SCALING DAN ROOT PLANING
Prinsip Scaling dan Root Planing
Scaling adalah suatu proses dimana plak dan kalkulus dibuang dari permukaan supragingiva dan subgingiva gigi. Peralatan yang biasa dipakai adalah hands instruments scaler atau manual scaler dan ultrasonic scaler.. Root planing adalah proses dimana sisa kalkulus yang berada di sementum dikeluarkan dari akar untuk menghasilkan permukaan gigi yang halus, keras, dan bersih. Tujuan utama dari scaling dan root planing untuk memulihkan kesehatan gusi secara menyeluruh untuk menghapus elemen yang dapat menyebabkan inflamasi gusi dari permukaan gigi. Instrumentasi telah terbukti secara dramatis mengurangi jumlah mikroorganisme subgingiva dan menghasilkan pergeseran dalam komposisi plak subgingiva dari tingginya jumlah gram negatif anaerob satu didominasi oleh bakteri 1
gram positif fakultatif yang kompatibel dengan kesehatan. Setelah dilakukan scaling dan root planing secara menyeluruh, terjadi pengurangan spitochetes, batang motil, dan pathogen putative seperti Actinobacillus actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, and Prevotella intermedia dan terjadi perubahan dalam mikrobiota yang disertai dengan berkurangnya atau hilangnya peradangan klinis. Permukaan akar yang terkena plak dan kalkulus menimbulkan masalah yang berbeda. Deposit kalkulus pada permukaan akar sering tertanam dalam sementum irregular. Ketika dentin terkena , bakteri pada plak dapat menyerang tubulus dentin. Oleh karena itu perawatan skeling saja tidak cukup sehingga root planning dilakukan dimana bagian dari permukaan akar
tersebut
dibuang untuk
menghilangkan plak dan kalkulus yang menempel. Scaling dan root planning bukan merupakan suatu prosedur yang terpisah. Semua prinsipprinsip scaling sama untuk root planing. Scaling dan root planing termasuk dalam perawatan periodontal fase pertama. Sebelum dilakukan scaling,dokter gigi akan melakukan anamnesis pemeriksaan gigi. Dokter gigi akan memeriksa keadaan pasien secara ekstra dan intra oral. Secara ekstra oral akan dilakukan anamnesis atau wawancara dan dilihat apakah ada pembengkakan kelenjar limfe di bagian kepala dan leher sebagai tanda adanya penyebaran infeksi, lalu pemeriksaan intra oral untuk melihat keadaan dalam mulut pasien. Setelah dilakukan analisis secara cermat, jumlah kunjungan yang diperlukan harus diperkirakan. Pasien dengan jumlah kalkulus yang sedikit dengan keadaan jaringan di sekitar gigi relative sehat dapat dirawat dalam satu kali kunjungan. Dokter gigi harus memperkirakan jumlah kunjungan yang diperlukan berdasarkan jumlah gigi dalam mulut pasien, tingkat keparahan inflamasi, jumlah dan lokasi kalkulus, kedalaman dan aktivitas poket, adanya invasi furkasi, dan kebutuhan untuk anastesi lokal.
