JURNAL PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA “ INDRA RASA KULIT”
Disusun Oleh : Aprilina Ikawati 2443014077 / T
PROGAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI
BAB 1. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui presepsi nyeri
BAB 2. LANDASAN TEORI
I.
Mekanisme Sensoris dan Motoris pada Indera Peraba (Kulit)
Alat indera mempunyai selsel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbondioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor. Sedangkan reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan luar disebut eksoreseptor. Kulit merupakan indera peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll. Kulit berfungsi sebagai indera perasa dan peraba. Kulit peka terhadap rangsang yang berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan sakit/nyeri. A. Struktur Kulit Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis : 1. Lapisan epidermis tersusun atas beberapa lapisan, yaitu lapisan korneum, lapisan lusidum, lapisan granulosum, dan lapisan graminativum.
2. Lapisan dermis tersusun atas jaringan lemak, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, serta berbagai saraf yang menerima rangsang untuk rasa nyeri, panas, dingin, sentuhan, dan tekanan.
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin,sakit,tekanan.
Tipetipe reseptor sensoris pada kulit : a. Mekanoreseptor, berkaitan dengan indera peraba, tekanan, getaran atau kinestesi (gerak). b. Thermoreseptor, berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi panas dan dingin . c. Reseptor nyeri, berkaitan dengan mekanisme protektif bagi kulit. Reseptor pada kulit : a. Lapisan epidermis = mendeteksi dentuhan Merkel’s disc : untuk mendeteksi sentuhan oleh orang lain yang tidak di kenal. Meisner’s corpuscle : untuk mendeteksi sentuhan orang yang di kenal. b. Lapisan dermis Reseptor Ruf ini’s : mendeteksi panas Reseptor End Krause : mendeksi dingin Reseptor Paccini’s : untuk mendeteksi tekanan atau biasa berupa pijitan
Reseptor Free Nerve Ending : untuk mendeteksi rasa sakit, jangkauannya lebih luas dibandingkan reseptor lain karena tersebar di seluruh permukaan kulit.
B. Fungsi Kulit Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang, sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan, sebagai alat ekskresi, serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis. Selain kulit sebagai alat indera peraba, kulit juga berfungsi sebagai berikut : 1. Sebagai tempat menyimpan lemak (merupakan cadangan makanan). 2. Sebagai tempat pembuatan vitamin D (tempat mengubah provitamin/bakal vitamin D menjadi vitamin D). Mekanisme kerja kulit adalah Kita meraba suatu benda = rangsangan diterima oleh ujungujung syaraf peraba = rangsang diteruskan ke otak = otak memproses sehingga kita dapat merasakan kasar, halus, panas atau dingin suatu benda BAB. 3. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Bak air es 9. Stampel Bak air panas 40°C 10. Balsam Bak air suhu 30°C 11. Stopwatch Kerucut kuningan 12. Tinta hitam Pensil 13. Alat Hardy-Wolf Jangka 14. Jangka Alcohol 15. Kertas penggosok Cincin logam berbagai ukuran 17. Kotak timbangan Benda-benda kecil berbagai bentuk ‘ 16. Orang
A. PALEO SENSIBILITIES:
A.I. Rasa –rasa panas dan dingin Rasa panas dan dingin tidak ditentukan oleh suhu suatu benda yang sebenarnya, melainkan oleh kecepatan hilangnya panas atau mendapatkan panas oleh kulit. 1a. Sediakanlah 3 buah bak yang masing-masing berisi : I.air es, II. Air panas 400C & III. Air dengan suhu ± 300C 1b. Masukkan telunjuk kanan ke dalam air es dan telunjuk kiri ke dalam air 400 Catatlah perasaan yang saudara alami. 1c. Kemudian segera masukkan kedua telunjuk saudara ke dalam bak III : air dengan suhu ± 300C. Catatlah dan terangkan perasaan yang saudara alami. 2a. Tempatkanlah punggung tangan saudara ±10 cm di depan mulut dan tiuplah kulit punggung tangan itu perlahan-lahan. Catatlah rasa yang saudara alami. 2b. Basahilah punggung tangan itu dengan air dahulu, kemudian tiuplah seperti percobaan tersebut di atas. Catat pula rasa yang saudara alami. 2c. Oleskan punggung tangan saudara dengan alkohol atau eter dahulu, kemudian tiuplah lagi. Rasa yang bagaimanakah yang saudara alami sekarang? Terangkan. A.II. Reaksi –reaksi di kulit : Rasa – rasa panas, dingin, raba/tekan dan nyeri dihantarkan oleh serat-serat syaraf yang terpisah, yang menghubungkan titik di kulit. Kepadatan titik – titik di berbagai-bagai tempat di kulit tidaklah sama. 1. Letakkan telapak tangan kiri di atas meja dan tandailah satu daerah 3x3 cm dengan stempel yang telah tersedia. Tutuplah mata orang percobaan. 2. Selidikilah secara teratur mengikuti garis-garis sejajar titik-titik panas dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah direndam di dalam air panas 500C (sebelum diletakkan pada telapak tangan, keringkan dahulu kerucut itu dengan handuk). Berilah tanda pada titik-titik itu dengan tinta hitam.
