BIOEKOLOGI LALAT
LALAT
Taksonomi
Kingdom
:
Animalia
Filum
:
Anthropoda
Kelas
:
Hexapoda
Ordo
:
Diptera
Family
:
Muscidae, Sarchopagidae, Challiporidae Challiporidae,, dll
Spesies
:
Musca domestica, Stomoxys calcitrans, Phanesia sp, Sarchopaga sp, Fannia, Fannia ,
Habitat dan Perilaku Lalat
Larva lalat berkembang terbatas di media tempat makan (misalnya, timbunan kompos atau sampah untuk lalat rumah). Lalat dewasa yang bersayap dan aktif bergerak umumnya daya terbang tidak lebih 50 m daari tempat perindukannya, kecuali dalam keadaan memaksa maka dapat terbang beberapa km. Populasi lalat dapat meningkat tergantung musim dan kondisi iklim, dan tersedianya tempat perindukan yang cocok. Suhu lingkungan kelembaban udara
LALAT
Taksonomi
Kingdom
:
Animalia
Filum
:
Anthropoda
Kelas
:
Hexapoda
Ordo
:
Diptera
Family
:
Muscidae, Sarchopagidae, Challiporidae Challiporidae,, dll
Spesies
:
Musca domestica, Stomoxys calcitrans, Phanesia sp, Sarchopaga sp, Fannia, Fannia ,
Habitat dan Perilaku Lalat
Larva lalat berkembang terbatas di media tempat makan (misalnya, timbunan kompos atau sampah untuk lalat rumah). Lalat dewasa yang bersayap dan aktif bergerak umumnya daya terbang tidak lebih 50 m daari tempat perindukannya, kecuali dalam keadaan memaksa maka dapat terbang beberapa km. Populasi lalat dapat meningkat tergantung musim dan kondisi iklim, dan tersedianya tempat perindukan yang cocok. Suhu lingkungan kelembaban udara
adalah komponen cuaca yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas makhluk hidup di alam.
Siklus Hidup
Lalat mengalami metamorfosis sempurna, yakni telur, larva, pupa dan menjadi lalat dewasa. 1. Stadium telur
Bentuk telur lonjong bulat berwarna putih, besarnya 1-2 mm.
Setiap kali bertelur, betina menghasilkan 75-250 75-250 telur bahkan sampai
500 telur. Biasanya telur diletakaan di tempat yang banyak bahan-bahan organik yang lembab dan lain
Pada
(sampah,
mengandung
kotoran
binatang
sinar
matahari
lain). tempat
yang
tidak
langsung
terkena
biasanya telur menetas setelah 12 jam, tergantung dari suhu sekitarnya. Ketika
suhu
panas,
menetas. Ketika suhu dingin akan
telur lebih
menetas setelah 10-20 jam dan menjadi larva dengan belatung.
akan lambat.
makin
cepat
Telur
akan
atau sering
disebut
2. Stadium larva Terdiri dari 3 tingkatan :
Tingkat I : telur yang baru menetas, belum banyak bergerak. Disebut istar I berukuran panjang 2 mm, berwarna putih, bermata dan berkaki,
tidak
amataktif dan ganas terhadap makanan,
setelah 1-4 hari melepas kulit keluar istar II.
Tingkat II : banyak bergerak. Ukuran besarnya 2 kali instar I, sesudah
satu sampai beberapa hari, kulit mengelupas keluar instar
III.
Tingkat III : tidak banyak bergerak, larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini memakan waktu sampai 3 sampai 9 hari.
diletakkan pada
tempat yang disukai dengan temperatur
35oC dan akan berubah
menjadi kepompong dalam waktu
Larva 304-7
hari. Larva akan mati pada suhu 73°C. 3. Stadium pupa
Berbentuk bulat lonjong dengan warna coklat kehitaman. Jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa. Panjangnya ± 5mm.
Stadium ini kurang bergerak atau bahkan tidak bergerak sama sekali. jadi sebelum menjadi pupa, larva mencari tempat yang kering yang pada akhirnya akan dia habiskan masa pupanya disana.
Mempunyai selaput luar yang keras yang disebut kitin.
Stadium ini berlangsung 3-9 hari dan, tergantung pada suhu udara.Biasanya akan lebih bertahan pada tempat yang kering namun tidak terkena sinar matahari langsung. temperatur yang disukai ± 35°C.kalau stadium ini sudah selesai, melalui celah lingkaran pada bagian anterior keluar lalat muda.
4. Stadium dewasa
Fase ini merupakan tahap terkahir dalam daur hidup lalat.
Siklus hidup telur sampai dewasa : 6-7 hari.
Lalat betina lebih besar dari lalat jantan. Lalat dewasa panjangnya
lebih
kurang seperempat inci.
