pulau sumatera, yang disetujui dan disahkan oleh 1BB tanggal !+ Agustus *! lalu, saat menggelar sidang di ne0 york amerika serikat. Berdas Berdasark arkan an peratu peraturan ran menteri menteri dalam dalam negeri negeri nomor nomor 66 tahun tahun *!! *!! tentang kode dan data 0ilayah administrasi pemerintahan kementerian dalam negeri negeri menunj menunjuk ukkan kan bah0a bah0a pada pada tahun tahun *!* *!* secara secara admini administra stratif tif 0ilay 0ilayah ah Indonesia terbagi atas )) pro2insi, $"+ kabupaten 3 kota ' )"" kabupaten dan " kota (, 6.""$ kecamatan, kecamatan, .*!6 .*!6 kelurahan kelurahan ' 1rofil Kesehatan Kesehatan Indonesia, Indonesia, *!* (. %enurut undang - undang republik indonesia nomor )6 tahun *" tentang kesehatan bah0a kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahterahan yang harus di0ujudkan sesuai dengan cita - cita bangsa indonesia
sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan undang -
undang dasar negara republik indonesia tahun !"$#, setiap kegiatan dalam upaya upaya untuk untuk memelih memelihara ara dan mening meningkat katkan kan derajat derajat keseha kesehatan tan masyar masyaraka akatt yang setinggi - tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional. 4fusi pleura merupakan penyakit menular saluran pernapasan yang kron kronis. is. %enur %enurut ut World Healt Healt Orga Organit nitati ation on ( Who Who ) 1enya 1enyakit kit ini bukan merupa merupakan kan suatu disease entity entity tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam ji0a penderita ' 5ep. Kes. I, * (.
2
pulau sumatera, yang disetujui dan disahkan oleh 1BB tanggal !+ Agustus *! lalu, saat menggelar sidang di ne0 york amerika serikat. Berdas Berdasark arkan an peratu peraturan ran menteri menteri dalam dalam negeri negeri nomor nomor 66 tahun tahun *!! *!! tentang kode dan data 0ilayah administrasi pemerintahan kementerian dalam negeri negeri menunj menunjuk ukkan kan bah0a bah0a pada pada tahun tahun *!* *!* secara secara admini administra stratif tif 0ilay 0ilayah ah Indonesia terbagi atas )) pro2insi, $"+ kabupaten 3 kota ' )"" kabupaten dan " kota (, 6.""$ kecamatan, kecamatan, .*!6 .*!6 kelurahan kelurahan ' 1rofil Kesehatan Kesehatan Indonesia, Indonesia, *!* (. %enurut undang - undang republik indonesia nomor )6 tahun *" tentang kesehatan bah0a kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahterahan yang harus di0ujudkan sesuai dengan cita - cita bangsa indonesia
sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan undang -
undang dasar negara republik indonesia tahun !"$#, setiap kegiatan dalam upaya upaya untuk untuk memelih memelihara ara dan mening meningkat katkan kan derajat derajat keseha kesehatan tan masyar masyaraka akatt yang setinggi - tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional. 4fusi pleura merupakan penyakit menular saluran pernapasan yang kron kronis. is. %enur %enurut ut World Healt Healt Orga Organit nitati ation on ( Who Who ) 1enya 1enyakit kit ini bukan merupa merupakan kan suatu disease entity entity tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam ji0a penderita ' 5ep. Kes. I, * (.
2
Secara geografis penyakit ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problem utama di negara - negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Indonesia. 7al ini disebabkan disebabkan karena faktor faktor lingkungan lingkungan dan lebih banyak banyak di sebabkan sebabkan oleh infeksi tuberkulo tuberkulosis, sis, penyakit penyakit efusi pleura dapat ditemukan ditemukan sepanja sepanjang ng tahu tahun n dan dan jarang jarang
dijum dijumpai pai secar secaraa sporadis tetapi tetapi lebih sering sering
bersifat epindemik di suatu daerah. 4fusi pleura adalah keadaan terdapat cairan dalam jumlah berlebihan didalam didalam rongga rongga pleura. pleura. 1enyebabny 1enyebabnyaa utamanya utamanya yaitu efusi pleura pleura transudate, transudate, efusi pleura eksudatif, klien efusi pleura secara khas memperlihatkan keluhan dan gejala gejala yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan kondis kondisii patolo patologis gis yang yang mendas mendasari ari yaitu yaitu sesak sesak napas, napas, nyeri nyeri pleuri pleuritik tik dada, dada, gambar gambaran an klinis klinis lain tergan tergantun tung g pada pada penyebab efusi. Komplikasi pada efusi pleura dapat meliputi kerusakan 2entilasi dan pleuritis ' Ko0alak dkk, *!) (. Sebaga Sebagaima imana na pender penderita ita penya penyakit kit yang yang lain, lain, pada pada klien klien efusi efusi pleura pleura akan mengalami suatu perubahan pada kebutuhan dasar manusia yaitu bio, psiko,
sosial dan spiritual yang akan selalu menimbulkan dampak yang
diakib diakibatk atkan an oleh oleh proses proses penyakit penyakit atau pengobat pengobatan an dan pera0a pera0atan tan..
1ada 1ada
umumnya klien dengan efusi pleura akan tampak sakit, suara nafas menurun adanya adanya nyeri pleuritik pleuritik terutama terutama pada pada akhir akhir inspirasi, inspirasi, febris, batuk dan yang yang lebih khas lagi adalah adanya sesak nafas, rasa berat pada dada dada akibat adanya adanya akumulasi cairan di ka2um pleura ' Bararah *!) 8 )+ - ) ( 1eng 1enget etah ahua uan n yang ang dala dalam m tent tentan ang g efus efusii pleu pleura ra dan dan sega segala lany nyaa merupa merupakan kan pedom pedoman an dalam dalam pember pemberian ian asuhan asuhan kepera0 kepera0ata atan n yang yang tetap. tetap.
3
5isamping pemberian obat, penerapan proses kepera0atan yang tepat memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyembuhan dan pencegahan, guna mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat efusi pleura. 1eran pera0at dalam pera0atan klien dengan efusi pleura termasuk penerapan regimen medis. 1era0at menyiapkan serta memposisikan klien untuk tindakan torakosintesis dan memeberikan dukungan sepanjang prosedur dilakukan. Karena peura yang terkena, maka akan terjadi nyeri yang hebat, oleh karenanya klien dibantu untuk mengambil posisi yang paling sesuai yang diresepkan dan sesuai yang dibutuhkan. 9ika drainase selang dada dan system water-seal yang digunakan, pera0at bertanggung ja0ab untuk pemantauan fungsi system dan mencatat jumlah drainase pada inter2al yang diharuskan. Asuhan kepera0atan yang berhubungan dengan penyebab dasar efusi pleura akan spesifik tergantung pada kondisi tersebut ' Brunner : Suddarth, ** (. Berdasarkan data dari rekam medik di rumah sakit angkatan udara dr. %. Salamun kota bandung, klien yang dira0at pada tahun *!$ periode januari sampai desember berjumlah 6#* kasus dan efusi pleura berjumlah ) kasus. Angka kejadian efusi pleura tidak termasuk dalam sepuluh besar penyakit yang ada di rumah sakit angkatan udara dr. %. Salamun. 1ada periode ;anggal ! - *" 9anuari *!# jumlah klien yang dira0at inap di rumah sakit ini sebanyak !!* orang dan pada saat pengkajian tanggal * januari *!# didapatkan penderita efusi pleura di ruang parkit rumah sakit angkatan udara dr. %. Salamun sebanyak ! orang.
4
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik memilih judul
KEPERAWATAN
PADA
Tn.“N”
DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN “EFUSI PLEURA” Dirang Parkit R!a" Sakit Angkatan U#ara #r. M. Sala!n K$ta Ban#ng Ta"n %&'(,
karena penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular
kronis yang berdampak pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia terutama gangguan pernapasan seperti sesak napas 3 gagal napas. 5alam menangani kasus ini, selain penatalaksanaan dan pengobatan oleh tim medis serta tidak kalah pentingnya yaitu pengetahuan dan pengenalan yang lebih jauh tentang penyakit efusi pleura dapat menjadi pedoman dalam memberikan asuhan kepera0atan dalam rangka mengurangi angka kejadian dari penyakit efusi pleura ini.
B. T)an Penli*an
a. ;ujuan =mum 1enulis
mampu
memberikan
asuhan
kepera0atan
secara
komprehensif yang meliputi bio, psiko, sosial, kultural dan spiritual yang didasarkan pada ilmu dan kiat kepera0atan dalam usaha membantu klien mengatasi masalahnya dengan pendekatan proses kepera0atan. b. ;ujuan Khusus =ntuk memperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan asuhan kepera0atan pada ;n. >, dengan gangguan system pernafasan 8 4fusi pleura, dengan langkah - langkah sebagai berikut 8
5
a. %ampu melakukan pengkajian, analisa data dan merumuskan diagnosa kepera0atan yang terjadi pada klien dengan gangguan sistem pernapasan efusi pleura. b. %ampu dalam merumuskan rencana asuhan kepera0atan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan efusi pleura. c. %ampu dalam pelaksanaan asuhan kepera0atan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan efusi pleura. d. %ampu dalam melakukan e2aluasi pada klien dengan gangguan sistem pernapasan efusi pleura. e. %ampu mendokumentasikan asuhan kepera0atan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan efusi pleura.
+. Met$#e Penli*an #an Teknik Peng!,lan Data 5alam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode
studi kasus yang dilakukan dengan teknik pengumpulan data, yaitu8 !. ?bser2asi Kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat panca indera yang dapat dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran. *. @a0ancara 1enulis melakukan dialog dengan klien dan keluarga, untuk mendapatkan data yang diperlukan. ). 1emeriksaan isik 1emeriksaan langsung kepada klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, yang dia0ali dengan pemeriksaan dari kepala sampai telapak kaki atau pendekatan persistem. $. Studi 5okumentasi
6
1engumpulan data, mencatat dan mengelola data pera0atan dari hasil laporan pera0at dan klien. #. 1artisipasi Aktif 5alam melakukan tindakan asuhan kepera0atan, penulis langsung bertanya kepada klien dan keluarga, sehingga ada hubungan timbal balik antara penulis dan klien. 6. Studi Kepustakaan %empelajari buku - buku ilmu kepera0atan dan sumber - sumber lainnya seperti internet yang berhubungan dengan kasus yang dihadapi untuk memperoleh kepustakaan dan pembahasaan. D. Si*te!atika Penli*an Sistematika penulisan karya tulis ini meliputi 8 BAB I PENDAHULUAN
;erdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan dan teknik pengumpulan data. BAB II
TIN-AUAN TERITIS %engenai teori dan konsep dasar efusi pleura yang meliputi
pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan laboratorium, tindakan medis dan dampak efusi pleura terhadap sistem tubuh, manajemen umum medik dan konsep asuhan kepera0atan pada klien dengan efusi pleura
yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa kepera0atan, perencanaan, pelaksanaan
BAB III
sampai e2aluasi. TIN-AUAN KASUS DAN PEMBAHASAN ;erdiri dari laporan tentang pelaksanaan asuhan kepera0atan kepada ;n. <> dengan diagnosa efusi pleura melalui pengkajian, perencanaan, implementasi dan e2aluasi. %embahas kesenjangan
7
yang didapat serta alternatif pemecahan masalah dalam melakukan
BAB I/
asuhan kepera0atan. PENUTUP ;erdiri dari kesimpulan pada pengkajian, diagnosa kepera0atan, perencanaan, pelaksanaan, e2aluasi dan rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II
TIN-AUAN TERITIS
A. KNSEP DASAR SISTEM PERNAPASAN '. Anat$!i Si*te! Perna,a*an
Sistem pernapasan terbagi menjadi *, yaitu traktus respiratorius bagian atas dan traktus respiratorius bagian ba0ah. ;raktus respiratorius bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring. Sementara struktur yang
8
membentuk bagian dari traktus respiratorius bagian ba0ah adalah trakea, bronkus, rongga toraks, paru - paru, al2eoli, pleura, otot - otot pernapasan ' %uttaCin, * 8 $ (. Berikut ini adalah gambar anatomi saluran pernapasan Ga!0ar %.' Anatomi sistem pernapasan
Sumber : ( Muttaqin. !!" : # ).$angguan Sistem %ernapasan
a. Anatomi Saluran 1ernapasan Bagian Atas Ga!0ar %.% Saluran 1ernapasan Atas
9
Sumber : ( Somantri. !!& : ' ).$angguan sistem %ernapasan 'a( 7idung >ares anterior adalah saluran - saluran didalam lubang hidung. Saluran - saluran itu bermuara ke dalam bagian yang di kenal sebagai 2estibulum ' rongga ( hidung. Destibulum ini di lapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. /apisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang di tutupi bulu kasar. Kelenjar - kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung, rongga hidung di lapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. 5aerah penafasan di lapisi epitelium silinder dan sel epitel berambut yang mengandung sel cangkir atau sel lendir. Sekresi sel itu membuat permukaan nares basah dan berlendir. 5i atas septum nasalis dan konka, selaput lendir ini paling tebal, yang di uraikan di ba0ah. ;iga tulang kerang ' konka ( yang di selaputi epitalium pernapasan yang menjorok dari dinding lateral hidung ke dalam rongga, sangat memperbesar permukaan selaput lendir tersebut. Se0aktu udara melalui hidung, udara di saring oleh bulu - bulu yang terdapat di dalam 2estibulum. Karena kontak dengan
10
permukaan lendir yang di laluinya udara menjadi hangat dan karena penguapan air dari permukaan selaput lendir udara menjadi lembab. 7idung merupakan pintu masuk pertama udara yang kita hirup. =dara masuk dan keluar sistem pernapasan melalui hidung, yang terbentuk dari dua tulang hidung dan beberapa kartilago. ;erdapat dua pintu pada dasar hidung - nostril ' lubang hidung ( atau nares eksternal yang dipisahkan oleh septum nasal dibagian tengahnya ' 1earce, *! 8 *## (. %enurut Somantri *" 8 $, ungsi hidung secar a umum adalah sebagai berikut 8 !( Sebagai jalan nafas *( Sebagai pengatur udara )( Sebagai pengatur kelembaban udara $( Sebagai pengatur suhu #( Sebagai pelindung dan penyaring udara 6( Sebagai indra pencium +( Sebagai resonator suara 'b( aring aring, tenggorokan ' tekak ( adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai ke persambungannya dengan usofagus pada ketinggian tulang ra0an krikoid terletak di posterior rongga nasal dan oral dan dianterior 2ertebra ser2ikalis. Secara deskriptif faring dibagi menjadi ) ' tiga ( sekmen lanjutanE belakang hidung
11
' nasofaring (, di belakang mulut ' orofaring ( dan di belakang laring ' faring - laringeal (,' 1earce, *! 8 *#+ (. %enurut Irman Somantri *" 8 6, aring berdasarkan letaknya terbagi menjadi tiga yaitu 8 '!( >asofaring letaknya superior ' atas ( '*( ?rofaring letaknya posterior ' depan ( ')( /aringo faring letaknya inferior ' ba0ah ( 'c( /aring /aring biasa disebut dengan 2oice boF. 5ibentuk oleh struktur epitelium - lined yang berhubungan dengan faring ' atas ( dan trakea ' ba0ah (. /okasinya berada dianterior tulang 2ertebra ke - $ dan ke 6, bagian atas dari esophagus berada di posterior laring. ungsi utama dari laring adalah untuk 2ocaliGation, selain itu juga berfungsi sebagai proteksi jalan nafas ba0ah dari benda asing dan memfasilitasi batuk. /aring terdiri dari epiglotis, glotis, tiroid kartilago, krikoid kartilago, arytenoid kartilago, pita suara ' Somantri, *" 8 # (. b. Anatomi Saluran 1ernapasan Bagian Ba0ah. Ga!0ar 1 %.2 Saluran 1ernapasan ba0ah
12
Sumber : ( Somantri. !!& : " ). $angguan Sistem %ernapasan !( ;rakea ;rakea adalah sebuah tabung yang berdiameter *,# cm dengan panjang !! cm. ;rakea terletak setelah laring dan memanjang ke ba0ah setara dengan 2ertebra torakalis ke - #. =jung trakea bagian ba0ah bercabang menjadi dua bronkus ' bronki ( kanan dan kiri. 1ercabangan bronkus kanan dan kiri dikenal sebagai karina ' carina (. ;rakea tersusun atas !6 - * kartilago hialin berbentuk huruf < H < yang melekat pada dinding trakea dan berfungsi untuk melindungi jalan udara ' %uttaCin, * 8 + (
*( Bronkus Bronkhus merupakan tuba yang mengalirkan udara kedalam dan keluar dari paru - paru. Bronkus mempunyai struktur serupa dengan trakea. Bronkus kiri dan kanan tidak simetris. Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan arahnya hampir 2ertical dengan trakea, Sebaliknya bronchus kiri lebih panjang, lebih sempit, dan sudutnya pun lebih runcing. Bentuk anatomi yang khusus ini memiliki implikasi klinis tersendiri seperti jika ada benda yang terinhalasi, maka benda itu
13
lebih memungkinkan berada di bronkus kanan dibandingkan dengan bronkus kiri karena arah dan lebarnya ' %uttaCin, * 8 + ( )( ongga ;oraks angka dada yang terdiri atas tulang dan tulang ra0an. Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru - paru beserta pembungkus pleuranya, pleura ini membungkus setiap belah dan membentuk batas lateral pada mediastinum ' ruang didalam rongga dada antara kedua paru - paru ( ' 1earce, *! 8 *6 (. $( 1aru - 1aru 1aru merupakan organ elastis, berbentuk kerucut dan terletak dalam rongga thoraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar.
