Fimosis Tingkat kemampuan : 4A Masalah kesehatan Fimosis adalah suatu kelainan dimana prepusium penis yang tidak dapat di retraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis. Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adhesi alamiah antara prepusium dengan glans penis. Fimosis banyak terjadi pada bayi atau anak-anak hingga mencapai usia 3 atau 4 tahun. Sedangkan sekitar 1-5% kasus terjadi sampai pada usia 16 tahun. Hasil Anamnesis ( Subjective )
Keluhan Pasien umumnya datang dengan keluhan menggelembungnya ujung penis saat buang air kecil. Keluhan ini dapat disertai pula dengan sulit buang air kecil, nyeri, bahkan demam. Bayi menjadi rewel. Kadangkala pasien dibawa berobat oleh orang tuanya karena ada benjolan putih lunak di ujung penis. Faktor Risiko
Higienitas local penis yg buruk Kelainan kongenital dari prepusium penis Balanitis Balanopostitis
Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana ( Objective )
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik didapatkan prepusium penis yang lekat dan sulit di retraksi, adanya gelembung pada ujung penis saat buang air kecil, inflamasi pada prepusium, serta suhu tubuh yabg subfebris. Pemeriksaan Penunjang Penegakan Diagnosis ( Assessment )
Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemerisaan fisik.
Retensi urin Terbentuknya sikatrik Infeksi saluran kemih Balanitis : inflamasi glans penis Parafimosis : komplikasi akibat retraksi prepusium Keganasan
Penatalaksanaan Komprehensif ( Plan )
Penatalaksanaan Penatalaksanaan fimosis ditujukan untuk mengurangi keluhan, menghilangkan obstruksi dan gangguan berkemih, serta mencegah komplikasi. Penatalaksanaan dengan jalan operatif maupun non-operatif dipilih berdasarkan berat ringannya penyakit.
Pada kasus yang asimptomatis, dapat diberikan penatalaksanaan non-operatif, seperti pemberian krim steroid topikal : betamethasone selama 4-6 minggu pada daerah glans penis.
Pada kasus yang menimbulkan keluhan miksi, menggelembungnya ujung prepusium pada saat miksi, atau fimosis yang disertai dengan infeksi balanopostitis merupakan indikasi untuk dilakukan tindakan operatif, yaitu sirkumsisi. Tidak dianjurkan melakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan pada penderita fimosis, karena akan menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung prepusium sebagai fimosis sekunder.
Konseling & Edukasi Edukasi pasien dan keluarga mengenai fimosis, serta menjaga higienitas alat kelamin untuk mencegah terjadinya keluhan berkemih yang berlanjut pada komplikasi. Kriteria Rujukan Pasien dirujuk apabila terjadi gangguan berkemih, atau memenuhi indikasi untuk dilakukannya tindakan operatif. Sarana Prasarana
Klem steril untuk membuka obstruksi. Prognosis Prognosis umunya bonam. Referensi 1. Purnomo, Basuki B. Dasar-Dasar Urologi. Edisi ketiga. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2011. 2. Rudolph. Abraham M. Kelainan Urogenital. A. Samik Wahab, Sugiarto. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Edisi 20. Volume 2. Jakarta : EGC. 2006. 3. Sjamsuhidajat R,dan Jong W.D. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2004.