Lalat dewasa dapat bertahan hidup 2-4 minggu, namun pada
stabil dapat bertahan hingga 3 bulan.Lalat dewasa siap
kondisi
kawin setelah
2-3 hari kemudian. Dalam masa hidupnya, betina hanya mengalami 1 kali
perkawinan.
Morfologi
Fisiologi
1. Sayap. Sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang di gunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. 2. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa yang sangat peka terhadap gerakan. Mata lalat juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet
pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kita Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. 3. Beberapa jenis lalat lain, misalnya Ormia Orchracea, memiliki organ pendengaran yang sangat canggih. 4. Lalat yang lebih primitif mempunyai antena panjang dengan banyak ruas, sedangkan spesies yang lebih berkembang mempunyai antena pendek yang lebih kuat dengan jumlah ruas yang lebih sedikit.
Tempat Perindukan Lalat
1. Kotoran hewan. Tempat perindukan lalat rumah yang paling utama adalah pada kotoran hewan yang lembab dan masih baru (normal nya lebih kurang satu minggu). 2. Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan. Disamping lalat suka hinggap juga berkembang baik pada sampah, sisa makanan, buah-buahan yang ada didalam rumah maupun dipasar. 3. Kotoran Organik. Kotoran organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia. Sampah dan makanan ikan adalah merupakan tempat yang cocok untuk berkembang biaknya lalat . 4. Air Kotor. Lalat rumah berkembang biak pada pemukaan air kotor yang terbuka.
Perilaku Lalat 1. Makan Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi hingga sore hari. Serangga ini sangat tertarik pada makanan manusia sehari-hari seperti gula, susu, makanan olahan, kotoran manusia dan hewan, darah serta bangkai binatang. Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cairan, makanan yang kering dibasahi oleh lidahnya terlebih dahulu baru dihisap air merupakan hal yang penting dalam hidupnya, tanpa air
lalat hanya hidup 48 jam saja. Lalat makan paling sedikit 2-3 kali sehari. 2. Tempat peristirahatan Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang membentuk titik hitam. Tanda-tanda ini merupakan hal yang penting untuk mengenal tempat lalat istirahat. Pada siang hari lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai dinding, langit-langit, rumput-rumput dan tempat yang sejuk. Juga menyukai tempat yang berdekatan dengan makanan dan tempat berbiaknya, serta terlindung dari angin dan matahari yang terik. Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu menyukai cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban jumlah lalat akan meningkat jumlahnya pada temperatur 20 º C – 25 º C dan akan berkurang jumlahnya pada temperatur < 10 º C atau > 49 º C serta kelembaban yang optimum 90 %. Aktifitas terhenti pada temperatur < 15ºC.
Pola Penyebaran Lalat 1. Pola Distribusi Penyebaran yang luas dimungkinkan karena daya adaptasinya yang tinggi. Kepadatan lalat di suatu daerah, sangat dipengaruhi oleh
tempat
perindukan,
cahaya
matahari,
temperatur
dan
kelembaban. Kepadatan lalat akan tinggi jika temperatur antara 20250C. Populasi menurun apabila temperatur > 450C dan < 100C. Pada temperatur yang sangat rendah, lalat tetap hidup dalam kondisi dorman pada stadium dewasa atau pupa. Kebiasaan & distribusi lalat pada Siang hari akan berada di sekitar tempat makan & tempat perindukan di mana juga terjadi perkawinan & istirahat. Penyebaran dipengaruhi oleh reaksinya terhadap cahaya,
temperatur, kelembaban, textur dan warna permukaan yang disenangi untuk istirahat. Aktivitas lalat: bertelur, berkawin, makan dan terbang, terhenti pada temperature di bawah 15oC. Lalat umumnya aktif pada kelembaban udara yang rendah. Pada temperatur di atas 20oC lalat akan berada di luar rumah, di tempat yang ternaung dekat dengan udara bebas. Pada waktu tidak makan lalat akan istirahat pada permukaan horisontal atau pada kabel yang membentang atau tempat-tempat yang vertikal dan pada atap di dalam rumah khususnya malam hari. 2. Ketahanan Hidup Tergantung pada musim dan temperatur : Lalat dewasa hidup 2-4 minggu pada musim panas dan lebih lama pada musim dingin yaitu bisa mencapai 3 bulan, mereka paling aktif pada suhu 32,5 0C dan akan mati pada suhu 45 0C. Lalat melampaui musim dingin (over wintering) sebagai lalat dewasa, dan berkembang biak di tempattempat yang relatif terlindung seperti kandang ternak dan gudanggudang. Pada stadium telur biasanya tidak tahan terhadap suhu yang ekstrim dan akan mati bila berada dibawah 5 0C dan di atas 400C. Lamanya tahap instar larva sangat tergantung pada suhu dan kelembaban lingkungan.Pada suhu -20C larva dapat bertahan beberapa hari , di bawah suhu 10 0C larva tidak dapat berkembang menjadi pupa.
