BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Inovasi merupakan sebuah kata yang dimaknai sebagai permbaruan atau perubahan yang terjadi yang ditandai dengan hal baru. Dalam upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi perorangan atau kelompok maka dilakukan seuatu hal yang baru sebagai jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Sebuah idea tau temuan baru mungkin muncul, namun tidak bisa dikatakan inovasi bila tidak memiliki dampak yang berarti terhadap pemecahan suatu masalah. Inovasi suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi, oleh karenanya, inovasi merupakan pemikiran yang cemerlang yang bercirikan hal baru atau praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah piker dan teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalam yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan tertentuyang terjadi di masyarakat. Untuk memecahkan persoalan-persoalan yang muncuk dalam dunia pendidikan, telah banyak dihasilkan model-model inovasi dalam berbagai bidang misalnya : usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektivitas oendidikandan relevansi pendidikan. Inovasi tersebut dimaksudkan agar difusi inovasoi pendidikan bisa diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan pemecahan persoalan pendidikan di Indonesia.
Program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap, pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching), pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). Merupakan contoh-contoh inovasi dalam dunia pendidikan.
Rumusan Permasalahan
Inovasi merupakan sebuah idea tau gagasan baru hasil pemikiran ataupun olanh teknologi yang dapat memberikan dampak baik bagi pemecahan permasalahan ataupun persoalan khususnya dalam dunia pendidikan. Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan permasalahan yang akan dikemukakan dalam makalah ini berkenaan dengan "bagaimana kontribusi inovasi dan hambatanya dalam adopsi inovasi pendidikan".
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang akan dibahas dalam makalah ini berkenaan dengan:
1. Bagaimana kontribusi inovasi terhadap pengembangan pendidikan di Indonesia?
2. Masalah apa yang menghambat adopso inovasi pendidikan di Indonesia?
D. Tujuan Penulisan
Maksud dari pembahasan dalam makalah ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang berkaitan dengan peranan inovasi dalam pengambangan dunia pendidikan di Indonesia. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui seberapa besar kontribusi inovasi dalam pengembangan dunia pendidikan.
2. Mengetahui masalah-masalah yang menghambat difusi inovasi dalam dunia pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEOROTIS
A. Inovasi
Segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia dan dirasakan sebagai hal baru oleh seseorang atau masyarakat sehingga bermanfaat bagi kehidupannya dikenal sebagai inovasi. Kata inovasi berasal dari bahasa inggris "Innovation" sering diterjemahkan sebagai suatu hal yang baru atau pembaruan (S.WOJOWARSITO, 1972). Inovasi kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena yang baru itu merupakan hasil penemuan. Inovasi dan difusi inovasi termasuk inovasi pendidikan banyak dirumuskan oleh para ahli. Beragam pemahamann definisi inovasi merupakan suatu hal yang wajar yang disesuaikan dengan kajiann ataupum fokus yang menjadi pusat perhatiannya. Menurut Everett M. Rogers (1983) menyebutkan :" Innovation as an idea, practice or object that perceived as new by individual or another unit of adoption". Inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Dengan demikian kata kunci dari inovasi adalah gagasan, benda atau proses adopsi yang dilakukan perorangan atau kelompok terhadap inovasi yang ditawarkan, termasuk bidang pendidikan, Stephen Robbins (1994) menyebut inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakasai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa. Robbins lebih memfokuskan pada tiga hal utama yaitu: gagasan baru, produk dan jasa dann upaya perbaikan. Gagasan baru lahir dari suatu olah piker dalam mengamati suatu fenomena yang sedang terjadi termasuk dalamm bidang pendidikan. Gagasan baru bisa berupa penemuan (invention) dari suatu gagasan pemikiran, ide, system sampai pada satu gagasan ide yang mengkristal. Produk dan jasa merupakan hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian, penelitian dan percobaan hingga melahirkan konsep yang lebih konkret, dalam bentuk produk dan jasa yang sudah siap dikembangkan dan diimplementasikan termasuk hal inovasi di bidang pendidikan. Upaya perbaikan yaitu usaha yang sistematis untuk melakukan penyempurnaan dan melakukan perbaikan (improvement) yang terus-menerus sehingga buah inovasi itu bisa dirasakan manfaatnya dan berguna, termasuk inovasi pendidikan. Menurut Santoso S. Hamidjojo seperti yang dikutif abdulhak (2002) menyatakan bahwa inovasi pendidikan sebagai " Suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal yang ada sebelumnyadan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu, termasuk dalam bidang pendidikan". Dalam perubahan tergolong inovasi disamping terjadi yang baru terdapat unsure kesengajaan, unsure kualitas yang lebih baik dari sebelumnya dan terarah pada peningkatan berbagai kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Matthew B. Milles (1973) dalam bukunya " innovation in Education" menulis inovasi sebagai spesies dari jenis perubahan. " innovation is a species of the genus change". Yaitu suatu perubahan yang sifatnya khusus, ada nuansa baru dan disengaja melalui program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu serta dirancang untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tertentu. Matthew , menyarankan inovasi dapat berhasil dilaksanakan diperlukan strategi atau alat yang jitu dengan tahapan dan mekanisme advokasi yang benar. " Amean (usually involving sequence of activities) for causing and advocated innovation to become sussesfull" (P.18).
