STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 13-4728-1998 ICS 07.060
Penyusunan Peta Geologi Gunung Api
BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN
Latar Belakang
Indonesia adalah suatu kepulauan dan dikenal sebagai negara yang kaya akan gunungapi, yang berderet pada jalur tektonik sepanjang lebih kurang 7000 km, mulai dari Busur Sunda (Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara), Busur Banda (Banda, Ternate, Nila, Damar), Busur Sulawesi (Sulawesi Utara, Sangir Talaud), sampai dengan Busur Halmahera (Halmahera dan sekitarnya). Pelaksanaan pemetaan geologi gunungapi baru dimulai pada tahun 1970-an, berupa pemetaan geologi bersistem, dengan menggunakan sistem berdasarkan pada peta dasar rupabumi. Mulai tahun1980 pelaksanaan pemetaan berubah menjadi pemetaan geologi bertema, yaitu pemetaan geologi khusus bagian gunungapi gunungapi yang bersangkutan.
Peta geologi gunungapi ini merupakan data dasar untuk mendukung penelitian lanjutan kegunungapian lainnya, seperti penyediaan sumberdaya panasbumi dan pemetaan daerah kawasan rawan bencana gunungapi, di samping menunjang disiplin ilmu lainnya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan kebutuhan informasi kegunungapian, diperlukan pedoman penyusunan peta geologi gunungapi yang memuat persyaratan dan ketentuan umum dengan format standar Indonesia.
Peristilahan dan simbol-simbol kegunungapian terutama mengacu kepada, 1. Peta-peta geologi geologi gunungapi gunungapi Indonesia, terbitan terbitan Direktorat Vulkanologi, dari tahun 1982 sampai dengan 1996. 2. Peristilahan geologi geologi dan ilmu yang berhubungan, M.M. Pubohadidjojo, 1974. 3. Pyroclastic Rocks oleh Rocks oleh Fisher & Scmincke, H.U, yang diterbitkan pada tahun 1984 4. Volcanic successions, modern and ancient oleh Cash, R. A.F and wright, J.V, yang diterbitkan pada tahun 1987. 5. Siymbols used on geological maps oleh Development Bureau of mineral Resources Geology and Geophysics, yang diterbitkan pada t ahun 1982.
DAFTAR ISI
Halaman Latar Belakang Daftar isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran
i ii iii iii iii
1. Ketentuan Umum
1
1.1 Maksud dan Tujuan 1.2 Ruang Lingkup 1.3 Definisi 1.4 Pengertian 1.5 Istilah
1 1 1 1 1
2. Persyaratan Teknis
4
2.1 Simbol 2.1.1 Huruf dan Angka 2.1.2 Tata Warna dan Corak 2.1.3 Keterangan Simbol 2.2 Spesifikasi
4 4 5 8 8
3. Unsur Tambahan
10
3.1 Penyusunan Peta 3.2 Pengumpulan Peta 3.3 Penyiapan Peta 3.4 Penyajian Peta 3.5 Penelaahan Peta 3.6 Penerbitan 3.7 Pencetakan 3.7.1 Bahan Buku 3.7.2 Ukuran 3.8 Pengemasan 3.9 Pendokumentasian
10 10 10 10 11 11 11 11 11 11 11
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Standar Warna
6
DAFTAR TABEL Tabel 1 Penulisan Simbol Huruf dari Nama Batuan/Endapan Gunungapi sebagai Karakter Kedua dalam Pemberian Nama Satuan Peta
5
Tabel 2 Penggambaran Warna dan Corak untuk Tiap Jenis Batuan/Endapan Gunungapi
7
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Simbol pada Peta Geologi Gunungapi Lampiran 2 Keterangan Bagan Tata Letak Peta Geologi Gunungapi 17
1.