Penyakit Yang Ditularkan Penyakit yang dapat ditransmisikan oleh lalat umumnya merupakan penyakit dengan jenis food/waterborne, seperti Vibrio cholera, Salmonella typhi dan Shygella dysentriae. 1. Vibrio cholera
Menyebabkan penyakit kolera.
Menginfeksi saluran pencernaan melalui mukosa dan
di sebelah submukosa saluran pencernaan.
berakumulasi
Gejalanya diare, muntah-muntah, dehidrasi, sakit pada daerah perut,
koma dan dapat mengakibatkan kematian.
Sumber infeksi : feses dan muntahan dari penderita
kolera,serta
makanan dan minuman yang terinfeksi agen penyakit ini. 2. Salmonella typhi
Menyebabkan penyakit typhoid.
Menginfeksi saluran pencernaan melalui mukosa.
Gejalanya
demam
terus-menerus,
iritasi
dinding
saluran
pencernaan, diare.
Sumber infeksi : feses, urin dan darah penderita penyakit ini.
3. Shygella dysentriae
Mebyebabkan penyakit disentri.
Menginfeksi saluran pencernaan.
Gejalanya diare, demam, muntah yang mengandung darah dan mukus.
Sumber infeksi adalah toxin yang dihasilkan oleh bakteri ini.
ini aktif di keadaan panas. Sumber infeksi dapat berasal urine, dan darah penderita disentri serta makanan
dari
Toksin feses,
atau minuman yaang
terkontaminasi bakteri ini.
Jenis-Jenis Lalat Famili Muscidae
1. Lalat rumah (Musca domestica) Lalat rumah sering mengerumuni makanan, warnanya hitam, terbangnya cepat dan cekatan, serta menimbulkan suara berdengung. Lalat rumah mempunyai proboscis pendek dan berdaging dan tidak menggigit. Karena kebiasaannya bertelur di dalam kotoran (faeses) manusia dan ternak, lalat rumah perlu diwaspadai karena dapat menjadi vector atau transmitter dari bermacam macam penyakit menular yang disebabkan oleh kuman, protozoa, dan lain-lain, misalnya penyakit disentri, kolera dan sebagainya. 2. Lalat Kandang (Stomoxys calcitrans) Morfologi lalat kandang berbentuk lonjong, bewarna agak kelabu, menyerupai lalat rumah tetapi sedikit lebih besar. Lalat kandang biasanya mendatangi
kandang dan halaman petani, tertarik oleh hewan dan tumbuh tumbuhan yang membusuk. Lalat jantan dan betina menyerang hewan peliharaan dan manusia waktu siang hari. Lalat ini suka menggigit dan menghisap darah semua jenis ternak. Dalam mencari makanan, ia biasanya berpindah-pindah dari ternak yang satu ke ternak yang lainnya. Karena itu dapat menjadi transmitter wabah dari penyakit anthrax, surra, piroplasmosis dan anaplosmosis. 3. Lalat Daging (Famili Calliphoridae) Chrysomya : berukuran sedang dengan tubuh berwarna hijau mengkilat dan sayap yang jernih. menyukai luka-luka terbuka yang basah dan menyebabkan myiasis pada mata, tulang dan tempat-tempat lainnya. Calliphora : berwarna biru metalik dan mempunyai ukuran tubuh yang besar. enyukai bangkai hewan sebagai tempat berkembang biak dan dapat menimbulkan myiasis pada kulit, intestinal dan urogenital. 4. Lalat Buah (Famili Tephritidae) Lalat buah dewasa tubuhnya sebagian besar bewarna kuning cerah atau cokelat. Ukuran tubuhnya kira kira sama dengan lalat rumah. 5. Lalat Penghisap Darah (Famili Tabanidae, Genus Tabanus) Ukuran 1-2,5 cm, warna mengkilap, hidup dalam hutan yang teduh. Hanya betina yang menghisap darah.
Lalat Rumah ( Musca domestica)
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom
: Animalia
Filum
: Artropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Famili
: Muscidae
Genus
: Musca
Spesies
: M. Domestica
Musca domestica atau biasa dikenal lalat rumah merupakan lalat yang paling biasa ditemui di dalam rumah, meliputi kira-kira 90% dari semua lalat di tempat tinggal manusia. Selain itu, merupakan salah satu serangga paling luas tersebar di seluruh dunia. Lalat rumah dianggap serangga perusak yang membawa penyakit berbahaya.
Morfologi
Keterangan Gambar : A. Tarsus B. Antena C.
Lalat
Torax
rumah banyak D. Mata
di
sekitar
E. Sayap pemukiman, terutama yang kurang bersih.
Lalat rumah jantan berukuran 5.8 – 6.8 mm, sedangkan betina berukuran lebih besar yakni 6.5 – 7.5 mm.Lalat ini berwarna hitam keabu-abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Tubuhnya terbagi atas tiga bagian yaitu kepala, toraks (dada) dan abdomen (perut).