Dari definisi-definisi yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa inovasi merupakan suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang-barang yang dapt diamati atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi/pembaruan penemuan dilakukan untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan. Inovasi memiliki beberapa ciri, seperti dikemukakan oleh Rogers sebagai berikut:
1.keuntungan relative, sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimannya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya atau dari factor social, kesenangan, kepuasan atau karena mempunyai komonen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.
2. Kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian dengan nilai, pengalaman laud an kebutuhan penerima. Inovasi yang tidak sesuai norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.
3. Kompleksitas, yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerimannya.
4. Triabilitas, yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
5. Observabilitas, yaitu mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi.
B. Pendidikan
Pemdidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkann potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan music dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain< " saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya.
menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) yaitu sebagai berikut:
Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
Melestarikan kebudayaan.
Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam dekorasi.
Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
Memilih dan mengajarkan peranan social.
Menjamin integrasi social.
Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
Sumber inovasi social.
C. Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar dalam memperbaiki aspek-aspek pendidikan dalam praktiknya. Hamidjojo mengemukakan inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang berbeda dan kualitatif dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Ibrahim mendefinisikan inovasi pendidikan adalah inovasi (pembaruan) dalam bidang pendidikan atau inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah dalam bidang pendidikan. Inovasi pendidikan suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai satu hal yang baru bagi sesorang atau kelompok orang (masyarakat) baik berupa invensi atau diskoversi yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidijan atau masalah pendidikan.
Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi pendidikan adalah ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan atau masalah-masalah pendidikan. Menurut Tilaar inovasi pendidikan harus didukung oleh masyarakat untuk berubah. Apabila masyarakat belum menghendaki suatu sistem pendidikan yang diinginkan maka tidak mungkin suatu perubahan atau inovasi pendidikan terjadi.
Inovasi pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari empat aspek yaitu: tujuan pendidikan, struktur pendidikan dan pengajaran, metode kurikulum dan pengajaran serta perubahan terhadap aspek-aspek pendidikan dan proses (cece Wijaya, 1998, p.28). Inovasi dalam tujuan pendidikan dimulai pada tahun 1970 yang kini dikenal dengan Tujuan Instruksional Khusus(TIK), inovasi berlangsung lambat karena umumnya guru belum dapat membiasakan diri menjabarkan TIK. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran sekarang lebih menekankan pada aktivitas siswa sehingga dapat mengekplorasi kemampuannya untuk mendapatkan informasi dari pembelajaran yang sedang dihadapinya,
Sasaran program inovasi dalam pendidikan komponen-komponen yang terdapat dalam pendidikan yang dapat menciptakan inovasi. Pendidikan adalah suatu sistem maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti luas yaitu pendidikan nasional.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Difusi Inovasi
Sebagaimana dijelaskan pada BAB sebelumnya bahwa inovasi merupakan suatu pembaruan yang dilakukan untuk memecahkan masalah segala permasalahan guna mencapai tujuan tertentu dalam suatu sisten termasuk dalam pendidikan. Hasil inovasi disebarluaskan agar gagasan dari inovasi tersebyt dapat dirasakan manfaatnya baik oleh perorangan maupun dalam kelompok. Penyebarluasan gagasan inovasi disebut juga difusi inovasi. Difusi inovasi secara umum dimaknakan sebagai penyebarluasan dari gagasan dari suatu inovasi melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu diantara anggotan sistem social dalam masyarakat Everret M. Rogers (1983) menyebut difusi inovasi adalah proses mengkomunikasikan suatu inovasi kepada anggota suatu sistem social melalui saluran sistem komunikasi tertentu dan berlangsung sepanjang waktu.