2
Detection skills Penglihatan yang baik dan teknik perabaan sangat dibutuhkan untuk penilaian awal tingkat dan sifat dari kalkulus dan iregulitas akar sebelum melakukan scaling dan root planing. Evaluasi yang valid dari hasil instrumentasi tergantung pada kemampuan mendeteksi ini. Pemeriksaan visual untuk kalkulus supragingival dan subgingival tepat dibawah gingival margin tidak begitu sulit dibawah pencahayaan yang bagus dan area yang bersih. Deposit ringan dari kalkulus supragingival seringkali sulit dilihat ketika basah terkena saliva. Semburan udara digunakan untuk mengeringkan kalkulus supragingival sampai terlihat berwarna putih pucat dan mudah terlihat. Udara juga bisa diarahkan kedalam pocket dalam aliran yang stabil untuk membelokkan marginal gingiva jauh dari gigi sehingga deposit subgingival yang dekat ke permukaan dapat terlihat. Eksplorasi dengan perabaan dari permukaan gigi pada area subgingival di kedalaman pocket, furkasi dan developmental depresion lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan pemeriksaan visual pada area supragingival dan membutuhkan keterampilan dalam penggunaan eksplorasi fine-pointed dan probe. Eksplorasi dan probe dilakukan dengan cara pemegangan alat yang ringan namun stabil. Ini memberikan perabaan sensivitas yang maksimal untuk mendeteksi kalkulus subgingival dan iregulitas lainnya. Bantalan dari ibu jari dan jari-jari lain, terutama jari tengah, harus bisa merasakan sedikit getaran melalui gagang instrumen dan menanganinya sebagai iregulitas dari permukaan gigi yang ditemui. Setelah posisi istirahat jari stabil, ujung dari instrumen dimasukkan secara subgingival hingga kedasar dari pocket. Eksplorasi ringan dilakukan secara vertikal pada permukaan akar. Ketika kalkulus ditemukan, ujung dari instrumen harus dimajukan secara apikal dari kalkulus sampai batas dari kalkulus pada akar dirasakan. Jarak antara apikal edge dengan dasar dari pocket biasanya berkisar antara 1.0 hingga 2.0 mm. Ujung dari instrumen disesuaikan mendekati gigi untuk memastikan sudut terbaik dari perabaan yang sensitif dan menghindari trauma. Ketika permukaan proksimal di eksplor, instrumen harus diperpanjang setidaknya setengah jalan diseluruh permukaan melewati kontak area
3
untuk memastikan deteksi komplit dari kalkulus interproksimal. Ketika ekplorasi menggunakan sudut garis, kecembungan, dan kecekungan, pemegangan instrumen harus diputar sedikit diantara ibu jari dan jari lain untuk menjaga ujung instrumen tetap beradaptasi pada perubahan kontur gigi. Meskipun teknik eksplorasi dan sensivitas perabaan sangat penting, menafsirkan berbagai tingkat dari kekasaran permukaan gigi karena kalkulus dan membuat penilaian klinis berdasarkan interpretasi juga membutuhkan keahlian yang lebih. Pelajar pemula biasanya menemui kesulitan untuk membedakan kalkulus yang tipis dengan sementum yang berubah. Pendeteksian harus dimulai dengan pengenalan tepian, benjolan, taji dari kalkulus, lalu spikula yang lebih kecil, kekasaran kalkulus yang sedikit, dan benjolan benjolan kecil yang sedikit yang terasa seperti lapisan lengket atau film yang melapisi permukaan gigi. Margin yang menggantung atau yang mengalami defisiensi dari dental restorasi, karies, dekalsifikasi, dan kekasaran permukaan akar akibat instrumentasi sebelumnya biasanya ditemukan pada saat ekspolasi. Iragulasi ini dan yang lainnya harus dikenali dan dibedakan dengan kalkulus subgingival. Karena ini membutuhkan banyak pengalaman dan tingkat sensivitas perabaan yang tinggi, banyak dokter setuju bahwa pengembangan keterampilan mendeteksi sama pentingnya dengan penguasaan teknik scaling dan root planing.
