Dosen : DR. HEROIKE D. ROMPAS, MSc
13
A. Perkembangan Daun
Daun berasal dari primordium daun yang terdapat pada meristem puncak yang terdapat pada ujung batang. Perkembangan primordium daun sampai menjadi daun melalaui beberapa tahap yaitu: 1) Inisiasi : Kegiatan pembelahan sel yang paling awal terjadi pada meristem apikal berdasarkan teori meristem yang dikembangkan oleh Schmith, yang dikenal dengan teori Tunica-corpusnya, maka pada meristem apikal terdapat \]dua lapisan meristem yaitu lapisan Tunika yang terdiri beberapa lapis sel dan terletak pada bagian tepi dari meristem apikal. Sedangkan beberapa jenis sel yang berada di sebelah dalamnya disebut dengan corpus. Pembelahan pertama terjadi pada daerah tunika dan beberapa lapis daerah korpus. Pada
daerah
tersebut
sel
selnya
memebelah
secara
periklinal,sehingga
akan
menghasilkan massa sel yang menonjol kearah luar. Dengan demikian terbentuklah penyangga daun seperti yang tampak pada (gambar 1.1a) 2) Pembentukan penyangga daun : sebagai akibat adanya pembelahan secara periklinal pada daerah tunika dan korpus dan dilanjutkan dengan pembentangan sel, maka terbentuklah tonjolan kearah luar yang selanjutnya disebut sebagai penyangga daun. Penyangga daun ini akan tumbuh dan memanjang membentuk sumbu daun. Pemanjanagn penyangga daun sebagai akibat adanya kegiatan meristem yang terdapat pada puncak penyangga daun itu sendiri (gambar 1.1b). Dengan demikian meristem yang terlibat dalam perkembangan daun adalah meristem apikal 3) Diferensiasi awal : penyangga daun yang telah terbentuk terdiri dari jaringan yang masih sederhana. Berdasarkan teori meristem yang dikembangkan oleh Haberlandt, jaringan yang menyusun peyangga daun terdiri dari protoderma, meristem dasar dan prokambium. Dalam perkembangan selanjutnya, masing masing akan berkembang dan menghasilkan epidermis dan derivatnya, mesofil dan berkas pengangkut daun (gambar 1.1c) 4) Pembentukan sumbu daun : sebagai hasil pertumbuhan yang cepat maka penyangga daun akan berbentuk seperti kerucut dengan sisi adaksialn ya memipih. Ujung kerucut berperan sebagai meristem apikal. Dalam pertumbuhan selanjutnya penyangga daun akan makin bertambah panjang dan secara berangsur angsur mendekati pengkal semakin memipih. Dengan demikian primordium daun sudah dapat dibedakan antara permukaan atas atau adaksial dan permukaan bawah atau abaksial. Hal tersebut disebabkan oleh aktifitas meristem adaksial. 5) Pembentukan helai daun : selama awal pemanjangan dan penebalan sumbu daun, sel sel adaksial bagian tepi membelah lebih cepat dibandingkan sel sel meristem dasar yang STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
2
berada disebelah dalamnya. Dengan demikian terbentuklah dua garis seperti sayap yang berkembang pada kedua tepinya sebagai akibat percepatan pertumbuhan sel sel tersebut. Pada daun yang mempunyai tangkai, pertumbuhan marginal akan tertahan pada bagian pangkal sumbu daun, yang selanjutnya akan berkembang menjadi tangkai daun. Pada penampang melintangnya, kedua sisi helai daun yang sedang berkembang tampak bahwa protoderma menyelubungi beberapa lapis jaringan dasar. Sel sel beru akan ditambahkan pada lapisan lain bersal dari dua deret inisial marginal dan inisial submarginal. 6) Histogenesis : setelah helai daun terbentuk, proses selanjutnya adalah menyempurnakan jaringan penyusun daun. Dalam perkembangannya, meristem yang terlibat ialah meristem apikal, meristem adaksial, meristem marginal, meristem submarginal, meristem lempeng dan meristem lateral. Meristem marginal berdiferensiasi menghasilkan epidermis atas dan epidermis bawah serta derivatnya, sedangkan meristem submarginal akan berdeferensiasi menghasilkan mesofil dan jaringan pengangkut.