Penyebarluasan inovasi dimaksudkan agar dapat diketahui dan kemudian di adopsi oleh kelompok masyarakat tertentu. Dalam penjelasan tersebut ada keterkaitan antara difusi, inovasi, dan komunikasi, termasuk difusi pendidikan, oleh karenanya difusi pendidikan adalah komunikasi untuk menyebarluaskan gagasan, ide karya dan sebagainya sebagai suatu produk inovasi pendidikan, saluran komunikasi yang digunakan merupakan alur suatu proses penyebarluasan pendidikan tersebut.
B. Faktor-faktor Penghambat Inovasi
Inovasi pendidikan merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru atau berupa praktik-praktik tertentu atau berupa produk dari suatu hadil olah piker dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu, yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan tertentu yang terjadi di masyarakat. Difusi inovasi pendidikan diartikan sebagai penyebarluasan dari gagsan inovasi pendidikan melalui proses komunikasi tertentu dalam rentang waktu tertentu diantara anggota sistem social masyarakat.
Dalam prosesnya difusi inovasi tidak serta mudah dilakukan, persoalannya seolah ada pemisah antara hal-hal yang diketahui sebagai produk inovasi dengan kemungkinan diadopsi atau tidaknya suatu inovasi dilapangan. Oleh sebab itu dalam proses difusi inovasi diperlukan waktu yang cukup lama, untuk menjadikan produk inovasi dapat diadopsi oleh seseorang atau kelompok masyarakat.
Dalam proses difusi inovasi Rogers (1983) mengemukakan ada empat cirri penting yang mempengaruhi cirri difusi inovasi, termasuk inovasi pendidikan, yaitu:
a.Esensi Inovasi itu Sendiri
Ada tiga hal yang berkaitan dengan esensi inovasi yaitu: teknologi, informasi dan pertimbangan ketidakpastian dan reinovasi. Dalam kadar tertentu makna inovasi sering identik dengan teknologi yang digunakan. Teknologi adalah suatu desain aksi kegiatan yang ditempuh guna mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibab dari hasil yang ingin dicapai. Bentuk teknologi itu sendiri berupa perangkat keras dan perangkat lunak
b.Saluran Komunikasi
pada penjelasan terdahulu dikemukakan bahwa komunikasi adalah suatu preoses dimana partisipan berbagi informasiuntuk mencapai pengertian satu sama lain. Lasswel (1948) menyebu dasar komunikasi adalah "who say what, in what channel, to whom and in with what effects".
komunikasi adalah suatu yang berkaitan dengan "siapa mengatakan ataumengemudikan apa, dengan saluran komunikasi apa, kepasa siapa dan dengan dampak apa (hasil yang dicapai).
Komunikasi adalah semua prosedur tentang pikiran seorang yang dapat mengpengaruhi pihak lain.
Komunikasi linier atau sering disebut juga komunikasi satu arah (one way communication).
"c.Faktor Waktu Dan Proses Penerimaan
Waktu merupakan hal penting dalam proses difusi inovasi. Proses keputusan inovasi pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilalui suatu individu atau kelompok, mulai dari pertana kali adanya inovasi,kemudian dilanjutkan dengan keputusan sikap terhadap inovasi, penetapan keputusan untuk menerima atau menolak, implementai inovasi dan konfirmasi atas keputusan inovasi yang dipilihnya. Berikut adalah tahapan dari model proses keputusan inovasi yaitu:
Tahap pengetahuan (Knowledge)
Individu membuka diri terhadap adanya suatu inovasi serta ingin mengetahui bagaimana fungsi dan peran inovasi tersebut memberkontribusi perbaikan di masa mendatang.
Tahap bujukan (persuation)
Tahap ini berlangsung manakala individu atau kelompok mulai membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi terhadap inovasi.
Tahap pengambilan keputusan (decision making)
Tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan aktifitas yang mengarah kepada keputusan untuk menerima atau menolak inovasi tersebut.
Tahap implementasi (implementation)
Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok menerapkan atau menggunakan inovasi dalam kegiatan organisasinya.