Mata lalat betina mempunyai
celah lebih lebar dibandingkan lalat jantan. Antenanya terdiri atas 3 ruas, berbentuk silinder dan memiliki bulu pada bagian atas dan bawah.Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk menusuk dan menghisap makanan berupa cairan atau sedikit lembek.Bagian ujung probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval yang dilengkapi dengan saluran halus disebut pseudotrakhea (tempat cairan makanan diserap). Sayapnya mempunyai empat garis (strep) yang melengkung ke arah kosta/rangka sayap mendekati garis ketiga. Garis (strep) pada sayap merupakan ciri pada lalat rumah dan merupakan pembeda dengan musca jenis lainnya. Pada ketiga pasang kaki lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang. Bantalan disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut memungkinkan lalat menempel atau mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran ketika hinggap di sampah dan tempat kotor lainnya. Habitat
Lalat menyukai tempat dengan suhu yang hangat karena akan mempercepat perkembangan lalat.Lalat berkembang biak sepanjang tahun terutama pada saat suhu udara hangat.Lalat rumah berkembang biak pada limbah organik pada tempat yang kotor, bahan-bahan yang busuk, buah-buahan yang busuk serta sayuran basi.
Perilaku Hidup
1.
Perilaku menghisap Lalat rumah tidak menggigit karena strukut mulutnya yang berperan untuk menjilat dan menghisap.Lalat akan menyedot/menghisap zat-zat makanan dengan menggunakan proboscisnya.Sebelum dimakan, lalat menggunakan saliva untuk melunakan makanan kemudian baru dihisap kembali.Kebiasaan
lalat rumah sebelum menghisap zat makanan adalah regurgitasi (muntah) lambung yang mengandung enzim pencernaan.Regurgitsi ini berfungsi untuk mencairkan makanan.Akibat kebiasaan ini, lalat rumah berperan dalam penyebaran penyakit seperti kolera, konjungtivus dan tetelo. 2.
Perilaku istirahat
Pada siang hari apabila tidak beraktivitas, lalat rumah akan beristirahat di lantai, dinding, tumbuhan, pagar, sampah, dan permukaan lainnya.Sedangkan di malam harinya, lalat rumah akan beristirahat pada langit-langit, kabel listrik dan gantungan lampu dalam ruangan,dan tepi-tepi bangunan.Untuk beristirahat memerlukan suhu sekitar 35-40 oC, kelembaban 90%.Aktifitas akan terhenti pada temperatur < 15 oC.
REFERENSI
http://id.scribd.com/doc/178376771/biologi-praktikum http://pancarahmat.blogspot.com/2012/05/gambar-morfologi-lalat-rumah-musca.htmls http://diankristanti.blogspot.com/2013/03/lalat-rumah-musca-domestica.html http://yuniarku.com/pengendalian-hama-lalat-di-rumah.html http://cintarumahsehat.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-lalat.html
LALAT DAGING ( Sarchopaga bercaea)
Taxonomi / Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum
: Arthropoda
Class
: Hexapoda
Ordo
: Diptera
Sub family : Sarcophaginae Family
: Sarchopagidae
Genus
: Sarchopaga
Spesies
: Sarchopaga bercaea
Habitat Jenis-jenis lalat ini termasuk dalam genus Sarcophaga, artinya pemakan daging. Ukuran mereka besar dan terdapat bintik merah pada ujung badan mereka. Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini hidup dalam daging, tetapi pembiakan bisa juga terjadi dalam kotoran binatang. Beberapa jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena itu mereka tidak penting sebagai vektor mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka bisa menyebabkan myiasis pada manusia. Umumnya ditemukan di pasar dan warung terbuka, pada daging, sampah dan kotoran tetapi jarang memasuki rumah (Nurmaini, 2001).
Morfologi Pada umumnya berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6-14 mm, sepasang sayap di bagian depan dan sepasang halter sebagai alat keseimbangan di bagian belakang, bermata majemuk dan sepasang antena yang seringkali pendek terdiri atas tiga ruas. Mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain sedang yang betina tampak terpisah oleh suatu celah dan berbentuk lebih besar daripada lalat jantan (Santi, 2001). Lalat ini berwarna abu-abu tua. Lalat ini bersifat viviparus dan mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangbiakannya seperti daging, bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk.