Ketentuan Umum
12
1.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan standardisasi adalah sebagai pedoman untuk penyeragaman dalam tata cara pembuatan peta geologi gunungapi. 1.2 Ruang Lingkup
Standar ini mencakup definisi, pengertian, bobot, skala, persyaratan teknis, serta penjelasannya. Standar ini dipakai untuk pembuatan peta geologi gunungapi pada gunungapi yang diketahui sumber erupsinya. 1.3 Definisi
Peta geologi gunungapi adalah peta yang menyajikan bentuk ungkapan data dan informasi geologi, yang memuat informasi jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, gejala kenampakan panasbumi dan sumberdaya mineral, yang secara keseluruhan menggambarkan evolusi/periode kegiatan gunungapi tersebut. 1.4 Pengertian
a) Skala peta merupakan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya.
yang
b) Peta geologi gunungapi diterbitkan dengan skala 1:100.000, 1:50.000, atau 1:25.000 sesuai dengan luas pelamparan batuan/endapan gunungapinya. c) Peta geologi gunungapi merupakan peta geologi bertema. d) Peta geologi gunungapi disajikan dalam bentuk gambar yang memuat simbol-simbol. Penjelasan peta dimuat dalam bentuk keterangan pinggir. e) Peta geologi gunungapi sebagai informasi kegunungapian terdiri atas (1) unsur petanya sendiri yang merupakan pencerminan lingkungan geologi gunungapi serta periode kegiatannya. (2) unsur penampang yang memberikan gambaran matra ketiga, dan (3) unsur uraian dalam bentuk keterangan pinggir. 1.5 Istilah
Gunungapi adalah gunung yang umumnya berbentuk kerucut dan mempunyai lubang kepundan (bekas lubang kepundan) tempat keluarnya magma ke permukaan bumi, yang berasal dari hasil peleburan mantel atau kulit bumi. Gunungapi strato adalah gunungapi yang dibentuk oleh perulangan perlapisan lava dan piroklastik. Magma adalah cairan silikat pijar bersuhu antara 900 terdapat di dalam bumi di bawah tubuh gunungapi.
o
o
sampai dengan 1400 C yang
Erupsi adalah proses keluarnya magma dan /atau gas dari dalam bumi ke permukaan.
E rupsi pusat adalah erupsi yang terjadi pada kawah utama, umumnya terletak di puncak gunungapi.
E rupsi samping adalah erupsi yang terjadi pada bagian lereng tubuh gunungapi. E ksplosi adalah erupsi bersifat letusan yang menghasilkan material vulkanik. Efusi adalah erupsi bersifat leleran yang menghasilkan lava. E rupsi magmatik adalah proses keluarnya magma dalam bentuk leleran atau lontaran material pijar.
Letusan freatik adalah letusan uap air yang melontarkan material bukan magmatik. Letusan frcatomagmatik adalah letusan yang melontarkan material bukan magmatik dan sebagian kecil magmati. Lava adalah magma yang keluar ke permukaan secara efusi.
Ali ran lava adalah lava yang mengalir dari lubang kawah. Kubah lava adalah lava yang menumpuk di dalam kawah yang dan berbentuk kubah. Maar adalah tubuh gunungapi yang terbentuk akibat letusan freatik. Kawah adalah lubang erupsi berdiameter lebih kecil atau sama dengan 2 km. Kaldera adalah kawah yang berdiameter lebih dari 2 km. Sumber erupsi adalah tempat/titik terjadinya erupsi. E rupsi celah adalah erupsi yang terjadi melalui bidang rekahan akibat struktur pada tubuh atau di luar tubuh gunungapi.
E rupsi eksentrik adalah erupsi yang terjadi di bagian luar tubuh gunungapi, tetapi masih berasal dari dapur magma gunungapi tersebut.
E ndapan primer adalah batuan/endapan sebagai hasil erupsi gunungapi secara langsung, baik bersifat eksplosi maupun efusi.
E ndapan sekunder adalah batuan/endapan bukan sebagai hasil erupsi secara langsung. Kerucut sinder adalah kerucut yang terbentuk dari hasil akumulasi sinder atau material piroklastik yang bersifat skoriaan.
E ndapan aliran piroklastik ( endapan awan panas) adalah batuan/endapan hasil erupsi berupa aliran massa yang terdiri atas campuran gas dan material lepas dalam berbagai 0 0 ukuran dan bersuhu tinggi (300 —700 C), yang dicirikan oleh tidak adanya struktur perlapisan dan pemilahan buruk.