Gambar 1.1: (a) Dua tonjolan kecil atau penyangga daun terdapat pada sisi yang berlawanan (b) Dua primordium muncul dari dua penyangga daun (c) Dua primordium daun yang telah berkembang lebih lanjut tampak adanya untaian prokambium yang merupakan kelanjutan dari berkas pengangkut pada batang.
B. Tata letak daun atau filotaksis
Filotaksis merupakan pola tata letak daun- daun satu sama lainnya pada batang. Tipe-tipe filotaksis: -
Pada setiap buku terdapat 1 helai daun Perbandingan antara banyaknya garis spiral antara banyaknya kali garis spiral
melingkari batang dengan jumlah daun yang melewati selama sekian kali melingkar batang. STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
3
1. Rumus daun atau divergensi Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan tadi merupaka pecahan a/b. 2. Ortostik merupakan batang yang memiliki sejumlah b garis-garis tgak lurus (vertikal) 3. Spiral
genetik
adalah
garis
spiral
yang
merupakan
suatu
garis
yang
menghubungkan daun-daun berturut-turut dari atas ke bawah 4. Sudut divergensi Pecahan a/b menunjukan jarak antar sudut dua daun berturut-turut, apabila diproyeksikan pada bidang datar maka jaraknya tetap dan besarnya a/b x besar o
lingkaran = a/b x 360 .
5. Deret Fibonacci Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahan a/b nya, dapat terdiri atas pecahan-pecahan : 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. Angka-angka tersebut menunjukan sifat :
Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst) merupakan suatu pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di depannya, demikian pula penyebutnya yang merupakan hasil penjumlahan kedua penyebut dua suku yang di depannya tadi atau
Tiap suku dalam deret itu merupakan suatu pecahan yang penyebutnya merupakan selisih antara penyebut dan pembilang suku yang di depannya, sedang penyebutnya adalah jumlah penyebut suku yang didepannya dengan pembilang suku itu sendiri.
6. Rozet (rosula) Rozet adalah susunan daun yang melingkar dan rapat berimpitan. Menurut letaknya, ada dua macam roset yaitu ;
roset akar, jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal di
atas tanah, jadi roset tersebut sangat dekat dengan akar. Contoh : lobak (Raphanus sativus L) dan tapak liman (Elephantopus scaber L)
roset batang , jika daun yang rapat berjejal-jejal terdapat pada ujung
batang, misalnya pada pohon kelapa (cocos nucifera L) dan berbagai
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
4
macam palma lainnya. Banyak suku tumbuhan yang memiliki roset, umumnya ditemui pada suku Astraceae (contoh : dandelion) dan suku Branssicaceae (contoh : kol) 7. Mosaik daun Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong ke atas, daun-daun dengan tata letak tersebar dapat teraur sedemikian lupa sehingga helaian-helaian daun pada cabang itu teratur pada suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola seperti mosaik (pola karpet) susunan inilah yang disebut pola karpet. Susunan daun seperti itu disebut mosaik daun.
Bila dilihat dari atas keseluruhan daun tampak berada dalam baris lurus vertikal
yg sejajar sumbu batang. Jika terjadi putaran dinamakan
spiromonostik . contoh Costus sp.
Distik: Bila dilihat dari atas, daun tersusun dalam 2 baris lurus vertikal yang sejajar sumbu batang
Tristik: Daun terdapat dalam 3 baris lurus (ortostik). Contoh Cyperaea sp.
Daun spiral: Pada satu tumbuhan ditemukan lebih dari 3 ortostik (baris lurus vertikal). Contoh Nikotiana tabacum.