REFERENSI
http://ms.wikipedia.org/wiki/Lalat_daging http://kesmas-unsoed.info/2011/04/makalah-lalat-dan-pengendaliannnya.html
LALAT BUAH (Bactocera melagnogaster)
Klasifikasi Lalat Buah
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Famili
: Tephritidae
Genus
: Bactrocera
Spesies
: Bactocera melagnogaster
Morfologi
Drosophila melanogaster mempunyai panjang tubuh sekitar 3 sampai 4 mm, tubuhnya berwarna kuning kecoklatan. Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur p erhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut. Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio Habitat dan Perilaku
Aktivitas lalat buah dalam menentukan tanaman inang ditentukan oleh warna dan aroma dari buah. Lalat buah jantan mengenal pasangannya selain melalui feromon, juga melalui kilatan warna tubuh dan pita atau bercak pada sayap. Lalat buah aktif pada sore hari menjelang senja. Untuk Bactrocera spp.,
kopulasi biasanya terjadi pada senja hari. Lalat buah termasuk serangga yang kuat terbang, lalat buah jantan mampu terbang 4-15 mil (6,44-24,14 km) tergantung pada kecepatan dan arah angin. Lalat buah banyak beterbangan diantara pohon buah-buahan bila buah sudah hampir matang atau masak (Kalie, 1999). Vegetasi sekitarnya merupakan hunian saat tidak terjadi musim buah yang sangat menunjang
pertumbuhan
dan
perkembangan
karena
dapat
memberikan
makanan serta media kehidupan yang sesuai, bebas dari suhu panas atau dingin, serta hujan lebat yang menggangu aktivitas. Tingkat kerusakan buah tergantung kepadatan populasi dan keragaman vegetasi (Kalie,1999). Intensitas serangan dan populasi lalat buah akan meningkat pada keadaan iklim sesuai, pada saat suhu rendah berkisar antara 260 C, dan kelembapan tinggi berkisar 90% akan baik bagi aktivitas lalat buah. Aktivitas lalat buah akan lebih baik pada saat curah hujan rendah dari pada curah hujan tinggi (Rukmana & Sugandi, 1997). Kelakuan
menggambarkan
respon
hewan
terhadap
lingkungan.
Serangga sangat sensitive terhadap variasi lingkungan dan serangga dapat berubah kelakuan mereka dalam merespon naik turunnya kondisi lingkungan atau perubahan lingkungan. berpindah kimia
atau
Serangga,
untuk menghindarinaik faktor
khususnya turunnya
yang
dapat
temperatur,
terbang
dapat
kelembaban,
zat
abiotik lainnya untuk menghindari dari kondisi yang
merugikan (Schowalter, 1996). Gejala Serangan
Gejala awalnya adalah buah berlubang kecil, kulit buah menguning dan kalau di belah biji cabai berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok (Parhusip, 2009). Gejala serangan pada buah yang terinfestasi lalat buah ditandai dengan adanya noda-noda kecil bekas tusukan ovipositornya. Rata-rata tingkat serangan lalat buah pada cabai berkisar antara 20-25% (Wardani dan Purwandi, 2008).
Gambar : (kiri) buah abnormal dan (kanan) buah busuk karena serangan lalat buah
Lalat buah biasanya menyerang tanaman cabai pada waktu musim hujan. Lalat
betina
menusuk
buah
cabai
dengan
alat
peletak
telur
untuk
menusukkan telurnya ke dalam daging buah cabai . Telur akan menetas dan menjadi belatung yang memakan buah cabai tersebut. Apabila buah cabai terdapat luka terdapat luka berupa titik tusukan dan kemudian di belah maka akan terlihat biji-biji berwarna hitam, daging buah busuk dan ada belatung yang merupakan larva lalat buah. Sehingga kemudian belatung akan keluar dengan melentingkan diri dan masuk ke dalam tanah untuk berubah menjadi pupa dan seterusnya menjadi lalat buah muda. Luka tusukan lalat
buah
dapat
menyebabkan masuknya infeksi sekunder berupa penyakit busuk buah, baik dari cendawan maupun bakteri. Pada tingkat serangan parah, buah cabain banyak yang busuk dan rontok. Lalat buah juga di kenal sebagai hama polifag (Prajnanta, 2007).
Lalat buah biasanya akan mengincar buah
yang mulai
masak. Lalat betina hinggap pada sasaran dan meletakkan telur dengan cara menusukkan ovipositornya kedalam daging buah. Buah yang baru ditusuk akan sulit dikenali karena hanya ditandai dengan titik hitam yang kecil sekali. Setelah telur menetas larva akan memakan daging buah bagian dalam sehingga kerusakan buah tidak dapat dilihat, karena
permukaan
buah tetap
mulus. Jika serangan sudah mendekati permukaan buah, biasanya buah akan segera terlihat adanya perubahan warna pada daging buah dan pada bagian yang terserang menjadi lembek (Hariyanto, 1992). REFERNSI
Buku ajar pvbp a http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25446/5/Chapter%20I.pdf http://pancarahmat.blogspot.com/2012/05/morfologi-lalat-buah-drosophila.html
LALAT KANDANG ( S tomoxys calci trans
Linnaeus )
Taksonomi
Kingdom : Animalia Filum
: Arthopoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Diptera
Famili
: Muscidae
Genus
: Stomoxys
Spesies
: S. calcitrans
Lalat sebenarnya bukan suatu agen infeksi melainkan peranannya lebih cenderung sebagai vektor atau agen pembawa atau penular penyakit. Peranan lalat menularkan penyakit ini didukung dari bentuk anatomi tubuhnya yang banyak terdapat bulu sehingga bibit penyakit (virus, bakteri, protozoa) melekat dan tersebar ke ternak atau hewan lain. Lalat kandang menyerupai lalat rumah biasa, tetapi meraka mempunyai kebiasaan untuk menggigit dan memiliki struktur mulut yang berbeda.