3. Lakukan percobaan tersebut diatas untuk menentukan titik-titik dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah direndam di dalam air es. 4. Lakukan percobaan tersebut di atas untuk menentukan titik tekanan dengan menggunakan aesthesiometer rambut dari Frey, dan juga titiktitik nyeri dengan menggunakan jarum. 5. Lakukanlah percobaan tersebut (no.2 sampai dengan 4) untuk daerahdaerah lengan bawah, kuduk dan pipi. B. NEO – SENSIBILITIES B.I Lokalisasi rasa tekan: 1. Tutuplah mata orang percobaan, kemudian tekanlah ujung pensil dengan kuat pada ujung jarinya. 2. Suruhlah orang percobaan menunjukkan dengan pensil tempat yang telah dirangsang itu. 3. Ulangi percobaan tersebut 3x dan tentukan jarak-jarak rata-ratanya. 4. Lakukan percobaan tersebut untuk daerah-daerah telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi dan kuduk. B.II. Diskriminasi rasa tekan 1,. Tutuplah mata orang percobaan, kemudian tekanlah kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada ujung jarinya. 2. Ambillah mula-mula jarak ujung jangka yang kecil sehingga orang percobaan belum dapat membedakan 2 titik. Kemudian perbesarlah jarak ujung jangka setiap kali dengan 2 mm, hingga tepat dibedakan 2 titik oleh orang percobaan. 3. Ulangi percobaan ini dengan jarak ujung jangka yang besar dahulu, kemudian dikecilkan setiap kali dengan 2 mm sampai ambang deskriminasi. Ambillah jarak rata-rata dari tindakan no 2 dan 3. 4. Lakukan percobaan no 1. s/d no. 3, tetapi sekarang dengan menekankan kedua ujung jangka secara berturut-turut (successif). 5. Tentukanlah dengan cara-cara tersebut di atas ambang deskriminasi 2 titik untuk daerah-daerah kuduk, bibir, pipi dan lidah.
6a. Ambillah sekarang jarak tervesar antara ujung-ujung jangka yang masih dirasakan sebagai 1 titik oleh kulit depan telinga. 6b. Gerakkanlah sekarang jangka tersebut mulai dari bkulit depan telinga kearah pipi, bibir atas dan bibir bawah. Catatlah yang saudara alami. B.II. Deskriminasi kekuatan rangsangan. Hukum Weber-Fechner Kemampuan untuk membedakan kekuatan ransangan rasa-rasa, pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya. 1. Tutuplah mata orang percobaan dan letakkan tangannya di atas meja dengan telapak tanggannya ke atas. 2. Letakkan kotak timbangan dengan beban 5 gr. Didalamnya pada ujung-ujung jarinya. 3. Tambahkan setiap kali ke dalam kotak timbangan suatu bebaban, sampai orang percobaan tepat dapt membedakan tambahan berat. Catatlah berat permulaan (+kotak timbangan). Dan berat terakhir itu. 4. Lakukanlah percobaan no.2 dan no.3 dengan beban mula-mula di dalam kotak berturut-turut 10gr, 50 gr dan 100 gr. B.IV. Kemampuan diskrimainasi Dalam melakukan praktikum ini seringkali timbul kesukaran karena yang dipakai adalah orang-orang sehat dan normal kemampuan diskriminasinya. Oleh sebab itu sebaiknya dilakukan perbandingan kemampuan diskriminasi antara tangan (yang normal) dengan lengan bawah atau kuduk. Kemampuan deskriminasi kekasaran 1. Suruhlah orang percobaan dengan mata tertutup meraba-raba dengan ujung jarinya kertas penggosok yang berbeda-beda derajat kekasarannya. 2. Bagaimanakah daya pembedaannya? Ulangi percobaan tersebut dengan lengan bawahnya. Kemampuan diskriminasi ukuran:
1. Tekanlah pada telapak tangan orang percobaan (mata tertutup) cincin logam dari bermacam-macam ukuran. 2. Ulangi percobaan ini dengan lengan bawahnya. Kemampuan diskriminasi bentuk: 1. Dengan mata tertutup suruhlah orang percobaan memegang benda-benda kecil yang tersedia dan suruhlah menyebutkan benda-benda tersebut (lingkaranlingkaran, empat persegi panjang, segi tiga, bulat lonjong, dll). 2. Ulangi percobaan ini dengan lengan bawahnya. II.