5
Gambar: monostik, distik, tristik dan s iral
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
-
Pada setiap buku terdapat 2 helai daun
Berhadapan bersilang: Pada setiap buku, letak daun berhadapan,
namun
bidang vertikal yang melalui satu pasangan daun letaknya tegak lurus terhadap bidang yang melalui padangan daun
di buku berikutnya. Contoh Ixora
javanica.
Ixora javanica -
Pada setiap buku terdapat 3 helai daun atau lebih.
Daun berkarang: Pada setiap buku melekat tiga helai daun atau lebih) yang jumlahnya tetap . contoh Nerium oleander, Lilium martagon
Nerium oleander
Dan ada juga yang terjadi penyimpangan filotaksis misalnya dalam satu tanaman terdapat lebih dari satu filotaksis. Contohnya pada tanaman Bryophyllum tubiflorum.
6
Bryophyllum tubiflorum STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
Rozet terbagi atas rozet akar contoh pada Gerbera jamesonii dan rozet batang contoh pada tanaman Cocos nucifera.
Rozet batang
Rozet akar
B. Bangun (bentuk) daun ( Circumscriptio )
Berdasarkan letak bagian daun terlebar, bentuk umum daun dapat dibedakan atas 4 golongan yaitu : 1) Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun 1. Jika panjang : lebar = 1: 1 disebut bulat atau bundar (orbicularis). Contoh : pada teratai besar ( Jatropa curcas). 2. Jika panjang : lebar = (1,5-2) : (1) disebut jorong ( ovalisatau ellipticus) seperti pada nangka ( Arthrocarpus communis). 3. Jika panjang : lebar = (2,5-3) : (1) disebut memanjang (oblongus), seperti pada srikaya ( Annona squamosa) 4. Jika panjanag :lebar = (3,5) : (1) disebut lanset ( lanceolatus) 5. Jika tangkai daun tertanam pada bagian tengah disebut bangun perisai (peltatus), contoh pada keladi (Caladium bicolor ). 2) Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah daun 1. Pangkal daun tidak bertoreh
Bulat telur (ovatus), contoh pada daunkembang sepatu ( Hibiscus rosa sinensis)
Segi tiga (triangularis), segi tiga sama kaki, seperti pada kembang bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa)
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
7
Delta (deltoids), segi tiga sama sisi, seperti pada daun air mata pengantin ( Antigonon leptopus)
Belah ketupat (rhomboiides), bangun segi empat tetapi sisinya tidak sama panjang, contoh pada anak daun yang di ujung pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus)
2. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
Jantung (cordatus), seperti bulat telur tapi pangkalnya berlekuk,
seperti
pada daun waru ( Hibiscus tilliaceus).
Ginjal atau kerinjal (reniformis), seperi pada pgagan (Centela asiatica).
Anak panah (sagitatus), seperti pada enceng (Saginataria shitifolia)
Tombak (hastatus), pada wewehan (Monocharia hastata)
Bertelinga (auriculatus), pada tempuyung (Sonchus arvensis)
3) Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun 1. Bulat telur sungsang (obovatus), pada sawo kecik ( Manikara kauki) 2. Jantung sungsang (obcordatus), seperti pada sidaguri (Sida retusa) 3. Segi tiga terbalik (cuneatus), pada anak daun semanggi (Marsilea crenata) 4. Sudip (sphatulatus), pada daun tapak liman (Elephantopus scaber) 4) Tidak ada bagian yang terlebar, dari pangkal sampai ke ujung hamper sama lebar 1. Garis (linearis), contoh pada daun padi (Oryza sativa) 2. Pita (ligulatus), serupa garis tetapi lebih panjang lagi dan agak lebar, contoh pada jagung ( Zea mays) 3. Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian tengahnya dan tipis dibagian tepinya, pada nenas seberang ( Agave sisalana). 4. Paku atau dabus (subulatus), bentuk daun seperti silindr, ujung runcing, seluruh bagian kaku, pada daun cemara ( Araucaria cuninghamii) 5. Jarum (acerosus), serupa paku lebih kecil dan meruncing panjang, pada Pinus merkusii. Ujung daun (apex f oli i )
Ada beberapa bentuk ujung daun yaitu : 1. Jika pertemuan tepi daun puncak dengan membentuk sudut lancip, maka disebut ujung daun meruncing (acutus). Biasanya ditemukan pada daun bangun bulat memanjang, lanset, segi iga, delta, belah ketupat dan lain-lain. Contoh pada daun padi.