Teknik Scaling Supragingiva Secara umum kalkulus yang terletak pada supragingiva lebih lunak dan lebih mudah dibersihkan dibanding kalkulus subgingiva. Pada teknik scaling supragingiva, instrumentasi dilakukan pada daerah mahkota dan tidak dibatasi oleh jaringan sekitarnya, sehingga adaptasi dan angulasi lebih mudah. Teknik scaling supragingiva juga memungkinkan adanya visibilitas langsung dan pergerakan yang lebih bebas dibanding teknik subgingival. Kalkulus supragingiva biasanya dihilangkan dengan menggunakan sickle, kuret, dan instrumen ultrasonic dan sonic. Hoe dan chisel jarang digunakan. Pada teknik scaling supragingiva, sickle atau kuret dipegang dengan cara modified pen grasp dan dilakukan firm finger rest pada gigi yang berada di
4
area yang berlawanan dengan area kerja. Angulasi blade dengan permukaan gigi sedikit lebih kecil dari 90°. Cutting edge harus berada pada margin apikal kalkulus, dan ditarik ke arah koronal secara vertikal atau obliq dengan tarikan yang pendek, kuat, dan overlapping. Berhati-hatilah dalam penggunaan sickle karena ujungnya yang tajam dapat merusak jaringan sekitar, sehingga adaptasi dengan permukaan gigi harus baik. Jika bulky blade dapat diinsersikan ke dalam jaringan sekitar maka sickle dapat digunakan untuk membersihkan kalkulus di bawah margin gingival. Jika tindakan ini dilakukan, biasanya diikuti dengan final scaling dan root planing dengan menggunakan kuret.
Teknik Scaling Subgingival dan Root Planing Teknik scaling subgingiva dan root planing jauh lebih kompleks dan sulit dilakukan dibanding scaling supragingival karena beberapa alasan berikut. -
Kalkulus subgingiva berkonsistensi lebih keras dibanding kalkulus supragingiva.
-
Kalkulus serta deposit lainnya terperangkap di bagian lebih dalam dan sulit terjangkau, apalagi pada akar gigi dengan morfologi yang irreguler.
-
Dinding poket yang terbatas, namun kalkulus yang lebih dalam masih ada.
-
Lapang pandang operator minimal akibat perdarahan saat instrumentasi. Oleh karena kesulitan-kesulitan tersebut, maka operator harus memperhatikan instrumentasi
yang tepat, baik pemilihan alat, posisi dan cara memegang instrumen, serta keterampilan operator. Sickle , hoe, file dan alat ultrasonik digunakan untuk scaling subgingiva tapi tidak diajnjurkan untuk root planing. Meskipun beberapa jenis file dapat menghancurkan deposit yang keras tetapi file, hoe, dan alat ultrasonik yang besar sulit diinsersikan ke dalam poket yang dalam. Hoe dan file tidak bisa digunakan untuk mendapatkan permukaan yang halus seperti kuret, kuret sangat baik digfunakan untuk menghilangkan sementum subgingiva. Scaling subgingiva dan root planing dilakukan baik dengan kuret universal; maupun dengan kuret gracey. Cutting edge diadaptasikan dengan ringan pada gigi 5
diman shank bagian bawah dibuat sejajar dengan permukaan gigi . Shank bagian bawah digerakkan menghadap kegigi sehingga dengan demikian bagian depan dari blade berada dekat dengan permukaan gigi. Blade instrument kemudian diinsersikan di bawah gingival sampai dasar poket dengan gerakan eksplorasi ringan. Bila cutting edge telah mencapai dasar poket, angulasi 45o dan 90o harus dipertahankan dan kalkulus dihilangkan dengan gerakan yang terkontrol, berulang, gerak pendek, dan pergelangan tangan yang cukup bertenaga. Ketika stroke scaling digunakan untuk menghilangkan kalkulus, kekuatan bisa dimaksimalkan dengan memusatkan tekanan lateral ke sepertiga bagian bawah pisau (lihat Gambar. 