHP "WHP "EP (%) "
"Hisap "Tekan (m)"(lt/detik" " " "
"(m) " ") " " " "
"0,6 "2 "5,80 "0,201 "0,198 "98,5 "
"0,6 "3 "5,77 "0,276 "0,273 "98,9 "
"0,6 "5 "5,75 "0,429 "0,423 "98,6 "
E. Pembahasan
Pompa adalah suatu alat yang dapat menaikkan atau memindahkan fluida
cair dari suatu permukaan yang lebih rendah ke permukaan yang lebih
tinggi untuk suatu tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pompa
sentrifugal adalah salah satu jenis pompa kerja dinamis yang prinsip
kerjanya mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi
potensial melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Motor
penggerak pompa sentrifugal adalah motor bensin dengan tipe GX 110,
dengan RPM 3,5 HP.
Bagian-bagian pompa sentifugal adalah stuffing box, packing, shaft
(poros), shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller, impeller, chasing
wear ring dan discharge nozzle. Ketinggian total pemompaan adalah 2,6
meter, 3,6 meter dan 5,6 meter. Pada ketinggian 2,6 meter, debit air
mengalir 5,80 liter/detik, dengan BHP 0,201, WHP 0,198 dan efisiensi
pemompaan 98,5%. Pada ketinggian 3,6 meter, debit air mengalir 5,77
liter/detik, dengan BHP 0,276, WHP 0,273 dan efisiensi pemompaan 98,9%.
Pada ketinggian 5,6 meter, debit air mengalir 5,75 liter/detik, dengan
BHP 0,429, WHP 0,423 dan efisiensi pemompaan 98,6%
F. Kesimpulan
Motor penggerak pompa sentrifugal adalah motor bensin dengan tipe GX
110, dengan RPM 3,5 HP. Bagian-bagian pompa sentifugal adalah stuffing
box, packing, shaft (poros), shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller,
impeller, chasing wear ring dan discharge nozzle. Ketinggian total
pemompaan adalah 2,6 meter, 3,6 meter dan 5,6 meter. Pada ketinggian 2,6
meter, debit air mengalir 5,80 liter/detik, dengan BHP 0,201, WHP 0,198
dan efisiensi pemompaan 98,5%. Pada ketinggian 3,6 meter, debit air
mengalir 5,77 liter/detik, dengan BHP 0,276, WHP 0,273 dan efisiensi
pemompaan 98,9%. Pada ketinggian 5,6 meter, debit air mengalir 5,75
liter/detik, dengan BHP 0,429, WHP 0,423 dan efisiensi pemompaan 98,6%.
Daftar Pustaka
Sularso. 2014. Modul Pompa Air Irigasi. Kementerian Pertanian Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. (Diunduh pada 29 Mei 2016
pukul 10.32 WIB).