ISSN 0126-074X
HUBUNGAN POLA NUTRISI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI DTP DARMARAJA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2018 Oleh : Eenk
Jurnal Kajian Keperawatan Martenitas. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia 45363.
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan masih masalah komplek diberbagai belahan dunia. Angka kematian Ibu di Indonesia terdapat penurunan sebanyak 1712 orang. Hal ini disebabkan karena tidak tersedianya makanan secara adekuat yang dipengaruhi oleh perilaku ibu hamil . Menurut data Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2015 sebanyak 986 balita menderita gizi kurang dari keseluruhan jumlah balita 142.186 orang. Faktor status gizi kurang dipengaruhi oleh perilaku ibu dalam pembe p emberian rian makan makan dengan jenis asupan makanan, makanan, waktu dan frekuensi makanan. makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu dalam dalam pemberian makanan makanan pada balita usia 624. Jenis penelitian berupa deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling sebanyak 73 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner. Analisis yang dilakukan yaitu berupa distribusi frekuensi. Hasil penelitian
diperoleh 61,72% responden tidak hipertensi . Usia produktif 48,43%. 54,69% responden primipara. Hasil uji korelasi usia terhadap hipertensi dengan p-value = 0,000, sedangkan paritas terhadap hipertensi dengan p-value = 0,176. Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara usia dengan hipertensi hipertensi dan tidak terdapat hubungan hubungan antara paritas dengan hipertensi . Saran bagi petugas kesehatan khususnya petugas di Puskesmas untuk melakukan skrining untuk mengetahui preeclampsia, untuk memperhatikan usia, paritas pada ibu hamil dan melakukan penyuluhan pada ibu hamil.
Food intake is less due to lack of adequate food that is influenced by the behavior of mother toddler. According to data from the Health Office of Bandung in 2015, 986 children under five suffered less than the total number of under-fives of 142,186 people. Nutritional status factors are less influenced by the mother's behavior in feeding with the type of food intake, time and frequency of food. This study aims to determine the behavior of mothers in the feeding of children aged 6-24 months at Babakan Sari Health Center Bandung. The research type is descriptive with cross sectional approach. Population and samples used is purposive sampling technique as much as 73 people. The r esearch instrument used is questionnaire. The analysis is a frequency distribution. The results showed that the behavior of mothers in feeding got 71,2% less good category. Advice on the puskesmas can monitor the growth of toddlers and can be used as information that the age of the toddler is the age to consider especially in terms of food intake. intake. Kata Kunci
: Balita, Ibu, Pemberian Makanan, Perilaku
JURNAL PENELITIAN
1
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
ISSN 0126-074X PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan kondisi yang sedemikian kompleks. Kehamilan adalah suatu anugerah yang didambakan semua perempuan. Kehamilan dimulai dari proses pembuahan sampai terjadinya persalinan, lamanya kehamilan sekitar 40 minggu. Terkadang masalah yang muncul dalam kehamilan, dapat menyebabkan kematian. Dewasa ini angka mortalitas dan morbiditas ibu hamil masih menunjukkan angka yang tidak memuaskan (Sari, 2013). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi perhatian dunia internasional. Organisasi kesehatan dunia WHO ( World Health Organization ) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Hipertensi yang terjadi pada ibu hamil merupakan salah satu penyebab morbiditas morbiditas dan mortalitas ibu yang tinggi disamping kasus perdarahan dan infeksi. Telah diketahui bahwa kejadian hipertensi muncul pada kehamilan trimester III (WHO, ( WHO, 2016). Angka kematian Ibu di Indonesia terdapat penurunan. Menurut Kemenkes Kemenkes RI 2017 yang terupdate pada bulan Agustus tahun 2017 mendeskripsikan bahwa data yang dianalisis dari tahun 2015-2017 yaitu angka kematian ibu turun dari 4.999 tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017 (semester I) sebanyak 1712. Walapun angka kematian ibu di Indonesia akan tetapi menjadi masalah serius yang harus ditangani dengan optimal, salah satu penyebab kematian ibu hamil di Indonesia I ndonesia adalah kejadian hipertensi (Kemenkes RI, 2017). Menurut data Statistik Jawa Barat angka kematian ibu dari 1054 kematian Ibu di tahun 2012 menjadi 776 kematian Ibu di tahun 2014. Sedangkan menurut wilayah kabupaten dan kota di Jawa Barat
Kota Bandung tercatat AKI pada tahun 2015 sebanyak 26 ibu meninggal saat melahirkan, kabupaten Garut tahun 2016 sebanyak 70 kasus, dan Kabupaten Sumedang sendiri kasus kematian ibu hamil sebanyak 17 kasus (Profil Kemenkes RI, 2017). Faktor yang menjadi penyebab kematian Ibu di wilayah tersebut diantaranya adalah usia Ibu hamil di bawah 20 tahun (16-18 yang tercatatat), Jauh dari akses layanan persalinan (terlambat (ter lambat mendapat pertolongan), masyarakat masih menganut beberapa budaya lokal yang merugikan kesehatan Ibu Hamil, persalinan tanpa di bantu medis, Indikator penyakit penyakit (salah satunya hipertensi). Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan, tekanan darah mencapai nilai 140/90 mmHg atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal (Junaidi, 2010). Hipertensi pada kehamilan adalah kelainan malfungsi endotel pembuluh darah atau vaskular yang menyebar luas sehingga terjadi vasospasm e setelah usia kehamilan 20 minggu, mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan pengaktifan endotel yang menimbulkan terjadinya hipertensi, edema, dan dijumpai proteinuria 300 mg per 24 jam atau 30mg/dl (+1 pada dipstick) dengan nilai sangat fluktuatif saat pengambilan urin sewaktu (Brooks MD, 2011). Penyebab lain dari angka kematian ibu hamil adalah saborsi yang tidak aman, Kurang Gizi, Vitamin dan Nutrisi (Mohhad, 2016). Nutrisi adalah zat yang terkandung dalam makanan yang berguna dalam tubuh. Nutrisi mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu kehidupan manusia khususnya bagi ibu hamil, pada masa kehamilan. kebutuhan nutrisi
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
ISSN 0126-074X
hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan, dengan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan nutrisi ibu sebelum dan selama hamil ( Kardjati, 2015) Makanan yang bernutrisi tinggi sangatlah diperlukan untuk kebutuhan ibu hamil dan janinnya, makanan yang di makan ibu hamil harus cukup mengandung sumber energi, karbohidrat, lemak dan protein. Banyak orang berpendapat bahwa ibu hamil sama dengan “ makan untuk dua orang ” pendapat ini sebagian besar sudah tidak dipercaya lagi minimal dalam hal kuantitas, namun kualitas dalam makanan yang dimakan selama hamil perlu mendapat perhatian khusus untuk meningkatkan kesehatan yang optimal. Ibu hamil membutuhkan energi kalori yang lebih dari pada ibu yang tidak hamil. Penambahan ekstra kalori untuk ibu hamil tri-semester satu 150-200 kal/hari, trisemester dua 250-350 kal/hari, tri-semester tiga 400 kal/hari dan jumlah cairan yang dibutuhkan minimal 1500 ml/hari. Ibu hamil memerlukan makan yang mempunyai kelengkapan gizi hal ini penting terutama pada kehamilan berusia 20 minggu, pada masa ini sebaiknya ibu hamil tidak mengkonsumsi nutrisi yang tinggi natrium dan rendah protein karena dapat menyebabkan gangguan kehamilan seperti hipertensi (Almatsier 2014) Dampak dari gangguan pola nutrisi selama kehamilan bisa berakibat dengan semakin meningkatnya angka kejadian hipertensi yang di tandai dengan banyaknya ibu hamil dengan gejala tekanan darah tinggi, kelebihan kadar protein dalam urin, edema kaki, pengelihatan kabur, sesak nafas dan bisa berakibat fatal seperti menurunya kesadaran dan kejang hal ini paling sering terjadi pada ibu berusia tri-semester dua (Almatsier 2014).
