BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya restorasi adalah penggantian jaringan keras gigi yang telah rusak dengan bahan yang diletakkan pada gigi tersebut untuk waktu yang tidak terbatas. Untuk mencegah kerusakan gigi maka sedapat mungkin dipertahankan dengan suatu restorasi. Restorasi terdiri dari beberapa jenis antara lain restorasi plastis seperti amalgam, resin komposit, GIC, dan restorasi jenis nonplastis yaitu inlay (Yanti dan Nasti, 2002). Menurut Rainhart (1989) dalam Yanti dan Nasti, persentase restorasi meningkat sesuai dengan bertambahnya umur. Selain itu karena kebutuhan estetika semakin luas, penggunaan restorasi resin komposit telah banyak dilakukan di lokasi posterior (Jordan, 1993). Oleh karena itu diperlukan instrument-instrumen untuk mendukung kerja dari restorasi maupun preparasi suatu kavitas untuk mencapai hasil yang maksimum. Sebelum melakukan restorasi diperlukan terlebih dahulu pembuatan suatu kavitas atau dipreparasi terlebih dahulu. Sebelum mempertimbangkan pembuatan suatu kavitas, instrument yang diperlukan hendaknya Disiapkan lebih dahulu sehingga pada pelaksanaan nantinya sudah tersedia alat yang sesuai. Sering terjadi rancangan preparasi dengan mudah ditentukan tetapi pelaksanaannya tidak mungkin dilakukan. Operator terpengaruh oleh instrument yang ada tetapi tidak mau dijadikan kambing hitam atas tidak baiknya hasil preparasi karena teknik atau pemilihan alat yang salah. Kadang-
Instrumen Operative Dentistry
1
kadang dilupakan bahwa sesungguhnya kavitas-kavitas kecil harus ditangani oleh isntrumen yang kecil pula, baik waktu preparasi kavitas maupun waktu restorasi. Pada garis besarnya instrument dibagi dalam dua kategori yakni instrument putar atau instrument rotatif (rotary instrument), dan instrument genggam (hand isntrumen). Sebagaimana halnya dengan aspek lain dalam kehidupan, sepanjang keadaannya memungkinkan orang akan selalu memakai instrument mekanik. Sebagian besar prosedur operatif dalam mulut dilaksankan dengan menggunakan instrument putar sehingga instrument jenis ini akan dibahas lebih dahulu. 1.2 TUJUAN DAN MANFAAT 1. Mahasiswa mengetahui intrumens-intrumen kedokteran gigi 2. Mahasiswa mengetahui intrumen untuk konservasi gigi 3. Mahasiswa mengetahui fungsi instrumen-intrumen tersebut 4. Mahasiswa mengetahui pemakaian instrumen secara teoritis 5. Mahasiswa mengetahui cara-cara untuk mensterilkan, merawat dan menjaga intrumen-intrumen tersebut 1.3 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pembagian instrumen dalam konservasi gigi ? 2. Bagaimana penggunaannya ? 3. Bagaimana fungsi masing-masing alat tersebut ? 4. Bagaimana cara merawat ? 5. Bagaimana cara mensterilkan ? 6. Bagaimana cara agar alat-alat tersebut nyaman dipakai saat kerja ?