42-19). Dibagian ini, beberapa milimeter dari terminal pisau, diposisikan sedikit apikal ke tepi lateral kalkulus, dan stroke vertikal atau miring digunakan untuk membagi kalkulus dari permukaan gigi. Tanpa menarik instrumen dari saku, pisau maju ke lateral untuk mengenai bagian berikutnya dari kalkulus yang tersisa. Stroke vertikal atau miring lainnya dibuat, sedikit tumpang tindih dengan stroke sebelumnya. Proses ini diulang sampai kalkulus hilang. Tekanan lebih ke lateral diperlukan untuk menghilangkan seluruh kalkulus di satu stroke. Meskipun beberapa dokter mungkin bisa menghilangkan seluruh kalkulus dalam hal ini cara, kekuatan yang lebih tepat diperlukan untuk mengurangi sensitivitas taktil mengurangi jaringan trauma. Sebuah stroke tunggal biasanya tidak cukup untuk menghapus kalkulus seluruhnya. stroke dibuat dengan ujung enderung mengambil deposit bagian bawah lapis demi lapis. Ketika serangkaian ini diulang, kalkulus dapat dikurangi menjadi lembaran tipis, halus, mengkilat yang sulit untuk membedakan dari permukaan akar di sekitarnya. Sebuah kesalahan umum dalam instrumenting pada permukaan proksimal adalah gagal untuk mencapai wilayah midproximal apikal kekontak. Daerah ini relatif tidak dapat diakses, dan membutuhkan tehnik keterampilan lebih dari instrumentasi bukal atau permukaan lingual. Hal ini sangat penting untuk memperluas stroke di seluruh permukaan proksimal sehingga tidak ada kalkulus di daerah interproksimal. Dengan kuret yang baik, hal ini dapat dicapai dengan menjaga batang bawah
6
kuret tetap paralel dengan sumbu panjang gigi (Gambar 47-3). Dengan paralel tangkai yang lebih rendah dengan sumbu panjang gigi, pisau dari kuret akan mencapai dasar saku dan melampaui garis tengah di permukaan proksimal. Hubungan antara letak jari dan daerah kerja penting untuk dua alasan. Pertama, sisa jari atau titik tumpu harus diposisikan untuk memungkinkan tangkai yang lebih rendah dari instrumen yang akan paralel atau hampir sejajar dengan permukaan gigi yang sedang dirawat. Paralelisme merupakan persyaratan mendasar untuk optimalisasi kerja angulation. Kedua, sisa jari harus diposisikan untuk memungkinkan operator menggunakan gerak pergelangan tangan-lengan. Pada rahang atas posterior, persyaratan ini dapat dipenuhi hanya dengan menggunakan tumpuan ekstraoral atau sebaliknya-arch. Ketika jari terletak intraoral digunakan di daerah lain mulut, sisa jari harus cukup dekat dengan daerah kerja untuk memenuhi dua persyaratan. Sebagai instrumentasi gigi selanjutnya, posisi tubuh operator dan lokasi dari sisa jari harus sering disesuaikan atau diubah untuk memungkinkan paralelisme dan gerak pergelangan tangan. Untuk cara lain yang mungkin dan dapat diterima jika cara tersebut memberikan efisiensi yang sama dan kenyamanan. Berikut pendekatan dapat digunakan: Maksilaris kanan posterior sekstan: wajah aspek (Gambar 47-4). Posisi Operator : posisi samping Iluminasi:Langsung. Visibilitas: langsung (tidak langsung untuk permukaan distal molar).
Alat Scaling dan Root Planing
7
Alat scaling dan root planing digunakan untuk: 1. Menghilangkan kalkulus dari permukaan mahkota dan akar gigi 2. Membuang sementum yang tercemar toksin dan nekrosis pada permukaan subgingival dari akar gigi
Alat ini dapat disubklasifikasikan lagi atas : 1. Sickle scaler adalah scaler kasar untuk menyingkirkan kalkulus supragingival. Permukaan
sickle scaler adalah datar dengan dua cutting edge yang menyatu membentuk ujung yang runcing. Penampang melintangnya berbentuk segitiga dan sisi pemotong pada kedua sisi. Karena desainnya, alat ini hanya digunakan untuk penyingkiran kalkulus supragingival. Apabila digunakan untuk instrumentasi subgingival akan mencederai jaringan gingiva.
8
Gambar: sickle scaler
Banyak sekali jenis sickle scaler. Ada scaler yang khusus untuk regio anterior dan ada yang khusus untuk regio posterior. Masing-masing jenis scaler ada yang lurus dan ada yang melengkung lehernya. Pada scaler sabit untuk region anterior, baik yang lurus maupun yang melengkung, mata pisau, leher dan gagangnya berada dalam satu bidang. Sebaliknya mata
9
pisau, leher dan gagang untuk regio posterior tidak berada dalam satu bidang, karena tangkainya membengkok agar mudah diadaptasikan pada gigi posterior.
