Penilaian faktor risiko karies atau Caries Risk Factor (CRA) adalah proses pengumpulan data mengenai beragam faktor untuk un tuk memprediksi aktivitas karies di kemudian hari (Hansel Pete rsson et al. 2003). Penilaian faktor risiko karies atau Caries Risk Factor (CRA)
menentukan kemungkinan
berkembangangnya lesi karies baru selama periode waktu yang spesifik dan menentukan kemungkinan perubahan ukuran atau aktivitas lesi yang telah ada. Penilaian ini berguna untuk mengevaluasi efektivitas upaya untuk mengontrol karies (contoh: sealant), diagnosa tambahan (contoh: laju aliran saliva, analisis pola makan) dan/atau ukuran kontrol-karies (seperti kontrol plak, kontrol pola makan, peningkatan konsumsi fluoride, agen antimikroba) terjamin, kecocokan dengan rencana perawatan, dan frekuensi kunjungan dokter gigi) Dengan menilai informasi pasien, praktisi klinik mampu memprediksi risiko demineralisasi di kemudian hari dengan menimbang semua indicator penyakit dan faktor risiko karies. Indicator penyakit karies adalah observasi klinis yang mengindikasikan penyakit karies saat ini atau riwayat penyakit karies. Indicator penyakit yang positif secara otomatis menempatkan pasien pada risiko karies. Faktor risiko karies merupakan faktor biologi dan perilaku yang berperan pada tingkat risiko pasien untuk terserang lesi karies baru di kemudian hari atau telah memiliki lesi yang telah berkembang. Faktor protektif karies adalah faktor biologi dan terapeutik yang bisa mengimbangi serangan patologis dari faktor risiko karies. Dengan semakin luas dan beragamnya faktor risiko karies, intensitas dari faktor pelindung harus ditingkatkan pada level yang sesuai untuk meminimalisir proses karies. Riwayat karies adalah faktor risiko karies terkuat untuk memprediksi terjadinya karies di kemudian hari. Contoh dari instrumen CRA telah dikembangkan dan tersedia di ADA dan American dan American Academy of Pediatric Dentistry. Dentistry. Implementasi dari CRA pada praktek klinis bisa dicapai dengan sekali kunjungan dengan penilaian CRA dan mengelompokkan pasien dalam risiko karies ‘rendah’, ‘sedang’, dan ‘tinggi’ berdasarkan prediksi perkembangan karies baru pada 1-2 tahun mendatang. ( Fischer, Fischer, Dena J. 2013. Risk Assesment and Oral Diagnostic in Clinical Dentistry. UK: Wiley Backwell; page 92-93) 92-93)
( Marya, CM. 2011. A Textbook of Public Health Dentistry. India: Jaypee; page 322)
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko karies:
Jumlah mikroba penyebab karies seperti Streptococcus mutans dan Lactobacili yang sedang atau tinggi
Plak pada gigi. Ini mengindikasikan oral hygiene yang buruk atau gambaran pertumbuhan plak seseorang dan merupakan indikator bahwa terdapat sejumlah besar bakteri kariogenik.
Paparan fluoride yang rendah.
Frekuensi (lebih dari tiga kali sehari) mengonsumsi kudapan yang mengandung glukosa, sukrosa, dan fruktosa.
Pit dan fissure yang dalam
Status sosialekonomi yang rendah
Penggunaan obat-obatan
Laju aliran saliva rendah. Laju saliva diukur dengan ukuran milimeter per menit. Kurang dari 0.7 mL/menit dikategorikan rendah, dan 1-4 mL/menit dikategorikan normal.
Akar yang terbuka
Penggunaan ortodontik. Penggunaan bracket orthodontik dapat menyebabkan akumulasi plak dan meningkatkan bakteri kariogenik ( Marya, CM. 2011. A Textbook of Public Health Dentistry. India: Jaypee; page 318)
(( Fischer, Dena J. 2013. Risk Assesment and Oral Diagnostic in Clinical Dentistry. UK: Wiley Backwell; page 92)