E ndapan jatuhan piroklastik adalah batuan/endapan hasil erupsi eksplosi berupa material lepas berukuran abu sampai dengan blok, yang terlontar dan jatuh kembali karena pengaruh gravitasi, yang dicirikan dengan adanya struktur perlapisan dengan pemilahan baik.
E ndapan lur uhan (surge) adalah endapan hasil erupsi eksplosi berupa aliran massa yang terdiri atas campuran material lepas berbutir halus, bercampur dengan gas, bersuhu tinggi, terbentuk bersamaan dengan aliran piroklastik, dan umumnya dicirikan oleh struktur perlapisan bergelombang dan silang siur.
I gnimbri t adalah batuan hasil erupsi eksplosi berupa aliran piroklastik, terutama tersusun oleh batuapung, yang umumnya termampatkan.
Lahar adalah aliran massa berupa campuran air dan material lepas berbagai ukuran yang berasal dari kegiatan gunungapi.
Lahar hujan adalah lahar yang airnya berasal dari air hujan. Lahar letusan adalah lahar yang terbentuk akibat letusan pada gunungapi yang berdanau kawah.
E ndapan longsoran gunungapi adalah endapan yang terbentuk sebagai akibat longsornya sebagian tubuh gunungapi.
E ndapan guguran lava adalah batuan/endapan yang terbentuk sebagai akibat longsornya tubuh lava.
Solfatara adalah hembusan gas gunungapi, terutama mengandung gas belerang. F umarola adalah hembusan gas gunungapi, terutama mengandung gas uap air (H 2O). Mofet adalah hembusan gas gunungapi yang beracun, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
E ndapan aluvial adalah endapan material lepas berbagai ukuran dengan media air sungai atau laut.
2.
Persyaratan Teknis
2.1. Simbol
Simbol merupakan tanda yang dipakai untuk menjelaskan sesuatu pada peta geologi gunungapi, berupa huruf, angka, , warna, lambang, corak, atau gabungannya. 2.1.1 Huruf dan Angka
Huruf dan angka digunakan untuk penamaan satuan peta. Huruf digunakan untuk menunjukkan singkatan nama sumber erupsi dan jenis satuan batuan/endapan. Angka digunakan untuk menunjukkan urutan kejadian/pengedapan satuan batuan/endapan gunungapi pada suatu sumber. Penulisan nama satuan peta menggunakan tiga karakter secara berurutan yang merupakan gabungan huruf dan angka. a) Karakter pertama, menunjukkan singkatan nama sumber erupsi, ditulis dengan huruf besar dan terdiri atas satu huruf atau dua huruf. 1) Satu huruf besar adalah huruf pertama nama gunungapi yang merupakan sumber erupsi utama. Contoh : G. Merapi sebagai sumber erupsi utama disingkat M 2) Dua huruf besar adalah huruf pertama yang diikuti huruf lainnya dari nama gunungapi yang merupakan sumber erupsi yang lain, tetapi masih berada pada bagian tubuh gunungapi yang merupakan sumber erupsi utamanya. Penggunaan dua huruf dilakukan jika huruf pertama nama sumber erupsi tersebut sama dengan nama huruf pertama nama sumber erupsi utama. Contoh : gunungapi parasit Mojo pada bagian tubuh G. Merapi disingkat MO. b) Karakter kedua, menunjukkan singkatan nama satuan batuan/endapan gunungapi, ditulis dengan huruf kecil dan terdiri atas satu huruf atau dua huruf (tabel 1) 1) Satu huruf kecil adalah huruf pertama nama batuan/endapan sebagai hasil erupsi primer yang magmatis. 2) Dua huruf kecil adalh huruf pertama yang diikuti huruf lainnya dari nama endapan batuan primer hasil eksplosi yang bukan magmatik 3) Dua huruf kecil adalah huruf pertama yang diikuti huruf lainnya dari nama satuan endapan sekunder. c) Karakter ketiga, menunjukkan urutan kejadian atau pengendapan satuan batuan/endapan pada sebuah sumber erupsi, ditulis dengan angka (arabik). Urutan pertama/tertua dimulai dengan angka 1 (satu). Contoh : aliran lava satu disingakat 11 aliran piroklastik satu disingkat a1 Contoh penamaan satuan peta : M13 Mfr2 Mlg1 MOlh3
: Merapi aliran lava tiga : Merapi freatik dua : Merapi longsoran gunungapi satu : Mojo lahar tiga
1) Warna aliran lava adalah merah dan jenis batuan lava lainnya berwarna ungu. Setiap satuan lava yang berbeda urutan pengendapan/kejadiannya, dibedakan berdasarkan tingkat derajat kekuatan warna serta warna tersebut dapat juga diberi corak. 2) Warna aliran piroklastik adalah hijau, jatuhan piroklastik berwarna kuning dan jenis endapan piroklastik lainnya berwarna j ingga. Setiap satuan piroklastik yang berbeda urutan pengendapannya dibedakan berdasarkan tingkat derajat kekuatan warna serta warna tersebut dapat juga diberikan corak. 3) Warna satuan batuan/endapan sekunder adalah coklat dan setiap satuan batuan/endapan yang berbeda urutan pengendapannya dibedakan berdasarkan tingkat derajat kekuatan warna serta warna tersebut dapat juga diberi corak.