2. Curette adalah alat periodontal halus yang digunakan untuk scaling dan root planning. Kuret dibedakan atas dua tipe: kuret universal dan kuret khusus (area-specific/Gracey curette). Ciri
khas
kuret
adalah:
bentuk
penampang melintang seperti
sendok,
ujungnya
membulat/tumpul. Sisi pemotongnya adalah ganda pada kuret universal dan tunggal pada kuret khusus. Ukurannya lebih halus dibandingkan dengan sickle scaler. Oleh sebab itu alat ini mudah dimasukkan dan diadaptasikan pada pocket yang dalam tanpa menimbulkan cedera pada jaringan. Kuret yang dipasarkan ada yang bermata pisau tunggal (pada salah satu ujung gagang saja), tetapi ada juga yang bermata pisau ganda (mata pisau pada masing-masing ujung gagang).
Gambar : kuret
Perbedaan antara kuret universal dengan kuret khusus/Gracey adalah: a) Kuret universal dapat digunakan pada semua daerah dan sisi/permukaan sedangkan kuret khusus hanya pada daerah dan sisi tertentu b) Sisi pemotong pada kuret universal ganda, sedangkan pada kuret khusus tunggal
10
c) Kuret universal melengkung kearah atas saja, sedangkan kuret khusus melengkung kearah atas dan kesamping d) Permukaan mata pisau kuret universal tegak lurus terhadap leher alat, sedangkan mata pisau
kuret khusus membentuk sudut 60° terhadap leher alat.
Gambar : Gracey Curette
11
Gambar : Gracey Curette Gracey Curette memiliki 14 ukuran yang digunakan spesifik untuk tiap gigi dan permukaannya. Kuret nomor 1-4 digunakan untuk gigi anterior, kuret nomor 5-6 digunakan untuk gigi anterior dan premolar, kuret nomor 7-10 digunakan untuk bagian fasial dan lingual gigi posterior, kuret nomor 11-12 digunakna untuk bagian mesial gigi posterior, serta kuret nomor 13-14 digunakan untuk bagian distal gigi posterior.
3. Hoe scaler Mata hoe scaler membengkok membentuk sudut 99°-100° terhadap leher alat. Alat ini didesain untuk setiap permukaan gigi, artinya pada setiap permukaan gigi digunakan satu jenis hoe scaler.
Gambar : hoe sclaer 12
4. Chisel scaler Chisel scaler didesain khusus untuk permukaan proksimal gigi anterior yang terlalu rapat ruang interproksimalnya. Lehernya bisa lurus atau membengkok, dengan sisi pemotong membentuk sudut 45°.
5. Scaler ultrasonic Digunakan untuk membuang plak, scalling, mabuang stain, dan kuretase. Ada 2 tipe gerakan pada scaler ultrasonic ini, yaitu (1) magnetostrictive, pergerakannya ellips ; dan (2) piezoelectric, pergerakannya linear.
Gambar : ultrasonic scaler
Sonic dan Ultrasonic Instrumentasi Komponen penting dari perawatan periodontal adalah membersihkan biofilm dan kalkulus yang terdapat di subgingival. Metode sederhana untuk perawatan permukaan akar menggunakan hand instruments seperti kuret. Namun dengan teknik yang sederhana memerlukan keterampilan operator yang lebih, memakan waktu yang lama, dan menimbulkan ketidaknyamanan baik untuk operator dan pasien, sehingga saat ini dikembangkan power-driven scalers (skaler yang digerakkan oleh mesin).
13
Power driven scaler terdiri dari unltrasonic dan sonic scaler. Dengan power driven scaler meningkatkan kenyamanan pasien dan mengefisiensikan tenaga yang dikeluarkan oleh operator.
