FAKTOR RESIKO KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN USIA DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CINUNUK
Nidaan Hopia Achmad, Nandang Mulyana, Asep Aep Aep Indarna
ABSTRAK
Angka kejadian Gastritis merupakan merupakan penyakit saluran cerna tertinggi di Jawa Jawa Barat dibandingkan dengan diare, Tifoid Fever, Hepatitis, dan Apendiksitis. Puskesmas Cinunuk merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung provinsi jawa barat, dengan angka kejadian Gastritis yang lebih tinggi dibandingkan puskesmas lain di wilayah kabupaten bandung dengan jumlah 6.880 orang (18,7%) yang menderita Gastritis tahun 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor resiko kejadian gastritis pada pasien usia dewasa di wilayah kerja Puskesmas Cinunuk yang terdiri dari faktor pola makan, merokok, stres, usia dan jenis kelamin . Dalam Penelitian ini digunakan metode analisa korelatif dengan pendekatan “case control”. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien pengunjung Puskesmas Cinunuk yang menderita Gastritis dalam satu t ahun terakhir. terakhir. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 114 responden yang terdiri dari sampel kasus dan control 1:1 dengan 57 responden usia dewasa >18 tahun dengan teknik pengambilan sampel purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil Penelitian menunjukkan pola makan tidak teratur beresiko 9,923 kali lebih besar terjadi gastritis, merokok lebih dari sama dengan 30 batang/bulan beresiko beresiko 3,995 kali kali lebih besar terjadi gastritis, responden responden yang mengalami stres berat beresiko 10,063 kali lebih besar terjadi gastritis, Usia 18-40 tahun beresiko 3,617 kali lebih besar terjadi gastritis sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan beresiko rendah mengalami gastritis 1,518 kali lebih besar dari jenis kelamin laki-laki. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan salah satunya bagi perawat puskesmas untuk melakukan penyuluhan untuk menguragi faktor resiko kejadian gastritis di Puskesmas Cinunuk. Kata Kunci: faktor resiko, gastritis, dewasa.
ABSTRACT
The rate case of gastristis had highest a duct for digested disease in West Java than diarrhea, diarrhea, typhoid fever,, hepatitis, and appendix. Cinunuk clinic is one of the public health in regency of Bandung with a large ver number case gastritis, as much as 6.880 people (18,7%) had a victim of gastritis on 2011. This research as a purpose for know connection about the risk factor’s of gastritis case adulth medical patient at Cinunuk clinic work district. The risk factors of gastritis case sounding consist of eating system, smoking, stress, age, and gender. On this research use analysis corelative method with case control approach. The quantity of population is 114 responden, they are consist of case sample and control 1:1 as many as 57 adult people (more than 18 years old) by way of sampling technic” purposive sampling”. Data collecting was executed executed with questioner and data analysis had using univariat univariat analysis and bivariate analysis with ‘Chi Square’ test. The result of research was indicate that, unregularly unregularly eating system had high more risk 10.396 times it be able gastritis happen. While smoking more or equal for 30 single cigarette had high more risky 3.788 times. Respondents sustain severe stress had high more risky as much as 8.673 times for gastritis case. Range of age between 18-40 years old had high more risky to 3.429 times, gastritis be able happen. In while respondent female had lower risk to sustain gastritis, as much as 16.743 times than respondent male. According the result, researcher suggests nurses to carry out for counseling about gastritis problem in order to reduce the risk factors gastritis case at Cinunuk clinic. Key word : The risk Factors Case, Gastritis
Nidaan Hopia Achmad, Faktor Resiko Kejadian Gastritis.....