1aru kanan lebih besar dari paru kiri. Selain itu, paru juga dibagi menjadi lima lobus, tiga lobus pada paru kanan dan dua lobus pada paru kiri. /obus - lobus tersebut dibagi menjadi beberapa segmen, yaitu ! segmen pada paru kanan, " segmen pada paru kiri, proses patologis seperti atelektasis dan pneumoni sering kali terbatas pada satu lobus atau suatu segmen saja ' %uttaCin, * 8 !) (. #( Al2eoli 1arenkim paru merupakan area kerja dari jaringan paru , dimana pada daerah tersebut mengandung berjuta - juta unit al2eolar. Al2eolar bentuknya sangat kecil, al2eoli merupakan kantong udara pada akhir bronkiolus respirtatorius yang memungkinkan terjadinya
14
pertukaran oksigen dan karbondioksida. Seluruh unit al2eolar ' Gona respirasi ( terdiri atas bronkiolus respiratorius, duktus al2eolar dan kantong al2eoli ' al2eoli sacs (. ungsi utama al2eolar
adalah
pertukaran oksigen dan karbondioksida diantara kapiler pulmonare dan al2eoli ' Somantri, *" 8 + (. 6( 1leura 5ari segi anatomi, permukaan rongga pleura berbatasan dengan paru sehingga cairan pleura mudah bergerak dari satu rongga ke rongga lainnya. 5alam keadaan normal seharusnya tidak ada rongga kosong diantara kedua pleura, karena biasanya hanya terdapat sekitar # - !# mililiter cairan yang merupakan lapisan tipis serosa yang selalu bergerak secara teratur. Setiap saat jumlah cairan dalam rongga pleura bisa menjadi lebih dari cukup untuk memisahkan kedua pleura. 9ika terjadi, maka kelebihan tersebut akan dipompa keluar oleh pembuluh limfatik ' yang membuka secara langsung ( dari rongga pleura ke mediastinum. 1ermukaan superior diafragma dan permukaan lateral pleura parietalis memerlukan keseimbangan antara produksi cairan pleura oleh pleura parietalis dan absorbsi oleh pleura 2iseralis. ?leh karena itu, rongga pleura disebut sebagai ruang potensial, karena ruang ini normalnya begitu sempit sehingga bukan merupakan ruang fisik yang jelas ' %uttaCin, * 8 !*6 (. 1leura merupakan kantung tertutup yang terbuat dari membran serosa ' masing - masing untuk setiap paru ( yang didalamnya mengandung cairan serosa. Bagian pleura yang melekat kuat pada paru
15
disebut pleura 2iseralis dan lapisan paru yang membatasi rongga thoraks disebut pleura parietalis. ' %uttaCin, * 8 !$ ( ;ekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfer. 1erbedaan tekanan ini berguna untuk mencagah terjadinya kolaps paru ' %uttaCin, * 8 !# (. +( ?tot - ?tot 1ernapasan ?tot - otot pernapasan merupakan sumber kekuatan untuk menghembuskan udara. 5iafragma ' dibantu oleh otot - otot yang dapat mengangkat tulang rusuk dan tulang dada ( merupakan otot utama yang ikut berperan meningkatan 2olume paru. Saat inspirasai, otot sternokleidomastoideus, otot skalenes, otot pektoralis minor, otot serratus anterior dan otot interkostalis sebelah luar mengalami kontaraksi sehingga menekan diafragma ke ba0ah dan mengangkat rongga dada untuk membantu udara masuk ke dalam paru. 1ada fase ekspirasi, otot - otot trans2ersal dada, otot interkostalis sebelah dalam dan otot abdominal mengalami kontraksi, sehingga mengangkat diafragma dan menarik rongga dada untuk mengeluarkan udara dari paru ' %uttaCin, * 8 !# - !6 (. ( 7ystologi Sistem 1ernapasan %erupakan kombinasi antara sel epitel dan lamina propria dan biasa disebut dengan mukosa respirasi. %ukosa ini berada pada Gona konduksi saluran pernapasan dan kaya akan pembuluh darah yang dapat menghangatkan udara seketika saat udara itu dihirup oleh hidung. !( Sel 4pitel Secara umum saluran pernapasan yang dimulai dari rongga hidung hingga percabangan bronkial dilapisi oleh sel epitel batangbersilia dan berlapis semu. 5alam sel epitel tersebut
16
terdapat sel goblet yang memproduksi dan mengsekrsikan mucus ' lendir (. 9enis sel epitel yang berbeda ditemukan pada epitel faring.perbedaan jenis epitel ini terkait dengan peran laring sebagai penghubung antara rongga mulut dan rongga hidung. *( /amina 1ropria /amina propria merupakan lapisan jaringan konektif yang terletak diantara sel epitel dengan kartilago. Biasanya terdiri dari atas sekumpulan serat otot polos yang tersebar diba0ah sel epitel. 5ibeberapa bagian tertentu lamina propria mengalami modifikasi menjadi bentuk seperti pipa tebal yang mengelilingi lumen, lamina propria juga kaya akan pembuluh darah arteri,2ena dan kapiler lainnya yang memba0a Gat giGi dan air menuju ke sel sekretori. /amina propria pada nasal konka juga mengandung banyak pembuluh darah 2ena, banyaknya pembuluh darah 2ena membuat udara yang masuk melalui rongga hidung dapat dengan segera dihangatkan dan dilembabkan ' %utaCCin, * 8 * - ) ( %. Fi*i$l$gi Si*te! Perna,a*an
ungsi
paru
-
paru
ialah
pertukaran
gas
oksigen
dan
karbondioksida. 1ada pernapasan melalui paru - paru atau pernapasan eksterna, oksigen di pungut melalui hidung dan mulut pada 0aktu bernafas oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke al2eoli dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. 7anya satu lapis membran yaitu membran al2eoli - kapiler, yang memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membran ini dan
17
dipungut oleh hemoklobin sel darah merah dan diba0ah kejantung. 5ari sini dipompa didalam arteri kesemua bagian tubuh. 5arah meninggalkan paru - paru pada tekanan oksigen ! mm7g dan pada tingkat ini hemoklobinnya "# persen jenuh oksigen. 5idalam paru - paru, karbondioksida salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membrane al2eolar - kapiler, dari kapiler darah ke al2eoli dan setelah melalui pipa bronkial ke trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut. %enutut 1earce *! 8 *6#, Ada $ ' empat ( proses yang berhubungan dengan pernapasan paru - paru, yaitu 8 a. Dentilasi pulmoner, yaitu gerak pernapasan yang menukar udara dalam al2eoli dengan udara luar. b. Arus darah melalui paru - paru. c. 5istribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh. d. 5ifusi gas yang menembusi membran pemisah al2eoli dan kalpiler. Karbondioksida ' H? * ( lebih mudah berdifusi dari pada oksigen ' ? * ( Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat karbondioksida dan oksigen. 1ada 0aktu gerak badan lebih banyak darah datang di paru - paru memba0a terlalu banyak karbondioksida dan terlampau sedikit oksigen, karbondioksida itu tidak dapat di keluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah, hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. 1enambahan
18
2entilasi ini mengeluarkan karbondioksida dan memungut lebih banyak oksigen. 2. Mekani*!e Pengatran Si*te! Perna,a*an
%ekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan dua faktor utama yaitu kimia0i dan pengendalian oleh saraf. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernapasan yang terletak didalam medula oblongata dan kalau dirangsang pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan saraf spinalis ke otot pernapasan
yaitu otot diafragma
dan otot
interkostalis. a. 1engendalian oleh saraf 1usat pernapasan ialah suatu pusat otomatik didalam medulla oblongata
yang mengeluarkan implus eferen ke otot pernapasan
memlalui beberapa radiks saraf ser2ikalis impuls ini diantarkan oleh diafragma oleh saraf frenikus. 5ibagian yang lebih rendah pada sumsum belakang, impulsnya berjalan dari daerah toraks melalui saraf interkostalis
untuk
merangsang
otot
interkotalis.
Impuls
ini
menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostalis yang berkecepatan kira - kira lima belas setiap menit. Impuls
aferen
yang
dirangsang
pemekaran
gelembung
udara
diantarkan saraf 2agus ke pusat pernapasan di dalam medula. b. 1engendalian Secara Kimia0i aktor kimia0i ini adalah factor utama dalam pengendalain dan pengaturan frekuensi, kecepatan dan kedalaman gerakan pernapasan.
19
1usat pernapasan di dalam sumsum sangat peka pada reaksi 8 kadar alkali darah harus dipertahankan. Karbon dioksida adalah produk asam dari metabolisme dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan. Kedua pengendalian , baik melalui saraf maupun secara kimia0i , adalah penting. ;anpa salah satunya orang tidak dapat bernapas terus ' 1earce, *! 8 *6+ - *6 (.
B. KNSEP DASAR PEN3AKIT EFUSI PLEURA '. Pengertian E4*i Plera
Ada beberapa pengertian mengenai efusi pleura, yaitu sebagai berikut 8 a. 4fusi pleura dapat terjadi akibat penyakit atau suatu trauma seperti infeksi, gagal jantung kongestif, neoplasma, tromboemboli defek kardio2askular dan reaksi imunologis ' Bararah, *!) 8 *** (. b. 4fusi pleura adalah adanya cairan dalam rongga pleura yang disebabkan oleh beberapa macam penyakit ' %ur0ani, *!! 8! (. c. 4fusi pleura adalah suatu keadaan ketika rongga pleura dipenuhi oleh cairan 3 terjadi penumpukan cairan dalam rongga pleura ' Somantri, *" 8 !6 (. d. 4fusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidak seimbangan antara produksi dan absorbsi di kapiler dan pleura 2iseralis ' %uttaCin, * 8 !*6 (.
20
e. 4fusi pleura adalah cairan didalam rongga pleura, dapat disebabkan oleh penyakit pleura atau penyakit sistemik ' 7ayes, !""+ 8 !+ (. %. Eti$l$gi
Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan pleura terbagi lagi menjadi transudat, eksudat dan hemoragi 8 a. ;ransudat yaitu dapat disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif ' gagal jantung kiri (, sindrom nefrotik, asites ' oleh karena sirosis hepatis (, sindrom 2ena ka2a superior, tumor dan sindrom %eigs. b. 4ksudat yaitu dapat disebabkan oleh infeksi ;B paru, 1neumoni, tumor, infark paru, radiasi dan penyakit kolagen c. 7emoragi yaitu dapat disebabkan oleh adanya tumor, trauma, infark paru dan tuberculosis %enurut %uttaCin * 8 !*6, berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, dibagi menjadi 8 a. =nilateral ;idak mempunyai kaitan yang spesifik dengan penyakit penyebabnya. b. Bilateral 5itemukan pada penyakit kegagalan jantung kongestif, sindrom nefrotik, lupus eritematosus sistemis, asites, infark paru, tumor dan tuberculosis.
21
2. Mani4e*ta*i Klini*
%enurut %ur0ani, *!! 8 !, manifestasi klinis yang muncul yaitu 8 a. ;imbulnya cairan dimulai dengan adanya rasa sakit karena adanya gesekan antara pleura. b. Kemudian rasa sakit berkurang jika cairan bertambah banyak. c. 5ipsnu bila cairan bertambah banyak. d. Batuk - batuk. e. Keluar mukus 3 lendir. f. Keluar keringat pada malam hari. g. Krepitasi pada dada ' suara cairan di rongga dada ( h. Sukar tidur pada bagian yang sakit 1emeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah ' raba dan 2ocal (, pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung ' &aris 4llis 5amoiseu (. 5i dapati segitiga &arland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian atas garis 4llis 5amoiseu. Segitiga &rocco - ochfusG, yaitu daerah pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati 2esikuler melemah dengan ronki.' 1ada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura (. ' 1adila, *!* 8 !* (
22
5. Pat$4i*i$l$gi
5idalam rongga pleura terdapat # - !# mili liter cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura parietalis dan pleura 2iseralis. Hairan ini di hasilkan oleh kapiler pleura parietalis, karena adanya tekanan hidrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis. Sebagian cairan ini diserab kembali oleh kapiler paru dan pleura 2iseralis, sebagian kecil lainnya ' ! - *J ( mengalir kedalam pembuluh limfe sehingga pasase cairan disini mencapai ! liter seharinya. ;erkumpulnya cairan di rongga pleura disebut efusi pleura, ini terjadi bila keseimbangan produksi dan absorbsi terganggu misalnya pada hyperemia akibat inflamasi, perubahan tekanan osmotic ' hipoalbuminemia (, peningkatan tekanan 2ena ' gagal jantung (. Atas dasar kejadiannya efusi dapat dibedakan atas transudat dan eksudat pleura. ;ransudat misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan 2ena disertai peningkatan tekanan hidrostatik dan sirosis hepatik karena tekanan osmotik koloid yang menurun. 4ksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi. Hairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat jenisnya tinggi '
) g 3 l (. Hairan ini juga
mengandung banyak sel darah putih, sebaliknya transudat kadar proteinya rendah ' L ) g 3 l ( sekali atau nihil sehingga berat jenisnya rendah ' 1adila, *!* 8 !*! ( %enurut %uttaCin * 8 !*+, 4fusi pleura berarti terjadi penumpukan sejumlah besar cairan bebas dalam ka2um pleura. 1roses
23
akumulasi cairan di rongga pleura terjadi akibat beberapa proses yang meliputi 8 a. 1enghambatan drainase limfatik dari rongga pleura b. &agal jantung yang menyebabkan tekanan kapiler paru dan tekanan perifer menjadi sangat tinggi sehingga menimbulkan transudasi cairan yang berlebihan ke dalam rongga pleura. c. %enurunnya tekanan osmotik koloid plasma, juga memungkinkan terjadinya transudasi cairan yang berlebihan d. Adanya proses infeksi atau setiap penyebab peradangan apapun pada permukaan pleura dari rongga pleura, dapat menyebabkan pecahnya membran kapiler dan memungkinkan pengaliran protein plasma dan cairan ke dalam rongga secara cepat. Ga!0ar %.5 E4*i Plera
Sumber 8 ' 000.Fa-de0ie.blogspot.com ( tanggal $ - ) - *!#
24
Ta0el %.' Pat$4i*i$l$gi E4*i Plera 6ang !engara" ,a#a ter)a#in6a !a*ala" ke,era7atan ;B 1aru 1neumoni
&agal 9antung Kiri &agal &injal3&agal ungsi 7ati
Atelektasis 7ipoalbuminemia Inflamasi
1eningkatan ;ekanan 7idrostatik di 1embuluh darah
Karsinoma %ediastinum Karsinoma 1aru
1eningkatan 1ermeabilitas Kapiler paru
Ketidakseimbangan 9umlah produksi cairan dengan absorbsi yang bisa dilakukan pleura 2iseralis
;ekanan ?smotik Koloid %enurun
8 ;ekanan >egatif Intrapleura 1enuingkatan 1ermeabilitas Kapiler
Akumuliasi31enimbunan cairan di ka2um pleura
&anngguan Dentilasi31engembangan 1aru ;idak ?ptimal3&angguan 5ifusi,5istribusi dan ;ransportasi ?ksigen
Sistem 1ernapasan
Sistem Saraf 1usat
1a?* %enurun 1H?* %eningkat Sesak >afas 1eningkatan 1roduksi Secret 1enurunan Imunitas
1enurunan Suplai ?ksigen ke ?tak
1ola >afas ;idak 4fektif 9alan >afas ;idak 4fektif esiko ;erpapar Infeksi
7ipoksia Serebral
1using 5isorientasi
Sistem 1encernaan
Sistem %usculoskletal
espon 1sikososial
4fek 7ipo2entilasi
1e0nurunan Suplai ?ksigen Ke 9aringan
Sesak >afas ;indakasn In2asif
1eningkatan %etabolisme Anaerob
Koping ;idak 4fektif
1eningkatan 1roduksi Asam /aktate
Kecemasan
1roduksi Asam lambung %eningkat 1eristaltik %enurun
%ual,>yeri /ambung Konstipasi
esiko &angguan 1erfusi Serebral Ketidak Seimbangan >utrisi >yeri /ambung &angguan 4liminasi
Kelemahan isik =mum
Intoleransi Akti2itas
Sumber 8 %uttaCin, * 8!*+
25
(. Pe!erik*aan Penn)ang
%enurut 1adila *!* 8 !*! - !**, Ada # ' lima ( macam pemeriksaan penunjang, yaitu 8 a. 1emeriksaan radiologik ' rontgen dada (, pada permulaan didapati menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih ) mililiter, akan tampak cairan dengan permukaan melengkung. %ungkin terdapat pergeseran di mediastinum. b. =ltrasonografi c. ;orakosentesis 3 pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, 0arna, biakan tampilan, sitologi, berat jenis. 1ungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke - , didapati cairan yang mungkin serosa ' serotorak (, berdarah ' hemotoraks (, pus ' piotoraks ( atau kilus ' kilotoraks (. Bila cairan serosa mungkin berupa transudat ' hasil bendungan ( atau eksudat ' hasil radang (. d. Hairan pleura dianalisis dengan kultur bakteri, pe0arnaan gram, basil tahan asam ' untuk tuberculosis (, hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimia0i ' glukosa, amylase, laktat dehidrogenase ' /57 (, protein(, analisis sitologi untuk sel - sel malignan dan p7. e. Biopsi pleura mungkin juga dilakukan 9. K$!,lika*i
Ada beberapa komplikasi dari efusi pleura yaitu 8 a. %enurut Ko0alak, @elsh, %ayer, *!) 8 *#!, yaitu kerusakan 2entilasi dan pleuritis.
26
b. %enurut ani, Soegondo, >aGir ' Soegondo dkk, * (, yaitu efusi pleura berulang, efusi pleura terlokalisir, empyema dan gagal napas. :. Penatalak*anaan Me#i*
%enurut 1adila *!* 8 !** - !*), Ada ) ' tiga ( cara penatalaksanaan medis efusi pleura meliputi 8 a. ;ujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk mencegah penumpukan kembali cairan dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta dipsneu. 1engobatan spesifik ditujukan pada penyebab dasar ' gagal jantung kongestif, pneumonia, sirosis (. b. ;orakosentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan spesimen guna keperluan analisis dan untuk menghilangkan dipsneu. c. Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa hari atau minggu, torakosentesis berulang mengakibatkan nyeri, penipisan protein dan elektrolit serta kadang pneumothoraks. 5alam keadaan ini kadang diatasi dengan pemasangan selang dada dengan drainase yang dihubungkan ke sistem drainase 0ater - seal atau pengisapan untuk menge2aluasi ruang
pleura dan pengembangan
paru. d. Agen yang secara kimia0i mengiritasi, seperti tetrasiklin dimasukkan kedalam ruang pleura untuk mengobliterasi ruang pleura dan mencegah akumulasi cairan lebih lanjut. e. 1engobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding dada, bedah plerektomi dan terapi diuretik.
27
9. Da!,ak Ma*ala" Ter"a#a, In#i;i# #an Kelarga
a. 5ampak masalah terhadap indi2idu Sebagaimana penderita penyakit yang lain, pada klien efusi pleura akan mengalami suatu perubahan baik bio, psiko, sosial dan spiritual yang akan selalu menimbulkan dampak yang diakibatkan oleh proses penyakit atau pengobatan dan pera0atan. 1ada umumnya Klien dengan efusi pleura akan tampak sakit, suara nafas menurun adanya nyeri pleuritik terutama pada akhir inspirasi, febris, batuk dan yang lebih khas lagi adalah adanya sesak nafas, rasa berat pada dada akibat adanya akumulasi cairan di ka2um pleura. b. 5ampak masalah terhadap keluarga %enurut Bararah *!) 8 )+ - ), 1ada umumnya keluarga klien akan merasa dituntut untuk selalu menjaga dan memenuhi kebutuhan klien. Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit sehingga keluarga klien akan memberi perhatian yang lebih pada klien. Keluarga menjadi cemas dengan keadaan klien karena mungkin sebagai orang a0am keluarga klien kurang mengerti dengan kondisi klien dan tentang bagaimana pera0atannya. /amanya
pera0atan
klien
banyaknya
biaya
pengobatan
merupakan masalah bagi klien dan keluarganya terlebih untuk keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah. Secara langsung peran klien sesuai statusnya pun akan mengalami perubahan bahkan gangguan selama klien dira0at di rumah sakit.
