Pengadukan Beton atau Pencampuran beton ( Seri Cara Membuat Beton V) Sabtu, Juli 30, 2011 rumahdangriya.blogspot.co rumahdangriya.blogspot.com m "Satu diantara kunci kunci keberhasilan dalam pembuatan pembuatan beton adalah pencampuran atau pengadukan beton" Sedikit kembali ketulisan-tulisan sebelum ini bahwa proses pembentukan beton adalah penyatuan dari komponen-komponen penyusun beton menjadi sebuah material bernama beton yang kita kehendaki sesuai dengan syarat-syarat yang kita inginkan. Komponen-komponen penyusun beton tadi dilekatkan menjadi menjadi satu oleh pasta semen semen (semen dicampur dengan air). Nah gambaran sedikit proses pembentukan beton tadi menjadi pengantar kita memahami hakekat dari pencampuran beton. Karena pasta semen harus terdistribusi merata keseluruh agregat beton maka pengadukan ini dilakukan.. dilakukan
Pengadukan beton berdasarkan tempat pengadukanya dibagi menjadi 2, yaitu :
Pengadukan Di tempat (site mix)
Pengadukan ditempat atau site mix lazimnya ditempat kita dikenal dengan 2 metode yaitu dengan pencampuran manual (tenaga manusia mengunakan skope, cangkul) dan yang kedua dengan mengunakan mesin molen.
Pengadukan Siap Tuang (Ready Mix)
Ready mix merupakan produksi dari sebuah pabrik pencampur (dikenal dengan batching plan) plan) kemudian diangkut dengan truk molen. Sistem pencampuran bisa melalui alat batchin plan, kemudian campuran beton yang sudah jadi sesuai dengan komposisi campuran beton yang dikehendaki dituangkan kedalam truk molen (dikenal (dikenal dengan system basah). basah ). Sistem pencampuran yang lain bahwa komponen beton ditakar dialat, setelah sesuai dengan dengan komposisi beton rencana rencana kemudian kemudian ditungkan kedalam truk molen (dikenal (dikenal dengan system kering ) dan truk molen tadi selain sebagai pengangkut ke tujuan yang dikehendaki juga sebagai tempat pengadukan beton. Pengadukan beton sangat disarankan menggunakan mesin molen karena dengan mesin tersebut akan dihasilkan campuran yang homogen. Pencampuran dengan menggunakan tangan (cara konvensional) sebaiknya dihindari, kecuali hanya untuk pencampuran beton dalam volume yang kecil karena kenyataan dilapangan bahwa pencampuran dengan menggunakan tangan (konvensional) akan menghasilkan
campuran beton yang yang tidak homegen dan yang lebih mengenaskan lagi lagi bahwa beton anda anda menjadi jelek jelek karena pencampuran pencampuran yang tidak benar. Inti dari pencampuran adalah campuran beton siap cor yang homogen, hal ini ditandai dengan tidak kelihatanya pasir beton yang anda gunakan (sudah tercampur merata). merata). Hal paling penting yang harus diperhatikan ketika pengadukan beton adalah:
Segregasi campuran beton
Segregasi dapat terjadi ketika pengadukan, pengecoran maupun ketika tranportasi dari tempat pengadukan ke area pengecoran. Segregesi adalah : suatu keadaan dimana pasir dan koral beton terpisah dari pasta semen (pasta semen adalah campuran antara semen dan air) Segregasi campuran beton pada tahap pengadukan ini sebab utamanya adalah pengadukan molen yang terlalu lama. lama . Paramater pengadukan dengan molen yang utama adalah ketika campuran telah benar-benar homogen ditandai dengan tidak tampaknya butir-butir pasir atau waktu mengaduk dengan molen tidak boleh lebih dari 2 menit. Selain hal itu, kombinasi komposisi campuran beton dengan kandungan air yang banyak dan pencampuran beton dengan molen yang terlalu lama, menjadi faktor utama terjadinya segregasi.