Instrumen Operative Dentistry
2
BAB II PEMBAHASAN Instrumen dipakai untuk memeriksa, membersihkan, memotong, dan merestorasi gigi. tipe utamanya adalah instrumen genggam dan instrumen rotatif yang digerakkan dengan henpis. Tipe lain yang tidak termasuk tipe di atas adalah cahaya sinar optik untuk iluminasi, sinar untuk polimerisasi bahan-bahan tertentu, dan skeler ultrasonik (Pickard, 2002: 95). 2.1 Instrument Putar Instrument ini dibagi menjadi berkecepatan tinggi dan berkecepatan rendah. Instrumen yang berkecepatan tinggi digunakan bagi pembuangan jaringan keras gigi dan tumpatan lama, sedangkan instrument yang berkecepatan rendah terutama digunakan untuk pembuangan karies, penghalusan, penyempurnaan dan pemolesan. Metode lain untuk menentukan klasifikasi instrumen-instrumen putar adalah menurut kecepatannya. Walaupun semua instrumen dapat digunakan pada berbagai kecepatan, ada dua rentang kecepatan dasar yang umum digunakan, yaitu kecepatan tinggi (100.000 – 300.000 rpm) dan kecepatan rendah (500 - 1500 rpm) (Baum, 1997: 61). 2.1.1. Instrumen Kecepatan Tinggi Instrumen kecepatan tinggi adalah turbin yang digerakan udara dan umumnya digunakan bagi preparasi kavitas karena dapat dengan cepat membuang email, dentin, dan bahan tambal tanpa kesukaran. Turbin dikendalikan melalui tombol kaki. Kecepatan turbin, bergantung kepada macamnya, biasanya berkisar antara 250.000-450.000 rpm. Generasi turbin sekarang mempunyai kecepatan Instrumen Operative Dentistry
3
sedikit di atas 250.000, mempunyai turbin yang luas agar kekuatannya lebih besar dan kepalanya dibuat menguncup agar ujung bur mudah dilihat (Pittford)
Gambar : Dental High Speed Fiber Optic Alat ini disebut OEM dental high speed fiber optic handpiece-140 memiliki kecepatan rotasi lebih dari 400.000 round/min, iluminasi lebih dari 25.000 lux (3.3V) dengan daya tahan lampu lebih dari 3000 jam; berbahan dasar vitreous badan serat optic dengan tekanan udara 200-220 Kpa. Alat ini memiliki tiga lubang semprot dengan tekanan udara operasi: 0,25 0,27 Mpa. Tingkat kebisingan kurang dari 68 desibel dan harus disterilisasikan dengan autoclave di 135oC (Fatimatuzzahro dan Apriyono, 2012:138)
Gambar : Henpis berturbin
Instrumen Operative Dentistry
4
Bur tajam akan memotong email dan dentin dengan cepat. Aplikasi tekanan tidak diperlukan dan justru tidak dikehendaki karena akan mendorong terjadinya pemotongan dan timbulnya panas yang berlebihan atau bahkan macetnya bur.
Gambar : Bur bulat tungsten carbide, bur fissure tungsten carbide, bur fissure intan sejajar Menurut Pittford (1993:33) Diameter kepala bur tak pernah besar karena: 1. Memang tidak perlu dan sebagai bur yang berkecepatan tinggi dengan diameter kecil pun dapat mengambil jaringan gigi dengan cepat. 2. Diameter besar yang berputar dalam kecepatan tinggi akan membebani bantalan dan lubang turbinnya. Bur besar yang yang retensinya dalam lubang
turbinnya
dengan
sistem
genggam
bisa
terlepas
dan
membahayakan. 2.1.2
Instrumen Kecepatan Rendah Instrumen kecepatan rendah telah terlebih dahulu dipakai ketimbang henpis
dengan turbin udara tetapi kini tidak lagi rutin dipakai dalam preparasi kavitas karena mmbutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak. Namun dengan demikian kekerasan email tidak selalu dapat diapresisasi oleh operator modern
Instrumen Operative Dentistry
5
yang mungkin belum pernah melakukan preparasi kavitas seluruhnya dengan instrumen kecepatan rendah. Intrumen kecepatan rendah digunakan bagi prosedur seperti pengerokan karies, menyempurnakan alur retensi dikavitas, penyelesaian akhir kavitas dan restorasi, serta pemolesan.
Gambar : bur bulat yang dipasang pada henpis menyudut kecepatan rendah
Gambar : bur bulat, bur fissure rata, bur fissure kuncup, bur inverted Bur-bur tersedia dalam berbagai ragam nomor. Nomor disesuaikan dengan diameter kepala burnya. Penomoran yang seringkali dipakai adalah dari ISO (organization for standardization). Selain bur untuk preparasi kavitas tersedia pula beragam bur baja berlaur banyak untuk penyelesaian preparasi dan restorasi. Bur intan dan tungsten carbide juga tersedia bagi henpis kecepatan rendah, walaupun jenis nomornya lebih sedikit daripada kecepatan tinggi.
