Definisi Tari : -Menurut drs. Soedarsono, tari adalah Ekspresi E kspresi jiwa manusia yang dituangkan melalui gerak ritmis yang indah. -Menurut Lameri, tari adalah gerakan yang indah melalui efek gerak -Pengertian tari secara umum adalah gerakan indah yang menggunakan penjiwaan.
Kesenian tari BANYUMAS 1. Tari Lengger Lengger atau disebut juga ronggeng adalah kesenian asli Banyumas berupa tari tradisional yang dimainkan oleh 2 sampai 4 orang serupa wanita yang didandani dengan pakaian khas. Kesenian lengger Banyumasan ini diiringi oleh musik calung, gamelan yang terbuat dari bambu. Nama tarian ini pernah disebut dalam novel trilogi Ronggeng dukuh Paruk karya sastrawan Ahmad Tohari. 2. Tari Ebeg Ebeg merupakan bentuk kesenian tari daerah Banyumas yang menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan kepalanya diberi ijuk sebagai rambut. Tarian Ebeg di daerah Banyumas menggambarkan prajurit perang yang sedang menunggang kuda. Gerak tari yang menggambarkan kegagahan diperagakan diperagakan oleh pemain Ebeg. E beg. Selain itu Ebeg dianggap sebagai seni budaya yang benar-benar asli dari Jawa Banyumasan mengingat didalamnya sama sekali tidak ada pengaruh dari budaya lain. 3. Tari Rumeksa Tari Rumeksa Banyumasan yaitu hasil kreasi inovasi tarian tradisional yang tumbuh subur di wilayah sebaran budaya Banyumas. Banyumas. Tarian ini di peragakan oleh sejumlah penari wanita dengan menyajikan 5-100 penari wanita dengan menyajikan gerakan khas gaya banyumasan, perpaduan antara Tari Lenggeran, Kiprahan dan Ebeg. Tari ini di iringi Calung yaitu perangkat musik khas Banyumas yang terbuat dari bambu wulung dengan lagu : Rumeksa. Perpaduan antara rumeksa dan calung ini menghasilkan garap seni pertunjukan yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik yang menggambarkan kedinamisan masyarakat masyarakat Banyumas 4. Tari Baladewa Tari Baladewa adalah tari tunggal putra yang berasal dari Banyumas. Biasa ditarikan oleh penari putra, namun ini bisa dibawakan oleh penari putri. Jenisnya adalah tari tunggal, namun bisa di bawakan secara massal. Tari ini adalah jenis tari kepahlawanan. 5. Tari Cipat-Cipit Tari Cipat Cipit Banyumasan merupakan salah satu seni budaya tari dari daerah Banyumas Jawa Tengah Indonesia. Tari ini merupakan tari bersama atau tari pergaulan. Umumnya tari ini dipertunjukkan dalam ritual bersih desa, ritual panen, dan acara lain-lain. Biasanya setelah menari, para penari menarik penonton untuk menari bersama. Seperti pada tari Cipat cipit terdiri terdiri dari dua irama yaitu yaitu irama lambat dan irama cepat. Selain itu ekspresi penari harus menghayati cerita dalam tari. Seperti pada tari Cipat cipit, dalam gerak, iringan dan ekspresi merujuk merujuk pada pada isi cerita tari. tari. Cerita yang Perpindahan tempo temp o dar i irama I ke irama II yang berbeda dapat dengan benar dan sesuai ketukan.