Lama Waktu Beton Setelah Dicampur
Gambaran masalahnya adalah beton yang sudah dicampur dengan molen tidak langsung langsung dicor, akan akan tetapi tetapi harus harus menunggu menunggu waktu walaupun dalam keadaan molen berputar. Dalam sebuah referensi kuliah tentang dasar-dasar beton, pada bab semen, disebutkan bahwa waktu fase setting awal semen adalah 1 sampai dengan 2 jam. Artinya bahwa beton anda jika sudah dicampur, waktu yang paling lama untuk pengecoran adalah kurang dari 1 jam. Hal ini tetap berlaku walaupun beton anda masih dalam keadaan seperti adonan roti, dengan kata lain keadaan beton anda masih bisa dibentuk sesuai dengan cetakan yang ada. Jika sudah terlanjur maka buatlah pasta semen (semen dicampur dengan air) tambahkan kedalam beton tadi, tetapi perlu diingat jangan anda gunakan campuran tadi untuk pengecoran komponen struktur (fondasi, sloof, kolom, balok, plat lantai dll), gunakanlah campuran tadi untuk komponen-komponen non struktur misalnya untuk peningian elevasi lantai, untuk perkerasan jalan atau juga bisa digunakan untuk mengatur elevasi plat lantai anda jika diperlukan kemiringan.
Wadah Adukan Beton (Wadah ketika beton sudah dicampur sebelum pengangkutan dan pengecoran)
Perlu disediakan tempat atau wadah setelah beton selesai dicampur untuk menghindari kemungkinan terjadi segregasi. Disamping itu jarak antara bibir molen dengan wadah usahakan jangan terlalu tinggi.
Gambar 20.1 Keterangan gambar : Ilustrasi gambar di atas menggunakan beton jadi (ready mix) akan tetapi proses penuangan beton jika menggunakan alat pengaduk molen tetap harus dibuatkan wadah hasil adukan atau tempat beton yang sudah jadi, sebelum diangkut kemudian dicor pada lokasi yang kita inginkan. Yang berbeda hanyalah proses pembuatan beton saja dimana bisa menggunakan molen biasa atau menggunakan truk molen (ready mix).
Lokasi Pengadukan Beton (Lokasi molen)
Untuk menghindari waktu tunggu yang lama, kemungkinan segregesi, seting awal semen, dan untuk biaya yang optimal maka lokasi pengadukan beton harus sedekat mungkin dengan lokasi tempat penimbunan material beton (pasir, kerikil, semen dan air) dan juga harus
sedekat mungkin dengan lokasi pengecoran. Disamping itu juga meminimalisir kehilangan beton karena tercecer ketika pengangkutan
Dasar-Dasar Beton (4) Komposisi dan Pencampuran Beton 107 Replies
Adukan Beton direncanakan sedemikian rupa sehingga beton yang dihasilkan dapat dengan mudah dikerjakan dengan biaya yang serendah mungkin tentu saja. Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras), sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama. Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan lingkungan di mana beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut, atau beban-beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim. PROPORSIONAL Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar dan halus, air, dan zat aditif.
Komposisi yang berbeda-beda di antara bahan baku beton mempengaruhi sifat beton yang dihasilkan pada akhirnya. Pembagian ini biasanya diukur dalam satuan berat. Pengukuran berdasarkan volume juga sebenarnya bisa, dan lebih banyak dilakukan pada konstruksi skala kecil, misalnya rumah tinggal. SEMEN Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan
meningkat. Semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar) sampai yang paling halus. AIR Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (workable). RASIO AIR-SEMEN Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio semakin besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi berkurang. Pada lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang ada di lingkungan tersebut.
AGREGAT
Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat “ sticky“, encer, “lunak”, seperti tidak punya kekuatan. Dan setelah pemadatan, bagian atas adukan akan cenderung “kosong” alias tidak ada agregat.
Sebaliknya, jika agregat kasar terlalu banyak, adukannya akan terlihat kas ar, berbatu, kelihatan getas (rapuh). Agregat ini akan muncul di permukaan setelah dipadatkan.
PENCAMPURAN Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement, air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam adukan.