Instrumen Operative Dentistry
6
Batu-batu ini digunakan untuk mengasah email, dentin dan restorasi. Pada tahun belakangan ini, poin karet abrasif untuk menghaluskan permukaan restorasi telah tersedia di pasaran.
Gambar: Bur sikat Henpis kecepatan rendah biasanya mempunyai kepala yang dapat ditukartukar yang fungsinya untuk merendahkan atau mempercepat kecepatan; kepala henpis untuk meningkatkan kecepatan hanya dapat dipasangi bur turbin karena kecepatan dapat mencapai 160.000 rpm. Disamping itu, kepala henpis dengan bantalan tertutup juga dibuat bagi prosedur pemolesan sehingga masuknya partikel abrasive yang dapat merusak mekanisme kerja dapat dicegah. Untuk menghaluskan permukaan yang dapat diambil dengan disk digunakan disk fine grit. Sedangkan untuk menghaluskan restorasi pada permukaan fasioproksimal dan linguoproksimal digunakan finishing strip (Ariningrum, 2001:33) 2.2
Instrumen Gengam Banyak instrumen jenis ini dikembangkan sebelum menyebar luasnya
instrumen rotatif, sehingga variasinya banyak tetapi kini tak banyak operator yang
Instrumen Operative Dentistry
7
menggunakan ragamnya yang banyak tersebut. Pembahasanya didasarkan pada guna masing-masing alat. 1. Instrument untuk Pemeriksaan a. Kaca Mulut Kaca mulut terdiri dari kaca bulat yang terpasang pada gagang. Alat ini memungkinkan operator melihat bagian distal gigi, merupakan refraktor bagi pipi dan lidah, dan sering sekedar digunakan untuk memantulkan cahaya ke permukaan gigi.
Gambar : Kaca Mulut Permukaan kaca biasanya datar; kaca mulut yang permukaannya di depan lebih bermanfaat daripada yang dibelakang karena bayangan lebih tajam, walaupun konsekuensinya tergoresnya permukaan lebih serius. Operator yang berpengalaman mula-mula akan sukar sekali bekerja karena semua gerakan terlihat terbalik. b. Sonde (explorer)
Instrumen Operative Dentistry
8
Sonde ini digunakan untuk memeriksa keutuhan permukaan gigi dan tepi restorasi. Juga digunakan untuk menilai kekerasan dentin selama preparasi kavitas dalam perawatan karies. Untuk mendeteksi karies di permukaan proksimal, dipakai sonde lengkung pendek dan difungsikan kedua kedua ujungnnya (sonde Briault).
Gambar : Sonde Sonde biasanya juga digunakan untuk mengukur kedalaman poket periodontium. Untuk kepentingan ini digunakan sonde khusus dengan ujung tumpul dan diberi skala millimeter sehingga kedalaman poket dapat diukur dengan lebih akurat. c. Pinset Pinset mempunyai paruh bergerigi yang besudut terhadap pegangannya. Alat ini digunakan untuk memegang kapas dan mengangkat benda-benda kecil dari dan ke arah kerja.
Instrumen Operative Dentistry
9
gambar : Pinset Pinset juga tersedia dalam bentuk yang dapat dikunci yang keuntungannnya dapat memegang butiran-butura kecil, pin atau guta perca pegisi saluran akar selama diinginnkan. 2. Instrumen untuk Preparasi a. Pahat Berguna sekali bagi penyelasaian tepi email kavitas. Pahat digunakan untuk membuang email yang terdukung yang timbul ketika melakukan preparasi kavitas dengan instrumen putar, dan harus digunakan sekalipun kavitas tekah dibuat dengan menggunakan bur tungsten carbide karena prisman email tak terdukung mungkin masih ada.
Gambar : Pahat sudut ganda dan Pahat pemotong tepi ginggiva
Instrumen Operative Dentistry
10
b. Eskavator Alat ini dirancang untuk mengerok dentin terkendali karena bentuk ujung pemotongnya demikian rupa sehingga tidak akan berpenetrasi terlalu dalam, hal yang sama pada penggunaan pahat untuk pembuatan bevel. Eskavator juga digunakan untuk membentuk dan memotong bahan tumpat yang masih lunak.