28
10. Water Seal Drainase ( WSD )
a. 1engertian @S5 adalah suatu unit yang bekerja sebagai drain untuk mengeluarkan udara dan cairan melalui selang dada ' 1adila, *!* 8 !*) ( b. Indikasi !( 1neumothoraks karena ruptur bleb dan luka tusuk tembus *( 7emothoraks karena robekan pleura, kelebihan anti koagulan, paska bedah toraks )( ;orakotomi $( 4fusi pleura #( 4mpiema karena penyakit paru serius dan kondisi inflamasi c. ;ujuan 1emasangan !( =ntuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga pleura *( =ntuk mengembalikan tekanan negati2e pada rongga pleura )( =ntuk mengembangkan kembali paru yang kolap dan kolap sebagian $( =ntuk mencegah refluF drainase kembali ke dalam rongga dada. d. ;empat pemasangan !( Apikal 'a( /etak selang pada interkosta III mid kla2ikula 'b( 5imasukkan secara antero lateral 'c( ungsi untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura
29
*( Basal 'a(
/etak selang pada interkostal D - DI atau interkostal DIII - IM mid aksiller
'b( ungsi 8 =ntuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura e. 9enis WS ( water seal drainase ) !( Sistem satu botol Sistem drainase ini paling sederhana dan sering digunakan pada klien dengan simple pneumotoraks *( Sistem dua botol 1ada sistem ini, botol pertama mengumpulkan cairan 3 drainase dan botol kedua adalah botol water seal . )( Sistem tiga botol Sistem tiga botol, botol penghisap control ditambahkan ke sistem dua botol. Sistem tiga botol ini paling aman untuk mengatur jumlah penghisapan.' 1adila, *!* 8 !*) - !*$ (
+. K$n*e, Da*ar A*"an Ke,era7atan Pa#a Klien Dengan E4*i Plera
Asuhan kepera0atan adalah faktor
penting dalam kelangsungan
hidup klien dan aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitati2e dan pre2entif pera0atan kesehatannya. =ntuk sampai pada hal ini, profesi kepera0atan telah mengidentifikasi proses pemecahan masalah yang menggabungkan elemen yang paling diinginkan dari seni kepera0atan dengan elemen yang paling rele2an dari sistem teori, dengan menggunakan metode ilmiah
30
Kajian selama bertahun - tahun, penggunaan dan perbaikan telah mengarahkan pera0at pada pengembangan proses kepera0atan menjadi # ' lima ( langkah yaitu pengkajian, diagnosa kepera0atan, perencanaan, pelaksanaan dan e2aluasi ' Bararah, *!) 8 " (. '. Pengka)ian
1engkajian merupakan tahap a0al dan dasar utama dari proses kepera0atan. ;ahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. 5ata yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, social dan spiritual. 1ada dasarnya tujuan pengkajian adalah pengumpulan data objektif dan subjektif dari klien ' Somantri, *" 8 !" (. a. Biodata Sesuai dengan etiologi penyebabnya, efusi pleura dapat timbul pada seluruh usia. Status ekonomi ' tempat tinggal ( sangat berperan terhadap timbulnya penyakit ini terutama yang di dahului oleh tuberculosis paru. Klien dengan tuberculosis paru sering ditemukan di daerah padat penduduk dengan kondisi sanitasi kurang. !( Identitas Klien Biodata klien mencakup nama, usia, jenis klamin, pendidikan, status perka0inan, suku 3 bangsa, agama, tanggal masuk rumah sakit, nomor rekam medik, tanggal pengkajian, diagnosa medis dan alamat.
31
*( Identitas 1enanggung 9a0ab Biodata penanggung ja0ab meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, hubungan dengan klien dan alamat. b. i0ayat Kesehatan !( Keluhan =tama Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong klien mencari pertolongan atau berobat kerumah sakit, biasaanya pada klien dengan efusi pleura di dapatkan keluhan berupa sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritis akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokalisasi terutama pada saat batuk dan bernapas serta batuk nonproduktif ' %uttaCin, * 8 !* ( *( i0ayat Kesehatan Sekarang %erupakan sumber data yang subjektif tentang status kesehatan klien yang memberikan gambaran tentang masalah kesehatan aktual maupun potensial. i0ayat merupakan penuntun pengkajian fisik yang berkaitan informasi tentang keadaan fisiologis, psikologis, budaya dan psikososial untuk membantu klien dalam mengutarakan masalah - masalah atau keluhan secara lengkap, maka pera0at dianjurkan menggunakan analisa simptom 1NS;, yaitu 8 (a) %rookati* atau %aliati* Apakah yang dapat memperberat 3 memperingan kondisi klien. 1ada klien dengan efusi pleura apakah ada peristi0a
32
yang menjadi faktor penyebab sesak napas, apakah sesak napas berkurang apabila beristirahat. (b) +ualitati* atau ,uantitati* Seberapa berat apa yang dirasakan klien atau seperti apa rasa sesak napas yang dirasakan atau digambarkan klien, apakah rasa sesaknya seperti tercekik atau susah dalam melakukan inspirasi atau kesulitan dalam mencari posisi yang enak dalam melakukan pernapasan () egion atau /rea adiasi 1ada daerah mana yang dirasakan klien atau di mana rasa berat dalam melakukan pernapasan. (d) Seerity atau Skala Seberapa jauh rasa sesak yang dirasakan klien (e) 0iming Berapa lama rasa sesak berlangsung, kapan, bertambah buruk pada malam hari atau siang hari, apakah gejala timbul mendadak, perlahan - lahan atau seketika itu juga, apakah timbul gejala secara terus - menerus atau hilang timbul ' intermitten (, apa yang sedang dilakukan klien saat gejala timbul, lama timbulnya ' durasi (, kapan gejala tersebut pertama kali timbul ' onset (. Klien dengan efusi pleura biasanya akan di a0ali dengan adanya keluhan seperti batuk, sesak napas, nyeri pleuritis, rasa berat
33
pada dada dan berat badan menurun. 1erlu juga ditanyakan sejak kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan - keluhan tersebut ' %uttaCin, * 8 !* (. )( i0ayat Kesehatan 5ahulu 1erlu ditanyakan pula apakah klien pernah menderita penyakit seperti ;B paru, pneumoni, gagal jantung, trauma, asites, dan sebagainya.
7al ini perlu diketahui untuk melihat ada tidaknya
kemungkinan faktor predisposisi ' %uttaCin, * 8 !* (. $( i0ayat Kesehatan Keluarga 1erlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit - penyakit yang mungkin dapat menyebabkan efusi pleura seperti kanker paru, asma, ;B paru dan lain sebagainya ' %uttaCin, * 8 !* (. c. 1emeriksaan isik 1emeriksaan fisik meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda 2ital, berat badan, dan nilai $1S ' $lassgow 1oma Salle ). Keadaan fisik secara keseluruhan dari semua sistem organ tubuh, pada klien dengan 4fusi pleura dilakukan pemeriksaan fisik sebagai berikut 8 !(
Keadaan =mum dan ;anda - tanda Dital Keadaan umum pada klien dengan 4fusi pleura dapat dilakukan secara selintas pandang dengan menilai keadaaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu, perlu di nilai secara umum tentang
34
kesadaran klien yang terdiri atas compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporokoma, atau koma. 7asil pemeriksaan tanda - tanda 2ital pada klien dengan efusi pleura biasanya didapatkan peningkatan suhu tubuh secara signifikan, frekuensi napas meningkat apabila disertai sesak napas, denyut nadi biasanya meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan, dan tekanan darah biasanya sesuai dengan adanya penyulit seperti hipertensi. *(
Sistem 1ernapasan 1emeriksaan fisik pada klien dengan efusi pleura merupakan pemeriksaan fokus yang terdiri atas inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. 'a( Inspeksi Bentuk dada dan pergerakan pernapasan. Sekilas pandang klien dengan efusi pleura biasanya tampak kurus sehingga terlihat adanya penurunan proporsi diameter bentuk dada antero - posterior dibandingkan proporsi diameter lateral. Apabila ada penyulit dari efusi pleura, maka terlihat adanya ketidaksimetrian rongga dada, pelebaran interostalis spae ' 21S ( pada sisi yang sakit. 4fusi pleura yang disertai atelektasis paru membuat bentuk dada menjadi tidak simetris,
yang
membuat
penderitanya
mengalami
penyempitan interostalis spae ' 21S ( pada sisi yang sakit.
35
1ada klien dengan efusi pleura minimal dan tanpa komplikasi, biasanya gerakan pernapasan tidak mengalami perubahan. %eskipun demikian, jika terdapat komplikasi yang melibatkan kerusakan luas pada parenkim paru biasanya klien akan terlihat mengalami sesak napas, peningkatan frekuensi napas, dan menggunakan otot bantu napas. 'b( 1alpasi &erakan dinding thoraks anterior 3 ekskrusi pernapasan. 4fusi pleura tanpa komplikasi pada saat dilakukan palpasi, gerakan dada saat bernapas biasanya normal seimbang antara bagian kanan dan kiri. Adanya penurunan gerakan dinding pernapasan biasanya ditemukan pada klien efusi pleura dengan kerusakan parenkim paru yang luas. 1ada getaran suara ' *remitus oal (, getaran yang terasa ketika pera0at meletakkan tangannya di dada klien saat klien berbicara adalah bunyi yang dibangkitkan oleh penjalaran dalam laring arah distal sepanjang pohon bronchial untuk membuat dinding dada dalam gerakan resonan, teerutama pada bunyi konsonan. Kapasitas untuk merasakan bunyi pada dinding dada disebut taktil fremitus.
36
'c( 1erkusi 1ada klien dengan efusi pleura minimal tanpa komplikasi, biasanya akan didapatkan resonan atau sonor pada seluruh lapang paru. 1ada klien dengan efusi pleura yang berat akan didapatkan bunyi redup sampai pekak pada sisi yang sesuai banyaknya akumulasi cairan di rongga pleura. Apabila disertai
pneumothoraks,
maka
didapatkan
bunyi
hiperresonan terutama jika pneumothoraks 2entil yang mendorong posisi paru ke sisi yang sehat. 'd( Auskultasi 1ada klien dengan 4fusi pleura didapatkan bunyi napas tambahan ' ronkhi ( pada sisi yang sakit. 1enting bagi pera0at pemeriksa untuk mendokumentasikan hasil auskultasi di daerah mana didapatkan adanya ronkhi. Bunyi yang terdengar melalui stetoskop ketika klien berbica disebut sebagai resonan 2okal. Klien dengan efusi pleura yang disertai komplikasi seperti pneumopthoraks akan didapatkan penurunan resonan 2ocal pada sisi yang sakit. )(
Sistem Kardio2askuler Kemungkinan terjadi penurunan tekanan darah, takikardi, peningkatan 3ugularis
4ena
%resure,
perubahan
jumlah
hemoglobin 3 hematokrit dan leukosit, bunyi jantung S! dan S* mungkin meredup. Selain itu 1ada klien dengan efusi pleura
37
biasanya
denyut
mengalami
nadi
pergeseran
perifer pada
melemah, efusi
batas
pleura
jantung
berat
dan
pneumotoraks mendorong ke sisi sehat dan tekanan darah biasanya normal serta bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan. $(
Sistem &astro Intestinal Kaji adanya lesi pada bibir, kelembaban mukosa, nyeri stomatitis, keluhan 0aktu menguyah. Amati bentuk abdomen, lesi, nyeri tekan adanya massa, bising usus. Biasanya ditemukan keluhan mual dan anoreFia, palpalasi pada hepar dan limpe biasanya mengalami pembesaran bila telah terjadi komplikasi.
#(
Sistem %uskuloskeletal Kaji pergerakan ?% dari pergerakan sendi mulai dari kepala sampai anggota gerak ba0ah, kaji nyeri pada 0aktu klien bergerak. 1ada klien efusi pleura ditemukan keletihan, perasaan nyeri pada tulang - tulang dan intolerane akti2itas pada saat sesak yang hebat.
6(
Sistem Integumen Kaji keadaan kulit meliputi tekstur, kelembaban, turgor,0arna dan fungsi perabaan, kaji turgor kulit dan perubahan suhu. 1ada klien efusi pleura ditemukan fluktuasi suhu pada malam hari, kulit tampak berkeringat dan perasaan panas pada kulit. Bila klien mengalami tirah baring lama akibat pneumothoraF 3 pemasangan
38
selang WS, maka perlu dikaji adalah kemerahan pada sendi O sendi 3 tulang yang menonjol sebagai antisipasi dari dekubitus. +(
Sistem 1erkemihan 1engukuran 2olume output urine berhubungan dengan intake cairan. ?leh karena itu, pera0at perlu memonitor adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda a0al dari syok. Klien di informasikan agar terbiasa dengan urine yang ber0arna jingga pekat dan berbau yang menandakan fungsi ginjal masih normal sebagai ekskresi karena meminum ?A; ' obat anti tuberculosis ( terutama rifampisin.
(
Sistem 1ersyarafan Kaji tingkat kesadaran, penurunan sensori, nyeri, refleks, fungsi syaraf kranial dan fungsi syaraf serebal. 1ada klien efusi pleura bisa terjadi komplikasi meningitis yang berakibat penurunan kesadaran, penurunan sensasi, kerusakan ner2us kronial, tanda kernig dan bruGinsky serta kaku kuduk yang positif.
"(
Sistem 4ndokrin 5ikaji kelenjar tiroid membesar 3 tidak, hiperglikemi, hipoglikemi, luka gangren, ada pus 3 tidak, juka ada keluhan, data penunjang di tulis dalam kolom lain - lain. Kolom masalah diisi dengan masalah yang ditemukan ' >ursalam, * 8 ## - #6 (.
39
d. 1ola Akti2itas Sehari - hari %enurut @artonah *6 8 +, pola akti2itas sehari - hari meliputi 8 !(
>utrisi >utrisi meliputi frekuensi makan, jenis makanan, porsi makan, frekuensi minum serta jenis minuman, porsi dan berapa gelas 3 hari.
*(
4liminasi buang air besar ' BAB ( dan buang air kecil ' BAK ( rekuensi, konsistensi, 0arna, bau dan masalah.
)(
Istirahat ;idur /amanya tidur, tidur siang, tidur malam, masalah dan jam tidur.
$(
1ersonal 7ygiene 1ersonal hygiene 8 frekuensi mandi, gosok gigi, keramas dan gunting kuku.
#(
Akti2itas meliputi utinitas sehari - hari dan olah raga.
e. 5ata 1sikososial !(
Status 4mosi 1engendalian emosi mood yang dominan, mood yang dirasakan saat ini, pengaruh atas pembicaraan orang lain, kestabilan emosi.
40
*(
Konsep 5iri Bagaimana klien melihat dirinya sebagai seorang pria, apa yang disukai dari dirinya, sebagaimana orang lain menilai dirinya, klien dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.
)(
&aya Komunikasi Hara klien bicara, cara memberi informasi, penolakan untuk berespon, komunikasi non2erbal, kecocokan bahasa 2erbal dan non2erbal.
$(
1ola Interaksi Kepada siapa klien menceritakan tentang dirinya, hal yang menyebabkan klien merespon pembicaraan, kecocokan ucapan dan perilaku, tanggapan terhadap orang lain, hubungan dengan la0an jenis.
#(
1ola Koping Apa yang dilakukan klien dalam mengatasi masalah, adalah tindakan adaptif, kepada siapa klien mengadukan masalah. Sosial tingkat pendidikan, pekerjaan, hubungan sosial, teman dekat, cara pemanfaatan 0aktu dan gaya hidup.
f.
5ata Spiritual 5ata yang harus dikaji meliputi arti kehidupan yang penting dalam kehidupan
klien,
keyakinan
tentang
penyakit
dan
proses
kesembuhan, hubungan kepercayaan dengan ;uhan, ketaatan
41
menjalankan ritual agama, keyakinan bantuan ;uhan dalam proses kesembuhan yang diyakini tentang kehidupan dan kematian. g. 5ata 1enunjang !(
1emeriksaan adiologi 1ada fluroskopi maupun foto toraks patologi anatomi cairan yang kurang dari ) mili liter tidak bisa dilihat mungkin kelainan
yang
tampak
hanya
berupa
penumpukan
kostofernikus. 1ada efusi pleura subpulmonal, meskipun cairan pleura lebih dari ) mili liter, frenicocosialis tampak tumpul dan diafragma kelihatan meninggi. =ntuk memastikannya perlu dilakukan dengan foto toraks lateral dari sisi yang sakit ' lateral dekubitus (. oto ini akan memberikan hasil yang memuaskan bila cairan pleura
sedikit.
1emeriksaan
radiologi
foto
toraks
juga
diperlukan sebagai monitor akan inter2ensi yang telah diberikan dimana keadaan keluhan klinis yang membaik dapat lebih dipastikan dengan penunjang pemeriksaan foto toraks. *( Biopsi 1leura Biopsi ini berguna untuk mengambil spesimen jaringan pleura melalui biopsi jalur perkutaneus. Biopsi ini dilakukan untuk mengetahui adanya sel - sel ganas atau kuman - kuman penyakit ' biasanya kasus pleuritis, tuberkulosa dan tumor pleura (.
42
)( 1engukuran ungsi 1aru 1enurunan kapasitas 2ital, peningkatan rasio udara residual ke kapasitas total paru dan penyakit pleural pada tuberkulosis kronis tahap lanjut. $( 1emeriksaan /aboratorium 1emeriksaan
laboratorium
yang spesi*ik adalah
dengan
memeriksa cairan pleura agar dapat menunjang inter2ensi lanjutan. Analisa cairan pleura dapat dinilai untuk mendeteksi kemungkinan penyebab dari efusi pleura. 1emeriksaan cairan pleura hasil torakosentesis secara makroskopis biasanya dapat berupa cairan hemoragi, eksudat dan transudat. !( Haemoragik pleural e**usion, biasanya terjadi pada klien dengan adanya keganasan
paru atau akibat infark paru
terutama disebabkan oleh tuberkulosis. *( 5ellow eksudate pleural e**usion, terutama terjadi pada keadaan
gagal
jantung
kongestif,
sindrom
nefrotik,
hipoalbuminemia dan pericarditis konstriktif. )( 1lear transudate pleural e**usion, sering terjadi pada klien dengan keganasan ekstrapulmoner ' %uttaCin, * 8 !)! ( h. 1enatalaksanaan %edis 1engolahan efusi pleura ditujukan untuk pengobatan penyakit dasar dan pengosongan cairan ' thorakosentesis (. Indikasi untuk melakukan thorakosintesis adalah 8
43
!( %enghilangkan sesak nafas yang disebabkan oleh akumulasi cairan dalam rongga pleura *( Bila terapi spesifik pada penyakit primer tidak efektif atau gagal. )( Bila terjadi reakumulasi cairan. %. Anali*a Data
%enurut >ursalam, * 8 6 - 6!, 1era0at harus memahami tentang standar kepera0atan agar dapat membandingkan keadaan kesehatan klien yang tidak sesuai dengan standar tersebut. 5ata - data klien yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data dikelompokkan berdasarkan masalah kesehatan yang dialami klien dan sesuai dengan kriteria permasalahannya. Setelah data di kelompokkan maka pera0at dapat mengidentifikasi masalah kesehatan klien dan dapat mulai menegakkan diagnosia kepera0atannya.
2. Diagn$*a Ke,era7atan
5iagnosia kepera0atan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia ' status kesehatan atau resiko perubahan pola ( dari indi2idu atau kelompok dimana pera0at secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan inter2ensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan mengubah
'
>ursalam, * 8 #" (. 5iagnosa yang mungkin muncul pada gangguan sistem pernapasan efusi pleura, %enurut 8
44
a. Ketidakefektifan
pola
pernapasan
yang
berhubungan
dengan
menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura ' %uttaCin, * (. b. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan sekresi mukus yang kental, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal 3 faringeal ' %uttaCin, * (. c. &angguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi paru dan kerusakan membran al2eolar kapiler ' %uttaCin, * (. d. &angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi 8 Kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh dan penurunan nafsu makan akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen ' %uttaCin, * (. e. &angguan /6 ( atiity daily liing ) yang berhubungan dengan kelemahan fisik umum, keletihan sekunder dan adanya sesak nafas. ' @artonah, *6 (. f. esiko tinggi
trauma pernapasan yang berhubungan dengan
pemasangan WS ' %uttaCin, * (. g. Kurangnya pengetahuan ' Hemas ( yang berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai proses penyakit dan pengobatan ' %uttaCin, * (. h. esiko tingggi terpapar infeksi yang berhubungan dengan adanya port de entrPe akibat penusukan dari tindakan WS ' %uttaCin, * (.
45
i.
&angguan pola tidur dan istirahat yang berhubungan dengan perubahan suasana lingkungan ' @artonah, *6 (. 1enentuan prioritas masalah bukan berarti memberi penomoran
kepada tiap diagnosa kepera0atan dari satu sampai sekian menurut keutamaan akan berarti bah0a setelah ditegakan beberapa diagnosa kepera0atan, diagnosa yang paling penting diseleksi dan kegiatan mula mula diarahkan terhadap diagnosa tersebut.
5. Peren
%erupakan rencana tindakan yang disusun berdasarkan prioritas masalah yang meliputi tujuan dengan kriteria inter2ensi dan rasionalisasi. a. Ketidakefektifan
pola
pernapasan
yang
berhubungan
dengan
menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura. ;ujuan 8 5alam 0aktu * F *$ jam setelah diberikan inter2ensi klien mampu mempertahankan fungsi paru secara normal. Kriteria 7asil 8 !( Irama, frekuensi dan kedalaman pernapasan berada dalam batas normal ' reguler, !* - *$ F 3 menit ( *( 1ada pemeriksaan ronsen thoraks tidak ditemukan adanya akumulasi cairan )( Bunyi nafas terdengar jelas.
