Kenaikan Titik Didih
1.
2.
Percobaan ini dilakukan untuk mempelajari kenaikan titik didih larutan non elektrolit berdasarkan jenis dan jumlah zat terlarut dan hubungannya dengan tekanan uap larutan. Teori ini berkaitan langsung dengan sifat koligatif larutan. Untuk mengetahui tekanan uap dari larutan yang bercampur digunakan hukum Raoult. Dalam percobaan ini dilakukan 2 kali pengamatan. Pengamatan pertama dilakukan pada 10 ml kloroform dengan penambahan aseton secara berkala sebanyak 5 kali setelah tercapai titik didih masing- masing 2 ml, 4ml, 6ml, dan 10 ml. pada pengamatan ini di anggap kloroform sebagai pelarut dan aseton sebagai zat terlarut. Pengamatan kedua dilakukan pada 10 ml aseton dengan penambahan kloroform secara berkala sebanyak 5 kali setelah tercapai tiitk didih masing- masing 2ml, 4ml, 6ml, dan 10 ml.Pada pengamatan ini di anggap aseton pelarut dan kloroform sebagai zat terlarut. Penambahan aseton dalam 10 ml kloroform Sebelum dilakukan penambahan aseton kedalam kloroform terlebih dahulu ditentukan titik didih dari kloroform murni. Kloroform murni di dapat mendidih pada suhu 580 C. hal ini didapat dengan cara mengamati tetesan pertama kloroform pada pipa kapiler. Hal ini tidak sesuai dengan teori. Berdasarkan teori diketahui bahwa kloroform mendidih pada suhu sekitar 600 C – 620 C. perbedaan hasil pengamatan dengan teori disebabkan karena kurangnya ketelitian praktikan dalam mengamati titik didih kloroform. Diperkirakan hal ini terjadi karena tetesan pertama pada suhu 380C ini bukanlah tetesan dari kloroform melainkan tetesan air yang tertinggal dalam labu refluks ketika membersihkan alat tersebut. Selanjutnya diamati perubahan titik didih kloroform dalam setiap penambahan aseton: Penambahan 2 ml didapat titk didih 600 C Penambahan 4 ml didapat titik didih 620 C Penambahan 6 ml didapat titik didih 64 0C Penambahan 8 ml didapat titik didih730C Penambahan 10 ml didapat titik didih 74 0C Campuran aseton dan kloroform termasuk larutan biner tipe minimum karena memiliki titik minimum yaitu keadaan tekanan uap lebih rendah dari tekanan uap kedua cairan murni. Hal, ini disebabkan daya tarik antar partikel lebih besar dari partikel sejenis sehingga sulit untuk menguap. Penambahan kloroform dalam 10 ml aseton Sebelum dilakukan penambahan kloroform kedalam aseton terlebih dahulu ditentukan titik didih dari aseton murni. Aseton murni di dapat mendidih pada suhu 550 C. Hal ini didapat dengan cara mengamati tetesan pertama aseton pada termometer. hal ini sedikit tidak sesuai dengan teori. Berdasarkan teori diketahui bahwa aseton mendidih pada suhu sekitar 560 C. Perbedaan hasil pengamatan dengan teori disebabkan karena dipengaruhi oleh tekanan udara lingkungan atau tekanan udara luar. Selanjutnya diamati perubahan titik didih aseton dalam setiap penambahan kloroform: Penambahan 2 ml didapat titk didih 610 C Penambahan 4 ml didapat titik didih 690 C Penambahan 6 ml didapat titik didih720C Penambahan 8 ml didapat titik didih 74 0C Penambahan 10 ml didapat titik didih 75 0C Kenaikan titik didih saat ditambahakannya zat terlarut disebabkan karena antara zat terlarut dan pelarut akan berinteraksi membentuk ikatan,sehingga akan butuh energi yang
kuat untuk memutuskan ikatan tersebut ,sedangkan ketika hanya zat pelarut saja yang didihkan interaksi yang terjadi hanya antara pelarut dengan pelarut. Tekanan uap jenuh adalah tekanan parsial cairan murni pada saat setimbang.Saat penambahan zat terlarut pada pelarut terjadi penurunan tekanan uap, karena pada saat hanya pelarut saja uapnya akan bebas untuk menguap sedangkan jika ditambah zat terlarut maka uap pelarut tadi akan terhalang untuk menguap sehingga uap akan sedikit keluar dan mengakibatkan tekanan uapnya rendah. Penyimpangn hukun Raoult terjadi karena interaksi antara partikel sejenis tidak sama dengan interaksi antara partikel tak sejenisnya. Jika penyimpangan positif interaksi partikel sejenisnya akan lebih besar dari interaksi partikel tak sejenisnya, dan untuk penyimpangan negatif akan lebih kecil. Pada pengolahan data, didapat bahwa jika komposisi larutan ( kloroform + aseton ) diubah, terjadi penurunan tekanan uap larutan. Hal ini disebabkan karena ikatan hydrogen yang terbentuk, mengakibatkan komponennya lebih sulit menguap. Akibatnya jumlah uap semakin sedikit atau dengan kata lain uap semakin kecil. G.JAWABAN PERTANYAAN Pertanyaan Awal Pengertian larutan ideal dan non ideal Larutan ideal adalah larutan dengan molekul semua komponen hampir sama sehingga kedudukan molekul satu komponen dapat digantikan oleh molekul komponen lain berupa perubahan warna dan energi atau dengan kata lain larutan dengan interaksi molekul sejenis sama kekuatannya dengan interaksi molekul berbeda jenis. Larutan non ideal adalah larutan dengan interaksi molekul sejenis dan komponen berbeda dengan interaksi molekul berbeda jenis. Pertanyaan akhir Larutan kloroform dan aseton tidak merupakan larutan ideal. Ini disebabkan karena interaksi antara partikel sejenis tidak sama kekuatannya dengan interaksi antar partikel tak sejenis, yang dicerminkan oleh terjadinya perbedaan titik didih larutan dengan titik didih komponen murninya. Penyimpangan yang terjadi adalah penyimpangan negatif.