Gambar : Eskavator 3. Instrumen Penumpatan dan Pembentukan Tumpatan Pemampatan (plugger)
Gambar : Plastis datar Pemampatan amalgam kini mempunyai ujung yang rata agar tidak ada amalgam yang tersangkut sementara dijaman amalgam masih dicampur secara manual, pemampatan yang dipakai adalah pemampatan yang bergerigi. Plastis
Instrumen Operative Dentistry
11
untuk memasukkan, manipulasi dan membentuk bahan tumpatan plastis seperti semen, bahan tumpat sewarna gigii amalgam Pengukir
Gambar : Pengukir Hollenbach dan Ward no.2 Instrumen ini difungsikan untuk mengukir bahan tambal lunak, misalnya amalgam sebelum mengeras, atau bahan inlay sesuda mengeras. Biasanya berfungsi dikedua sisi dan telah dibuat dengan berbagai desain; dua alat yang sering digunakan yaitu: Hollenbach ½ dan Ward no. 2. Burniser
Gambar : Burniser buah pir Burnisher dapat digunakan untuk memoles, dan untuk menghilangkan goresan yang tertinggal di permukaan ukiran, ketika ukiran amalgam selesai. Amalgam Consender Amalgam
consender
Instrumen Operative Dentistry
12
digunakan dalam Konservasi gigi untuk memadatkan atau mengepak isi campuran bahan ke dalam rongga preparasi. Spatula
Gambar : Spatula
1. Semen Spatel, Untuk mengaduk semen atau fletcherdi atas mixing slab
2. Agate Spatel, Untuk mengaduk bahan tambalan silikat atau komposit
Gambar : agate spatel spatula jenis ini yang lebih keras dan agate dianjurkan untuk dipakai buat mencampur GIC. Spatula bukan metal dipakai untuk mencampur resin komposit; biasanya dibuat untuk sekali pakai dan diberikan bersama-sama dalam kemasan bahannya.
Mixing slab
Instrumen Operative Dentistry
13
Gambar Mixing slab
Untuk mengaduk fletcher, semen fosfat silikat dan tumpatan sementara
Semen stopper
Gambar: cemen stopper
Untuk memasukkan dan meratakan semen lining (basis) ke dalam kavitas. Amalgam Stopper Untuk
menekan
atau
memampat amalgam di dalam kavitas agar padat Pistol Amalgam
Gambar : amalgam pistol Untuk memasukkan amalgam ke dalam kavitas terutama untuk rahang atas Amalgam Karver
Instrumen Operative Dentistry
14
Gambar : amalgam carver Untuk mengukir atau membuat tumpatan amalgam yang disesuaikan dengan bentuk anatomi gigi yang ditumpat.
Amalgamator
Gambar : amalgamator Untuk mengaduk amalgam yang tersedia dalam bentuk kapsul Mortar dan Pestle
Gambar : Mortar dan pestle Untuk mengaduk alloy dan air raksa Matriks
Instrumen Operative Dentistry
15
Dipakai sebagai dinding sementara pada waktu penambalan kavitas kelas dua untuk dua permukaan seperti mesio oklusal, disto oklusal dan untuk tiga permukaan mesio disto oklusal. Instrumen plastis Berfungsi untuk memasukkan, manipulasi dan membentuk bahan tumpatan plastis seperti Celluloid Strip
Gambar : celluloid strip Sebagai dinding sementara penambalan sewarna gigi. 4. Penggunaan Instrumen Genggam Menurut Pickard (2002: 99) Suatu instrumen genggam dapat digunakan dalam salah satu dari tiga cara di bawah ini: 1) Pegangan pensil (pen grip) merupakan cara yang paling banyak digunakan. Cara ini memungkinkan penekanan ringan atau berat dan sangat baik dalam
Instrumen Operative Dentistry
16
mengendalikan gerak pada area yang luas. Jari tengah tengah dan jari manis bertindak sebagai pendukung.
2) Pegangan telapak tangan (palm grip). Pada cara ini instrumen dipegang diantara ibu jari dan telunjuk dan gagang instrumen terletak ditelapak tangan dan dicengkeram dengan jari-jari yang lain.