terkandung dalam dalam tari ini ini ialah sepasang remaja yang sedang bermain bersama. Kesesuaian gerak terhadap iringan serta ekspresi penari merupakan kesatuan yang dapat memunculkan keindahan dalam tari tersebut. Tari Cipat cipit merupakan tari kreasi yang berasal dari kabupaten Banyumas. Tarian ini menggambarkan tentang sekelompok remaja yang saling mempertahankan pertemanan dengan riang dan gembira. Tari Cipat cipit tergolong ke dalam tari berpasangan, yang mana harus ada interaksi antara 2 penari yang menarikannya. Selaras dengan dengan isi cerita tari Cipat Cipat cipit, iringan iringan tari Cipat cipit memiliki tempo yang sedang-cepat, menggambarkan suasana senang dan ceria. Ekspresi s enang dan ceria tergambar dalam olahan gerak tari Cipat cipit yang diciptakan oleh Bagong Kussudiardja. Tari ciptaan Bagong Kussudiardja Kussudiardja ini berdurasi 6 menit 43 detik. Nilai estetis yang terkandung dalam tari Cipat cipit tidak hanya tertuang dalam materi gerak namun juga dalam iringan. iringan. Gending dalam tari Cipat cipit tercipta dari alunan gamelan jawa yang meliputi; kendang, demung, saron, kempul, kenong, bonang barung, bonang penerus, peking atau saron penerus, slenthem dan sindhen. Dalam tari Cipat cipit terdapat tembang dengan logat Banyumas yang dinyanyikan oleh sindhen, tembang tersebut dinyanyikan berulang-ulang. Lancaran eling-eling Banyumasan tersusun dari dua irama yaitu irama I (irama dados) dan irama II (irama tanggung). Dalam kedua irama ini terdapat perbedaan pada tempo dan suasana. Adapun pengalaman estetis melalui irama tari Cipat cipit adalah; 1. Irama I Menggambarkan suasana yang senang dan gembira ditandai dengan tempo yang cepat. cepat. Dalam tari Cipat cipit irama I terdapat pada pada awal dan akhir gending dengan ragam gerak jalan putar. 2. Irama II Pada irama II menggambarkan suasana senang namun dengan tempo sedang atau lebih lambat lambat dibanding dengan dengan irama I. Ragam gerak II sampai ragam gerak XII pada tari Cipat cipit diiringi dengan irama II, karena terdapat syair eling-elingBanyumasan eling-elingBanyumasan yang dinyanyikan secara berulang-ulang oleh sindhen. Syair yang terdiri dari dua bait diulang-ulang dengan urutan bait 1 dinyanyikan 3 kali kemudian bait 2 dinyanyikan satu kali kembali ke bait 1 dinyanyikan satu kali dilanjutkan bait 2 dua kali dan bait 1 satu kali. Adanya tembangan ini menjadi salah satu pengingat dalam melakukan pergantian gerak bagi siswa tunagrahi ta. Seperti pada saat gerak penghubung selalu dilakukan pada saat syair “mung sawiji mung sawiji....” atau “kadingaren kadingaren..” kadingaren..” jadi tidak hanya ketukan dalam iringan yang menjadi pedoman namun syair juga menjadi pengingat dalam melakukan melakukan gerakan. dapat melakukan semua ragam gerak dalam tari Cipat cipit pada irama II dengan tepat iringan, yang bermakna siswa dapat menyelaraskan gerak ke dalam iringan dengan baik sehingga nilai estetis dapat dapat terbaca terbaca
Pengalaman melalui tempo dalam iringan tari Cipat Cipat cipit Tempo merupakan cepat atau lambatnya suatu ketukan dalam suatu irama. Dalam gerak tari ada yang bersifat dinamis (lincah) dan ada pula yang mengalun mengikuti tempo yang ada. ada. Sesuai dengan karakter bentuk iringan tari tari Cipat cipit yaitu lancaran yang memiliki tempo sedang-cepat, sedang-cepat, ragam gerak Cipat cipit juga ada ada yang mengalun dan dinamis. kita mampu menyesuaikan menyesuaikan gerak dengan tempo yang terdapat terdapat dalam iringan iringan Cipat Cipat cipit. Pada Pada ragam gerak jalan putar, siswa dapat membawakannya dengan dinamis/lincah karena tempo iringannya cepat sedangkan pada gerak salaman, siswa melakukan gerakan dengan mengalun sesuai tempo. tempo. Terlebih pada saat ragam gerak tangan wolak-walik yang sudah diolah dengan pola lantai, siswa dapat segera berpindah dari pola horisontal menjadi vertikal lengkap dengan level. kita mampu menyesuaikan diri dengan cepat sehingga tidak lepas ketukan pada ragam gerak tersebut. Hal yang dapat menunjukkan nilai estetis ialah kesesuaian gerak yang dilakukan siswa dengan tempo iringan, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa sudah memiliki rasa estetika dalam tari Cipat cipit.