87.4%. Lalu ISPA dengan jumlah 10.167 orang (27,6%), disusul oleh penyakit Hipertensi 5.724 (15,5%), Myelgia 5.124 Lambung merupakan salah satu organ yang terintegrasi (13,9%), penyakit gusi dan Periorbital 2.114 (5,7%), Deruntuk melakukan pencernaan makanan. Lambung meng- matitis 1.943 (5,3%), Diare 1.540 (4,2%), Penyakit Pulpa & hasilkan beberapa enzim pencernaan dan di antaranya ada- Periopical 1.507 ( 4,1%), faringitis 1.023 (2,8%) dan Conlah asam klorida (HCl) yang bersifat asam dan berfungsi jungtivitis 803 (2,2%) (Prol Puskesmas Cinunuk,2011). membunuh kuman. Asam ini sangat korosif , namun dinding Secara teoritis bahwa faktor penyebab tersering Gastritis lambung dilindungi oleh mukosa – mukosa bicarbonate ialah pola makan, stres, merokok, usia, obat-obatan, alkohol yang melindungi lambung dari asam klorida. dan infeksi Bakteri (Sujono Hadi & Sulaiman,2002). BerGastritis akan terjadi ketika mekanisme pelindung ini dasarkan latar belakang di atas dari sekian faktor peneliti hilang atau rusak sehingga dinding lambung tidak memi- hanya meneliti faktor pola makan, stres, merokok, usia dan liki pelindung terhadap asam lambung. Karena hilangnya jenis kelamin. ataupun rusaknya mekanisme pelindung tersebut, akan meBerdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan mungkinkan terjadinya iritasi, inamasi, maupun erosi pada oleh peneliti dengan wawancara terdapat 8 pasien yang lapisan lambung dan bisa terjadi pemborokan pula sehingga menderita gastritis, ke 8 orang tersebut mempunyai alasan dengan kondisi seperti itu bisa menimbulkan gejala gastritis masing-masing diantaranya mengatakan sering mengalami (Dickson, 2006. Klasikasi dan Diagnosa Gastritis, 1, http:// kambuh akibat telat makan karena lupa, 2 orang sering merwww.Emedika.net, diperoleh tanggal 19 juni 2012). okok, makanan pedas, asam dan minum kopi sebelum maDi Indonesia angka kejadian Gastritis cukup tinggi. kan. Sedangkan menurut dokter yang bekerja di Puskesmas Dari penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh De- Cinunuk mengatakan Gastritis disebabkan oleh faktor stres partemen Kesehatan RI angka kejadian Gastritis dibeberapa dan menyerang laki-laki dan wanita serta semua golongan kota di Indonesia salah satunya Bandung dengan persentase usia dewasa. mencapai 32,5% (Budiana,2006.Gambaran Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian yang ada di lapangan pola Klien Tentang Gastritis,http://www.scribd.com diperoleh makan tidak teratur, merokok, dan stres yang angka kejaditanggal 6 April 2012). annya paling tinggi maka penulis memilih tiga faktor resiko Penyakit Saluran Pencernaan pada semua golongan usia yang akan di bahas dalam jurnal ini. masih didominasi oleh penyakit Gastritis. Angka kejadian gastritis di Puskesmas di Jawa Barat masih cukup tinggi METODE PENELITIAN dari 21 besar penyakit setelah Nasoparingitis dan Hipertensi Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Primer. Sejauh ini belum ada perubahan yang signikan adalah analisa korelatif dengan pendekatan “case control”. dari tahun 2009 hingga sekarang.( Prol Kesehatan Provinsi variabel independen / bebas dalam penelitian ini adalah pola Jawa Barat,2010) makan, merokok, stres, umur dan jenis kelamin. Dalam peDi kabupaten Bandung Gastritis merupakan penyakit nelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kejadian saluran pencernaan tertinggi dibandingkan dengan diare, gastritis pada pasien usia dewasa. Tifoid Fever, Hepatitis, dan Apendikcitis. ( Prol Kesehatan Adapun populasi dalam penelitian ini adalah pasien Kabupaten Bandung,2010) pengun jung Puskesmas Cinunuk yang menderita Gastritis Berdasarkan Laporan Bulanan Puskesmas Cileunyi dan dalam satu tahun terakhir yaitu sebanyak 6.880. Cinunuk kabupaten Bandung didapatkan jumlah pasien Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggastritis dari tahun 2009 hingga tahun 2011 dapat dilihat gunakan tekhnik purposive sampling yang didasarkan pada dari tabel 1.1 suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiPENDAHULUAN
Tabel 1.1 Data Penyakit Gastritis di Puskesmas Cinunuk dan Puskesmas Cileuny i Tahun
Puskesmas 2009
%
Cinunuk
4.412 13,3
Cileunyi
980
5,4
2010
%
2011
%
5.303
17,23
6.880
18,7
709
5,2
802
6
Sumber: Prol Puskesmas UPF Cinunuk dan Cileunyi tahun 20092011, diperoleh tanggal 3 April 2012
Data yang penulis dapatkan 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas Cinunuk dengan jumlah orang yang terkena penyakit sebanyak 36.825 orang. Bahwa pada tahun 2011 penyakit Gastritis merupakan penyakit tertinggi dibandingkan Penyakit Saluran Pencernaan lainnya dari 10 besar penyakit tertinggi pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas Cinunuk dengan jumlah kasus 6.880 dengan presentasi (18,7%) dengan usia dewasa >18 tahun sebanyak
ri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010). Sample kasus yang akan diteliti adalah sebagian pasien yang menderita gastritis di Puskesmas Cinunuk dengan jumlah 58 responden. Sample kontrol dalam penelitian ini adalah pasien yang tidak mengalami gastritis pada pasien usia dewasa di Puskesmas Cinunuk dengan jumlah 58 responden. Perbandingan antara jumlah sample kelompok kasus dan control adalah 1:1, dengan pengambilan sample secara an-maching. Berdasarkan rumus tersebut di atas, jumlah sampel yang diambil adalah 116 orang, dengan penentuan sampel sebagai berikut: a. kriteria Inklusi : kriteria dari sampel kasus yang diambil pada penelitian ini adalah: 1. Pasien yang didiagnosa gastritis 2. Pasien yang berusia dewasa >18 tahun 3. Pasien di wilayah kerja puskesmas Cinunuk.
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012
4. Pasien bersedia menjadi responden HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. Pasien mengerti bahasa Indonesia Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan 6. Pasien bisa membaca dan menulis. mengenai faktor resiko terhadap kejadian Gastritis pada Kriteria inklusi sampel kasus dan kontrol sama hanya pasien usia dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk yang membedakan pada no. 1 yaitu kelompok kontrol adadalam bentuk tabel distribusi frekuensi, yang terdiri dari lah klien yang tidak didiagnosa Gastritis tetapi masih dalam tabel pola makan, merokok, stres, usia, jenis kelamin dan penyakit Sistem Saluran Pencernaan. tabel kejadian gastritis yang disertai uraian. Untuk memperoleh hasil penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data primer yang diperoleh melaTabel 4.1 lui kuesioner dengan pertanyaan tertutup memperoleh data Distribusi Frekuensi Kejadian Gastritis pada Pasien Usia Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk mengenai faktor pola makan, stres, merokok. Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian gastritis, menggunakan Kejadian Gastritis Frekuensi Persentase data sekunder yang diperoleh dari rekap medik. Gastritis (Kasus) 58 50% Tingkat stres diukur menggunakan skala HARS, dan Tidak gastritis(Kontrol) 58 50% merokok diberi masukan tentang instrumen atau kuesioner Total 116 100% apakah layak atau tidak sebagai instrumen penelitian. pengukur keteraturan pola makan, untuk setiap pertanyaan Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 114 penilaian keteraturan makan yaitu dengan melakukan skoring. Apabila responden menjawab (a) skoring adalah Responden penulis menentukan gastritis sebagai kasus se4, (b) skoring adalah 3, (c) skoring adalah 2, (d) skoring banyak 57 orang (50%) dan sampel yang tidak gastritis seadalah 1. Teratur 15,5≥ median, tidak teratur 15,5
Nidaan Hopia Achmad, Faktor Resiko Kejadian Gastritis.....