Titik didih klorofom murni hasil percobaan adalah 58oC, pada literatur adalah 61oC. Hasil percobaan menjukkan bahwa titik didih campuran lebih tinggi dari pada titik didih komponen murninya. Selisih perbandingan komponen juga berpengaruh, semakin sedikit selisihnya maka semakin tinggi titik didihnya, misalnya 8ml klorofom banding 2ml aseton memiliki titik didih lebih rendah daripada titik didih 6ml klorofom banding 4ml aseton, yaitu 60oC banding 61oC. Hal ini menunjukkan bahwa fraksi mol berbanding lurus dengan temperatur. Percobaan ini menggambarkan bahwa harga mol fraksi larutan merupakan komposisi larutan. Aseton adalah senyawa yang mudah menguap dibandingkan kloroform dengan titik didih aseton = 56,530C sedangkan kloroform = 61°C. Bila dalam campuran volume aseton lebih banyak dari pada kloroform maka membutuhkan suhu yang tinggi walaupun aseton memiliki titik didih yang lebih rendah dari pada klorofrom. Apabila perbandingan volume klorofom lebih sedikit dari pada aseton, maka tidak membutuhkan suhu yang tinggi untuk menguapkan aseton, sehingga residu hanya berisi kloroform.misalnya volume 8 ml aseton : 2 ml kloroform, maka aseton akan menguap terlebuh dahulu dengan titik didih yang tidak terlalu tinggi. Bila hasil destilat diuapkan terus menerus, maka dihasilkan residu kloroform murni.
etiap zat cair pada suhu tertentu mempunyai tekanan uap jenuh tertentu dan mempunyai harga yang tetap. Zat cair akan mendidih dalam keadaan terbuka jika tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan atmosfer. Pada saat udara mempunyai tekanan 1 atm, air mendidih pada suhu 100°C, tetapi jika dalam zat cair itu dilarutkan suatu zat, maka tekanan uap jenuh air itu akan berkurang. Penurunan tekanan uap jenuh larutan yang lebih rendah dibanding tekanan uap jenuh pelarut murni menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni.
Simbolik Selisih antara titik didih suatu larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih larutan
Titik didih air yang sering disebutkan 100°C adalah titik didih normal yaitu titik didih pada tekanan 760 mmHg. Samakah titik didih air di daerah Anda dengan titik didih air di puncak gunung yang lebih tinggi dari daerah Anda? Mengapa demikian? Titik didih dan titik beku suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara luar. Suatu zat cair mendidih pada saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan udara luar. Di puncak gunung tekanan udara luar lebih rendah sehingga untuk menyamakan tekanan uap jenuh zat cair yang didihkan lebih cepat tercapai, hal ini berarti titik didihnya lebih rendah. Demikian halnya pengaruh zat terlarut dalam zat cair (pelarut). Pada tekanan udara luar 760 mmHg, air mendidih pada suhu 100°C. Dengan adanya zat terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap larutan, sehingga pada suhu 100°C larutan air belum mendidih karena tekanan uapnya belum mencapai 760 mmHg. Untuk mencapai tekanan uap 760 mmHg maka perlu dipanaskan lebih tinggi lagi akibatnya larutan mendidih pada suhu lebih dari 100°C. Ini berarti bahwa titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murninya. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih (∆Tb ).
E4lektodinamika - rinto.staff.ugm.ac.id/wp-content/.../elektrodinamika.pdf Fisdas2 shobru.files.wordpress.com/.../fisdas2_5-compatibility-mod... Gayadanmedanmagnet www.phys.itb.ac.id/~khbasar/.../GayadanMedanMagnet.pdf 07 yasmanrianto.staff.gunadarma.ac.id/.../07+Magnetisme+2.p...