TABEL 2
PENGGAMBARAN WARNA DAN CORAK UNTUK TIAP JENIS BATUAN/ENDAPAN GUNUNGAPI
Batuan/Endapan
Warna
Aliran
Merah
Kubah
Ungu
Aliran
Hijau
LAVA
Piroklastik
Corak
++++ xxxx
Jatuhan Luruhan
Kuning
-. - . - . –
Freatik
>>> <<<
Freatomagmatik Sinder Ignimbrit
Jingga _ _ _ _ _
Lahar
Hujan Letusan Coklat
Guguran Lava
Longsoran Gunungapi Aluvial
Biru
. . . . . . . .
d) Warna satuan peta di luar daerah penelitian diberi warna yang berbeda, dengan pilihan warna bebas. (1) Warna satuan peta untuk batuan/endapan gunungapi kuarter maupun tersier masing-masing satu warna dengan tidak membedakan jenis batuan/endapan. (2) Warna satuan peta bukan batuan gunungapi masing-masing digambar dalam bentuk garis arsir berwarna. e) Urutan tingkat derajat kekuatan warna dari yang tertua hingga ke yang termuda untuk masing-masing warna mencerminkan urutan satuan batuan/endapan dari tertua ke termuda. f)
Khusus untuk endapan aluvial diberi warna biru dan setiap perbedaan urutan pengendapannya dibedakan berdasarkan tingkat derajat kekuatan warna.
2.1.2 Keterangan Simbol
Simbol yang tertera pada peta geologi gunungapi harus tertera pada keterangan pinggir dan sebaliknya. Bentuk dan ukurannya disesuaikan, seperti yang ditunjukkan dalam lampiran 1.
2.2. Spesifikasi
a). Peta geologi gunungapi menggunakan peta dasar rupabumi nasional, yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), dan berskala 1:100.000, 1:50.000, atau 1:25.000. b). Pencantuman batimetri atau kedalaman laut pada peta geologi gunungapi tidak merupakan keharusan. c). Batasan ukuran dan bentuk lembar peta geologi gunungapi ditentukan oleh bentuk dan luas gunungapi serta batas pelamparan sebaran aliran batuan/endapannya. d). Skala peta yang digunakan tergantung pada luas gunungapi yang bersangkutan, yang dikaitkan dengan ukuran kertas yang tersedia. Untuk gunungapi dengan luas yang kecil, digunakan skala besar (1:25.000) dan sebaliknya. e). Pembuatan peta sebaran batuan yang lebih rinci dengan skala yang lebih besar untuk daerah puncak atau daerah tertentu. Ungkapan data dan informasi dapat digambarkan lebih rinci sebagai berikut. 1). Pembuatan kolom stratigrafi menampilkan informasi urutan dan ketebalan satuan batuan serta umur. Kolom ini dapat berupa cerminan dari suatu lokasi penelitian atau gabungan dari beberapa lokasi penelitian. Penjelasannya adalah sebagai berikut: (a) Peta sebaran dan kolom stratigrafi tersebut dapat ditempatkan di dalam kolom peta geologi ataupun pada keterangan pinggir, seperti yang dirinci dalam lampiran 2. (b) Simbol yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang ada. (c) Daerah atau lokasi yang dirinci diberi simbol.