3) Pegangan jari (finger grip) merupakan modifikasi pegangan telapak tangan. Cara ini manfaatnya terbatas da dipakai jika pegangan telapak tangan tak berhasil memberikan garis akses yang benar.
2.3
Semprit Tripel
Instrumen Operative Dentistry
17
Alat ini harus ada dalam pengerjaan unit gigi. Semprit ini digunakan untuk mencuci debris dan mengeringkan gigi. Beberapa melengkapi semprit ini dengan air pemanas sehingga dapat dihasilkan suhu air dan udara sama dengan suhu tubuh. Tetapi, hal ini kini ditinggalkan karena semprit tidak mejadi sumber air yang menjadi tempat berkembang biaknya kuman.
Gambar : semprit triple 2.4
Aspirator Penting sekali membuang air dari daerah operasi. Hal ini dapat dicapai
dengan penyedot bervolume tinggi, dengan aspirator lebar, kecil atau dengan penyedot salivayang dilekatkan di selang lentur.
Instrumen Operative Dentistry
18
Gambar : Aspirator 2.5 Instrumen Isolasi Daerah Kerja Isolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Gigi yang dibasahi saliva, lidah yang mengganggu pengelihatan dan ginggiva yang berdarah adalah sedikit dari masalah masalah yang harus diatasi sebelum kerja yang di teliti dan tepat dapat dilakukan. Beberapa metode dapat digunakan untuk mengisolasi daerah kerja :
Evakuasi kecepatan tinggi (HVE)
Saliva ejektor
Gambar Saliva ejektor
Gulungan kapas dan Isolator karet
Saliva ejektor dan evakuator keceptan tinggi memiliki perbedaan:
Perbedaan
SALIVA EJEKTOR
EVAKUATOR
KECEPATAN
TINGGI Diameter 4mm
Diameter 10mm
Instrumen Operative Dentistry
19
Untuk
menghisap
saliva
yang Untuk menyerap semua air dan
tertumpuk didasar mulut
debris dari daerah kerja
Dibiarkan tergantung didasar mulut
Dioperasikan oleh asisten dokter gigi
Ujung saliva ejektor adalah bagian yang paling kritis karena terus berada didasar mulut, dibawah tekanan negatif yang konstan dan dapat menarik jaringan lunak kedalam orifisnya sehingga menimbulakn lesi yang jelek. Biasakan memiriksa ejektor untuk memastikan tidak terjadinya penutupan pada ujung ejektor, terutama menghilangkan respon respon sensori didasar mulut pasien saat melkukan anastesi lokal. Gulungan kapas untuk menyerap saliva adalah cara yang cukup efektif dalam menghasilkan isolasi jangka pendek, karena biasanya kapas harus sering diganti karena gulungan kapas yang sudah dipenuhi oleh saliva. Keuntungan pemakaian isolator karet ini adalah: a. Memberikan isolasi gigi yang sempurna dari saliva dan darah. b. Mencegah tertelannya instrumen endodontik yang digunakan. c. Daerah kerja kering dan jelas serta mudah didesenfeksi. d. Melindungi gusi, lidah dan pipi dari trauma iatrogenic (akibat tindakan operasi). e. Mempersingkat waktu perawatan yang dilakukan dokter gigi. f. Proteksi pasien dan operator selama bekerja. Sedangkan kerugiannya adalah:
Instrumen Operative Dentistry
20
a. Pasien masih merasakan sensitif atau rasa nyeri setelah pemakaian rubber dam. b. Membutuhkan biaya perawatan yang besar dan waktu aplikasi yang lama. c. Mempersulit foto rontgen. d. Dapat terjadi trauma pada papilla gingival. a. Isolator Karet (Rubber Dam ), Bahan ini harus yang baru. Setelah dalam 2-3 tahun dalam rak, isolator mudah berubah dan mudah koyak bila tertarik di atas gigi.