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
8
2. Jika pertemuan tepi daun berada di bawah puncak maka ujung daun disebut meruncing (acuminatus). Ditemukan pada daun kembang sepatu. 3. Jika pertemuan tepi daun berada di atas puncak dan membentuk sedut tumpul maka ujung daun ini disebut tumpul (obtusus), ditemukan pada daun sawo kecik. 4. Jika pertemuan tepi daun tidak membentuk sudut atau bulat maka disebut ujung daun daun membulat (rotundatus). 5. Jika ujung daun rata disebut romping (truncates), contoh pada daun jambu monyet 6. Jika ujung daun berlekuk maka disebut ujung daun terbelah ( retusus), contoh pada daun saliguri (Sida retusa) 7. Jika ujung daun berduri naka disebut mucronatus, contoh daun nenas seberang. 8. Jika ujung daunnya menggulung disebut cirrhosus, biasanya ditemukan pada ujung daun yang bersulur seperti kembang sunsang. 9. Jika pada daun yang distalnya sempit terdapat ujung yang panjang seperti jarum disebut aristatus 10. Jika pada daun yang bagian distalnya lebar dan terdapat ujung yang panjang seperti jarum disebut caudatus.
Pangkal Daun (basis foli i )
Untuk menentukan bentuk pangkal daun, kita terlebih dahulu menghubungkan kedua tepi daun ke arah basal. Adakalanya kedua tepi daun tidak menyatu pada pangkal daun karena dibatasi oleh tangkai daun. Berdasarkan ini maka bentuk bentuk pangkal daun dapat dijumpai sebagai berikut : 1. Pangkal daun yang tidak menyatu
Runcing / acutus
Meruncing / acuminatus
Tumpul / obtusus
Membulat / rotundatus
Rompang atau rata / truncatus
Berlekuk / emarginatus
Hestatus
2. Kedua tepi daun menyatu (connatus)
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
9
3. Ditembus batang, jika pangkal daun tumbuh menyatu dengan daun yang ada dihadapannya disebut connatus-perfoliatus, dan apabila kedua tepi daun menyatu dan mengelilingi batang disebut perfoliolatus.
Tulang Daun (nervus )
Fungsi tulang daun adalah: Memperkuat daun seperti halnya tulang tulang hewan dan manusia, oleh sebab itu
tulang daun disebut juga rangka daun Transportasi zat zat karena tulang daun itu sesungguhnya adalah berkas pembuluh
angkut. Berdasarakan besar kecilnya tulang daun, dapat dibedakan menjadi o
Ibu tulang daun (costa), ukuran terbesar, merupakan terusan dari tangkai daun, biasanya membagi daun menjadi dua bagian.
o
Tulang daun lateral (nervus lateral), cabang tulang daun yang keluar dari ibu tulang daun.
o
Urat daun (vena), tulang daun yang amat kecil yang tersusun seperti jala at au sejajar. Sistem tulang daun menunjukkan cara tulang daun tersusun dalam helaian daun.
Menurut susunan tulang daunnya dikenal: 1. Jika tulang daun terpencar ke arah tepi daun
Bertulang menjari / palminervis, cabang tulang daun terpencar dari satu titik pada pangkal ibu tulang. Contoh adalah daun pepaya, daun singkong dan daun jarak.
Bertulang menyirip / penninervis, cabang keluar di sepanjang ibu tulang daun, seperti susunan sirip ikan contoh pada daun mangga, jambu dan nangka.
10
Contoh Daun Menyirip
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
2. Jika di bagian atas ujung daun tulang tulang menyatu
Bertulang lurus / rectinervis, biasanya ditemukan pada daun rumput rumputan.
