petunjuk mengenai kegiatan skill lab blok 15 FK ULM
nnFull description
LAPORAN KONSERVASI GIGI
NAJLA IRHAMNI PHASA/141610101056
Seorang ibu rumah tangga bernama Siti Khotijah (43 tahun) datang ke RSGM FKG Universitas Jember dengan keluhan ingin merawat gigi depan atas kiri yang berlubang. Menurut anamnesis, pasien sakit gigi sudah 2 tahun dan pernah bengkak di bibir dan pipi daerah gigi tersebut. Bengkak sering terjadi secara berulang. Gigi terasa ngilu saat minum dingin, panas, dan saat kemasukan makanan. Pada saat datang, pasien tidak mengeluhkan adanya rasa ngilu/sakit. Jika gigi ngilu, pasien meminum obat antalgin dan asam mefenamat untuk meredakan ngilu. Secara klinis, gigi berubah warna menjadi hitam. Menurut anamnesis dan penampakan klinis kli nis di atas, dapat didapatkan diagnosis sementara pada gigi yang dikeluhkan (gigi 22) yaitu pulpitis reversibel oleh karena rasa ngilu hanya jika diberikan rangsang (tidak spontan). Selain itu, dapat juga dimungkinkan diagnosis sementara lain yaitu nekrosis pulpa oleh karena perubahan warna gigi menjadi hitam. Sedangkan untuk pembengkakan yang terjadi dapat dikarenakan adanya kelainan pada jaringan periapikal dari gigi yang dikeluhkan. Untuk mendapatkan diagnosis yang pasti, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Berdasarkan pemeriksaan objektif yang telah dilakukan, didapatkan kondisi karies profunda oleh karena saat dilakukan pengukuran kedalaman karies , karies sedalam 4 mm atau telah mencapai lebih dari. Karies yang terjadi adalah karies kelas III karena karies di bagian distal dan mesial gigi 22. Vitalitas dari gigi 22 didapatkan hasil bahwa gigi 22 pasien masih dalam keadaan vital karena hasil tes vitalitas positif (tes panas dan tes dingin positif). Dengan demikian, salah satu diagnosis sementara yaitu nekrosis pulpa dapat dianggap salah karena setelah dilakukan pembersihan jaringan karies, sisa j aringan keras gigi yang belum mengalami karies sangat sedikit, hal ini menunjukkan perubahan warna gigi menjadi hitam tersebut disebabkan oleh karena luasnya daerah yang mengalami karies sehingga meniggalkan hanya sedikit jaringan keras gigi yang membuat gigi terlihat berwarna lebih gelap. Pada pemeriksaan jaringan periodontal dan periapikal tidak ditemukan adanya kelainan karena tidak ti dak ada respon sakit pada saat dilakukan tes tekan maupun tes perkusi. Hal ini menunjukkan bahwa pembengkakan yang pernah terjadi pada pasien ini dimungkinkan dimungkinkan terjadi tidak kerena kerena gigi yang dikeluhkan (gigi 22) tetapi bisa oleh karena gigi-gigi rahang atas lainnya. Dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa diagnosis akhir gigi 22 dari pasien tersebut adalah pulpitis reversibel oleh karena gigi 22 masih vital dan terasa sakit bila diberikan rangsang. Untuk mengetahui kedalaman serta keadaan jaringan periapikal gigi 22, telah dilakukan pemeriksaan radiografi dan didapatkan karies pada gigi 22 belum sampai perforasi, dengan kata lain pulpa dari gigi 22 tersebut masih sehat (belum terinfeksi) sehingga diagnosis sementara nekrosis pulpa sudah jelas dapat disalahkan oleh karena kondisi jaringan pulpa masih utuh. utuh. Pada jaringan periapikal gigi 22 juga ju ga tidak didapatkan gambaran abnormal (radiolusensi abnormal). Dengan gambaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembengkakan yang dialami pasien memang bukan disebabkan oleh karena gigi gigi 22 tersebut. Dari pemeriksaan dan diagnosis di atas, dapat diberikan rencana perawatan pada gigi 22 yaitu berupa pulpektomi. Alasan diberikan rencana perawatan pulpektomi adalah karena sisa mahkota yang tidak memungkinkan bila hanya dilakukan tumpatan plastis. Sisa mahkota yang sedikit, membutuhkan retensi dari saluran akar sehingga dilakukan perawatan pada saluran akar gigi 22 berupa pulpektomi walaupun pulpitis yang diderita pasien masih pulpitis reversibel. Setelah perawatan pulpektomi, dapat dibuatkan mahkota pasak pada gigi 22 untuk mengembalikan fungsi mastikasi gigi. Selain perawatan tersebut, juga dilakukan DHE karena berdasarkan odontogram, pasien tersebut memiliki resiko karies yang tinggi. Dengan dilakukannya DHE diharapkan dapat mencegah terjadinya karies pada gigi-gigi lainnya