Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarkat (UKM) F.2 Upaya Kesehatan Lingkungan
Pemantauan Keadaan Lingkungan dan Perilaku Santri Pondok Pesantren AlMubaarok Manggisan, Mudal, Kabupaten Wonosobo.
Oleh : dr. Yenny Sri S.
Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Mojotengah Wonosobo (Juli 2013-November 2013)
F.2 Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Puskesmas Mojotengah, Wonosobo Juli 2013-November 2013
Pemantauan Keadaan Lingkungan dan Perilaku Santri Pondok Pesantren AlMubaarok Manggisan, Mudal, Kabupaten Wonosobo.
dr. Yenny Sri S. Latar belakang
Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional islam untuk mempelajari, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Memang tidak bisa dipungkiri besarnya peran serta masyarakat pondok pesantren dalam membangun bangsa ini, dan menempati peran penting dalam berbagai aspek pembangunan, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, maupun dalam dalam bidang kesehatan. Dalam
bidang
kesehatan,
pondok
pesantren
mempunyai potensi yang cukup besar dalam mewujudkan masyarakat yang sehat. Ini dikarenakan, pola dasar pesantren adalah sebuah asrama dimana para santri beserta ustadnya tinggal bersama dan berada dalam lingkungan komplek pesantren. Sehingga pesantren dapat memulai dengan menata lingkungan dan masyarakatnya, lalu memberi contoh dan mengembangkan ke lingkungan sekitarnya. Namun akhir-akhir ini nama pondok pesantren menjadi kurang baik dikarenakan banyak pondok pesantren yang tidak memperhatikan kebersihan dan kesehatan sehingga tidak sedikit santri yang menderita penyakit
menular
berbasis
lingkungan
dan
perilaku
seperti
tuberkulosis paru, paru , Iinfeksi saluran pernapasan atas, diare dan penyakit kulit.
Permasalahan
Pesantren adalah suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama Islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggalnya. Image yang selama ini berkembang di masyarakat bahwa pondok pesantren merupakan tempat kumuh, kondisi lingkungannya tidak sehat, dan pola kehidupan yang ditunjukkan oleh santrinya sering kali kotor, lusuh dan sama sekali tidak menunjang pola hidup yang sehat. Beberapa sifat buruk yang susah sekali ditinggalkan oleh para santri yaitu kebiasaan tidur hingga lupa waktu dan pola hidup kotor karena malas bersih-bersih. pesantren
gemar
sekali
anak
bertukar/pinjam-meminjam
pakaian, handuk, sarung bahkan bantal, guling dan kasurnya kepada sesamanya, Perilaku hidup bersih dan sehat terutama kebersihan perseorangan di pondok pesantren pada umumnya kurang mendapatkan perhatian dari santri. Faktanya, sebagian pesantren tumbuh dalam lingkungan yang kumuh, tempat mandi dan WC yang kotor, lingkungan yang lembab, dan sanitasi buruk. Ditambah lagi dengan perilaku tidak sehat, seperti
menggantung
pakaian
di
kamar,
tidak
membolehkan pakaian santri putri dijemur di bawah terik matahari, dan saling bertukar pakai benda pribadi, seperti sisir dan handuk. Sehingga disinilah kunci akrabnya penyakit ini dengan dunia dunia pesantren. Kondisi seperti ini sangat memungkinkan terjadinya penularan penyakit scabies , kudis, diare dan ispa. apabila para santri dan pengelolanya tidak sadar akan pentingnya
menjaga kebersihan baik kebersihan lingkungan maupun personal hygiene.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Upaya kesehatan lingkungan akan dilakukan dengan mengadakan suatu survey di salah satu pondok pesantren di desa Manggisan, Mudal yaitu pondok pesantren Almubaarok. Survey tersebut dilaksanakan pada hari Jumat, 11 Oktober 2013 dengan memantau keadaan lingkungan dalam pondok pesantren meliputi kamar santri, kamar mandi, jemuran, mushola. Survey yang dilakukan menggunakan kuesioner inspeksi sanitasi pondok pesantren 2010, poin yang dinilai diantaranya
kebersihan
luar
dan
dalam
bangunan,
konstruksi bangunan (lantai, dinding, ventilasi, langitlangit, atap, dan pencahayaan), kesehatan asrama (ruang tidur, tempat tidur), kesehatan fasilitas / sarana sanitasi (penyediaan air bersih, kamar mandi/jamban, peturasan, sarana pembuangan air limbah), tempat pembuangan sampah, tempat pengelolaan makanan (dapur, ruang makan).