Bertulang melengkung / curvinervis, biasanya ditemukan pada hampir semua Melastomataceae.
Biasanya tumbuhan monokotil mempunyai pertulangan sejajar dan melengkung, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai pertulangan menyirip dan menjari. Begitu juga dengan vena (urat daun), pada tumbuhan monokotil umumnya mempunyai vena sejajar, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai vena seperti jala. Namun terkadang pada beberapa jenis, ditemukan pengecualian terhadap hal yang umum di atas.
Tepi Helaian Daun
Berdasarkan torehan yang ada pada daun suatu tumbuhan, maka daun dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu daun dengan pinggiran rata / intinger dan daun dengan torehan pada tepinya / divisus. Torehan pada pinggir daun sangat beraneka ragam sifatnya, berdasarkan dalam atau tidaknya torehan pingir daun dapat dibedakan menjadi dua kelompok. 1. Torehan merdeka, maksudnya bangun daun tidak dipengaruhi oleh torehan itu. Seringkali torehan tidak berkaitan dengan ibu tulang daun atau cabang tulang daun. 2. Torehan mempengaruhi bentuk, tepi daun mengubah bangun umum daun. Torehan biasanya terjadi diantara tulang tulang cabang dengan tulang daun utama.
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
11
Lekukan yang terjadi pada pinggir daun disebut sinus, serta tonjolannya disebut dengan angulus. Berdasarkan bentuk sinus dan angulusnya, maka pinggir daun dengan torehan merdeka dapat dibedakan atas:
Bergerigi / serratus, sinus dan angulusnya sama sama runcing.
Bergerigi ganda / biserratus, jika angulus pada daun yang bergerigi mempunyai gerigi lagi.
Berombak / repandus, jika sinus dan angulusnya sama sama tumpul
Bergigi / dentatus, jika sinus tumpul dan angulusnya runcing.
Beringgit / crenatus, jika sinus lancip dan angulus tumpul. Pada pinggir daun yang mempengaruhi bentuk, berdasarkan dalamnya torehan dapat
dibedakan sebagai berikut:
Berlekuk / lobatus, dalam torehan kurang dari setengah panjang tulang cabang.
Bercangap / fissus, dalam torehan sampai dengan setengah panjang tulang cabang.
Berbagi / partitus, dalam torehan melebihi setengah panjang tulang cabang.
Berdasarkan macam torehan serta hubungannya dengan pertulangan daun itu sendiri maka pinggir daun dapat berbentuk: o
Palmatilobus / berlekuk menjari
o
Palmatividus / bercangap menjari
o
Palmatipartitus / berbagi menjari
o
Pinnatilobus / berlekuk menyirip
o
Pinnatividus / bercangap menyirip
o
Pinnatipartitus / berbagi menyirip
Daging Daun (I ntervenium )
Tebal dan tipisnya daun disebabkan kerja dari meristem papan. Berdasarkan sifat ini daun dapat dibedakan menjadi : 1. Tipis seperti selaput (membranaceus), ex. Hymenophyllum australe 2. Seperti kertas ( papyraceus atau chartaceus), ex. Musa paradisiacal 3. Tipis lunak (herbaceous), ex. Nasturtium officinale 4. Seperti perkamen, ex. Cocos nucifera 5. Seperti kulit atau tulang, ex.Calophyllum inophylum 6. Berdaging (carnosus), ex. Aloe sp
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
12
Warna daun
Daun biasanya berwarna hijau sesuai dengan fungsinya sebagai alat fotosintesis, naun kita temukan daun tidak berwarna hijau seperti merah kuning kecoklatan dan lain lain. Misalnya pada daun Acalypha wilkesiana yang berwarna merah disebabkan karena warna antosianin menutupi warna hijau klorofil. Untuk mengamati daun sebaiknya dilihat pada tanaman yang sudah dewasa, karena adakalanya daun muda dari beberapa tumbuhan mempunyai warna yang tidak sama dengan daun yang sudah dewasa.