Tetapi masih saja terdapat anggapan yang salah tentang kebutuhan makanan untuk ibu hamil, misalnya ibu hamil tidak boleh makan yang banyak dengan tujuan agar bayinya tidak t idak besar dan mudah dilahirkan. Padahal pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan (Soetjiningsih, 2013). Ibu hamil masih memperccayai hal tersebut, sehingga mereka mengurangi porsi makanan setiap harinya, dan akibatnya kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut kurang terpenuhi. Masalah tersebut menjadi salah satu penyebab banyaknya kasus perkembangan bayi yang tidak sempurna dan berat badan bayi yang dilahirkan tidak sesuai dengan berat badan normal. Kekurangan atau kelebihan nutrisi pada masa kehamilan dapat berakibat kurang baik bagi ibu dan perkembangan janin. janin. Kekurangan Nutrisi seperti asupan energi dan protein pada ibu hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR akan membawa resiko kematian, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. KEK juga dapat menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu (Soetjiningsih, 2013). Berdasarkan paparan dan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah ada Hubungan Antara Pola Nutririsi Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di DTP Darmaraja Kabupaten Sumedang. Tujuan Penelitian: Mengidentifikasi pola nutrisi, angka kejadian hipertensi hubungan antara pola nutririsi dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan (Sugiyono, 2014). Pada penelitian ini
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
ISSN 0126-074X
Pendekatan waktu dalam pengumpulan data menggunakan pendekatan cross sectional , yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point point time approach approach ) (Notoatmodjo, 2010). Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Perilaku ibu dalam pemberian makan pada balita usia 6-24 bulan Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ada dua macam variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen (Arikunto, 2014). Ada dua macam variabel, yaitu variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2014). Variabel independen penelitian ini yaitu Perilaku ibu dalam pemberian makan pada balita usia 6-24 bulan
Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Babakan Sari sebanyak 73 orang. Sampel Sampel adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel yang benar benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam, 2013). Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya yaitu menggunakan rumus minimal sampling dengan alasan karena jumlah populasi yang diketahui maka hendaknya dilakukan perhitungan atas pertimbangan pertimbangan sampel yang hendak dilakukan yang ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut : Inklusi a. Balita usia 6-24 bulan b. Balita tidak sakit berat c. Balita tidak sedang penyakit infeksi d. Bukan keluarga miskin
mengalami
Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena (Hidayat, 2012 ). Data yang diperoleh dari suatu pengukuran kemudian dianalisis dan dijadikan sebagai bukti (evidence) dari suatu penelitian. Kuisioner adalah suatu bentuk atau dokumen yang berisi beberapa item pertanyaan atau pernyataan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator. Pada penelitian ini instrumen yang akan digunakan yaitu berupa bentuk kuesioner yang beriisikan item pertanyaan. Pada penelitian ini terdapat 2 variabel dengan kuesioner yang berbeda yaitu : perilaku ibu dalam pemberian makan pada balita usia 6-24 bulan terdiri dari 16 16 pertanyaan menggunakan skala likert dengan skor jawaban 5=selalu, 4=sering, 3=kadangkadang, 2=tidak pernah. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk menguji ketepatan setiap item dalam mengukur instrumennya. Teknik uji yang digunakan adalah teknik Korelasi Item-Total melalui
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
ISSN 0126-074X
korelasikan dengan skor total seluruh item Instrumen (Arikunto, 2014).
yang valid atau setelah item yang tidak valid disisihkan.
Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi “product moment” moment” yang dirumuskan sebagai berikut :
Untuk mengukur reliabilitas secara statistik digunakan koefisien reliabilitas alpha cornbach yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : rxy: Indeks dikorelasikan
dua
variable
yang
X: Skor rata – rata – rata rata dari X Y: Skor rata – rata dari Y 2010)
(Arikunto,
Pada uji validitas ini peneliti hanya untuk kuesioner pemberian makan, yang dilakukan di Puskesmas Ibrahim Adjie dengan alasan memiliki karakteristik yang peneliti cari seperti ada status gizi buruk, melayani kesehatan pada balita. Jumlah yang diujikan sebanyak 30 orang dengan ketentuan ketentuan r tabel≥0,361 berarti valid dan jika r tabel <0,361 berarti tidak valid (Sugiyono, (Sugiyono, 2014). Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan di Puskesmas Ibrahim Adji dengan jumlah responden yang diujikan yaitu sebanyak 30 orang diketahui bahwa nilai r-tabel terendah sebesar 0,443 dan nilai r tabel tertinggi sebesar 0,987 keputusanya hasil r tabel tersebut tidak ada yang menunjukan kurang dari ketentuan nilai baku sebesar <0,361 yang artinya adalah seluruh item pertanyaan valid dan sudah layak untuk digunakan penelitian. penelitian. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan
Dimana :
: Koefisien reliabilitas alpha
K
: Banyaknya Banyaknya item pernyataan
s2j
: Varians skor setiap item
s2x
: Varians skor total
Ketentuan uji reliabilitas pada penelitian ini yaitu 0,6 jika r tbel ≥0,06 maka dikatakan reliabel dan jika <0,6 maka tidak reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan di Puskesmas Ibrahim Adji dengan jumlah responden yang diujikan yaitu sebanyak 30 orang. Hasil uji reliabilitas menunjukan 0,950>0,6 yang berarti reliabel dan item pertanyan tersebut sudah layak untuk digunakan penelitian.
