PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG Jl.Kesehatan Kec.Karang Baru - 24476 Telp/Fax : 0641-332983 0641-332983 IGD : 0641-32115, e-mail :
[email protected]
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR : TENTANG KETETAPAN KAMUS INDIKATOR MUTU PRIORITAS AREA KLINIS DAN FORMULIR PENCATATAN SERTA PENILAIANNYA KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG, Menimbang
:
a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di RSUD Kabupaten ACeh Tamiang perlu ditetapkan atau dibuat kamus indikator mutu prioritas area klinis dan formulir pencatatan serta penilaiannya; b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a , perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Kabupaten
Aceh
Tamiang
tentang kamus indikator mutu prioritas area klinis dan formulir pencatatan serta penilaiannya;
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten
Aceh
Barat
Daya,
Kabupaten
Aceh
Jaya,
Kabupaten
Kabupaten
Aceh
Tamiang
di
Kabupaten Nagan
Provinsi
Gayo
Lues,
Raya
Naggroe
dan Aceh
Darussalam; 2. Undang-Undang
Nomor
11
Tahun
2006
tentang
Pemerintahan Aceh; 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014
Nomor
224,Tambahan
Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah beberapa beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang No.9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Negara RepublikIndonesia RepublikIndonesia Nomor 5679); 5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607); 6. Peraturan
Pemerintah
Nomor
58
Tahun
2005
Tentang
23
Tahun
2005
tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Peraturan
Pemerintah
Nomor
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
4502)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan
Layanan
Umum
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); 8. Peraturan
Pemerintah
Nomor
13
Tahun
2006
tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 9. Peraturan
Pemerintah
Nomor
46
Tahun
2011
tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121)
4. Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014
Nomor
224,Tambahan
Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah beberapa beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang No.9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Negara RepublikIndonesia RepublikIndonesia Nomor 5679); 5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607); 6. Peraturan
Pemerintah
Nomor
58
Tahun
2005
Tentang
23
Tahun
2005
tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Peraturan
Pemerintah
Nomor
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
4502)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan
Layanan
Umum
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); 8. Peraturan
Pemerintah
Nomor
13
Tahun
2006
tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 9. Peraturan
Pemerintah
Nomor
46
Tahun
2011
tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121)
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 Tentang
Pedoman
Teknis
Pengelolaan
Keuangan
Badan
Layanan Umum Daerah; 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah Sakit. 12. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Aceh Tamiang; 13. Keputusan Bupati Aceh Tamiang Nomor 1181 Tahun 2015 tentang
Penetapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Anggaran 2015.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU
:
Memberlakukan kamus indikator mutu prioritas area klinis dan formulir pencatatan serta penilaiannya sesuai kesepakatan dari masing-masing bidang/unit terkait dengan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien untuk dijalankan di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang;
KEDUA
:
Kamus indikator mutu prioritas area klinis dan formulir pencatatan serta penilaiannya sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU bertujuan sebagai ketetapan indikator mutu prioritas area klinis yang akan dinilai dan dievaluasi serta akan dilaporkan kepada Direktur oleh
Komite
Mutu
dan
Keselamatan
Pasien
RSUD
Kabupaten Aceh Tamiang. KETIGA
:
Susunan ketetapan kamus indikator mutu prioritas area klinis sebagaimana dimaksud diktum KESATU terlampir yang
merupakan
keputusan ini;
bagian
tidak
terpisahkan
dalam
KEEMPAT
:
Ketetapan kamus indikator mutu prioritas area klinis sebagaimana dimaksud diktum KESATU mempunyai formulir penilaian terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam keputusan ini;
KELIMA
:
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Karang Baru Pada tanggal 4 Januari 2016 M 23 Jumadil Awwal 1437 H DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG,
LIA IMELDA SIREGAR
Lampiran I : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR : TAHUN 2016 TANGGAL : 4 JANUARI 2016 M 23 JUMADIL AWWAL 1437 H
URAIAN KAMUS INDIKATOR MUTU KLINIS
A.
INDIKATOR AREA KLINIS (IAK)
Judul
Pengkajian Awal Risiko Pasien Jatuh pada Pasien Rawat Inap dalam Waktu 24 jam.
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien.
Tergambarnya usaha pencegahan terjadinya risiko pasien jatuh.
