MAKALAH PAP SMEAR
DI SUSUN OLEH : INDAH MEGAWATI INGGRID FEBRI KURNIA SARI IRAWATI IRENA ARYANTI JUMITA SEPTI FEBRIAN KARTIKA WAHYUNI LEO PRAKOSA LIZA RAHMAWATI LOGI KISWANTO M. CHANDRA ADIFTYAN M. EDY SETIAWAN MARDIAH SYAFRIYANI
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN AKADEMIK 2017/2018
BAB II PEMABAHASAN
A.
Pap Smear
Pap Smear pertama kali dikenalkan oleh: George Nicholas Papanicolaou (1928). Merupakan Sitologi Non-Eksfoliatif. Pemeriksaan morfologi sel leher rahim:
B.
1.
Mudah
2.
Murah
3.
Sederhana
4.
Aman
5.
Akurat
Defenisi Pap Smear
Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat. (Wijaya, 2010) Pap smear merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina. Sedangkan samadi, 2010 mengatakan Pap smear merupakan salah satu deteksi dini terhadap kanker serviks, yang prinsipnya mengambil sel epitel yang ada di leher rahim yang kemudian dilihat kenormalannya.
C.
Tujuan Pemeriksaan Pap Smear
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim. Meskipun kanker tergolong penyakit mematikan, namun sebagian besar dokter ahli kanker menyebutkan bahwa dari seluruh jenis kanker, kanker servik termasuk yang paling bisa dicegah dan diobati apabila terdeteksi sejak awal. Oleh karena itu, dengan mendeteksi kanker servik sejak dini diharapkan dapat mengurangi jumlah penderita kanker serviks (Wijaya, 2010). Beberapa tujuan dari pemeriksaan Pap Smear yang dikemukakan oleh Sukaca, 2009 yaitu : 1.
Untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker.
2.
Untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel di serviks
3.
Untuk mendeteksi perubahan prakanker pada serviks
4.
Untuk mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
5.
Untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal yang terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian dalam.
6.
D.
Untuk mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks
Wanita yang diajurkan Pap smear
Wanita Usia Subur (WUS) merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun dimana organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 17-45 tahun. Wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear ke dokter, baik bagi mereka yang telah melakukan pertama kali berhubungan seksual maupun yang sudah sering melakukan hubungan seksual (sudah menikah). Begitupun bagi mereka yang sama sekali yang belum pernah berhubungna seksual. Karena pemeriksaan Pap Smear ini dapat mendeteksi samapai 90% kasus kanker servik secara akurat dengan biaya yang tidak terlalu mahal, dan sangat efektif untuk menurunkan angka kematian pada wanita yang menderita kanker serviks. Kehamilan juga tidak mencegah seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear karena prosedur Pap Smear dapat dilakukan secara aman selama kehamilan. Sehingga, wanita hamil juga dapat menjalani test ini. Pemeriksaan Pap Smear tidak direkomendasikan bagi wanita yang telah melakukan histerektomi (dengan pengangkatan serviks) untuk kondisi yang jinak. Wanita yang pernah melakukan histerektomi tetapi tanpa pengangkatan (histerektomi subtotal), sebaiknya melanjutkan skrining sebagaimana halnya wanita yang tidak melakukan histeretomi (wijaya, 2010). Wanita yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear sebagai berikut: 1.
Wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas seksualnya tinggi.
2.
Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita HPV (Human Papilloma Virus) atau kutil kelamin.
3.
Wanita yang berusia diatas 35 tahun.
4.
Sesering mugkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal
5.
Sesering mugkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.
6.
Wanita yang mengunakan pil KB (sukaca, 2009).
E.
Waktu untuk Melakukan Pap Smear
Pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan kapan saja kecuali pada saat haid karena darah atau sel dari dalam rahim dapat mengganggu keakuratan hasil pap smear, namun waktu yang tepat untuk melakukan Pap Smear adalah satu atau dua minggu setelah berakhir masa menstruasi. Untuk wanita yang sudah menopause biasa melakukan pemeriksaan pap smear kapan saja ( Dianada, 2008 ). Adapun waktu untuk melakukan Pap Smear secara teratur yang dikemukan oleh Sukaca, 2009 yaitu : 1.