banyak 4 orang, yang menjawab kadang-kadang 11 orang, yang menjawab jarang 28 orang, yang menjawab tidak pernah 15 orang. Konsumsi jenis makanan yang tidak sehat itu dapat menyebabkan gastristis. Peningkatan produksi asam lambung dapat dirangsang oleh konsumsi makanan atau minuman. Pada akhirnya kekuatan dinding lambung menurun, tidak jarang kondisi seperti ini menimbulkan luka pada dinding lambung ( Uripi,2002). Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk Merokok
Frekuensi
Persentase
Kasus
Risiko Tinggi Risiko Rendah
35 23
30,2 19,8
Kontrol
Risiko Tinggi Risiko Rendah
16 42
13,8 36,2
116
100%
Total
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa res ponden yang mengalami gastritis kurang dari setengah (30,2%) merokok ≥30 batang/bulan (resiko tinggi) dan sebagian kecil (19,8%) tidak merokok/< 30 batang/bulan (resiko rendah) sedangkan responden yang tidak mengalami gastritis sebagian kecil (13,8%) merokok ≥30 batang/bulan (resiko tinggi) dan kurang dari setengah responden (36,2%) tidak merokok/< 30 batang/bulan (resiko rendah). Dari hasil penelitian di Puskesmas Cinunuk yang dida pat bahwa responden yang mengalami kejadian gastritis dengan merokok >30 batang/bulan 32 orang yang kurang dari sama dengan 30 batang/bulan 26, yang merokok lebih dari 6 bulan 34 orang dan yang kurang 5 bulan 24, dan yang tidak merokok 22 orang. Kebiasaan merokok ini sangat ber pengaruh pada kesehatan hususnya pada kesehatan saluran cerna seperti lambung. Merokok memberi efek racun selama 6 bulan terhadap orang perokok dibandingkan yang tidak merokok salah satunya adalah memperlama penyembuhan Ulkus ( Penyakit Saluran pencernaan seperti Gastritis. Akibat negative dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru menghisap. Dalam asap rokok yang membara karena dihisap, terdapat nikotin. Nikotin itulah yang menghalangi rasa lapar karena merokok, sehingga akan meningkatkan asam lambung dan dapat menyebabkan Gastritis. ( Hasani& Abdullah,2009) Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Stres di Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk Stres
Frekuensi
Persentase
kecil (16,4%) mengalami stres sedang (resiko rendah) sedangkan responden yang tidak mengalami gastritis sebagian kecil (13,8%) mengalami stres berat (resiko tinggi) dan kurang dari setengah responden (36,2%) mengalami stres sedang (resiko rendah). Didapatkan hasil penelitian bahwa responden yang mengalami gastritis mengalami stres berat sebanyak 46 orang, yang mengalami stres sedang 11 orang dan yang tidak stres 1 orang sedangkan responden yang tidak mengalami gastritis mengalami stres berat sebanyak 12 orang, yang mengalami stres sedang 40 orang, stres ringan 2 orang dan yang tidak stres 4 orang. Stres di wilayah kerja Puskesmas Cinunuk ini banyak dikeluhkan oleh sebagian besar responden dengan gejala mual, muntah dan perut serasa ditusuk-tusuk yang diakibatkan oleh kesibukan masingmasing respon dan beban pekerjaan. Table 4.5 Analisa Pola makan Sebagai Faktor Resiko Kejadian Gastritis pada Pasien Usia Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk Pola Makan
Keadaan Gastritis
Kasus
Total
P-Value
OR (CI 95%)
0,000
3,995
Kontrol
Risk Tinggi 43 (74,1%)
13 (24%)
56 (48,3%)
Risk Rendah
15 (25%)
45 (77,6%)
60 (51,7%)
