Modul 5 BERIKIR (KREATIF)
Berpikir menurut Morgan, King dan Robinson : “Think “Thinkin ing g is defin defined ed as mental mental or cogni cognitiv tive, e, rearra rearrange ngemen ment, t, or manip manipul ulati ation, on, or infor informat matio ion n from from the enviro environme nment nt and symbo symbols ls stored in long term memory” “Thinking is also described as a process which mediates between stimuli and responses” Berpikir Berpikir adalah adalah proses proses mengolah mengolah dan memanip memanipulas ulasikan ikan informasi informasi untuk untuk memenuhi suatu kebutuhan atau memberikan respons. Dalam berpikir seseorang mengolah mengolah informasi informasi-info -informasi rmasi yang ada dengan dengan mengguna menggunakan kan lambang-l lambang-lamba ambang ng visual, grafis atau maupun verbal.
Berpikir adalah suatu aktivitas mental dalam diri manusia yang prosesnya memiliki dua ciri utama, yaitu : 1. Covert / unobservable (tidak terlihat). Proses berpikir terjadi pada otak manusia dan secara fisik tidak dapat dilihat prosesnya prosesnya (dalam (dalam pengertia pengertian n pemroses pemrosesan an informasi informasinya) nya).. Sejumlah Sejumlah ahli ahli yang mencoba mencoba memantau memantau proses proses berpikir berpikir secara secara fisik hanya menemuka menemukan n aktivitas aktivitas listrik arus lemah dan proses kimiawi pada otak manusia yang sedang berpikir. Dengan Dengan demikian demikian,, proses proses pengolah pengolahan an informas informasii tak dapat dapat diamati diamati dan dilihat dilihat secara fisik maupun secara kimiawi. Pengolahan makna, baik semantic maupun visual bersifat abstrak sehingga tidak dapat dideteksI denGan panca indera.
2. Symbolic (melibatkan manipulasi dan penggunaan simbol) Dalam Dalam berpikir berpikir,, manusia manusia mengola mengolah h (memanip (memanipulas ulasikan) ikan) informasi informasi yang berupa berupa symbol-si symbol-simbol mbol,, (baik (baik symbol symbol verbal verbal maupun maupun visual). visual). Simbol-s Simbol-simbo imboll itu akan memberikan makna pada informasi yang diolah. Proses berpikir merupakan salah satu rangkaian dalam mekanisme penafsiran terhadap terhadap stimuli. stimuli. Dalam Dalam berpikir berpikir semua proses proses kognitif kognitif dilibatka dilibatkan, n, mulai mulai dari sensasi, persepsi dan memori.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB AJAR- UMB
Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si.
PSIKOLOGI S D M
1
Sebagai contoh, coba pikirkan jawaban dari soal berikul ini:
Kasus 1 Dalam sebuah pesta keluarga, berapa jumlah piring, sendok-garpu dan gelas yang dibutuhkan apabila pesta tersebut dihadiri oleh : 1 kakek, 1 nenek, 2 ayah, 2 ibu, 5 anak, 3 cucu, 1 saudara laki-laki, 2 saudara perempuan, 2 anak laki-laki, 3 anak perempuan, 1 mertua laki-laki, 1 mertua perempuan.
Untuk menjawab soal tersebut, kita berpikir dengan menggunakan lambanglambang verbal, yaitu lambang-lambang bahasa dan angka, Dengan menggunakan data yang berupa pengertian terhadap istilah-istilah yang digunakan serta angkaangka, kita mencoba mengolah dan mengkalkulasikan data tersebut hingga menemukan satu jawaban.
Berapa jawabannya ? Ada sebagian yang akan menjawab 22 buah piring, 22 pasang sendok-garpu dan 22 buah gelas. Benarkah jawaban ini? Tidak benar, sebab jawaban itu hanya menjumlahkan angka yang ada.
Diperlukan pemikiran mengenai pengertian istilah yang digunakan, sehingga ada beberapa sebutan yang menunjuk pada obyek / orang yang sama, misalnya sorang pria bisa menjadi kakek bagi cucunya dan menjadi ayah dari anaknya.
Oleh sebab itu, jawaban dari soal ini adalah : diperlukan 7 buah piring, 7 pasang sendok-garpu dan 7 buah gelas. Namun, pada soal berikut ini, lambang yang digunakan dalam berpikir adalah Iambang-lambang visual.
Bisa anda gambarkan ?
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si.