Beton biasanya dicampur dengan menggunakan mesin. Ada yang dicampur di lapangan ( site) ada juga yang sudah dicampur sebelum dibawa ke lapangan, atau istilahnya ready-mix. Untuk beton ready-mix, takarannya sudah diukur di batch plant , kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam truk. Selama perjalanan drum beton tersebut terus diputar agar beton tidak mengalami setting di dalam drum. Kan aneh kalau misalnya kena macet trus betonnya sudah mengeras di dalam drum. Kadang, di dalam perjalanan, bisa jadi karena lama di jalan, cuaca panas, atau kelamaan diputar, temperatur di dalam drum meningkat sehingga air menguap. Kondisi ini kadang “diakali” dengan memasukkan bongkahan es balok yang besar ke dalam drum, sehingga kadar air bisa tetap dipertahankan. Hmm.. kalo ditambah sedotan, drum truk itu bisa kita beri label “Jus Beton Segar”. . Sementara beton yang dicampur dilapangan biasanya menggunakan mesin yang dinamakan MOLEN (mirip-mirip nama sejenis gorengan pisang). Sewaktu mencampur di lapangan, agregat terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tong (molen), kemudian diikuti oleh pasir dan terakhir semen. Semuanya dalam takaran tertentu sesuai dengan mutu beton yang diinginkan.
Ada kata pepatah: Jangan menggunakan sekop untuk menakar adukan beton untuk molen! (Padahal ini yang sering dilakukan) Ukuran takaran biasanya dinyatakan dalam satuan berat, sementara s ekop tidak bisa mengukur berat. Jangan sampai rasio adukan 1:2:3 diartikan sebagai 1 sekop semen, 2 sekop pasir dan 3 sekop kerikil (agregat). Tentu saja hasil (mutu) yang diperoleh akan berbeda. Kecuali kalau ada sekop canggih yang bisa sekaligus mengukur berat muatannya.
(hmm..)
Ketika semua bahan (kecuali air) sudah masuk, moleh diputar sehingga semua bahan tercampur. Katanya sih, kalau sudah tidak ada pasir yang terlihat secara kasat mata, berarti adukannya itu sudah merata. Saat itulah dilakukan penambahan air sedikit demi sedikit. Molen punya kapasitas (volume). Mencampur terlalu penuh juga tidak efektif karena proses pencampurannya akan memakan waktu yang lebih lama. Sebaiknya molen diisi secukupnya dulu, kemudian jika sudah ja di, seluruh isi molen dituang ke wadah sementara sebelum diangkut atau dicor ke bekisting. Sewaktu adukan beton diangkut (dicor), molen bisa bekerja lagi untuk membuat adukan berikutnya. Begitu adukan pertama sudah dituang semua, molen pun sudah selesai membuat adukan kedua, jadi tidak ada delay ketika molen bekerja. Nah, untuk skala yang sangat kecil, beton boleh dicampur dengan menggunakan sekop. Harus dilakukan di tempat yang datar dan bersih (maksudnya bebas dari ranting, daun, sampah, dan material pengganggu lainnya). Kerikil, pasir, dan semen diaduk/dicampur dulu, kemudian dibuat seperti gundukan, dan di puncaknya digali dibuat seperti danau untuk menampung air. Jika adukan dicampur di wadah yang sisi-sisinya tertutup sehingga air bisa dibendung, nggak usah repot-repot bikin gundukan, langsung saja tuang air ke wadah tersebut. Sebagai penutup, kami akan berikan tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu tertentu.
Mutu Beton
Semen (kg)
Pasir (kg)
Kerikil (kg)
Air (liter)
w/c ratio
7.4 MPa (K 100)
247
869
999
215
0.87
9.8 MPa (K 125)
276
828
1012
215
0.78
12.2 MPa (K 150)
299
799
1017
215
0.72
14.5 MPa (K 175)
326
760
1029
215
0.66
16.9 MPa (K 200)
352
731
1031
215
0.61
19.3 MPa (K 225)
371
698
1047
215
0.58
21.7 MPa (K 250)
384
692
1039
215
0.56
24.0 MPa (K 275)
406
684
1026
215
0.53
26.4 MPa (K 300)
413
681
1021
215
0.52
28.8 MPa (K 325)
439
670
1006
215
0.49
31.2 MPa (K 350)
448
667
1000
215
0.48
Referensi tabel : SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.