Tahap konfirmasi (cornfirmation)
Tahap dimana seseorang mencari penguatan terhadap keputusan inovasi yang dilakukannya.
b. Sistem Sosial
Sistem social merupakan unit yang berhubungan satu sama lain dalam tatanan masyarakat, dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa hal yang dikelompokan sebagai unit dan sistem social kemasyarakatan antara lain meliputi : individu anggota masyarakat, tokoh masyarakat, pemimpin formal, kyai, kelompok tertentu dalam masyarakat. Kesemuanya secara nyata baik langsung tidak langsung mempengaruhi dalam proses difusi inovasi yang dilakukan.
C. Kontribusi Inovasi Pendidikan
pada penjelasan sebelumnya bahwa suatu inovasi hasilnya diharapkan dapat diadopsi oleh seseorang atau kelompok masyarakat dan proses adopsi inovasi dipengaruhi oleh sistem internal organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan. Organisasi atau tatanan masyarakat yang baik dan stabil akan mengadopsi suatu inovasi dengan mempertimbangkan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Memiliki tujuan yang jelas
b. Memiliki kejelasan struktur otoritas atau kewenangan
c. Memiliki peraturan dasar atau peraturan umum
d. Memiliki pola hubungan informasi yang teruji
e.Memiliki pembagian tugas yang dideskripsikan secara jelas.
Dalam kaitannya dengan kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia, telah banyak dilakukan inovasi pendidikan dalam skala luas dengan biaya yang cukup besar, ataupun inovasi pada skala kecil dengan biaya sederhana dan hanya dilakukan pada kelompok yang terbatas, misalnya hanya terjadi dikelas tertentu, oleh guru tertentu. Terdapat lima kategori perbedaan individu yang harus diperhatikan dalam adopsi inovasi yaitu :
a. Para pembaharu atau pioneer/perintis(innovatos), yaitu mereka yang paling cepat mengadopsi inovasi dalam masyarakat.
b. Para adopter awal (early adopters), yaitu orang-orang yang tergolong cepat mengikuti kelompok innovator
c. Para kelompok nayoritas awal (early mayority). Yaitu mereka yang termasuk kelompok kebanyakan yang mau meniru cara baru apabila hal tersebut telah benar-benar berhasil.
d. Kelompok mayoritas akhir (late mayority), yaitu kelompok masal yang umumhya ragu-ragu terhadap pengatahuan baru.
e.Adopter akhir (late adopters), yaitu kelompok yang sangat skeptis, dam senantiasa rsiten terhadap perubahan.
Upaya pembaharuan dalam dunia pendidikan terus digulirkan baik di Negara maju maupun Negara berkembang. Pada umumnya pembaharuan pendidikan mempunyai kecenderungan mengemban misi memecahkan permasalahan yang dihadapi, khusu dalam bidang pendidikan. Permasalahan tersebut antara lain meliputi pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, efektivitas dan efisiensi pendidikan. Poensoen seperti yang dikutip hamidjojo (1974) mengungkap secara gembalang tentang tiga kecenderungan tentang kontribusu dan misi difusi inovasi, khususnya dalam bidang pendidikan.
- Difusi inovasi pendidikan cenderung mengembangkan dimensi demokratis, artinya difusi inovasi yang dilakukan mengemban misi atau kecenderungan untuk meninggalkan konsepsi pendidikan yang terbatas bagi kepentingan elite tertentu, menuju pada konsepsi pendidikan yang lebih demokratis. Misi ini memungkinkan terjadinya peningkatan pemerataan atau perluasan kesempatan memperoleh dan menikmati pendidikan sesuai dengan kemauan, kemampuan kompetensi yang dimilikinya. Kecenderungan ini ditandai dengan berubahnya berbbagai macam kebijaksanaan dan peraturan mulai dari anggaran belanja sampai adanya bantuan khusus bagi masyarakat yang kurang mampu, pengaturan kembali ke sistem ujian pengadaan kelas atau sekolah khusus untuk mempermudah orang masuk sekolah atau masuk dan melanjutkan kembali ke sekolah atau program pendidikan luar sekolah. Contoh program yang sudah dilakukan di Indonesia adalah gerakan (GNOT), pemberantasan buta huruf melalui kejar paket A, program kerjar usaha, SMP terbuka, Wajar Dikdas 9 Tahun, dan Universitas Terbuka. Semua itu menggambarkan kecenderungan pengembangan konsepsi pendidikan yang lebih demokratis.