Permukaan Daun
Permukaan atas daun biasanya berwarna lebih hijau dan mengkilat dibandingkan dengan permukaan bawah daun. Kadang kadang permukaan daun dapat ditumbuhi oleh sisik, rambut, duri dan lain lain. Berdasarkan hal yang demikian maka permukaan daun dibedakan atas: 1. Licin (laevis), dapat terlihat mengkilat (nitidus), suram (opacus) atau juga berselaput lilin ( pruinosus). 2. Gundul ( glaber ) 3. Kasap ( scaber ) 4. Berkerut (rugosus) 5. Berbingkul bingkul (bullatus), seperti berkerut tapi kerutannya lebih besar. 6. Berambut ( pilus) Berambut ( pilosus), rambut pendek dan tersebar (bulu halus dan jarang). Berambut panjang (villosus), rambut panjang dan lunak. Berambut beludru (velutinus), rabut pendek dan rapat. Berambut kasar (hirsutus), jika rambut kaku, jika diraba terasa kasar. Berambut bintang ( stellato-pillosus), rambut bercabang. Berambut duri ( sedtotus), rambut amat kaku dan tegar. Berambut bulu ( plumosus), rambut seperti bulu yakni rambut yang masing
masing berambut lagi. Berambut empuk ( pubescens), rambut pendek, lunak merapat pada permukaan. Berambut sutera ( sericeus), rambut tegak, rapat, lurus, lunak dan mengkilap. Berambut wol (lonatus), panjang, keriting tidak teratur. Berambut seperti vilt (tomentosus), jika rambut kacau yang tidak teratur
namun padat membentuk suatu lapisan padat.
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
13
Berambut seperti sikat dan merapat ( strigosus), jika rambut kaku dan merapat
ke permukaan. 7. Bersisik (lepidus), terdapat pada sisi bawah daun durian.
Sendi Daun (pulvinus )
Yaitu bagian tangkai daun atau tangakai anak daun yang membengkak, baik pada monokotil dan dikotil. Berfungsi sebagai engsel yang memungkinkan gerakan bolak balik antara bagian daun tersebut. Engsel tersebut disebut sendi daun ( pulvinus), yang bisa juga ditemukan antara tangkai dan helaian daun dan helaian anak daun. Selain pulvinus, ada pembengkakan pada tangkai daun yang mirip dengan pulvinus, tetapi hanya bisa merubah satu kali orientasi daun atau membentuk kaitan sebagai bantuan untuk memanjat, sendi ini disebut pulvinoid. Sendi absisi adalah bagian daun yang lemah dimana daun atau anak daun atau sebagian tangkai daun atau rakhis akhirnya akan patah. Biasanya sisa sendi absisi bisa dikenali dengan adanya cekungan yang melingkar disekeliling tempat bekas daun. Sendi absisi seringkali membengkak, menandai bagian yang akan patah atau berabsisi
Pelipatan Daun
Macam macam cara pelipatan daun: 1. Conduplicate, daun melipat di sepanjang ibu tulang daun. 2. Plicate, daun melipat berulang ulang di sepanjang ibu tulang daun secara longitudinal dalam bentuk zig zag. 3. Circinate, daun menggulung dari ujung daun menuju dasar daun. 4. Convolute / supervolute, daun menggulung dari salah satu pinggir daun, sehingga menutupi bagian yang lain. 5. Involute, kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengahdaun pada permukaan atas. 6. Revulute, kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengah pada permukaan bawah daun.
14
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan (terjemahan). Gadjah Mada Universitas Press. Yogyakarta Esau, K. 1965. Plant Anatomy. Willey Eastern Private Ltd. New Delhi. Wikipedia. Daun, diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Daun, diakses tanggal 11 Oktober 2013
Naijrun. 2011. Filotaksis, diambil dari http://itnaijrun.wordpress.com/2011/04/02/filotaksis/, diakses tanggal 11 Oktober 2013
15
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 | MARIA J. KORDAK