46
Ta0el %.% Inter2ensi dan asional 5iagnosa pertama Inter;en*i Ra*i$nal ' % a. Identifikasi faktor penyebab a. 5engan mengidentifikasi penyebab,
kita dapat menentukan jenis efusi b. Kaji kualitas frekuensi dan kedalaman pernapasan serta
pleura b. 5engan mengkaji kualitas, frekuensi
melaporkan setiap perubahan
dan kedalaman pernapasan, kita dapat
yang terjadi.
mengetahui sejauh mana perubahan kondisi klien.
c. Baringkan klien dalam posisi
c. 1enurunan diafragma memperluas
yang nyaman, dalam posisi
daerah dada sehingga ekspansi paru
duduk, dengan kepala tempat
bisa maksimal.
tidur ditinggikan 6 - " derajat.
d. 1eningkatan frekuensi nafas dan
d. ?bser2asi tanda - tanda 2ital
tacikardi merupakan indikasi adanya
' suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan dan respon klien (
penurunan fungsi paru. e. 1emberian oksigen dapat menurunkan
e. Kolaborasi dengan tim medis
beban pernapasan dan mencegah
lain untuk pemberian oksigen.
terjadinya sianosis akibat
hipo2entilasi. Sumber : /ri* Muttaqin7 !!"7 /suhan ,eperawatan ,lien engan $angguan Sistem %ernapasan b. &angguan
pertukaran
gas
berhubungan
dengan
berkurangnya
keefektifan permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran al2eolar kapiler, sekret yang kental, edema bronkial.
47
;ujuan
8
5alam 0aktu * F *$ jam Setelah diberikan inter2ensi gangguan pertukaran gas tidak terjadi. Kriteria 7asil
8
!( %elaporkan tidak terjadi dispnuea. *( %enunjukkan perbaikan 2entilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan &5A ' gas darah arteri ( dalam rentang normal ' 1a?* "J, 1H? * )# - $# ( )( Bebas dari gejala distress pernapasan
a.
Ta0el %.2 Inter2ensi dan asional 5iagnosa Ke 5ua Inter;en*i Ra*i$nal ' % Kaji dipsnue, takipnue, bunyi a. 4fusi pleura dapat rnenyebabkan
pernapasan abnormal ' ronki,
meluasnya jangkauan dalam paru-
0eeGing (, peningkatan upaya
paru yang berasal dari tuberculosis
respirasi, keterbatasan ekspansi
bronko pneumonia yang meluas
dada dan kelemahan.
menjadi inflamasi, nekrosis, pleura efusion dan meluasnya fibrosis dengan gejala - gejala respirasi
b.
42aluasi perubahan tingkat kesadaran, catat tanda - tanda
distress. b. Akumulasi sekret dan berkurangnya
sianosis dan perubahan 0arna
jaringan paru yang sehat dapat
kulit, membran mukosa dan
mengganggu oksigenasi organ 2ital
0arna kuku.
dan jaringan tubuh.
48
c.
d.
' ;unjukan dan dukung
% c. %embuat tahanan mela0an udara
pernapasan bibir selama
luar untuk mencegah koleps atau
ekspirasi khususnya untuk klien
penyempitan jalan nafas sehingga
5engan fibrosis dan kerusakan parenkim.
d. %embantu menyebarkan udara melalui paru dan mengurangi nafas pendek.
e.
Anjurkan untuk bedrest, batasi e. %engurangi konsumsi oksigen pada dan bantu akti2itas sesuai periode respirasi. kebutuhan. f. %enurunnya kadar ?* ' 1?* ( dan
f.
Kolaborasi cek analisa gas peningkatan H?* ' 1H?*( darah ' A&5 ( menunjukkan kebutuhan untuk inter2ensi atau perubahan program terapi.
g.
1emberian oksigen sesuai g. ;erapi dapat mengoreksi kebutuhan tambahan. hipoksemia yang terjadi akibat penurunan 2entilasi atau menurunya permukaan al2eolar paru. Sumber : Muttaqin7 !!"7 /suhan ,eperawatan ,lien engan $angguan Sistem %ernapasan.
c. &angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi 8 kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh nafsu makan terganggu akibat sesak nafas sekunder yang menekan abdomen.
49
;ujuan 8 Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil 8 !( Konsumsi lebih $ J jumlah makanan, *( Berat badan normal ' > 8 #* - 6* kg ( Ta0el %.5 Inter2ensi dan asional 5iagnosa Ke ;iga Inter;en*i Ra*i$nal ' % a. Beri moti2asi tentang a. Kebiasaan makan seseorang
pentingnya nutrisi.
dipengaruhi oleh kesukaannya, kebiasaannya, agama, ekonomi dan pengetahuannya tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
b. Auskultasi suara bising usus.
b. Bising usus yang menurun atau meningkat menunjukkan adanya gangguan pada fungsi pencernaan.
c. Anjurkan klien oral hygiene setiap hari. d. Sajikan makanan semenarik mungkin. e. Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering.
c. Bau mulut yang kurang sedap dapat mengurangi nafsu makan. d. 1enyajian makanan yang menarik dapat meningkatkan nafsu makan. e. %akanan dalam porsi kecil tidak membutuhkan energi banyak sehingga memudahkan reflek
f. Kolaborasi dengan tim giGi
menelan
50
'
dalam pemberian diit tinggi kalori tinggi protein ' ;K;1 ( g. Kolaborasi dengan dokter
f.
% 5iit tinggi kalori tinggi protein sangat
baik untuk kebutuhan metabolisme dan pembentukan antibody. g. %enyediakan kalori dan semua asam
pemberian 2itamin dan suplemen nutrisi lainnya jika Intake diit terus menurun lebih
amino esensial, peningkatan intake protein, 2itamin dan mineral dapat
menambah asam lemak dalam tubuh. ) J dari kebutuhan. Sumber : Muttaqin7 !!"7 /suhan ,eperawatan %ada ,lien engan $angguan Sistem %ernapasan.
d. &angguan /6
' atiity daily liing ( yang berhubungan dengan
kelemahan fisik umum, keletihan sekunder dan adanya sesak nafas ;ujuan 8 Klien mampu melaksanakan akti2itas seoptimal mungkin. Kriteria hasil
8
!( ;erpenuhinya akti2itas secara optimal *( Klien kelihatan segar dan bersemangat )( 1ersonal hygiene klien cukup. Ta0le %.( Inter2ensi dan asional 5iagnosa Ke 4mpat Inter;en*i Ra*i$nal ' % a. 42aluasi respon klien saat a. %engetahui sejauh mana kemampuan
berakti2itas, catat keluhan dan
klien dalam melakukan akti2itas.
tingkat akti2itas serta adanya '
%
51
perubahan tanda - tanda 2ital.
b. %emacu klien untuk berlatih secara
b. Bantu klien memenuhi
aktif dan mandiri.
kebutuhannya
. %emberi pendidikan pada klien dan
. A0asi klien saat melakukan
keluarga dalam pera0atan selanjutnya
akti2itas.
d. Kelemahan suatu tanda klien belum
d. /ibatkan keluarga dalam
mampu berakti2itas secara penuh.
pera0atan klien.
e. Istirahat perlu untuk menurunkan
e. 9elaskan pada klien tentang
kebutuhan metabolisme.
perlunya keseimbangan antara akti2itas dan istirahat. Sumber : Muttaqin7 !!"7 /suhan ,eperawatan ,lien engan $angguan Sistem %ernapasan.
*.
esiko
tinggi
trauma
pernapasan
yang
berhubungan
dengan
pemasangan @S5 ( water seal drainase ) ;ujuan. 8 5alam 0aktu ) F *$ jam setelah diberikan inter2ensi resiko trauma pernapasan tidak terjadi Kriteria hasil 8 !( Irama, frekuensi dan kedalaman pernapasan dalam batas normal ' !* - *$ F 3 menit ( *( 1ada pemeriksaan rongen thoraks terlihat adanya pengembangan paru bunyi nafas terdengar jelas Ta0el %.9 Inter2ensi dan asional 5iagnosa Ke /ima
52
Inter;en*i ' a. Kaji kualitas, frekuensi dan
Ra*i$nal % a. 5engan mengkaji kualitas, frekuensi
kedalaman pernapasan, laporkan
dan kedalaman pernapasan pera0at
setiap perubahan yang terjadi
dapat mengetahui sejauh mana perubahan kondisi klien
b. ?bser2asi tanda - tanda 2ital ' nadi, pernapasan (
b. 1eningkatan pernapasan dan tacikardi merupakan indikasi adanya perubahan fungsi paru
. Baringkan klien dalam posisi
c. 1osisi duduk atau setengah duduk
yang nyaman, dalam posisi
dapat mengurangi resiko pipa 3
duduk
selang WS terjepit
d. 1erhatikan undulasi pada selang WS (water seal drainase )
d. =ndulasi ' pergerakan cairan diselang dan adanya gelembung udara yang keluar dari dalam botol WS merupakan indikator bah0a drainase selang dalam keadaan optimal.
e. Anjurkan klien untuk memegang
*.
e. %enghindari tarikan spontan pada
selang apabila akan mengubah
selang WS yang mempunyai resiko
posisi
tercabutnya selang dari rongga dada
Botol WS harus selalu lebih rendah dari tubuh klien
f. &ra2itasi udara dan cairan mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan
'
%
yang rendah
53
g. Beri penjelasan pada klien
g. %eningkatkan sikap kooperatif klien
tentang pera0atan @S5
dan mengurangi resiko trauma
pernapasan Sumber : Muttaqin7 !!"7 /suhan ,eperawatan %ada ,lien engan $angguan Sistem %ernapasan.
*.
Kurangnya pengetahuan ' Hemas ( yang berhubungan dengan informasi mengenai proses penyakit, pera0atan dan pengobatan ;ujuan 8 Klien dan keluarga tahu mengenai kondisi dan aturan pengobatan. Kriteria hasil 8 !( Klien dan keluarga menyatakan paham tentang penyebab masalah. *( Klien dan keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala yang memerlukan e2aluasi medik. )( Klien
dan
keluarga
mengikuti
program
pengobatan
dan
menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu untuk mencegah terulangnya masalah. Ta0el %.: Inter2ensi dan asional 5iagnosa Ke 4nam Inter;en*i Ra*i$nal ' % a. Kaji tingkat pengetahuan klien a. =ntuk memberikan informasi pada
dan keluarga tentang penyakit
klien 3 keluarga, pera0at perlu
efusi pleura
mengetahui sejauh mana informasi
'
% atau pengetahuan yang diketahui
54
klien 3 keluarga b. Kaji hasil patologi anatomi masalah indi2idu.
b. %emberikan pengetahuan dasar untuk pemahaman kondisi dinamik dan pentingnya inter2ensi terapeutik selanjutnya.
c. Berikan informasi yang akurat tentang proses penyakit
c. Informasi yang akurat tentang penyakitnya dapat mengurangi beban pikiran klien
d. Berikan keyakinan kepada klien
d. Sikap positif dari tim kesehatan akan
bah0a pera0at, dokter dan tim
membantu menurunkan kecemasan
kesehatan lain selalu berusaha
yang dirasakan klien
memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin mungkin Sumber : Muttaqin7 !!"7 /suhan ,eperawatan ,lien engan $angguan Sistem %ernapasan g. esiko tinggi terpapar infeksi yang berhubungan dengan adanya port de entr8e akibat penusukan dari tindakan WS ;ujuan 8 ;idak terjadi infeksi Kriteria hasil 8 !( Suhu tubuh tidak meningkat antara )6 - )+,# H *( ;anda infeksi tidak ada ' rubor7 dolor7 kalor7 tumor7 *ungsi lesi ( Ta0el %.= Inter2ensi dan asional 5iagnosa Ke ;ujuh Inter;en*i Ra*i$nal ' %
55
a. a0at luka secara aseptik
a. Keadaan luka, balutan yang kotor merupakan media yang baik untuk
b. ?bser2asi daerah bekas tusukan selang WS dari adanya tanda tanda infeksi c. ?bser2asi tanda - tanda 2ital
berkembang biaknya mikroorganisme b. 5apat membantu mengetahui inter2ensi apa yang akan dilakukan sesuai dengan tanda - tanda infeksi
d. /aksanakan program dokter ' Antibiotik, Antipiretik (
apa yang muncul c. 5engan mengetahui tanda - tanda
e. Berikan minum air putih yang cukup Q - * liter 3 *$ jam.' # - ! gelas (.
2ital klien, dapat membantu untuk menilai keadaan umum klien d. Secara umum pemberian obat antibiotik dan antipiretik dapat meminimalisir perkembangan mikroorganisme dan menurunkan ambang suhu tubuh e. Intake cairan peroral cukup dapat menjaga keseimbangan cairan
tubuh. Sumber :Muttaqin7 !!"7 /suhan ,eperawatan ,lien engan $angguan Sistem %ernapasan h. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan sekresi mukus yang kental, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal 3 faringeal
56
;ujuan 8 5alam 0aktu * F *$ jam setelah diberikan inter2ensi,bersihan jalan nafas kembali efektif Kriteria 7asil 8 !( Klien mampu melakukan batuk efektif *( 1ernapasan klien normal ' !* - *$
F 3
menit ( tanpa ada
penggunaan otot bantu nafas )( Bunyi nafas dan pergerakan pernapasan normal ' 9ronoesikular ( Ta0el %.> Inter2ensi dan asional 5iagnosa Ke 5elapan Inter;en*i Ra*i$nal ' % a. Kaji fungsi pernapasan ' bunyi a. 1enurunan bunyi nafas
nafas, kecepatan, irama,
menunjukkan atelektasis, ronkhi
kedalaman dan penggunaan otot
menunjukkan akumulasi sekret dan
bantu nafas (
ketidakefektifan pengeluaran sekret yang selanjutnya dapat menimbulkan penggunaan otot bantu nafas dan peningkatan kerja pernapasan
b. Kaji kemampuan
b. 1engeluaran akan sulit bila sekret
memngeluarkan secret, catat
sangat kental ' efek infeksi dan
' karakter dan 2olume sputum
% hidrasi yang tidak adekuat (
c. Berikan posisi semi *owler 3 *owler tinggi dan bantu klien
c. 1osisi *owler memaksimalkan ekspansi paru dan memurunkan
57
latihan nafas dalam dan batuk
upaya bernafas, 2entilasi maksimal
efektif
membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret kedalam jalan nafas besar untuk di keluarkan
d. Bersihkan sekret dari mulut dan
d. %encegah obstruksi dan aspirasi,
trakea, bila perlu melakukan
pengisapan di perlukan bila klien
pengisapan ' suktion (
tidak mampu mengeluarkan sekret,eliminasi lender dengan suktion sebaiknya dilakukan dalam jangka 0aktu kurang dari ! detik dengan penga0asan efek samping suktion
e. Kolaborasi pemberian obat
e. 9ronkodilatator meningkatkan
bronkodilatator 8 jenis aminofilin
diameter lumen percabangan traheobronkial sehingga menurunkan tekanan terhadap aliran
udara Sumber :Muttaqin7 !!"7 /suhan ,eperawatan %ada ,lien engan $angguan Sistem %ernapasan i.
&angguan pola tidur dan istirahat yang berhubungan dengan perubahan suasana lingkungan ;ujuan 8 &angguan pola tidur teratasi
58
Kriteria hasil 8 !( Klien dapat tidur 6 - jam setiap malam *( Secara 2erbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar Ta0el %.'& Inter2ensi dan asional 5iagnosa Ke Sembilan Inter;en*i ' a. Kaji masalah gangguan tidur
klien, penyebab kurang tidur b. /akukan persiapan untuk tidur
Ra*i$nal % a. %emberikan informasi dasar dalam
menentukan rencana pera0atan b. %engatur pola tidur
malam seperti jam *!. sesuai pola tidur klien c. Atur keadaan tempat tidur yang
c. %eningkatkan tidur
nyaman, bersih dan bantal yang nyaman d. Bunyi telpon, alarm di kecilkan d. %engurangi gangguan tidur Sumber : Wartonah7 !! ,ebutuhan asar Manusia dan %roses ,eperawatan
(. Pelak*anaan ? I!,le!enta*i
%enurut @artonah *6 8 6 - +, pelaksanaan 3 implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana pera0atan. ;indakan kepera0atan mencakup tindakan mandiri
' independen ( dan
tindakan kolaborasi
59
a. ;indakan %andiri ' independen ( adalah akti2itas pera0at yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan merupakan bukan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain b. ;indakan Kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama seperti dokter dan petugas kesehatan lain Agar lebih jelas dan akurat dalam melakukan implementasi diperlukan perencanaan kepera0atan yang spesifik dan operasional. Bentuk implementasi kepera0atan adalah sebagai berikut 8 a. Bentuk pera0atan, pengkajian untuk mengidentifikasi masalah baru atau mempertahankan masalah yang ada. b. 1engajaran 3 pendidikan kesehatan pada klien untuk membantu menambah pengetahuan tentang kesehatan c. Konseling klien untuk memutuskan kesehatan klien d. Konsultasi dengan tenaga profesional kesehatan lainnya sebagai bentuk pera0atan holistik. e. Bentuk
penatalaksanaan
secara spesifik atau tindakan untuk
memecahkan masalah kesehatan f. %embantu klien dalam melakukan akti2itas sendiri 1erencanaan yang dapat di implmentasikan tergantung pada akti2itas berikut ini 8 a. Kesinambungan pengumpulan data. b. 1enentuan prioritas. c. Bentuk inter2ensi kepera0atan
60
d. 5okumentasi asuhan kepera0atan e. 1emberian catatan pera0atan secara 2erbal. f. %empertahankan rencana pengobatan 1elaksanaan merupakan tindakan kepera0atan berdasarkan tujuan dan inter2ensi yang telah ditetapkan tindakan ini bersifat intelektual, interpersonal dan teknikal berupa berbagai upaya untuk dapat terpenuhinya kebutuhan klien, aspek kreatif dari seni dan kiat kepera0atan sangat berperan dalam implementasi.
9. E;ala*i
;ipe pernyataan *ormati*
atau sumati*
diketahui kedua pernyataan
tersebut dapat dibuat pada point yang alamiah dalam pemberian asuhan kepera0atan terhadap klien. Hontohnya, adalah pera0atan klien sehari hari, masuk rumah sakit,rujukan atau pulang. a. ;aluasi
merefleksikan obser2asi dan analisis pera0at
terhadap respon klien pada inter2ensi kepera0atan mengenai apa yang sedang terjadi pada klien pada saat itu. Hontoh berjalan selama !# menit di ruang masuk, tidak ada keluhan atau sesak nafas yang diobser2asi pada klien b. ;aluasi Sumati* 1ernyataan sumati* merefleksikan rekapitulasi dan synopsis obser2asi dan analisa mengenai status kesehatan klien terhadap 0aktu. 1ernyataan - pernyataan ini menguraikan kemajuan terhadap pencapaian kondisi
61
sesuai kriteria hasil yang diharapkan. 1era0at menggunakan data pengkajian yang di dokumentasikan. ;anpa adanya data ini e2aluasi sumatif tidaklah mungkin karena tidak ada standar lain yang dapat dibandingkan dengan perkembangan klien. =ntuk menulis pernyataan sumatif, pera0at perlu merujuk pada catatan data seperlunya dan harus menguji 3 memeriksa pengaruh pera0atan kumulati* ' >ursalam, * 8 !"* - !") (.