Konstruksi bangunan bertingkat, baik bangunan bertingkat atau tidak, unsur bahan beton sangat diperlukan bahkan mempunyai fungsi yang dominan. Oleh krena itu para perencana konstruksi lebih cendrung memilih beton di karenakan beton memiliki sifat-sifat yang menguntungkan, antara lain : 1. Segi kekuatan, beton bisa menahan beban berat. 2. Segi Keawetan, beton tahan lama bila dibandingkan dengan bahan lain .
3. Segi Ketahanan, beton memiliki sifat atau karakteristik terhadao mekanis, fisika
dan kimia.
4. Segi Ekonomis, beton dalam biaya pemeliharaan lebih murah. 5. Segi Estetika, beton dapat di bentuk sesuai dengan keinginan pada saat perencanaan. A. Proses Pembuatan Beton Normal
1. Bahan-bahan atau Material a. Semen Semen yang diperlukan dalam
pembuatan beton adalah semen
Portland standar pabrik. b. Aggregat Kasar Aggregat kasar yang dipakai dalam pembuatan beton adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran anatara 5 – 40 mm. c. Aggregat Halus Aggregat halus yang di perlukan dalam pembuatan beton adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alam dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh industry
pemecah batu dan mempunyai ukuran
butiran terbesar 5,0 mm. d. Air Air yang dipakai dalam pembuatan beton adalah air yang bersih, bebas dari bahan kimia, dan bebas dari bahan lainnya. 2. Proses Pembuatan Beton Langka-langka dari proses pembuatan beton adalah : a. Pemeriksaan material atau bahan
Untuk pemeriksaan bahan atau material beton harus sesuai dengan standar pemeriksaan : SNI, SKSNI, ASTM, AASHTO, PBI. b. Pemeriksaan Aggregate Kasar terdiri dari : Berat Isi, Berat Jenis dan Penyerapan, Analisa Saringan dan Keausan Aggregat dengan mesin Los Angeles. Untuk pemeriksaan Aggregat Halus terdiri dari : Berat isi, Berat Jenis dan Penyerapan, Analisa Saringan dan Organik Im Purities. c. Pemeriksaan Air Beton, Air harus bersih dari bahan kimia dan bahan lainnya. 3. Perencanaan Rancangan Campuran Beton ( Job Mix Design Concrete ) Tujuan dari Job Mix Design Concrete adalah untuk mendapatkan proporsi campuran yang dapat menghasilkan mutu beton seseuai dengan rencana. 4. Percobaan Campuran ( Trial Mix ) Dari rancangan campuran beton ( Proporsi ) yang telah di ketahui, maka selanjutnya dapat dilakukan percobaan campuran Trial Mix pada mesin pengaduk sehingga di dapat contoh-contoh benda uji yang di cetak sesuai dengan kebutuhan seperti kubus atau silinder. 5. Slump Test Percobaan Slump Test salah satu metode yang di maksudkan untuk mengetahui Viscositas atau kekentalan beton segar. Percobaab slump test di lakukan sebelum pencetakan benda uji. 6. Perendaman Benda Uji ( Beton ) Setelah benda uji di buat dan dikeluarkan dari cetakan setelah berumur 24 jam, kemudian benda uji di rendam dalam bak air. Lama
perendaman sesuai dengan umur beton yang direncanakan, misalnya : 3, 7, 14, 21, 28 hari. 7. Uji Kuat Tekan Setelah didapat umur beton, maka contoh beton uji ( Kubus, silinder), dapat diuji tekan pada mesin tekan sesuai dengan umur beton yang telah direncanakan, misalnya pada umur : 2, 7, 14, 21, 28 hari, maka akan di peroleh hasil Kuat Tekan Beton ( σ hancur ). 8. Pelaporan Dari evaluasi Uji Kuat Tekan tersebut, akan di peroleh nilai kuat tekan beton yang dirancang, sehingga dapat di ketahui tercapai atau tidaknya kuat tekan yang di targetkan ( f’cr ), keseluruhan hasil pemeriksaan dirangkum dalam bentuk laporan.
B. Pemeriksaan Beton Dengan Concrete Hammer Test
Pengujian kuat tekan beton dengan Concrete Hammer Test dimaksudkan untuk mengetahui kuat tekan beton yang telah di cor dilapangan. Pengujian tersebut dilakukan setelah umur beton diatas 14 hari, apabila pengujian kubus-kubus uji beton yang diambil pada waktu pengecoran hasil kuat tekannya dan mutu yang direncanakan tidak tercapai atau diragukan.