Keuntungan isolator karet yang tipis adalah mudah di pasang dan
memberikan rasa nyaman pada pasien.sedangkan keuntungan isolator karet tebal adalah kemampuannya menarik jaringan lunak dan daya tahannya terhadap goresan bur gigi. b. Rubber dam frame Digunakan untuk stabilisasi rubber dam pada saat penggunaan.
Gambar : rubber dam frame
c. Klem, Penjangkaran karet pada ujung distalnya dilakukan dengan klem
Instrumen Operative Dentistry
21
Gambar : Rubber dam clamps d. Rubber dam punch Membuat lobang dengan ukuran yang tepat pada material rubber dam.
Gambar: rubber dam punch e. Rubber dam forceps Untuk memperluas rubber dam clamp untuk dimasukan kedalam gigi.
Gambar : Rubber dam forceps f. Rubber dam gauze mask, Ditempatakan diantara wajah pasien dengan rubber dam untuk kenyamanan
Gambar : rubber dam gauze mask g. Cotton Rolls, untuk mengisolasi gigi dari lingkungan mulut ketika rubber dam tidak memungkinkan
Instrumen Operative Dentistry
22
Gambar : cotton rolls h. Cotton rolls holder, untuk mengambil cotton rolls
Gambar : cotton rolls holder i. Absorbent water, untuk mengontrol alir saliva ketika berdekatan dengan kelenjar parotis pada vestibulum maxilla. j. Saliva Ejektor, untuk mengurangi volume cairan di dalam oral cavitas.
Instrumen Operative Dentistry
23
k. High-volume evacuator, unutuk mengosongkan volume cairan dalam jumlah besar dan debris dari rongga mulut.
Gambar : HVE
Instrumen Operative Dentistry
24
l. Pelumas, Isolator karet lebih mudah dipasang bila digunakan pelumas.bila pelumasnya dapat larut dalam minyak dan dapat larut dalam air,akan berpenetrasi dan dengan cepat menyebabkan karet menjadi rusak. m. Pemegang Isolator Karet, Isolator katet harus di tarik umtuk mendapatkan akses yang luas ke rongga mulut. Pada dasarnya meliputi, (a).traksi servikal, dengan strap di sekeliling kepala atau leher atau (b).rangka fasialn yang menghasilkan tarikan sirkumferensial di sekeliling mulut itu sendiri. 2.6 Instrumen dan peralatan tambahan Percahayaan yang sangat baik bagi preparasi kavitas dapat diperoleh dengan sistem pencahayaan serat optik yang menghasilkam penyinaran di kepala henpis. Jenis lampu ini dapat dietmukan baik pada airotor maupun henpis kecpatan rendah. Dapat juga dipakai pencahayaan serat optik yang berdiri sendiri, atau memakai lampu operasi biasa dan sinar serat optiknya disatukan dengan kaca mulut. Sejumlah bahan restorasi komposit kini dipolimerasikan dengan sinar visibel. Sinarnya ditransmisikan dari suatu sumber melalui perantara yang bisa berupa kabel serat optik maupun gel. Kedua sistem menghasilkan cahaya dengan intensitas tertentu yang dapat merusak retina sehingga jangan langsung menyinari mata pasien, operator atau perawatnya. Dalam keadaan normal dipakai semacam kaca pelindung mata. 2.6 Pemeliharaan Instrumen
Instrumen Operative Dentistry
25
Henpis harus dibersihkan setelah dipakai dan diminyaki sesuai dengan anjuran pabriknya. Instrumen juga jangan dipanaskan pada api terbuka karena kekuatannya akan berkurang dan akan mudah sekali bengkok walau dipakai secara normal. Pahat, eskavator, dan skeler secar teratur harus diasah agar ketajaman ujung kerjanya dapat dijaga. Biasnya dilakukan secara manual dengan batu asahan (Arkansas); ini merupakan prosedur yang sulit dan rumit bagi operator yang tidak berpengalaman. Bevel pahat diletakan mendatar pada batu asahan dengan bilah memebentuk sudut 50-60 derajat. Ketajamannya diuji dengan mengerokannya pada kuku jari operator. Eskavator ditajamkan pada permukaan datarnya dengan beberapa kali gerakan menekan pada batu asahan. Skeler sabit ditajamkan disisisisnya agar ketebalannya yang cukup dapat dipertahankan sekaligus mencegah bengkoknya alat pada saat membersihkan kalkulus.