Morfologi
Secara morfologi, lalat mempunyai struktur tubuh berbulu, mempunyai antena yang berukuran pendek dan mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil (berfungsi menjaga kestabilan saat terbang). Lalat mampu terbang sejauh 32 km dari tempat perkembangbiakannya. Meskipun demikian, biasanya lalat hanya terbang 1,6-3,2 km dari tempat tumbuh dan berkembangnya lalat. Lalat juga dilengkapi dengan sistem penglihatan yang sangat canggih, yaitu adanya mata majemuk. Sistem penglihatan lalat ini terdiri dari ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Bahkan ada beberapa jenis lalat yang memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per detik. Ditinjau dari sisi ini, mata lalat enam kali lebih peka daripada mata manusia. Pada saat yang sama, mata lalat juga dapat mengindra frekuensifrekuensi ultraviolet pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kita. Perangkat ini memudahkan lalat untuk menghindar dari musuhnya, terutama di lingkungan gelap. Ukuran tubuh lalat kandang hampir sama dengan
Musca
domestica. Kepompong berwarna cokelat dengan ukuran 6-7 mm. Lalat kandang dewasa memiliki warna tubuh hitam sampai kecoklatan dan mata berwarna mengkilap, berukuran panjang 5-7 mm dengan 4 dorsal garis-garis hitam membujur di dada dan 2 garis-garis di bagian tengah. Perut lalat ini berwarna pucat dengan daerah gelap hampir bulat. Bagian toraksnya terdapat garis gelap yang diantaranya berwarna terang. Sayapnya berwarna bening dan mempunyai vena 4 yang melengkung tidak tajam ke arah kosta mendekati vena 3. Antenanya terdiri dari 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan dilengkapi dengan arista yang mempunyai bulu hanya bagian atas. Tipe mulut lalat kandang ialah tipe menghisap, yang digunakan untuk menghisap darah pada hewan ternak.
Perilaku Lalat Kandang 1. Lebih menyukai kaki, kebanyakan binatang menyusui (termasuk manusia) dan telinga anjing dan babi. 2. Lalat jantan maupun betinanya menghisap darah dan merupakan penerbang yang kuat dan berumur panjang. 3. Aktif pada siang hari dan gigitannya menyakitkan. Penyakit yang dapat ditularkan oleh lalat kandang antara lain Br ucella abortus, B. Militensis dan Bacillus antracis. 4. Larvanya bersifat akuatik, pada dewasa jantan sering terdapat pada bunga-bunga untuk mengambil pollen/nectar.
Epidemiologi Lalat jenis ini mempunyai 18 spesies dan diduga berasal dari Afrika, sebab sebagian besar spesies lalat ini banyak ditemukan di benua tersebut. Lalat ini banyak dijumpai di pemukiman, tetapi sangat umum berada pada peternakan sapi perah atau sapi yang selalu dikandangkan. Lalat ini merupakan penghisap ternak yang dapat menurunkan produksi susu. Lalat ini berkembang biak di tempat kotoran basah hewan piaraan, orangutan, unggas, tumbuhan atau buah-buahan yang sedang membusuk. Lalat ini lebih menyukai keadaan lebih sejuk dan lebih
lembab. Lalat ini menghabiskan waktunya lebih banyak di dalam hunian manusia. Lalat dewasa menghisap darah hewan dan cenderung tetap di luar rumah di tempat yang terpapar sianar matahari. Lalat ini tidak pernah melimpah populasinya di daerah tropika. Lalat kandang termasuk penerbang yang kuat dan bisa melakukan perjalanan jauh dari tempat perindukannya.