Proses Produksi Readymix Concrete
Perlu diketahui bahwa ada beberpa hal terpenting yang mempengaruhi kualitas cor beton curah siap pakai, diantaranya seperti pemakaian air yang berlebihan dapat mengakibatkan porositas dan penurunan kualitas cor beton. Juga, pemakaian semen yang berlebihan tidak akan memberikan kontribusi yang maksimal pada kualitas beton, hanya takaran seimbang pada setiap bahan material yang akan menghasilkan kualitas yang maksimal.
Bagaimana Proses Produksi Readymix Concrete ? Kami disini akan berbagi tutorial singkat “Bagaimana Proses Produksi Readymix Concrete”. Berikut penjelasan dari proses readymix concrete yang bersumber dari pengalaman kami pribadi.
Bahan baku material yang digunakan
Bahan baku yang tepat untuk digunakan dalam proses produksi cor beton curah siap pakai (Readymix Concrete), adalah: agregat kasar (krikil /split), agregat halus (pasir), aditif, air dan semen. 1. Material Agregat ini diperoleh dari tambang dan bank agregat yang mengisi paling banyak sekitar 60% sampai 75% dari volume Readymix concrete, bahan ini juga bisa diganti dengan pasir hitam dan split. 2. Bahan kimia Aditif adalah zat kimia padat atau cair yang dapat ditambahkan ke Readymix concrete sebelum atau selama persiapan pengolahan. Yang biasa digunakan untuk meningkatkan daya tahan beton, mengeraskan atau mengurangi kadar air dalam beton. 3. Material Air, Air ini adalah cairan campuran yang sangat penting untuk menetapkan reaksi kimia ketika semen telah dicampurkan. 4. Material Semen, tidak ada bahan lain yang melebihi pentingnya dari bahan semen dalam proses produksi readymix concrete ini, karena semen ini yang memberikan ketahanan pada beton nantinya. Dan yang paling banyak digunakan adalah semen abu-abu jenis Portland dan Pozzolana Portland.
Proses produksi Readymix Concrete
Proses produksi readymix concrete ini melalui beberpa mesin dan alat yang sudah diperhitungkan waktunya, mualai dari menakar bahan-bahan material agar sesuai
dengan volumenya hingga proses pengisian Readymix concrete yang sudah jadi ke truk mixer. Berikut Tutorial Singkat Proses produksi Readymix concrete-nya. 1. Tahap pertama, menakar dan memasukan bahan agregat ke tungku berjalan yang telah disiapkan.
Menakar dan memasukan bahan material agregat 2. Menambahkan bahan kimia Aditif pada tank yang sudah disi material agregat.
Menambahkan bahan kimia Aditif pada tank 3. Menambahkan Material Air untuk menetapkan reaksi kimia ketika semen telah dicampurkan.
Menambahkan Material Air 4. Menambahkan material semen abu-abu jenis Portland dan Po zzolana Portland dari truk yang sudah disiapkan.
Menambahkan material semen abu-abu jenis Portland 5. Mengisi Truk Mixer dengan Readymix concrete yang sudah jadi, kemudian di kirim ke lokasi proyek cor beton.