Tujuan
Alasan Pengukuran Indikator/ Dasar Pemikiran/ Literatur
Sesuai amanat dari standar akreditasi RS dari komponen Sasaran Keselamatan Pasien.
Definisi Operasional
Pengkajian awal risiko pasien jatuh adalah pengkajian yang dilakukan untuk menilai risiko pasien jatuh pada saat pasien masuk rawat inap dalam waktu 24 jam.
Kriteria :
-
Inklusi
Pasien baru rawat inap baik pasien dewasa maupun pasien anakanak.
-
Eksklusi
Pasien rawat jalan.
Tipe Indikator
Proses
Jenis Indikator
Persentase
Numerator
Jumlah pasien baru yang masuk ke ruang perawatan dan mendapatkan pengkajian risiko jatuh dalam periode satu bulan.
Denominator
Jumlah seluruh pasien baru yang masuk ke ruang perawatan dalam bulan yang sama.
Cara Pengukuran / Formula
Numerator x 100% Denominator
Target Pengukuran Indikator
100%
Sumber Data
Rekam Medik
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Seluruh populasi pasien baru dalam 1 bulan.
Tempat Pengambilan Data
Unit Rawat Inap
Metodologi Pengumpulan Data
Concurrent
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP di Unit Rawat Inap
Frekuensi Penilaian Data
Tiap hari
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Rencana analisis : Analisis dilakukan tiap 3 bulan.
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat Bagaimana hasilkoordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit hasil data akan pelayanan terkait. disebarluaskan pada staf : IAK 1. A S S E S ME NT PASIEN
IAK 2. PELAYANAN LABORATORIUM
Judul
Pelaporan Hasil Nilai Kritis Laboratorium
Dimensi Mutu
Keselamatan dan Mutu pelayanan, pelayanan, efektifitas dan efisiensi.
Tujuan
Tergambarnya kecepatan pelaporan hasil nilai kritis untuk penanganan pasien segera.
Alasan Pengukuran Indikator/ Dasar Pemikiran/ Literatur
Definisi Operasional
Kriteria : - Inklusi
kesinambungan
Dipilih karena emergency dan high risk
Pelaporan hasil nilai kritis laboratorium yang dimaksud adalah pelaporan hasil pemeriksaan nilai kritis laboratorium yang telah disepakati dan dilaporkan dalam waktu kurang dari 30 menit setelah hasil diverifikasi.
-
Nilai kritis yang disepakati : a. Hematologi dewasa : - Hb < 7 dan > 20 gr/dL - Hematokrit < 20 dan > 60% - Trombosit < 60.000 / mm - PT > 3 detik dari kontrol
PTTK > 7 detik dari kontrol b. Hematologi anak: - Hb < 7 gr/dL - Trombosit < 50.000 / mmk c. Hematologi untuk newborn :
-
- Hb < 12 gr/dL - Trombosit <50.000 d. Kimia klinik untuk dewasa :
- Glukosa < 70 mg/dL - Natrium < 120 mmol/dL - Kalium < 2.5 dan > 6.2 mmol/dL e. Kimia klinik untuk anak dan neonatus
- Glukosa < 50 mg/dL - Bilirubin total > 10 mg/dL
-
Eksklusi
Bukan termasuk kategori nilai kritis yang telah disepakati.
Tipe Indikator
Hasil
Jenis Indikator
Rate based
Numerator
Jumlah nilai kritis yang dilaporkan < 30 menit.
Denominator
Jumlah seluruh kasus nilai kritis.
Cara Pengukuran / Formula
Numerator x 100% Denominator
Target Pengukuran Indikator
100%
Sumber Data
Catatan hasil pemeriksaan laboratorium.
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Seluruh hasil nilai kritis.
Tempat Pengambilan Data
Instalasi Laboratorium
Metodologi Pengumpulan Data
Concurrent
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP di Instalasi Laboratorium
Frekuensi Penilaian Data
Tiap hari
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Rencana analisis : Analisis dilakukan tiap 3 bulan.
Bagaimana hasilhasil data akan disebarluaskan pada staf :
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat koordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit pelayanan terkait.
Pelaporan hasil nilai kritis laboratorium
Judul
Waktu Tunggu Pelayanan Rontgen Thorax
Dimensi Mutu
Efektifitas dan efisiensi.
Tujuan
Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan radiologi.