Deskripsi Gerakan Tari Cipat Cipit NO 1.
2.
HITUNGAN 3x8 (3 putaran)
5x gerakan pertama. 3xgerakankedua.
GERAKAN Laki-Laki Kepala geleng-geleng. Tangan diayunkan bergantian. Kaki jalan cepat dengan dihentakkan. Kepala dimaju-mundurkan. Tangan kanan di atas tangan kiri. Kepala mengikuti arah tangan. Tangan bergerak bergelombang dari atas ke bawah. Kaki diangkat mengikuti arah tangan. 5 kali gerakan pertama. 3 kali gerakan kedua.
3.
2x8
Maju ke depan Tangan kanan ditegakka ke atas Tangan kiri di depan dada dengan lengan menekuk dan posisi sejajar dengan pundak
4.
5x seblak 3x seblak 2x seblak
5.
2x8
Kepala: mengikuti arah tangan sambil geleng-geleng ke kanan lalu ke kiri. Tangan: diangkat kesalah satu arah kanan dan kiri secara bergantian sambil dianggukanggukan Tangan dipinggang Maju ke depan Tangan kanan ditegakka ke atas Tangan kiri di depan dada dengan lengan menekuk dan posisi sejajar dengan pundak
6.
5x seblak 3x seblak 2x seblak
Kepala:tidak bergerak, menghadap ke depan. Tangan: tangan kiri lurus kedepan, tangan kanan dipinggang, bahu digerakkan ke kanan dan kiri. Kaki : tanjak kanan
Perempuan Kepala : mengikuti gerakan tangan. Tangan : diayunkan ke kanan dan kiri bergantian. Ketika menghadap ke pasangannya, tangan kanan diatas dan tangan kiri dibawah sambil kepalanya dimaju-mundurkan. Kaki : srisig, mendak.
Gerakan pertama Kepala mengikuti gerakan tangan. Tangan bergerak bergelombang dari atas kebawah. Lalu naik perlahan secara kaku 5 kali Tangan dipinggang melenggak-lenggok 3 kali Gerakan kedua : Kepala mengikuti gerakan tangan Tangan bergerak bergelombang dari atas kebawah. Lalu naik perlahan secara kaku 3 kali Tangan dipinggang melenggak-lenggok 5 kali Kepala : mengikuti gerakan kaki Tangan: (seblak sampur) smelebar lalu menyempit. Tangan kanan menyebrakkan selendang, tangan kiri lurus kedepan Kaki : maju ke depan lalu lalu kebelakang lagi.
Kepala: mengikuti arah tangan sambil geleng-geleng ke kanan lalu ke kiri. Tangan: diangkat kesalah satu arah kanan dan kiri secara s ecara bergantian sambil diangguk-anggukan Tangan dipinggang
Kepala : mengikuti gerakan kaki Tangan: smelebar lalu menyempit. Tangan kanan seblak, tangan kiri lurus kedepan dan tanjak kiri Kaki : maju ke depan, gejug, gejug, lalu kebelakang lagi.
Kepala : tidak bergerak, menghadap ke depan. Tangan: tangan kanan lurus kedepan, tangan ta ngan kiri dipinggang, bahu digerakkan ke kanan dan kiri. Kaki : tanjak kanan
POLA LANTAI Proses
Jadi
7.
2x8
Maju ke depan Tangan kanan ditegakka ke atas Tangan kiri di depan dada dengan lengan menekuk dan posisi sejajar dengan pundak
Kepala : mengikuti gerakan kaki Tangan: smelebar lalu menyempit. Tangan kanan seblak, tangan kiri lurus kedepan dan tanjak kiri Kaki : maju ke depan, gejug, gejug, lalu kebelakang lagi.
8.