BAB III
TIN-AUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. PENGKA-IAN
62
'. Peng!,lan Data
a. Identitas Klien >ama
8 ;n. >
=mur
8 $ ;ahun
9enis Kelamin
8 /aki - /aki
>o. ekam medik
8 *!"6+)
Agama
8 Islam
1endidikan
8 S%A
Suku 3 Bangsa
8 Sunda 3 Indonesia
1ekerjaan
8 S0asta
5iagnosa %edis
8 &angguan Sistem 1ernapasan 8 4fusi 1leura
;anggal %asuk
8 !$ 9anuari *!#
;anggal 1engkajian
8 * 9anuari *!#
Alamat
8 9ln. Setia Budi &g. ;oha >o.6# t ! 3 # Kota Bandung
b. Identitas 1enanggung 9a0ab >ama
8 >y.
=mur
8 $ ;ahun
Agama
8 Islam
1endidikan
8 S%A
63
7ubungan dengan Klien 8 Istri Alamat
8 9ln. Setia Budi &g. ;oha >o. 6# t ! 3 # Kota Bandung
c. i0ayat Kesehatan !( i0ayat Kesehatan Sekarang 'a( Keluhan =tama Saat %asuk umah Sakit 1ada tanggal !$ januari *!# klien masuk rumah sakit le0at klinik ;B paru SA= dr. %. Salamun pukul !$. 0ib, klien kiriman dr. Sp.1 dengan keluhan sesak nafas, badan terasa lemah, nyeri dada kanan ba0ah, terasa mual, muntah tidak ada, tekanan darah ! 3 6, nadi ! F 3 menit, pernapasan )$ F 3 menit, suhu )+,) ⁰H
b( Keluhan =tama Saat di Kaji 1ada saat dilakukan pengkajian tanggal * januari *!#, keadaan umum klien masih lemah, klien sudah tidak merasa sesak lagi, sesak dirasakan bila melakukan akti2itas 3 tidur terlentang dan berkurang saat klien setengah duduk 3 duduk, mengeluh nyeri skala nyeri * ' skala bourbanis ! - ! ( dibagian luka WS ( water seal drainasse ) terutama pada saat menarik nafas dan batuk, nafsu makan berkurang, mulut pahit dan kering, buang air kecil kuning keruh, buang air besar lembek, 0ajah klien terlihat cemas, klien dan istrinya menanyakan tentang sakit yang dialami, tekanan darah ! 3 6 mmhg, nadi " kali permenit, pernapasan * kali permenit,
64
suhu )6,# ⁰H.
*( i0ayat Kesehatan ;erdahulu Klien mengatakan pernah dira0at dengan penyakit yang sama pada tanggal ! - !# desember *!$ di ruangan parkit rumah sakit angkatan udara dr. %. Salamun kota bandung.
)( i0ayat Kesehatan Keluarga a( 1enyakit %enurun %enurut keterangan klien dan istrinya, bah0a dalam anggota keluarga tidak ada yang pernah mengalami penyakit yang sama dan tidak ada yang pernah menderita penyakit menular seperti tuberculosis, 7ID AI5S, hepatitis dan kusta serta penyakit paru lainnya. b( 1enyakit Keturunan %enurut keterangan klien dan istrinya, bah0a dalam anggota keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes militus, hipertensi dan asma d. 1ola Akti2itas Sehari - hari ' /tiiti ay 6iing ( Ta0el 2.' N$ P$la ADL Se0el! Sakit ' % 2 ! >utrisi
Saat Sakit 5
a. %akanan - 9enis
>asi putih, ikan, sayur,
Bubur, daging ayam,
tahu, tempe, daging, roti.
tahu, tempe, telur rebus
- rekuensi
) F 3 hari
) F 3 hari
- 1orsi
! porsi habis
7abis Q porsi
- %asalah
;idak ada
%ulut pahit, nafsu makan
65
berkurang b. %inuman
*
- 9enis
Air putih, teh manis, kopi
Air putih, teh manis, susu
- rekuensi
# - 6 gelas 3 hari '* ml(
# - 6 gelas 3 hari '!# ml(
- %asalah 4liminasi
;idak ada
;idak ada
- Konsistensi
/unak 3 /embek
/unak 3 /embek
- rekuensi
! F 3 hari
! F 3 hari
- @arna
Kuning
Kuning
- %asalah
;idak ada
1erut kembung
BAB
'
%
2
5
BAK
)
$
- rekuensi
# - 6 F 3 hari
6 - + F 3 hari
- @arna
Kuning bersih
Kuning keruh
- %asalah Istirahat
;idak ada
;idak ada
- ;idur siang
;idak menentu
! - * jam
- ;idur malam
# - 6 jam ' *). - #. (
+ - jam ' *!. - #. (
- Keluhan 1ersonal 7ygiene
;idak ada
;idak ada
- %andi
* F 3 hari
Klien hanya di lap
66
dengan air hangat setiap pagi - &osok gigi
* F 3 hari
! F 3 hari
- Keramas
! F * minggu
Belum pernah selama di ra0at
#
- &unting kuku Akti2itas
! F 3 minggu %engerjakan pekerjaan
! F 3 %inggu Klien hanya berbaring
sebagai kepala rumah
ditempat tidur dan
tangga seperti mencari
pemenuhan kebutuhan
nafkah ' sopir (,
dibantu oleh keluarga
membersihkan mobil
' istri (
secara mandiri. Kegiatan
'
%
2 di 0aktu luang klien
5
sering nonton tele2isi dirumah. e. 1emerikasaan isik !( Keadaan =mum ;ekanan 5arah >adi espirasi Suhu Berat Badan sebelum sakit Berat Badan sekarang ;inggi Badan I%;
8 Klien tampak lemah, Hompos mentis 'H%( 8 ! 3 6 mm7g ' > 8 ! - !)" 3 6-" ( 8 " F 3 menit ' > 8 6 - " F 3 menit ( 8 * F 3 menit ' > 8!* - *# F 3 menit ( 8 )6,# ⁰H ' > 8 )6 - )+,# ( 8 #" Kg ' > 8 #* - 6* kg ( 8 $" Kg 8 !6* Hm 8 $" Kg '!,6* m( * 8 !,6+ kg ' > 8 !,# - *$," kg 3 m * (
*( Sistem 1ersyarafan
67
Kesadaran Hompos mentis &HS !$ ' 4 R $, D R #, % R # ( orientasi klien terhadap orang dan tempat baik, terbukti klien mengenali istri dan ibunya ataupun anaknya dan mengetahui bah0a klien sedang di rumah sakit. ?rientasi terhadap 0aktu cukup baik
terbukti klien
mengetahui saat pagi atau sore.
'a(>er2us ?l2aktorius ' > I ( ungsi penciuman baik, terbukti klien bisa membedakan bau kopi dan minyak kayu putih. 'b(>er2us ?ptikus ' > II ( Klien dapat membuka mata dengan spontan dan penglihatannya masih jelas, terbukti bah0a klien bisa membaca papan nama pera0at dari jarak ! meter. 'c( >er2us ?kulomotorius, ;rochlearis, Abduscen ' > III, > ID, > DI ( eflek pupil terhadap cahaya 3 ' membesar-mengecil ( dan kelopak mata bisa berkedip secara spontan. Klien mampu menggerakkan bola matanya kesegala arah yaitu kearah ba0ah, atas dan samping. 'd( >er2us ;rigeminus ' > D ( Klien dapat membuka mulut, dapat menggerakkan maksila dan dapat menggerakkan mandibula dengan baik. 'e( >er2us acialis ' > DII ( Klien dapat membedakan antara rasa asin dan rasa manis serta klien mampu mengerutkan dahi. 'f( >er2us Auditorius ' > DIII ( Klien dapat mendengarkan bisikan dan suara dengan jelas.
68
'g( >er2us &lossofaringeus ' > IM ( eflek menelan klien baik terbukti klien dapat merasakan rasa asinnya garam dan manisnya gula 'h( >er2us Dagus ' > M ( ungsi pencernaan klien kurang baik, terbukti klien masih merasa mual dan klien merasa mual bertambah setelah habis makan, kurang nafsu makan dan mulut pahit serta perutnya kembung 'i( >er2us Asesorius ' > MI ( Klien dapat menggerakan leher dan dapat mengangkat bahu kiri dan kanan. 'j( >er2us 7ipoglossus ' >MII ( Klien dapat menggerakan lidah ke segala arah. )( Sistem 1ernapasan Bentuk hidung simetris, tidak terdapat sekret 3 sumbatan, sinus tidak nyeri, tidak ada polip, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pernapasan cupping hidung, bentuk dada
simetris, pengembangan dada tidak
simetris karena ada pemasangan @S5 setinggi costa D, bunyi nafas ronki, irama nafas cepat dan dangkal, pernapasan * F 3 menit, hasil perkusi pada dada terdengar dullnes dan ada nyeri saat batuk di daerah dada tempat pemasangan selang @S5, skala nyeri *
' skala bourbanis
! - ! (
$( Sistem Kardio2askuler Bunyi jantung normal lup - dup, tidak ada peningkatan 2ena jugularis, capilary rating time kembali kurang dari ) detik, akral teraba hangat, tekanan darah ! 3 6 mm7g, nadi " F 3 menit.
#( Sistem 1encernaan
69
Bentuk bibir simetris, mukosa kering, gigi terdapat * buah berlubang, sisa akar $ buah, gigi tanggal $ buah dan jumlah gigi * buah, 0arna lidah merah muda sedikit keputih - putihan, mulut pahit, kurang nafsu makan, bentuk perut sedikit kembung dan pada saat diperkusi terdengar pekak, tidak ada nyeri tekan pada daerah perut dan bising usus + F 3 menit. 6( Sistem 4ndokrin Berdasarkan hasil pengkajian pada sistem endokrin tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan paratyroid serta kelenjar getah bening. +( Sistem 1erkemihan Desika urinaria klien kosong, ginjal tidak teraba, tidak ada pembesaran pada ginjal dan tidak ada nyeri tekan pada ginjal kiri dan kanan. ( Sistem %uskuloskeletal 'a( 4kstremitas Atas Bentuk simetris, bisa bergerak ke segala arah, tidak terdapat nyeri pada persendian dan tulang. Kekuatan otot $ $ reflek bisef 3, reflek trisef 3, reflek radius 3 dan terpasang infus di tangan kiri dengan cairan futrolit * tetes 3 menit. 'b( 4kstremitas Ba0ah Bentuk kaki simetris, kekuatan otot kaki adalah # # reflek patela 3, reflek babinsky 3, reflek achilles 3, gerakan aktif dan dapat mela0an tahanan penuh.
"( Sistem Integumen Kulit kepala bersih, rambut tidak lengket, 0arna rambut hitam agak beruban, 0arna kulit sa0o matang, turgor kulit bila di tekan dapat
70
kembali kurang dari ) detik, kulit tubuh tidak lengket dan terdapat luka post operasi pemasangan selang @S5 pada dada kanan setinggi costa D dengan diameter # centi meter. !( Sistem 1endengaran Bentuk telinga simetris, dapat mendengarkan bisikan, getaran garputala dan suara dengan jelas !!(Sistem 1englihatan Bentuk mata simetris, konjungti2a pucat, sklera ber0arna putih kekuningan, reflek kedua pupil terhadap cahaya 3
yaitu pupil
mengecil - membesar pada saat terkena cahaya.
f. 5ata 1sikologis !( Status 4mosi 1enampilan klien tampak tenang. *( Kecemasan Klien bertanya kepada pera0at tentang penyakitnya karena klien dan keluarga tidak tahu penyakit efusi pleura dan prosedur pera0atan, pengobatan dan pencegahannya.
)( 1ola Koping Klien merasa tenang dira0at dirumah sakit karena dengan perhatian, pera0atan dan pengobatan yang sudah diberikan dari pihak rumah sakit, klien percaya dapat terhindar dari komplikasi penyakit efusi pleura seperti kanker paru dan kematian serta keadaanya akan semakin membaik. $( &aya Komunikasi Klien kooperatif dan mau bekerja sama, terbukti klien selalu menja0ab
71
pertanyaan dari pera0at, klien mampu berkomunikasi dengan jelas, baik dengan pera0at, dokter ataupun tim kesehatan lain. #( Konsep 5iri 'a( &ambaran 5iri Klien merasa bah0a dirinya tidak malu dengan penyakit yang dideritanya, klien sangat bersyukur atas pemberian Allah S@; karena klien menyukai tubuhnya dan tidak ada yang berubah. 'b( 7arga 5iri Klien mengatakan bah0a tidak malu dengan keadaannya sekarang. Karena menurut klien ini merupakan cobaan yang diberikan oleh Allah S@;. 'c( 1eran 1eran klien didalam keluarga sebagai kepala rumah tangga terganggu karena selama sakit klien tidak bisa bekerja untuk mencari nafkah.
'd( Identitas 5iri Klien mengatakan bah0a dirinya adalah laki - laki, seorang suami dan kepala rumah tangga. 'e( Ideal 5iri Klien berharap penyakitnya bisa cepat sembuh dan berharap ingin cepat pulang agar dapat melakukan kegiatannya seperti biasanya. g. 5ata Sosial 7ubungan klien dengan keluarga baik - baik saja, terbukti klien selalu ditemani oleh istrinya, hubungan klien dengan pera0at dan dokter baik. h. 5ata Spiritual Klien mengatakan pasrah tentang apa yang menimpa dirinya, karena klien menyadari bah0a ini cobaan dari Allah S@;. Klien mengatakan juga selalu berdoa kepada Allah S@;, agar diberi kesembuhan.
72
i. 5ata 1enunjang !( 7asil /aboratorium Tanggal ' !$-!-*!#
Pe!erik*aan % 7emoglobin
Ta0el 2.% Ha*il Nilai N$r!al 2 5 !!,+ /8 !$ - !+, 18 !* O !6
/eukosit
#."
7ematokrit
))
;rombosit
))$.
'
%
*-!-*!#
$ - !. 18 )# - $#, /8 $ - # !#. - $#. 5
Satan ( gr3dl
3mmT J 3mm
&5S
2 !
L !*
( %g3dl
=reum
!*
! - #
%g3dl %g3dl
Kreatinin
,"
18 ,$# - +#,/8,6 - !,!
S&?;
!!)
18 - )#, /8 - #
=3/3)+ H
S&1;
""
18 - )#, /8 - #
=3/3)+ H
/eukosit
.6
ᶺ
ᶺ
$ - !.
3mmU
1roten ;otal
6#
6, - ,
g3dl
Albumin
*,
),$ - $,
g3dl
1a?*
"+
"
J
1H?*
$
)# - $#
J
*( 7asil ongen ;horaF ' !$ - ! - *!# ( - Hordis 8 Batas Kanan terobliterasi. Sinuses dan diafragma kanan
-
terselubung 1ulmo 8 7emithorak kanan terselubung homogen, tak tampak
bercak infiltrate di paru kiri - Kesan 8 4fusi pleura kanan )( 7asil ongen ;horaF ' !# - ! - *!# ( - 1ulmo 8 1erselubungan di paru kanan sedikit berkurang, ujung
73
-
kateter @S5 terletak setinggi Hostae D Kesan 8 4fusi pleura kanan sedikit perubahan ' berkurang (
$( /aboratorium 1atologi ' !# - ! - *!# ( - %akroskopik 8 Hairan pleura sebanyak * mili liter, kemerahan - %ikroskiopik 8 Keenam sedian apus ' *F 1rosesing ( berupa endapan proteinous dengan sel eritrosit. 5iantaranya ditemukan relati2e sedikit sel limfosit matur. ;idak ditemukan sel limfoid atau sel epithelial atipik ataupun sel
-
maligna lain Kesimpulan 8 ;idak ditemukan sel maligna pada sample Kemungkinan infeksi spesifik belum dapat di singkirkan
j. 1rogram dan encana 1engobatan ;anggal !$ - ! - *!# ;erapi 8 !( Infus utrolit ) tetes 3 menit *( HefotaFime ' Intra 2ena ( ) F ! gram )( Hoditam ' ?ral ( ) F ! $( 1aracetamol ' ?ral ( ) F ! #( anitidine ' ?ral ( * F ! 6( 1ro2ital ' ?ral ( )F! +( &anti 1erban ! F sehari
%. Anali*a Data Ta0el 2.2
74
N$ ' !
Data %
5S 8 -
Klien mengatakan batuk
-
Sesak saat beraktifitas 3
Inter,reta*i 2 Sistem pernapasan
Ma*ala" 5 Ketidakefektifan
pola pernapasan 1a?* menurun
tidur terlentang 1H?* meningkat 5? 8 -
Keadaan umum klien
Sesak nafas
lemah, batuk kering -
Sesak nafas bila tidur terlentang
-
pola nafas tidak efektif
Klien tampak bernafas cepat dan dangkal
*
- 1ernapasan * F 3 menit 5S 8 -
Sistem pencernaan
Klien mengatakan mulut pahit dan nafsu makan
pemenuhan 4fek hiper2entilasi
berkurang
kebutuhan nutrisi kurang dari
1roduksi asam 5? 8 -
&angguan
kebutuhan tubuh
lambung meningkat
/idah klien terlihat putih dan kemerahan, bibir
'
%
1eristaltik menurun 2
5
kering -
Klien hanya mampu %ulut pahit, nyeri menghabiskan Q porsi lambung makanan
Ketidakseimbangan nutrisi
75
&angguan
2. Diagn$*a Ke,era7atan Ber#a*arkan Pri$rita* Ma*ala" Ta0el 2.5 Tanggal Na!a N$ Diagn$*a Ke,era7atan Dite!kan Pera7at ' % 2 5 ! Ketidakefektifan 1ola
Tan#a Tangan (
1ernapasan berhubungan dengan menurunnya
Amandus * - ! - *!#
ekspansi paru sekunder
/ando
terhadap penumpukan
*
cairan dalam rongga pleura &angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang
* - ! - *!#
Amandus /ando
dari kebutuhan tubuh yang
76
berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh nafsu makan terganggu akibat sesak nafas sekunder yang
)
menekan abdomen &angguan /6 ' atiity daily liing ( yang berhubungan dengan
Amandus * - ! - *!#
/ando
2
5
kelemahan fisik umum,
'
$
% keletihan sekunder dan
(
adanya sesak nafas esiko tinggi trauma 1ernapasan yang
Amandus * - ! - *!#
berhubungan dengan
#
/ando
pemasangan WS Kurangnya pengetahuan 'cemas( yang berhubungan dengan informasi yang
Amandus * - ! - *!#
tidak adekuat mengenai
/ando
proses penyakit dan
6
pengobatan esiko tingggi terpapar
* - ! - *!#
Amandus
77
infeksi yang berhubungan dengan adanya port de /ando entrPe akibat penusukan dari tindakan WS
78
5. Peren
Diagn$*a Ke,era7atan T)an % 2 Ketidakefektifan pola pernapasan Klien mampu
Inter;en*i 5 !. Identifikasi faktor penyebab
Ra*i$nal ( !. 5engan
berhubungan dengan
mempertahankan
mengidentifikasikan
menurunnya ekspansi paru
fungsi paru secara
penyebab, kita dapat
sekunder terhadap penumpukan
normal
menentukan jenis efusi
cairan dalam rongga pleura yang
Kriteria hasil 8
pleura sehingga dapat
di tandai dengan 8
!. Irama, frekuensi
mengambil tindakan yang
5S 8 Klien mengatakan 8
dan kedalaman
-
Bad ann ya l emah
pernapasan dalam
-
Batuk dan sesak napas saat
batas normal
berakti2itas 3 tidur terlentang
*. 1ada pemeriksaan rongen thoraks
tepat. *. Kaji kualitas, frekuensi dan
*. 5engan mengkaji
kedalaman pernapasan,
kualitas, frekuensi dan
laporkan setiap perubahan
kedalaman pernapasan,
yang terjadi.
kita dapat mengetahui
85
'
%
5? 8 -
-
-
Keadaan umum klien lemah,
adanya akumulasi
batuk kering
cairan
Sesak nafas bila tidur
). Bunyi nafas
5
( Sejauh mana perubahan
kondisi klien. ). Baringkan klien dalam posisi
). 1enurunan diafragma
yang nyaman, dalam posisi
memperluas daerah dada
terlentang dan berkurang
terdengar normal
duduk 3 setengah duduk,
sehingga ekspansi paru
bila duduk 3 setengah duduk
' 9ronoesikular (
dengan kepala tempat tidur
bisa maksimal.