Alasan Pengukuran Indikator/ Dasar Pemikiran/ Literatur
Standar Pelayanan Minimal Radiologi
Definisi Operasional
Waktu tunggu hasil pelayanan rontgen thorax adalah tenggang waktu mulai pasien mendaftar di instalasi radiologi untuk dilakukan pemeriksaan rontgen thorax sampai dengan hasil pemeriksaan tersedia (rontgen basah).
Kriteria :
-
Inklusi
Pasien yang melakukan pemeriksaan rontgen thorax
-
Eksklusi
Pasien yang tidak melakukan pemeriksaan rontgen thorax
Tipe Indikator
Proses
Jenis Indikator
Persentase
Numerator
Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan rontgen thorax kurang dari sama dengan 60 menit yang diamati dalam periode satu bulan.
Denominator
Jumlah pasien dengan pemeriksan rontgen thorax yang diamati dalam bulan yang sama.
Cara Pengukuran / Formula
Numerator x 100% Denominator
Target Pengukuran Indikator
100%
Sumber Data
Laporan waktu tunggu pemeriksaan rontgen thorax.
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan rontgen thorax.
Tempat Pengambilan Data
Instalasi Radiologi
Metodologi Pengumpulan Data
Concurrent
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP di Instalasi Radiologi
Frekuensi Penilaian Data
Tiap hari
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Mohon dijelaskan Analisis dilakukan tiap 3 bulan. mengenai rencana analisis :
Mohon dijelaskan bagaimana hasilhasil data akan disebarluaskan pada staf :
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat koordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit pelayanan terkait.
IAK 3. PELAYANAN RADIOLOGI DAN DIAG NOSTIC IMAG ING
IAK 4.
PROSEDUR BEDAH
Judul
Angka Kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO)
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien.
Tujuan
Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial RSUD Kabupaten ACeh Tamiang.
Alasan Pengukuran Indikator/ Dasar Pemikiran/ Literatur
Salah satu indikator Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
Definisi Operasional
- Infeksi luka operasi (ILO) yang dimaksud adalah infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca prosedur operasi bersih dan hanya meliputi kulit, sub kutan, atau jaringan lain diatas fascia. - Yang termasuk prosedur operasi bersih : a. Operasi dilakukan pada daerah/kulit yang pada kondisi prabedah tidak terdapat peradangan. b. Tidak membuka traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau traktus billier. c. Operasi berencana dengan penutupan kulit primer, dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup.
Keterangan : Sehubungan dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh RSUD Kabupaten ACeh Tamiang sehingga penegakkan diagnosis infeksi luka operasi hanya berdasarkan pemeriksaan klinis oleh DPJP (tanpa dilakukan kultur). Kriteria :
-
Inklusi
- Dinyatakan ILO bila terdapat paling sedikit 1 keadaan sebagai berikut: a. Keluar cairan purulen dari luka insisi atau drain di atas fascia. b. Biakan positif dari cairan atau jaringan yang diambil secara aseptik. c. Jahitan sengaja dibuka oleh dokter karena terdapat tanda
d.
-
Eksklusi
peradangan, kecuali bila hasil biakan negatif. Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi.
- Yang tidak termasuk ILO : a. b.
Potensial kontaminasi prosedur. Prosedur operasi kotor.
Tipe Indikator
Hasil
Jenis Indikator
Rate based
Numerator
Jumlah pasien pasca operasi bersih yang mengalami infeksi dalam satu bulan.
Denominator
Jumlah seluruh pasien yang di operasi bersih dalam bulan yang sama.
Cara Pengukuran / Formula
Numerator x 100% Denominator
Target Pengukuran Indikator
< 2%
Sumber Data
Laporan Sub Komite PPI
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Seluruh pasien yang dioperasi bersih.
Tempat Pengambilan Data
Unit rawat inap dan rawat jalan (Bedah, THT, Urologi, Gigi, Mata, Kandungan)
Metodologi Pengumpulan Data
Concurrent
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP di Unit Rawat Inap dan Rawat Jalan
Frekuensi Penilaian Data
Tiap hari
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Rencana analisis : Analisis dilakukan tiap 3 bulan.
Bagaimana hasilhasil data akan disebarluaskan pada staf :
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat koordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit pelayanan terkait.