Pelaksanaan
Pondok Pesantren Almubaarok merupakan salah satu pendidikan yang ada di Manggisan, Mudal, pondok pesantren ini mempunyai konsep pendidikan pengabungan antara pendidikan formal dengan pesantren. Santri yang tinggal di lingkungan Pondok Pesantren Almubaarok memiliki tingkat social ekonomi yang rata-rata, ada dari menengah dan menengah kebawah. Pondok Pesantren dengan luas kurang lebih 15.000 m 2 dengan jumlah keseluruhan santriwan atau santriwati adalah 475 orang yang terdiri dari 285 siswa (santri) dan 190 siswi
(santriwati). Fasilitas pondok pesantren ada satu aula (ruang serba guna) putra dengan luas 287 m 2, satu aula (ruang serba guna) putrid dengan luas 147 m 2, 3 ruang kantor, satu area MCK putra dengan luas 50 m 2 (satu area terdapat 11 kamar mandi), satu area MCK putrid dengan luas 50 m2 (satu area terdapat 10 kamar mandi), 21 asrama putra dengan luas 4X4 m 2 ada 6 kamar dan dengan luas 3X3 m2 ada 15 kamar, 14 kamar putri dengan luas 3X3 m 2, satu ruang koprasi dengan luas 18 m 2, lima ruang belajar, 2
satu ruang perpustakaan dengan luas 18 m , empat ruang poskestren dengan luas 84 m 2, dan masjid dengan luas 600 m2 . Kebersihan luar bangunan dan dalam bangunan bersih, tertata rapi, tidak tampak sampah berserakan, dan penggunaannya sesuai dengan peruntukkannya. Konstruksi bangunan dari lantai, dinding, ventilasi, langit-langit, atap, dan pencahayaan cukup. Santri di Pondok Pesantren Almubaarok biasanya tidur dengan cara meletakkan kasur atau tikar dilantai kamar tidur sebagai tempat tidur mereka. Masing-masing kamar dihuni oleh 18-25 orang tergantung pada luasnya kamar, dan tersedia lemari pakaian dan rak buku disetiap kamar, dan tersedia 3-4 ember baju kotor disetiap kamar. Sumber air untuk minum yang digunakan di pondok pesantren dari PDAM, sumber air untuk mandi dan cucicuci berasal dari kali prapuk Baik kamar mandi maupun tempat-tempat untuk menampung air di bersihkan satu kali setiap minggunya. Putra dibersihkan setiap hari kamis, putrid dibersihkan setiap hari jumat. Pondok pesantren ini mempunyai satu dapur yang menggunakan kompor “grajen” dan biasanya santri dan santriwan makan didepan kamar masing-masing, karena pondok pesantren tidak
punya ruang makan khusus. khusus. Dari hasil kunjungan dan analisis sanitasi lingkungan didapatkan
hasil
lingkungan
pondok
pesantren
Almubaarok Manggisan, Mudal, Mojotengah, Kabupaten Wonosobo
dinyatakan
memenuhi
syarat.
Hal
ini
berdasarkan perhitungan menggunakan scoring kuesioner formulir inspeksi sanitasi pondok pesantren 2010 yang dimiliki oleh Puskesmas Mojotengah.
Monitoring dan Evaluasi
Beberapa hal yang perlu dibenahi. Keadaan beberapa kamar santri dan santriwan yang hanya memiliki satu jendela didepan, dan tidak mempunyai lubang udara yang lain dikarenakan takut diintip oleh orang sekitar, kualitas air bersih untuk keperluan MCK yang kurang jernih walaupun tidak berbau dan tidak berasa, keadaan kamar santri dan santriwan dengan luas yang tidak memadai untuk menampung 18-25 orang. Beberapa hal diatas tidak bias diperbaiki secara cepat karena mengingat keterbatasan dana yang tersedia. Sebagai monitoring, akan dilakukan kunjungan ulang setiap 6 bulan sekali dari pihak sanitasi lingkungan ponpes. ponpes.
Komentar/saran pembimbing :
Wonosobo,
Oktober 2013
Peserta,
Pendamping
(dr. Yenny Sri S.)
(dr. Dewanti Retnaningtyas) NIP. 197006032002122001 197006032002122001
Santriwati sedang senam pagi setiap hari jumat
Salah satu kamar santri
Kamar mandi santri
Jemuran santri
Kantin Pondok Pesantren