Mengisi Truk Mixer dengan Readymix concrete Demikian sedikit tutorial yang kami dapat berbagi dengan anda, tentang Bagaimana Proses Produksi Readymix Concrete yang sebenarnya. Kami yakin masih banyak sisi kekurangan dalam penyajian artikel ini, dari itu kami selalu membuka diri dengan masukan-masukan dari anda semua. Silahkan berkomentar pada kolom komentar yang telah disediakan atau via email untuk memberi masukannya. Kami berharap tutorial yang singkat ini dapat bermanfaat untuk anda semua. Jika anda sedang membutuhkan cor beton siap pakai (readymix concrete), kami persilahkan untuk menghubungi kami via kontak web ini. Semoga bermanfaat. Istilah pencarian yang masuk: » proses produksi batching plant, » cara mengoperasikan batching plant, » cara pengisian bahan pada molen beton, » cara kerja batching plant, » bagian-bagian batching plant, » proses produksi jayamix, » proses pembuatan beton, » proses pembuatan beton ready mix, » bahan pembuat ready mic, » proses pembuatan ready mix
BATCHING PLANT beton Ahadi
By On 17 February 2011 In
Beton
| 25 Comments
Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur/memproduksi beton ready mix dalam produksi yang besar. Batching plant digunakan agar produksi beton ready mix tetap dalam kualitas yang baik, sesuai standar, nilai slump test dan strength-nya stabil sesuai yang diharapkan, untuk itu komposisi material harus terkendali. Dalam artikel kali ini, dipakai tipe dry mixed. Tipe dry mixed yaitu batching plant yang fungsinya hanya untuk menimbang saja, pengadukan beton ready mix dilakukan pada concrete mixer truck . Semua material yang akan diaduk, sebelumnya ditimbang sesuai dengan mix design dengan memperhitungkan kandungan air dalam material, baik dalam agregat kasar maupun agregat halus (pasir). Gambar 1.2 Batching Plant
Bagian-bagian batching plant antara lain: 1. Cement silo, berfungsi untuk tempat penyimpanan semen dan menjaga semen agar tetap baik. 2. Belt conveyor, berfungsi untuk menarik bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) ke atas dari bin ke storage bin. 3. Bin, berfungsi sebagai tempat pengumpulan bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) yang berasal dari penumpukan bahan di base camp dengan bantuan wheel loader untuk di tarik ke atas (storage bin). 4. Storage bin, digunakan untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi menjadi 4 (empat) fraksi, yaitu: agregat butir kasar (split ), butir menengah (screening), butir halus (pasir), dan fly ash. 5. Timbangan pada alat batching plant dibagi menjadi 3 (dua) macam, yaitu: timbangan untuk agregat, timbangan untuk semen, dan timbangan untuk air. 6. Dosage pump, digunakan untuk penambahan bahan admixture seperti retarder . 7. Tempat penampungan air yang berfungsi sebagai supply kebutuhan air pada ready mix .
Spesifikasi Alat :
Type : Dry Mixed Batching Plant Kapasitas
: 0,5- 2,5 m 3
Jumlah Alat
: 1 Batching Plant melayani semua kebutuhan beton ready mix
Alat berat yang dibutuhkan pada batching plant antara lain:
Dump truck berfungsi untuk mengangkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) dari quarry menuju ke base camp.
Wheel loader
berfungsi untuk alat angkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) dari tempat penumpukan material menuju ke bin. Wheel loader memiliki bucket untuk membawa material dan bergerak dengan menggunakan roda karet, sehingga mobilitasnya tergolong cepat. Cement truck
berfungsi sebagai pengangkutan semen curah dari pabrik semen ke base camp. Concrete mixer truck adalah suatu kendaraan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer yang fungsinya mengaduk/mencampur campuran beton ready mix, sama dengan alat molen. Concrete mixer truck digunakan untuk mengangkut adukan beton ready mix dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Selama pengangkutan, mixer terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton tetap homogen dan beton tidak mengeras. Prinsip kerja concrete mixer truck ini secara sederhana adalah sebagai berikut. Dalam drum terdapat bilah-bilah baja, ketika dalam perjalanan menuju lokasi proyek, drum ini berputar perlahan-lahan berlawanan putaran jarum jam sehingga adukan mengarah ke dalam. Perputaran di dalam bertujuan agar tidak terjadi pergeseran ataupun pemisahan agregat sehingga adukan tetap homogen. Dengan demikian, mutu beton akan selalu terjaga sesuai dengan kebutuhan rencana. Ketika sampai di lokasi proyek dan pengecoran berlangsung, arah putaran drum dibalikkan searah putaran jarum jam dan percepatan putaran diperbesar sehingga adukan beton keluar. Proses pengiriman beton ready mix diatur dengan memperhatikan jarak, kondisi lalu lintas, cuaca, dan suhu, karena hal-hal tersebut dapat mempengaruhi waktu dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran. Pada proyek ini pengadaan concrete mixer truck menjadi tanggung jawab penyedia ready mix