Sonic Scalers, Magnetostrictive, dan Piezoelectric Ultrasonic Scalers Sistem pergerakkan scaler dibagi menjadi sonic scalers, magnetostrictive, piezoelectric ultrasonic scaler. Pengoperasian sonic scaler oleh kompres udara yang berasal dari dental chair. Memiliki frekuensi 6000Hz samapi 9000 Hz dengan amplitudo sampai dengan 1000µm hampir disetiap pergerakannya sehingga tidak memiliki ketergantungan terhadap angulasi permukaan akar untuk kestabilan pergerakan scaler ini. Jadi menggunakan sonic scaler lebih menguntungkan daripada ultrasonic scaler. Magnetostrictive ultrasonic scalers memilitki amplitudo 13 hingga 72 µm dan frekuensinya 20.000 Hz hingga 45.000 Hz. Pizoelectric scalers juga memiliki frekuensi pergerakan 20.000 hingga 45.000 Hz dan amplitude sampai dengan 72 µm. Dengan frekuensi dan amplitodo sebesar itu magnetostrictive dan piezoelectric scaler memiliki ketergantungan angulasi terhadap permukaan akar untuk kestabilannya.
14
Keamanan dan Penggunaan Pergerakan Scaler Di awal perawatan periodontal membutuhkan instrument yang memiliki kecepatan tinggi untuk efisiensi waktu saat mengurangi kalkulus dengan pengurangan substansi akar yang minimal. Meskipun demikian keamanan dari penggunaan scaler ini tergantung pada waktu instrumentasi, kekuatan lateral, angulasi scaler, dan pengaturan kecepatan pemakaian instrument. Untuk penggunaan sonic scaler menggunakan low power, sedangkan untuk magnetostrictive dan piezoelectric scaler menggunakan medium power.
15
16
Ultrasonik scaling dapat menghilangkan kalkulus dan mengurangi jumlah bakteri berbahaya di bawah garis gusi. Alat ini penting dalam pencegahan dan perawatan dari penyakit periodontal. Scaling dengan alat ultrasonic sekarang sudah banyak dilakukan di Indonesia. Pengaruh dan pemakaian alat ultrasonic serta pemolesan permukaan dengan mesin kecepatan tinggi (jet) mengakibatkan jaringan gigi turut terambil sehingga bakteri dapat masuk ke dalam tubulus yang terbuka. Jadi penggunaannya harus dengan tekanan ringan dan mengenai sedikit mungkin daerah. Pada ujung alat ultrasonic terdapat semprotan air yang bertujuan untuk menghilangkan panas yang umumnya terjadi akibat vibrasi ultrasonic. Selain itu juga berfungsi sebagai pembersih permukaan gigi. Posisi pasien dan operator pada penggunaan alat sonic dan ultrasonic sama saja dengan posisi pada penggunaan hand instrument. Pada instrumentasi untuk rahang atas, pasien tidur terlentang dengan posisi dagu agak diangkat. Sedangkan pada mandibula, posisi senderan dari dental chair kirakira 45 derajat dari lantai. Namun, jangan dilupakan bahwa penggunaan kaca mulut tetaplah penting. Sebelum setiap prosedur scaling, seorang dokter gigi harus mengevaluasi terlebih dahulu bagian yang akan dilakukan perawatan. Evaluasi tersebut termasuk melakukan probing kedalaman poket, anatomi dari permukaan akar, dan morfologinya. Terkadang gambaran radiografi juga dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Pada saat melakukan scaling, diperhatikan juga kecepatan dari agen pendingin. Kecepatan agen pendingin paling tidak 14 ml/min sampai 23 ml/min dianjurkan untuk mencegah adanya kerusakan termal pada poket periodontal. Setting dari kecepatan sonic dan ultrasonic scaler mempengaruhi amplitude dari osiliasi tip. Namun, pada pemakaian instrument berkecepatan tinggi akan meningkatkan aerosol dan pembentukkan splatter yang akan mengakibatkan berkurangnya agen pendingin yang masuk ke dalam poket periodontal. Sehingga, akan lebih baik apabila dalam pengaturan kecepatannya pada kecepatan rendah atau medium. Hal ini dilakukan untuk menghindari pembuangan jaringan akar yang seharusnya tidak terbuang.
