m,cdcsjc csdcjsjcd s scjdanckjdnac sbfvhbhvb hb hv vvb hvdh sh dhv fhvudsc fv fshvjcJvdAUHv sb bHSJH vcxh bhcb v cbshcwdhfuwd x vsfhvsvb hfcbv hfc vvvbv hsk
Deskripsi lengkap
Full description
Deskripsi lengkap
aFull description
cara monitor CKD dan DM
Deskripsi lengkap
cara monitor CKD dan DMDeskripsi lengkap
Askep Ulkus Dan DmFull description
Tugas kelompok praktek klinik kep. komunitas di RT 05 RW 07 Kelurahan Mojo Surabaya... Penyuluhan tentang Diabetes Melitus dan Hipertensi... Semoga bermanfaat.... Amin...
Deskripsi lengkap
Full description
LP DAN ASKEP DMFull description
Full description
Tugas kelompok praktek klinik kep. komunitas di RT 05 RW 07 Kelurahan Mojo Surabaya... Penyuluhan tentang Diabetes Melitus dan Hipertensi... Semoga bermanfaat.... Amin...
Deskripsi lengkap
hubunganFull description
Full description
Etika dan agama
fotosintesisFull description
Pendahuluan Adalah suatu kenyataan bahwa penderita diabetes melitus lebih sering mengalami infeksi baik oleh bakteri, jamur, maupun virus dibandingkan dengan populasi bukan diabetes . Penyebab dari kondisi ini belum jelas tetapi adalah suatu kenyataan bahwa pada kulit penderita diabetes melitus lebih banyak ditemukan bakteri stafilokokus, dan kandida lebih banyak ditemukan pada daerah mulut dan mukosa genital dibandingkan dengan mereka yang bukan penderita diabetes melitus . Di negara yang sedang berkembang dimana tingkat kesadaran kesehatan belum begitu baik, infeksi masih merupakan penyebab utama penderita rawat inap di rumah sakit. Pada satu penelitian di Makasar mengenai sebab rawat inap pada penderita diabetes melitus, ternyata penyebab infeksi merupakan sebab utama, dimana sekitar 45 % diantaranya dengan kaki diabetes infeksi . Hal yang sama dilaporkan oleh Pattiiha dkk yang meneliti sebab masuk rumah sakit penderita diabetes melitus yang dirawat inap di rumah sakit umum. Menurut kepustakaan barat infeksi yang paling sering adalah infeksi saluran kemih. Infeksi pada diabetes melitus khususnya pada mereka dengan kendali glikemik yang buruk, dan pada penderita usia lanjut sering mempunyai perlangsungan klinik yang berat, misalnya infeksi saluran nafas dan saluran kemih, sehingga membutuhkan perawatan rumah sakit dan penggunaan antibiotik yang spectrum luas. Penyebab kerentanan diabetes melitus terhadap infeksi Meningkatnya kepekaan terhadap infeksi pada diabetes melitus disebabkan oleh berbagai faktor (multifaktorial), baik yang disebabkan oleh hiperglikemi maupun gangguan immunitas. Salah satu bukti bahwa hiperglikemi sebagai salah satu penyebab rentannya infeksi pada diabetes melitus ialah pada penderita dengan ketoasidosis dimana ditemukan hiperglikemi berat sering ditemukan komplikasi infeksi. Beberapa hal dapat menerangkan hiperglikemi sebagai penyebab kerentanan infeksi pada diabetes melitus, yaitu : 1.
Pembawa kuman Penderita diabetes melitus ternyata lebih banyak kuman, jamur yang mengidap di tubuhnya. Sebagai contoh penderita diabetes melitus khususnya wanita sering disertai dengan infeksi jamur pada alat genitalia. Penderita dengan kendali glikemik yang buruk sering dengan infeksi pada gigi dan mulut. Pada
keadaan hiperglikemi kuman gram positif tumbuhnya, sedang gram negatif kurang .
akan
lebih
subur
2. Gangguan fungsi sel neutrofil dan monosit Hiperglikemi dapat mengakibatkan gangguan fungsi neutrofil dan monosit. Gangguannya dapat berupa : a. Pergerakan - chemotaxis Neutrofil dan monosit pada diabetes melitus terutama pada keadaan hiperglikemi mempunyai pergerakan yang lebih lambat. Beberapa peneliti bahkan menyebut bahwa pada penderita diabetes melitus terlepas dari hiperglikemi atau tidak, sel neutrofil dan monosit berperilaku malas dan disebut “lazy leucocyte disorder” .
b. Kemampuan melengket menurun Hiperglikemi juga menyebabkan menurunnya kemampuan melengketnya neutrofil dan monosit dengan demikian akan mengurangi daya kerja kerja sel tersebut.
c. Kemampuan fagositosis menurun d. Menurunnya kemampuan membunuh kuman (killing). Setelah neutrofil menangkap kuman (setelah proses fagositosis) maka kuman akan dibunuh. Proses pembunuhan kuman (killing proses) terjadi pada keadaan oksidatif dan non-oksidatif. Pada awal proses pembunuhan kuman selalu dimulai dengan tahap oksidatif dan menggunakan radikal bebas toksik (toxic free radicals) seperti superoksida, hydrogen peroksida. Dalam keadaan normal glukosa yang masuk ke dalam sel neutrofil akan dimetabolisme melalui hexose monomonophosphate shunt (HMP shunt). Proses HMP-shunt ini akan menghasilkan NADPH yang dibutuhkan untuk menghasilkan radikal bebas superoksida dan hidrogen peroksida yang dibutuhkan pada proses membunuh kuman. Pada keadaan hiperglikemi maka sebagian dari glukosa akan dimetabolisme melalui jalur polyol (polyol pathway). Enzim aldose reduktase yang berperan pada jalur polyol akan menggunakan NADPH, dengan demikan produksi superoksida dan hydrogen peroksida akan menurun dan berakibat menurunnya proses pembunuhan kuman.
JENIS INFEKSI Pada tabel 1 dapat dilihat jenis infeksi yang sering ditemukan pada penderita diabetes melitus. Pengalaman di klinik kami infeksi yang paling sering adalah kaki diabetes infeksi, infeksi saluran kemih dan saluran nafas.
Tabel 1. Jenis infeksi yang sering ditemukan pada penderita diabetes. Infeksi bakteri Infeksi jamur _____________________________________________________________ Sistitis emphysematous Invasive candidiasis Nekrosis pappilare Skin and mucosac Necrotizing fasciitis Central nervous system Kaki diabetes infeksi Piliahan
antibiotik
Jenis kuman yang paling sering menyebabkan infeksi pada diabetes melitus adalah stafilokokus aureus. Tidak jarang penderita diabetes melitus disertai dengan infeksi kuman ganda sehingga membutuhkan terapi kombinasi. Pada kaki diabetes infeksi, sebelum mendapat hasil biakan kuman dan tes kepekaan maka terapi yang digunakan di klinik adalah “blind first line”
yaitu sefalosporin metronidazol, dan quinolon.(tabel 2)
generasi kedua /tiga (claforan), obat ketiga dapat clindamycin atau
Tabel 2. Kombinasi antibiotik pada infeksi berat. Kombinasi pertama kombinasi kedua _________________________________________________ Cephalosporin (klaforan) Cephalosporin Flucloxacillin / clindamicyn Aminoglycocide / Quinolone Mettronidazole Mettronidazole