Klien tampak bernafas cepat dan dangkal
-
2 tidak ditemukan
1ernapasan * F 3 menit
ditinggikan 6 - " derajat. $. ?bser2asi tanda - tanda 2ital
$. 1eningkatan frekuensi
' suhu, nadi , tekanan darah,
nafas dan nadi merupakan
pernapasan (
indikasi adanya penurunan fungsi paru.
( #. 1emberian oksigen dapat
80
'
%
5? 8 -
2 tidak ditemukan
Keadaan umum klien lemah,
adanya akumulasi
batuk kering
cairan
-
Sesak nafas bila tidur
5
kondisi klien. ). Baringkan klien dalam posisi
). Bunyi nafas
( Sejauh mana perubahan
). 1enurunan diafragma
yang nyaman, dalam posisi
memperluas daerah dada
terlentang dan berkurang
terdengar normal
duduk 3 setengah duduk,
sehingga ekspansi paru
bila duduk 3 setengah duduk
' 9ronoesikular (
dengan kepala tempat tidur
bisa maksimal.
-
Klien tampak bernafas cepat
ditinggikan 6 - " derajat.
dan dangkal -
$. ?bser2asi tanda - tanda 2ital
1ernapasan * F 3 menit
$. 1eningkatan frekuensi
' suhu, nadi , tekanan darah,
nafas dan nadi merupakan
pernapasan (
indikasi adanya penurunan fungsi paru.
( #. 1emberian oksigen dapat
80
'
%
2
5 #. Kolaborasi dengan tim medis
menurunkan beban pernapasan dan mencegah
lain untuk pemberian oksigen terjadinya sianosis akibat hipoentilasi.
*
&angguan pemenuhan kebutuhan Kebutuhan nutrisi
!. Beri moti2asi tentang
nutrisi kurang dari kebutuhan
terpenuhi
tubuh yang berhubungan dengan
Kriteria hasil 8
oleh kesukaannya,
peningkatan metabolisme tubuh
!( Konsumsi lebih $
kebiasaannya, agama,
nafsu makan terganggu akibat sesak nafas sekunder yang menekan abdomen, ditandai
pentingnya nutrisi.
!. Kebiasaan makan
J jumlah makanan,
ekonomi dan
*( Berat badan normal
pengetahuannya tentang
' #* - 6* kg (
pentingnya nutrisi bagi
dengan 8 '
tubuh. %
5S 8
seseorang dipengaruhi
2
5 *. Auskultasi suara bising usus
( *. Bising usus yang
81
'
%
2
5 #. Kolaborasi dengan tim medis
menurunkan beban pernapasan dan mencegah
lain untuk pemberian oksigen terjadinya sianosis akibat hipoentilasi.
*
&angguan pemenuhan kebutuhan Kebutuhan nutrisi
!. Beri moti2asi tentang
nutrisi kurang dari kebutuhan
terpenuhi
tubuh yang berhubungan dengan
Kriteria hasil 8
oleh kesukaannya,
peningkatan metabolisme tubuh
!( Konsumsi lebih $
kebiasaannya, agama,
nafsu makan terganggu akibat sesak nafas sekunder yang menekan abdomen, ditandai
pentingnya nutrisi.
!. Kebiasaan makan
J jumlah makanan,
ekonomi dan
*( Berat badan normal
pengetahuannya tentang
' #* - 6* kg (
pentingnya nutrisi bagi
dengan 8 '
seseorang dipengaruhi
tubuh. %
2
5S 8
5 *. Auskultasi suara bising usus
( *. Bising usus yang
81
-
Klien mengatakan mual,
menurun atau meningkat
mulut pahit dan nafsu
menunjukkan adanya
makan berkurang
gangguan pada fungsi pencernaan.
5? 8 -
-
). Anjurkan klien oral hygiene
). Bau mulut yang kurang
/idah klien terlihat putih
setiap pagi dan malam
sedap dapat mengurangi
dan kemerahan, bibir kering
sebelum tidur.
nafsu makan.
Klien hanya mampu
$. 1enyajian makanan yang
menghabiskan Q porsi
$. Sajikan makanan semenarik
makanan
mungkin.
menarik dapat meningkatkan nafsu makan.
'
%
2
5 #. Beri makanan dalam porsi
( #. %akanan dalam porsi
82
-
Klien mengatakan mual,
menurun atau meningkat
mulut pahit dan nafsu
menunjukkan adanya
makan berkurang
gangguan pada fungsi pencernaan.
5? 8 -
-
). Anjurkan klien oral hygiene
). Bau mulut yang kurang
/idah klien terlihat putih
setiap pagi dan malam
sedap dapat mengurangi
dan kemerahan, bibir kering
sebelum tidur.
nafsu makan.
Klien hanya mampu
$. 1enyajian makanan yang
menghabiskan Q porsi
$. Sajikan makanan semenarik
makanan
mungkin.
menarik dapat meningkatkan nafsu makan.
'
%
5 #. Beri makanan dalam porsi
2
( #. %akanan dalam porsi
82
kecil tapi sering.
kecil tidak membutuhkan energi yang banyak sehingga memudahkan menelan.
6. Kolaborasi dengan tim giGi
6. 5iit ;K;1 sangat baik
dalam pemberian diit tinggi
untuk kebutuhan
kalori tinggi protein' ;K;1 (
metabolisme dan pembentukan antibodi karena diit ;K;1 menyediakan kalori dan semua asam amino esensial
'
%
2
5 +. ,olaborasi dengan dokter
( +. 1eningkatan intake
83
kecil tapi sering.
kecil tidak membutuhkan energi yang banyak sehingga memudahkan menelan.
6. Kolaborasi dengan tim giGi
6. 5iit ;K;1 sangat baik
dalam pemberian diit tinggi
untuk kebutuhan
kalori tinggi protein' ;K;1 (
metabolisme dan pembentukan antibodi karena diit ;K;1 menyediakan kalori dan semua asam amino esensial
'
%
2
5 +. ,olaborasi dengan dokter
( +. 1eningkatan intake
83
)
protein, 2itamin dan
suplemen nutrisi lainnya jika
mineral dapat menambah
intake diet terus menurun
asam lemak dalam tubuh
lebih ) J dari kebutuhan. !. A0asi 0asi klien klien saat saat melakuka melakukan n
&angguan /6 &angguan /6 ' ' atiity daily
Klien mampu
liing ( yang berhubungan
melaksanakan
dengan kelemahan fisik umum,
akti2itas seoptimal
pera0atan
keletihan sekunder sekunder dan adanya
mungkin.
selanjutnya.
sesak nafas yang ditandai dengan
Krit Kriter eria ia hasi hasill 8
5S 8
!. ;erpenu ;erpenuhinya hinya
-
'
pemberian 2itamin dan
akti2itas.
klien dan keluarga dalam
*. 42alua 42aluasi si respo respon n klien klien saat saat
*. %enge %engetah tahui ui sejauh sejauh mana mana
berakti2itas, catat keluhan
kemampuan klien dalam melakukan akti2itas.
Klie Klien n menga mengata taka kan n lema lemah h
akti2itas secara
dan tingkat akti2itas serta
dan tidak kuat untuk
optimal
adanya perubahan tanda-
% melakukan akti2itas mandiri
2 *. Klien Klien kelihatan kelihatan
!. %embe %emberi ri pendid pendidika ikan n pada
5
(
tanda 2ital.
84
)
pemberian 2itamin dan
protein, 2itamin dan
suplemen nutrisi lainnya jika
mineral dapat menambah
intake diet terus menurun
asam lemak dalam tubuh
lebih ) J dari kebutuhan. !. A0asi 0asi klien klien saat saat melakuka melakukan n
&angguan /6 &angguan /6 ' ' atiity daily
Klien mampu
liing ( yang berhubungan
melaksanakan
dengan kelemahan fisik umum,
akti2itas seoptimal
pera0atan
keletihan sekunder sekunder dan adanya
mungkin.
selanjutnya.
sesak nafas yang ditandai dengan
Krit Kriter eria ia hasi hasill 8
5S 8
!. ;erpenu ;erpenuhinya hinya
-
'
akti2itas.
klien dan keluarga dalam
*. 42alua 42aluasi si respo respon n klien klien saat saat
*. %enge %engetah tahui ui sejauh sejauh mana mana
berakti2itas, catat keluhan
kemampuan klien dalam melakukan akti2itas.
Klie Klien n menga mengata taka kan n lema lemah h
akti2itas secara
dan tingkat akti2itas serta
dan tidak kuat untuk
optimal
adanya perubahan tanda-
% melakukan akti2itas mandiri
2 *. Klien Klien kelihatan kelihatan
!. %embe %emberi ri pendid pendidika ikan n pada
5
(
tanda 2ital.
84
segar dan 5? 8 -
Kead Keadaa aan n umum umum lema lemah h
-
Akti Akti2i 2ita tass klien klien diba dibant ntu u istri istri
bersemangat
). Bantu Bantu klien klien dala dalam m memen memenuhi uhi kebutuhannya
). 1ersonel 1ersonel hygiene hygiene klien tercukupi.
dan pera0at
). %emac %emacu u klien klien untuk untuk berlatih secara aktif aktif dan mandiri.
$. /ibatk /ibatkan an kelua keluarg rgaa dalam dalam pera0atan klien.
$. Kelem Kelemaha ahan n suatu suatu tanda tanda Klien belum mampu berakti2itas secara penuh.
#. 9elask 9elaskan an pada pada klien klien tent tentang ang perlunya keseimbangan
$
'
antara akti2itas dan istirahat. !. Kaji Kaji kualit kualitas as , frekue frekuensi nsi dan dan
#. Istira Istirahat hat perlu perlu untu untuk k menurunkan kebutuhan metabolisme. !. 5engan 5engan mengkaji mengkaji
esiko tinggi trauma pernapasan
5alam 0aktu ) F *$
yang berhubungan dengan
jam setelah diberikan
kedalaman
kualitas, frekuensi dan
% pemasangan WS, WS, yang ditandai
2 inter2ensi resiko
5 pernapasan, laporkan setiap
( kedalaman pernapasan
85
segar dan 5? 8
bersemangat
-
Kead Keadaa aan n umum umum lema lemah h
-
Akti Akti2i 2ita tass klien klien diba dibant ntu u istri istri
). Bantu Bantu klien klien dala dalam m memen memenuhi uhi kebutuhannya
). 1ersonel 1ersonel hygiene hygiene klien tercukupi.
dan pera0at
). %emac %emacu u klien klien untuk untuk berlatih secara aktif aktif dan mandiri.
$. /ibatk /ibatkan an kelua keluarg rgaa dalam dalam pera0atan klien.
$. Kelem Kelemaha ahan n suatu suatu tanda tanda Klien belum mampu berakti2itas secara penuh.
#. 9elask 9elaskan an pada pada klien klien tent tentang ang perlunya keseimbangan
$
'
antara akti2itas dan istirahat. !. Kaji Kaji kualit kualitas as , frekue frekuensi nsi dan dan
#. Istira Istirahat hat perlu perlu untu untuk k menurunkan kebutuhan metabolisme. !. 5engan 5engan mengkaji mengkaji
esiko tinggi trauma pernapasan
5alam 0aktu ) F *$
yang berhubungan dengan
jam setelah diberikan
kedalaman
kualitas, frekuensi dan
% pemasangan WS, WS, yang ditandai
2 inter2ensi resiko
5 pernapasan, laporkan setiap
( kedalaman pernapasan
85
dengan 8
trauma pernapasan
5S 8
tidak terjadi
mengetahui sejauh mana
Klie Klien n menga mengata taka kan n nyer nyerii
Kriteria hasil 8
perubahan kondisi klien
daerah pemasangan selang
!. Irama, Irama, frekue frekuensi nsi
-
@S5, terutama bila batuk
5? 8 -
dan kedalaman
perubahan yang terjadi.
*. ?bser2 ?bser2asi asi tand tandaa - tanda tanda 2ital 2ital ' nadi dan pernapasan (
pera0at dapat
*. 1eningkata 1eningkatan n pernapasan pernapasan dan tacikardi merupakan
pernapasan dalam
indikasi adanya
batas normal
perubahan fungsi paru
;erpasang WS dan WS dan pada
*. 1ada pemeriksa pemeriksaan an
). Baring Baringkan kan klien klien dala dalam m posisi posisi
). 1osisi duduk atau
adanya luka, pada dada
ongen thoraks
yang nyaman,dalam posisi
setengah duduk dapat
kanan Hosta D
terlihat adanya
duduk 3 setengah duduk.
mengurangi resiko pipa 3
-
>adi F 3 me men it it
pengembangan paru
-
1ern 1ernap apas asan an * F 3 men menit it
selang @S5 terjepit
). Bunyi Bunyi nafas nafas
' %
2 terdengar normal
5 $. 1erhat 1erhatika ikan n undulas undulasii pada pada
( $. =ndulasi =ndulasi ' pergera pergerakan kan
86
dengan 8
trauma pernapasan
5S 8
tidak terjadi
mengetahui sejauh mana
Klie Klien n menga mengata taka kan n nyer nyerii
Kriteria hasil 8
perubahan kondisi klien
daerah pemasangan selang
!. Irama, Irama, frekue frekuensi nsi
-
@S5, terutama bila batuk
5? 8 -
dan kedalaman
perubahan yang terjadi.
*. ?bser2 ?bser2asi asi tand tandaa - tanda tanda 2ital 2ital ' nadi dan pernapasan (
pera0at dapat
*. 1eningkata 1eningkatan n pernapasan pernapasan dan tacikardi merupakan
pernapasan dalam
indikasi adanya
batas normal
perubahan fungsi paru
;erpasang WS dan WS dan pada
*. 1ada pemeriksa pemeriksaan an
). Baring Baringkan kan klien klien dala dalam m posisi posisi
). 1osisi duduk atau
adanya luka, pada dada
ongen thoraks
yang nyaman,dalam posisi
setengah duduk dapat
kanan Hosta D
terlihat adanya
duduk 3 setengah duduk.
mengurangi resiko pipa 3
-
>adi F 3 me men it it
pengembangan paru
-
1ern 1ernap apas asan an * F 3 men menit it
selang @S5 terjepit
). Bunyi Bunyi nafas nafas
' %
2 terdengar normal
5 $. 1erhat 1erhatika ikan n undulas undulasii pada pada
( $. =ndulasi =ndulasi ' pergera pergerakan kan
86
' 9ronoesikular (
selang WS.
cairan diselang dan adanya gelembung udara yang keluar dari dalam botol WS ( merupakan indiator bah0a drainase selang dalam keadaan optimal.
#. Anjurkan klien untuk
#. %enghindari tarikan
memegang selang WS
spontan pada selang WS
apabila akan mengubah
yang mempunyai resiko
posisi.
tercabutnya selang dari rongga dada
' %
2
5 6. Atur posisi botol WS harus
( 6. &ra2itasi, udara dan
87
' 9ronoesikular (
selang WS.
cairan diselang dan adanya gelembung udara yang keluar dari dalam botol WS ( merupakan indiator bah0a drainase selang dalam keadaan optimal.
#. Anjurkan klien untuk
#. %enghindari tarikan
memegang selang WS
spontan pada selang WS
apabila akan mengubah
yang mempunyai resiko
posisi.
tercabutnya selang dari rongga dada
' %
2
5 6. Atur posisi botol WS harus
( 6. &ra2itasi, udara dan
87
#
cairan mengalir dari
tubuh klien
tekanan yang tinggi ke
Klien dan keluarga
' Hemas ( yang berhubungan
tahu mengenai kondisi
klien dan keluarga tentang
informasi pada klien 3
dengan informasi yang tidak
dan aturan
penyakit efusi pleura
keluarga, pera0at perlu
adekuat mengenai proses
pengobatan.
mengetahui sejauh mana
penyakit dan pengobatan yang
Kriteria hasil 8
informasi atau
ditandai dengan
!. Klien dan keluarga
pengetahuan yang
-
!. Kaji tingkat pengetahuan
tekanan yang rendah. !. =ntuk memberikan
Kurangnya pengetahuan
5S8
'
selalu lebih rendah dari
menyatakan paham Klien menanyakan tentang
tentang penyebab
penyakit efusi pleura dan
masalah.
% hasil patologi anatomi
2 *. Klien dan keluarga
diketahui klien 3 keluarga *. Kaji hasil patologi anatomi masalah indi2idu.
5
*. %emberikan pengetahuan dasar untuk pemahaman
( kondisi dinamik dan
88
#
selalu lebih rendah dari
cairan mengalir dari
tubuh klien
tekanan yang tinggi ke
Klien dan keluarga
' Hemas ( yang berhubungan
tahu mengenai kondisi
klien dan keluarga tentang
informasi pada klien 3
dengan informasi yang tidak
dan aturan
penyakit efusi pleura
keluarga, pera0at perlu
adekuat mengenai proses
pengobatan.
mengetahui sejauh mana
penyakit dan pengobatan yang
Kriteria hasil 8
informasi atau
ditandai dengan
!. Klien dan keluarga
pengetahuan yang
5S8
!. Kaji tingkat pengetahuan
tekanan yang rendah. !. =ntuk memberikan
Kurangnya pengetahuan
menyatakan paham
-
Klien menanyakan tentang
tentang penyebab
penyakit efusi pleura dan
masalah.
'
% hasil patologi anatomi
2 *. Klien dan keluarga
diketahui klien 3 keluarga *. Kaji hasil patologi anatomi masalah indi2idu.