2). Pembuatan peta isopak selebaran jatuhan piroklastik untuk letusan yang tercatat Penjelasannya adalah sebagai berikut. (a) Peta isopak ditempatkan menyatu dengan peta geologi gunungapinya. (b) Peta isopak dibuat jika sebaran endapan jatuhan piroklastik tersebut masih dapat dikenal di lapangan ataupun dapat berdasarkan data pustaka. (c) Simbol yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang ada.
3.
Unsur Tambahan
3.1
Penyusunan Peta
Peta geologi gunungapi disusun berdasarkan data kegunungapian sebagai hasil pengamatan dan penelitian di lapangan serta analisis laboratorium. Peta tersebut disajikan dalam bentuk gambar melalui proses kartografi. Semua keterangan ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Keterangan dalam bahasa Inggris ditulis pada paragraf terpisah dengan menggunakan huruf miring. 3.2
Pengumpulan Data
a). Pemetaan geologi gunungapi dilaksanakan melalui tahap periapan, kegiatan lapangan, kegiatan laboratorium, dan pelaporan. b). Data kegunungapian berupa data geologi gunungapi meliputi hasil penelitian di lapangan, analisis laboratorium, serta kompilasi data acuan. c). Data geologi di luar daerah pemetaan, tetapi masih tercakup dalam lembar peta, digunakan sebagai data penunjang untuk melengkapi data geologi gunungapi tersebut. 3.3
Penyiapan Peta
a)
Peta dasar rupabumi disiapkan pada bahan yang stabil ( peta garis hijau).
b)
Peta dasar lapangan diusahakan berskala sesuai dengan skala peta yang akan diterbitkan atau lebih besar.
c)
Peta tangan atau sketsa digunakan untuk mengoreksi unsur rupabumi dan geografi sebagai bahan perbaikan atau pelengkap peta dasar.
d)
Semua data dan informasi pada butir 3.2 diolah kemudian disimpulkan dan selanjutnya dituangkan pada peta sementara.
e)
Mutu peta geologi gunungapi ditentukan oleh bobot dan data dasarnya yang terkandung di dalamnya.
f)
Penerapan pemakaian huruf , angka, tata warna, lambang, corak, atau gabungannya adalah seperti yang diuraikan pada butir 2.1.
g)
Penyiapan penampang geologi, kolom korelasi satuan peta, dan keterangan pinggir disusun sesuai dengan bagan tata letak yang ditentukan.
h)
Cara pengambarannya adalah sebagai berikut: 1) Unsur-unsur geologi gunungapi dan keterangan lainnya digambar pada peta garis hijau. 2) Tebal garis mengikuti pedoman yang telah ditentukan. Penyiapan naskah lengkap peta geologi gunungapi disesuaikan dengan data peta terhimpun. Naskah lengkap peta geologi gunungapi diserahkan kepada tim penelaah.
I) J) 3.4
Penyajian Peta
a) Bagan tata letak dan unsur keterangan pinggir peta geologi gunungapi dapat dilihat
pada lampiran 2. Penyimpangan bagan dapat dilakukan selama proses kartografi dengan berdasarkan atas pertimbangan teknik kekartografian.