IAK 5. PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DAN OBAT LAINNYA
Judul
Peresepan Analgetik Pasien Rawat Jalan
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Tergambarnya peresepan analgetik terhadap pasien rawat jalan sesuai dengan manajemen pengelolaan obat.
Alasan Pengukuran Indikator/ Dasar Pemikiran/ Literatur
Penghematan biaya untuk pengeluaran obat analgetik (high cost).
Definisi Operasional
Peresepan analgetik ditandai dengan prn (bila perlu) dan ditulis indikasi serta jumlah maksimal dalam 1 hari.
Kriteria :
-
Inklusi
Peresepan analgetik rawat jalan.
-
Eksklusi
Peresepan analgetik rawat inap.
Tipe Indikator
Proses
Jenis Indikator
Persentase
Numerator
Jumlah resep yang bertanda prn, indikasi serta jumlah maksimal dalam 1 hari.
Denominator
Jumlah resep rawat jalan yang berisi analgetik.
Cara Pengukuran / Formula
Numerator x 100% Denominator
Target Pengukuran Indikator
100%
Sumber Data
Resep Rawat Jalan
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Seluruh resep rawat jalan yang berisi analgetik.
Tempat Pengambilan Data
Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Metodologi Pengumpulan Data
Concurrent
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP di Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Frekuensi Penilaian Data
Tiap hari
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Rencana analisis : Analisis dilakukan tiap 3 bulan.
Bagaimana hasilhasil data akan disebarluaskan pada staf :
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat koordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit pelayanan terkait.
IAK 6. KESALAHAN PENGOBATAN ( ME DI CA TION E R R OR ) DAN KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)
Judul
Kejadian Kesalahan dan Kejadian Nyaris Cedera yang terkait dengan Kesalahan Pengobatan di Rawat Inap.
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat ke pasien.
Alasan Pengukuran Indikator/ Dasar Pemikiran/ Literatur
Salah satu elemen penilaian di PMKP.
Definisi Operasional
Medication error atau kesalahan pengobatan merupakan setiap peristiwa yang menyebabkan kesalahan/ketidaktepatan penggunaan obat sehingga membahayakan pasien.
Insiden pengobatan meliputi :
-
Kesalahan nama obat, dosis obat, jumlah obat atau instruksi pemberian obat, rute obat, bentuk obat, kekuatan obat. Kesalahan dalam menimbang obat. Kesalahan dalam penyerahan obat, contoh obat diberikan kepada orang yang salah atau bangsal yang salah. a. Jumlah resep adalah jumlah total resep dalam 1 bulan. b. Monitoring dilakukan pada seluruh area yag menggunakan obat. c. Pelaporan berdasarkan laporan insiden.
Kriteria :
-
Inklusi
Semua insiden yang terkait dengan medication error.
-
Eksklusi
Insiden selain medication error.
Tipe Indikator
Hasil
Jenis Indikator
Rate based
Numerator
Angka kejadian yang terkait dengan kesalahan pengobatan dalam waktu satu bulan.
Denominator
Jumlah keseluruhan resep dalam satu bulan yang sama.
Cara Pengukuran / Formula
Numerator x 100% Denominator
Target Pengukuran Indikator
0%
Sumber Data
Laporan insiden
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Seluruh resep dalam satu bulan yang sama.
Tempat Pengambilan Data
Unit Rawat Inap, Instalasi Farmasi
Metodologi Pengumpulan Data
Concurrent
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP di Unit Rawat Inap dan Instalasi Farmasi
Frekuensi Penilaian Data
Tiap hari
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Rencana analisis : Analisis dilakukan tiap 3 bulan.
Bagaimana hasilhasil data akan disebarluaskan pada staf :
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat koordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit pelayanan terkait.
IAK 7. PENGGUNAAN ANESTESI DAN SEDASI
Judul
Pengkajian Pre Anastesi General Sebelum Pembedahan
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Peningkatan mutu pelayanan anastesi
Alasan Pengukuran Indikator/ Dasar Pemikiran/ Literatur
Elemen Penilaian wajib PMKP
Definisi Operasional
- Pengkajian pre anastesi adalah pengkajian yang dilakukan oleh dokter anastesi sebelum dilakukan prosedur pembedahan - Dokter anastesi yang melakukan pengkajian tersebut adalah dokter anastesi yang akan melakukan pembiusan atau dokter yang bertugas jaga saat itu - Pengkajian yang dilakukan tertuang dalam berkas rekam medik pada lembar verifikasi dan penandaan lokasi pasien pra operasi pada saat melakukan kunjungan preoperasi - Waktu pelaksanaan kunjungan tercantum di lembar verifikasi dan penandaan lokasi pasien pra operasi di rekam medis.