5x seblak 3x seblak 2x seblak
Kepala : menoleh ke arah pasangan sewaktu seblak Tangan: membolak-balikan tangan (depan belakang) lalu ditaruh di depan perut dan seblak kiri, lakukan lagi dari awal lalu seblak kanan, dan seterusnya Kaki: selang-seling bergesr ke kanan kiri Maju ke depan Tangan kanan ditegakka ke atas Tangan kiri di depan dada dengan lengan menekuk dan posisi sejajar dengan pundak
Kepala : menoleh ke arah pasangan sewaktu seblak Tangan: membolak-balikan tangan (depan belakang) lalu ditaruh di depan perut dan seblak kiri, lakukan lagi dari awal lalu seblak kanan, dan seterusnya
Kepala : kepala menggangguk mengikuti gerakan tangan Tangan : jari jempol dan telunjuk setengah ditekuk, tangan selang-seling diangkat Kaki : kengsreh ke kanan, diselingi dengan gerakan tangan dan kepala, lalu kekiri dan kembali diselingi gerakan tangan dan kepala Maju ke depan Tangan kanan ditegakkan ke atas Tangan kiri di depan dada dengan lengan menekuk dan posisi sejajar dengan pundak
Kepala : kepala menggangguk mengikuti gerakan tangan Tangan : jari jempol dan telunjuk setengah ditekuk, tangan selangseling diangkat Kaki : kengsreh ke kanan, diselingi dengan gerakan tangan dan kepala, lalu kekiri dan kembali diselingi gerakan tangan dan kepala
9.
2x8
10.
5x
11.
2x8
12.
5x
13.
2x8
Kepala : mengahadap ke depan, lalu tengok kanan dan kiri secara bergantian (tengok kanan kirinya dengan lemah lembut). Tangan : tangan kanan lurus ke depan, tangan kiri diletakan di samping pinggul. Jari telunjuk kiri memegang di samping hidung sambil menggerakan kepala ke kanan dan kiri secara bergantian. Kaki : lari – lari kecil sambil memutari tempat (dibelakang pasangan). Maju ke depan Tangan kanan ditegakkan ke atas Tangan kiri di depan dada dengan lengan menekuk dan posisi sejajar dengan pundak
Kaki: selang-seling bergesr ke kanan kiri Kepala : mengikuti gerakan kaki Tangan: smelebar lalu menyempit. Tangan kanan seblak, tangan kiri lurus kedepan dan tanjak kiri Kaki : maju ke depan, gejug, gejug, lalu kebelakang lagi.
Kepala : mengikuti gerakan kaki Tangan: smelebar lalu menyempit. Tangan kanan seblak, tangan kiri lurus kedepan dan tanjak kiri Kaki : maju ke depan, gejug, gejug, lalu kebelakang lagi.
Kepala : mengahadap ke depan, lalu tengok kanan dan kiri secara bergantian (tengok kanan kirinya dengan lemah lembut).
Tangan : tangan kanan lurus ke depan, tangan kiri diletakan di samping s amping pinggul. Jari telunjuk kiri memegang di samping hidung sambil menggerakan kepala ke kanan dan kiri secara bergantian. Kaki : lari – lari kecil sambil memutari tempat (dibelakang pasangan).
Kepala : mengikuti gerakan kaki Tangan: smelebar lalu menyempit. Tangan kanan seblak, tangan kiri lurus kedepan dan tanjak kiri Kaki : maju ke depan, gejug, gejug, lalu kebelakang lagi.
14.
3x
Kepala : menggeleng-gelengkan kepala Tangan : tangan kiri diletakan di samping pinggul, tangan kanan berada disamping telinga sambil memutar-mutarkan pergelangan tangan, lalu bergantian tangan. Seblak kiri lalu kanan, dan sebaliknya. Kaki : lari kecil - kecil lalu menghadap ke pasangannya.
Kepala : menggeleng-gelengkan kepala Tangan : tangan kiri diletakan di samping pinggul, tangan kanan berada disamping telinga sambil memutar-mutarkan pergelangan tangan, lalu bergantian tangan. Seblak kiri lalu kanan, dan sebaliknya. Kaki : lari kecil - kecil lalu menghadap ke pasangannya.
15.
2x8
Maju ke depan Tangan kanan ditegakkan ke atas Tangan kiri di depan dada dengan lengan menekuk dan posisi sejajar dengan pundak
Kepala : mengikuti gerakan kaki Tangan: smelebar lalu menyempit. Tangan kanan seblak, tangan kiri lurus kedepan dan tanjak kiri Kaki : maju ke depan, gejug, gejug, lalu kebelakang lagi.
16.