17
Untuk mencapai stabilisasi instrument yang maksimum, maka harus diperhatikan dalam hal cara memegang alat dan tumpuan jari kita. Stabilisasi maksimum dapat dicapai dengan menggunakan teknik modified pen grasp. Dengan panggunaan hand instrument, finger rest pada intraoral sangat dianjurkan untuk setiap segmen pada rahang atas dan rahang bawah. Palm rest pada bagian ekstraoral harus dilakukan pada instrumentasi pada gigi posterior di rahang atas dan punggung tangan pada area maksila bagian kanan atau dengan telapak tangan pada area kiri. Pada pendekatan sistemik dalam membersihkan permukaan akar dengan tip scaler yang tipis. Tip diletakkan secara parallel pada sumbu panjang gigi. Namun, insersi secara oblique juga direkomendasikan untuk membersihkan permukaan interdental kontralateral.
Gambar. Posisi tip dalam membersihkan permukaan akar
Posisi Scaling 1. Posterior Kanan Rahang Atas: aspek fasial (Molar) Posisi operator
: di sebelah pasien
Pencahayaan : langsung Penglihatan : langsung (tidak langsung untuk permukaan distal dari molar) Retraksi
: kaca mulut atau jari lainnya
18
Jari lainnya
: ekstraoral, telapak tangan. Punggung jari tengah dan jari manis terletak pada lateral
mandibula.
2. Posterior Kanan Rahang Atas: aspek fasial (Premolar) Posisi operator
: di sebelah atau di belakang
pasien Pencahayaan : langsung Penglihatan : langsung Retraksi
: kaca mulut atau jari lainnya
Jari lainnya : ekstraoral, telapak tangan. Jari manis berada pada permukaan oklusal gigi sebelahnya.
3. Posterior Kanan Rahang Atas: aspek palatal Posisi operator
: di sebelah atau depan pasien
Pencahayaan
: langsung dan tidak langsung
Penglihatan
: langsung dan tidak langsung
Retraksi : Jari lainnya
:
ekstraoral,
telapak
tangan.
Punggung jari tengah dan jari manis terletak pada lateral mandibula.
19
Posisi operator: di depan pasien Pencahayaan : langsung Penglihatan
: langsung
Retraksi
:-
Jari lainnya
: intraoral, telapak tangan, jari.
Jari telunjuk tangan yang tidak bekerja berada di permukaan oklusal dari gigi poserior kanan rahang atas. Jari manis dari tangan yang bekerja pada jari telunjuk tangan yang tidak bekerja.
4. Anterior Rahang Atas: aspek fasial Posisioperator:di belakang pasien Pencahayaan : langsung Penglihatan
: langsung
Retraksi
: jari telunjuk dari jari yang tidak bekerja
Jari lainnya
: intraoral, telapak tangan. Jari manis pada
incisal edge pada gigi sebelah.
Posisi operatordi depan pasien Pencahayaan : langsung Penglihatan
: langsung
Retraksi
:
jari telunjuk dari jari
yang tidak bekerja
20
Jari lainnya
: intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan labial pada gigi
sebelah
5. Anterior Rahang Atas: aspek palatal Posisi operator
: di belakang pasien
Pencahayaan
: tidak langsung
Penglihatan
: tidak langsung
Retraksi
:-
Jari lainnya: intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge pada gigi sebelah
6. Posterior Kiri Rahang Atas: aspek fasial Posisi operator :di samping atau belakang pasien Pencahayaan
: langsung atau tidak langsung
Penglihatan
: langsung atau tidak langsung
Retraksi : kaca mulut Jari lainnya
:
ekstraoral,
telapak
tangan.
