LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR PERCOBAAN V PENENTUAN TITIK DIDIH
OLEH :
NAMA
: BUYUN DWI YUNIARTI R.
NO. STAMBUK
: F1F1 11124
KELOMPOK
:5
KELAS
:A
ASISTEN
: SARLAN, S.Si
JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2011
PENENTUAN TITIK DIDIH A. TUJUAN Adapun tujuan dari praktikum ini adalah menentukan titik didih zat cair dengan mentukan titik pengembunannya pada tabung yang terbuka. B. LANDASAN TEORI Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar (tekanan yang digunakan pada permukaan cairan). Apabila tekanan sama dengan tekanan luar, maka gelombang uap dapat terbentuk dalam cairan dapat mendorong air kepermukaan menuju fase gas. Oleh karena itu, titik didih suatu cairan tergantung pada tekanan luarnya. Dan sebagaimana telah kita ketahui bahwa air murni pada tekanan 1 atm mempunyai titik didih 100°C, akan tetapi apabia kita melarutkan suatu zat ke dalam air, maka titik didih larutan akan semakin tinggi dari 100°C (Silian, 2008). Penambahan kecepatan panas pada cairan yang mendidih akan mempercepat terbentuknya gelembung uap air. Cairan pun akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Titik didih cairan tergantung pada besarnya tekanan atmosfer. Titik didih pada tekanan 1 atm dinamakan sebagai “titik didih normal”. Pada tekanan yang lebih besar maka titik didihnya juga lebih tinggi, dan begitu juga sebaliknya. Suhu yang tetap konstan dari cairan yang mendidih dapat dibuktikan bila kita merebus makanan. Waktu air mendidih, suhu akan tetap selama ada air disekeliling makanan tersebut berarti selama airnya belum habis makanan tak ada yang hangus. Hal ini membuktikan bahwa titik didih berubah dengan berubahnya tekanan (Wibowo, 2009). Pada referensi lain mengatakan bahwa Titik didih suatu cairan ialah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar. Titik didih suatu cairan bergantung pada tekanan luar. Penurunan tekanan uap suatu cairan akibat adanya zat terlarut membawa konsekuensi bagi titik didih cairan tersebut. Pada setiap suhu, suatu larutan memiliki tekanan uap yang lebih rendah daripada pelarut murninya, akibatnya suatu larutan akan memiliki titik didih yang lebih tinggi dari pelarut murninya karena energi diperlukan lebih banyak untuk dapat menyamakan tekanan uap larutan dengan tekanan udara luar, energi yang lebih tinggi didapat dari suhu yang dinaikkan. Adanya
penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni (Desi, 2010). Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut menara gelembung. Makin ke atas, suhu dalam menara fraksionasi itu makin rendah. Hal itu menyebabkan komponen dengan titik didih lebih tinggi akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian seterusnya, sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas (Permana, 2007). Titik cair dan titik didih halogen meningkat dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya gaya dispersi antarmolekul halogen sesuai bertambahnya massa molekul relatif (Mr). Titik leleh dan titik didih unsur periode ketiga dari natrium ke kanan meningkat dan mencapai puncaknya pada silikon, kemudian turun. Dari natrium sampai aluminium titik leleh dan titik didih meningkat seiring bertambah kuatnya ikatan logam karena bertambahnya jumlah elektron valensi. Silikon memiliki titik leleh dan titik didih tertinggi karena silikon memiliki struktur kovalen raksasa dimana setiap atom silikon terikat secara kovalen pada empat atom silikon lainnya. Zat dengan struktur seperti ini memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat tinggi (Pangajuanto dan Rahmidi, 2007).
C. ALAT DAN BAHAN a. Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1. Hot plate 2. Statif dan klem 3. Termometer 4. Tabung reaksi 2 buah 5. Gelas kimia 250 ml 6. Botol semprot b. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1. Minyak goreng 2. Garam 3. Larutan etanol 4. Air aquades
D. PROSEDUR KERJA
Minyak Dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 ml Minyak dalam gelas kimia 250 ml Ditempatkan diatas hot plate Direndam tabung reaksi berisi etanol ke dalam minyak sampai permukaan etanol dalam tabung reaksi sejajar dengan minyak. Dipasangkan termometer Dipanaskan Diamati Diulangi prosedur diatas dengan mengganti etanol dengan air dan air tambah garam
Hasil pengamatan.....?
