ERGONOMI Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (ILO=International Labor Organization) adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan. Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama kerjasama antara lingkungan kerja ( ahli hiperkes), manusia (dokter dan paramedik) serta mesin perusahaan (ahli tehnik). Kerjasama ini disebut segitiga ergonomi. Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat dengan produktivitas dan kepuasan kerja. Adapun sasaran dari ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik sektor formal, informal dan tradisional. Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin dan lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara efisien, selamat dan nyaman. Dengan demikian dalam penerapannya penerapannya harus memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat kerja, posisi kerja, proses kerja. Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut: 1) meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit
akibat
kerja,
dan
meningkatkan
kepuasan
kerja,
2) meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kerjasama sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik b aik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat tempa t kerja, 3) berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin. Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka kesakitan akibat kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi berkurang, stress akibat akibat kerja berkurang, produktivitas membaik, alur kerja bertambah baik, rasa aman karena bebas dari gangguan cedera, kepuasan kerja meningkat. Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi : 1. Teknik 2. Fisik 3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian 5. Anthropometri 6. Sosiologi 7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take dan aktivitas otot. 8. Desain, dll.
Aplikasi/penerapan Ergonomik pada tenaga kerja: 1. Posisi Kerja Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
3. Tata Letak Tempat Kerja Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggun g, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
Penyakit-penyakit di tempat Kerja yang Berkaitan dengan Ergonomi Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Supervisi medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain : 1. Pemeriksaan sebelum bekerja
Bertujuan untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya. 2. Pemeriksaan berkala Bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya danmendeteksibila ada kelainan. 3. Nasehat Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda danyang sudah berumur.
KESEHATAN KERJA Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan 1992 Pasal 23).Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi – tingginya, baik fisik, mental dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat yang berada di lingkungan perusahaan.Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif. Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang membantu seseorang untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang optimal, yaitu terjadinya keseimbangan kesehatan fisik, emosi, spiritual dan intelektual. Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja adalah terciptanya perilaku dan lingkungan kerja sehat juga produktivitas yang tinggi. Tujuan dari promosi kesehatan adalah:
Mengembangkan perilaku kerja sehat
Menumbuhkan lingkungan kerja sehat
Menurunkan angka absensi sakit
Meningkatkan produktivitas kerja
Menurunnya biaya kesehatan
Meningkatnya semangat kerja
Upaya preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh alat/ mesin dan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan kerja ataupun penyakit menular umumnya yang bisa terjangkit pada saat melakukan pekerjaan yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya preventif diperlukan untuk menunjang kesehatan optimal
pekerja agar didapat kepuasan antara pihak pekerja dan perusahaan sehingga menimbulkan keuntungan bagi kedua belah pihak.Aplikasi upaya preventif diantaranya pemakaian alat pelindung diri dan pemberian gizi makanan bagi pekerja. Gizi kerja adalah gizi /nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja tambahan. Gizi kerja menjadi masalah disebabkan beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan makan pagi, kurangnya perhatian pengusaha, kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang gizi, tidak mendapat uang makan, serta jumlah, kapan dan apa dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi kerja yang kurang bagi pekerja adalah :
Pekerja tidak bekerja dengan maksimal
Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang
Kemampuan fisik pekerja yang berkurang
Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan
Reaksi pekerja yang lamban dan apatis,
Pekerja tidak teliti
Efisiensi dan produktifitas kerja berkurang
Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit
seperti
obesitas,
penyakit
jantung
koroner,
stroke,
penyakit
degenerative,
arteriosklerotik, hipertensi, kurang gizi dan mudah terserang infeksi akut seperti gangguan saluran nafas. Ketersediaan makanan bergizi dan peran perusahaan untuk memberikan informasi gizi makanan atau pelaksanaan pemberian gizi kerja yang optimal akan meningkatkan kesehatan dan produktivitas yang setinggi – tingginya. Upaya kuratif merupakan langkah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi pekerja.Upaya penatalaksanaan penyakit yang timbul pada saat bekerja merupakan langkah untuk meningkatkan kepuasan pekerja dalam bekerja, sekaligus memberi motivasi untuk pekerja supaya memiliki kesehatan yang optimal.Penyakit yang sering timbul dalam suatu lokasi pekerjaan dapat menjadi tolak ukur dalam mengambil langkah promosi dan pencegahan, sehingga tujuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kerja optimal dilaksanakan.
BAB II PELAKSANAAN
II.1
Tanggal dan Waktu Pengamatan
Kegiatan kunjungan identifikasi tempat kerja dalam hal ini PT. Mandom Indonesia, Tbk. dilakukan pada hari Jumat, tanggal 15 November 2013 mulai pukul 08.30 hingga pukul 11.00 WIB.
II.2
Lokasi Pengamatan
PT. Mandom Indonesia, Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kosmetik dan alat kecantikan. Industri ini berlokasi d i Jl. Pluit, Jakarta Utara
Ergonomi
1.Sikap Kerja Hasil pengamatan mengenai sikap kerja dari tenaga kerja menunjukkan beberapa sudah sesuai dengan aspek ergonomis, para pekerja jug aserius dalam menjalankan sesuai dengan deskripsi pekerjaannya, dan semua pekerja menggunakan APD yang berupa topi dan masker dengan baik. 2. Cara Kerja Cara kerja yang kami amati ada dua sisi yaitu : posisi kerja dan proses kerja. a. Posisi kerja tenaga kerja cukup ergonomis di bagian mixing dan packaging dimana para pekerja duduk di kursi dan meelakukan pekerjaannya diatas meja dan conveyor. Tinggi meja dan conveyor sejajar dengan tinggi lengan dan daerah jangkauannya tidak terlampau jauh, serta pada meja tempat para tenaga kerja melakukan pekerjaannya terdapat pijakan kaki yang sesuai sehingga para tenaga kerja terlihat nyaman saat bekerja. Namun pada bagian packaging , terdapat satu orang pekerja yang berdiri untuk memindahkan produk ke dalam box besar, karena pekerja tersebut berdiri dan menjadikan meja dan conveyor lebih rendah, maka posisi yang dialami tidak ergonomis. Posisi tidak ergonomis juga terlihat saat terlihat beberapa tenaga kerja yang mengangkut karung talk dengan posisi membungkuk.
b.
Proses kerja karyawan menggunakan alat bantu secara keseluruhan baik karena alat bantu tersebut bisa diarahkan sesuai kebutuhan
3.Beban Kerja Berdasarkan hasil survey dan wawancara, jam kerja yang dijalankan adalah pukul 08.00 – 17.00 WIB yang masih dalam taraf normal 8 jam sehari. Tidak diadakan pembagian shift, tetapi ditetapkan peraturan rolling setiap 30 menit per tenaga kerja untuk menghindari kejenuhan dan posisi yang tidak ergonomis. Namun apabila penyelesaian pekerjaan harus selesai dalam waktu yang singkat maka ada overtime dimana pada setiap tenaga kerja overtime tidak lebih dari 56 jam dan dikatakan bahwa selama ini maksimal overtime yang dijalankan oleh tenaga kerja tidak lebih dari 28 jam.