- Inovasi pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi pendidikan yang berat sebelah dalam peningkatan kemampuan pribadi diantara pengetahuan, sikap dan keterampilan, menuju pada konsepsi pendidikan yang mengembangkan pola dan isi yang lebih komprehensif dalam rangka pengembangan seluruh potensi manusia secara menyeluruh dan utuh. Artinya pendidikan yang inovatif hendaknya dapat mengembangkan segenap potensi manusia tidak hanya aspek intelektual saja tapi mencakup seluruh aspek kepribadiannya secara utuh. Contohnya upaya pengembangan pembelajaran terpadu atau pengajaran unit pengajaran proyek dengan cara belajar siswa (CBSA), pengembangan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menarik (PAIKEM), model contextual learning, pendekatan saintifik pasa kurikulum 2013, ini merupakan berbagai upaya atau ikhtiar kea rah upaya pembaharuan pendidikan yang mengembangkan segenap potensi individu secara menyeluruh dan utuh.
- Pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi pendidikan yang bersifat individual menuju kea rah konsepsi pendidikan yang menggunakan perndekatan yang lebih kooperatif, dari konsepsi pendidikan yang boros menuju yang lebih efektif, efisien dan relevan dengan kebutuhan pembangunan. Di Indonesia telah banyak dilakukan berbagai upaya pembaharuan pendidikan baik dalam skala besar maupun kecil, baik yang telah dilaksanakan atau sedang dirintis dalam sistem pendidikan nasional. Upaya tersebut antara lain penggunaan analisis dan pendekatan sistemm dalam perencanaan pendidikan dan pengajarab di Indonesia, antara lain proyek pendidikan anak oleh masyarakat dan orang tua asuh (PAMONG), pengembangan sekolah dasar( SD Kecil), program bantuan professional bagi guru SD dan pengembangan Cara belajar Siswa Aktif (CBSA), program guru bantu sementara (Contract Teachers), pemberian bantuan langsung kepada kepala sekolah (School Block Grant), pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), dan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.
Melihat beberapa pembaharuan yang sudah dan sedang berjalan, pada dasarnya upaya pembaharuan pendidikan tersebut tertuju pada peningkatan mutu proses dan produk sistem pendidikan nasional, yang menyangkut peningkatan pemerataan kesempatan belajar. Sejalan dengan itu melalui berbagai pembaharuan terkandung pula tujuan yang lebih penting yakni meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta relevansi sistem pendidikan nasional dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan nasional. Dari uraian tersebut dikemukakan bahwa pendidikan yang dilaksanakan di Negara kita tertuju pada upaya mengadakan perubahan kea rag yang lebih baik dalam arti meningkatkan pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan pemerataan pelayanan pendidikanm meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikanm peningkatan kesesuaian proses dan hasil pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan, serta menigkatkan kesadaran dan kegemaran masyarakat untuk senantiasa belajar sepanjang hayat.
BAB IV
KESIMPULAN
Inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah piker dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan tertentu atau proses tertentu yang terjadi di masyarakat.
Difusi inovasi dimakan sebagau penyebarluasan dari gagasan inovasi tersebut melalu proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu diantara anggota sistem social masyarakat.
Komunikasi dimaknai sebagai proses penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan melalui saluran tertentu untuk tujuan tertentu. Hal ini juga terjadi pada pendidilan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi pendidikan adalah :
a.Essensi inovasi itu sendiri
b. Saluran komunikasi
c. Waktu dan proses pengambilan keputusan/
d. Sistem social
Organisasi atau tatan kemasyarakatan yang baik dan stabil akan mengadopsi suatu inovasi dengan mempertimbangkan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Memiliki tujuan yang jelas
b. Memiliki kejelasan struktur otoritas atau kewenangan
c. Memiliki peraturab dasar atau peraturan umum
d. Memiliki pola hubungan informasi yang teruji
e. Memiliki pembagian tugas yang dideskripsikan secara jelas
Lima perbedaan individu dalam inovasi, antara lain
+ innovators
+ adopter awal
+ mayoritas awal
+ mayoritas akhir
+adopter akhir
Difusi pendidikan cenderung mengembangkan dimensi demokratis, artinya difusiyang dilaksanakan mengemban misi untuk meninggalkan konsepsi oendidikan yang terbatas bagi kepentingan elit tertentu, menuju pada konsepsi pendidikan yang lebih demokratis. Misi ini memungkinkan terjadinya peningkatan pemerataan atan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan.