Pembengkakan (edema) sebagai akibat trauma setempat seperti odontektomi terjadi sebagai tanda proses radang dengan disertai kemerahan dan rasa sakit. Edema dapat melibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan melibatkan otot-otot pipi dan sekitarnya yang mengakibatkan pembengkakan pipi (Asmordjo, 1992). Pembengkakan merupakan kelanjutan normal dari setiap pencabutan dan pembedahan gigi, serta merupakan reaksi normal dari jaringan terhadap cedera. Hal ini merupakan reaksi individual, yaitu trauma yang besarnya sama, tidak selalu mengakibatkan derajat pembengkakan yang sama baik pada pasien yang sama atau berbagai pasien (Pedersen, 1996). Pengukuran
pembengkakan
diukur
melalui
jarak
horizontal
dan
vertikal
dengan
menggunakan penggaris fleksibel. Pengukuran pada wajah dengan menghubungkan sudut mentalis dan 4 titik wajah yang berhubungan dengan angulus mandibula yaitu tragus, bagian luar kantus mata, hidung dan pipi. Pengukuran pembengkakan diukur melalui jarak horizontal antara sudut mulut dan tragus dan jarak vertikal antara bagian luar kantus mata dan angulus mandibula (Filho et al ., ., 2008). Persentase pembengkakan wajah ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut : %
– ukuran preoratif ) 100% / ukuran Pembengkakan wajah = (ukuran postoperatif –
preoperatif Pembengkakan akibat trauma ekstraksi gigi maksimum berlangsung selama 24-48 jam. Normalnya pembengkakan akan mulai berkurang setelah 48 jam (Filho et al ., ., 2008). Parameter Trismus
Trismus dapat disebabkan oleh edema pasca bedah. Hal ini didukung pendapat Osmani (2001), edema sekitar bekas pembedahan molar ketiga akan meyebabkan perubahan jaringan sekitarnya dan muskulus pengunyahan mengalami kontraksi sehingga akan menimbulkan trismus. Menurut Vriezen, trismus terjadi bukan karena meningkatnya volume dari muskulus karena edema dan infiltrate tetapi lebih disebabkan karena reaksi atas rasa sakit yang disebabkan oleh gerakan rahang (Dwipayani et al., 2009).
Gambar 1. Pengukuran trismus dengan tongue blade (Fragiskos, 2007)
Pengukuran trismus menggunakan metode Maximum Interincisal Opening Distance(MID) (Gambar 1) yaitu mngukur jarak antara insisal gigi insisif RA dan gigi insisif RB. Menurut