Waktu operasi adalah waktu rencana prosedur pembedahan yang tercantum di appointment operasi.
Kriteria :
-
Inklusi
Semua pengkajian pembedahan.
pre
-
Eksklusi
Pengkajian anestesi lainnya.
anestesi
general
sebelum
Tipe Indikator
Proses
Jenis Indikator
Persentase
Numerator
Jumlah pengkajian pre anastesi general dokter anastesi ke pasien sebelum prosedur pembedahan yang terdokumentasi
dalam rekam medis pasien dalam satu bulan.
Denominator
Jumlah pasien yang dilakukan operasi dengan general anaestesi dalam waktu satu bulan yang sama.
Cara Pengukuran / Formula
Numerator x 100% Denominator
Target Pengukuran Indikator
100%
Sumber Data
Rekam medik
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Seluruh pasien yang akan dioperasi.
Tempat Pengambilan Data
Unit Rawat Inap
Metodologi Pengumpulan Data
Concurrent
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP Unit Rawat Inap
Frekuensi Penilaian Data
Tiap hari
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Rencana analisis : Analisis dilakukan tiap 3 bulan.
Bagaimana hasilhasil data akan disebarluaskan pada staf :
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat koordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit pelayanan terkait.
PMKP 7c. REAKSI OBAT TIDAK DIHARAPKAN YANG SERIUS
Judul
Pelaporan Efek Samping Obat
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mencegah terjadinya insiden akibat efek samping obat yang tidak diharapkan
Alasan Pengukuran Indikator/ Dasar Pemikiran/ Literatur
Elemen Penilaian wajib PMKP
Definisi Operasional
-
Efek samping obat adalah segala sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi pada dosis yang dianjuran. Efek samping obat secara umum dikelompokkan menjadi 2 : 1. Efek samping yang dapat diperkirakan, meliputi : Efek farmokologi yang berlebihan (disebut juga efek toksik) dapat disebabkan karena pemberian dosis relatif yang terlalu besar bagi pasien yang bersangkutan (terutama kelompok pasien dengan risiko tinggi, seperti bayi, usia lanjut, pasien dengan penurun fungsi ginjal atau hati, trombositopenia, neutropenia, (an). 2. Efek samping yang tidak dapat diperkirakan : Reaksi alergi - Demam Ruam kulit (skin rashes) Penyakit jaringan ikat Gangguan sistem darah, trombositopenia, neutropenia (atau agranulosis), anemia hemolitika, dan anemia aplasia. Gangguan pernafasan Reaksi idiosinkratik -
Kriteria :
-
Inklusi
-
Eksklusi
Semua obat-obatan di gudang Apotek RSUD Kabupaten ACeh Tamiang. -
Tipe Indikator
Proses
Jenis Indikator
Persentase
Numerator
Insiden efek samping obat dalam satu yang sama
Denominator
-
Cara Pengukuran / Formula
Numerator
Target Pengukuran Indikator
100%
Sumber Data
Pelaporan insiden
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Seluruh pasien yang menggunakan obat-obatan di RSUD Kabupaten ACeh Tamiang
Tempat Pengambilan Data
Instalasi Farmasi
Metodologi Pengumpulan Data
Concurrent
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP Instalasi Farmasi
Frekuensi Penilaian Data
Tiap bulan
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Rencana analisis : Analisis dilakukan tiap 3 bulan.
Bagaimana hasilhasil data akan disebarluaskan pada staf :
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat koordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit pelayanan terkait.
PMKP 7e. KETIDAKCOCOKAN (DISCREPANCY) ANTARA DIAGNOSIS PRA DAN PASCA
OPERASI
Judul
Kesesuaian Diagnosa Pre dan Post Operasi
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mencegah kesalahan tindakan operasi
Alasan Pengukuran Indikator/ Dasar Pemikiran/ Literatur
Elemen Penilaian wajib PMKP
Definisi Operasional
-
-
Kesesuaian diagnosa pre dan post operasi adalah kesesuaian catatan dokter yang ditulis antara diagnosa pre dan post operasi. Diagnosa pre dan post operasi harus sesuai dengan catatan dokter. Diagnosa pre dan post operasi harus tercatat dalam catatan dokter dan laporan operasi. Dalam prosedurnya, dokter operator wajib menuliskan diagnosa pre dan post operasi dalam laporan operasi dan catatan dokter.