b) Korelasi satuan peta digambarkan dalam bentuk penampang melintang dan kolom stratigrafi. c) Setiap satuan peta dinyatakan dengan warna, huruf, angka, corak, atau gabungan diantaranya. d) Setiap satuan peta pada kolom korelasi satuan peta dinyatakan dengan kotak satuan yang berisi warna, huruf, angka, corak, atau gabungan di antaranya. e) Nama setiap satuan peta dituliskan dibelakang kotak satuan peta pada kolom keterangan dan ditulis dengan huruf besar (kapital). f) Uraian setiap satuan peta dituliskan mengikuti nama satuan peta. 3.5
Penelaahan Peta
Penelaahan naskah peta geologi gunungapi dilakukan oleh para ahli gunungapi dan ahli kebumian lainnya yang tergabung dalam tim penelaah yang ditunjuk oleh Direktorat Vulkanologi. 3.6
Penerbitan
Peta geologi gunungapi dibuat oleh Direktorat Vulkanologi atau instansi lain, baik pamerintah ataupun swasta, dan penerbitannya disahkan oleh Direktorat Vulkanologi. 3.7
Pencetakan
3.7.1 Bahan Baku
Peta geologi gununapi disajikan dalam bentuk gambar yang dicetak di atas kertas konstruk 3.7.2 Ukuran
Peta geologi gunungapi dicetak di atas kertas yang berukuran sesuai dengan sebaran batuan gunungapi dan skalanya 3.8
Pengemasan
Peta geologi gunungapi dilipat menurut kaidah yang berlaku untuk memudahkan pemakai melihat judul lembar peta geologi gunungapi itu dan dimasukkan ke dalam kantong yang disediakan. 3.9
Pendokumentasian
a) Peta geologi gunungapi yang sudah diterbitkan disimpan di perpustakaan Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Pusat Informasi Nasional, dan Direktorat Vulkanologi. Peta ini terbuka untuk umum. b) Peta geologi gunungapi yang sudah terbit dapat diperoleh di Direktorat Vulkanologi.
LAMPIRAN 1
SIMBOL YANG DIGUNAKAN PADA PETA GEOLOGI GUNUNGAPI
Simbol
Keterangan
Tebal Garis (mm)
/batas satuan batuan Kontak Garis putus-putus bila diperkirakan
0,2
Antiklin Panah utama menunjukkan arah penunjaman
0,2
Sinklin Panah utama menunjukkan arah penunjaman
0,2
Sesar normal Panah menunjukan arah kemiringan patahan N : bagian yang naik T : bagian yang turun Garis putus-putus bila diperkirakan Titik-titik bila terpendam
N T
0,3
Sesar naik Gerigi menunjukkan bagian yang naik Garis putus bila diperkirakan Titik-titik bila terpendam
0,3
0,3 Kelurusan pada potret udara
100 200
Gari s ketinggian , selang 100m
0,2
Sesar mandatar Arah panah menunjukkan arah gerakan relatif Garis putus bila letaknya diperkirakan Titik-titik bila terpendam
K elurusan dan arah perkembangan titik erupsi
0,3
0,2
Kaldera Ujung segitiga menunjukkan bagian dalam kaldera Garis putus bila letaknya diperkirakan Titik-titik bila terpendam
0,3
Kawah . .
Arah garis dalam menunjukan bagian dalam kawah Garis putus bila letaknya diperkirakan Titik-titik bila terpendam
0,3
0,2
Maar Lingkaran bagian dalam menunjukkan bagian dasar
Kubah
0,2
E rupsi celah
0,2
Tepi dinding longsoran
0,2
Mofet
0,2
Solfatara
0,2
F umarola
0,2
Mata air panas
0,2
Mata air
0,2
Puncak gunungapi
0,1
Danau kawah
0,1
F osil vertebrata
0,1
F osil bukan vertebrata
0,1
+3600
D
===
F osil tumbuhan
0,1
F osil kayu terarangkan
0,3
F osil benda purbakala (artifak)
0,2
Contoh batuan untuk penanggalan radiometri
0,2
Pos pengamatan gunungapi
0,2
Terowongan
0,2
Lokasi penambangan
0,1
Bekas lokasi penambangan
0,1
Sumur gas
0,1
A
B
5 3
Garis penampang geologi
0,1
I sopak dengan angka ketebalan
0,1
Daerah/lokasi yang dirinci
0,2
A
LAMPIRAN 2
KETERANGAN BAGAN TATA LETAK PETA GEOLOGI GUNUNGAPI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Peta geologi gunungapi Instansi penerbit/Direktur (nama) Nama gunungapi Peta lokasi penelitian Peta indeks rupabumi nasional (Bakosurtanal) Deklinasi Daftar istilah Judul peta geologi gunungapi, tim penyusun, dan tahun penerbitan Skala garis dan skala angka Korelasi satuan peta Keterangan peta Nama peserta pemeta Nama penelaah Keterangan simbol Daftar acuan Gambar penampang geologi
2
3
1
4
5
9
6
7
16
14 15 10
11 13 12
8