Total
58 (100%)
58 (100%)
116 (100%)
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa res ponden yang pola makannya tidak teratur (resiko tinggi) se bagian besar (74,1%) mengalami gastritis sedangkan pada responden yang pola makannya teratur (resiko rendah) se bagian besar (77,6%) tidak mengalami gastritis. P value 0,000 < 0,05 maka, Ho ditolak yang bertarti ter dapat hubungan antara pola makan responden dengan kejadian Gastritis. Odd Ratio 9,923 yang berarti responden yang pola makannya tidak teratur berpeluang mengalami gastritis 9,923 kali lebih besar dibandingkan responden yang pola makannya teratur. Table 4.6 Analisa Merokok Sebagai Faktor Resiko Kejadian Gastritis pada Pasien Usia Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk Merokok
Keadaan Gastritis
Total
P-Value
OR (CI 95%)
0,001
9,923 (1,83-8,71)
Kasus
Kontrol
Risk Tinggi
35 (60,3%)
16 (27,6%)
51 (44,0%)
Kasus
Risiko Tinggi Risiko Rendah
46 12
39,7 10,3
Risk Rendah
23 (39,7%)
42 (72,4%)
65 (56,0%)
Kontrol
Risiko Tinggi Risiko Rendah
16 42
13,8 36,2
Total
58 (100%)
58 (100%)
116 (100%)
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa res ponden yang merokok >30 batang (resiko tinggi) sebagian Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa res- besar (60,3%) mengalami gastritis sedangkan responden ponden yang mengalami gastritis kurang dari setengah yang tidak merokok / merokok <30 batang (resiko rendah) (39,7%) mengalami stres berat (resiko tinggi) dan sebagian sebagian besar (72,4%) tidak mengalami kejadian gastritis. Total
116
100%
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012
P value 0,001 < 0,05 maka, Ho ditolak yang bertarti ter 1,518 lebih besar dibandingkan responden yang berjenis dapat hubungan antara faktor merokok responden dengan kelamin laki-laki sehingga merupakan faktor pelindung/ kejadian Gastritis. Adapun untuk analisis tersebut didapat protektif. kan Odd Ratio 3,995 yang berarti responden yang merokok >30 batang/bulan berpeluang mengalami gastritis 3,995 kali SARAN lebih besar dibandingkan responden yang tidak merokok Bagi Perawat Puskesmas atau < 30 batang/bulan. 1. Diharapkan pihak puskesmas khususnya perawat puskesmas untuk mengadakan sosialisasi atau penyuluhan unTable 4.7 Analisa Stres Sebagai Faktor Resiko Kejadian Gastritis pada Pasien tuk mengurangi faktor resiko gastritis beserta pencegaUsia Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk han terhadap penyakit gastritis. 2. Untuk mengurangi faktor-faktor resiko terhadap kejaKeadaan OR dian gastritis, diharapkan petugas kesehatan terutama Gastritis Stres Total P-Value (CI 95%) perawat untuk melakukan pendekatan secara langsung Kasus Kontrol kepada masyarakat dan meyakinkannya dengan pen46 16 51 0,000 10,063 erapan pola makan teratur, dan pola hidup sehat seperti Risk Tinggi (60,3%) (27,6%) (44,0%) (4,27tidak merokok, tidak stres dapat meningkatkan derajat 23,72) kesehatan masyarakat. 23 42 65 Risk Rendah Total
(39,7%)
(72,4%)
(56,0%)
58 (100%)
58 (100%)
116 (100%)
Bagi Peneliti Selanjutnya Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dikarenakan terdapatnya faktor lain yang mempengaruhi kejadian gastritis seperti alkohol, infeksi bakteri, obat-obatan dan faktor lain yang menyebabkan terjadinya gastritis.