Setiap 6 - 12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.
2.
Setiap 6 - 12 bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV (Human Papilloma Virus) atau kutil kelamin.
3.
Setiap tahun untuk wanita yang berumur diatas 35 tahun.
4.
Setiap tahun untuk wanita yang mengunakan pil KB.
5.
Setiap 2 - 3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun atau untuk wanita yang telah menjalani histerektomi bukan karena kanker, jika 3 kali berturut-turut hasil pap smear menunjukan negative.
6.
Setahun sekali bagi wanita yang berumur 40-60 tahun.
7.
Sesudah 2x pap tes hasilnya negative dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita yang resiko tinggi harus lebih sering menjalakan pap tes .
8.
Sering mungkin jika hasil pap smear menunjukan abnormal sesering mungkin setelah penilain dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.
F.
Syarat Pengambilan Pap Smear
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut : 1.
Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
2.
Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
3.
Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
4.
Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
5.
Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
6.
Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analis is sel.
G.
Kendala Pap Smear (Romauli dan Vindari. 2011)
Dilakukan diatas hanya 5% perempuan di Indonesia yang bersedia melakukan pemeriksaan pap smear banyak kendala. Hal tersebut terjadi antara lain:
H.
1.
Kurangnya tenaga terlatih untuk pengambilan sediaan.
2.
Tidak tersedianya peralatan dan bahan untuk pengambilan sediaan.
3.
Tidak tersedianya sarana pengiriman sediaan.
4.
Tidak tersedianya laboratorium pemprosesan sediaan serta tenaga ahli sitologi.
Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
1.
Persiapan Alat dan Bahan a.
Air mengalir
b.
Spatula Ayre
c.
Sabun cair
d.
Pensil kaca (marker)
e.
Larutan antiseptik
f.
Spekulum
g.
Lap
h.
Alkohol 95%
i.
Larutan hipoklorit
j.
Kaca benda (object glass)
k.
Lap bersih atau tissue
l.
Baskom berisi larutan klorin 0,5%
m.
Handuk kecil atau tissue
n.
Sarung tangan steril
o.
Formulir pemeriksaan
p.
Tempat sampah non-medis
q.
Tempat sampah medis
2.
Menyiapkan Pasien 1)
Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri, serta tanyakan keadaannya, kemudian pasien dipersilakan duduk.
2)
Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang pengambilan Pap Smear, tujuan dan manfaat untuk keadaan pasien.
3)
Berikan jaminan tentang keamanan atas tindakan yang anda lakukan serta jaminan tentang kerahasiaan yang diperlukan pasien kepada pasien atau keluarganya.
4)
Mintalah kesediaan pasien untuk pengambilan Pap Smear, namun barengi dengan penjelasan tentang hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak menolak tindakan pengambilan Pap Smear t anpa kehilangan hak akan pelayanan lain.
5)
Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam.
6)
Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi dan mengatur pasien pada posisi litotomi.
7)
Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa
3.
Pengambilan Sampel dan Pembuatan Pap Smear 1)
Siapkan peralatan dan bahan.
2)
Cuci tangan aseptik
3)
Pasang sarung tangan steril.
4)
Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus genitalis.
5)
Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.
6)
Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus vagina (agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) dan dorong bilah spekulum ke dalam lumen vagina.
7)
Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90 derajat hingga tangkainya ke arah bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan
membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina). 8)
Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas (perhatikan ukuran dan wama porsio, dinding dan sekret vagina dan forniks).