Teknik Pengolahan Data Pada pengolahan data ini peneliti melakukan analisis data terdapat langkahlangkah yang harus ditempuh, diantaranya : Editing data, Coding data, Entry data, Cleaning data Analisis Data Analisa data yang merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan dengan menggunakan statistik, kemudian diberikan interpretasi
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
ISSN 0126-074X
balita usia 6-24 bulan yaitu dari jumlah pertanyaan dikalikan skor tertinggi dibagi dua, dengan alasan pembagian tersebut ditentukan dari nilai rata-rata jawaban jawaban responden yang kemudian dikategorikan sebagai berikut jika perilaku baik skor mean≥33,6 jika perilaku kurang baik skor mean<33,6 Setelah diketahui nilai hasil ukur analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Analisis Univariat yaitu untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel,(Notoatmodjo, 2012). Adapun analisis dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumus persentase frekuensi sebagai berikut:
=
100%
Keterangan : P : presentase untuk setiap kategori f : jumlah setiap kategori N : jumlah total responden
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian mengenai hubungan usia dan paritas terhadap hipertensi pada ibu hamil Gambaran usia, paritas dan hipertensi pada ibu hamil
Gambaran usia, paritas dengan hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas DTP Darmaraja Kabupaten Sumedang , disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Usia
f
%
<20 20-35 >35 Total
46 62 20 128
35,94 48,43 15,63 100
Pada tabel 4.1 distribusi frekuensi usia, dapat dilihat bahwa dari 128 responden, terdapat 46 responden (35,94%) dengan usia <20 tahun, terdapat 62 responden
(48,43%) dengan usia 20-35 tahun, dan terdapat 20 responden (15,63%) dengan usia >35 tahun. t ahun.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi paritas ibu hamil Paritas
f
%
Primipara
70
54,69
Multipara
58
45,31
Total
128
100
Pada tabel 4.2 distribusi frekuensi paritas, dapat dilihat bahwa dari 128 responden,
terdapat 70 (54,69%) primipara dan 58 responden (45,31%) multipara.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi hipertensi ibu hamil hamil Paritas Hipertensi
f
%
49
38,28
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
ISSN 0126-074X
responden, terdapat 49 (38,28%) hipertensi dan 79 responden (61,72%) tidak hipertensi .
Hubungan hipertensi
usia, paritas terhadap pada ibu hamil di
Puskesmas DTP Darmaraja Kabupaten Sumedang
Hubungan usia terhadap hipertensi ibu hamil
pada
Berikut ini adalah hasil koefisien korelasi mengenai hubungan usia terhadap hipertensi pada ibu ibu hamil
Tabel 4.4 Hubungan usia terhadap hipertensi pada ibu hamil DTP Darmaraja Kabupaten Sumedang
di Puskesmas
Berdasarkan table 4.4 hubungan usia bahwa terdapat hubungan hubungan usia terhadap terhadap hipertensi pada ibu hamil hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas diperoleh usia <20 ada 18 (39,1%) orang DTP Darmaraja Kabupaten Sumedang . tidak hipertensi dan 28 (60,9%) orang Hubungan paritas terhadap hipertensi hipertensi , usia 20-35 ada 55 (88,7%) pada ibu hamil tidak hipertensi , 7 (11,3%) orang Berikut ini adalah hasil koefisien korelasi hipertensi dan usia >35 ada 6 (30,0%) mengenai hubungan paritas terhadap tidak hipertensi , 14 (70,0%) orang hipertensi pada ibu ibu hamil hipertensi . Hasil uji statistik diperoleh pvalue = 0,000, maka dapat disimpulkan Tabel 4.5 Hubungan paritas terhadap hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas DTP Darmaraja Kabupaten Sumedang
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
ISSN 0126-074X
ibu hamil di Puskesmas DTP Darmaraja
Kabupaten
Pembahasan
Gambaran paritas pada ibu hamil
Gambaran usia pada ibu hamil
Berdasarkan tabel 4.2 tentang distribusi frekuensi paritas di Puskesmas DTP Darmaraja Kabupaten Sumedang , diketahui bahwa jumlah paritas responden terbanyak pada paritas primipara yaitu 70 responden (54,69%) .