Rasa Nyeri Kulit dan Otot
Rasa nyeri timbul oleh rangsangan yang merusak. Rasa nyeri ini terutama berfungsi untuk perlindungan, mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang terkena. Modalitas rasa nyeri dibagi atas submodalitas nyeri somatik dan nyeri visera. Nyeri somatik dibagi menjadi submodalitas nyeri permukaan dan nyeri dalam zat kimia pada kadar tertentu dapat menimbulkan nyeri (mis. Asetilkolin, serotonin, histamin yang menimbulkan rasa gatal) (Syaifuddin, 2006). Pada otot jantung yang mengalami iskemia, nosiseptor akan terangasang menimbulkan rasa nyeri yang disebut angina pektoris. Alat dalam yang mengandung reseptor nyeri (mis. Usus, ureter dan empedu). Reseptor nyeri peka terhadap rangsangan yang kuat sehingga terjadi nyeri visera yang disebut kolik (Syaifuddin, 2006). Rasa propriosepsi berasal dari dalam tubuh sendiri atau disebut juga rasa dalam. Reseptor tidak terdapat pada kulit tetapi di bagian yang lebih dalam yaitu di dalam otot, tendo dan sendi. Informasi propriosepsis dihantarkan ke medulla spinalis melalui kolom dorsal masuk ke serebelum. Sebagian berjalan ke laminikus medial dan talamus ke korteks. Impuls berasal dari kompran otot, organ sensorik di dalam, dan sekitar sendi. Neuron dalam korteks sensoris berespons terhadap gerakan-gerakan tertentu (Syaifuddin, 2006).
Terdapat tiga submodalitas yaitu: a. Rasa gatal mengindrai posisi bagian-bagian tubuh di dalam ruangan atau posisi ruas sendi tubuh yang satu dengan ruas sendi yang berdekatan. Rasa ini sedikit sekali bahkan mugkin tidak beradaptasi. b. Rasa gerak mengindrai gerak setip sendi. Beberapa besar perubahan sudut dan kecepatan gerak pada sendi yang bergerak. c. Rasa kekuatan. Berapa besar kekuatan/tahanan yang dikerahkan dialami oleh gerk otot itu (Syaifuddin, 2006). Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara lain yaitu iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat, alergi, dan lain-lain. Adapun gejala gangguan kulit antara lain : 1. Gatal-gatal (saat pagi, siang, malam, ataupun sepanjang hari) 2. Muncul bintik-bintik merah (kemerahan), kehitaman, bercak keputihan, bentolbentol, berair dan bengkak. 3. Timbul ruam-ruam, bersisik. 4. Kadang disertai demam (Pearce, 2009). Resptor untuk rasa propriosepei ini adalah kumparan otot dan alat tendo goldi yang terdapat dalam kapsul sendi. Dalam kehidupan sehari-hari alat indra ini tidak bekerja sendiri-sendiri. Indra ini bekerja secara terpadu dalam mengindrai suatu benda. Rasa raba, rasa suhu, dan rasa propriosepsi, semuanya berperan untuk berfungsinya alat-alat indra ini dengan baik dan diperlukan fungsi sistem saraf pusat (Syaifuddin, 2006). Nyeri proyeksi Nyeri timbul bila ransangan bukan pada reseptornya tetapi langsung pada serat saraf disalah satutempat dalam perjalanan sarafnya. Nyerinya bukan pada tempat ransangan tetapi pada proyeksi perifer (ujung) serat saraf yang bersangkutan (Syaifuddin, 2006). Nyeri alih Nyeri alih terjadi bila rangsangan rasa nyeri berasal dari alat dalam. Serat saraf yang teransang di alat dalam dan serat saraf dari kulit satu segamen dengan alat dalam samasama bersinaps pada satu neuron yang sama menimbulkan eksitasi (ransangan) sehingga impuls diteruskan ke susunan saraf pusat (SSP). Oleh SSP rasa nyeri yang timbul diinterprestasikan datang dari kulit (Syaifuddin, 2006).