Berdasarkan tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa res ponden yang mengalami stres berat (resiko tinggi) sebagian Bagi Instansi Pendidikan besar (79,3%) mengalami gastritis sedangkan pada responDiharapkan pihak pendidikan untuk mengadakan kepusden yang mengalami stres sedang (resiko rendah) sebagian takaan yang berkaitan dengan Gastritis khususnya buku besar (72,4%) tidak mengalami gastritis. yang berkaitan dengan merokok sebagai salah astu facP value 0,000 < 0,05 maka, Ho ditolak yang bertarti ter tor resiko kejadian Gastritis beserta pencegahan penyadapat hubungan antara faktor stres responden dengan kejakit Gastritis. dian Gastritis. Adapaun untuk analisis tersebut didapatkan Odd Ratio 10,063 yang berarti responden yang mengalami DAFTAR PUSTAKA stress berat berpeluang 10,063 kali lebih besar responden yang mengalami stres sedang. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta SIMPULAN Beyer. (2004). Medical Nutrition Therapy For Upper Gastrointestinal Tract Disorder. Philadelphia: Saunders Kesimpulan dari penelitian yang berjudul faktor resiko kejadian gastritis pada pasien usia dewasa di Wilayah Kerja Brunner dan Suddart. (2000). Keperawatan Medikal Bedah. Puskesmas Cinunuk adalah sebagai berikut: Jakarta: EGC. 1. Terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian Budiana. (2006) Gambaran Pengetahuan Klien Tentang gastritis. Responden yang pola makannya tidak teratur Gastritis. http://www.scribd.com/doc/41520350/ beresiko mengalami gastritis 9,923 kali lebih besar disGambaran-Pengetahuan-Klien-Tentang-Gastritis/. banding responden yang pola makannya teratur. Diperoleh tanggal 05 Januari 2012). 2. Terdapat hubungan antara faktor merokok responden Budiyanto, C. (2010). Merokok Memang Ternyata Nikmat. dengan kejadian Gastritis. Responden yang merokok http://nina9yuli.student .umm.ac.id/2010/02/11/, >30 batang/bulan beresiko mengalami gastritis 3,995 diperoleh tanggal 05 Januari 2012, 07:55 WIB. kali lebih besar dibandingkan responden yang tidak merDinas Kesehatan, (2010). Profl Kesehatan Kabupaten okok atau < 30 batang/bulan. Bandung 2009. 3. Terdapat hubungan antara faktor stres responden dengan kejadian Gastritis. Responden yang mengalami stres Dr_Suparyanto. (2011). Penanganan dan pengukuran stres. Blogspot.com/2011/08/stress_penanganan_pengu berat beresiko 10,063 kali lebih besar responden yang mengalami stres sedang. kuran. Html, diperoleh tanggal 15 juli 2012) 4. Terdapat hubungan antara usia responden dengan ke- Fathoni. (2006). Metedologi Penelitian & Teknik Penyusu jadian Gastritis. Responden yang berusia 18-40 tahun nan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta beresiko mengalami gastritis 3,617 kali lebih besar Faja, Ibnu, et. Al. 2009. Statistika Untuk Praktik Kesehatan, dibandingkan responden yang berusia >40 tahun. Yogyakarta: Graha Ilmu 5. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin responden Hadi, S. (2002). Gastroenterologi. Bandung: P.T Alumni. dengan kejadian Gastritis. Serta responden yang berjenis Hawari. (2008). Manageme, Depresi, Stres, dan Kecekelamin perempuan beresiko rendah mengalami gastritis masan. Jakarta : Sagung Seto.
Nidaan Hopia Achmad, Faktor Resiko Kejadian Gastritis.....
Hurlock, E. 2004. Psikologi Suatu Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjangtentang Kehidupan Edisi Ke Lima. Jakarta : Erlangga. Hasani, S & Abdullah, S. (2009). Berhenti Merokok. Yogyakarta: PT LKIS Printing Cemerlang. Notoatmodjo, S. (2010). Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta -------2010. Profl Puskesmas Cinunuk 2011. -------2010. Profl Puskesmas Cileunyi 2011.
Sabiston, David C. 1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC Suyono, Slamet. 2002. Buku Ajar ILmu Penyakit. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI Sudigdo. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke tiga. Jakarta: Sagung Seto Sudigdo. (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke Empat. Jakarta: Sagung Seto Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi Delapan. Jakarta: EGC