Larva lalat yang berkembang pada feses yang lembab berpotensi menularkan beberapa bibit penyakit. REFERENSI
Pengendalian Hama Dan Penyakit Ayam. Oleh Bambang Agus Murtidjo http://kesmas-unsoed.info/2011/04/makalah-lalat-dan-pengendaliannnya.html http://syahrayapestcontrol.indonetwork.co.id/group+123382/lalat-kandang-stomoxys-calcitrans.htm http://mbemm-campuz.blogspot.com/2010/03/stomoxys-calcitrans-lalat-kandang.html http://duniasapi.com/id/budidaya/960-efek-lalat-pada-ternak-sapi.html http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/pengendalian-lalat http://www.depkes.go.id/downloads/Pengendalian%20Lalat.pdf
LALAT PENGHISAP DARAH (Glossina palpalis)
Ada 2 golongan yaitu
:
1. Gol sungai (G.palpalis) hidup didaerah panas, lembab di pinggir selokan,sungai dan danau di Afrika. 2. Gol semak (G.morsitans) di daerah semak dan pohon teduh di Afrika Timur Klasifikasi Kingdom
:
Animalia
Sub kingdom
:
Invertebrata
Filum
:
Arthropoda
Kelas
:
Insecta
Ordo
:
Diptera
Familia
:
Muscidae
Genus
:
Glossina
Spesies
:
Glossina palpalis
Morfologi Ukuran tubuhnya hanya setengah dari M. domestica, berwarna kelabu dan dicirikan dari adanya 2 garis hitam longitudinal pada toraks. Memiliki bagian mulut dengan palpus yang kokoh dan sama panjang dengan probosis. Arista dan venasi sayap mirip seperti lalat Stomoxys calsitrans. Habitat Lalat ini banyak ditemukan pada wilayah peternakan dengan sistem ranch atau dilepas di suatu lapangan yang luas.
PENGUKURAN KEPADATAN LALAT
Fly grill atau yang sering disebut blok grill oleh sebagian orang ini, adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur kepadatan lalat di suatu tempat. Alat ini dipergunakan di dunia kesehatan khususnya kesehatan lingkungan. Alat ini sering dipergunakan untuk mengukur kepadatan lalat di tempat umum, misalnya pasar, tempat sampah umum, warung makan, terminal, stasiun. Cara membuat fly griil sangat mudah dan tidak diperlukan keahlian khusus untuk
membuatnya, bahan untuk membuat fly griil mudah untuk didapatkan, fly griil kuat dan mudah disimpan, tidak menganggu aktifitas produksi terasi, permukaan fly griil luas sehingga dapak menangkap lalat lebih banyak dan dapat digunakan untuk jangka panjang. Fly Griil diletakkan pada titik yang akan diukur dan jumlah lalat yang hinggap dihitung selama 30 menit, tiap titik diadakan 10 kali perhitungan, kemudian diambil 5 angka perhitungan tertinggi dan dibuat rata-rata. Angka ini merupakan indek populasi lalat pada satu titik perhitungan. Pengukuran terhadap populasi lalat dewasa lebih tepat dan bisa diandalkan dari pada pengukuran populasi larva lalat. Sebagai interpretasi hasil pengukuran indek populasi lalat juga berguna untuk menentukan tindakan pengendalian yang akan dilakukan. Indek populasi lalat terbagi menjadi : 1. 0-2 ekor : rendah atau tidak menjadi masalah. 2. 3-5 ekor : sedang atau perlu tindakan pengendalian terhadap tempat perkembangbiakan lalat. 3.
6-20 ekor : tinggi atau populasi cukup padat, perlu pengamanan terhadap tempat-tempat perindukan lalat dan bila mungkin direncanakan upaya pengendalian.
4.
≥ 21 ekor : sangat tinggi sehingga perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat perkembangbiakan lalat dan pengendalian lalat.
PENGENDALIAN 1. Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan a.
Mengurangi atau menghilangkan tempat perindukan lalat.
Kandang ternak. Kandang harus dapat dibersihkan dan dapat disiram setiap hari.
Timbunan pupuk kandang. Timbunan pupuk kandang yang dibuang ke tanah permukaan pada temperatur tertentu dapat menjadi tempat perindukan lalat. tumpukan pupuk tersebut dapat ditutup dengan plastik atau bahan lain yang anti lalat. Cara ini dapat mencegah lalat untuk bertelur juga dapat membunuh larva dan pupa karena panas yang keluar dari proses komposting dapat memperpendek lalat untuk keluar.
Sampah basah dan sampah organik. Pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah yang dikelola dengan baik dapat menghilangkan media perindukan lalat, bila pengumpulan dan pengangkutan sampah dari rumah – rumah tidak ada, sampah dapat dibakar atau dibuang ke lubang sampah, dengan catatan bahwa setiap minggu sampah yang dibuang ke lubang sampah harus ditutup
dengan
tanah
sampai
tidak
menjadi
tempat
berkembangbiak lalat.
Tanah yang mengandung bahan organik. Lumpur organik dari air buangan di saluran terbuka, tangki septik dan rembesan dari lubang penampungan harus dihilangkan. Tempat berkembang biak lalat dapat dihilangkan dengan menutup saluran, tetapi perlu dipelihara dengan baik, air kotor yang keluar melalui outlet ke saluran dapat dikurangi.
b.