Gambar A : Menguji ketajaman Gambar B : menajamkan pahat
Instrumen Operative Dentistry
26
Gambar : alat penajam tipe oscilating, menajamkan hachet email Cara lain dengan menggunakan disk ampelas (sand paper disk) yang dipasang pada mandril. Cara ini lebih cepat, tetapi yang belum berpengalaman akan cenderung memotong terlalu banyak dan menimbulkan panas yang berlebihan sehingga akan melunakan ujung pemotong. Bur harus dicelupkan ke dalam larutan klorida benzalkonium dalam pencucian ultrasonik selama 1 menit untuk membuang debris yang melekat. Hal ini akan memeperpanjang daya potongnya terutama bagi bur intan. Bur baja atau tungsten carbide yang telah tumpul lebih baik jangan dipakai lagi demikian pula bur intan yang telah bengkok.
Instrumen Operative Dentistry
27
BAB III PENUTUP 3.1 SIMPULAN 1. Klasifikasi Menurut Kecepatan, yaitu kecepatan tinggi (100.000 – 300.000 rpm) dan kecepatan rendah (500 - 1500 rpm). 2. Klasifikasi Instrumen Putar: Bor-Bor Gigi, Alat-Alat Pengikis (Abrasif), Alat-Alat Pemoles 3. Mayoritas instrumen genggam memiliki tiga bagian, yaitu bilah (blade), tungkai (shank), dan gagang 4. Penggunaan instrumen genggam : Pegangan pensil (pen grip), Pegangan telapak tangan (palm grip), Pegangan jari (finger grip). 5. Pemeliharaan instrumen genggam: Penajaman kembali, Mensterilkan instrumen genggam. 6. Instrumen finishing : bur dan poin, disk, Lembaran abrasif 7. Instrumen akan tahan bertahun-tahun jika dipelihara dengan baik. Hendaknya pemakaian instrumen sesuai dengan gunanya, penyalahangunaan akan menyebabkan rusaknya alat, aus, atau patah. 4.1 SARAN Intrumen yang dipakai dalam konservasi gigi harus nyaman bagi pasien maupun operator dan menunjang pekerjaan operator
Instrumen Operative Dentistry
28
DAFTAR PUSTAKA Ariningrum, Ratih. 2001. “Pertimbangan-Pertimbangan yang Mendasari Segi Estetika Pada Tumpatan Komposit Gigi Anterior”. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Vol.8/no.3/2001. Bakri, Rasdiana. 2012. Operative Dentistry. [online] http://id.scribd.com/doc/ 91816019/ OPDENT-1#download. Diakses pada 9 Oktober 2013. Baum, dkk.1997. Buku Ajar Konservasi Gigi (Terjemahan: R. Tarigan). Jakarta: EGC. Carter, Lorreta M. 1943. Dental Instrument. Missouri: Mosby Company Eccles, J.D dan R.M Green. 1994. Konservasi Gigi (terjemahan Lilian Yuwono). Jakarta: Widya Medika Fatimahtuzzahro, Nadie dan Dwi kartika Apriyono. 2012. “Perkembangan Alat-alat Endodontik”. Bagian Konservasi Gigi FKG Universitas Jember. CDK-190 vol. 39 no.2 tahun 2012 Pickard H.M, dkk.2002. Manual Konservasi Restoratif menurut Pickard (terjemahan: Narlan Sumawinata). Jakarta: Widya Medika Pittford, T.R. 1993. Restorasi Gigi (terjemahan: Narlan Sumawinata). Jakarta: EGC Ulaen, Hendry. Alat Periodontal Dan Operative Dentistry [Makalah]. FKG Universitas Sam Ratulangi 2009.
Instrumen Operative Dentistry
29
Yanti, Nevi dan Lia Silvianty Nasti.2002. “Jenis Restorasi pada Pasien di Klini Gigi Bagian Ilmu Konservasi Gigi FKG USU Medan” Dentika Dental Journal vol. 7, no. 1 tahun 2002.
Instrumen Operative Dentistry
30