9)
Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya pengambilan epitel tidak terganggu)
10) Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio diusahakan di daerah squamo-columnair junction. Sampel diambil dengan menggunakan spatula Ayre yang diputar 360°. 11) Oleskan sampel pada gelas objek diusahakan tidak terlalu tebal/terlalu tipis. 12) Sampel segera difiksasi sebelum mengering. Fiksasi ini dapat menggunakan spray yang disemprotkan dari jarak 20-25 cm, atau dengan merendam pada wadah yang mengandung etil alkohol 95% selama 15 menit yang kemudian dibiarkan mengering kemudian diberi label. 13) Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan spekulum. 14) Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan. Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk. 15) Masukkan tangan yang masih bersarung tangan kedalam baskom berisi larutan klorin 0,5%, gosokkan kedua tangan untuk membersihkan bercak-bercak darah yang menempel pada sarung tangan. 16) Lepaskan sarung tangan.
4.
Pengiriman Spesimen Dalam melakukan pengiriman spesimen Pap Smear, pengirim harus menuliskan secara lengkap surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang berisi: a.
Tanggal pengiriman
b.
Tanggal dan jam pengambilan spesimen
c.
Data penderita (nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik)
d.
Identitas pengirim
e.
Jenis spesimen : Pap Smear
f.
Pemeniksaan laboratorium yang diminta
g.
Transport media / pengawet yang digunakan : Alkohol 95% atau hair spray
h.
I.
Keterangan klinis: riwayat KB, jumlah anak, keluhan
Hasil Pemeriksaan Pap Smear
1.
Kelas 0
: Tidak dapat dinilai
Segera diambil smear ulang 2.
Kelas I
: Normal Smear
Kontrol ulang 1-2 tahun lagi 3.
Kelas II
: Proses radang dengan atau tanpa Displasia ringan
Kontrol ulang 3-6 bulan lagi 4.
Kelas III : Displasia Sedang – Berat Kontrol ulang segera
5.
Kelas IV : Karsinoma Insitu Kontrol ulang segera
6.
Kelas V
: Karsinoma Invasif
Kontrol ulang segera
J.
Faktor Resiko
Dari hasil penelitian mutakhir diketahui bahwa penyebab kanker serviks adalah sebagai berikut :
1.
Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) Lebih dari 90% kasus kondiloma serviks, semua NIS, dan kanker serviks mengandung DNA virus HPV. Dari 70 tipe HPV yang diketahui saat ini, ada 16 tipe HPV yang erat kaitannya dengan kejadian kanker serviks. Virus ini ditularkan melalui hubngan seksual. Wanita yang beresiko terkena penyakit akibat hubungan seksual juga beresiko terinfeksi virus ini sehingga mempunyai resiko terkena kanker serviks.
2.
Prilaku Seksual Berdasarkan penelitian, risiko kenker serviks meningkat lebih dari 10 kali bila berhubungan dengan 6 atau lebih mitra seks, atau bila hubungan seks pertama dibawah umur 15 tahun. Risiko juga meningkat bila berhhubungan seks dengan laki-laki berisiko tinggi ( laki-laki yang berhubungan seks dengan banyak wanita), atau laki-laki yang mengidap penyakit “jengger ayam” (k ondiloma akuminatum) di (penis).
3.
Rokok Wanita merokok mempunyai risiko 2 kali lipat terhadap kanker serviks dibandingkan degan wanita bukan terkandug nikotin dan zat la innya yang terdapat didalam rokok. Zat-zat tersebut dapat menurunkan daya tahan serviks dan menyebabkan kerusakan DNA epitel serviks sehingga timbul kanker serviks, disamping merupakan kokarsinogen infeksi virus.
4.
Trauma Kronis Pada Serviks Trauma ini terjadi karena persalinan yang berulang kali (banyak anak), adanya infeksi, dan iritasi menahun.
5.
Kontrasepsi Oral dapat Meningkatkan risiko 1, 5-2, 5 kali bila diminum dalam jangka panjang, yaitu lebih dari 4 tahun.
6.
Defisiensi Zat Gizi Beberapa penelitian dapat menyimpulkan bahwa dfisiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya NIS 1 da NIA 2, serta mungkin juga meningkatkan risiko terkena kanker serviks pada wanita yang rendah konsumsi beta karoten dan vitamin (A, C, dan E).