5x seblak 3x seblak 2x seblak
Kepala : menoleh ke arah pasangan sewaktu seblak. Tangan: membolak-balikan tangan (depan belakang) lalu ditaruh di depan perut dan seblak kanan, lakukan lagi dari awal lalu seblak kiri, dan seterusnya Kaki: selang-seling bergeser ke kanan kiri
Kepala : menoleh ke arah pasangan sewaktu seblak. Tangan: membolak-balikan tangan (depan belakang) lalu ditaruh di depan perut dan seblak kanan, lakukan lagi dari awal lalu s eblak kiri, dan seterusnya Kaki: selang-seling bergeser ke kanan kiri
17.
2x8
Maju ke depan Tangan kanan ditegakka ke atas Tangan kiri di depan dada dengan lengan menekuk dan posisi sejajar dengan pundak Kaki : maju ke depan, gejug, lalu kebelakang lagi.
Kepala : mengikuti gerakan kaki Tangan: smelebar lalu menyempit. Tangan kanan seblak, tangan kiri lurus kedepan dan tanjak kiri
Kepala : mengikuti gerakan tangan. Tangan: direntangkan ke samping, lama-lama ke bawah, tangan diukel ke depan sambil menyelempangkan sampur di lengan tangan. Naik kembali ke atas lalu diseblakkan ke depan, tangan kanan diatas dan tangan kiri dibawah. Kepala geleng-geleng. Tangan diayunkan bergantian. Kaki jalan cepat dengan dihentakkan. Kepala dimaju-mundurkan. Tangan kanan di atas tangan kiri.
Kepala : mengikuti gerakan tangan. Tangan: direntangkan ke samping, lama-lama ke bawah, baw ah, tangan diukel ke depan sambil menyelempangkan sampur di lengan tangan. Naik kembali ke atas lalu diseblakkan ke depan, tangan ta ngan kanan diatas dan tangan kiri dibawah.
18.
3x8
19.
3x8 (3 putaran)
Kaki : maju ke depan, gejug, gejug, lalu kebelakang lagi.
Kepala : mengikuti gerakan tangan. Tangan : diayunkan ke kanan dan kiri bergantian. Ketika menghadap ke pasangannya, tangan kanan diatas dan tangan kiri dibawah sambil kepalanya dimaju-mundurkan. z
Kaki : srisig, mendak.
TARI BANYUMASAN Tari Banyumasan adalah salah satu gaya tari di Jawa Tengah yang masih tetap berkembang hingga saat ini. Tari gaya Banyumasan telah memiliki tempat di kalangan seniman dan para penikmat seni di wilayah Surakarta terutama di lingkungan ISI Surakarta. Tari Banyumasan sendiri sampai saat ini belum dikemas menjadi suatu paket tari yang dapat diajarkan kepada masyarakat luas baik seniman maupun masyarakat umum yang ingin mempelajari tari gaya Banyumasan Agar masyarakat dapat mempelajari tari gaya Banyumasan dengan mudah dan masyarakat luas dapat mempelajari ragam ragam tari banyumasan sehingga garapan tari paket ini dibuat dengan kemasan yang baru dan dengan perkembangan vokabuler gerak tari tanpa meninggalkan identitas gerak banyumasan itu sendiri. MACAM MACAM TARI BANYUMASAN 1. LENGGER GUNUNG SARI Gunung sari adalah nama tempat, dimana penari lengger yang terkenal pada jaman itu, lahir dan dimakamkan. Tepatnya di wilayah kecamatan Wangon, Wa ngon, di kelurahan Bantar, kabupaten Banyumas. Penari itu meninggal di daerah sokaraja, karena terbawa arus kali. Sampai di desa Kebagoran. Meninggalnya penari itu membuat tokoh lengger dari pesawahan (Rawalo), merasa kehilangan lalu untuk mengenangnya, dijadikanya geguritan gunungsari, dinamai Kalibagoran. Nama yang disesuai dengan meninggalnya penari lengger waktu itu di kali di desa Kebagoran. Sedangkan makamnya di desa bantar, disalah satu bukit. Bukit itu dinamai Gunungsari. Dengan meninggalnya penari itu ada salah satu kerabatnya yang bernama pak Samin hendak meneruskan. Dia lahir di desa Bantar, dia mengikuti jejak saudaranya sebagai penari lengger. Walaupun dia seorang pria tetapi setelah dia sudah