Berdasarkan tabel 4.1 tentang distribusi frekuensi usia ibu hamil di Puskesmas DTP Darmaraja Kabupaten Sumedang , diketahui bahwa usia responden terbanyak pada usia 20-35 tahun yaitu 62 responden (48,43%). Hal ini menunjukkan banyak ibu hamil berada pada usia produktif. Usia adalah lama waktu hidup seseorang, dari sejak dirinya dilahirkan. Kehamilan di bawah usia <20 tahun beresiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan dikarenakan organ reproduksi di dalam tubuhnya masih belum matang secara sempurna. Kehamilan di atas usia >35 tahun menyebabkan perempuan terpapar pada komplikasi medik dan obstetrik seperti hipertensi /eklampsia dan perdarahan hingga menyebabkan kematian ibu dan janin. Pada usia 20-35 tahun adalah usia paling aman untuk hamil atau bersalin.5 Pada usia 20-35 merupakan waktu yang paling tepat untuk menikah dan hamil. Karena di usia tersebut kondisi fisik masih sangat bagus untuk hamil. Elastisitas panggul masih bagus, rahim dalam dala m kondisi prima, risiko keguguran kecil karena sel telur relatif muda dan kuat meski di trimester pertama, kualitas sel telur yang baik memperkecil kemungkinan ke mungkinan bayi ba yi lahir cacat akibat ketidaknormalan jumlah kromosom dan fisik masih cukup kuat untuk hamil maupun melahirkan 10.
Sumedang
Hal ini menunjukkan ibu hamil berada pada paritas yang beresiko tinggi. Frekuensi lebih tinggi terjadi pada primipara daripada multipara. Pada primipara dengan hipertensi dapat mengalami kelainan aktivasi imun dan hal ini dapat menghambat invasi trovoblas pada pembuluh darah ibu. Sehingga hipertensi lebih sering terjadi pada perempuan yang terpajan antigen paternal untuk yang pertama kali seperti kehamilan pertama kali atau kehamilan pertama dengan pasangan baru 9. Berdasarkan teori, penelitian terdahulu dan hasil penelitian ini. Penulis menyimpulkan bahwa paritas ibu hamil berada pada usia beresiko. Karena diketahui pada primipara imun ibu hamil dapat terpajan antigen paternal dan dapat menghambat menghambat invasi trobovlas pada pembuluh darah.
Gambaran hipertensi di Puskesmas DTP Darmaraja Kabupaten Sumedang
Berdasarkan tabel 4.3 tentang distribusi frekuensi hipertensi di Puskesmas DTP Darmaraja Kabupaten Sumedang ,
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
ISSN 0126-074X
sistolik antara 140-160 mmhg dan tekanan darahdiastolik 90-110 mmhg, proteinuria minimal (< 2g/l/24 jam), disertai gangguan fungsi organ. Berdasarkan teori dan hasil penelitian ini. Penulis menyimpulkan bahwa hipertensi pada ibu hamil banyak ibu hamil tidak mengalami hipertensi .
Hubungan usia pada ibu hamil
terhadap
hipertensi
Berdasarkan tabel 4.4 hubungan usia terhadap hipertensi pada ibu hamil diperoleh usia <20 ada 18 (39,1%) orang tidak hipertensi dan 28 (60,9%) orang hipertensi , usia 20-35 ada 55 (88,7%) tidak hipertensi , 7 (11,3%) orang hipertensi dan usia >35 ada 6 (30,0%) tidak hipertensi , 14 (70,0%) orang hipertensi . Hasil uji statistik diperoleh pvalue = 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan hubungan usia terhadap hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas DTP Darmaraja Kabupaten Sumedang . Kehamilan pada ibu dengan usia kurang dari 20 tahun mempunyai resiko mengalami anemia, gangguan tumbuh kembang janin, keguguran, prematurus dan BBLR, gangguan persalinan dan hipertensi . Kemudian hamil atau bersalin diusia >35 tahun juga sangat berisiko, karena pada usia tersebut fungsi organ reproduksi juga sudah mulai mengalami penurunan sehingga tidak dapat bekerja secara maksimal. Terjadi peningkatan hubungan usia terhadap preeklamsi pada perempuan
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitriani, di Rumah Sakit Yudha Depok bahwa hasil penelitian ibu hamil terbanyak pada usia produktif. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara usia ibu hamil terhadap preeclampsia (p- value = 0.033). Berdasarkan teori, penelitian terdahulu dan hasil penelitian ini. Penulis menyimpulkan bahwa terdapat hubungan usia terhadap hipertensi pada ibu ibu hamil. Usia ibu hamil sesuai dengan usia yang diharapkan yaitu usia produktif. Sehingga dapat diketahui bahwa kondisi ini berada ke fase yang aman untuk hamil sampai melahirkan.