-
Catatan diagnosa pre dan post operasi tercatat di rekam medis.
Kriteria :
-
Inklusi
Semua tindakan operasi/pembedahan di IBS.
-
Eksklusi
Tindakan operasi/pembedahan selain di IBS.
Tipe Indikator
Proses
Jenis Indikator
Persentase
Numerator
Jumlah kejadian ketidak sesuaian diagnosa pre dan post operasi dalam satu bulan.
Denominator
Jumlah operasi dalam satu bulan
Cara Pengukuran / Formula
Numerator x 100% Denominator
Target Pengukuran Indikator
100%
Sumber Data
Pelaporan insiden, Rekam Medik
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Seluruh pasien yang akan dioperasi.
Tempat Pengambilan Data
IBS
Metodologi Pengumpulan
Concurrent
Data
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP IBS
Frekuensi Penilaian Data
Tiap bulan
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Rencana analisis : Analisis dilakukan tiap 3 bulan.
Bagaimana hasilhasil data akan disebarluaskan pada staf :
PMKP 7f.
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat koordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit pelayanan terkait.
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD) SELAMA ANESTESI
Judul
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) Selama Anastesi
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan selama anastesi.
Alasan Pengukuran Indikator/ Dasar Pemikiran/ Literatur
Elemen Penilaian wajib PMKP
Definisi Operasional
- Kejadian yang tidak diharapkan selama anastesi adalah -
kejadian yang tidak diharapkan dalam proses anastesia. Dokter anastesi yang memantau selama proses anastesi. Monitoring selama anastesia tercatat dalam catatan anastesia.
- Kejadian tidak diharapkan meliputi pasien jatuh, kesalahan pemberian obat, alergi dan ketidak sesuaian antara rencana anastesia dengan pelaksanaannya. - Untuk pencegahan terjadinya KTD (kejadian yang tidak diharapkan) dokter anastesi melakukan pengkajian preanastesi.
Kriteria :
-
Inklusi
Semua tindakan operasi/pembedahan di IBS.
-
Eksklusi
Tindakan operasi/pembedahan selain di IBS.
Tipe Indikator
Proses
Jenis Indikator
Persentase
Numerator
KTD (kejadian yang tidak diharapkan) yang terjadi dalam periode 1 bulan.
Denominator
Jumlah operasi dalam satu bulan.
Cara Pengukuran / Formula
Numerator x 100% Denominator
Target Pengukuran Indikator
100%
Sumber Data
Pelaporan insiden
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Seluruh pasien yang akan dioperasi.
Tempat
IBS
Pengambilan Data
Metodologi Pengumpulan Data
Concurrent
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP IBS
Frekuensi Penilaian Data
Tiap bulan
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Rencana analisis : Analisis dilakukan tiap 3 bulan.
Bagaimana hasilhasil data akan disebarluaskan pada staf :
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat koordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit pelayanan terkait.
IAK 8. PENGGUNAAN DARAH DAN PRODUK DARAH
Judul
Angka reaksi transfusi
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien, dan kesinambungan pelayanan
Tujuan
Tergambarnya angka kejadian reaksi transfusi
Alasan Pengukuran Indikator/ Dasar Pemikiran/ Literatur
Ada di elemen penilaian PMKP
Definisi Operasional
Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan yang terjadi akibat transfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat transfusi, hemolisis akibat golongan darah yang tidak sesuai atau gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian transfusi darah.
Kriteria :
-
Inklusi
Kejadian akibat reaksi transfusi.
-
Eksklusi
Kejadian bukan reaksi transfusi.
Tipe Indikator
Outcome
Jenis Indikator
Rate based
Numerator
Jumlah kejadian reaksi transfusi darah atau produk darah lainnya yang dilaporkan dalam satu bulan.
Denominator
Jumlah pasien yang menggunakan transfusi darah atau produk darah lainnya dalam bulan yang sama.
Cara Pengukuran / Formula
Numerator x 100% Denominator
Target Pengukuran Indikator
≤ 0,01%
Sumber Data
Laporan insiden
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Seluruh pasien yang menggunakan transfusi darah.
Tempat Pengambilan Data
Unit Rawat Inap
Metodologi Pengumpulan Data
Concurrent
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP Unit Rawat Inap
Frekuensi Penilaian Data
Tiap hari
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Rencana analisis : Analisis dilakukan tiap 3 bulan.
Bagaimana hasilhasil data akan disebarluaskan pada staf :
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat koordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit pelayanan terkait.
IAK 9. KETERSEDIAAN, ISI DAN PENGGUNAAN CATATAN MEDIK
Judul
Kelengkapan Pengisian Informed Consent pada Tindakan Pembedahan.
Dimensi Mutu
Legalitas hukum tindakan medik
Tujuan
Tergambarnya tanggung jawab dokter dan tenaga kesehatan lain dalam kelengkapan informed consent pada tindakan pembedahan.
Alasan Pengukuran Indikator/
Terkait dengan pembedahan.
hak
pasien
dalam
pelayanan
tindakan
Dasar Pemikiran/ Literatur
Definisi Operasional
-
-
Informed consent lengkap adalah informed consent yang telah diisi lengkap oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya sebelum tindakan pembedahan dilakukan. Form informed consent disimpan di dalam berkas rekam medis.
Kriteria :
-
Inklusi
Informed consent tindakan pembedahan.
-
Eksklusi
Informed consent selain tindakan pembedahan ( inform consent pemberian obat, inform consent intervensi injeksi intra articular).
Tipe Indikator
Proses
Jenis Indikator
Persentase
Numerator
Jumlah pengisian informed consent pembedahan yang lengkap dalam 1 bulan.
pada
tindakan
Denominator
Jumlah pengisian informed consent pembedahan dalam 1 bulan yang sama.
pada
tindakan
Cara Pengukuran / Formula
Numerator x 100% Denominator
Target Pengukuran Indikator
100%
Sumber Data
Rekam medik
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Seluruh informed consent tindakan pembedahan.
Tempat Pengambilan Data
Unit Rawat Inap
Metodologi Pengumpulan Data
Concurrent
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP Unit Rawat Inap, Bidang Rekam Medik
Frekuensi Penilaian Data
Tiap hari
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Rencana analisis : Analisis dilakukan tiap 3 bulan.
Bagaimana hasilhasil data akan disebarluaskan pada staf :
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat koordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit pelayanan terkait.
IAK 10. PENCEGAHAN DAN KONTROL INFEKSI, SURVEILANS DAN PELAPORAN
Judul
Angka phlebitis
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial.
Alasan Pengukuran Indikator/ Dasar Pemikiran/ Literatur
Termasuk standar penilaian pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit.
Definisi Operasional
Phlebitis adalah peradangan pada pembuluh darah vena yang ditandai dengan tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor dan fungtio laesa). Keterangan : Sehubungan dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh RSUD Kabupaten ACeh Tamiang sehingga penegakkan diagnosis phlebitis hanya berdasarkan pemeriksaan klinis oleh DPJP (tanpa dilakukan kultur).
Kriteria :
-
Inklusi
Peradangan pada pembuluh darah vena .
-
Eksklusi
Peradangan selain di pembuluh darah vena.
Tipe Indikator
Hasil
Jenis Indikator
Rate based
Numerator
Jumlah kasus phlebitis dalam satu bulan dikalikan 1000
Denominator
Jumlah lama hari pemakaian kateter perifer (infuse line) dalam periode satu bulan.
Cara Pengukuran / Formula
Numerator x 100% Denominator
Target Pengukuran Indikator
< 2,2 ‰
Sumber Data
Unit Rawat Inap
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n)
Semua pasien rawat inap dalam satu bulan yang sama.
Tempat Pengambilan Data
Unit Rawat Inap
Metodologi Pengumpulan Data
Concurrent
Pengumpul Data / Validator / PIC
Penanggung jawab PMKP Unit Rawat Inap, Sub Komite PPI
Frekuensi Penilaian Data
Tiap hari
Periode Waktu Pelaporan
Tiap bulan
Rencana analisis : Analisis dilakukan tiap 3 bulan.
Bagaimana hasilhasil data akan disebarluaskan pada staf :
Hasil data indikator disosialisasikan dalam acara rapat koordinasi KMKP dengan manajemen dan semua unit pelayanan terkait.