berganti busana lengger tidak ada yang tau kalau dia adalah seorang pria. Karena bentuk tubuh, suara dan wajah sudah berganti seperti w anita, pak Saminpun laris manggung bahkan terkenal sampai di kabupaten Banjar, Kebumen, Purbalingga, Cilacap dan Brebes. Pak Samin adalah penari pria pertama yang memerankan diri menjadi lengger. Dia meninggal di desa Bonjok. Oleh karena itu di desa Bonjok sampai sekarang tidak diperbolehkan ada penari lengger wanita manggung disitu, kecuali lengger lanang/banci. Seiring berkembangnya jaman nama pak Samin penari lengger lanangpun hilang begitu aja, akan tetapi Mbah Tamiarji adalah salah satu tokoh/sesepuh lengger di desa Pemancangan, mengembangkan dan meneruskan jejak pak min dan saudaranya itu, dia merasa hal itu adalah hal yang sakral, maka pada setiap satu tahun sekali diadakan pementasan lengger lanang, untuk acara selamatan tanam padi. dengan iringan ketawang puspowarno minggah lancaran gunung sari diteruskan gunungsari geguritan atau yang dikenal sekarang gunung sari kali bagoran. 2. LENGGER CALUNG Kesenian tradisional lengger-calung tumbuh dan berkembang di wilayah banyumas. Sesuai namanya, tarian lengger-calung terdiri dari lengger (penari) dan calung (gamelan bambu), gerakan tariannya sangat dinamis dan lincah mengikuti irama calung. Di antara gerakan khas tarian lengger antara lain gerakan geyol, gedheg dan lempar sampur. Dulu penari lengger adalah pria yang berdandan seperti wanita, kini penarinya umumnya wanita cantik sedangkan penari prianya hanyalah sebagai badut pelengkap yang berfungsi untuk memeriahkan suasana, badut biasanya hadir pada pertengahan pertunjukan.
Jumlah penari lengger antara 2 sampai 4 orang, mereka harus berdandan sedemikian rupa sehingga kelihatan sangat menarik, rambut kepala disanggul, leher sampai dada bagian atas biasanya terbuka, sampur atau selendang biasanya dikalungkan dibahu, mengenakan kain/jarit dan stagen. Lengger menari mengikuti irama khas Banyumasan yang lincah dan dinamis dengan didominasi oleh gerakan pinggul. Peralatan gamelan calung terdiri dari gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong dan gong yang semuanya terbuat dari bambu wulung (hitam), sedangkan kendang atau gendang sama seperti gendang biasa. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lebih dikenal sebagai sinden. Satu grup calung minimal memerlukan 7 orang anggota terdiri dari penabuh gamelan dan penari/lengger. 3. BALADEWA Baladewan diambil dari salah satu babak tari Tari dari daerah Banyumas yang menceritakan tentang semangat prajurit yang gagah, berani maju dalam medan perang. Tari ini dapat ditarikan baik oleh Perempuan maupun Laki-laki. 4. SENGGOT Senggot merupakan sebuah lancaran dari Brebes yang ditirukan dalam lancaran Banyumasan dengan media alat musik bambu ( Calung ). Kata Senggot juga terdapat pada bahasa lokal Banyumas yang berarti gayung / siwur yang terbuat dari bathok (tempurung) kelapa yang berpangkal panjang, Kata ini terdapat dalam parikan Bahasa Banyumas yang berarti senggot, atau ngegot (sebuah gerak pinggul). Tari secara visualisasi menggambarkan para waniya yang lincah dan perkasa, vokabuler gerak merupakan pengembangan dari vokabuler gerak tradisi Banyumasan dan Pasundan. 5. KEMBANG LENGGER Sebuah tarian yang diilhami dari sebuah Novel karya Ahmad Tohari yang berjudul “Ronggeng Dukuh Paruk”. Tari ini menggambarkan penari lengger yang menjadi primadona desa yang banyak digandrungi laki-laki. Tari ini didominasi dengan gerak yang “Erotis”.