5
*. %emberikan pengetahuan dasar untuk pemahaman
( kondisi dinamik dan
88
5?8 -
pentingnya inter2ensi
mengidentifikasi
;erapeutik selanjutnya
@ajah klien dan keluarga
tanda dan gejala
terlihat antusias untuk
yang memerlukan
mengetahui tentang
e2aluasi medik.
penyakit efusi pleura dan
-
mampu
). Beri informasi yang akurat tentang proses penyakit
). Informasi yang akurat tentang penyakitnya dapat mengurangi beban pikiran
). Klien dan keluarga
klien
hasil patologi anatomi
mengikuti program
$. Berikan keyakinan kepada
$. Sikap positif dari tim
Klien dan keluarga terlihat
pengobatan dan
klien bah0a pera0at, dokter
kesehatan akan
aktif bertanya tentang
menunjukkan
dan tim kesehatan lain selalu
membantu menurunkan
penyakit efusi pleura.
perubahan pola
berusaha memberikan
kecemasan yang
hidup yang perlu
pertolongan yang terbaik dan
dirasakan klien
untuk mencegah
seoptimal mungkin
' %
2 terulangnya
5
(
89
5?8 -
mampu
pentingnya inter2ensi
mengidentifikasi
;erapeutik selanjutnya
@ajah klien dan keluarga
tanda dan gejala
terlihat antusias untuk
yang memerlukan
mengetahui tentang
e2aluasi medik.
penyakit efusi pleura dan
). Beri informasi yang akurat tentang proses penyakit
). Informasi yang akurat tentang penyakitnya dapat mengurangi beban pikiran
). Klien dan keluarga
klien
hasil patologi anatomi
mengikuti program
Klien dan keluarga terlihat
pengobatan dan
klien bah0a pera0at, dokter
kesehatan akan
aktif bertanya tentang
menunjukkan
dan tim kesehatan lain selalu
membantu menurunkan
penyakit efusi pleura.
perubahan pola
berusaha memberikan
kecemasan yang
hidup yang perlu
pertolongan yang terbaik dan
dirasakan klien
untuk mencegah
seoptimal mungkin
-
$. Berikan keyakinan kepada
$. Sikap positif dari tim
' %
2 terulangnya
5
(
89
masalah 6
esiko tinggi terpapar infeksi
;idak terjadi infeksi
!. a0at luka secara aseptik
'. Keadaan luka , balutan
yang berhubungan dengan
Kriteria hasil 8
yang kotor merupakan
adanya port de entrPe akibat
!. Suhu tubuh tidak
media yang baik untuk
penusukan dari
meningkat antara
berkembang biaknya
tindakan WS, yang ditandai
)6 - )+,# H
mikroorganisme
dengan 8
*. ;anda infeksi tidak
5S 8 -
-
*. ?bser2asi daerah bekas
%. 5apat membantu
ada ' rubor7 dolor7
tusukan selang WS dari
mengetahui inter2ensi
Klien mengatakan perban
kalor7 tumor7 *ungsi
adanya tanda-tanda infeksi.
apa yang akan dilakukan
luka post pemasangan
lesi (
sesuai dengan tanda-
selang @S5 belum di ganti
tanda infeksi apa yang
;idak ada nyeri dan rasa
muncul
panas pada luka '
%
5? 8
2
5 ). ?bser2asi tanda - tanda 2ital
( 2. 5engan mengetahui
90
masalah 6
esiko tinggi terpapar infeksi
;idak terjadi infeksi
!. a0at luka secara aseptik
'. Keadaan luka , balutan
yang berhubungan dengan
Kriteria hasil 8
yang kotor merupakan
adanya port de entrPe akibat
!. Suhu tubuh tidak
media yang baik untuk
penusukan dari
meningkat antara
berkembang biaknya
tindakan WS, yang ditandai
)6 - )+,# H
mikroorganisme
dengan 8
*. ;anda infeksi tidak
5S 8 -
-
*. ?bser2asi daerah bekas
%. 5apat membantu
ada ' rubor7 dolor7
tusukan selang WS dari
mengetahui inter2ensi
Klien mengatakan perban
kalor7 tumor7 *ungsi
adanya tanda-tanda infeksi.
apa yang akan dilakukan
luka post pemasangan
lesi (
sesuai dengan tanda-
selang @S5 belum di ganti
tanda infeksi apa yang
;idak ada nyeri dan rasa
muncul
panas pada luka '
%
2
5? 8
5 ). ?bser2asi tanda - tanda 2ital
( 2. 5engan mengetahui
90
-
Akral klien hangat
tanda - tanda 2ital
-
/uka post pemasangan
klien,dapat membantu
selang @S5 kering dan tdak
untuk menilai keadaan
terlihat kemerahan
umum klien
serta bengkak -
$. /aksanakan program dokter
;erlihat terpasang selang
' Antibiotik, Antipiretik (
5. Secara umum pemberian
obat antibiotic dan
@S5 pada dada kanan intra
antipiretik dapat
costa D
meminimalisir
;ekanan darah ! 3 6
perkembangan
mmhg
mikroorganisme dan
-
>adi F 3 menit
menurunkan ambang
-
1ernapasan * F 3 menit
suhu tubuh
-
% Suhu )6,# H
-
'
2
5 #. Anjurkan klien minum air
( (. Intake cairan peroral
91
-
Akral klien hangat
tanda - tanda 2ital
-
/uka post pemasangan
klien,dapat membantu
selang @S5 kering dan tdak
untuk menilai keadaan
terlihat kemerahan
umum klien
serta bengkak -
$. /aksanakan program dokter
;erlihat terpasang selang
' Antibiotik, Antipiretik (
5. Secara umum pemberian
obat antibiotic dan
@S5 pada dada kanan intra
antipiretik dapat
costa D
meminimalisir
;ekanan darah ! 3 6
perkembangan
mmhg
mikroorganisme dan
-
>adi F 3 menit
menurunkan ambang
-
1ernapasan * F 3 menit
suhu tubuh
-
% Suhu )6,# H
-
'
2
5 #. Anjurkan klien minum air
( (. Intake cairan peroral
91
putih yang cukup Q - * liter 3
cukup dapat menjaga
*$ jam.
keseimbangan cairan tubuh
(. N$
Pelak*anaan #an E;ala*i F$r!ati4 Tanggal
-a!
DP
Ta0el 2.9 I!,le!enta*i
Para4
92
putih yang cukup Q - * liter 3
cukup dapat menjaga
*$ jam.
keseimbangan cairan tubuh
(. N$
Pelak*anaan #an E;ala*i F$r!ati4 Tanggal
-a!
Ta0el 2.9 I!,le!enta*i
DP
Para4
92
' '
% *-!-*!#
2 ".
5 !
( %engidentifikasi faktor penyebab ketidakefektifan pola nafas
9
7asil 8
*-!-*!# ".#
!
- Akibat penimbunan cairan dalam pleura dan tidur terlentang 3 beraktifitas %engkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernapasan
Amandus /ando
7asil 8
*-!-*!#
".!
!
- 1ernapasan * F 3 menit, Hepat dan dangkal %embaringkan klien dalam posisi duduk dengan kepala tempat tidur di tinggikan 6
Amandus /ando
derajat 7asil 8 -
'
% *-!-*!#
2 ".!#
5 !
Klien merasa nyaman dan tidak merasakan sesak
(
%emberikan oksigen ) liter 3 menit
Amandus /ando
9 Amandus /ando
7asil 8 -
Klien mengatakan nyaman dengan diberikannya oksigen
93
' '
% *-!-*!#
2 ".
5 !
( %engidentifikasi faktor penyebab ketidakefektifan pola nafas
9
7asil 8
*-!-*!# ".#
!
- Akibat penimbunan cairan dalam pleura dan tidur terlentang 3 beraktifitas %engkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernapasan
Amandus /ando
7asil 8
*-!-*!#
".!
!
- 1ernapasan * F 3 menit, Hepat dan dangkal %embaringkan klien dalam posisi duduk dengan kepala tempat tidur di tinggikan 6
Amandus /ando
derajat 7asil 8 -
'
% *-!-*!#
2 ".!#
5 !
Klien merasa nyaman dan tidak merasakan sesak
(
Amandus /ando
9 Amandus /ando
%emberikan oksigen ) liter 3 menit 7asil 8 -
Klien mengatakan nyaman dengan diberikannya oksigen
93
-
* -!-*!#
!!.
!
Klien terlihat tidak menggunakan otot bantu pernapasan
- ;idak ada sianosis pada bibir dan ujung jari %engo bser2asi tanda - tanda 2ital 7asil 8 -
%
*-!-*!#
".*
*
;ekanan darah !! 3 + mmhg
-
>adi " F 3 menit
- Suhu )6 ⁰C - 1ernapasan ** F 3 menit %emberikan moti2asi kepada klien dan istrinya tentang pentingnya nutrisi dan makan
Amandus /ando
porsi kecil tapi sering bagi klien 7asil 8 -
'
% 2 *-!-*!# ".*#
5 *
Klien dan istrinya mengerti dan termoti2asi dengan penjelasan pera0at
( %engauskultasi suara bising usus klien dengan stetoskop
Amandus /ando 9
7asil 8 -
*-!-*!#
".)
*
Bising usus klien ! F 3 menit
- 1erut agak kembung terdengar pekak pada saat di perkusi %enganjurkan klien untuk menggosok gigi setiap pagi dan malam sebelum tidur
Amandus /ando
94
-
* -!-*!#
!!.
!
Klien terlihat tidak menggunakan otot bantu pernapasan
- ;idak ada sianosis pada bibir dan ujung jari %engo bser2asi tanda - tanda 2ital 7asil 8 -
%
*-!-*!#
".*
*
;ekanan darah !! 3 + mmhg
-
>adi " F 3 menit
- Suhu )6 ⁰C - 1ernapasan ** F 3 menit %emberikan moti2asi kepada klien dan istrinya tentang pentingnya nutrisi dan makan
Amandus /ando
porsi kecil tapi sering bagi klien 7asil 8 -
'
% 2 *-!-*!# ".*#
5 *
Klien dan istrinya mengerti dan termoti2asi dengan penjelasan pera0at
( %engauskultasi suara bising usus klien dengan stetoskop
Amandus /ando 9
7asil 8 -
*-!-*!#
".)
*
Bising usus klien ! F 3 menit
- 1erut agak kembung terdengar pekak pada saat di perkusi %enganjurkan klien untuk menggosok gigi setiap pagi dan malam sebelum tidur
Amandus /ando
94
7asil 8
* -!-*!#
!!.
*
- Klien mengerti dan mau menggosok gigi setiap pagi dan malam sebelum tidur %enimb ang berat badan klien
Amandus /ando
7asil 8
*-!-*!#
!!.)#
*
- Berat badan $" kilo gram %enyajikan makanan klien di piring yang terbuat dari kaca
Amandus /ando
7asil 8 -
'
% 2 *-!-*!# !!.$
5 *
Klien mengatakan senang bisa makan di piring kaca
( %emberikan klien makan bubur,sayur dan telur rebus
Amandus /ando 9
7asil 8 -
*-!-*!#
!*.!
*
Klien masih merasa agak mual dan mulut agak pahit
- Klien hanya mampu makan 6 sendok, bubur dan ! butir telur rebus %emberikan 2itamin pro2ital ! tablet
Amandus /ando
7asil 8 -
Klien mau minum 2itamin
Amandus /ando
95
7asil 8
* -!-*!#
!!.
*
- Klien mengerti dan mau menggosok gigi setiap pagi dan malam sebelum tidur %enimb ang berat badan klien
Amandus /ando
7asil 8
*-!-*!#
!!.)#
*
- Berat badan $" kilo gram %enyajikan makanan klien di piring yang terbuat dari kaca
Amandus /ando
7asil 8 -
'
% 2 *-!-*!# !!.$
5 *
Klien mengatakan senang bisa makan di piring kaca
( %emberikan klien makan bubur,sayur dan telur rebus
Amandus /ando 9
7asil 8 -
*-!-*!#
!*.!
*
Klien masih merasa agak mual dan mulut agak pahit
- Klien hanya mampu makan 6 sendok, bubur dan ! butir telur rebus %emberikan 2itamin pro2ital ! tablet
Amandus /ando
7asil 8 -
Klien mau minum 2itamin
Amandus /ando
95
2
*!-!-*!#
!6.
)
%enga0asi klien saat berakti2itas menyisir rambut dan mencukur jenggot 7asil 8
*-!-*!#
!).
)
- 1era0at duduk berhadapan dengan klien ' jaraknya !,# meter ( %emotong kuku dan merapikan tempat tidur klien
Amandus /ando
7asil 8 -
'
%
2
5
*!-!-*!#
!6.!
)
Klien mengatakan mau dipotong kukunya oleh pera0at
( Kuku klien bersih dan tempat tidur rapih dan bersih
Amandus /ando 9
%enge2aluasi respon klien saat berakti2itas menyisir rambut, mencukur jenggot 7asil 8 -
Klien mengatakan belum bisa melakukan akti2itas tersebut secara maksimal
-
Klien mengatakan terasa sesak dan lelah setelah melakukan akti2itas
Amandus /ando
tersebut. -
;anda - tanda 2ital 8 >adi ! F 3 menit
96
2
*!-!-*!#
!6.
)
%enga0asi klien saat berakti2itas menyisir rambut dan mencukur jenggot 7asil 8
*-!-*!#
!).
)
- 1era0at duduk berhadapan dengan klien ' jaraknya !,# meter ( %emotong kuku dan merapikan tempat tidur klien
Amandus /ando
7asil 8 -
'
%
2
5
*!-!-*!#
!6.!
)
Klien mengatakan mau dipotong kukunya oleh pera0at
( Kuku klien bersih dan tempat tidur rapih dan bersih
Amandus /ando 9
%enge2aluasi respon klien saat berakti2itas menyisir rambut, mencukur jenggot 7asil 8 -
Klien mengatakan belum bisa melakukan akti2itas tersebut secara maksimal
-
Klien mengatakan terasa sesak dan lelah setelah melakukan akti2itas
Amandus /ando
tersebut. -
;anda - tanda 2ital 8 >adi ! F 3 menit
96
*!-!-*!# !6.!#
)
1ernapasan *# F 3 menit %elibatkan istri klien untuk membantu melakukan akti2itas 7asil 8
'
% *!-!-*!#
2 !6.!#
5 )
-
1era0at dan istri klien menyediakan kebutuhan klien ' sisir, pisau cukur (
-
Istri klien membantu menyisirkan dan mencukur jenggot serta kumis
( %enjelaskan kepada klien dan istrinya perlunya keseimbangan antara akti2itas dan
Amandus /ando 9
istirahat 7asil 8
*!-!-*!# !+.
)
- Klien dan istrinya mengatakan mengerti dengan penjelasan pera0at. %engukur nadi dan pernapasan klien setelah berakti2itas
Amandus /ando
7asil 8
5
* *-!-*!#
!.
$
- >adi "* F 3 menit %engk aji pernap asan klien
1ernapasan *# F 3 menit
Amandus /ando Amandus /ando
7asil 8 -
1ernapasan ** F 3 menit
97
*!-!-*!# !6.!#
)
1ernapasan *# F 3 menit %elibatkan istri klien untuk membantu melakukan akti2itas 7asil 8
'
% *!-!-*!#
2 !6.!#
5 )
-
1era0at dan istri klien menyediakan kebutuhan klien ' sisir, pisau cukur (
-
Istri klien membantu menyisirkan dan mencukur jenggot serta kumis
( %enjelaskan kepada klien dan istrinya perlunya keseimbangan antara akti2itas dan
Amandus /ando 9
istirahat 7asil 8
*!-!-*!# !+.
)
- Klien dan istrinya mengatakan mengerti dengan penjelasan pera0at. %engukur nadi dan pernapasan klien setelah berakti2itas
Amandus /ando
7asil 8
5
* *-!-*!#
!.
$
- >adi "* F 3 menit %engk aji pernap asan klien
1ernapasan *# F 3 menit
Amandus /ando Amandus /ando
7asil 8 -
1ernapasan ** F 3 menit
97
!.!
$
- ;idak menggunakan otot - otot bantu pernapasan %engatur tidur klien dalam posisi setengah duduk Amandus /ando
7asil 8 '
%
2
5
-
* *-!-*!#
!.*
$
( 1unggung klien di ganjal * buah bantal
9
- Klien mengatakan nyaman dengan posisi ini. %engecek u ndulasi pada selang @S5 7asil 8
**-!-*!#
!.*#
$
- Adanya gelembung udara yang keluar dari dalam botol @S5 %enganjurkan dan mengajarkan kepada klien untuk memegang selang @S5 apabila
Amandus /ando
akan mengubah posisi. 7asil 8 -
Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan dan pengajaran yang diberikan
Amandus /ando
oleh pera0at.
* *-!-*!#
!.!#
$
- 1osisi selang @S5 tetap terpasang dan terfiksasi pada IHS D dada kanan %engatur pos isi botol @S5 7asil 8
Amandus /ando
98
!.!
$
- ;idak menggunakan otot - otot bantu pernapasan %engatur tidur klien dalam posisi setengah duduk Amandus /ando
7asil 8 '
%
2
5
-
* *-!-*!#
!.*
$
( 1unggung klien di ganjal * buah bantal
9
- Klien mengatakan nyaman dengan posisi ini. %engecek u ndulasi pada selang @S5 7asil 8
**-!-*!#
!.*#
$
- Adanya gelembung udara yang keluar dari dalam botol @S5 %enganjurkan dan mengajarkan kepada klien untuk memegang selang @S5 apabila
Amandus /ando
akan mengubah posisi. 7asil 8 -
Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan dan pengajaran yang diberikan
Amandus /ando
oleh pera0at.
* *-!-*!#
!.!#
$
- 1osisi selang @S5 tetap terpasang dan terfiksasi pada IHS D dada kanan %engatur pos isi botol @S5 Amandus /ando
7asil 8
98
'
%
2
5
-
(
*!-!-!#
!!.
#
( Botol @S5 letaknya lebih rendah dari tubuh klien yaitu diba0ah tempat tidur
9
klien %engkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit efusi pleura 7asil 8 -
Klien dan keluarga menanyakan apa itu penyakit efusi pleura, penyebab, pengobatan dan pencegahannya
*!-!-*!#
!!.!
#
- Klien dan istrinya belum mengetahui tentang penyakit efusi pleura %engkaji hasil patologi anatomi klien
Amandus /ando
7asil 8
*!-!-*!#
!!.!#
#
- ;erdapat infeksi spesifik dan tidak ditemukan sel maligna %emberikan penyuluhan kesehatan tentang pengertian, penyebab, pencegahan, dan
Amandus /ando
pengobatan penyakit efusi pleura Amandus /ando
7asil 8 '
%
2
5
-
( Klien dan istrinya mengatakan sudah mengetahui apa itu penyakit efusi pleura
9
99
'
%
2
5
( Botol @S5 letaknya lebih rendah dari tubuh klien yaitu diba0ah tempat tidur
-
(
*!-!-!#
!!.
#
9
klien %engkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit efusi pleura 7asil 8 -
Klien dan keluarga menanyakan apa itu penyakit efusi pleura, penyebab, pengobatan dan pencegahannya
*!-!-*!#
!!.!
#
- Klien dan istrinya belum mengetahui tentang penyakit efusi pleura %engkaji hasil patologi anatomi klien
Amandus /ando
7asil 8
*!-!-*!#
!!.!#
#
- ;erdapat infeksi spesifik dan tidak ditemukan sel maligna %emberikan penyuluhan kesehatan tentang pengertian, penyebab, pencegahan, dan
Amandus /ando
pengobatan penyakit efusi pleura Amandus /ando
7asil 8 '
%
2
5
( Klien dan istrinya mengatakan sudah mengetahui apa itu penyakit efusi pleura
-
9
99
-
Klien dan istrinya mampu menyebutkan pengertian efusi pleura, * penyebab, pencegahan, dan ) cara pengobatannya Amandus /ando
*!-!-*!# !!.!#
#
1era0at meyakinkan klien dan keluarga bah0a tim kesehatan akan memberikan pelayanan seoptimal mungkin demi kesembuhan klien 7asil 8 -
9
*-!-*!#
".)
*!-!-*!#
!.
**-!-*!#
!.)
6
Klien dan keluarga percaya bah0a dengan bantuan dokter, pera0at dan tim
Amandus /ando
kesehatan lain mampu menyembuhkan penyakitnya. %era0at luka dengan teknik aseptic 7asil 8 -
%encuci luka dengan cairan normal salin dan menutup dengan kasa betadin Amandus /ando
'
% **-!-*!#
2 !!.$#
5 6
( %engobser2asi tanda-tanda 2ital ' suhu dan nadi (
7asil 8 -
;idak ada peningkatan suhu tubuh )6 ⁰C dan nadi 88 x / menit
9
Amandus /ando
100
-
Klien dan istrinya mampu menyebutkan pengertian efusi pleura, * penyebab, pencegahan, dan ) cara pengobatannya Amandus /ando
*!-!-*!# !!.!#
#
1era0at meyakinkan klien dan keluarga bah0a tim kesehatan akan memberikan pelayanan seoptimal mungkin demi kesembuhan klien 7asil 8 -
9
*-!-*!#
".)
*!-!-*!#
!.
**-!-*!#
!.)
6
Klien dan keluarga percaya bah0a dengan bantuan dokter, pera0at dan tim
Amandus /ando
kesehatan lain mampu menyembuhkan penyakitnya. %era0at luka dengan teknik aseptic 7asil 8 -
%encuci luka dengan cairan normal salin dan menutup dengan kasa betadin Amandus /ando
'
% **-!-*!#
2 !!.$#
5 6
( %engobser2asi tanda-tanda 2ital ' suhu dan nadi (
7asil 8 -
;idak ada peningkatan suhu tubuh )6 ⁰C dan nadi 88 x / menit
9
Amandus /ando
100
*-!-*!#
".)
6
%engobser2asi daerah luka paska pemasangan @S5 dari tanda-tanda infeksi 7asil 8
*!-!-*!#
!.