Hiperalgesia Salah satu bentuk nyeri khusus yang dialami oleh penderita yang kulitnya terkena ransangan noniseptif. Misalnya, terik matahari dan luka bakar. Bagian yang luka mengalami vasodilatasi dan rasa nyeri. Lama kelamaan bagian yang nyeri akan menjadi lebih peka terhadap rangsangan mekanik. Kemungkinan rasa nyeri ditimbulkan oleh zat kimia yang dilepaskan oleh jaringan yang rusak, vasodilatasi dapat berlangsung sampai beberapa hari. Hipalgesia Hipalgesia adalah menurunnya rasa nyeri atau analgesia karena kerusakan saraf atau tindakan analgesia dengan obat atau tusuk jarum. Hal ini biasanya disertai dengan hilangnya modalitas rasa (anestesia) (Syaifuddin, 2006). BAB 4. TATA KERJA Untuk percobaan ini dipakai alat dari Hardy-Wolff, yaitu terdiri dari lampu proyeksi yang dapat memusatkan sinar-sinarnya menembus suatu lubang (diafragma). Kekuatan radiasi sinar ditentukan dengan sebuah rheostat yang disusun seri dengan lampu. Lama penyinaran diukur dengan stopwatch. 1. Hitamkan (dengan tinta hitam) suatu daerah kecil di kulit lengan bawah, kemudian tempelkan diafragma alat Hardy- Wolff pada kulit tersebut. 2. Lakukan penyinaran dengan kekuatan radiasi yang rendah selama 10 detik. Untuk ini haruslah diatur rheostat. 3. Geserkan tombol rheostat sehingga kekuatan radiasi meningkat dan sinari lagi kulit yang dihitamkan tersebut selama 10 detik. 4. Lakukanlah tindakan no.3 dengan setiap kali menggeser tombol rheostat, sampai orang percobaan merasa nyeri setiap ditusuk-tusuk. 5. Catatlah angka yang ditunjuk rheostat dan lama penyinaran dalam detik. Ini merupakan nilai ambang rasa nyeri orang percobaan. 6. A. Pengaruh mengalihkan perhatian: 7. Ulangi tindakan no,1 s/d no.4 tetapi sekarang dengan mengalihkan perhatian orang oercobaan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menyuruh orang
percobaan menggaruk-garuk atau mengancamnya dengan ransangan arus listrik atau cara-cara lain yang serupa. 8. Catalah besarnya radiasi dan waktu radiasi yang didapati. B. Pengaruh Hyperaemia: 9. Gosoklah kulit yang telah dihitamkan itu dengan balsam yang tersedia, kemudian ulangi tindakan no.1 s/d no. 4 tersebut di atas. 10. Catatlah hasil-hasil yang didapatkan. C. Pengaruh Analgesia: 11. Berilah orang percobaan tablet Novalgin untuk ditelan. Tunggu kurang lebih 30 menit, kemudian ulangi tindakan no.1 s/d no. 4 tersebut di atas. 12. Catatlah hasil yang didapatkan.
Daftar Pustaka Campbell, Neil. A, Jane B. Reece. 2010. Biologi edisi 8 jilid 3. Jakarta: Erlangga http://psdasar.lab.gunadarma.ac.id/wpcontent/uploads/2014/06/InderaPeraba.pdf http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/11/INDERAMekanismesensorisdanmotoris.pdf +1 Rekomendasikan in Syaifuddin.2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC.2121