Mengurangi sumber yang menarik lalat. Dalam kondisi tertentu lalat akan tertarik pada makanan, ikan, tepung, sirup gula, tempat pembuatan susu, air kotor dan bau buah yang manis khususnya mangga. Untuk mengurangi sumber yang menarik lalat dapat dicegah dengan melakukan kebersihan lingkungan, membuat saluran air limbah (SPAL), menutup tempat sampah, untuk industri yang menggunakan produk yang dapat menarik lalat dapat dipasang dengan alat pembuang bau.
c.
Mencegah kontak lalat dengan kotoran yang mengandung kuman penyakit.
Sumber kuman penyakit dapat berasal dari kotoran manusia, bangkai binatang, sampah basah, lumpur organik, maupun orang sakit mata. Cara untuk mencegah kontak antara lalat dan kotoran yang mengandung kuman dengan membuat konstruksi jamban yang memenuhi syarat, sehingga lalat tidak bisa kontak dengan kotoran, mencegah lalat kontak dengan orang yang sakit, tinja, kotoran bayi dan penderita sakit mata, mencegah agar lalat tidak masuk ke tempat sampah dari pemotongan hewan dan bangkai binatang. d.
Melindungi makanan, peralatan dan orang yang kontak dengan lalat . Untuk melindungi makanan, peralatan dan orang yang kontak dengan lalat dapat dilakukan dengan : 1) Makanan dan peralatan makan yang digunakan harus anti lalat; 2) Makanan disimpan di lemari makan; 3) Makanan perlu dibungkus; 4) Jendela dan tempat-tempat terbuka dipasang kawat kasa; 5) Penggunaan kelambu agar terlindung dari lalat, nyamuk dan serangga lainnya; 6) Kipas angin elektrik dapat dipasang untuk menghalangi lalat masuk; 7) Memasang stik berperekat anti lalat sebagai perangkap.
2. Pemberantasan lalat secara langsung Cara yang digunakan untuk membunuh lalat secara langsung
adalah
cara fisik, cara kimiawi dan cara biologi. a.
Cara fisik Cara pemberantasan secara fisik adalah cara yang mudah dan aman tetapi kurang efektif apabila lalat dalam kepadatan yang tinggi. Cara ini hanya cocok untuk digunakan pada skala kecil seperti di rumah sakit, kantor, hotel, supermarket dan pertokoan lainnya yang menjual daging, tempat produksi makanan, sayuran, serta buah-buahan.
Perangkap Lalat (Fly Trap) Lalat dalam jumlah yang besar atau padat dapat ditangkap dengan alat ini. Tempat yang menarik lalat untuk berkembangbiak dan mencari makan adalah kontainer yang gelap. Bila lalat mencoba
makan dan terbang akan tertangkap dalam perangkap yang diletakkan di mulut kontainer yang terbuka itu. Cara ini hanya cocok digunakan di luar rumah. Sebuah model perangkap akan terdiri dari kontainer plastik atau kaleng untuk umpan, tutup kayu atau plastik dengan celah kecil dan sangkar di atas penutup. Celah selebar 0,5 cm antara sangkar dan penutup tersebut memberi kelonggaran kepada lalat untuk bergerak menuju penutup. Kontainer harus terisi separo umpan. Lalat yang masuk ke dalam sangkar akan segera mati dan umumnya terus menumpuk sampai mencapai puncak serta tangki harus segera dikosongkan, Perangkap harus ditempatkan diudara terbuka di bawah sinar cerah matahari, jauh dari keteduhan pepohonan.
Umpan kertas lengket berbentuk lembaran (Sticky tapes) Di pasaran tersedia alat ini, biasanya di gantung di atap, menarik lalat karena kandungan gulanya. Lalat hinggap pada alat ini akan terperangkap oleh lem. Alat ini dapat berfungsi beberapa minggu bila tidak tertutup sepenuhnya oleh debu atau lalat yang terperangkap.
Perangkap dan pembunuh elektronik (light trap with electrocutor) Lalat yang tertarik pada cahaya akan terbunuh setelah kontak dengan jeruji yang bermuatan listrik yang menutupi. Sinar bias dan ultraviolet menarik lalat hijau (blow flies) tetapi tidak terlalu efektif untuk lalat rumah metode ini harus diuji dibawah kondisi setempat sebelum investasi selanjutnya dibuat. Alat ini kadang digunakan di dapur rumah sakit dan restoran.
Pemasangan kawat kasa pada pintu dan jendela atau ventilasi. Pemasangan kawat kasa dapat menangkap lalat yang akan masuk melalui pintu dan jendela. Hal ini mudah dilakukan dan dapat berguna untuk waktu yang lama.
Fly griil