**-!-*!# *-!-*!#
!.) !.
*!-!-*!#
!.
**-!-*!#
!.
*!-!-*!#
!*.
6
-
/uka terlihat bersih
-
Klien mengatakan pada daerah luka tidak teras panas dan nyeri
- ;idak ada tanda - tanda infeksi seperti kemerahan dan bengkak %emberikan obat cefotaFim ! gram
Amandus /ando
7asil 8 6
HefotaFim ! gram diberikan secara intra 2ena
- ;idak terjadi reaksi alergi setelah penyuntikan %enganjurkan klien untuk minum air putih Q - * liter 3 *$ jam ' # - ! gelas (
Amandus /ando
7asil 8 -
Klien mengatakan akan minum minimal 6 - + gelas 3 hari
-
Klien minum air putih !# mili liter ' ! gelas (
Amandus /ando
101
*-!-*!#
".)
6
%engobser2asi daerah luka paska pemasangan @S5 dari tanda-tanda infeksi 7asil 8
*!-!-*!#
!.
**-!-*!# *-!-*!#
!.) !.
*!-!-*!#
!.
**-!-*!#
!.
*!-!-*!#
!*.
6
-
/uka terlihat bersih
-
Klien mengatakan pada daerah luka tidak teras panas dan nyeri
Amandus /ando
- ;idak ada tanda - tanda infeksi seperti kemerahan dan bengkak %emberikan obat cefotaFim ! gram 7asil 8 -
6
HefotaFim ! gram diberikan secara intra 2ena
Amandus /ando
- ;idak terjadi reaksi alergi setelah penyuntikan %enganjurkan klien untuk minum air putih Q - * liter 3 *$ jam ' # - ! gelas ( 7asil 8 -
Klien mengatakan akan minum minimal 6 - + gelas 3 hari
-
Klien minum air putih !# mili liter ' ! gelas (
Amandus /ando
101
9. E;ala*i S!ati4 Ta0el 2.: N$ '
Tanggal -a! % *-!-*!#
DP 2 !
E;ala*i 5 S 8 Klien mengatakan 8
!6.
-
;idak batuk ;idak sesak %erasa nyaman dengan posisi setengah duduk di ganjal bantal pada punggung.
?8 -
;idak menggunakan otot bantu
pernapasan - ;idak ada sianosis pada bibir dan
Para4 (
9. E;ala*i S!ati4 Ta0el 2.: N$ '
Tanggal -a! % *-!-*!#
DP 2 !
E;ala*i 5 S 8 Klien mengatakan 8
!6.
-
Para4 (
;idak batuk ;idak sesak %erasa nyaman dengan posisi setengah duduk di ganjal bantal pada punggung.
?8 -
;idak menggunakan otot bantu
pernapasan - ;idak ada sianosis pada bibir dan
-
ujung jari ;anda - tanda 2ital 8 ;ekanan darah !! 3 + mmhg • >adi F 3 menit • Suhu )6 ⁰H • 1ernapasan ** F 3 menit •
Amandus /ando
A8 -
%asalah teratasi
-
Inter2ensi dipertahankan 8
18
•
5 1ertahankan klien dalam posisi
setengah duduk dengan
• •
punggung di ganjal bantal ?bser2asi tanda - tanda 2ital 1emberian oksigen *-) liter 3
102
'
%
menit ' bila sesak (
2
(
*)-!-*!#
*
S 8 Klien mengatakan 8
!.
-
;idak merasa mual lagi
-
%ulut tidak terasa pahit lagi
-
>afsu makan bertambah
-
/idah tidak putih
-
%akanan habis ! porsi kecil dan *
?8
butir telur rebus -
Bising usus ! F 3 menit
-
1erut tidak kembung
-
Berat badan naik * kg ' #! kg (
-
%asalah teratasi
-
Inter2ensi dipertahankan 8
Amandus /ando
A8
18
•
1ertahankan penyajian makanan semenarik mungkin
'
%
2 •
5 1ertahankan beri makan dalam
(
103
porsi kecil tapi sering •
2
*)-!-*!#
)
1ertahankan pemberian 2itamin
sesuai petunjuk dokter S 8 Klien mengatakan 8
!.!
-
Badannya terasa segar dan bersemangat
?8 -
@ajah klien tampak segar dan bersemangat
-
%ampu melakukan akti2itas mandiri seperti menyisir rambut dan makan
A8 -
%asalah teratasi
-
Inter2esi dihentikan
18
*)-!-*!#
$
Amandus /ando
S 8 Klien mengatakan 8
!.!#
-
;idak terasa sesak
-
;idak terasa nyeri pada dada
-
1ernapasan ** F 3 menit
-
>adi F 3 menit
-
5 1ernapasan diafragma
-
Bunyi napas bronko2esikular
?8
'
%
2
(
104
-
Adanya undulasi pada selang @S5
-
Selang aman terfiksasi
-
%asalah teratasi
-
Inter2ensi dipertahankan 8
A8
18
•
%engubah posisi sambil memegang selang @S5
•
pertahankan posisi selang
•
pertahankan botol @S5 letaknya lebih rendah dari
*!-!-*!#
#
tubuh klien S 8 Klien dan istrinya mengatakan 8
!*.
-
Amandus /ando
%engerti dengan penjelasan yang diberikan tentang efusi pleura
-
1ercaya dan yakin dokter, pera0at dan tim kesehatan lain akan memberikan pelayanan yang maksimal demi kesembuhannya
'
( %
2
5
?8 -
@ajah klien dan istrinya tidak
105
tampak cemas lagi -
7asil patologi anatomi terdapat infeksi spesifik
-
Klien dan istrinya mampu menyebutkan pengertian efusi pleura, * penyebab, pencegahan dan ) cara pengobatannya
Amandus /ando
A8 -
%asalah teratasi
18
*)-!-*!#
6
- Inter2ensi di hentikan S 8 Klien mengatakan 8
!.
-
;idak merasakan nyeri dan panas pada daerah luka paska pemasangan selang @S5
?8 -
/uka terlihat bersih
-
;idak ada tanda - tanda infeksi seperti bengkak dan merah
-
'
%
>adi F 3 menit
2
5
-
(
Suhu )6 ⁰C
A8
106
-
%asalah teratasi
-
Inter2ensi dipertahankan 8
1 8
•
a0at luka secara aseptik
•
?bser2asi daerah bekas tusukan selang @S5 dari tanda - tanda
Amandus /ando
infeksi •
?bser2asi nadi dan suhu klien
•
/anjutkan pemberian antibiotik dan antipiretik
B. PEMBAHASAN
Selama melakukan asuhan kepera0atan dengan pendekatan proses kepera0atan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa kepera0atan, perencanaan, pelaksanaan dan e2aluasi pada ;n. > dengan gangguan sisitem pernapasan akibat efusi pleura di ruang parkit rumah sakit angkatan udara dr. %. Salamun kota bandung yang dilaksanakan pada tanggal * - *) 9anuari *!#. 1enulis mendapatkan kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan praktek di lapangan selama melakukan asuhan kepera0atan tersebut. Selain itu penulis menemukan
107
faktor - faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan asuhan kepera0atan dilapangan. Adapun uraian secara lengkap pembahasan dari pelaksanaan asuhan kepera0atan dilapangan pada ;n. > dengan gangguan sisitem pernapasan akibat efusi pleura di ruang parkit rumah sakit angkatan udara dr. %. Salamun kota bandung, dapat dijelaskan sebagai berikut 8 '. Pengka)ian
5emi lancarnya asuhan kepera0atan ini penulis terlebih dahulu melakukan pendekatan terapeutik sekaligus membina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga. ;ahap a0al pengkajian yaitu pengumpulan data, baik data subyektif maupun obyektif. 1engumpulan data dilakukan melalui 0a0ancara, obser2asi pada klien dan keluarga, pemeriksaan fisik klien dan studi dokumentasi dengan melihat status klien di ruangan. 5ata subjektif yang penulis dapatkan berasal dari klien, penulis juga melakukan 0a0ancara dengan keluarga klien ' istri klien (, mencari keterangan dari pera0at ruangan, status dan dokumentasi dari tim kesehatan lain. Klien dengan gangguan sistem pernapasan efusi pleura secara teori masuk ke rumah sakit dengan alasan diantaranya keluhan respiratorius yang meliputi sesak nafas, nyeri dada, batuk, selain itu keluhan lain yang juga menjadi alasan masuk ke rumah sakit, yaitu demam, timbul pada sore atau malam hari mirip demam influenGa, hilang timbul, dan semakin lama semakin panjang serangannya, sedangkan masa bebas serangan semakin
108
pendek. 7al yang terjadi pada ;n. >, yaitu mengeluh sesak nafas, badan terasa lemah, nyeri dada kanan ba0ah, mual. Keluarga akhirnya memba0ah klien ke rumah sakit angkatan udara dr. %. Salamun kota bandung. Klien dengan gangguan sistem pernapasan efusi pleura pada pengkajian sistem pernapasan secara konsep akan ditemukan klien mengeluh sesak, terdengar suara ronki, rasa berat pada dada, berat badan menurun, nyeri pleuritis akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokalisir terutama pada saat batuk dan bernapas serta batuk non produktif, hal ini terjadi pada ;n. > tetapi sesak dan nyeri yang dirasakan sudah tidak terlalu di rasakan, hanya apabila tidur terlentang dan batuk, karena ;n. > sudah dira0at selama 6 hari dan telah dilakukan tindakan pemasangan selang drainase serta memasuki fase penyembuhan dan pemulihan. Secara
konseptual
pemeriksaan
fisik
sistem
kardio2askuler
kemungkinan terjadi peningkatan denyut jantung, pergeseran jantung, adanya thrill yaitu getaran ictus cordi, murmur, bunyi jantung ! dan * tunggal atau gallop, bunyi jantung ke ) yang merupakan gejala payah jantung. 7asil pengkajian menunjukkan keluhan atau gejala yang sesuai dengan teori adalah peningkatan denyut jantung, sedangkan yang lainnya tidak ditemukan karena ;n. > sudah dira0at selama 6 hari dan memasuki fase penyembuhan. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium terdapat ketidak sesuaian antara teori dan hasil, pengkajian dilapangan tidak didapat peningkatan leukosit dan tidak ditemukan sel maligna pada sample pemeriksaan cairan pleura.
109
%. Diagn$*a Ke,era7atan
Secara teori terdapat " ' Sembilan ( diagnosa yang mungkin timbul pada klien dengan gangguan sistem pernapasan efusi pleura, yaitu 8 a. Ketidakefektifan
pola
pernapasan
yang
berhubungan
dengan
menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura. b. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan sekresi mukus yang kental, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal 3 faringeal. . &angguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi paru dan kerusakan membran al2eolar kapiler. d. &angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh dan penurunan nafsu makan akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen. e. &angguan /6 (atiity daily liing) yang berhubungan dengan kelemahan fisik umum, keletihan sekunder dan adanya sesak nafas. *.
esiko tinggi
trauma pernapasan yang berhubungan dengan
pemasangan WS g. Kurangnya pengetahuan ' Hemas ( yang berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai proses penyakit dan pengobatan. h. esiko tingggi terpapar infeksi yang berhubungan dengan adanya port
110
de entrPe akibat penusukan dari tindakan WS i.
&angguan pola tidur dan istirahat yang berhubungan dengan perubahan suasana lingkungan. Sedangkan 1ada kasus ;n. >, penulis hanya menemukan 6 ' enam (
diagnosa kepera0atan yang ditunjang oleh data hasil pengkajian, yaitu antara lain8 a. Ketidakefektifan
pola
pernapasan
yang
berhubungan
dengan
menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura. b. &angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh dan penurunan nafsu makan akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen. . &angguan /6 ( atiity daily liing ) yang berhubungan dengan kelemahan fisik umum, keletihan sekunder dan adanya sesak nafas. d. esiko tinggi
trauma pernapasan yang berhubungan dengan
pemasangan WS e. Kurangnya pengetahuan ' Hemas ( yang berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai proses penyakit dan pengobatan. *.
esiko tingggi terpapar infeksi yang berhubungan dengan adanya port de entrPe akibat penusukan dari tindakan WS 5ari uraian di atas, terdapat ) ' tiga ( diagnosa kepera0atan yang ada
111
pada teori tapi pada kasus tidak ditemukan pada klien ;n. >, dengan konsep gangguan sistem pernapasan efusi pleura, yaitu 8 a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan sekresi mukus yang kental, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal 3 faringeal, tidak ada dalam kasus dilapangan karena dari data klien batuk kering atau nonproduktif. b. &angguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi paru dan kerusakan membrane al2eolar kapiler, tidak ada dalam kasus dilapangan karena dari hasil rongen klien tidak mengalami kerusakan membrane al2eolar kapiler. c. &angguan pola tidur dan istirahat yang berhubungan dengan perubahan suasana lingkungan, tidak ada dalam kasus dilapangan karena dari data klien tidur dan istirahat cukup jam
2. Peren
1ada tahap perencanaan penulis merencanakan tindakan kepera0atan menurut diagnosa yang muncul pada ;n. >, disesuaikan dengan kondisi, situasi dan kemampuan klien ataupun keluarga, serta disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia di ruangan, pada tahap perencanaan ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti dalam menyusun rencana yang akan dilakukan.
112
1erencanaan dari ke 6 ' enam ( diagnosa kepera0atan secara keseluruhan sama dengan konsep 0alaupun ada beberapa yang dihilangkan karena kurang menujang dan beberapa yang ditambahkan karena inter2ensi masih dirasakan kurang untuk mengatasi masalah ;n. >, =ntuk inter2ensi seperti pemberian informasi kesehatan dan penyuluhan kesehatan tentang penyakit disusun penulis dengan tujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan, ketrampilan serta kemandirian klien dan keluarga. 1erencanaan yang disusun penulis bersifat dependen dan kolaboratif. 5. Pelak*anaan
1ada tahap ini penulis melaksanakan asuhan kepera0atan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. 5alam tahap pelaksanaan penulis mengalami beberapa hambatan karena ada tindakan kepera0atan yang tidak bisa dilaksanakan pada klien. Secara konsep penimbangan berat badan harus dilaksanakan setiap hari untuk memantau status nutrisi klien, tetapi dalam kasus ini penulis tidak dapat melakukan penimbangan berat badan setiap hari. =ntuk mengatasi hal tersebut penulis mencari alternatif tindakan yaitu dengan menimbang berat badan setiap ) ' tiga ( hari sekali dan mengoptimalkan asupan nutrisi yang adekuat bagi klien yaitu dengan memberikan makan sesuai dengan dietnya dan di tambah telur rebus ! - * butir. =ntuk tindakan yang lain penulis tidak menemukan hambatan yang cukup berarti, hal ini disebabkan karena klien dan keluarga sangat kooperatif
113
dan mampu bekerja sama dalam melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat. (. E;al E;ala a*i *i
42alua 42aluasi si merupa merupakan kan tahap tahap akhir akhir dari dari proses proses kepera kepera0ata 0atan n yang yang berguna untuk menilai asuhan kepera0atan yang telah diberikan. 1ada tahap ini penulis melakukan penilaian dari respon klien terhadap inter2ensi yang telah diberikan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Setelah dilakukan dilakukan inter2ensi inter2ensi dari ke 6 ' enam ( diagnosa diagnosa kepera0atan kepera0atan yang muncul, secara keseluruhan sudah teratasi sesuai dengan kriteria e2aluasi dan pada tanggal *$ januari *!# klien sudah di perbolehkan pulang dan menjalani pengobatan ra0at jalan di poliklinik paru rumah sakit angkatan udara dr. %. Salamun kota bandung.
BAB I/
KESIMPULAN DAN REKMENDASI
A. Ke Ke*i *i!, !,l lan an
Setelah penulis melakukan asuhan kepera0atan pada ;n. >, dengan gangguan gangguan pada sistem sistem pernapasan pernapasan efusi pleura pleura di ruang parkit parkit rumah rumah sakit angkatan udara udara kota bandung * sampai *) 9anuari *!#, kemudian penulis
114
mela melaku kuka kan n anal analisa isa kese kesenj njan anga gan n anta antara ra kons konsep ep teor teorii deng dengan an prak prakte tek k di lapang lapangan. an. Setela Setelah h dilaku dilakukan kan pembah pembahasan asan,, penuli penuliss dapat dapat menarik menarik beberap beberapaa kesimpulan sebagai berikut 8 !.
5alam proses pengkajian pera0at 3 mahasis0a harus dapat menggali data subjektif maupun objektif yang dapat menunjang terhadap permasalahan klien, sehingga diagnosa kepera0atan yang ditegakkan benar - benar sesuai dengan kebutuhan klien.
*.
5iagnosa yang ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian, pada klien dengan gangguan sistem pernapasan 8 efusi pleura berdampak pada terj terjad adin iny ya
gang ganggu guan an
Keti Ketida dake kefe fekt ktif ifan an
pola pola
pern pernap apas asan an,,
&ang &anggu guan an
pemenuhan kebutuhan nutrisi 8 Kurang dari kebutuhan tubuh, &angguan A5/ A5/ 'acti 'acti2i 2ity ty daily daily li2ing li2ing(, (, resik resiko o ting tinggi gi
traum traumaa pern pernap apas asan an dan dan
kurangny kurangnyaa pengetahuan pengetahuan ' Hemas ( serta esiko tingggi tingggi terpapar infeksi. infeksi. ;idak semua masalah kepera0atan secara konseptual akan ditemukan pada klie klien, n,
hal
ini ini
menu enunjuk njukka kan n
keun eunikan ikan
indi indi2 2idu idu
dala dalam m
meres erespo pon n
permasalahan yang timbul. ).
encana kepera0atan yang telah ditetapkan dis disesuaikan den dengan kemampuan, kondisi, sarana dan kebutuhan klien serta melibatkan klien dan keluarga untuk mengatasi masalah kepera0atan yang aktual maupun potensial.
$.
5alam proses pelaksanaan penulis tidak mengalami hambatan semua tindakan dapat dilakukan sesuai dengan rencana.
115
#.
%asalah - masalah ya yang te terdapat pa pada kl klien su sudah te teratasi se sesuai dengan kriteria 0aktu yang penulis tetapkan, hal ini disebabkan karena tepatnya pera0atan dan pengobatan yang diberikan kepada klien sehingga dapat meningkatkan meningkatkan kondisi dan status kesehatan klien dalam 0aktu yang singkat.
6.
5okumentasi seb sebagai ala alat kom komunikasi ant antar per pera0at tid tidak ha hanya terbatas pada status klien, tetapi lembar obser2asi juga dapat dijadikan sebagai sebagai catatan catatan kondis kondisii klien klien yang yang memper mempermud mudah ah dalam dalam memoni memonitor tor perkembangan klien.
B. Rek$!e Rek$!en#a n#a*i *i
Berdas Berdasark arkan an kesimp kesimpulan ulan diatas diatas,, maka maka penuli penuliss mereko merekomen mendasi dasikan kan beberapa hal diantaranya 8 !. 1era0a 1era0att ruanga ruangan n diharap diharapkan kan dalam dalam melaku melakukan kan asuhan asuhan kepera kepera0at 0atan an pada pada klien dengan gangguan sistem pernapasan akibat efusi pleura hendaknya pera0at lebih meningkatkan kesabaran dalam memoti2asi klien untuk mempercepat proses penyembuhan. *. /embar /embar obser2asi obser2asi yang yang tersedia tersedia dibuku dibuku obser2asi, obser2asi, diharapk diharapkan an dapat dapat diisi oleh pera0at atau mahasis0a sesuai jad0al dinasnya. ). Bagi Bagi klien klien dan keluar keluarga ga ' istri istri klien klien ( agar agar tetap tetap melanj melanjutk utkan an pengob pengobata atan n efusi pleura di poliklinik paru dengan tuntas, kedisiplinan dalam minum obat dan makan tinggi kalori tinggi protein.
116