Hubungan paritas terhadap hipertensi pada ibu hamil
Berdasarkan tabel 4.5 hubungan paritas terhadap hipertensi pada ibu hamil diperoleh ibu primipara ada 39 (55,7%) orang tidak hipertensi dan 31 (44,3%) orang hipertensi hipertensi dan ibu multipara multipara ada 40 40 (69,0%) tidak hipertensi , 18 (31,0%) orang hipertensi , hasil penelitian dengan menggunakan uji Continuity Correction yaitu p-value = 0,176, dimana p- value > 0,05, sehingga Ho gagal ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antara usia terhadap hipertensi hipertensi pada ibu ibu hamil Frekuensi lebih tinggi terjadi pada primipara daripada dar ipada multipara. Berdasarkan Berdasarka n Sudhaberata, pada primipara dengan hipertensi dapat mengalami kelainan aktivasi imun dan hal ini dapat
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
ISSN 0126-074X
paritas terhadap hipertensi pada ibu hamil. Berarti paritas bukan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi . Berdasarkan teori, penelitian terdahulu dan hasil penelitian ini. Penulis menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan hubungan paritas terhadap hipertensi pada ibu hamil. Penelitian di Puskesmas DTP Darmaraja Pada bab ini disajikan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang “Hubungan usia dan da n paritas terhadap hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Padasuka Kota Bandung”, dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada usia 20-35 ibu hamil terdapat terdapat 62 responden (48,43%). 2. Pada jumlah paritas ibu hamil terdapat 70 (54,69%) primipara. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang diusulkan yaitu : 1. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti mengharapkan bahwa untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih banyak lagi. Dan dapat 41 menjadi data pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian tentang usia, paritas, dan hipertensi . 2. Bagi Puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dalam upaya menurunkan tingkat kejadian
Kabupaten Sumedang menunjukkan menunjukkan bahwa paritas terbanyak berada pada primipara yaitu 70 (54,69%), menunjukkan menunjukkan bahwa berada pada kehamilan beresiko. Tetapi dari hasil uji Chi-Square tidak terdapat hubungan antara paritas terhadap hipertensi dengan p-value = 0,176. SIMPULAN DAN SARAN
3. Pada kejadian hipertensi ibu hamil terdapat 79 responden (61,72%) tidak hipertensi . 4. Terdapat hubungan antara usia terhadap hipertensi pada ibu ibu hamil di Puskesmas Puskesmas Padasuka Kota Bandung, didapat hasil p-value 0,000. 5. Tidak terdapat hubungan antara paritas terhadap hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Padasuka Kota Bandung, didapat hasil p-value 0,176.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. IBG(e). 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC,pp 401-31 WHO. 2013. Profil Kesehatan dan Pembangunan Perempuan Indonesia Indonesia. Jakarta : Bhakti Husada Cunningham F. G., 2006. Gangguan Hipertensi Hipertensi Dalam Kehamilan. Dalam Obstetri Williams. Edisi 18. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
ISSN 0126-074X
Sopiyudin. 2010. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel . Edisi ke-21. Jakarta : Salemba Medika Hoetomo,2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Mitra Pelajar Wiknjosastro, H, dkk, editor. 2007.Preeklampsia Dan Eklampsia. Dalam :Ilmu Kebidanan. Kebidanan. Edisi III. Cetakan Kesembilan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. pp.281-300 Prawirohardjo, S., 2008. Ilmu Kebidanan. Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Profil Kesehatan 2008. Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. 2005. Pedoman Pengelolaan Hipertensi Hipertensi Dalam Kehamilan Kehamilan di Indonesia. Semarang : POGI. pp. 128
Rochjati, Poedji, 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil,Pengendalian Faktor Resiko, Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi, Surabaya : Airlangga University Press.h 38-9 Wibowo dan Rachimhadi. 2006. Preeklampsia Dan Eklampsia, Dalam :Ilmu Kebidanan. Kebidanan. Edisi III. Jakarta : Yayasan bina pustaka sarwono prawiroharjo, pp. 281-99 Notoatmodjo,S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: PT. RinekaCipta Arikunto, S.2007. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta Sutanto, P. H. 2001. Modul Analisis Data. Depok Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Keperawatan Maternitas. Maternitas. Jakarta : EGC.