PSIKOLOGI S D M
2
Kasus 2 Hubungkan enam titik soal ini dengan menarik garis lurus yang tidak terputus dan tidak mengangkat pensil. Jangan ada satu titik pun yang terlewatkan !
0
0
0
0
0
0
Jawaban ; Untuk menjawab soal kedua ini, kita menggunakan lambang-lambang visual, yaitu membayangkan susunan titik yang ada dan mencoba membuat rekaan konfigurasi garis iurus yang tak terputus yang dapat menghubungkan ke enam titik tersebut.
Bagaimana Orang Berpikir Secara garis besar, ada dua macam cara berpikir, yaitu cara berpikir autistik dan berpikir realistik. Berpikir autistik seringkali disebut sebagai mengkhayal, melamun atau berfantasi. Dengan berpikir autistik orang melarikan diri dari kenyataan, melihat hidup sebagai gambar-gambar yang fantastic.
Sebaliknya, berpikir realistik disebut sebagai nalar (reasoning), yaitu berpikir secara logis, berdasarkan fakta-fakta yang ada dan menyesuaikan dengan dunia nyata, beserta semua dalil / hukum-hukumnya. Berpikir realistik dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : 1. Berpikir deduktif Berpikir deduktif adaiah proses berpikir yang rnenerapkan kenyataan-kenyataan yang berlaku umum kepada hal-hai yang bersifat khusus. Kesimpulan yang dihasilkan dalam berpikir deduktif dimulai dari hal-hal umum menuju hal-hal khusus.
2. Berpikir induktif
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si.
PSIKOLOGI S D M
3
Berpikir induktif justru sebaliknya, dimulai dari hal-hal khusus kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Kesimpulan yang dihasilkan dalam berpikir induktif merupakan generalisasi dari hal-hal khusus.
3. Berpikir evaluatif. Berpikir evaluatif adalah dengan menilai baik-buruknya atau tepat-tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif, seseorang tidak menambah atau mengurangi gagasan, tetapi menilainya berdasarkan kriteria tertentu.
Tuiuan Berpikir
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan paling tidak ada tiga tujuan yang Ingin dicapai melalui berpikir, yaitu : 1. Pengambilan keputusan (Decision Making) yang ciri-cirinya, yaitu : •
Keputusannya adalah hasil dari suatu usaha intelektual
•
Keputusannya melibatkan pilihan dari berbagai alternatif
•
Melibatkan tindakan nyata
Decision making juga dipengaruhi oleh kualitas pengetahuan yang dimiliki dan motivasi (dorongan untuk berperilaku ke arah tujuan tertentu) serta sikap terhadap obyek yang akan dikenai keputusan.
2. Pemecahan masalah (Problem Solving) yang biasanya dilakukan melalui enam tahap, yaitu : •
Identifikasi masalah
•
Menggali ingatan
•
Memahami situasi
•
Mencari jawaban dan kesimpulan
•
Mencoba dengan penyelesaian coba-coba salah (trial & error)
•
Menemukan pemecahan masalah (insight solution)
Problem solving juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ; •
Faktor personal
•
Faktor situasional (mudah-sulitnya masalah, masalahnya baru sekali dihadapi -sudah terbiasa, penting-kurang pentingnya masalah, kompleks sederhananya masalah)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si.
PSIKOLOGI S D M
4
•
Faktor sosio-psikoiogis (motivasi, kebiasaan, emosi, sikap, dsb)
3. Penemuan gagasan baru (Create Ideas) Berpikir kreatif memiliki paling tidak dua sifat, yaitu : •
Melibatkan / menghasilkan respons atau gagasan baru
•
Bersifat orisinal
Salah satu ciri berpikir kreatif adalah digunakannya pola berpikir divergen, yaitu dengan menghasilkan sejumlah kemungkinan (alternatif). Pola berpikir divergen dapat diukur dari ciri-cirnya, yaitu : •
Fluency Kecepatan menghasilkan ide/gagasan, semakin cepat dan semakin banyak yang dapat diungkapkan.
•
Elaboration Pengayaan atas ide/gagasan yang ada, berupa detail spesifik, maupun variasi khusus dari produk gagasan
•
Flexibility Kelenturan, atau keragaman dalam variasi bentuk produk-produk ide/gagasan yang ditemukan
•
Originality Orisinalitas atau kebaruan berupa produk ide/gagasan yang lain daripada yang lain, bias jadi yang belum pernah ada atau pernah terpikirkan oleh kita selama ini.
Dalam proses berpikir kreatif, terdiri dari lima tahap, yaitu : 1.
Orientasi (perumusan masaiah)
2.
Preparasi (mengumpulkan informasi yang relevan)
3.
Inkubasi (istirahat sebentar untuk mengendapkan masaiah dan informasi yang diperoleh)
4.
iluminasi (mendapat ilham)
5.
Verifikasi (menguji dan menilai gagasan yang diperoleh)
Faktor - faktor vang mempengaruhi berpikir kreatif : •
Kemampuan kognitif (kecerdasan, kemampuan menciptakan gagasan baru
dan fleksiblitas kognitif).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si.
PSIKOLOGI S D M
5
•
Sikap yang terbuka (bisa menerima hal-hal baru, unik atau tidak biasa).
•
Sikap yang bebas, otonom (tidak terikat oleh konvensi)
•
Percaya diri sendiri
Berbeda dengan cara berpikir biasa, seperti pada penyelesaian contoh soal No. 1 dan 2, dalam proses berpikir kreatif, kita akan menggunakan semua unsur yang telah disebutkan diatas, sebagai contoh, dapat dicoba untuk mengerjakan soal berikut ini :
Kasus 3 Hubungkan sembilan titik dengan menarik empat garis lurus yang tidak terputus (saling bersambung) tanpa mengangkat pensil dari kertas. Jangan ada satu titik pun yang terlewatkan !
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jawaban: Jika kita mencoba menjawab dengan membayangkan bahwa keempat garis lurus tersebut harus berada dalam bidang persegi yang diapit oleh sembilan titik tersebut, maka jawabannya menjadi mustahil.
Kesulitan utama dalam menjawab soal ini adalah adanya “batasan imajiner” yang kita ciptakan sendiri ketika kita melihat konfigurasi sembilan titik tersebut. Persepsi manusia menyebabkan adanya kecenderungan dalam pikiran kita untuk mengelompokkan dan membentuk pola dari sembilan titik tersebut menjadi suatu bentuk segi empat. Apabila kita mencoba untuk menghliangkan “pola” tersebut, maka kita bisa dengan bebas menarik garis diluar bidang segi empat imajiner tersebut.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si.
PSIKOLOGI S D M
6
Selanjutnya, dalam dunia kreativitas yang tidak mengenal batasan, soal tersebut juga masih bisa lagi ditambah tingkat kesulitannya, yaitu dengan menambahkan persyaratannya hingga menjadi soal berikut ini: Soal sebelumnya masih bisa dielaborasi dengan menambah tingkat kesulitan dengan mengubah pertanyaan hingga menjadi soal berikut ini:
Kasus 4 Hubungkan kesembilan titik tersebut dengan hanya satu garis lurus dan jangan sampai ada titik yang terlewatkan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jawaban : Pada soal ini sekali lagi, kita tidak boleh terkekang oleh konvensi bahwa ukuran titik dan garis tersebut tidak dapat diubah, Dengan pola berpikir kreatif yang bebas dari konvensi,
maka
kita
dapat
memperbesar
ukuran
garis
sehingga
dapat
menghubungkannya dengan sembilan titik kecil sekaligus.
Kreativitas seringkali dianggap sebagai sesuatu ketrampilan yang didasarkan pada bakat alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi kreatif,
Anggapan ini
tidak
sepenuhnya
benar, walaupun memang dalam
kenyataannya terlihat bahwa orang-orang tertentu memiliki kemampuan untuk menciptakan ide-ide baru dengan cepat dan beragam.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si.
PSIKOLOGI S D M
7
Namun demikian, sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif pada dasarnya dimiliki semua orang. Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan gagasan-gagasan baru dan orisinil. Bahkan pada orang yang merasa tidak mampu menciptakan ide baru pun sebenarnya bisa berpikir secara kreatif, asalkan dilatih. Untuk itu, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai cara berpikir dan cara berpikir kreatif. Berpikir kreatif sangat penting bagi manusia dalam rangka untuk membantu mengatasi masalah yang sering kita hadapi dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun tidak semua orang bias mengembangkannya dengan baik. Benberapa hambatan dalam berpikir kreatif adalah : 1. Kurang percaya diri takut dinilai ‘menyimpang’ dari umumnya 2. Tidak berani mencoba hal-hal baru, takut gagal, dan kuranng berani mencoba 3. Terlalu terpaku pada aturan yang diterapkan, sehingga tidak terbiasa mengembangkan cara-cara baru atau lainnya. 4.
Kurang bebas, terbuka terhadap gagasan-gagasan yang lain, terpaku pada satu system tertentu.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si.
PSIKOLOGI S D M
8