Permukaan depan dari jari tengah dan jari manis pada lateral mandibula sebelah kiri.
21
Posisi operator :di samping atau belakang pasien Pencahayaan
: langsung atau tidak langsung
Penglihatan
: langsung atau tidak langsung
Retraksi: kaca mulut Jari lainnya
: intraoral, telapak tangan. Jari manis pada
incisal edge atau permukaan oklusal dari gigi sebelah.
7. Posterior Kiri Rahang Atas: aspek lingual Posisi operator
:di depan pasien
Pencahayaan
: langsung
Penglihatan: langsung Retraksi
:-
Jari lainnya : intraoral. Jari manis pada incisal edge dari gigi anterior rahang bawah atau permukaan fasial dari premolar rahang bawah, diperkuat dengan jari telunjuk dari tangan yang tidak bekerja Posisi operator
:di depan pasien
Pencahayaan
: langsung dan tidak langsung
Penglihatan : langsung dan tidak langsung Retraksi
:-
Jari lainnya : ekstraoral, telapak tangan. Permukaan depan dari jari tengah dan jari manis pada permukaan lateral dari mandibula
22
Tangan yang lainnya memegang kaca mulut sebagai pencahayaan tidak langsung. Posisi operator
:di samping atau depan pasien
Pencahayaan : langsung Penglihatan : langsung Retraksi
:-
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan oklusal dari gigi sebelah
8. Posterior Kiri Rahang Bawah: aspek fasial Posisi operator
:di samping atau belakang pasien
Pencahayaan
: langsung
Penglihatan : langsung atau tidak langsung Retraksi
: kaca mulut atau jari telunjuk
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan oklusal dari gigi sebelah
9. Posterior Kiri Rahang Bawah: aspek lingual Posisi operator
:di samping ataudepan pasien 23
Pencahayaan : langsung dan tidak langsung Penglihatan
: langsung
Retraksi
: kaca mulut menahan lidah
Jari lainnya
: intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan oklusal dari gigi
sebelah
10. Anterior Rahang Bawah: aspek fasial Posisi operator
:di depan pasien
Pencahayaan
: langsung
Penglihatan: langsung Retraksi
: jari telunjuk dari tangan yang tidak bekerja
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan oklusal dari gigi sebelah Posisi operator
:di belakang pasien
Pencahayaan
: langsung
Penglihatan
: langsung
Retraksi : jari telunjuk atau jempol dari tangan yang tidak bekerja Jari lainnya
: intraoral, telapak tangan. Jari manis pada
incisal edge atau permukaan oklusal gigi sebelah
11. Anterior Rahang Bawah: aspek lingual Posisi operator
:di belakang pasien
Pencahayaan
: langsung dan tidak langsung
24
Penglihatan
: langsung dan tidak langsung
Retraksi
: kaca mulut menahan lidah
Jari lainnya
: intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan oklusal gigi
sebelah Posisi operator
:di depan pasien
Pencahayaan : langsung dan tidak langsung Penglihatan : langsung dan tidak langsung Retraksi
: kaca mulut menahan lidah
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan oklusal gigi sebelah
12. Posterior Rahang Bawah: aspek bukal Posisi operator :di sebelah atau depan pasien Pencahayaan
: langsung
Penglihatan
: langsung
Retraksi
: kaca mulut atau jari telunjuk dari tangan lainnya
Jari lainnya
: intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal
edge atau permukaan oklusal gigi sebelah
13. Posterior Kanan Rahang Bawah: aspek lingual Posisi operator:di depan pasien Pencahayaan : langsung dan tidak langsung Penglihatan
: langsung dan tidak langsung
25
Retraksi
: kaca mulut menahan lidah
Jari lainnya
: intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan oklusal gigi
sebelah
26
DAFTAR PUSTAKA
Carranza's Clinical Periodontology, 9th edition
Chesnutt, Ivor G.,dkk . 2007. Churchill’s Pocketbooks : Clinical Dentistry 3th Edition. Amerika Serikat : Elsevier.
27