E. HASIL PENGAMATAN 1. Gambar rangkaian alat
Keterangan gambar : 1
1. statif 2. klem
3
3. termometer
2 4
4. tabung reaksi 5
5. gelas kimia 250 ml
6
6. hot plate
2. Data pengamatan No
Cairan
Suhu (°C)
1
Etanol
67
2
Air
100
3
Air garam
101
F. PEMBAHASAN Seperti yang telah dijelaskan pada teori bahwa titik diidh suatu ciran adalah suhu pada saat tekanan uap cairan adalah sama dengan tekanan luarnya, 1 atmosfer dan sebagaimana telah kita ketahui bahwa air murni pada tekanan 1 atm mempunyai titik didih 100°C. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas . Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya Gaya tarik antara molekul cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat , titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tariknya lemah maka titik didihnya rendah. Pada percobaan dalam menentukan titik didih ini, zat yang akan ditentukan titik didihnya adalah larutan etanol, air, dan air campur garam. Hal pertama yang dilakukan adalah memasukkan minyak ke dalam gelas kimia 250 ml, kemudian gelas yang telah berisi minyak tersebut ditempatkan di atas hot plate, tabung reaksi berisi etanol direndam dalam minyak tesebut sampai permukaan etanol sejajar dengan minyak setelah itu, dipasangkan termometer dalam tabung reaksi etanol serta mulai dipanaskan secara perlahan – lahan lalu diamati. Hal yang sama juga dilakukan pada larutan air dan air garam. Tujuan dipanaskan secara perlahan agar suhu temperaturnya naik secara perlahan sehingga minyak tidak terlalu cepat panas. Bila minyak tersebut tidak dipanaskan secara perlahan, maka tabung reaksi yang ada di dalam minyak akan meledak. Dalam percobaan ini, minyak dipilih sebagai larutan perantara untuk membuat larutan etanol, air dan air tambah garam dapat mendidih secara merata. Biasanya pada suhu kamar, minyak mempunyai titik didih 200°C, dengan titik didih yang lebih tinggi dari ketiga larutan yang akan diuji maka minyak dipilih sebagai larutan perantaranya. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa larutan etanol mendidih pada suhu 67°C, air mendidih pada suhu 100°C, dan larutan air garam mendidih pada suhu 101°C. suhu tersebut telah mencapai maksimum, sehingga walaupun temperatur dinaikkan suhunya akan selalu tetap. Saat air berada dalam keadaan mendidih, gelembunggelembung besar mulai terbentuk dalam cairan akan naik ke permukaan. Bila gelembung itu telah terbentuk, cairan yang tadinya menempati ruang ini didorong dan permukaan cairan pada wadah dipaksa naik untuk melawan tekanan ke bawah yang ditimbulkan oleh
atmosfer. Begitupun saat larutan etanol dan air garam dalam keadaan mendidih. Suhu pada saat cairan mendidih disebut “titik didih”. Jadi titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Penambahan kecepatan panas pada cairan yang mendidih akan mempercepat terbentuknya gelembung uap larutan yang didihkan. Cairan pun akan lebih cepat mendidih , tapi suhu didih tidak naik. Titik didih cairan tergantung pada besarnya tekanan atmosfer. Faktor yang mempengaruhi titk didih suatu larutan diantaranya adalah tekanan, konsentrasi larutan, berat molekul dan ikatan hidrogen. Semakin besar berat molekul suatu larutan maka semakin tinggi titik didih larutan tersebut, begitu pula dengan tekanannya. Pada tekanan yang sama, titik didih air lebih tinggi dari titik didih larutan etanol padahal jika dilihat dari massa molekul relatif (Mr) larutan etanol lebih besar daripada air. Hal ini disebabkan oleh ikatan hidrogen yang dimiliki oleh air lebih kuat dari etanol walaupun massa molekul relative air lebih kecil dari etanol tetapi ikatan hidrogen suatu larutan juga ikut mempengaruhi titik didih. Semakin kuat ikatan hidrogen larutan maka semakin tinggi titik didihnya. Adapun pada larutan air garam, titik didihnya tidak jauh berbeda dengan air. Titik didih larutan garam sedikit lebih tinggi dari air karena air telah ditambahkan oleh zat terlarut yaitu garam. Perlu diketahui bahwa volume larutan tidak mempengaruhi kenaikan titik didih namun hanya mempengaruhi lamanya pemanasan larutan itu.
G. Kesimpulan Dari hasil percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa pada tekanan yang sama titik didih larutan etanol sebesar 67°C, titik didih air sebesar 100°C, dan titik didih air garam sebesar 101°C.
DAFTAR PUSTAKA Wibowo, Fredi, 2009, Titik leleh dan Titik Didih, http://fredi-36-a1. blog spot.com/ 2009/11/titik-leleh-dan-titik-didih.html, Diakses 3 November 2011. Silian, Radinal, 2008, Penetapan Kemurnian dan Identitas http://www.scribd.com /doc/18817743/ Bundel-Lab-Kimia-Organik, Diakses 3 November 2011. Desi, 2010, Sifat Koligatif Larutan, http://industri10yusup.blog.mercubuana.ac.id/2010 /11/03/larutan -oleh-dessy/, Diakses 3 November 2011. Permana, Irvan. 2007, Memahami Kimia SMA / MA, Bandung: Intan Pariwara. Pangajuanto dan Rahmidi. 2007, Kimia 3, Surakarta: PT. Grahadi.